• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN

FISKAL

REGIONAL

Triwulan III

Triwulan III

Triwulan III

2019

(3)

DAFTAR ISI

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS INDIKATOR EKONOMI REGIONAL ... 1

A. Produk Domestik Regional Bruto ... 1

B. Inflasi... 3

C.Indikator Kesejahteraan ... 4

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ... 6

A. Pendapatan Negara ... 6

B. Belanja Negara... 8

C.Prognosis Realisasi APBN ... 12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ...13

A. Pendapatan Daerah ... 14

B. Belanja Daerah... 17

C.Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun ... 18

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ...19

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ... 19

B. Pendapatan Konsolidasian ... 19

C.Belanja Konsolidasian ... 21

D.Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 22

(4)

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS INDIKATOR EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto

Pada triwulan ke III tahun 2019, pemulihan ekonomi Kaltim masih terus berjalan. Pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2019 secara year on year maupun quarter to quarter sedikit lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya mencapai 6,89 persen (y-on-y) dan secara q-to-q tercatat 1,48 persen.

Angka pertumbuhan yang

menghasilkan nominal PDRB sebesar Rp164,42 triliun (ADHB) dan Rp123,05 triliun (ADHK) tersebut secara q-to-q masih jauh dibawah pertumbuhan Nasional sebesar 3,06 persen, namun secara y-on-y sedikit lebih tinggi dari nasional yang mencapai 5,02 persen. Pertumbuhan ekonomi di Kaltim baik secara y-on-y maupun q to q tidak lagi menjadi yang terendah dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan, bahkan untuk pertumbuhan year on year berhasil menjadi yang tertinggi. Sementara itu, secara q-to-q di Kalimantan Barat dengan pertumbuhan sebesar 6,01 persen merupakan yang tertinggi.

Sektor pertambangan pada periode ini kembali menunjukkan superioritasnya dalam

Laju pertumbuhan ekonomi dan struktur perekonomian Triwulan III 2019 di Pulau Kalimantan

Kalbar 16,61% Kalteng 11,43% Kalsel 14,50% Kaltim 50,13% Kaltara 7,33% 6,01 1,66 5,16 1,48 1,25 4,95 5,31 3,71 6,89 6,53

Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara

q to q y on y

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur

Grafik PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi

165,2 163,9 164,4 121,1 121,2 123,1 5,36 5,43 6,89 0,9 0,14 1,48 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 TW III 2017 TWIV 2017 TW I 2018TW II2018TW III2018 TWIV 2018 TW I 2019 TW II2019TW III2019 ADHB ADHK

Growth yoy (%) Growth q to q (%)

(5)

pertumbuhannya setelah sekian lama mengalami kontraksi dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi sebesar 5,26 persen, lebih tinggi dari triwulan I dan triwulan II. Pertumbuhan tersebut terjadi ditengah penurunan harga batubara sehingga dapat diduga bahwa pertumbuhan lebih disebabkan karena peningkatan produksi. Berdasarkan Harga Batubara Acuan (HBA) dari Kementerian ESDM, rata-rata HBA pada triwulan III 2019 sebesar 70,13 US$ dan merupakan rata-rata terendah dalam 3 tahun terakhir. Angka tersebut mengalami penurunan signifikan sebesar 35,64 US$ dari harga acuan triwulan III 2018 sebesar 105,76 US$ yang merupakan rata-rata tertinggi selama 6 tahun terakhir. Sementara itu, pada triwulan ini, kontraksi terjadi pada sektor jasa keuangan namun tidak secara signifikan memperlambat ekonomi karena hanya berdampak sebesar 0,01 persen.

Jika dilihat menurut pengeluaran, porsi terbesar pembentuk PDRB Triwulan III 2019 masih berasal dari komponen ekspor LN di mana kegiatan tersebut membentuk 35,88 persen dari total PDRB. Bahan Bakar Mineral, khususnya Batubara merupakan komoditi utama dalam kegiatan ekspor di Kaltim yang mencapai 90,38 persen dari keseluruhan angka ekspor Kaltim (Berita Resmi Statistik, Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Timur,

11,46 0,46 1,63 9,27 3,16 5,26 0,03 0,35 0,51 0,2202 4 6 8 10 12 14 0 10 20 30 40 50 60 70

PDRB ADHK TW III 2018 PDRB ADHK TW III 2019

Growth (yoy) Kontribusi

%

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

Grafik Struktur PDRB dan Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha

Grafik Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Menurut Pengeluaran

35,88 24,24 27,59 16,83 8,80 3,68 0,50 0,07 15,94 -26,35 3,18 3,1 -27,54 7,74 6,67 0 Ekspor Luar Negeri

Net Ekspor AD PMTB Konsumsi RT Impor Luar Negeri Konsumsi Pemerintah Konsumsi LNPRT Perubahan Inventori

Distribusi Pertumbuhan

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur

7,57 -7,01 0,81 0,46 -4,95 0,22 0,03 -0,14 Kontribusi

(6)

September 2019). Dengan distribusi yang sangat besar, komponen ekspor LN akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan III komponen ekspor LN mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 15,94 persen (y-on-y) dan dapat memberikan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,57 persen di Kalimantan Timur.

B. Inflasi

Mengawali triwulan III tahun 2019 tingkat inflasi tercatat berada pada 0,30 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi nasional pada angka 0,31 persen. Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi pada Kota Samarinda sebesar 0,59 persen, lebih tinggi dari Kota Balikpapan yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,08 persen.

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 1,96 persen dan diikuti oleh kelompok Kesehatan di angka 0,62 persen. Inflasi pada kelompok ini merupakan dampak dari tahun ajaran baru seluruh sekolah di Kaltim. Inflasi yang terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tersebut mempunyai andil terbesar yaitu 0,129 persen. Meskipun inflasi pada kelompok

0,30 (0,19) (0,27) -2,5 -1,5 -0,5 0,5 1,5 2,5

Juli Agst Sept

BaMa MaMin Perum & Utilities Sandang Kesehatan Dik, Rek & OR Trans & Kom Inflasi Grafik Kelompok Penyumbang Inflasi Triwulan III 2019

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

Grafik Tingkat Inflasi Kaltim dan Nasional s.d Triwulan III 2019

-1,0% -0,5% 0,0% 0,5% 1,0% 1,5% Apr

17Mei17Jun17 Jul17 Agt17Sep17 Okt17Nov17Des17Jan18Feb18Mar18Apr18Mei18Jun18 Jul18Agt18Sep18 Okt18Nov18Des18Jan19Feb19Mar19 Apr19Mei19Jun19 Jul19 Agt19Sep19

(7)

lebih rendah dari kelompok Bahan Makanan yang memiliki andil sebesar 0,065 persen yang merupakan kelompok dengan sumbangan terbesar kedua.

Memasuki bulan Agustus, Kaltim mulai mengalami deflasi tercatat sebesar 0,19 persen. Deflasi yang terjadi di kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 1,24 persen berpengaruh besar pada deflasi sebesar 0,217 persen. Penurunan tarif angkutan udara yang disebabkan pengaruh low season menjadi faktor utama terjadinya deflasi pada kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Pada bulan terakhir periode laporan, tingkat deflasi Kaltim semakin meningkat pada tingkat 0,27 persen. Pada periode ini, deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,01 persen menjadi faktor penentu terjadinya deflasi .

C. Indikator Kesejahteraan

Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2019 berada pada angka 5,94 persen, sedikit di bawah target RPJMD 2018-2023 yang ditetapkan sebesar 6,00 persen. Penurunan tingkat kemiskinan tersebut tergambar dari jumlah penduduk miskin yang berkurang sekitar 2.470 orang dibanding periode September 2018. Perkembangan tersebut menyebabkan penurunan jumlah penduduk miskin dari semula sebanyak 222,39 ribu jiwa menjadi 219,92 ribu jiwa.

Penurunan tingkat kemiskinan tersebut terjadi di tengah penurunan Nilai Tukar Petani (NTP). Pada bulan September 2018, NTP berada pada angka 95,59 dan meningkat pada bulan Maret 2018 menjadi 94,95 . Selain itu garis kemiskinan di Kaltim mengalami kenaikan sebesar 1,83 persen dari Rp598.200 di bulan September 2018 menjadi Rp609.155 di bulan Maret 2019.

Kontribusi komoditas pangan terhadap garis kemiskinan pada September 2018 sebesar 70,13 persen, sedangkan pada Maret 2019 sedikit mengalami kenaikan menjadi 70,45 persen. Hal ini selaras dengan kondisi nasional dimana pada bulan Maret 2019 kontribusi komoditas pangan meningkat menjadi 73,66 persen dari 73,54 persen pada September 2018. Sementara itu, 3 penyumbang terbesar komoditi makanan terhadap garis kemiskinan baik pada perkotaan maupun pedesaan adalah beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras. Ketiga komoditi ini masing-masing menyumbang 34,15 persen untuk

212,89 209,99 212,92 211,24 220,17 218,67 218,9 222,39 219,92 6,03 5,94

Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Mar 18 Sept 18 Mar 19

∑ Penduduk Miskin Tk. Kemiskinan (%) Grafik Tingkat Kemiskinan Kaltim

(8)

perkotaan dan 38,62 persen di pedesaan. Di sisi lain, perumahan, listrik, bensin dan pendidikan merupakan kontributor terbesar di sektor non pangan masing-masing sebesar 20,51 persen di perkotaan dan 16,77 persen.

Selain persentase dan jumlah penduduk miskin, indikator kesejahteraan juga harus memperhatikan Indeks Kedalaman Kemiskinan, yaitu ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, dan Indeks Keparahan Kemiskinan yaitu gambaran mengenai kesenjangan pengeluaran di antara sesama penduduk miskin. Semakin rendah angka indeks, menunjukkan kondisi yang lebih baik.

Pada bulan Maret 2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 0,146 persen dari September 2018 menjadi 0,910. Kondisi ini menunjukkan rata-rata pengeluaran penduduk miskin menurun, menjauhi garis kemiskinan, sehingga sulit untuk keluar dari kategori miskin. Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami kenaikan dari 0,148 di bulan September 2018 menjadi 0,210 pada bulan Maret 2019. Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran antar

sesama penduduk miskin bertambah. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2019 tercatat 6,09 persen atau sekitar 110,57 ribu dari 1,81 juta orang angkatan kerja, sedikit turun 0,51 persen dibanding kondisi Agustus 2018. TPT pada bulan Februari ini masih jauh di atas tingkat pengangguran nasional sebesar 5,28 persen. Penurunan tingkat pengangguran ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Pada triwulan III tahun 2019, Kalimantan Timurberhasil membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,89 persen (yoy).

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

6,90 6,66 5,13 5,01 0 2 4 6 8 10 Feb

15 Agst15 Feb16 Agst16 Feb17 Agt 17 Feb18 Agt 18 Feb19 Agt 19 %

TPT Kaltim TPT Nasional

Grafik Perkembangan Tingkat Pengangguran

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur

0,764 0,91

0,148 0,21

Sept 14 Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Mar 18 Sept 18 Mar 19

Index Kedalaman Index Keparahan

Grafik Indeks Kedalaman & Indeks Keparahan Kemiskinan

(9)

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Tabel Pagu dan Realisasi APBN Triwulan II 2018 - 2019

(Miliar Rp)

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 20.271,66 13.973,40 22.678,98 14.888,84

1. Penerimaan Pajak 18.870,37 12.747,96 21.609,18 13.728,95

2. PNBP 1.401,29 1.225,44 1.069,81 1.159,89

B. BELANJA NEGARA 29.390,33 19.632,39 33.274,51 22.820,13

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 9.661,31 5.631,08 9.569,27 5.528,19

1. Belanja Pegawai 2.826,68 2.104,08 2.971,14 2.292,62

2. Belanja Barang 3.924,65 2.192,85 3.442,94 2.125,04

3. Belanja Modal 2.900,32 1.328,30 3.141,43 1.102,95

4. Belanja Bantuan Sosial 9,66 5,86 13,77 7,59

II. TRANSFER KE DAERAH DAN 19.729,02 14.001,31 23.705,24 17.291,94

DANA DESA

1. Transfer ke Daerah a. Dana Perimbangan

1) Dana Alokasi Umum 5.134,62 4.276,43 5.510,71 4.575,10

2) Dana Bagi Hasil 10.838,44 7.233,94 13.973,00 10.359,18

3) Dana Alokasi Khusus 2.902,00 1.948,50 3.154,41 1.644,79 b. Dana Insentif Daerah 122,25 108,38 197,00 179,70

2. Dana Desa 731,71 434,07 870,12 533,17

C. SURPLUS DEFISIT (9.118,67) (5.658,99) (10.595,53) (7.931,29)

Triwulan III Tahun 2018 Triwulan III Tahun 2019

Uraian

Sumber : OmSPAN, Kanwil DJP Kaltim Kaltara, Kanwil DJBC Kalbagtim diolah. A. Pendapatan Negara 1. Penerimaan Perpajakan Realisasi penerimaan perpajakan tercatat Rp13,73 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 7,70 persen, dibandingkan realisasi

periode yang sama tahun

2018 sebesar Rp12,75

triliun. Namun, persentase realisasi mengalami sedikit penurunan, pada triwulan III 2019 realisasi mencapai 63,53 persen dibanding capaian 67,56 persen pada tahun 2018. PPh dan PPN masih menjadi kontributor utama realisasi penerimaan pajak. Sampai dengan akhir periode laporan, penerimaan PPh mencapai 69,08 persen dari

Grafik Realisasi Penerimaan Pajak Triwulan III Tahun 2019

Sumber : Kanwil DJP Kaltim Kaltara & Kanwil DJBC Kalbagtim

69,08 55,01 46,32 48,06 68,34 111,88 42,57 20 40 60 80 100 120 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 M iliar Rp

(10)

target atau setara Rp9,08 triliun, sedangkan realisasi PPN mencapai 55,01 persen atau sebesar Rp3,64 triliun.

Jika dilihat tren realisasi, maka secara umum terjadi kenaikan nominal penerimaan, kecuali Pajak Lainnya dan Bea Keluar.

a) Pajak Penghasilan

Realisasi penerimaan PPh pada Triwulan III tahun 2019 tercatat mengalami sedikit peningkatan sebesar Rp884,64 miliar menjadi Rp9,08 triliun dibanding Triwulan III tahun 2018. Kontributor terbesar PPh adalah Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar Rp2,31 triliun, Kota Balikpapan sebesar Rp1,99 triliun, dan Kota Samarinda sebesar Rp1,74 triliun. Ketiga kabupaten/kota ini menyumbang Rp6,05 triliun atau 66,67 persen dari total realisasi PPh.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) & Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Realisasi penerimaan PPN dan PPnBM pada Triwulan III tahun 2019 sebesar Rp3,64 triliun, mengalami peningkatan sebesar Rp142,33 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kota Balikpapan dan Kota Samarinda menjadi kontributor terbesar, masing-masing sebesar Rp1,63 triliun dan Rp1,32 triliun. Sampai dengan 30 September 2019, terdapat daerah yang membukukan angka pengembalian (restitusi) PPN lebih besar dari realisasi penerimaan sehingga mengakibatkan angka realisasi total minus yaitu Kabupaten Kutai Barat sebesar (Rp3,61 miliar).

c) Penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukai

Realisasi penerimaan Bea dan Cukai pada Triwulan III tahun 2019 sebesar Rp456,13 miliar atau 69,12 persen dari target tahun 2019. Penerimaan tersebut

6. 97 0, 82 2. 84 4, 41 23 3, 19 87 ,0 8 34 3, 55 23 ,4 7 -8. 19 4, 43 3. 49 3, 80 43 3,1 8 11 4, 93 50 2, 08 9, 09 0, 45 9. 07 9, 06 3. 63 6, 13 47 3, 53 84 ,1 1 44 2, 15 13 ,6 8 0, 30 P P H P P N & P P N B M P B B P A J A K L A I N N Y A B E A M A S U K B E A K E L U A R C U K A I

Tw III 2017 Tw III 2018 Tw III 2019

Grafik Perbandingan Realisasi Pajak Triwulan III 2017 s.d. 2019 (Miliar Rp)

(11)

terdiri dari Bea Masuk sebesar Rp442,15 miliar dan Bea Keluar senilai Rp13,67 miliar. Sementara itu, penerimaan cukai hanya sebesar Rp295,61 juta.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Realisasi PNBP sampai dengan Triwulan III tahun 2019 sebesar Rp1,16 triliun mengalami sedikit penurunan sebesar 5,35 persen dari realisasi periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp1,23 triliun. PNBP yang tercatat di wilayah Kaltim hanya terdiri dari 2 jenis, yaitu PNBP Lainnya dan PNBP Badan Layanan Umum. Mayoritas PNBP Lainnya bersumber dari Pendapatan Jasa Transportasi,

Komunikasi dan Informatika dapat terealisasi senilai Rp543,20 miliar dan mencatatkan kontribusi sebesar 46,83 persen total realisasi PNBP.

Sementara itu, dari 4 satker BLU, baru 3 satker yaitu Universitas

Mulawarman, RS

Bhayangkara Balikpapan dan Bandara Kalimarau menyumbangkan pendapatan sebesar Rp223,20 miliar. Sementara itu, Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur baru menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU pada tahun 2019 yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor 355/KMK.05/2019.

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja sampai akhir

September 2019 secara

keseluruhan masih berada

pada level 57,77 persen. Realisasi tertinggi tercatat pada jenis Belanja Pegawai yang sudah direalisasikan sebesar 77,16 persen dari pagu. 223,20; 19,24% 6,84; 0,59% 166,01; 14,31% 110,06; 9,49% 77,22; 6,66% 543,20; 46,83% 1,96; 0,17% 7,05; 0,61% 3,42; 0,30% 20,94; 1,81% Pendapatan BLU Pengelolaan BMN

Adm & penegakan hukum

Kesehatan, perl. Sosial & keagamaan

Dikbud dan ristek

Jasa trans & kominfo

Jasa lainnya

Bunga, peng. Rekening & keuangan

Denda

Grafik Struktur Penyumbang PNBP Lainnya Triwulan III 2019

Sumber : LRA LKPK Triwulan III, OMSPAN, diunduh 21 Oktober 2019, diolah.

Grafik Persentase Realisasi Belanja Triwulan III 2019

77,2% 61,7% 35,1% 55,1%

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agt Sep

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bansos Sumber : LRA LKPK Triwulan III, OMSPAN, diunduh 21 Oktober 2019, diolah.

(12)

Belanja Modal mencatatkan realisasi yang paling rendah pada angka 35,11 persen. Sementara itu Belanja Bantuan Sosial yang pada triwulan I masih belum terealisasi meningkat signifikan menjadi 55,09 persen yang digunakan untuk pemberian beasiswa bidik misi di IAIN Samarinda, program Indonesia pintar untuk santri, pemberdayaan komunitas adat terpencil dan bantuan usaha ekonomi produktif bagi kelompok penerima manfaat oleh Dinas Sosial Provinsi Kaltim. Bantuan Sosial dialokasikan untuk 2 kementerian yaitu Kementerian Agama sebesar Rp5,50 miliar dan Kementerian Sosial senilai Rp8,27 miliar.

Sampai dengan akhir periode, masih terdapat 5 satker yang belum merealisasikan alokasi anggaran. Penyebab belum terealisasinya pagu pada satker selain Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim diduga karena DIPA baru diterima pada triwulan III. Sementara itu, kondisi yang terjadi pada Sekretariat Daerah Provinsi

Kaltim kemungkinan

disebabkan karena kegiatan rapat koordinasi tugas pembantuan belum dilaksanakan.

a) Belanja Barang

Pagu terbesar belanja barang diperuntukkan untuk belanja operasional yang mencapai Rp824,64 miliar, dengan angka realisasi sebesar Rp580,14 miliar atau 70,35 persen dari pagu. Belanja barang dengan alokasi paling kecil adalah belanja barang persediaan yang hanya sebesar Rp112,54 miliar. Pagu Belanja perjalanan dinas tercatat hanya sebesar 15,41

(Juta Rp)

Satker Pagu

Sekretariat Daerah Provinsi Kaltim 206,77 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Paser 258,22 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kab.

Kutai Timur

2.205,00 Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kab. Kutai

Timur

4.000,00 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Kab.

Kutai Barat

4.410,00

Sumber : LRA LKPK Triwulan III, OMSPAN, diunduh 21 Oktober 2019, diolah. 70,4% 59,5% 58,2% 57,3% 60,2% 62,5% 59,1% 50,7% 0% 20% 40% 60% 80% 200 400 600 800 1.000Miliar Rp Pagu Real

Grafik Realisasi Belanja Barang Triwulan III 2019 per Klasifikasi Belanja

Sumber : LRA LKPK Triwulan III, OMSPAN, diunduh 21 Oktober 2019, diolah.

(13)

persen dari pagu belanja barang atau Rp530,57 miliar dan sudah dipergunakan 62,52 persen.

b) Belanja Bantuan Pemerintah

Realisasi belanja bantuan pemerintah baru mencapai 50,69 persen atau Rp127,02 miliar sampai dengan triwulan III. Alokasi terbesar berada pada Kementerian PU-Pera sebesar Rp171,25 miliar dan Kementerian Pertanian sebesar Rp38,67 miliar. Dana ini dipergunakan untuk peningkatan kualitas rumah swadaya, penyediaan rumah susun, penyediaan benih dan bibit, pembangunan irigasi pertanian serta pengadaan peralatan pertanian.

c) Belanja Modal

Belanja modal terbesar dialokasikan kepada satker di Kementerian PU-Pera yang mencapai Rp2,18 triliun atau 69,39 persen dari total belanja modal. Sampai dengan akhir periode laporan, realisasi belanja mencapai Rp715,34 miliar atau 32,82 persen.

Alokasi dana yang sangat besar tersebut disediakan untuk beberapa proyek pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan jalan tol Balikpapan - Samarinda, pembangunan jembatan Pulau Balang, preservasi-rekonstruksi-pemeliharaan dan peningkatan jalan nasional, serta pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

Alokasi belanja modal terbesar kedua pada satker Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mencapai Rp332,45 miliar, untuk pembangunan sarana dan prasarana perguruan tinggi di Kalimantan Timur, antara lain Universitas Mulawarman, Institut Teknologi Kalimantan dan Politeknik Samarinda.

2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa

Dana Perimbangan tahun 2019 yang dialokasikan ke Kaltim senilai Rp23,71 triliun. Sampai dengan tanggal 30 September 2019 secara rata-rata realisasi penyaluran dana Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah mencapai

32,8% 17,4% 60,1% 68,9% 36,4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 500 1.000 1.500 2.000 2.500Miliar Rp Pagu Realisasi %

Sumber : LRA LKPK Triwulan III, OMSPAN, diunduh 21 Oktober 2019, diolah.

Grafik Realisasi Belanja Modal Terbesar s.d Triwulan III 2019

(14)

72,95 persen. Realisasi tertinggi tercatat ke Kota Bontang sebesar 75,01 persen sedangkan realisasi terendah ke Kab. Kutai Kartanegara sebesar 68,76 persen.

DAK Fisik dan Dana Desa

Sampai dengan akhir triwulan III tahun 2019 telah disalurkan DAK Fisik sebesar Rp370,94 milyar. Penyaluran DAK Fisik tersebut merupakan penyaluran untuk tahap I dan sebagian tahap II. Pada tahap I terdapat 5 Bidang DAK Fisik pada 4 pemerintah daerah yang gagal salur senilai Rp2,94 miliar.

Sementara itu, sampai dengan 30 September 2019 baru disalurkan Dana Desa tahap I dan Tahap II. Penyaluran telah dilakukan untuk semua kabupaten yang ada di Kalimantan Timur sebesar Rp512,65 milyar atau 58,92 persen dari alokasi Dana Desa.

3. Pengelolaan BLU

Dilihat dari tingkat kemandirian BLU, yaitu perbandingan sumber pendanaan PNBP dan RM, baru Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan yang dapat dikategorikan sebagai BLU yang mandiri dengan persentase 89,43 persen. Sementara itu, Universitas Mulawarman dan Bandara Kalimarau belum mandiri karena masih dibawah 65 persen yaitu 51,28 persen dan 38,79 persen. Sementara itu, ketiga BLU tersebut mengalami penurunan nilai aset. Penurunan paling besar terjadi di RS Bhayangkara yang mencapai 4,46 persen, sedangkan Universitas Mulawarman di angka 0,34 persen dan Bandara Kalimarau sebesar 2,97 persen. Sementara itu, Politeknik Kesehatan Kalimantan Timur baru ditetapkan sebagai satker BLU pada pertengahan tahun 2019.

(Miliar Rp)

Satker BLU Aset

Des 2018

Aset Sep 2019

BLU RM Total

Pagu Real Pagu Real Pagu Real

Universitas Mulawarman 5.318,51 5.387,10 213,83 121,43 203,16 134,22 416,99 255,65

RS Bhayangkara 47,28 45,67 28,00 16,35 3,31 3,02 31,31 19,37

Nilai Aset dan Keuangan BLU Triwulan III 2019

72,7% 71,4% 74,0% 73,3% 77,3% 73,7% 68,8% 73,8% 74,0% 73,2% 75,0% Kaltim Paser Berau Kubar Kutim PPU Kukar Mahulu Samarinda Balikpapan Bontang

Grafik Penyaluran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa s.d Triwulan III 2019

Sumber : LRA LKPK Triwulan III, OMSPAN, diunduh 21 Oktober 2019, diolah.

(15)

4. Manajemen Investasi Pusat

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai dengan akhir periode sebesar Rp982,17 miliar diberikan kepada 25.999 debitur yang tersebar di wilayah Kaltim. Penyaluran dan debitur terbanyak pada Kab. Kutai Kartanegara sebesar Rp200,47 miliar kepada 4.943 debitur.

C. Prognosis Realisasi APBN

Untuk memperoleh prognosis yang relatif mendekati kenyataan, maka beberapa hal telah dipertimbangkan dan diperhitungkan, antara lain:

1) Data historis capaian realisasi pendapatan sejak tahun 2013 sampai 2018 berturut-turut tercatat 93,6% - 83,7% - 72,7% - 68,7% - 87,88% dan 97,85%. 2) Data historis capaian realisasi belanja yang tercatat relative stabil sejak tahun

2013 sampai 2018 berturut-turut 84,6% - 85,8% - 85,2% - 85,8% - 94,07% dan 92,88%.

3) Perkiraan realisasi belanja yang bersifat kontraktual berdasarkan data ADK kontrak yang telah diterima KPPN.

Tabel Perkiraan Realisasi APBN s.d. Triwulan IV 2019

(Miliar Rp) Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan III Perkiraan Realisasi s.d.Triwulan IV Nominal % Nominal % Pendapatan Negara 22.657,03 14.888,83 65,65 20.869,14 92,11 Belanja Negara 33.274,51 22.820,13 68,58 31.985,16 97,36 Surplus/Defisit (10.196,61) (7.931,29) 74,86 (11.116,02) 109,02 187.468,00 336.025,00 144.753,00 58.451,00 99.836,00 99.775,00 298.547,00 318.146,00 80.851,00 2.752,00 280,00 Kab. Paser Kab. Kukar Kab. Berau Kab. Kutai Barat Kab. Kutai Timur Kab. PPU Kota Balikpapan Kota Samarinda Kota Bontang Kab. Mahulu Kalimantan Timur Akad (juta Rp) 4.699 11.342 2.841 1.660 2.388 3.013 7.151 9.944 2.006 27 5 Jumlah Debitur

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat di Kalimantan Timur

(16)

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Hingga akhir Triwulan III 2019, pendapatan daerah yang terealisasi secara agregat mencapai Rp25,19 triliun atau 67,80 persen dari target. Tingkat realisasi pada periode ini, secara nominal mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp18,74 triliun atau 70,98 persen.

Pada periode yang sama, alokasi belanja dan transfer seluruh pemerintah daerah di

Kalimantan Timur hanya terealisasi sebesar Rp19,44 triliun atau 46,42 persen dari pagu. Capaian ini menurun dibandingkan periode tahun lalu yang terealisasi 56,43 persen.

Tabel Realisasi APBD Triwulan III 2018-2019

(Miliar Rp)

URAIAN Triwulan III 2018 Triwulan III 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi %

PENDAPATAN 26.399,30 18.738,97 37.126,96 25.186,77 67,80

PAD 6.736,35 4.837,97 8.346,91 6.161,13 73,81

Pajak daerah 4.399,69 3.577,52 5.906,72 4.383,81 74,22

Retribusi daerah 227,83 112,26 193,74 118,99 61,42

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan 340,10 282,31 301,59 335,23 111,15 Lain-Lain PAD Yang Sah 1.768,72 865,88 1.944,86 1.323,10 68,03

Pendapatan Transfer 18.915,49 13.718,66 27.732,73 18.666,01 67,31

Dana Bagi Hasil 10.221,13 7.195,93 13.723,42 9.875,51 71,96

Dana Alokasi Umum 5.134,62 4.161,13 5.508,57 4.375,90 79,44

Dana Alokasi Khusus 2.983,72 2.013,75 3.202,01 1.586,05 49,53

Dana Insentif Daerah 122,25 83,00 201,81 225,83 111,91

Dana Desa 448,83 262,14 625,76 389,91 62,31

Transfer / Bantuan Keuangan Pemprov 4,94 2,71 4.471,17 2.212,80 49,49

Lain-lain Pendapatan yang sah 747,47 182,31 1.047,32 359,63 34,34

BELANJA 26.369,16 14.636,29 37.919,11 17.423,33 45,95 Belanja Pegawai 9.843,11 6.514,65 11.111,09 6.950,73 62.56 Belanja Barang 7.260,91 3.560,65 10.584,43 4.637,11 43,81 Belanja Modal 7.673,29 3.457,55 11.207,19 3.307,78 29,51 Belanja Bunga - - 42,58 20,19 47,42 Belanja Subsidi 10,71 2,50 11,63 1,80 15,51 Belanja Hibah 1.464,06 1.075,94 1.413,57 795,60 56,28

Belanja Bantuan sosial 66,71 10,54 102,68 49,41 48,12

Belanja Bantuan Keuangan - - 3.368,01 1.655,17 49,14

Belanja Tidak Terduga 50,36 14,45 77,93 5,53 7,10

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 1.532,24 1.107,50 3.969,69 2.020,37 50,89

BELANJA & TRANSFER 27.901,40 15.743,79 41.888,80 19.443,70 46,42

SURPLUS/DEFISIT (1.502,10) 2.995,18 (4.761,85) 5.743,07 (120,61)

PEMBIAYAAN 1.891,34 744,22 4.449,93 2.762,92 62,09

PENERIMAAN PEMBIAYAAN 1.987,83 753,47 4.820,80 2.805,15 58,19

PENGELUARAN PEMBIAYAAN 96,49 9,25 370,87 42,23 11,39

SILPA 389,24 3.739,40 (311,91) 8.505,99 (2.727,03)

(17)

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pada triwulan III 2019, realisasi PAD mencapai Rp6,16 triliun atau 73,81 persen dari target. Nilai ini secara nominal maupun persentase tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp4,84 miliar atau 71,82 persen. Jika dilihat lebih rinci, Komponen PAD yang mencatatkan realisasi tertinggi secara nominal berasal dari Pajak Daerah sebesar Rp4,38 triliun, sedangkan retribusi daerah mempunyai nominal realisasi terendah sebesar Rp118,99 milyar. Adapun tingkat persentase realisasi tertinggi dicatatkan komponen Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yaitu sebesar 111,15 persen, sementara Retribusi Daerah dengan persentase 61,42 persen merupakan persentase terendah.

Komposisi PAD pada Triwulan III 2019 tidak jauh berbeda dengan komposisi pada periode yang sama di tahun lalu. Komponen Pajak Daerah dan Lain-lain PAD yang Sah mempunyai kontribusi yang sangat besar pada pendapatan daerah masing-masing 71,15 persen dan 21,47 persen. Namun demikian, kedua komponen tersebut mengalami kondisi yang berbeda, Pajak Daerah dengan kontribusi tertinggi mengalami sedikit penurunan sebesar 2,80 persen, sedangkan di sisi lain Lain-lain PAD yang Sah meningkat 3,57 persen.

Grafik Komposisi Agregat Pendapatan Asli Daerah s.d. Triwulan III 2018-2019 0,7 0,7 0,8 0,7 0,6 0,9 1,2 0,7 0,3 0,8 0,4 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% 140,00% 0,00 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00

Realisasi 2018 Realisasi 2019 % realisasi 2019

%

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Grafik Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Triwulan III 2018 - 2019 73,95% 71,15% 2,32% 1,93% 5,84% 5,44% 17,90% 21,47% 0,00 2.000,00 4.000,00 6.000,00 8.000,00 2018 2019

Lain-lain PAD yang sah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Retribusi Daerah Pajak Daerah m ili ar Rp

(18)

a) Penerimaan Pajak Daerah

Total Pajak Daerah yang terhimpun pada triwulan III tahun 2019 mencapai sebesar Rp4,38 triliun atau 74,22 persen dari target. Sebesar Rp3,39 triliun atau 77,22 persen dari total realisasi pajak daerah bersumber dari Pemprov Kalimantan Timur. Namun secara persentase realisasi terhadap target, capaian tertinggi dicatatkan Kabupaten Kutai Barat sebesar 103,10 persen. Jika sumber pajak daerah tidak memperhitungkan penerimaan dari Pemprov Kalimantan Timur, maka daerah dengan penyumbang pajak daerah terbesar berasal dari Kota Balikpapan.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Sampai dengan akhir bulan September 2019, realisasi di seluruh Pemerintah Daerah se Kalimantan Timur baru mencapai Rp118,99 miliar atau sebesar 61,42 persen dari target. Realisasi pada periode ini mengalami kenaikan sebesar 6 persen atau Rp6,73 miliar dari penerimaan sampai dengan triwulan III di tahun yang lalu.

Berbeda dengan Pajak Daerah, nominal realisasi retribusi daerah terbesar tercatat di wilayah perkotaan yaitu di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda masing-masing sebesar Rp38,26 miliar dan Rp26,21 miliar. Hal ini sangat wajar karena sebagian besar aktifitas perekonomian yang dikenakan pajak daerah dan retribusi daerah berlokasi di wilayah perkotaan.

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Grafik Realisasi Penerimaan Pajak Daerah se Kaltim Triwulan III 2018 - 2019

0% 50% 100% 150% 200% 1.000 2.000 3.000 4.000 Bil lion s

Realisasi 2018 Realisasi 2019 % realisasi 2018 % realisasi 2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 Milli o n s

Realisasi 2018 Realisasi 2019 % realisasi 2018 % realisasi 2019

Grafik Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Triwulan III 2018-2019

(19)

c) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pada akhir Triwulan III 2019, realisasi penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan telah mencapai Rp335,03 miliar atau 111,15 persen, melebihi target penerimaan. Sebagian besar daerah masih mencatatkan penurunan nominal realisasi dibanding periode yang sama tahun lalu, kecuali Provinsi Kalimantan Timur, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. Nominal realisasi terbesar tercatat di Provinsi Kalimantan Timur sebesar Rp242,21 miliar atau 72,30 persen dari keseluruhan penerimaan.

d) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Sah (LLPADYS)

Secara agregat, penerimaan LLPADYS sampai akhir September 2019 baru mencapai 68,03 persen dari target atau sebesar Rp1,32 triliun. Persentase peningkatan paling besar dibukukan oleh Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 783,21 persen atau Rp20,42 miliar. Secara nominal, pemerintah Provinsi Kaltim membukukan penerimaan tertinggi sebesar Rp653,10 miliar, meningkat signifikan sebesar 44,01 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp453,50 miliar, secara nominal, peningkatan ini merupakan peningkatan yang tertinggi di Kalimantan Timur. Sementara itu, hanya Kabupaten Mahakam Ulu mengalami penurunan sebesar 14,65 persen untuk membukukan penerimaan senilai Rp6,80 miliar, dan merupakan penerimaan terendah.

Grafik Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Triwulan II 2018 – 2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 Bil lion s

Realisasi 2018 Realisasi 2019 % realisasi 2018 % realisasi 2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00% 140,00% 160,00% 50 100 150 200 250 300 Bil lion s

Realisasi 2018 Realisasi 2019 % realisasi 2018 % realisasi 2019

Grafik Realisasi Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

(20)

2. Pendapatan Transfer

Realisasi Pendapatan Transfer mencapai 67,31 persen dari pagu atau sebesar Rp18,67 triliun. Capaian ini menunjukkan sedikit kenaikan secara nominal dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,95 triliun, akan tetapi secara persentase mengalami penurunan sebesar 5,22 persen.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kontribusi realisasi Transfer Pemerintah Pusat terhadap total realisasi Pendapatan Daerah di regional ini menunjukkan adanya peningkatan di semua jenis kecuali Dana Alokasi Khusus. Kondisi ini tentunya dipengaruhi oleh realisasi penerimaan baik pajak maupun sumber daya alam.

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah (LLPDYS)

Pada triwulan III 2019, nominal realisasi pendapatan ini mengalami kenaikan signifikan secara agregat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp153,80 miliar menjadi Rp359,63 miliar. Secara nominal, kenaikan terbesar dicapai oleh Kabupaten Kutai Barat yang meningkat sebesar Rp72,83 miliar, sementara secara persentase terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara yang meningkat dari Rp3,62 juta menjadi Rp64,73 miliar atau sebesar 1.785.562 persen. Sementara penurunan pendapatan hanya terjadi di Kabupaten Berau dari Rp54,47 miliar menjadi Rp0,-.

B. Belanja Daerah

Persentase realisasi total belanja (tanpa transfer) seluruh Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur tercatat turun pada triwulan III 2019 menjadi 45,95 persen dari 55,51 persen di triwulan III 2018. Tingkat penyerapan tertinggi pada periode ini bersumber dari Belanja Pegawai yang mencapai 62,56 persen dari pagu, disusul kemudian Belanja

Grafik Kontribusi Transfer Pemerintah Pusat Terhadap Total Pendapatan Daerah Triwulan III 2018 - 2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 Dana Desa DID DAK DAU DBH 2019 2018

Grafik Realisasi LLPDYS Triwulan III 2018 – 2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

50 100 150 B illi on s Realisasi 2018 Realisasi 2019

(21)

penyerapan Belanja Modal mengalami penurunan yang cukup tinggi jika dibaInding dengan tahun lalu dan masih tergolong belum optimal, hanya mencapai 29,51 persen dari pagu.

Pada periode pelaporan, mayoritas pemda mengalami penurunan kinerja realisasi belanja kecuali Kota Bontang, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Paser. Kinerja realisasi belanja tertinggi tercatat pada Kabupaten Kutai Timur yang mencapai 63,53

persen. Sementara Kabupaten Mahakam Ulu menjadi daerah dengan tingkat penyerapan belanja yang terendah sebesar 35,20 persen. Angka ini sedikit menurun dibandingkan tahun lalu yang mampu mencapai 41,23 persen.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun

Prognosis realisasi APBD disusun dengan mempertimbangkan perkembangan yang diperkirakan akan mempengaruhi realisasi anggaran. Pada sisi pendapatan, PAD diperkirakan mengikuti pola realisasi 4 tahun terakhir yang tercatat 85,6 persen, 98,3 persen, 88,47 persen dan 100,27 persen. Di sisi belanja, capaian realisasi 80,39 persen di tahun 2015, 85,41 persen di tahun 2016, 78,24 persen pada tahun 2017 dan 85,45 persen di tahun 2018 menjadi salah satu pertimbangan utama penyusunan prognosis realisasi sampai akhir tahun 2019.

Tabel Perkiraan Realisasi APBD s.d. Triwulan IV 2019

(Miliar Rp) Uraian Pagu Realisasi s.d. Triwulan III Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Nominal % Nominal % Pendapatan Daerah 37.126,96 25.186,77 67,80% 33.228,87 92,92% Belanja Daerah 37.919,11 17.423,33 45,95% 27.522,19 83,10% Transfer 3.969,69 2.020,37 50,89% 3.131,87 90,59% Surplus/Defisit (4.761,85) 5.743,07 (120,61%) 2.574,81 (282,23%)

Sumber : BPKAD se Kaltim

Grafik Persentase Realisasi Per Jenis Belanja Triwulan III 2018 – 2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

Grafik Tingkat Realisasi Belanja Per Pemda Triwulan III 2018-2019

Sumber : BPKAD se-Kaltim (diolah)

0% 20% 40% 60% 80% % Realisasi 2018 % Realisasi 2019 0% 20% 40% 60% 80% % Realisasi 2018 % Realisasi 2019

(22)

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Tabel Konsolidasian Realisasi APBN-APBD Triwulan III 2019 dan 2018

(Miliar Rp) Uraian 2019 2018 Pemerintah Pusat Pemerintah

Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi

PENDAPATAN NEGARA 14.888,83 25.186,77 20.426,80 9,26% 18.696,13

I. Penerimaan Perpajakan 13.728,95 4.383,81 18.112,76 11,05% 16.310,56

II. Penerimaan Negara Bukan Pajak 1.159,89 2.059,84 2.236,94 -4,79% 2.349,52

III. Penerimaan Hibah 77,11 77,11 131,35% 33,33

IV. Pendapatan Transfer 18.666,01 - -% 2,72

BELANJA NEGARA 22.820,13 19.443,69 22.615,02 5,80% 21.374,88

I. Belanja Pemerintah 5.528,19 17.423,33 21.296,35 5,08% 20.267,38

II. Transfer 17.291,94 2.020,37 1.318,67 19,07% 1.107,50

Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) (7.931,29) 5.743,07 (2.188,22) -18,31% (2.678,75)

Pembiayaan 2.762,92 2.762,92 271,25% 744,22

I. Penerimaan Pembiayaan Daerah 2.805,15 2.805,15 272,30% 753,47

II. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 42,23 42,23 356,54% 9,25

Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan

Anggaran (7.931,29) 8.505,99 574,70 -129,71% (1.934,52)

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Timur

Periode triwulan III 2019 menunjukkan realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian naik menjadi Rp20,43 triliun dari Rp18,69 triliun pada triwulan III 2018. Pendapatan tersebut merupakan konsolidasi dari Pendapatan Pemerintah Pusat sebesar Rp 14,89 triliun dan Pendapatan Pemerintah Daerah konsolidasian sebesar Rp 5,54 triliun. Hal yang tidak berbeda terjadi pada realisasi belanja, realisasi Belanja Konsolidasian mengalami sedikit kenaikan menjadi Rp22,61 triliun di triwulan III 2019 dari Rp21,37 triliun pada triwulan III 2018.

B. Pendapatan Konsolidasian 1. Analisis Perbandingan

Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Kalimantan Timur pada akhir periode pelaporan tidak mengalami banyak perubahan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan Perpajakan senantiasa menjadi kontributor terbesar dengan proporsi sebesar 88,67 persen di Triwulan III 2019, sedikit meningkat dari Triwulan III 2018 yang mencapai 87,24 persen.

(23)

Pada periode laporan, 75,80 persen Penerimaan Perpajakan Konsolidasian atau sebesar Rp13,73 triliun adalah penerimaan Pemerintah Pusat sementara sebesar Rp4,38 triliun atau 24,20 persen merupakan kontribusi Pemerintah Daerah. Hal sama tercatat pada PNBP Konsolidasian, yang mencatatkan kontribusi Pemerintah Pusat lebih besar, 51,85 persen berasal dari pemerintah pusat. Sementara itu, pendapatan hibah dan transfer seluruhnya bersumber dari Pemerintah Daerah.

2. Analisis Perubahan

Tanpa pendapatan Hibah dan Transfer, Pendapatan Konsolidasian secara agregat mengalami kenaikan sebesar 9,05 persen. Penurunan penerimaan PNBP baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah masing-masing sebesar 5,35 persen dan 4,18 persen dapat diredam oleh kenaikan penerimaan pajak baik oleh pemerintah pusat yang meningkat 7,82 persen maupun pemerintah daerah sebesar 22,54 persen. Kenaikan ini mencerminkan upaya pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memanfaatkan pemulihan ekonomi Kalimantan Timur.

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan

Tabel Realisasi Pendapatan Konsolidasian Triwulan III 2018-2019

(Miliar Rp)

Uraian 2018 2019

Realisasi Kenaikan Realisasi Kenaikan

Perpajakan 16.310,56 18,21% 18.112,76 11,05%

PNBP 2.349,52 (5,52%) 2.236,94 (4,79%)

Total 18.660,08 14,58% 20.349,70 9,05%

PDRB (Triliun) 160.612,02 1,78% 164.423,86 2,37%

Sumber : LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III 2019 tercatat tumbuh sebesar 6,89 persen (yoy), lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan Triwulan III 2018 yang

16.310,6 18.112,8 2.349,5 33,3 2.236,9 77,1 2,7 -0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 2018 2019

Pajak PNBP Hibah Transfer

Grafik Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Triwulan III 2018-2019

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim

Grafik Komposisi Penerimaan Konsolidasian Triwulan III 2019

Sumber: LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim 13.728,95 1.159,89 - -4.383,81 1.077,05 77,11 -0 5.000 10.000 15.000 20.000

Pajak PNBP Hibah Transfer

(24)

berhasil tumbuh sebesar 1,83 persen. Pertumbuhan ekonomi sejalan dengan peningkatan pendapatan di Kaltim yang meningkat sebesar 9,05 persen. Kondisi ini mencerminkan bahwa dampak kontraksi pada periode-periode sebelumnya sudah mulai dapat teratasi dan pengusaha sudah mampu untuk menjalankan usahanya.

C. Belanja Konsolidasian

1. Analisis Proporsi Dan Perbandingan

Sebanyak 74,67 persen belanja pemerintah pada Triwulan III tahun 2019 digunakan untuk belanja

operasional, sementara untuk

belanja modal tercatat hanya 19,50

persen. Meskipun menunjukkan

komposisi yang sama, pada periode 2019 ini mengalami sedikit kenaikan dibandingkan periode yang sama di tahun yang lalu, saat dana pemerintah yang digunakan untuk belanja operasional lebih rendah, mencapai 72,43 persen dibandingkan belanja modal 22,39 persen.

2. Analisis Perubahan

Grafik Komposisi Belanja Konsolidasian Triwulan III Tahun 2019

Realisasi belanja pada triwulan III tahun 2019 masih didominasi oleh Belanja Pegawai yang mencapai 40,87 persen. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan triwulan III tahun 2018 yang mencapai 40,32 persen, atau secara nominal mengalami kenaikan sebesar Rp624,62 miliar. Sementara itu, kenaikan juga terjadi pada kontribusi realisasi Belanja Barang dari semula 26,92 persen menjadi 29,90 persen. Di sisi lain, penurunan

40,32% 26,92% 22,39% 5,03% 0,07% 0,00% 5,18%

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bunga Bantuan Keuangan Transfer

2018 40,87% 29,90% 19,50% 0,01% 0,00% 5,83% Subsidi Hibah

Bantuan Sosial Belanja Tak terduga

Grafik Komposisi Belanja dan Transfer Konsolidasian Triwulan III 2018 - 2019

Sumber LKPK Kanwil DJPb Prov Kaltim

2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 2018 2019 2019

(25)

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional

Kebijakan fiskal dalam bentuk APBN dan APBD yang dijalankan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sampai dengan triwulan III 2019 secara relatif belum memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap pembentukan PDRB. Belanja pemerintah yang turut memberikan kontribusi pada komponen Pembentukan Modal Bruto (PMTB) dan komponen Konsumsi Pemerintah dalam struktur PDRB sisi pengeluaran masih sangat kecil, masing-masing hanya sebesar 27,59 persen dan 3,68 persen.

Kebijakan fiskal dalam pengertian luas, yang termasuk kemudahan investasi, pemberian berbagai jenis insentif perpajakan, pengurangan/pembebasan bea masuk dan atau bea keluar, turut berperan terhadap pertumbuhan pada komponen Ekspor Luar Negeri yang tumbuh 15,94 persen. Disisi lain, upaya serius pemerintah untuk mengubah pondasi perekonomian Kaltim sehingga tidak bergantung pada sektor pertambangan dan penggalian mampu mendongkrak sektor-sektor yang lain. Sektor industri pengolahan sebagai alternatif pembentuk PDRB telah mampu untuk menumbuhkan geliat industri pengolahan dengan memberikan kontribusi sebesar 0,35 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim. Begitu pula dengan sektor Konstruksi yang mampu menyumbang 0,03 persen.

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tabel Kontribusi Pemerintah Dalam Pembentukan PDRB

(Triliun Rp)

Uraian Triwulan III 2017 Triwulan III 2018 Triwulan III 2019

PDRB (ADHB) 148,39 160,61 164,42

Belanja Pemerintah 20,26 21,70 23,23

Kontribusi Belanja Pemerintah 13,65% 13,51% 14,13%

Investasi Pemerintah 5,88 4,78 4,41

Kontribusi Investasi Pemerintah 3,96% 2,98% 2,68%

Sumber: BPS Provinsi Kaltim dan LO GFS Kanwil DJPb Prov. Kaltim

Kontribusi belanja pemerintah dalam pembentukan PDRB pada triwulan III tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,62 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Belanja pemerintah pada triwulan III 2019 meningkat senilai Rp1,53 triliun dari Rp21,70 triliun di periode sama 2018.

Kondisi berbeda terjadi untuk kontribusi investasi pemerintah. Kontribusi investasi pemerintah semakin menurun dari tahun 2017, pada triwulan III 2017 investasi pemerintah berkontribusi sebesar 3,96 persen dan pada triwulan III 2019 kontribusi investasi pemerintah hanya menyisakan 2,68 persen.

(26)

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

A. Pembiayaan UMi Belum Dirasakan Masyarakat Kecil Di Kaltim

Pemerintah terus berupaya mendorong masyarakat Indonesia dapat meningkatkan taraf hidupnya, hal ini sejalan dengan program Nawacita Presiden yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah diantaranya memberikan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang merupakan program tahap lanjutan dari program bantuan sosial menjadi kemandirian usaha yang menyasar usaha mikro yang berada di lapisan terbawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). UMi memberikan fasilitas pembiayaan sampai dengan maksimal Rp10 juta per nasabah dan disalurkan oleh Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB).

Kelebihan program UMi sebagaimana diatur pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 95/PMK.05/2018 adalah menyediakan fasilitas pembiayaan yang mudah dan cepat bagi usaha ultra mikro dan menambah jumlah wirausaha yang difasilitasi pemerintah. Selain memberikan pembiayaan, pihak penyalur UMi diwajibkan pula untuk memberikan pendampingan bagi debitur UMi baik terkait pengembangan usaha maupun dari segi peningkatan kualitas hidup debitur, pendampingan yang diberikan kepada debitur berupa pemberian motivasi, konsultasi terkait usaha, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengawasan terhadap debitur atau bentuk pendampingan lainnya. Selain itu, kemudahan yang dapat diterima debitur adalah tidak dikenakan agunan untuk penerima pembiayaan UMi yang berkelompok dan untuk penerima individu dapat dikenakan agunan, syarat untuk mendapatkan pembiayaan UMi adalah warga Negara Indonesia yang dibuktikan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagaimana yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk, dan para calon penerima ini tidak sedang dibiayai oleh kredit program pemerintah di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah. Di wilayah provinsi Kalimantan Timur, selain PT Pegadaian terdapat tiga lembaga penyalur yaitu KJKS BMT Nuansa Umat untuk melayani wilayah Kota Samarinta Kabupaten Kutai Kartanegara, KSPPS BMT Bina Ihsanul Fikri untuk wilayah Kabupaten Kutai Timur serta KSPPS Tamzis Bina Utama untuk wilayah Kota Balikpapan. Berdasarkan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP), sampai dengan akhir bulan Oktober 2019, Rp9,9 milyar telah disalurkan kepada 1.680 debitur di wilayah Kalimantan Timur. Walaupun terlihat besar namun apabila dibandingkan dengan penyaluran secara nasional, jumlah penyaluran UMi hanya 0,32 persen, sementara jumlah debitur hanya 0,15 persen. Penyaluran UMi secara nasional telah mencapai Rp3,1 trilyun untuk 1,1

(27)

juta debitur. Penyaluran UMi tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 744, 6 Milyar atau 24,02% dari angka nasional.

Penyaluran UMi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur mayoritas dilaksanakan melalui PT Pegadaian yang mampu menyalurkan kepada 1.585 debitur atau 94,35%, sedangkan lembaga penyalur lainnya hanya mampu menghimpun 115 debitur atau 6,85%. Kota Balikpapan dengan debitur sebanyak 581 atau 34,58% menjadi wilayah dengan debitur terbanya disusul Kota Samarinda sebanyak 515 debitur atau 30,65%. Sementara itu, hanya 1 debitur UMi yang tercatat di Kabupaten Kutai Barat. Mengingat masih kecilnya angka penyaluran pembiayaan UMi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, diharapkan peran serta instansi terkait semisal Dinas Koperasi dan UMKM di seluruh Provinsi Kalimantan Timur untuk mendorong pemanfaatan pembiayaan UMi oleh para pelaku usaha ultra mikro. Pemanfaatan pembiayaan UMi tersebut diharapkan dapat meningkatkan usaha para pelaku usaha mikro sehingga dapat berkembang menjadi pengusaha mikro atau pengusaha kecil.

B. Penurunan Tingkat Suku Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Pemerintah telah menetapkan kebijakan baru untuk mendorong pengembangan industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam hal permodalan. Kebijakan tersebut melalui subsidi penetapan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 6% atau penurunan sebesar 1% dari suku bunga sebelumnya, yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2020.

Selain itu, juga ditetapkan peningkatan plafon kredit yang dapat diberikan kepada masing-masing debitur. Plafon pengajuan KUR mikro naik dari Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur, sedangkan di sektor perdagangan terdapat peningkatan dari Rp200 juta dari sebelumnya Rp100 juta.

Kabijakan ini jelas menunjukkan keseriusan pemerintah untuk mendorong terciptanya pelaku UMKM baru serta meningkatkan perannya dalam rangka mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.

Di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur sejak 2016 hingga akhir Oktober 2019 secara akumulasi telah disalurkan KUR (KUR Mikro, KUR Retail, dan KUR TKI) sebesar Rp6,33 triliun. Kredit tersebut diberikan kepada 205.466 debitur, namun dengan non performing loan (NPL) melampaui ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 3%. Selain daripada itu penyaluran KUR masih terfokus pada sektor-sektor yang dianggap berisiko rendah (low risk) dan mudah dijangkau oleh bank pelaksana KUR.

(28)

Pada kurun waktu yang sama, tingkat penduduk miskin perkotaan sebesar 4,09% dan tingkat penduduk miskin mencapai 9,99%. Sementara tingkat pengangguran rata-rata mencapai 6.76%. Sejalan hal tersebut di atas, dengan asumsi bahwa setiap UMKM sebagai nasabah baru KUR rata-rata usaha mempekerjakan 2 orang tenaga kerja, maka kebijakan baru tersebut dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Kalimantan Timur.

Gambar

Grafik PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
Grafik Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Menurut Pengeluaran
Grafik Tingkat Inflasi Kaltim dan Nasional s.d Triwulan III 2019
Grafik Tingkat Kemiskinan Kaltim
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Terapi Bermain Puzzle terhadap Perkembangan Kognitif Anak usia Prasekolah di TK/TPQ Plus Hidayatullah, yang

Pemberian rasa nyaman, dukungan, jaminan,dll.. maintenance ialah mencari kedekatan dengan individu dewasa yang dijadikan figur lekat dan menunjukkan protes terhadap

Nur Alfi Mu’anayah, Wahyu Setiyoko | 16 guru. Hal ini dapat terwujud salah satunya dengan guru bertindak sebagai fasilitator. Dengan evaluasi guru dapat

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi protozoa gastrointestinal yang menginfeksi sapi bali betina di Nusa Penida sebesar 12% dengan dua jenis protozoa yaitu

Diharapkan dengan digunakannya algoritma branch and bound  akan diperoleh optimasi penjadwalan yaitu kondisi dimana terjadi kombinasi terbaik untuk pasangan mata kuliah

rata viskositas 0,882 Centi stokes (cSt) , berdasarkan referensi 0,897 cSt, terdapat simpangan sebesar 1,67 % antara hasil pengujian pada viskometer yang dibuat

Berdasarkan hasil perancangan sebelumnya maka terbentuklah sistem managemen rantai pasok yang terdiri dari 8 user dan 1 admin. Masing-masing user memiliki hak akses

Dalam hukum permintaan, apabila harga suatu barang turun maka permintaan akan naik sementara dalam hukum penawaran yang terjadi adalah apabila harga suatu barang naik maka