• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN PROGRAM PENCIPTAAN WIRAUSAHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN PROGRAM PENCIPTAAN WIRAUSAHA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KOPERASI

DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

DAN PROGRAM PENCIPTAAN WIRAUSAHA

Disampaikan oleh:

Arif Rahman Hakim

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

(2)

2

Gambaran UMKM Dalam Perekonomian

Indonesia

Arah dan Kebijakan Pengembangan

Kewirausahaan

Kegiatan Strategis Kewirausahaan

Tahun 2021

Kerangka dan Ekosistem

Kewirausahaan

Kegiatan Prioritas Pemberdayaan

UMKM

A

B

C

D

F

OU T L IN E

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

(3)

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

GAMBARAN UMKM

DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

3

Sumber: Data olahan Kementerian Koperasi dan UKM, Kominfo, dan BPS (2019)

Aset: ≤ Rp 50 juta Omset: ≤ Rp 300 juta Aset: > Rp 50 juta – Rp 500 juta

Omset: > Rp 300 juta – 2,5M Aset: > Rp 500 juta – 10M Omset: > Rp 2,5M – 50M USAHA MIKRO USAHA KECIL Aset: > Rp 10M Omset: > Rp 50M USAHA MENENGAH USAHA BESAR

64,1

Juta Jumlah UMKM

61,07%

Kontribusi PDB setara Rp. 8,5 T

13%

Pemanfaatan Teknologi Digital

97,02%

Serapan Tenaga Kerja

58,18%

Investasi Sektor UMKM

14,37%

Ekspor UMKM Non-Migas

Statistik UMKM Indonesia

63.350.222 Unit 783.132 Unit

60.702 Unit 5.550 Unit

(4)

DAMPAK COVID-19

TERHADAP

UMKM

4

Kondisi finansial UMKM di Indonesia mengalami penurunan yang serius pada modal kerja-nya. 88% Usaha mikro dilaporkan tidak memiliki tabungan dan kehabisan uang di masa pandemi. Akses kepada pembiayaan formal terbatas, 39% UMKM

menggantungkan keuangannya daripinjaman saudara dekat.

Lebih dari 60% UMK di Indonesia melakukan pengurangan pekerja, terutama pada sektor bisnis manufaktur. Sedangkan lebih dari 50% Usaha menengah tetap dapat menjaga jumlah karyawannya.

50%

UMKM menutup

usahanya

Kondisi bisnis UMKM di Indonesia tergolong buruk dengan setengah dari UMKM terpaksa menutup usahanya dan setengah sisanya harus beroperasi dengan kondisi omset yang menurun drastis pada bulan Maret dan April. Usaha menengah yang paling tidak terpengaruholeh pengiriman produk yang terhambat, disrupsi pada

rantai pasokan, dan kontrak yang di batalkan.

88%

Usaha Mikro tidak

memiliki kas dan tabungan

>60%

Usaha Mikro Kecil mengurangi

tenaga kerja

Dampak

Covid-19 bagi

Perekonomian

Indonesia

1. Pertumbuhan

Ekonomi di Indonesia

pada Quarter II minus

5,32%

2. Pemutusan Hubungan

Kerja

dan

Pengangguran akan

meningkat

3. Masyarakat

Miskin bertambah

Hasil Rapid Survey ADB: Dampak Covid-19 terhadap UMKM Indonesia (2020)

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(5)

Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI,

MAJU, ADIL DAN MAKMUR

Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang Nasional diupayakan secara bertahap melalui RPJMN Lima

Tahunan, sebagai berikut :

TIGA KATA KUNCI: 1. Struktur Perekonomian Yang Kokoh 2. Keunggulan Kompetitif Wilayah 3. SDM Berkualitas

ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN 2020-2024 (TAHAP IV)

Memantapkan kembali penataan Indonesia di segala bidang dengan

menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk pengembangan kemampuan iptek Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan melakukan pencapaian peningkatan daya saing kompetitif berlandaskan keunggulan sumber daya alama dan sumber daya manusia berkualitas serta kampuan iptek yang terus meningkat

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,

maju, adil dan Makmur melalui percepatan

pembangunan di berbagai bidang dengan

menekankan terbangunnyastruktur perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah

yang didukung oleh SDM berkualitasdan berdaya

saing RPJMN I (2005-2009 RPJMN II (2010-2014) RPJMN III (2015-2019) RPJMN IV (2020-2024) Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang

(6)

PDB UMKM 65%

Rasio Kewirausahaan Nasional 3,90% Usaha Mikro Naik

Kelas

Ekspor UKM 30%

Koperasi Modern Sebanyak 500 Unit

Global Value Chain

Modernisasi Koperasi Scaling UP Melahirkan EntrepreneurBaru Pemberdayaan KUMKM Deputi UKM Deputi Perkoperasian Deputi Usaha Mikro

Deputi Kewirausahaan Kementerian KUKM

KERANGKA SASARAN KINERJA

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2021-2024

6

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(7)

Indikator Baseline

2019 Target2024 Keterangan

Rasio

kewirausahaan nasional (%)

3,3 3,9 1. Perhitungan Rasio Kewirausahaan berdasarkan perbandingan antara Jumlah Penduduk Yang Usahanya Menetap dibagi Total Jumlah Penduduk. Data sensus ekonomi BPS tahun 2016 terdapat 26,7 juta pelaku usaha nonpertanian terdiri dari 18,9 juta penduduk yang usahanya tidak menetap dan 7,8 juta penduduk yang usahanya menetap atau rasio kewirausahaan ditetapkan 3,1% pada periode 2017.

2. Baseline 2019 adalah 3,3% atau setara 8,2juta, artinya dengan target 3,9% maka perlu 1,5 juta Penduduk Yang Usahanya Menetap atau s.d tahun 2024 harus terdapat 9,7 juta Jumlah Penduduk Yang Usahanya Menetap. (catatan dengan jumlah penduduk 250jt).

3. Penumbuhan 1,5 juta wirausaha baru tentunya efektif dalam kurun waktu 3 tahun atau mulai tahun 2022 s.d 2024. Sehingga rata-rata target pertahunnya 500 ribu wirausaha baru, target ini akan tercapai, jika Kementerian KUKM dapat mendorong Pemerintah Daerah, khususnya 518 Kab/Kota untuk bersinergi melalui penciptaan 1000 wirausaha baru dimasing-masing wilayahnya.

Pertumbuhan

wirausaha (%) 1,9 4 Data BPS menyebutkan jumlah pelaku usaha nonpertanian sebanyak 26,7 juta orang. Target pertumbuhan wirausaha s.d tahun2024 adalah 4% atau kurang lebih 1 juta wirausaha baru. Target ini akan tercapai jika target Rasio Kewirausahaan Nasional 3,9% juga tercapai.

Kontribusi usaha sosial (% PDB)

1,7 2,5 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp.4.018,8 triliun. Artinya, dengan baseline 1,7% di tahun 2019 atau setara kurang lebih Rp. 76,4 triliun maka di perlukaan penambahan kontribusi usaha sosial dalam PDB sebesar Rp.23,6 triliun atau menjadi Rp 100 triliun pada tahun 2024

Penumbuhan

start-up (unit) 748 (kumulatif3.500 )

1. Baseline 2019 adalah 748 startup dan target 2024 adalah 3.500 startup, maka diperlukan pertumbuhaan 2.752 startup baru. Sebagai gambaran upaya dalam penumbuhan startup, Per Februari 2020 terdapat 5 calon startup yang sedang dalam proses inkubasi di Lembaga inkubator Siger Hub Innovation. Lembaga inkubator tersebut berdiri melalui endorse kegiatan Deputi Bidang PengembanganSDM.

2. Dalam hal ini, jika kedepan Kementerian KUKM dapat mendorong minimal 6 Inkubator terbentuk di 34 Propinsi dan masing-masing inkubator dapat menginkubasi minimal 5 calon startup maka pertahun akan lahir 1.020 startup, efektif mulai tahun 2022 s.d 2024 akan lahir 3.060 startup

(8)

GAMBARAN

UMUM KEWIRAUSAHAAN NASIONAL

0

1

2

3

4

5

6

7

8

SINGAPURA

MALAYSIA

THAILAND

VIETNAM

INDONESIA

FILIPINA

MYANMAR

Peringkat Kewirausahaan di Asia Tenggara Tahun 2018

Sumber : U.S. News & World Report, 2019 (databoks.katadata.co.id)

Menurut laporan US News and World Report dalam 2019 Best Countries, Indonesia dan Filipina menempati peringkat kedua terendah dalam dimensi kewirausahaan pada 2018. Skor yang diperoleh Indonesia dan Filipina sebesar 0,7 dari skala 10. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi pula iklim kewirausahaan dalam suatu negara. Di tingkat dunia, Indonesia berada di peringkat ke-50 dari 80 negara yang disurvei.

Rendahnya peringkat kewirausahaan Indonesia disebabkan rendahnya skor pada semua indikator, yaitu di bawah 2 dari skala 10. Ada beberapa indikator yang mendapatkan skor rendah, yakni kerangka hukum yang baik dan keahlian teknologi dengan skor masing-masing sebesar 0,3 dan 0,5. Sementara itu, skor tertinggi yang diperoleh Indonesia adalah 1,8 untuk indikator terhubungnya Indonesia ke seluruh dunia.

(9)

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

RATIO KEWIRAUSAHAAN INDONESIA

2012

2013

2016

1,57%

1,65%

3,10%

9

3,47%

2018

9

(10)

PENCIPTAAN IKLIM KEWIRAUSAHAAN PEMETAAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAAN KEUNGGULAN KOMPETITIF WILAYAH

Sistem Informasi Potensi Demografi/Potensi Penduduk

(Usia Produktif, Pendidikan, Karakteristik Sosial dan

Budaya).

Sistem Informasi Potensi Geografi/Potensi Kekayaan Alam (Pertanian, Perkebunan,

Perhutanan, Perikanan, Pertambangan, Pariwisata dll).

Sistem Informasi Kebutuhan Infrastruktur Usaha (Jaringan

Komunikasi, Informasi, Kemudahan Perizinan

Transportasi dll). Peningkatan Peran Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Sinkronisasi Kebijakan

Kewirausahaan Peningkatan Peran Dunia Usaha

dan Industri melalui Kerjasama Teknologi dan Industri sesuai

Potensi Geografi Peningkatan Peran Dunia

Pendidikan melalui Kerjasama Pendidikan Kewirausahaan

sesuai Potensi Demografi

1. Pemasyarakatan dan Pelatihan Kewirausahaan Yang Selaras Potensi Demografi dan Geografi Wilayah (termasuk sistem pelatihan kewirausahaan)

2. Sistem Penjaringan Minat Wirausaha Masyarakat (Penggalian Ide Bisnis, Usaha, Pra inkubasi) 1. Pengembangan Lembaga Inkubator Wirausaha (Fokus mendorong Koperasi yang memiliki

sumber pembiayaan sebagai Inkubator Wirausaha, penyempurnaan NSPK Inkubator sesuai amanat Perpres 27 tahun 2013)

2. Fasilitasi Inkubasi Wirausaha melalui kerjasama dengan lembaga inkubator khusunya Koperasi

1. Sistem Informasi Pembiayaan Wirausaha (Skema, Model dan Akses) 2. Fasilitasi Pembiayaan Wirausaha (Pendampingan dan Pembiayaan WP)

PENUMBUHAN WIRAUSAHA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN WIRAUSAHA

KEGIATAN STRATEGIS OUTPUT

KERANGKA KEGIATAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN TAHUN 2021

(11)

POTENSI

DEMOGRA

FI

INDONESIA

(CALON

WIRAUSAH

A)

INKUBA

SI

REGULA

SI DAN

INFORM

ASI

EDUKAS

I

Peran Dunia Usaha dan Industri

termasuk Koperasi Menjadi Tempat Inkubasi bagi Para Millenials Kreatif

(Wadah Kreatif Millenials)

Peran Pemerintah Pusat dan Daerahmelalui Kemudahan Perizinan, Penyediaan Informasi

Potensi Kewirausahaan dan Akses Pembiayaan

Peran Dunia Pendidikan

melalui Sarana Edukasi Yang Dapat Menarik Para Millenials

Kreatif Masuk Kedalam Ekosistem

EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN

(12)

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN KUMKM

12

Kapasitas Usaha dan Kompetensi UMKM Lembaga Keuangan yang Ramah bagi UMKM

Koordinasi Lintas Sektor untuk Mendukung Ekosistem UMKM

1

2

3

4

3 Pilar Strategi Nasional Pengembangan

KUMKM

6 STRATEGI PENGEMBANGAN KUMKM

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(13)

Peningkatan Konsumsi Dalam Negeri

1.

www.kemenkopukm.go.id

Prioritas Pengadaan Barang dan Jasa

di K/L, BUMN, dan Pemerintah

Daerah melalui lama UMKM e-katalog.

Gerakan Konsumen Membeli

Produk UMKM.

Digitalisasi UMKM untuk memperluas

Online Marketplace.

Perluasan Pasar Oine (Optimalisasi

Sarinah, Bandara, Rest Area, Pusat Perbelanjaan, Pasar Malam, dan Revitalisasi Pasar Rakyat) untuk Produk UMKM.

Pengembangan Pariwisata Inklusif

di 5 Destinasi Wisata Prioritas.

Menyelenggarakan Bimbingan Teknis untuk

masuk ke Pasar Global.

Fasilitasi Market IntelligencePasar

Global.

Kurasi Produk UMKM dengan Standar

Internasional.

Kerjasama dengan Kementerian terkait

untuk mengikuti Promosi di Luar Negeri.

Pengembangan SMESCO dan Sarinah

sebagai Trading House.

Optimalisasi Kerjasama Bilateral dan

Multilateral.

Pembentukan Kantor bersama

Ekspor untuk Produk UMKM,

PERLUASAN

AKSES PASAR

13

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

Mendorong Brand Lokal di Pasar Luar Negeri

(14)

1

2

3

4 5

Standarisasi dan Sertifikasi Internasional

Kemitraandengan UsahaBesar

(Value Chain Based Partnership)

Pengembangan Rumah Produksi Bersama di Sentra Industri Kecil dan Menengah

Akselerasi PengembanganUsaha

Menyusun Studi KelayakanFactory Sharing

Membentuk Kelembagaan (inisiasiPilot Project

sampai denganScale-up)

Menyelenggarakan Pelatihan, Konsultasi dan Pendampingan

www.kemenkopukm.go.id

Transfer Pengetahuan, Manajemen, dan Teknologi Produksi Memberikan Akses

terhadap Fasilitas Mesin dan Teknologi N.

Mendukung Pelaku Usaha

(Knowledge Management, Coaching, dll) untuk mendapat Sertifikat Standar Internasional dan masuk Pasar Global

Mengembangkan Inkubasi dan Akselerasi Usaha Rintisan PengembanganPlatformEkosistem Usaha (Pembiayaan, Logistik, Pemasaran, Inovasi)

Menyempurnakan Konektivitas Rantai Pasok di Sentra

Produksi

Pengembangan PLB Bahan Baku Impor dan

Pergudangan Bahan Baku Lokal

Pengembangan PLB dan Pergudangan yang

mendukung Konsolidator Ekspor

Pengembangan e-Logistic yang terintegrasi dengan

e-Commerce danFintech

Fasilitas Penurunan Biaya Pos Pengiriman Sampel

Produk

14

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

MENINGKATKAN DAYA SAING

(15)

Layanan Konsultasi dan PendampinganTeknis

1

Akselerasi dan Komersialisasi

2

Modernisasi Koperasi

3

3.

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

www.kemenkopukm.go.idMengembangkan Pusat

Layanan Konsultasi serta Pendampingan Online

dan Offline (Pusat dan

Daerah) termasuk Klinik Pasar Modal

Menyediakan Layanan Ahli

dalam Pendampingan Usaha (Manajemen, Produksi, Pemasaran, Keuangan, dan SDM) • Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi Kewirausahaan untuk Pengembangan Usaha • Fasilitasi Akses

Teknologi, Inovasi, dan Perluasan Pasar

Kemitraan

Penyelenggaraan Diklat dengan Swasta dan Lembaga

Internasional

Meningkatkan Tata Kelola,

Inovasi Manajemen, Teknologi, dan SDM Koperasi

Digitalisasi Pelayanan KoperasiPengembangan Usaha Koperasi

di Sektor Unggulan (Komoditi, Teknologi, Jasa, Pembiayaan)

Mengembangkan Indikator dan

Sistem Pemeringkatan Koperasi sebagai Stimulan untuk Masuk Pasar Modal

15

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(16)

Rp

Memperkuat Soft Infrastructure

Pembiayaan Pembiayaan non Bank

Memastikan Implementasi Alokasi 20% Kredit

Perbankan Umum untuk UMKM;

Menyusun Skema Kredit Usaha Rakyat Modal

Kerja dan Investasi Sesuai dengan Karakteristik Usaha;

Memperkuat Literasi Keuangan kepada

KUMKM,termasuk Literasi Pasar Modal;

Penyempurnaan Regulasi Pembiayaan Investasi

UMKM melalui Pembiayaan Non-Bank;

Memperkuat Lembaga Penjaminan Kredit dan

Simpanan;

Menyusun Pedoman Pembinaan, Obligasi dan

Pengawasan Koperasi untukGo-Public.

Intensifikasi Branchless Banking, Program Linkage,

Peer to Peer Lending, danCrowd Funding;

OptimalisasiLeasing;Optimalisasi Dana Ziswaf;

Optimalisasi Pembiayaan Ekspor KUKM;

Optimalisasi Pembiayaan melalui PNM untuk Usaha

Skala Mikro;

Optimalisasi Pembiayaan Pasar Modal;

Optimalisasi BLU Pembiayaan dan PKBL BUMN;Optimalisasi Koperasi Simpan Pinjam;

Optimalisasi Pembiayaan Modal Ventura;Optimalisasi Dana Hibah Internasional.

16

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(17)

1.

Penyederhanaan Perijinan Usaha danStandardisasi Produk

www.kemenkopukm.go.id

Mendorong Deregulasi dan Debirokratisasi;

Membangun Fasilitas Pelayanan Terpadu

(Satu-Pintu) untuk memperoleh Izin dan Sertifikasi;

Perbaikan Kapasitas dan Profesionalisme

SDM Pelayanan Publik.

Memberikan Bantuan Layanan Hukum dan

Notariat kepada KUMKM;

Menyediakan Pelayanan Pengaduan KUMKM.

Mendorong Perpajakan Khusus untuk Usaha

Mikro dan Kecil;

Mendorong Tax Deduction bagi UMKM untuk menembus

Pasar Ekspor;

Mendorong Kebijakan Pengupahan yang ramah terhadap

KUMKM;

Pembatasan Investasi Asing di Sektor UKM;

Kebijakan Impor untuk Cross-Border Marketplace;

Pemanfaatan Perhutanan Sosial dan Lahan Terlantar Milik

Negara.

Revisi Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 20 Tahun

2008 tentang UMKM terkait Bentuk dan Tata Cara Pengawasan dan Pembinaan Kewajiban Kemitraan Usaha Besar;

Sinergi Pemantauan dan Peningkatan

Pengawasan Kewajiban Kemitraan.

17

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

KEMUDAHAN DAN KESEMPATAN BERUSAHA

2

Kebijakan Afirmasi dan Proteksi

3

Pembentukan Pusat Bantuan Badan Hukum

(18)

One Gate Policy

Peningkatan Peran Pemerintah Daerah

Menyusun Strategi Nasional Pengembangan

UMKM;

Mendorong Sensus dan Survei Berkala untuk

Penyempurnaan Data UMKM;

Membuat Sistem Informasi Terintegrasi antar K/L;

Membentuk Project Management Oce untuk akselerasi

Kemitraan berbasis Komoditi Unggulan;

Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi.

Menetapkan Kriteria KUMKM dalam Dana Insentif

Daerah;

Menetapkan Standar Pelayanan Minimal Urusan

KUMKM;

Menetapkan Alokasi Tata Ruang;

Mengalokasikan Ruang dengan Tarif Khusus

di Pertokoan, Perkantoran dan Kluster Industri;

Melakukan Pembinaan kepada Usaha Mikro dan Kecil;Optimalisasi PLUT sebagai Pusat Pelayanan

dan Pendampingan;

Melakukan Monitoring dan Evaluasi serta Pemberian

Penghargaan kepada Kepala Daerah Berprestasi dalam Pengembangan KUMKM.

18

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(19)

PENGEMBANGAN SDM KOPERASI DAN UKM

MELALUI PENDEKATAN SEKTOR PRIORITAS TA 2020

7 sektor/komoditi prioritas

“Pada Tahun 2020 Program Strategis Kementerian Koperasi dan

UKM diarahkan untuk mendukung

Pengembangan 7 (tujuh) Sektor Prioritas” “Perlu adanya sinergitas antar KL, Pemda, Dunia Usaha dan NGO dalam

mendukung Sektor Prioritas Pengembangan

Koperasi dan UKM” Kebijakan Pengembangan

Sektor Prioritas

Pengembangan Kapasitas Manajemen SDM

Pelatihan

Pariwisata

Homedecor Pertanian/Perkebunan Industri/Jasa

Fashion

Kuliner Perikanan

Permodalan Pendampingan

19

19

KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA

(20)

Pengembangan Kewirausahaan Sektor

Perikanan

Pemasyarakatan Kewirausahaan

Pelatihan Kewirausahaan

Pelatihan Perkoperasian bagi Pengurus dan Manajer Koperasi

Perikanan

SDM Koperasi dan UKM Perikanan yang difasilitasi melalui SKKNI

Pelatihan Manajemen Berbasis Kompetensi

Pelatihan Pendamping sektor Perikanan

Pelatihan Vocational Bidang Pengolahan Ikan : Nuget, Abon, Tepung Ikan,

Presto

1

2

3

4

5

6

7

(21)

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

REPUBLIK INDONESIA

T

ERIMA

www.kemenkopukm.go.id

K

ASIH

Referensi

Dokumen terkait

yang akan dilakukan adalah pengukuran aktivitas antioksidan sebagai salah satu parameter yang mewakili keadaan teh daun kersen Muntingia calabura L., total asam dan pH medium

1) Kusen gendong/kombinasi yaitu kusen untuk pintu dan jendela dijadikan menjadi satu konstruksi yang utuh, biasanya ditempatkan dibagian depan rumah. Pada ruangan

Nilai kesediaan membayar rata-rata dari pengunjung wisata alam Bantimurung adalah sebesar Rp118.032 per orang, dan apabila harga tiket masuk sebesar Rp75.000, maka

[r]

Isikan Tabel 2 dengan Jumlah Siswa RA TP saat ini berdasarkan kategori usia yang ditanyakan dan jenis kelamin3. Isikan Tabel 3 dengan Jumlah Siswa RA TP saat ini berdasarkan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei perilaku dan kepuasan pada 77 mahasiswa terhadap produk makanan cepat saji dengan menu utama ayam.. Kemudian data

yang tepat & terintegrasi dari chemical pathways ini dibutuhkan untuk mempertahankan kehidupan) • Jalur yang penting, misal: Glycolysis ditemukan.. dalam

Tingkat Agresivitas Santri Pondok Pesantren Anwarul Huda Malang Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diketahui bahwasannya tingkat agresivitas pada santri pondok pesantren