KEMENTERIAN KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
DAN PROGRAM PENCIPTAAN WIRAUSAHA
Disampaikan oleh:
Arif Rahman Hakim
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
2
Gambaran UMKM Dalam Perekonomian
Indonesia
Arah dan Kebijakan Pengembangan
Kewirausahaan
Kegiatan Strategis Kewirausahaan
Tahun 2021
Kerangka dan Ekosistem
Kewirausahaan
Kegiatan Prioritas Pemberdayaan
UMKM
A
B
C
D
F
OU T L IN E
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKMKEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
GAMBARAN UMKM
DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA
3
Sumber: Data olahan Kementerian Koperasi dan UKM, Kominfo, dan BPS (2019)
Aset: ≤ Rp 50 juta Omset: ≤ Rp 300 juta Aset: > Rp 50 juta – Rp 500 juta
Omset: > Rp 300 juta – 2,5M Aset: > Rp 500 juta – 10M Omset: > Rp 2,5M – 50M USAHA MIKRO USAHA KECIL Aset: > Rp 10M Omset: > Rp 50M USAHA MENENGAH USAHA BESAR
64,1
Juta Jumlah UMKM61,07%
Kontribusi PDB setara Rp. 8,5 T13%
Pemanfaatan Teknologi Digital97,02%
Serapan Tenaga Kerja58,18%
Investasi Sektor UMKM14,37%
Ekspor UMKM Non-MigasStatistik UMKM Indonesia
63.350.222 Unit 783.132 Unit
60.702 Unit 5.550 Unit
DAMPAK COVID-19
TERHADAP
UMKM
4
Kondisi finansial UMKM di Indonesia mengalami penurunan yang serius pada modal kerja-nya. 88% Usaha mikro dilaporkan tidak memiliki tabungan dan kehabisan uang di masa pandemi. Akses kepada pembiayaan formal terbatas, 39% UMKM
menggantungkan keuangannya daripinjaman saudara dekat.
Lebih dari 60% UMK di Indonesia melakukan pengurangan pekerja, terutama pada sektor bisnis manufaktur. Sedangkan lebih dari 50% Usaha menengah tetap dapat menjaga jumlah karyawannya.
50%
UMKM menutupusahanya
Kondisi bisnis UMKM di Indonesia tergolong buruk dengan setengah dari UMKM terpaksa menutup usahanya dan setengah sisanya harus beroperasi dengan kondisi omset yang menurun drastis pada bulan Maret dan April. Usaha menengah yang paling tidak terpengaruholeh pengiriman produk yang terhambat, disrupsi pada
rantai pasokan, dan kontrak yang di batalkan.
88%
Usaha Mikro tidakmemiliki kas dan tabungan
>60%
Usaha Mikro Kecil mengurangitenaga kerja
Dampak
Covid-19 bagi
Perekonomian
Indonesia
1. Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia
pada Quarter II minus
5,32%
2. Pemutusan Hubungan
Kerja
dan
Pengangguran akan
meningkat
3. Masyarakat
Miskin bertambah
Hasil Rapid Survey ADB: Dampak Covid-19 terhadap UMKM Indonesia (2020)
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
Visi Pembangunan 2005-2025 INDONESIA YANG MANDIRI,
MAJU, ADIL DAN MAKMUR
Sasaran Pokok Pembangunan Jangka Panjang Nasional diupayakan secara bertahap melalui RPJMN Lima
Tahunan, sebagai berikut :
TIGA KATA KUNCI: 1. Struktur Perekonomian Yang Kokoh 2. Keunggulan Kompetitif Wilayah 3. SDM Berkualitas
ARAHAN RPJPN 2005-2025 UNTUK RPJMN 2020-2024 (TAHAP IV)
Memantapkan kembali penataan Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk pengembangan kemampuan iptek Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan melakukan pencapaian peningkatan daya saing kompetitif berlandaskan keunggulan sumber daya alama dan sumber daya manusia berkualitas serta kampuan iptek yang terus meningkat
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan Makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan
menekankan terbangunnyastruktur perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah
yang didukung oleh SDM berkualitasdan berdaya
saing RPJMN I (2005-2009 RPJMN II (2010-2014) RPJMN III (2015-2019) RPJMN IV (2020-2024) Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang
PDB UMKM 65%
Rasio Kewirausahaan Nasional 3,90% Usaha Mikro Naik
Kelas
Ekspor UKM 30%
Koperasi Modern Sebanyak 500 Unit
Global Value Chain
Modernisasi Koperasi Scaling UP Melahirkan EntrepreneurBaru Pemberdayaan KUMKM Deputi UKM Deputi Perkoperasian Deputi Usaha Mikro
Deputi Kewirausahaan Kementerian KUKM
KERANGKA SASARAN KINERJA
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 2021-2024
6
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
Indikator Baseline
2019 Target2024 Keterangan
Rasio
kewirausahaan nasional (%)
3,3 3,9 1. Perhitungan Rasio Kewirausahaan berdasarkan perbandingan antara Jumlah Penduduk Yang Usahanya Menetap dibagi Total Jumlah Penduduk. Data sensus ekonomi BPS tahun 2016 terdapat 26,7 juta pelaku usaha nonpertanian terdiri dari 18,9 juta penduduk yang usahanya tidak menetap dan 7,8 juta penduduk yang usahanya menetap atau rasio kewirausahaan ditetapkan 3,1% pada periode 2017.
2. Baseline 2019 adalah 3,3% atau setara 8,2juta, artinya dengan target 3,9% maka perlu 1,5 juta Penduduk Yang Usahanya Menetap atau s.d tahun 2024 harus terdapat 9,7 juta Jumlah Penduduk Yang Usahanya Menetap. (catatan dengan jumlah penduduk 250jt).
3. Penumbuhan 1,5 juta wirausaha baru tentunya efektif dalam kurun waktu 3 tahun atau mulai tahun 2022 s.d 2024. Sehingga rata-rata target pertahunnya 500 ribu wirausaha baru, target ini akan tercapai, jika Kementerian KUKM dapat mendorong Pemerintah Daerah, khususnya 518 Kab/Kota untuk bersinergi melalui penciptaan 1000 wirausaha baru dimasing-masing wilayahnya.
Pertumbuhan
wirausaha (%) 1,9 4 Data BPS menyebutkan jumlah pelaku usaha nonpertanian sebanyak 26,7 juta orang. Target pertumbuhan wirausaha s.d tahun2024 adalah 4% atau kurang lebih 1 juta wirausaha baru. Target ini akan tercapai jika target Rasio Kewirausahaan Nasional 3,9% juga tercapai.
Kontribusi usaha sosial (% PDB)
1,7 2,5 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp.4.018,8 triliun. Artinya, dengan baseline 1,7% di tahun 2019 atau setara kurang lebih Rp. 76,4 triliun maka di perlukaan penambahan kontribusi usaha sosial dalam PDB sebesar Rp.23,6 triliun atau menjadi Rp 100 triliun pada tahun 2024
Penumbuhan
start-up (unit) 748 (kumulatif3.500 )
1. Baseline 2019 adalah 748 startup dan target 2024 adalah 3.500 startup, maka diperlukan pertumbuhaan 2.752 startup baru. Sebagai gambaran upaya dalam penumbuhan startup, Per Februari 2020 terdapat 5 calon startup yang sedang dalam proses inkubasi di Lembaga inkubator Siger Hub Innovation. Lembaga inkubator tersebut berdiri melalui endorse kegiatan Deputi Bidang PengembanganSDM.
2. Dalam hal ini, jika kedepan Kementerian KUKM dapat mendorong minimal 6 Inkubator terbentuk di 34 Propinsi dan masing-masing inkubator dapat menginkubasi minimal 5 calon startup maka pertahun akan lahir 1.020 startup, efektif mulai tahun 2022 s.d 2024 akan lahir 3.060 startup
GAMBARAN
UMUM KEWIRAUSAHAAN NASIONAL
0
1
2
3
4
5
6
7
8
SINGAPURA
MALAYSIA
THAILAND
VIETNAM
INDONESIA
FILIPINA
MYANMAR
Peringkat Kewirausahaan di Asia Tenggara Tahun 2018
Sumber : U.S. News & World Report, 2019 (databoks.katadata.co.id)
Menurut laporan US News and World Report dalam 2019 Best Countries, Indonesia dan Filipina menempati peringkat kedua terendah dalam dimensi kewirausahaan pada 2018. Skor yang diperoleh Indonesia dan Filipina sebesar 0,7 dari skala 10. Semakin tinggi skor yang diperoleh, semakin tinggi pula iklim kewirausahaan dalam suatu negara. Di tingkat dunia, Indonesia berada di peringkat ke-50 dari 80 negara yang disurvei.
Rendahnya peringkat kewirausahaan Indonesia disebabkan rendahnya skor pada semua indikator, yaitu di bawah 2 dari skala 10. Ada beberapa indikator yang mendapatkan skor rendah, yakni kerangka hukum yang baik dan keahlian teknologi dengan skor masing-masing sebesar 0,3 dan 0,5. Sementara itu, skor tertinggi yang diperoleh Indonesia adalah 1,8 untuk indikator terhubungnya Indonesia ke seluruh dunia.
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
RATIO KEWIRAUSAHAAN INDONESIA
2012
2013
2016
1,57%
1,65%
3,10%
93,47%
2018
9
PENCIPTAAN IKLIM KEWIRAUSAHAAN PEMETAAN POTENSI KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAAN KEUNGGULAN KOMPETITIF WILAYAH
Sistem Informasi Potensi Demografi/Potensi Penduduk
(Usia Produktif, Pendidikan, Karakteristik Sosial dan
Budaya).
Sistem Informasi Potensi Geografi/Potensi Kekayaan Alam (Pertanian, Perkebunan,
Perhutanan, Perikanan, Pertambangan, Pariwisata dll).
Sistem Informasi Kebutuhan Infrastruktur Usaha (Jaringan
Komunikasi, Informasi, Kemudahan Perizinan
Transportasi dll). Peningkatan Peran Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Sinkronisasi Kebijakan
Kewirausahaan Peningkatan Peran Dunia Usaha
dan Industri melalui Kerjasama Teknologi dan Industri sesuai
Potensi Geografi Peningkatan Peran Dunia
Pendidikan melalui Kerjasama Pendidikan Kewirausahaan
sesuai Potensi Demografi
1. Pemasyarakatan dan Pelatihan Kewirausahaan Yang Selaras Potensi Demografi dan Geografi Wilayah (termasuk sistem pelatihan kewirausahaan)
2. Sistem Penjaringan Minat Wirausaha Masyarakat (Penggalian Ide Bisnis, Usaha, Pra inkubasi) 1. Pengembangan Lembaga Inkubator Wirausaha (Fokus mendorong Koperasi yang memiliki
sumber pembiayaan sebagai Inkubator Wirausaha, penyempurnaan NSPK Inkubator sesuai amanat Perpres 27 tahun 2013)
2. Fasilitasi Inkubasi Wirausaha melalui kerjasama dengan lembaga inkubator khusunya Koperasi
1. Sistem Informasi Pembiayaan Wirausaha (Skema, Model dan Akses) 2. Fasilitasi Pembiayaan Wirausaha (Pendampingan dan Pembiayaan WP)
PENUMBUHAN WIRAUSAHA PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA PENINGKATAN AKSES PEMBIAYAAN WIRAUSAHA
KEGIATAN STRATEGIS OUTPUT
KERANGKA KEGIATAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN TAHUN 2021
POTENSI
DEMOGRA
FI
INDONESIA
(CALON
WIRAUSAH
A)
INKUBA
SI
REGULA
SI DAN
INFORM
ASI
EDUKAS
I
Peran Dunia Usaha dan Industri
termasuk Koperasi Menjadi Tempat Inkubasi bagi Para Millenials Kreatif
(Wadah Kreatif Millenials)
Peran Pemerintah Pusat dan Daerahmelalui Kemudahan Perizinan, Penyediaan Informasi
Potensi Kewirausahaan dan Akses Pembiayaan
Peran Dunia Pendidikan
melalui Sarana Edukasi Yang Dapat Menarik Para Millenials
Kreatif Masuk Kedalam Ekosistem
EKOSISTEM KEWIRAUSAHAAN
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN KUMKM
12
Kapasitas Usaha dan Kompetensi UMKM Lembaga Keuangan yang Ramah bagi UMKM
Koordinasi Lintas Sektor untuk Mendukung Ekosistem UMKM
1
2
3
4
3 Pilar Strategi Nasional Pengembangan
KUMKM
6 STRATEGI PENGEMBANGAN KUMKM
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIAPeningkatan Konsumsi Dalam Negeri
1.
www.kemenkopukm.go.id
• Prioritas Pengadaan Barang dan Jasa
di K/L, BUMN, dan Pemerintah
Daerah melalui lama UMKM e-katalog.
• Gerakan Konsumen Membeli
Produk UMKM.
• Digitalisasi UMKM untuk memperluas
Online Marketplace.
• Perluasan Pasar Offline (Optimalisasi
Sarinah, Bandara, Rest Area, Pusat Perbelanjaan, Pasar Malam, dan Revitalisasi Pasar Rakyat) untuk Produk UMKM.
• Pengembangan Pariwisata Inklusif
di 5 Destinasi Wisata Prioritas.
• Menyelenggarakan Bimbingan Teknis untuk
masuk ke Pasar Global.
• Fasilitasi Market IntelligencePasar
Global.
• Kurasi Produk UMKM dengan Standar
Internasional.
• Kerjasama dengan Kementerian terkait
untuk mengikuti Promosi di Luar Negeri.
• Pengembangan SMESCO dan Sarinah
sebagai Trading House.
• Optimalisasi Kerjasama Bilateral dan
Multilateral.
• Pembentukan Kantor bersama
Ekspor untuk Produk UMKM,
PERLUASAN
AKSES PASAR
13
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
Mendorong Brand Lokal di Pasar Luar Negeri
1
2
3
4 5
Standarisasi dan Sertifikasi Internasional
Kemitraandengan UsahaBesar
(Value Chain Based Partnership)
Pengembangan Rumah Produksi Bersama di Sentra Industri Kecil dan Menengah
Akselerasi PengembanganUsaha
Menyusun Studi KelayakanFactory Sharing
Membentuk Kelembagaan (inisiasiPilot Project
sampai denganScale-up)
Menyelenggarakan Pelatihan, Konsultasi dan Pendampingan
www.kemenkopukm.go.id
Transfer Pengetahuan, Manajemen, dan Teknologi Produksi Memberikan Akses
terhadap Fasilitas Mesin dan Teknologi N.
Mendukung Pelaku Usaha
(Knowledge Management, Coaching, dll) untuk mendapat Sertifikat Standar Internasional dan masuk Pasar Global
Mengembangkan Inkubasi dan Akselerasi Usaha Rintisan PengembanganPlatformEkosistem Usaha (Pembiayaan, Logistik, Pemasaran, Inovasi)
• Menyempurnakan Konektivitas Rantai Pasok di Sentra
Produksi
• Pengembangan PLB Bahan Baku Impor dan
Pergudangan Bahan Baku Lokal
• Pengembangan PLB dan Pergudangan yang
mendukung Konsolidator Ekspor
• Pengembangan e-Logistic yang terintegrasi dengan
e-Commerce danFintech
• Fasilitas Penurunan Biaya Pos Pengiriman Sampel
Produk
14
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
MENINGKATKAN DAYA SAING
Layanan Konsultasi dan PendampinganTeknis
1
Akselerasi dan Komersialisasi2
Modernisasi Koperasi3
3.
PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
www.kemenkopukm.go.id • Mengembangkan PusatLayanan Konsultasi serta Pendampingan Online
dan Offline (Pusat dan
Daerah) termasuk Klinik Pasar Modal
• Menyediakan Layanan Ahli
dalam Pendampingan Usaha (Manajemen, Produksi, Pemasaran, Keuangan, dan SDM) • Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi Kewirausahaan untuk Pengembangan Usaha • Fasilitasi Akses
Teknologi, Inovasi, dan Perluasan Pasar
• Kemitraan
Penyelenggaraan Diklat dengan Swasta dan Lembaga
Internasional
• Meningkatkan Tata Kelola,
Inovasi Manajemen, Teknologi, dan SDM Koperasi
• Digitalisasi Pelayanan Koperasi • Pengembangan Usaha Koperasi
di Sektor Unggulan (Komoditi, Teknologi, Jasa, Pembiayaan)
• Mengembangkan Indikator dan
Sistem Pemeringkatan Koperasi sebagai Stimulan untuk Masuk Pasar Modal
15
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
Rp
Memperkuat Soft Infrastructure
Pembiayaan Pembiayaan non Bank
• Memastikan Implementasi Alokasi 20% Kredit
Perbankan Umum untuk UMKM;
• Menyusun Skema Kredit Usaha Rakyat Modal
Kerja dan Investasi Sesuai dengan Karakteristik Usaha;
• Memperkuat Literasi Keuangan kepada
KUMKM,termasuk Literasi Pasar Modal;
• Penyempurnaan Regulasi Pembiayaan Investasi
UMKM melalui Pembiayaan Non-Bank;
• Memperkuat Lembaga Penjaminan Kredit dan
Simpanan;
• Menyusun Pedoman Pembinaan, Obligasi dan
Pengawasan Koperasi untukGo-Public.
• Intensifikasi Branchless Banking, Program Linkage,
Peer to Peer Lending, danCrowd Funding;
• OptimalisasiLeasing; • Optimalisasi Dana Ziswaf;
• Optimalisasi Pembiayaan Ekspor KUKM;
• Optimalisasi Pembiayaan melalui PNM untuk Usaha
Skala Mikro;
• Optimalisasi Pembiayaan Pasar Modal;
• Optimalisasi BLU Pembiayaan dan PKBL BUMN; • Optimalisasi Koperasi Simpan Pinjam;
• Optimalisasi Pembiayaan Modal Ventura; • Optimalisasi Dana Hibah Internasional.
16
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
1.
Penyederhanaan Perijinan Usaha danStandardisasi Produkwww.kemenkopukm.go.id
• Mendorong Deregulasi dan Debirokratisasi;
• Membangun Fasilitas Pelayanan Terpadu
(Satu-Pintu) untuk memperoleh Izin dan Sertifikasi;
• Perbaikan Kapasitas dan Profesionalisme
SDM Pelayanan Publik.
• Memberikan Bantuan Layanan Hukum dan
Notariat kepada KUMKM;
• Menyediakan Pelayanan Pengaduan KUMKM.
• Mendorong Perpajakan Khusus untuk Usaha
Mikro dan Kecil;
• Mendorong Tax Deduction bagi UMKM untuk menembus
Pasar Ekspor;
• Mendorong Kebijakan Pengupahan yang ramah terhadap
KUMKM;
• Pembatasan Investasi Asing di Sektor UKM;
• Kebijakan Impor untuk Cross-Border Marketplace;
• Pemanfaatan Perhutanan Sosial dan Lahan Terlantar Milik
Negara.
• Revisi Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 20 Tahun
2008 tentang UMKM terkait Bentuk dan Tata Cara Pengawasan dan Pembinaan Kewajiban Kemitraan Usaha Besar;
• Sinergi Pemantauan dan Peningkatan
Pengawasan Kewajiban Kemitraan.
17
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
KEMUDAHAN DAN KESEMPATAN BERUSAHA
2
Kebijakan Afirmasi dan Proteksi3
Pembentukan Pusat Bantuan Badan HukumOne Gate Policy
Peningkatan Peran Pemerintah Daerah• Menyusun Strategi Nasional Pengembangan
UMKM;
• Mendorong Sensus dan Survei Berkala untuk
Penyempurnaan Data UMKM;
• Membuat Sistem Informasi Terintegrasi antar K/L;
• Membentuk Project Management Office untuk akselerasi
Kemitraan berbasis Komoditi Unggulan;
• Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi.
• Menetapkan Kriteria KUMKM dalam Dana Insentif
Daerah;
• Menetapkan Standar Pelayanan Minimal Urusan
KUMKM;
• Menetapkan Alokasi Tata Ruang;
• Mengalokasikan Ruang dengan Tarif Khusus
di Pertokoan, Perkantoran dan Kluster Industri;
• Melakukan Pembinaan kepada Usaha Mikro dan Kecil; • Optimalisasi PLUT sebagai Pusat Pelayanan
dan Pendampingan;
• Melakukan Monitoring dan Evaluasi serta Pemberian
Penghargaan kepada Kepala Daerah Berprestasi dalam Pengembangan KUMKM.
18
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
PENGEMBANGAN SDM KOPERASI DAN UKM
MELALUI PENDEKATAN SEKTOR PRIORITAS TA 2020
7 sektor/komoditi prioritas
“Pada Tahun 2020 Program Strategis Kementerian Koperasi dan
UKM diarahkan untuk mendukung
Pengembangan 7 (tujuh) Sektor Prioritas” “Perlu adanya sinergitas antar KL, Pemda, Dunia Usaha dan NGO dalam
mendukung Sektor Prioritas Pengembangan
Koperasi dan UKM” Kebijakan Pengembangan
Sektor Prioritas
Pengembangan Kapasitas Manajemen SDM
Pelatihan
Pariwisata
Homedecor Pertanian/Perkebunan Industri/Jasa
Fashion
Kuliner Perikanan
Permodalan Pendampingan
19
19
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM REPUBLIK INDONESIA
Pengembangan Kewirausahaan Sektor
Perikanan
Pemasyarakatan Kewirausahaan
Pelatihan Kewirausahaan
Pelatihan Perkoperasian bagi Pengurus dan Manajer Koperasi
Perikanan
SDM Koperasi dan UKM Perikanan yang difasilitasi melalui SKKNI
Pelatihan Manajemen Berbasis Kompetensi
Pelatihan Pendamping sektor Perikanan
Pelatihan Vocational Bidang Pengolahan Ikan : Nuget, Abon, Tepung Ikan,
Presto
1
2
3
4
5
6
7
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA