• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN TEBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN TEBO"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

1

BAB V

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG

KABUPATEN TEBO 2005-2025

5.1. Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang

Kabupaten Tebo

Dengan mengacu kepada misi pembangunan jangka panjang

Kabupaten Tebo yang telah dikemukakan, dapat dijabarkan menjadi

sejumlah sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah. Selanjutnya,

sasaran pokok tersebut menjadi dasar dalam merumuskan arah kebijakan

pembangunan. Rumusan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan

Kabupaten Tebo 2005-2025 berdasarkan setiap misi disajikan dalam tabel

5.1.

TABEL 5.1. Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tebo Tahun 2005 -2025

Misi 1 : Terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudaya, berilmu pengetahuan, cerdas, sehat, dan terampil.

Sasaran Pokok Arah Kebijakan 1. Terwujudnya watak dan sikap

masyarakat Tebo yang beragama, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bertoleransi terhadap perbedaan yang menciptakan kerukunan hidup antar dan intra umat beragama, bekerjasama dan bergotong royong untuk tujuan dan kebaikan bersama.

1. Mewujudkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan diri pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

2. Revitalisasi forum komunikasi dan silaturahmi antar umat beragama dan intra organisasi keagamaan (Forum Komunikasi Umat Beragama) bagi harmonisasi kehidupan internal dan antar umat beragama

2. Terwujudnya masyarakat yang memiliki jati diri dan kepribadian yang didasarkan atas pengetahuan, pemahaman dan penerapan nilai-nilai luhur budaya daerah dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Berkembangnya budaya daerah dan nilai-nilai kearifan lokal dalam memperkuat modal kultural dan sosial yang bermanfaat positif bagi pembangunan serta mampu mempertahankan identitas kultural di era globalisasi.

2. Meningkatnya gaya hidup yang menghargai budaya lokal pada bangunan arsitektur,

(2)

barang-BAB V

2

barang konsumsi, dan pengetahuan terhadap budaya lokal.

3. Meningkatnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan dan kepastian jaminan dalam layanan pendidikan, diiringi oleh meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan serta tata kelola pendidikan, baik pendidikan formal dan non-formal.

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas persekolahan dan sarana serta prasarana pendidikan sebagai dasar bagi peningkatan mutu dan relevansi pendidikan sehingga mampu memenuhi standar pelayanan minimal dan standar nasional pendidikan.

2. Pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan untuk seluruh masyarakat pada seluruh satuan pendidikan formal mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), hingga sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk sekolah kejuruan bahkan perguruan tinggi, termasuk pendidikan non-formal oleh lembaga kursus dan keterampilan, dan balai latihan kerja dengan memperhatikan kebutuhan pembangunan dan kondisi wilayah;

3. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru, kepala sekolah dan pengawas sehingga memenuhi tuntutan UU tentang guru dan dosen maupun peraturan terkait . Diiringi dengan peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan baik negeri maupun swasta dengan standar yang memadai.

4. Peningkatan kompetensi dan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar secara berkualitas dan berdaya saing serta pengelolaan pendidikan secara baik.

5. Pengembangan tata kelola pendidikan yang efektif dan efisien dengan pencitraan publik yang akuntabel dan profesional diantaranya dengan peningkatan kualitas kepemimpinan dan kompetensi kepala sekolah dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah;

6. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan melalui peningkatan kualitas pelaksanaan fungsi dan peran komite sekolah dan dewan pendidikan kabupaten

(3)

BAB V

3

sebagai mitra dalam sistem persekolahan dan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam proses peningkatan kualitas sistem persekolahan 7. penyediaan data dan informasi pendidikan yang

akurat, tepat waktu dan transparan bagi pengelola dan pengguna jasa pendidikan sebagai basis kebijakan bagi peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan

8. Peningkatan sistem evaluasi pendidikan dan proses pembelajaran yang komprehensif untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik; 9. Peningkatan pola dan budaya belajar siswa yang

dikembangkan ke arah pembentukan siswa yang mandiri, aktif, dan kreatif melalui proses pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya.

4. Meningkatnya pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau yang didukung oleh sumberdaya manusia kesehatan yang berkualitas dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif, dan berkembangnya perilaku masyarakat dan rumahtangga yang sesuai dengan perilaku hidup bersih dan sehat.

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan melaui dari Rumah sakit Umum Daerah, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu sebagai basis dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2. Peningkatan jumlah dokter, tenaga medis, dan paramedis serta penditribusiannya sesuai dengan kondisi kebutuhan setiap unit layanan kesehatan dalam memenuhi standar pelayanan minimal kesehatan.

3. Peningkatan fungsi dan peran Puskesmas, puskesmas pembantu disertai dengan pengembangan kemitraan dengan Posyandu sebagai institusi pelayanan kesehatan publik dan pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

4. Peningkatan kampanye dan promosi, dan advokasi perilaku hidup bersih dan sehat bagi rumahtangga, terutama di daerah-daerah endemik penyakit mewabah dan bersanitasi buruk serta pengembangan upaya pencegahan penyakit

(4)

BAB V

4

menular dalam mengembangakan paradigma sehat berorientasi pencegahan (prevensi).

5. Peningkatan produksi, distribusi dan pemanfaatan obat yang bermutu, efektif dan aman bagi penduduk dengan harga yang terjangkau.

6. Pengembangan sistem peringatan dini dalam kesiagaan kejadian luar biasa terhadap penyakit mewabah dan menular serta kondisi darurat dan kebencanaan yang dialami masyarakat.

7. Pembangunan dan pengembangan sistem informasi pelayanan dan ketenagaan kesehatan yang terpadu sebagai basis data meningkatkan pelayanan dan pengambilan keputusan dalam kebijakan kesehatan

5. Terkendalinya laju pertumbuhan penduduk dan struktur kependudukan yang dinamis seimbang dan produktif.

1. Peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.

2. Pengembangan dan pemeliharaan sistem administrasi kependudukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah serta mendorong terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan sosial

3. Penataan persebaran dan mobilitas penduduk menuju persebaran penduduk yang lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui pemerataan pembangunan ekonomi dan wilayah dengan memperhatikan keragaman etnis dan budaya serta pembangunan berkelanjutan.

4. Penurunan jumlah tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap perempuan dan anak. 5. peningkatan kualitas keluarga melalui program

keluarga berencana dengan menerapkan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

6. Meningkatnya keterlibatan masyarakat, terutama pemuda dan pelajar dalam organisasi sosial dan

1. Pembinaan dan pengembangan organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi kepemudaan dan pramuka, klub olahraga, melalui dukungan moril

(5)

BAB V

5

kepemudaan, kelompok kesenian, kegiatan kemasyarakatan maupun kegiatan olahraga dan kepramukaan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan spiritual.

dan fasilitasi finansial pemerintah daerah.

2. Pembangunan dan pengembangan pembangunan kompleks olahraga terpadu dan representatif untuk mendorong berkembangnya kegiatan olahraga sekaligus menjadi pusat rekreasi keluarga maupun sarana interaksi sosial yang positif antarwarga dan pemuda.

3. Pembinaan dan pengembangan kapasitas bagi pengurus organisasi sosial, kelompok kesenian, tenaga keolahragaan (pelatih, instruktur, juri dan wasit), organisasi kepemudaan dan pramuka melalui pendidikan dan pelatihan serta penyelenggaraan iven-iven kompetisi olahraga, kesenian, sains dan berbagai penghargaan 4. Pembangunan dan pemeliharaan kawasan ruang

terbuka hijau dan sarana rekreasi keluarga yang representatif, mudah dan murah dijangkau oleh masyarakat.

7. Meningkatnya penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

1. Peningkatan kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian vertikal seperti balai penelitian pertanian, badan penelitian dan pengembangan (Balitbangda) Provinsi, LIPI maupun penelitian individual dalam mengodopsi teknologi tepat guna yang beriorientasi kebutuhan masyarakat, baik di bidang pertanian, industri dan perdagangan maupun bagi pemerintah.

2. Peningkatan kapasitas dan kemampuan dalam berinovasi dan kegiatan penelitian bagi pelajar dan mahasiswa, staf pengajar perguruan tinggi, pengambil kebijakan di pemerintah daerah dan masyarakat luas melalui pendidikan dan pelatihan dan penyediaan skema insentif riset dan pendaftaran merek dan hak cipta maupun Hak Atas Kekayaan Intelektual(HAKI) secara umum.

Misi 2 : Terwujudnya Kabupaten Tebo sebagai daerah agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif sebagai basis bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Sasaran Pokok Arah Kebijakan

(6)

BAB V

6

pertanian untuk membentuk struktur perekonomian daerah berbasis agribisnis dan agroindustri sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang didukung oleh sumberdaya manusia pertanian, teknologi serta sarana produksi pertanian yang memadai dan maju, tata kelola dan kebijakan pertanian yang baik

dalam arti yang luas mencakup didalamnya tidak hanya pengembangan pertanian tanaman pangan, namun meliputi pula holtikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan maupun kegiatan industri mikro, kecil dan menengah yang mengolah atau berbahan baku hasil pertanian. 2. Peningkatan efisiensi, modernisasi, dan nilai

tambah hasil pertanian dalam arti luas, termasuk perikanan dan peternakan, diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan peternak melalui pengembangan agribisnis dan usaha perikanan dan peternakan yang dinamis dan efisien dengan partisipasi petani yang aktif dan luas.

3. Peningkatan kegiatan intensifikasi pertanian dengan

mengembangkan penggunaan teknologi pertanian tepat guna, menunjang kegiatan peremajaan tanaman, pengenalan bibit unggul, dan pengembangan irigasi dan pengendalian hama terpadu.

4. Peningkatan kegiatan penyuluhan dan pembinaan bagi petani dan kelompok tani dalam kegiatan pertanian serta pendampingan produksi bagi industri mikro, kecil dan menengah yang berbahan baku hasil pertanian.

5. Penyediaan insentif bagi petani dan agroindustri, maupun pelaku agrobisnis berupa subsidi sarana produksi, bantuan dan kemudahan akses modal kepada lembaga perbankan, bank perkreditan rakyat, maupun koperasi.

6. Pengembangan teknologi pertanian maupun agroindustri yang tepat guna dari hasil penelitian melalui kegiatan diseminasi dan revitalisasi peran penyuluh pertanian lapangan dan tenaga pendamping usaha kecil.

7. Penguatan hubungan kemitraan antara pengembangan sektor pertanian dengan pengembangan pada sektor industri dan jasa. 8. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur

(7)

BAB V

7

pertanian berupa irigasi dan aksesibilitas infrastruktur transportasi berupa jalan, jembatan, maupun sungai, ke sentra-sentra produksi pertanian dan kawasan industri untuk memperlancar distribusi hasil pertanian dan agroindustri.

9. Penguatan sektor industri berbasis agribisnis sebagai motor penggerak yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, perikanan dan pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.

2. Terbentuknya sentra produksi pertanian dan industri yang berbasis wilayah dan pedesaan sesuai dengan potensi dan keunggulan masing-masing wilayah maupun desa.

1. Pemetaan dan pembentukan kawasan-kawasan agrobisnis dan agroindustri sesuai dengan potensi pertanian dan ekonomi pada setiap desa atau kecamatan atau kawasan ekonomi tertentu, baik melalui konsep one village one product maupun klaster atau sentra produksi pertanian dan industri. 2. Pengembangan keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan prima dengan mengelola secara berkelanjutan peningkatan produktivitas hasil pertanian dan agroindustri melalui penguasaan, penyebaran, penerapan, penciptaan (inovasi) ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menuju ekonomi berbasis pengetahuan (knowledged based-economy),

3. Pemetaan, penetapan dan pembentukan komoditi unggulan daerah yang khas dan unik berbasis hasil pertanian dan diproduksi oleh industri kecil yang dikenal luas melalui pemasaran yang berskala regional dan nasional.

4. pembangunan agroindustri melalui 5 tahapan: (i) membangun landasan pertanian yang kokoh melalui pengembangan subsistem agribisnis hulu (up-stream agribussiness); (ii) mengembangkan subsistem usaha tani (on-farm agribussiness) melalui pemberdayaan masyarakat pertanian dalam pemanfaatan teknologi yang unggul dan berkelanjutan (technoware); (iii) Mengembangkan

(8)

BAB V

8

subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) dan daya saing produk pertanian; (iv) mengembangkan subsistem pemasaran (on-farm agribusiness) yang dapat menunjang peningkatan penjualan, pendayagunaan sistem informasi pasar baik lokal maupun ekspor; (v) mengembangkan sistem jasa penunjang sehingga dapat mendukung peningkatan produk pertanian terutama yang berorientasi ekspor.

3. Meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat yang disertai dengan penurunan kemiskinan mutlak dan terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk.

1. Penciptaan stabilitas harga kebutuhan pokok yang diiringi dengan kelancaran distribusi barang dan jasa melalui penyediaan insfrastruktur transportasi yang memadai dan mencegah munculnya biaya logistik yang tinggi.

2. Perluasan lapangan kerja melalui penciptaan iklim investasi yang menarik dan kondusif, kepastian hukum dan kemanan berusaha.

3. Pengembangan sistem ketahanan pangan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian pangan daerah dengan mengembangkan kemampuan produksi lokal yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutu dan gizinya, aman, merata dan terjangkau yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam.

4. Penciptaan kebijakan penganggaran berbasis partisipasi masyarakat dan berpihak pada masyarakat miskin sesuai dengan karakteritik dan kebutuhan serta aspirasi masyarakat miskin 5. Peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan

dan kebutuhan pokok penduduk melalui peningkatan produksi, koordinasi alokasi dengan lembaga terkait serta pencegahan dan penindakan dari praktik usaha tidak sehat.

6. Pembangunan dan pengembangan infrastruktur ekonomi dan sosial bagi kelompok dan daerah

(9)

BAB V

9

kantung kemiskinan berdasarkan kebutuhan dan partisipasi daerah tertinggal dan masyarakat miskin.

4. Meningkatnya peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi, daya tahan dan daya saing dunia usaha serta tumbuhnya wirausaha baru.

1. Peningkatan kapasitas dan kemampuan manajerial melalui pelatihan, pembinaan dan pendampingan bagi UMKM dan koperasi.

2. Fasilitasi bagi UMKM dan koperasi dalam mengakses modal dari lembaga keuangan formal, promosi, dan jaringan pemasaran.

3. Pengembangan UMKM dan koperasi sebagai sub-struktur industri yang menjadi basis bagi pembentukan struktur industri daerah yang sehat, mampu tumbuh dan terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri hilirnya dan dengan industri berskala menengah maupun besar.

5. Meningkatnya iklim investasi yang kondusif bagi tumbuhnya kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif serta efek pengganda (multiplier) yang besar bagi pembangunan daerah.

1. Pengembangan sistem layanan investasi secara terpadu atau satu pintu yang efisien, transparan, sistem pelayanan perizinan yang terpadu, serta pembiayaan berkelanjutan oleh lembaga keuangan.

2. Penyusunan potensi, peluang dan prioritas pengembangan investasi pada berbagai sektor dan kegiatan perekonomian diikuti oleh upaya promosi bagi investor.

3. Pembenahan aturan dan hukum di bidang investasi dalam memberikan kepastian hukum. 4. Penyiapan daya dukung sosial termasuk

kemitraan dan kepemilikan lahan bagi lokasi investasi potensial.

6. Berkembangnya sektor jasa dalam mendukung perkembangan pada sektor pertanian dan industri

1. Pengembangan sektor hotel, restoran, transportasi dan komunikasi dengan menerapkan sistem dan standar manejemen yang mampu mendorong peningkatan nilai tambah dan mendukung pengembangan SDM daerah dan keprofesian, 2. Peningkatan peran perbankan nasional dan

daerah dalam penguatan permodalan, sesuai dengan kebutuhan investasi dan karakteristik jasa keuangan dan perluasan jaringan kantor cabang

(10)

BAB V

10

dan pembantu untuk menghimpun dan memberikan alternatif pendanaan lebih banyak bagi seluruh lapisan masyarakat.

3. Pengembangan objek daerah tujuan wisata terutama ekowisata dan wisata budaya secara arif dan berkelanjutan yang dapat mendorong kesejahteraan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan memperkuat pengembangan budaya bangsa dan budaya lokal. 7. Membaiknya pengelolaan dan

pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi, daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari.

1. Penyusunan dan penerapan rencana tata ruang wilayah kabupaten yang memperhatikan keseimbangan pemanfaatan sumber daya alam yang dilaksanakan secara konsisten.

2. Sosialisasi dan diseminasi tentang pola pemanfaatan ruang wilayah untuk menumbuhkan upaya melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan kepada masyarakat dan dunia usaha. 3. Pengembangan kapasitas kelembagaan

pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan daerah dalam menetapkan aturan, pembinaan, pengendalian lingkungan

4. Pemanfaatan sumber daya alam terutama kehutanan dan sungai berbasis masyarakat atau komunitas yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan kapasitas kelompok masyarakat sekitar hutan dan daerah aliran sungai.

5. Pelaksanaan secara berkelanjutan mengenai kelayakan dan analisis dampak lingkungan atas berbagai perizinan pemanfaatan wilayah dan perizinan usaha pemanfataan sumber daya alam 6. Pengawasan dan penindakan terhadap berbagai

perilaku dalam pemanfaatan sumber daya alam dari kegiatan kegiatan perusakan lingkungan terutama penebangan liar, pembakaran hutan, penambangan tanpa izin maupun perilaku membuang sampah oleh rumahtangga.

8. Mengembangkan pasar tradisional dengan dukungan sarana dan prasarana yang memadai disertai

1. Rehabilitasi dan pembenahan pasar tradisional pekanan dan pengembangannya menjadi pasar tradisional yang permanen atau harian dengan

(11)

BAB V

11

pula oleh infrastruktur ekonomi lainnya berupa pertokoan dan pergudangan.

corak dan fasilitas yang representatif dan terjangkau bagi tumbuhnya kegiatan perdagangan pada daerah pedesaan.

Misi 3 : Terwujudnya penyediaan infrastruktur yang memadai dan maju. Sasaran Pokok Arah Kebijakan

1. Penyediaan sarana dan prasarana transportasi untuk pelayanan distribusi komoditi perdagangan dan industri serta pergerakan penumpang dan barang.

1. Pengembangan jaringan jalan untuk meningkatkan daerah, baik akses antara Ibu kota Kabupaten dengan Kecamatan, atau antar Kecamatan, atau dengan pusat perekonomian dan produksi serta meningkatkan akses ke desa/wilayah potensi ekonomi tinggi dan sentra produksi.

2. Meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamanan berlalu lintas melalui pelayanan angkutan jalan secara terpadu meliputi penataan sistem jaringan dan terminal, manajemen lalu lintas, fasilitas dan rambu jalan, penegakan hukum dan disiplin di jalan

2. Meningkatnya pembangunan perumahan yang layak dan sehat serta terjangkau bagi masyarakat miskin.

1. Peningkatan koordinasi dengan lembaga keuangan bagi peningkatan dukungan kredit murah untuk pembiayaan perumahan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah.

2. Peningkatan peran pemerintah dalam penyediaan kawasan rumah bersubsidi bagi rumahtangga miskin melalui peningkatan kerjasama pihak swasta dalam program tanggungjawab sosial maupun lembaga amal.

3. Pengembangan sistem sanitasi perkotaan termasuk sarana dan pengelolaan persampahan, sarana MCK atau hidran umum, serta mendrong pengelolaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

4. Pembinaan bagi pengembang kawasan perumahan dalam penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial dan dukungan pemerintah daerah dalam perbaikan sanitasi berupa drainase dan jalan lingkungan.

3. Meningkatnya dan terjaganya pasokan tenaga listrik yang handal

1. Peningkatan pasokan energi listrik dengan mengembangkan sumber energi alternatif

(12)

BAB V

12

dan efisien sesuai kebutuhan berbagai pihak, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat terpenuhi.

potensial terutama pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan mikrohidro, tenaga surya dan biofuel dalam memenuhi kebutuhan listrik sekaligus meningkatkantkan efektivitas dan efisiensi tenaga listrik untuk menurunkan kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan.

2. Pengembangan pembangkit listrik skala kecil berbasis komunitas bagi desa-desa dan masyarakat terpencil.

4. Meningkatkan pelayanan pos, telekomunikasi dan informatika yang efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi di Kabupaten Tebo dalam mendukung tercapainya masyarakat informasi Indonesia

1. Peningkatan teledensitas pelayanan jasa telekomunikasi dan informatika bagi masyarakat pengguna.

2. Pembangunan dan pengembangan jaringan telekomunikasi bagi instansi pemerintah hingga ke kecamatan sebagai basis penciptaan sistem informasi dan pelayanan pemerintah daerah berbasis elektronik (e-government).

3. Pembentukan dan perluasan jaringan internet bagi masyarakat di daerah pedesaan melalui pelayanan internet keliling dan bagi masyarakat perkotaan dengan adanya taman siber (cyberpark) atau kelurahan siber (cybercity).

5. Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya air dengan tetap melakukan upaya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya air.

1. pengembangan infrastruktur irigasi diarahkan pada peningkatan layanan jaringan irigasi melalui optimalisasi penyediaan air irigasi dan kehandalan prasarana irigasi untuk menciptakan keberlanjutan sistem irigasi

2. penyediaan air baku melalui pengelolaan sumber air termasuk pengembangan tata kelola Perusahaan Daerah Air Minum dan pengembangan hidran umum bagi daerah kesulitan akses air bersih.

3. pembangunan infrastruktur sumberdaya air diarahkan pula sebagai pengendali banjir dan daya rusak air, optimalisasi penggunaan air permukaan dan peningkatan peran masyarakat dalam pengelolaan pemanfaatan air yang berwawasan lingkungan.

(13)

BAB V

13

Sasaran Pokok Arah Kebijakan 1. Menciptakan supremasi hukum dan

penegakan hak-hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta tertatanya sistem hukum nasional yang mencerminkan kebenaran, keadilan, akomodatif, dan aspiratif.

1. Meningkatnya efektifitas, profesionalisme dan etika aparat kemanan dan penegak hukum dalam penanganan, penindakan dan penyelesaian tindak kejahatan dan pelanggaran yang dilaksanan secara adil dan berdasarkan hukum untuk memberikan perlindungan sosial dan keamanan bagi masyarakat secara luas.

2. Peningkatan penyuluhan hukum secara intensif untuk meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum oleh masyarakat dan penyelenggara pemerintah daerah.

3. dukungan terhadap penegakan hukum yang tegas dan manusiawi untuk mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum serta perlindungan terhadap hak asasi manusia

2. Berfungsinya norma aturan dan nilai-nilai atau kelembagaan masyarakat, lembaga hukum dan lembaga politik daerah untuk membangun kemandirian masyarakat dalam mengelola berbagai potensi konflik sosial, membangun mekanisme resolusi konflik dari, oleh dan untuk masyarakat.

1. memperkuat peran dan kapasitas institusi dan tokoh masyarakat dan adat untuk memberikan keteladanan dan membangun aturan sosial dan hukum adat yang menyelesaikan sengketa melalui jalur kesepakatan adat dan sosial.

3. Terkendalinya potensi kerawanan sosial dan keamanan wilayah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam sistem pengamanan swakarsa yang terpadu dan bermitra dengan lembaga penegak hukum

1. Perluasan penerapan sistem keamanan lingkungan swakarsa yang diiringi dengan berkembangnya sistem kemitraan dengan polisi dalam pencegahan dan pelaporan terhadap tindak kriminalitas.

4. Mengendalikan ancaman dan gangguan penyalahgunaan dan penyebarluasan narkoba, minuman keras, perjudian, praktik asusila, dan penyakit sosial lainnya

1. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap bahaya narkoba dan berbagai penyakit sosial lainnya disertai dengan pengawasan dan pengendalian secara reguler terhadap potensi tindak pidana susila dengan turut melibatkan partisipasi masyarakat.

(14)

BAB V

14

Misi 5 : Terwujudnya pembangunan yang merata dan berkeadilan Sasaran Pokok Arah Kebijakan

1. Terwujudnya pemerataan pembangunan antar kecamatan dan antar kelompok masyarakat

1. Peningkatan percepatan pembangunan dan pertumbuhan kawasan strategis sehingga dapat mengembangkan daerah-daerah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi, yang sinergis dengan menekankan keterkaitan mata rantai proses agrobisnis dan agroindustri.

2. Peningkatan keberpihakan pemerintah Kabupaten Tebo melalui penganggaran, kebijakan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil agar dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain.

2. Terwujudnya keseimbangan pembangunan dan lingkungan antara daerah perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

1. Percepatan pembangunan daerah perkotaan dan daerah pedesaan secara seimbang yang diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai motor penggerak pembangunan (engine of growth) wilayah-wilayah di sekitarnya, termasuk untuk melayani kebutuhan warganya.

2. Pengendalian pertumbuhan pemukiman dan penduduk di daerah bercorak perkotaan suatu sistem wilayah pembangunan yang terpadu, nyaman, efisien dalam pengelolaan, serta mempertimbangkan pembangunan yang berkelanjutan.

3. Pembangunan perdesaan melalui pengembangan agropolitan, peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya, pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi, peningkatan akses informasi dan pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan kerja dan teknologi tepat guna, penggalian dan pengembangan potensi masyarakat (SDM), pengendalian harga dan kebijakan perdagangan yang berpihak ke produk pertanian, terutama terhadap harga komoditi.

(15)

BAB V

15

4. Peningkatan pemanfaatan rencana tata ruang sebagai landasan atau acuan kebijakan spasial bagi pembangunan lintas sektor maupun wilayah agar pemanfaatan ruang dapat dapat sinergis, serasi dan seimbang. Rencana Tata Ruang Kabupaten disusun secara hirarkis dengan mengacu pada RTRW Nasional dan Provinsi. 3. Terwujudnya pembangunan yang

berkeadilan gender dan keadilan antar generasi melalui pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan penyanndang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

1. Peningkatan ketahanan sosial dan memberdayakan penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui penyediaan sarana pelayanan sosial yang sesuai dengan kebutuhan. 2. peningkatan kepedulian sosial terhadap

penyandang cacat, fakir miskin, anak terlantar, kelompok rentan sosial, serta lanjut usia melalui sistem jaminan sosial yang komprehensif dan berkelanjutan.

3. peningkatan peran perempuan dan organisasi perempuan dalam pembangunan di segala bidang dengan meningkatkan keterampilan dan kapasitas perempuan sesuai dengan hak, kewajiban, dan kesempatan yang sama dengan pria berdasarkan kodrat, harkat, dan martabatnya.

4. penyediaan data dan statistik gender untuk basis perumusan kebijakan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

5. peningkatan pemahaman dan kesiagaan masyarakat terhadap persoalan bencana alam sehingga masyarakat memiliki pengetahuan dan daya tahan yang untuk menghindari maupun menghadapi bencana alam.

6. pengembangan sistem penanganan kerawanan pangan, wabah penyakit dan bencana alam yang berbasis kepada kesiagaan masyarakat yang dilengkapi dengan pola penyantunan dan bantuan terhadap korban bencana alam.

7. Peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang berkualitas termasuk pemberdayaan sosial yang tepat guna bagi masyarakat penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), serta penyediaan sarana pelayanan

(16)

BAB V

16

sosial yang memadai. Misi 6 : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

Sasaran Pokok Arah Kebijakan 1. Terbentuknya aparatur pemerintah

daerah yang profesional, berkualitas dan beretika melayani.

1. Pengelolaan sumberdaya aparatur mulai dari rekrutmen, penempatan, dan pengembangan karir sesuai kebutuhan, kualifikasi, kompetensi yang dimiliki dengan adanya sistem remunerasi dan apresiasi yang diiringi oleh penegakan disiplin aparatur.

2. Penyelenggaraan dan peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi peningkatan keahlian, keterampilan dan pembentukan karakter dan etika aparatur. 2. Terbangunnya sistem manajemen

pelayanan pada masyarakat yang memiliki transparansi dan dan akuntabilitas yang memadai berlandasakan pada tata kelola yang baik

1. Peningkatan kinerja pelayanan publik melalui pembenahan sistem dan prosedur serta standarisasi kualitas pelayanan.

2. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam interaksi antara pemerintah dengan masyarakat dan pelaku usaha.

3. Pengembangan kapasitas pemerintahan desa dalam melakukan tugas perbantuan maupun dekonsentrasi dan pelimpahan tugas administrasi untuk lebih mendekatkan layanan publik agar efektif dan efisien.

3. Terwujudnya kerjasama dengan pemerintah daerah lain, di dalam negeri maupun luar negeri dalam hubungan maupun dengan dunia usaha dan dunia industri serta wirausahan dalam pola kerjasama saling menunjang dan menguntungkan

1. Peningkatan kerjasama antar daerah dengan kabupaten/kota lainnya dan penguatan koordinasi dengan pemerintah provinsi akan terus ditingkatkan dalam rangka memanfaatkan keunggulan komparatif maupun kompetitif masing-masing daerah serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan publik.

2. Pengembangan kapasitas pemerintah daerah terus ditingkatkan melalui peningkatan kapasitas aparat, peningkatan kapasitas kelembagaan daerah, peningkatan kapasitas keuangan daerah termasuk upaya peningkatan kemitraan dengan masyarakat dan swasta dalam pembiayaan pembangunan daerah,

(17)

BAB V

17

produk hukum daerah yang tepat, jelas dan demokratis sesuai dengan kebutuhan daerah.

antar lembaga pemerintahan yaitu eksekutif, legilatif dan yudikatif maupun antarlembaga pemerintahan dengan masyarakat dan dunia usaha.

2. Peningkatan upaya pelibatan berbagai pihak dalam pengambilan kebijakan publik meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan kebijakan dan peraturan daerah.

3. Peningkatan optimalitas peran partai politik dalam melakukan peningkatan pengetahuan dan partisipasi politik melalui pendidikan politik serta bagi pematangan demokrasi di daerah yang sesuai dengan budaya daerah dan nilai-nilai kearifan lokal.

Setiap sasaran pokok tersebut memiliki sejumlah indikator kinerja

utama yang harus dicapai berdasarkan kondisi awal pada tahun 2005

berdasarkan setiap misi.

Pada misi pertama, terwujudnya sumberdaya manusia yang

berkualitas yaitu manusia yang beriman, bertaqwa dan berbudaya, berilmu

pengetahuan, cerdas, sehat, dan terampil ditunjukkan oleh tercapainya

indikator kinerja utama yaitu:

a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) dapat dicapai minimum 80 pada

tahun 2025.

b. Tercapainya pemberantasan buta huruf bagi seluruh penduduk dewasa.

c. Dapat dituntaskannya wajib belajar 9 tahun dan rata-rata lama sekolah

penduduk dewasa sekurangnya 9 tahun.

d. Menurunnya persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan

dari 22,2 persen menjadi setingginya 15 persen pada 2025.

e. Dapat dicapai dan dipertahankannya tingkat pengangguran terbuka

kurang dari 5 persen diiringi dengan pengurangan tingkat setengah

menganggur (under employment) dari 57 persen pada tahun 2011

menjadi 35 persen.

f.

Menurunnya laju pertumbuhan penduduk dari 2,98 persen sepanjang

tahun 2001–2010 menjadi kurang dari 2 persen sepanjang 2010-2025.

(18)

BAB V

18

g. Menurunnya tingkat angka kematian ibu melahirkan, angka kematian

bayi dan balita.

h. Terbangunnya kompleks olahraga yang terpadu dengan masjid raya

yang berfungsi secara baik.

Pada misi kedua, Terwujudnya daerah agribisnis yang memiliki

keunggulan kompetitif sebagai basis untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang berkualitas ditunjukkan oleh sejumlah indikator sebagai

berikut :

a. Terjadinya transformasi struktur ekonomi dengan tetap berbasis kepada

sektor pertanian yang berkembang dengan distribusi yang seimbang

diantara berbagai sub sektor pertanian.

b. Menurunnya kontribusi sektor primer sekurangnya menjadi 40 persen

diikuti meningkatnya sektor sekunder menjadi sekurangnya 15 persen

dan sektor jasa sekurangnya 40 persen.

c. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada kisaran 6

persen hingga 8 persen.

d. Persentase penduduk miskin dapat ditekan mencapai kurang dari 5

persen.

Pada misi ketiga, tercapainya infrastruktur yang maju dan memadai

ditandai oleh :

a. Meningkatnya panjang jalan dan kualitas jalan dalam kondisi baik.

b. Berfungsinya terminal dan pemeliharaan jalan dan jembatan.

c. Meningkatnya pasokan energi listrik.

d. Meningkatnya elektrifikasi dan teledensitas hingga semua desa sudah

teraliri listrik dan memiliki sinyal telekomunikasi seluler yang baik.

e. Meningkatnya kualitas sanitasi dan kualitas perumahan dan pemukiman

Pada misi keempat, target yang diupayakan untuk dicapai dalam

menjadikan Kabupaten Tebo yang aman, tertib dan tenteram ditandai oleh

hal sebagai berikut :

a. berkurangnya tingkat kriminalitas (

crime rate

) sekurangnya 20 persen

pada 2025 berdasarkan angka tingkat kriminalitas tahun 2005.

b. berkurangnya jumlah pelanggaran lalu lintas dan angka kecelakaan lalu

lintas sekurangnya sekurangnya 20 persen pada 2025 berdasarkan

jumlah pelanggaran lalu lintas tahun 2005.

(19)

BAB V

19

c. Menurunnya kekerapan atau intensitas konflik sosial, baik vertikal

maupun horizontal.

d. Berlangsungnya proses peradilan yang terbuka dan adil serta memihak

rakyat miskin.

e. Terselenggaranya proses pemilihan umum legislatif dan kepala daerah

dengan partisipasi pemilih yang semakin meningkat dan berlangsung

secara jujur, aman dan tertib dan demokratis.

f.

Menurunnya ketimpangan pembangunan antar kecamatan dan

kelurahan.

Indikator kinerja utama menjadi target yang diupayakan untuk

dicapai dari dari misi kelima, yaitu :

a. Menurunnya ketimpangan pembangunan antar kecamatan maupun antar

penduduk pada suatu kecamatan yang ditandai oleh nilai indeks

Williamson dan Indeks Gini yang tergolong rendah.

b. Terselenggaranya pelayanan dan rehabilitasi bagi Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan dukungan penyediaan jaminan

sosial bagi seluruh penduduk.

c. Meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG) disertai dengan

penurunan angka kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

pada suami-istri dan terhadap anak.

Pada misi kelima, indikator kinerja utama yang menjadi target

pencapaian pada tahun 2025 yaitu :

a. Meningkatnya kualifikasi pendidikan dan kualifikasi keahlian aparatur

pemerintah daerah.

b. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada berbagai SKPD penyelenggara

pelayanan publik yaitu Rumah Sakit dan Puskesmas, kantor kecamatan,

layanan administrasi kependudukan, pertanahan dan perizinan investasi

berada pada klasifikasi tergolong baik.

c. Diterapkan dan berjalannya standarisasi dalam sistem pelayanan publik.

d. Berlangsungnya manajemen sistem informasi layanan publik oleh

pemerintahan secara elektronik (e-government).

5.2. Tahapan dan Skala Prioritas

Untuk mencapai sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan

sebagaimana

dimaksud

di

atas,

pembangunan

jangka

panjang

(20)

BAB V

20

membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam

rencana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang

ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan,

tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Oleh karena itu, tekanan skala

prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus

berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka

mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang.

Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka

panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan.

Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas utama.

Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan.

Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat disusun dalam

bentuks matriks sebagaimana disajikan pada tabel 5.2., sebagai berikut :

(21)

BAB V

21 Tabel 5.2. Tahapan dan Prioritas Pada Setiap RPJM Menurut Misi dan Bidang

No

Misi/Bidang Tahapan dan Prioritas

2005-2009 2010-2014 2015-2019 2020-2025

I. Misi 1 : Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang beriman,

bertaqwa dan berbudaya, berilmu pengetahuan, cerdas, sehat, dan terampil

1. Pembangun an Agama Dan Budaya . 1. Terselenggara nya pendidikan dan pengajaran agama dan pada lembaga pendidikan formal dan non formal.

1. Terbangunnya sarana dan prasarana peribadatan memadai serta mulai terlaksananya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pendidikan dan pengajaran agama dan budaya daerah. 1. Terlaksananya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pendidikan dan pengajaran agama dan budaya daerah serta meningkatnya peran rumah ibadah dan organisasi keagamaan maupun kelompok masyarakat adat dalam melakukan pendidikan agama dan budaya daerah. 1. Terciptanya suasana kehidupan masyarakat yang agamis dan berbudaya 2. Tumbuhnya inisiatif untuk membentuk forum komunikasi dan silaturahmi antar tokoh dan organisasi antar umat beragama dan intra umat beragama beserta pemuka adat 2. Terbentuknya forum komunikasi dan silaturahmi pemuka agama antar umat beragama dan pemuka adat maupun intra umat umat beragama. 2. Terciptanya komunikasi yang intensif dan saling pemahaman antar pemuka agama dan pemuka adat, pemuka antar umat beragama maupun intra umat beragama. 2. Terwujudnya sikap toleransi saling menghormati serta saling bersinergi antar umat beragama dan pemuka adat. 3. Terbangunnya lembaga adat beserta struktur dan kelembagaannya 3. Terbangunnya sarana dan prasarana lembaga adat, kelompok seni budaya daerah serta peningkatan kapasitas dalam pengelolaan lembaga adat dan kelompok seni budaya daerah. 3. Berkembangnya pertunjukan dan kegiatan seni budaya daerah dan terciptanya pendidikan dan pengetahuan budaya daerah. 3. Terbentuknya masyarakat adat yang terkelola secara baik, membudaya nya kegiatan seni budaya daerah, dan terbentuknya ikon seni budaya daerah. 2. Pembangun an Pendidikan 4. Tersedianya sarana dan prasarana persekolahan dalam jumlah yang mencukupi terutama SD dan SLTP. 4. Terpenuhinya standar sarana dan prasarana pendidikan pada jenjang SD dan SLTP 4. Terpenuhinya standar sarana dan prasarana pendidikan pada jenjang SLTA, termasuk SMK dan pesantren, dan berkembangnya PAUD. 4. Terbangunnya prasarana dan sarana sekolah yang berkualitas pada semua jenjang pendidikan, mulai dar standart PAUD hingga

(22)

BAB V

22 perguruan tinggi sesuai standar nasional. 5. Dimulainya penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat berupa lembaga keterampilan 5. Berkembangny a partisipasi masyarakat dalam penyelenggara an pendidikan melalui Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga pendidikan keterampilan, dan kursus, disamping mulai tumbuhnya sekolah swasta. 5. Meningkatnya jumlah dan kualitas sekolah swasta dan lembaga pendidikan non-formal, mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. 5. Terbentuknya sekolah swasta dan lembaga pendidikan luasr sekolah yang berkualitas dan sinergis dengan kebijakan pendidikan dan kebutuahn daerah. 6. Terselenggara nya peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru dan kepala sekolah. 6. Terbentuknya tenaga pendidik (guru, kepala sekolah dan pengawas) dan tenaga kependidikan yang tersertifikasi diiringi dengan distribusi guru sesuai kebutuhan setiap jenjang pendidikan dan wilayah 6. Terbentuknya dan proses pembelajaran yang berkualitas, inovatif dan berkarakter dan berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi dan terselenggaranya sistem evaluasi pendidikan yang komprehensif. 6. Terselenggra nya proses pembelajaran yang mampu membentuk siswa yang mandiri, aktif dan kreatif. 7. Terbentuknya sistem kerja dan tata kelola pendidikan yang memadai. 7. Terselenggara nya penyelengara an dan kebijakan pendidikan yang sesuai dengan tata kelola pendidikan yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel dan partisipasi masyarakat. 7. Terbangunnya data dan informasi pendidikan berbasis teknologi untuk pengembangan kebijakan peningkatan pelayanan dan mutu pendidikan. 7. Terselenggara nya sistem informasi pendidikan berbasis teknologi informasi yang akurat dan transparan dan terpenuhinya prinsip tata kelola pendidikan yang baik. 8. Terbangunnya dan beroperasinya rumah sakit umum daerah dan Puskesmas pada beberapa kecamatan. 8. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana sesuai standar bagi RSUD dan Puskesmas serta meluasnya 8. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana RSUD dalam mendukung tindakan medis lanjutan, dan terbangunnya kemitraan yang 8. Meningkatnya tipe RSUD menjadi Tipe A dan Puskesmas yang tersebar pada setiap kecamatan, Puskesmas

(23)

BAB V

23 3 Pembangun an Kesehatan pelayanan kesehatan melalui peningkatan jumlah Puskesmas pembantu, posyandu, dan praktek dokter dan klinik swasta, termasuk pula ketersediaan dan distribusi, serta keterjangkauan harga obat. baik antara Puskesmas, Puskesmas dan Posyandu dan berkembangnya pelayanan kesehatan oleh pihak swasta. Pembantu, Pos Pelayanan Kesehatan terpadu yang mencukupi dan berkualitas didukung oleh sarana prasarana yang memadai. 9. Penyediaan tenaga dokter, tenaga medis dan paramedis pada RSUD dan Puskesmas. 9. Tercukupinya kebutuhan tenaga medis dan paramedis dokter pada RSUD dan Puskesmas dan tersedianya tenaga penyuluh kesehatan. 9. Terdistribusniya dokter, tenaga medis dan para medis secara merata pada setiap unit layanan kesehatan sampai level Puskesmas Pembantu serta tersedianya tenaga penyuluh kesehatan dalam melakukan kampanye, sosialisasi dan advokasi perilaku hidup bersih dan sehat. 9. Terwujudnya kualitas dokter, tenaga medis dan paramedis, serta penyuluh kesehatan yang profesional sesuai etika medis dan pelayanan dalam tindakan kuratif maupun preventsi atas masalah kesehatan. 10. Terbangunnya

tata laksana dan tata kelola pelayanan kesehatan pada rumah sakit dan Puskesmas, 10. Terbangun nya tata laksana dan tata kelola kebijakan kesehatan pada Dinas yang berorientasi pada pencapaian standar pelayanan minimal. 10. Meningkatnya tata kelola pembangunan berbasis kualitas sumber daya kesehatan yang profesional dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan kesehatan yang berorientasi pada preventif. 10. Terpenuhiny a standar pelayanan minimal bidang kesehatan dan terselenggar anya koordinasi Dinas kesehatan daerah dengan unit pelayanan kesehatan dan instansi vertikal. 4. Pembangun an Kependu dukan dan 11. Terselenggara nya administrasi kependudukan handal dan terpercaya sebagai basis kebijakan pembangunan 11. Berkembang sistem administrasi kependuduk an dalam memenuhi pendataan untuk semua penduduk bagi akomodasi 11. Terpeliharanya sistem administrasi kependudukan menuju pendataan penduduk yang handal untuk mendukung pemenuhan hak penduduk dan 11. Terselengga ranya layanan kependuduk an dan jaminan sosial yang profesional berbasis pangkalan data

(24)

BAB V

24 keluarga Berencana hak penduduk dan jaminan sosial. efektifitas pelaksanaan jaminan sosial. kependuduk an. 12. Terselenggarany a pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui layanan pad Puskesmas dan posyandu 12. Meningkatnya pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas. 12. Meningkatnya kesadaran dan praktek keluarga berencana yang turut ditandai oleh pemberdayaan perempuan dan perlindunghan anak diikuti oleh semakin terarahnya distribusi penduduk antar wilayah dan kelompok usia. 12. Meningkatny a kualitas keluarga melalui program Keluarga Berencana dan terbentukny a struktur kependuduk an dengan jumlah dan pertumbuha n penduduk yang seimbang dan produktif (bonus demografi), baik antar usia dan antar wilayah. 5. Pembangun an Kepemuda an dan keolah ragaan. 13. Terselenggara nya pembinaan organisasi sosial kepemudaan dan pramuka, organisasi kemasyarakatan, klub olahraga melalui dukungan moril dan fasilitasi finansial pemerintah daerah 13. Terselenggar anya kegiatan pengembang an kapasitas bagi pengurus organisasi sosial kepemudaan dan pramuka, organisasi kemasyarakat an, klub olahraga dan dimulainya pembangun an kompleks olahraga terpadu dan representatif untuk mendorong berkembangn ya kegiatan olahraga sekaligus menjadi pusat rekreasi keluargan 13. Meningkatnya kapasitas bagi organisasi sosial kepemudaan, pramuka, kelompok seni dan tenaga keolahragaan dan terselenggara nya iven-iven kompetisi olahraga, kesenian, sains, dan berbagai penghargaan. 13. Meluasnya aktifitas sosial dan budaya berolahraga oleh masyarakat dan meningkat nya prestasi olahraga, seni khususnya bagi pelajar dan pemuda. 6. Pengemban gan Ilmu Pengetahua n dan 14. Meningkatnya kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah terhadap ilmu pengetahuan 14. Meningkatnya kemampuan aparatur pemerintah daerah dan masyarakat 14. Berkembangnya diseminasi IPTEK di daerah dan kegiatan penelitian dan pengembangan 14. Meningat nya pemanfaata n IPTEK dan kegiatan penelitian

(25)

BAB V

25

Teknologi dan teknologi

bagi kegiatan sosial ekonomi dan penyelenggraan pemerintahan. dalam melakukan penelitian dan pengembang an ilmu pengetahuan dan teknologi. ilmu pengetahuan dan teknologi. dan pengemban gan IPTEK

II Misi 2 : Terwujudnya Kabupaten Tebo sebagai daerah agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif sebagai basis bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Pembangun an Pertanian 1. Tersedianya sarana dan prasarana pertanian yang dibutuhkan, diiringi penyediaan tenaga penyuluh pertanian yang memadai 1. Tercukupinya kebutuhan sarana dan prasarana pertanian, serta penyediaan sarana produksi pertanian yang lengkap 1. Meningkatnya infrastruktur pertanian diiringi dengan ditemukannya inoivasi-inovasi baru dalam bidang pertanian 1. Tercapainya penyediaan infrastruktur pertanian, tenaga penyuluh yang profesional, saprodi yang terjamin, menuju pertanian modern berbasis masyarakat dan kekhasan daerah 2. Tersusunnya pola pertanian dan perkebunan sesuai dengan kondisi daerah 2. Meningkatnya produksi komoditi unggulan pertanian, diiringi dengan pengembang an diversifikasi kegiatan pertanian, meliputi peternakan, perikanan, 2. Menguatnya komoditi unggulan pertanian berbasis daerah, 2. Berkembang nya berbagai komoditi pertanian dan tercapainya surplus pangan di Kabupetan Tebo, serta mengarah kepada industrialisa si pertanian Pembangun an Sentra Produksi Agribisnis dan agroindustri 3. Terpetakannya keunggulan wilayah Agribisnis dan agroindustri 3. Penguatan sebagai daerah agribisnis dan agroindustri, serta jasa penunjang pertanian secara terpadu 3. Kokohnya sub sektor agribisnis ditunjang oleh terpadunya industri manufaktur dan jasa-jasa dengan pertanian dan sumber daya alam lainnya secara berkelanjutan 3. Terbentuk nya kawasan agribisnis untuk membangun struktur perekonomi an yang kokoh berlandas kan keunggulan kompetitif 4. Membangun landasan pertanian yang kokoh melalui 4. Mengembang kan subsistem agribisnis hilir 4. Mengembang kan sistem jasa penunjang sehingga dapat 4. Berkembang pesatnyanya pembangun an agribisnis

(26)

BAB V

26 pengembangan subsistem agribisnis hulu (up-stream agribussiness); dan mengembang kan subsistem usaha tani (on-farm agribussiness) melalui pemberdayaan masyarakat pertanian dalam pemanfaatan teknologi yang unggul dan berkelanjutan (technoware) (down-stream agribusiness) yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) dan daya saing produk pertanian ; dan mengembang kan subsistem pemasaran (on-farm agribusiness) yang dapat menunjang peningkatan penjualan, pendayaguna an sistem informasi pasar baik lokal maupun ekspor; mendukung peningkatan produk pertanian terutama yang berorientasi ekspor didukung oleh agroindustri yang kuat Pengentas an Kemiskinan 5. Menurunnya angka pengangguran dan jumlah penduduk miskin 5. Meningkatnya Kesejahtera an rakyat ditunjukkan oleh membaiknya berbagai indikator pembangun an sumber daya manusia, antara lain meningkatnya pendapatan per kapita; menurunnya angka kemiskinan dan tingkat penganggur an 5. Terjaminnya cadangan pangan dan peningkatan kesejahteraan diikuti oleh membaiknya aspek pemerataan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Tebo 5. Menurunnya tingkat penganggur an terbuka dan jumlah penduduk miskin, diiringi dengan tingkat kesejahtera an masyarakat yang terus meningkat ditunjukkan oleh makin tingginya tingkat pemerataan kepada seluruh masyarakat 6. Pembangnan infrastruktur sosial ekonomi bagi kelompok miskin dan daerah teringgal untuk peningkatan perekonomian dan penyiapan lembaga jaminan sosial 6. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas disertai dengan dimulainya lembaga jaminan sosial 6. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang disertai terwujudnya lembaga jaminan sosial 6. Semakin meningkat nya tingkat pendapatan masyarakat dengan jangkauan lembaga jaminan sosial yang lebih menyeluruh 7. Teridentifikasi data base UMKM dan Koperasi di 7. Peningkatan kapasitas dan kemampuan manajerial 7. Tercapainya kemandirian UMKM dan Koperasi 7. Tumbuh kembang nya usaha UMKM dan

(27)

BAB V

27 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi

Kabupaten Tebo UMKM dan

Koperasi sebagai basis ekonomi rakyat koperasi sebagai sub struktur industri yang menjadi basis industri yang sehat dan pengem bangan ekonomi masyarakat 8. Tersusunnya perencanaan pola pengembangan UMKM KM dan Koperasi berdasarkan local content 8. Terpolakan nya berbagai jenis UMKM berdasarkan wilayah dan jenis usaha 8. Terfasilitasinya akses modal dan lembaga keuangan bagi pengembangan UMKM dan koperasi, serta bersinerginya dengan lembaga pemasaran 8. Lembaga keuangan semakin percaya dalam mendorong pengemban gan UMKM dan Koperasi Meningkatn ya iklim investasi 9. Terbukanya peluang invertasi dalam bernbagai bidang terutama agribisnis dengan sistim layanan investai secara terpadu atau satu pintu

9. Meningkatnya investasi bidang perkebunan, dan penyediaan infrastruktur berbasis perkebunan 9. Lebih berkembangnya investasi bidang perkebunan dan diiringi oleh pembagunan industri hilir 9. Tumbuh berkembang nya kegiatan usaha dan investasi dengan prioritas pada sub sektor perkebunan 10. Tersedianya aturan dan berbagai perangkat hukum tentang investasi didaerah, seiring dengan undang-undang yang berlaku secara nasional 10. Terpedomani nya perangkat hukum sebagai landasan investasi di daerah 10. Seiring dengan berkembangnya investasi dan industri perkebunan sesuai aturan yang berlaku 10. Investasi berkembang sebagai penunjang utama ekonomi daerah dan provinsi Berkemban gnya sektor jasa 11. Tersedianya perangkat hukum dalam pengembangan jasa 11. Mulai tumbuhnya sektor jasa (hotel, restoran, transportasi dan komunikasi), sebagai penunjang berkembang nya investasi agribisnis dan agroindustri ditunjang oleh sektor perbankan 11. Berkembangnya sektor jasa mengiringi perkembagan investasi. Berkembangnya jasa ekowisata dan wisata budaya 11. Sektor jasa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan investasi Pengelolaan dan pendayagun aan sumber daya alam 12. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan didukung oleh 12. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran 12. Kualitas pembangunan meningkat dengan perhatian pada 12. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian

(28)

BAB V

28 dan pelestarian fungsi lingkungan hidup meningkatnya kesadaran masyarakat dalam memelihara lingkungan hidup dan menyadari keadaan wilayah yang rawan bencana masyarakat yang ditandai dengan berkembangn ya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, penerapan Kelayakan dan AMDAL sebagai perizinan pembangun an dan pemanfaatan sumberdaya kelestarian lingkungan hidup yang semakin dicerminkan oleh terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan untuk mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamana n dan kualitas kehidupan sehingga masyarakat mampu berperan sebagai penggerak bagi konsep pembangun an berkelanjut an 13. Penyadaran masyarakat akan pentingnya manfaat sumberdaya alam dan lingkungan hidup, serta menyiapkan kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana 13. Menguatnya partisipasi aktif masyarakat; terpeliharanya keanekaraga man hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing, serta modal pembangun an daerah pada masa yang akan datang; semakin mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulang an bencana 13. Semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dan menguatnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana 13. Keanekarag aman hayati dan kekhasan sumber daya alam terus dipelihara dan dimanfaat kan untuk terus mempertaha nkan nilai tambah dan daya saing serta meningkat kan modal pembangun an pada masa yang akan datang Pengemban gan pasar tradisional 14. Penataan pasar-pasar tradisional 14. Revitalisasi pasar tradisional dan Pembangun an pasar-pasar hiegienis 14. Berkembangnya pasar hiegienis dan persiapan pasar representatif 14. Tumbuh kembang nya pasar-pasar rakyat yang hiegienis dan representatif serta ramah lingkungan III Misi 3 : Terwujudnya penyediaan infrastruktur yang memadai dan maju.

Sarana dan 1. Pengembangan jaringan jalan 1. Pengembang an sarana 1. Peningkatan kualitas dan 1. Peningkatan kualitas

(29)

BAB V

29 prasarana transportasi untuk meningkatkan akses antar kawasan dan prasarana transportasi (terminal dan pelabuhan) yang melayani antar kawasan, antar dan inter modal angkutan darat, air, udara; serta fasilitas penunjang lainnya. kuantitas sarana dan prasarana transportasi yang melayani antar kawasan serta peningkatan sumberdaya aparatur perhubungan yang profesional pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang melayani antar kawasan, pelayanan perizinan dan jasa perhubung an Pembangun an perumahan 2. Penyelenggaraan perumahan yang berkelanjutan, layak dan terjangkau bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) 2. Pemerataan ketersediaan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan serta peningkatan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar permukiman (mencakup persam pahan, air bersih, limbah dan sanitasi) 2. Peningkatan penyediaan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan serta peningkatan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah 2. Peningkatan kualitas infrastruktur dasar permukiman dan perumahan serta peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan perumahan Penyediaan energi (tenaga listrik) 3. Penyediaan pasokan dan distribusi energi bagi kepentingan rumah tangga dan dunia usaha

3. Pemerataan pasokan dan distribusi energi bagi kepentingan rumah tangga, dunia usaha dan pengembang an infrastruktur energi dalam rangka pemantapan rasio elektrifikasi 3. Peningkatan pasokan energi bagi kepentingan rumah tangga, dunia usaha dan fasilitasi energi yang terbarukan serta peningkatan investasi swasta bagi pengembangan energi alternatif dengan pola insentif. 3. Peningkatan kualitas pelayanan pasokan energi bagi kepentingan rumah tangga, dunia usaha dan fasilitasi energi yang terbarukan serta pengemban gan energi alternatif yang pemanfaata nnya diarahkan untuk pelistrikan di daerah terpencil 4. Penyediaan sarana prasarana telekomunikasi 4. pemerataan sarana prasarana 4. Peningkatan kualitas sarana 4. Peningkata n kualitas sarana

(30)

BAB V

30 Telekomuni kasi dan informatika dan informatika ke seluruh wilayah; telekomunika si dan informatika ke seluruh wilayah serta pengembang an jaringan telekomunika si bagi instansi pemerintah hingga ke kecamatan sebagai basis penciptaan sistem informasi dan pelayanan pemerintah daerah berbasis elektronik (e-government). prasarana telekomunika si dan informatika ke seluruh wilayah serta Pembentuka n dan perluasan jaringan internet bagi masyarakat di daerah pedesaan melalui pelayanan internet keliling, taman siber (cyberpark) dan kelurahan siber (cybercity). prasarana telekomunik asi dan informatika ke seluruh wilayah dalam rangka Peningkata n teledensitas pelayanan jasa telekomunik asi dan informatika bagi masyarakat pengguna Sumber daya air 5. Penyediaan infrastruktur sumber daya air dan irigasi serta penyediaan air baku 5. Peningkatan fungsi jaringan irigasi yang sudah dibangun dan rehabilitasi jaringan irigasi yang rusak, peningkatan partisipasi masyarakat dan kemitraan dalam pengelolaan jaringan irigasi serta pengelolaan daerah aliran sungai, pengendalian daya rusak air serta pengembang an ketersediaan air baku 5. Pendayagunaan sumber daya air untuk

pemenuhan kebutuhan pokok di wilayah rawan air, rawan defisit air, desa tertinggal dan wilayah padat pemukiman serta Pembentukan kelembagaan (Badan Air) serta kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota/kabupaten 5. Meningkat kan konservasi sumber daya air dan pengelolaan daerah aliran sungai dengan memperhati kan keterpaduan dengan tata ruang wilayah

IV. Misi 4 : Terwujudnya Kabupaten Tebo yang aman, tertib, dan tenteram

Pembangun an Hukum 1. Terselenggara nya penyuluhan hukum dalam meningkatkan kesadaran dan ketaatan hukum oleh masyarakat dan penyelenggara pemerintah 1. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat, dan penegakan peraturan daerah seiring dengan menguatnya 1. Meningkatnya dukungan dan kerjasama pemerintah daerah termasuk Polisi Pamong Praja dengan institusi penegakan hukum vertikal 1. Terciptanya sistem sistem hukum yang mantap, termasuk hukum adat beserta kelembagaan hukum berbasiskan

(31)

BAB V

31

daerah. peran dan

kapasitas institusi dan tokoh masyarakat dan adat dalam membangun aturan sosial dan hukum adat yang menyelesaikan sengketa melalui jalur kesepakatan adat dan sosial. dalam penegakan hukum yang tegas dan manusiawi dalam mewujudkan ketertiban dan kepastian hukum serta perlindungan terhadap hak asasi manusia supremasi hukum dan penegakan hak-hak asasi manusia. Peningkatan Keamanan 2. Tersedianya infrastruktur fisik dan sumber daya penegak hukum secara memadai dalam menjalankan fungsi kemanan, ketertiban dan ketentraman. 2. Tumbuhnya partisipasi masyarakat, tokoh masyarakat dan adat dalam bidang keamanan yang bersinergi dengan lembaga penegak hukum. 2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam bidang keamanan dan dukungan bagi profesionalisme dan etika aparat keamanan dan penegak hukum, termasuk Polisi Pamong Praja 2. Terkendali nya potensi kerawanan sosial dan keamanan dengan meningkat kan kesadaran masyarakat dalam sistem pengamanan swakarsa yang terpadu dan bermitra dengan lembaga penegak hukum 3. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap bahaya narkoba dan berbagai penyakit sosial lainnya 3. Meningkatnya pengawasan dan pengendalian secara reguler terhadap potensi penyalahguna an narkoba, minuman keras dan perjudian, dan berbagai tindak pidana asusila lainnya. 3. Meningkatnya partisipasi dan koordinasi pemerintah daerah dengan masyarakat dalam pencegahan dan penindakan pidana asusila. 3. Tersedianya pusat dan program pembinaan dan rehabilitasi bagi ketergantung an narkoba dan sistem penanggulan gan dan pemberdaya an penyakit masalah kesejahtera an sosial (PMKS). Pembangun an Politik 4. Terselenggara nya pemilihan umum legislatif, dan pemilihan kepala daerah yang berjalan jujur, bersih dan adil sekaligus terpeliharanya 4. Meningkatnya partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah 4. Meningkatnya komunikasi dan peran kontrol dalam hubungan antara eksekutif, legislatif dan masyarakat pemilih atau masyarakat sipil 4. Terwujud nya kehidupan yang demokratis dalam pola hubungan yang harmonis

(32)

BAB V

32 kondisi keamanan yang kondusif. melalui sosialisasi dan pendidikan politik oleh berbagai pihak. secara harmonis sesuai tugas pokok dan fuingsinya. antara ekesekutif, legislatif dan masyarakat sipil dalam menunjang pembangun an daerah yang aman, tertib dan kondusif. 5. Partai politik dan

lembaga legislatif. Partai politik dalam melakukan pendidikan politik dan kaderisasi kepemimpinan dan lembaga legislatif dalam menghimpun dan menyalurkan kebutuhan rakyat. 5. Meningkatnya kapasitas partai politik dan anggota legislatif dalam menjalankan peran dan fungsi politiknya serta menjalankan mekanisme check and balances dalam kebijakan pemerintah daerah. 6. Tumbuhnya partai politik dan lembaga legislatif yang memiliki tata kelola yang baik dan demokratis bersama eksekutif dalam menghasilkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.. 7. Menguatnya sistem kepartaian modern dan kapasitas lembaga legislatif yang efektif dalam mewakili kepentingan masyarakat.

V Misi V : Terwujudnya pembangunan yang merata dan berkeadilan

Pemerataan pembangun an antar wilayah 1. Penyiapan pranata pendukung pengembangan infrastruktur wilayah, berupa penyusunan perencanaan strategis dan kajian teknis. 1. Pemerataan infrastruktur yang memadai dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa sertas pengembang an jalur-jalur produksi, pengembang an Kawasan strategis serta pusat-pusat pertumbuhan baru. 1. Peningkatan pemerataan infrastruktur antarwilayah yang memadai dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa, jalur-jalur Produksi, Kawasan strategis serta pusat-pusat pertumbuhan baru dan peningkatan infrastruktur pedesaan 1. Pemantapan pemerataan infrastruktur antarwilayah yang memadai dan terintegrasi untuk mendukung pergerakan orang, barang dan jasa, jalur-jalur Produksi, Kawasan strategis serta pusat-pusat pertumbuhan baru dan peningkatan infrastruktur pedesaan Keseimbang an pembangun an dan lingkungan perkotaan dan pedesaan 2. Peningkatan peran dan fungsi penataan ruang, penyusunan kebijakan produk rencana tata ruang dan peningkatan peran serta masyarakat, dunia usaha dan

2. Pembangun an perdesaan melalui pengembang an agropolitan, peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan 2. Peningkatan pembangunan perdesaan, peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya Peningkatan kawasan-2. Pemantapan Pembanguna n perdesaan, peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya Pemantapan

Gambar

TABEL 5.1.  Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan   Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tebo Tahun 2005 -2025
Tabel 5.2. Tahapan dan Prioritas Pada Setiap RPJM Menurut Misi dan Bidang

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang diteliti adalah melihat ada atau tidaknya pengaruh yang ditimbulkan dari kelas sosial, jaminan rasa aman serta lokasi terhadap minat masyarakat

Ini merupakan gambar halaman Lokasi untuk administrator, menampilkan semua lokasi barang maupun kios dan juga terdapat menu untuk menambahkan lokasi baru, edit lokasi, dan

yang berhasil dengan terapi yang dianjurkan oleh dokter dan diabetes melitus tersebut dapat terkendali dengan baik, maka dapat menghambat atau mencegah keluhan fisik

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya dari observasi dan wawancara penulis Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional engklek dapat

Izin usaha pengeboran air bawah tanah yang selanjutnya yang disingkat IUPAT adalah izin melakukan kegiatan usaha pengeboran bawah tanah oleh setiap badan atau

Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid sekolah dasar kelas I – VI yang ada di SD X Pekanbaru Kecamatan Rumbai Pesisir dengan total 599 murid. Pengambilan

Sistem pembayaran mikro elektronik ini dapat diimplementasikan dengan tiga cara, yaitu dengan sistem berbasis internet, berbasis kartu (smartcard), dan berbasis

terutama untuk pembangkit tenaga listrik sudah selayaknya lebih mendapat perhati- an dan di prioritaskan apalagi dengan ada- nya kenaikan harga BBM yang cukup tinggi