• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario d Blok 24 jurusan pendidikan dokter umum fakultas kedokteran universitas sriwijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skenario d Blok 24 jurusan pendidikan dokter umum fakultas kedokteran universitas sriwijaya"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul

sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul ““LeukorrheaLeukorrhea””  sebagai  sebagai tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, tugas kompetensi kelompok. Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

sampai akhir zaman.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan, Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

kepada:

1.

1. Allah SWT, yang telah memberi Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan,kehidupan dengan sejuknya keimanan, 2.

2. dr. Zaimursyuf Aziz SpOG, selaku tutor kelompok 3,dr. Zaimursyuf Aziz SpOG, selaku tutor kelompok 3, 3.

3. teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Unsri,teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Unsri, 4.

4. semua pihak yang telah membantu kami.semua pihak yang telah membantu kami.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat  bagi

 bagi kita kita dan dan perkembangan perkembangan ilmu ilmu pengetahuan. pengetahuan. Semoga Semoga kita kita selalu selalu dalam dalam lindungan lindungan AllahAllah SWT. Aamiin. SWT. Aamiin. Palembang, 10 Februari 2017 Palembang, 10 Februari 2017 Kelompok 3 Kelompok 3

(2)
(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

Kata

Kata pengantar...pengantar... ... 11 Daftar

Daftar isi...isi... ... 22 Skenario... 4 Skenario... 4 Klarifikasi

Klarifikasi istilah...istilah... Identifikasi

Identifikasi masalah...masalah... Analisis

Analisis masalah...masalah... Hipotesis...

Hipotesis... Learning

Learning issue...issue... Kerangka

Kerangka konsep...konsep... Kesimpulan...

Kesimpulan... Daftar

(4)

KEGIATAN TUTORIAL KEGIATAN TUTORIAL

Tutor

Tutor : : dr. dr. Zaimursyuf Zaimursyuf Aziz, Aziz, SpOGSpOG Moderator

Moderator : : Nur Nur MahmudahMahmudah Sekretaris

Sekretaris Meja Meja 1 1 : : Ade Ade Indah Indah Permata Permata SariSari Sekretaris

Sekretaris Meja Meja 2 2 ::Muhammad Ma’ruf AgungMuhammad Ma’ruf Agung Hari/Tanggal

Hari/Tanggal Pelaksanaan Pelaksanaan : : Senin Senin dan dan Rabu, Rabu, 6 6 Februari Februari dan dan 8 8 Februari Februari 20172017 Waktu

Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan : : 10.00-12.30 10.00-12.30 WIBWIB Peraturan

Peraturan selama selama tutorial tutorial :: 

 Diperbolehkan untuk minumDiperbolehkan untuk minum 

 Alat komunikasi mode silent Alat komunikasi mode silent  

 Pada saat ingin berbicara terlebih dahulu mengacungkanPada saat ingin berbicara terlebih dahulu mengacungkan tangan, lalu setelah diberi izin moderator baru bicara

tangan, lalu setelah diberi izin moderator baru bicara 

(5)

SKENARIO SKENARIO

Mrs. Retno, 30 year-old woman P0A0 went to Puskesmas Semuntul due to discharge Mrs. Retno, 30 year-old woman P0A0 went to Puskesmas Semuntul due to discharge from the vagina since 2 years a

from the vagina since 2 years ago. The discharge was excessively, smellgo. The discharge was excessively, smelly, itchy and disturbedy, itchy and disturbed her daily activity. She also

her daily activity. She also complaining that she still doesn’t have baby after marriage for 1,5complaining that she still doesn’t have baby after marriage for 1,5 years. She hasn’t been complaining

years. She hasn’t been complaining about menstrual about menstrual cycle and doesn’t use contraception. Hcycle and doesn’t use contraception. Hisis husband work as driver inter state and have sexual intercourse with other woman was denial. husband work as driver inter state and have sexual intercourse with other woman was denial.

In the examination findings: In the examination findings: Upon admission

Upon admission

She has been married for 1,5 years, P0A0 she hasn’t been using any contraception method, She has been married for 1,5 years, P0A0 she hasn’t been using any contraception method, her LMP was 12/1/2017.

her LMP was 12/1/2017. Height: 153cm, weight: 58kg Height: 153cm, weight: 58kg

BP 120/80 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, VAS 3 BP 120/80 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, VAS 3 Head and neck examination within normal limit

Head and neck examination within normal limit Pretibial edema (-) Pretibial edema (-) Gynecology examination: Gynecology examination: Outer examination: Outer examination:

Abdomen was flat, symmetrically, uterine nor palpable, mass (

Abdomen was flat, symmetrically, uterine nor palpable, mass ( -), pain (-), free fluid si-), pain (-), free fluid sign (-)gn (-) Inspeculo:

Inspeculo:

Portio wasn’t livide, closed external os, fluor (+), w

Portio wasn’t livide, closed external os, fluor (+), whitehis with excessive and smelly, fluxushitehis with excessive and smelly, fluxus (-) erotion/ laceration/ polyp (-), uterine sondage was AF 6 cm

(-) erotion/ laceration/ polyp (-), uterine sondage was AF 6 cm

Vaginal toucher: Vaginal toucher:

Portio was firm, close external os, uterine corpus within normal limit, left and right adnexal Portio was firm, close external os, uterine corpus within normal limit, left and right adnexal and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit.

and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit. USG result:

USG result: 

 Uterine was anteflexed, size and shape within normal limitUterine was anteflexed, size and shape within normal limit 

 Both of adnexsa within normal limitBoth of adnexsa within normal limit C/ There is no internal genitalia disorder C/ There is no internal genitalia disorder Laboratorium:

Laboratorium:

Hb 11, 9 g/dl, PLT 265.000/mm3. WBC 12.000/ mm3 Hb 11, 9 g/dl, PLT 265.000/mm3. WBC 12.000/ mm3

Inspeculo IVA: acetowhite (+), mosaic pattern (-), SSJ clear border (VV) Inspeculo IVA: acetowhite (+), mosaic pattern (-), SSJ clear border (VV)

(6)

A. KLARIFIKASI ISTILAH

1.

Discharge

Ekskresi/substansi yang dikeluarkan 2.

 Menstrual cycle

Siklus terjadinya peluruhan dinding rahim yang terjadi sekitar 28-35 hari sekali 3.

Contraception

Pencegahan konsepsi atau kehamilan 4.

LMP

Last Menstrual Period 5.

VAS

Visual Analog Scale adalah alat ukur untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 10-15cm garis, dengan setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas.

6.

F ree fluid sign

Sebuah pemeriksaan apakah ada cairan bebas (ascites) pada cavum abdomen 7.

I nspeculo

Pemeriksaan speculum untuk melihat keadaan permukaan vagina dan serviks serta forniks vagina

8.

E xternal os

Lubang external uterus 9.

F luor

Suatu massa discharge 10.

F luxus

Cairan yang keluar dari vagina dalam jumlah yang banyak 11.

E rotion

Terkikisnya suatu permukaan/ ulserasi superficial 12.

Polyp

Tumor serviks uteri yang umum dan tidak berbahaya, yang sering menimbulkan  perdarahan vagina yang tidak teratur

13.

Uterine sondage was AF 6 cm

Kedalaman uterus sampai ke fundus 6 cm, fundus anteflexi 14.

Portio was firm

(7)

Konsistensi portio kenyal 15.

 Adnexa

Struktur tambahan pada uterus 16.

Parametrial

Perluasan selubung subserosa bagian supraservikal uterus ke lateral diantara lapisan ligamentum uteri

17.

Douglas pouch

Rongga antara rectum dan uterus (excavatio rektouterina) 18.

 Anteflexed

Kelengkungan suatu organ kearah depan sehingga puncaknya membengkok kearah anterior

B. IDENTIFIKASI MASALAH

No. Masalah

1. Mrs. Retno, 30 year-old woman P0A0 went to Puskesmas Semuntul due to discharge from the vagina since 2 years ago. The discharge was excessively, smelly, itchy and disturbed her daily activity. (VVV)

2. She also complaining that she still doesn’t have baby  after marriage for 1,5 years. She hasn’t been complaining about menstrual cycle and doesn’t use contraception. (V)

3. His husband work as driver inter state and have sexual intercourse with other woman was denial. (V)

4. In the examination findings: Upon admission

She has been married for 1,5 years, P0A0 she hasn’t been using any contraception method, her LMP was 12/1/2017.

Height: 153cm, weight: 58kg

BP 120/80 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, VAS 3 Head and neck examination within normal limit (V) Pretibial edema (-)

(8)

Outer examination:

Abdomen was flat, symmetrically, uterine nor palpable, mass (-), pain (-), free fluid sign (-)

Inspeculo:

Portio wasn’t livide, closed external os, fluor (+), whitehis with excessive and smelly, fluxus (-) erotion/ laceration/ polyp (-), uterine sondage was AF 6 cm. (VV)

6. Vaginal toucher:

Portio was firm, close external os, uterine corpus within normal limit, left and right adnexal and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit.

USG result:

 Uterine was anteflexed, size and shape within normal limit  Both of adnexsa within normal limit

C/ There is no internal genitalia disorder (V) 7. Laboratorium:

Hb 11, 9 g/dl, PLT 265.000/mm3. WBC 12.000/ mm3 (V)

8. Inspeculo IVA: acetowhite (+), mosaic pattern (-), SSJ clear border (VV)

C. ANALISIS MASALAH

1. Mrs. Retno, 30 year-old woman P0A0 went to Puskesmas Semuntul due to discharge from the vagina since 2 years ago. The discharge was excessively, smelly, itchy and disturbed her daily activity.

a. Apa hubungan usia ibu dan riwayat kehamilan dengan keluhan pada kasus?1 10 ADE

Penelitian secara epidemiologi, keputihan patologis dapat menyerang wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat (20-35 tahun) maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya.

(9)

Wanita yang memiliki risiko lebih tinggi adalah wanita yang sering melahirkan, ini dikaitkan dengan trauma persalinan, perubahan hormonal dan nutrisi selama kehamilan. Infeksi nifas dan kuretase juga dapat menjadi sumber risiko infeksi  panggul menahun, gangguan reproduksi yang lain dan kemandulan.

Sedangkan pada kasus Ny. Retno belum pernah memiliki anak yang dapat dikaitkan dengan dampak keputihan yang dialaminya, bila infeksi tersebut bai ke organ reproduksi atas dapat terjadi perlengketan pada rahim, saluran telur atau tuba falopii sampai pembusukan indung telur. Bila infeksinya berat bisa sampai terjadi tubaovarium abses atau kantung nanah yang menekan saluran telur dan indung telur, apabila kedua sisi kanan dan kiri dari tuba ovarium yang tertekan abses maka wanita ini berisiko tidak mendapatkan keturunan/infertil. HUSNUL

Tidak ada hubungan usia karena fluor albus dapat terjadi pada semua rentang usia. Riwayat kehamilan yang menyatakan bahwa Ibu ini belum pernah memiliki anak (infertilitas primer) mungkin memiliki kaitan dengan fluor albus yang dideritanya, jika infeksi ini naik ke organ reproduksi di bagian atas maka akan sangat memungkinkan terjadinya gangguan organ reproduksi seperti pada tuba ataupun ovarium sehingga menimbulkan keluhan tersebut.

 b. Bagaimana penyebab dan mekanisme terbentuknya discharge yang banyak,  berbau, gatal dan mengganggu aktivitas sehari-hari?2 1

Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama Laktobasilus doderlein.

Peranan basil Doderlein dianggap sangat penting dalam menjaga suasana vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan  pH 3,0 –  4,5 pada wanita masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah

timbulnya mikroorganisme.

Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh  beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan

(10)

 berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka terjadi aktifitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran leukosit PMN, maka terjadilah leukorea.

c. Bagaimana dampak keluhan Ny. Retno selama 2 tahun ini?3 2

Dampak yang ditimpulkan oleh leukhorea yang tidak diobati yakni dapat mengakibatkan penyakit radang panggul dan bahkan kemandulan.

Menandakan Ny. Retno telah menderita keputihan sejak sebelum menikah. Keputihan yang dialami Ny. Retno ini sudah termasuk kronis, dan jika tidak diobati dapat menyebabkan PID ( Pelvic Inflammatory Disease) yang bisa  berujung dengan infertilitas.

Keputihan kronis biasa disebabkan oleh infeksi gonorrhea, bakteri nonspesifik, alergi terhadap produk deterjen atau kondom, dan lain-lain.

2. She also complaining that she still doesn’t have baby after marriage for 1,5 years. She hasn’t been complaining about menstrual cycle and doesn’t use contraception. a. Apa hubungan keluhan yang dialami Ny. Retno terhadap belum memiliki anak

setelah 1,5 tahun pernikahan?4 3 RINI

Bila kuman telah naik ke panggul dapat mengakibatlan penyakit radang  panggul. Komplikasi jangka panjang lebih mengerikan lagi yaitu kemungkinan wanita tersebut akan mandul akibat rusak dan lengketnya organ organ dalam kemaluan terutama tuba fallopii.

KAMILA

Kemungkinan keluhan yang dialami oleh Ny. Retno bukan disebabkan oleh  penularan dari pasangan Ny. Retno tetapi keluhan terjadi sebelumnya.

 b. Bagaimana siklus menstruasi normal?5 4 KAMILA

(11)

Siklus Menstruasi

Sumber:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24617/4/Chapter%20II.pdf

Pengertian

Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus (Bobak, 2004).

Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004), Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.

(12)

Fisiologis Siklus Menstruasi

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan  perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004).

Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam  perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam  perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzannec,

2001).

Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan  bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat

(13)

dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).

Bagian-bagian Siklus Menstruasi

Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi, yaitu:

1. Siklus Endomentrium

Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :

A. Fase menstruasi:

Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai  pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase

ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar  FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

B. Fase proliferasi:

Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

C. Fase sekresi/luteal:

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum  periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti

(14)

 beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.

D. Fase iskemi/premenstrual:

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring  penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan  perdarahan menstruasi dimulai.

2. Siklus Ovulasi

Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer  primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum

mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi  baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

3. Siklus Hipofisis-hipotalamus

Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi

(15)

estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai  puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.

c. Apa makna dari tidak adanya keluhan pada siklus menstruasi dan tidak memakai kontrasepsi?6 5

3. His husband work as driver inter state and have sexual intercourse with other woman was denial.

a. Apa makna pekerjaan suami dengan keluhan pada kasus?7 6  NUR

Pekerjaan suami sebagai supir antar kota seringkali dikaitkan dengan tingginya kemungkinan tindakan hubungan seksual dengan perempuan lain. Hal ini untuk memastikan kemungkinan adanya infeksi gonore yang dapat menyebabkan leucorrhea.

 b. Apa makna suami tidak pernah melakukan hubungan seksual dengan wanita lain?8 7

 NUR

Hal ini untuk memastikan kemungkinan adanya infeksi bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual, yaitu infeksi gonore yang dapat menyebabkan servisitis dan mengakibatkan leucorrhea.

4. In the examination findings: Upon admission

She has been married for 1,5 years, P0A0 she hasn’t been using any contraception method, her LMP was 12/1/2017.

Height: 153cm, weight: 58kg

BP 120/80 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, VAS 3 Head and neck examination within normal limit

(16)

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari:  P0A0 :9 8  LMP 10 9 HUSNUL Nilai Normal

Pada Kasus Interpretasi

LMP 28-35 hari LMP: 12 Januari 2017

Kalau dia datang berobat mengikuti tanggal pertama tutorial, berarti dia datang  berobat tanggal 6 Februari

2017

Seharusnya dia haid lagi: 8-15 Februari 2017

 Normal

BMI 18-25 58/(1.532)

=58/2,3409 =24,78

 Normal (batas atas)

Flour (+) whitish with excessive and smelly

 Negatif Positif Abnormal

Fluxus Negatif Negatif Normal

Hb 12-16 g/dL 11,9 g/dL Abnormal (sedikit

menurun)

Mekanisme abnormalitas dari:

Flour (+) whitish with excessive and smelly

Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama Laktobasilus doderlein.

(17)

Peranan basil Doderlein dianggap sangat penting dalam menjaga suasana vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena basil Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan  pH 3,0 – 4,5 pada wanita masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah

timbulnya mikroorganisme.

Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh  beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan  berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein berkurang maka terjadi aktifitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme patologis secara klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran leukosit PMN, maka terjadilah leukorea.

 BMI : 1 10 HUSNUL

Nilai Normal

Pada Kasus Interpretasi

LMP 28-35 hari LMP: 12 Januari 2017

Kalau dia datang berobat mengikuti tanggal pertama tutorial, berarti dia datang  berobat tanggal 6 Februari

2017

Seharusnya dia haid lagi: 8-15 Februari 2017

 Normal

BMI 18-25 58/(1.532)

=58/2,3409 =24,78

 Normal (batas atas)

Flour (+) whitish with excessive and smelly

(18)

Fluxus Negatif Negatif Normal Hb 12-16 g/dL 11,9 g/dL Abnormal (sedikit menurun)  Vital sign :2 1 ADE  VAS : 3 2 RINI Interpretasi: https://www.google.co.id/search Mekanisme abnormalitas:

 Normalnya terdapat flora normaldi vagina yakni Lactobacillus Doderlin.  Lactobacillus Doderlin ini berfungsi untuk mengubah glikogen yang

dihasilkan oleh sel epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat sehingga PH vagina tetap asam dengan PH 3,0 dan kurang lebih 4,5 pada wanita usia reproduktif. Namun jika fungsi ataupun jumlah  Lactobacillus Doderlin

Kasus Nilai normal Interpretasi Height: 153cm

Weight: 58 kg

18-25 58/(1.532) =58/2,3409 =24,78

 Normal (batas atas)

BP:

120/80mmHg

120/80 mmHg Normal

HR:98x/menit 60-100x/menit Normal RR: 20x/menit 16-20x/menit Normal

(19)

 berkurang maka hal ini akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme  patologis sehingga terjadi reaksi inflamasi nyeri ringan.

 Pemeriksaan kepala dan leher 4 3 KAMILA

Head and neck examination within normal limit Interpretasi : normal RINI  Normal  Pretibial edema : 5 4 KAMILA Pretibial edema (-) Interpretasi : normal

 b. Apa saja metode kontrasepsi yang dapat digunakan? 6 5 5. Gynecology examination:

Outer examination:

Abdomen was flat, symmetrically, uterine not palpable, mass (-), pain (-), free fluid sign (-)

Inspeculo:

Portio wasn’t livide, closed external os, fluor (+), whitish with excessive and smelly, fluxus (-) erotion/ laceration/ polyp (-), uterine sondage was AF 6 cm.

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari:  Outer 7 6

 NUR

Interpretasi: normal

- Abdomen datar, simetris, massa (-): tidak terdapat tumor baik berupa mioma ataupun kistik.

- Uterus tidak teraba: uterus tidak cukup besar sampai melebihi atas pelvis hingga dapat teraba dalam pemeriksaan. Uterus dapat teraba pada usia kehamilan sekitar 12 minggu.

(20)

-  Nyeri (-): tidak menunjukkan adanya peradangan/infeksi atau hematoma retrouterina akibat kehamilan ektopik terganggu.

 Portio : 8 7

Interpretasi: sedang tidak dalam masa kehamilan sekurang-kurangnya usia 8-10 minggu.

Portio livid atau berwarna kebiruan merupakan Chadwick’s sign (warna kebiruan yang tampak pada vagina, labia, dan serviks) akibat dari kongesti vena setelah tubuh perempuan mengalami peningkatan level estrogen. Chadwick’s sign ini digunakan untuk mengidentifikasi peningkatan level estrogen terkait kehamilan, dan dapat dilihat paling tidak pada usia 8-10 minggu setelah konsepesi.

 Closed external os 9 8

 Flour (+) whitish with excessive and smelly 10 9 HUSNUL

Pada keadaan normal, cairan yang keluar dari vagina wanita dewasa sebelum menopause terdiri dari epitel vagina, cairan transudasi dari dinding vagina, sekresi dari endoserviks berupa mukus, sekresi dari saluran yang lebih atas dalam jumlah yang bervariasi serta mengandung berbagai mikroorganisme terutama Laktobasilus doderlein.

Peranan basil Doderlein dianggap sangat penting dalam menjaga suasana vagina dengan menekan pertumbuhan mikroorganisme patologis karena  basil Doderlein mempunyai kemampuan mengubah glikogen dari epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan asam dengan pH 3,0 – 4,5 pada wanita masa reproduksi. Suasana asam inilah yang mencegah timbulnya mikroorganisme.

Bila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil Doderlein dengan  berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil Doderlein  berkurang maka terjadi aktifitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini ditekan oleh flora normal vagina. Progresifitas mikroorganisme  patologis secara klinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah

(21)

vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil Doderlein sehingga terjadi pengeluaran leukosit PMN, maka terjadilah leukorea.

 Fluxus 1 10 HUSNUL

Nilai Normal

Pada Kasus Interpretasi

LMP 28-35 hari LMP: 12 Januari 2017

Kalau dia datang berobat mengikuti tanggal pertama tutorial, berarti dia datang  berobat tanggal 6 Februari

2017

Seharusnya dia haid lagi: 8-15 Februari 2017

 Normal

BMI 18-25 58/(1.532)

=58/2,3409 =24,78

 Normal (batas atas)

Flour (+) whitish with excessive and smelly

 Negatif Positif Abnormal

Fluxus Negatif Negatif Normal

Hb 12-16 g/dL 11,9 g/dL Abnormal (sedikit menurun)  Erotion/laceration/polyp :2 1 Interpretasi : Normal  Uterine sondage : 3 2 RINI Interpreatasi : Normal Ukuran uterus norma :

(22)

Kebanyakan wanita  86.6 mm x 49.6 mm x 40.6 mm  Nullipara 72.8 mm x 42.8 mm x 32.4 mm

Multipara90.8 mm x 51.7 mm x 43.0 mm

6. On Vaginal toucher:

Portio was firm, close external os, uterine corpus within normal limit, left and right adnexal and parametrial within normal limit, douglas pouch within normal limit.

USG result:

 Uterine was anteflexed, size and shape within normal limit  Both of adnexsa within normal limit

C/ There is no internal genitalia disorder.

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari:  Portio was firm 4 3

RINI

Interpretasi : Normal  Ny.Retno sedang tidak hamil.

 Close external os 5 4

 Uterine corpus within normal limit 6 5

 left and right adnexal and parametrial within normal limit 7 6  NUR

Interpretasi: normal

-  parametrium dalam batas normal berarti parametrium tidak teraba. Setiap kali parametrium dapat diraba, itu berarti suatu kelainan.

- Adneksa: ovarium normal hanya dapat diraba pada perempuan kurus dengan dinding yang lunak; besarnya seperti ujung jari atau ujung ibu jari dan kenyal. Tuba normalnya tidak teraba. Setiap kali tuba dapat diraba, itu  berarti suatu kelainan.

 douglas pouch within normal limit 8 7  NUR

Interpretasi: normal

Tidak terdapat kelainan seperti adanya abses atau cairan di kavum Douglasi. Akumulasi cairan di cavum Douglasi disebabkan oleh proses

(23)

inflamasi di organ pelvis yang biasanya disebabkan oleh infeksi (PID). Infeksi ini paling sering ascending dari serviks atau vagina.

 b. Bagaimana interpretasi dan gambaran hasil USG pada kasus? 9 8

c. Bagaimana makna tidak ditemukan kelainan genital internal pada kasus? 10 9 HUSNUL

Penyakit yang diderita bukan disebabkan oleh abnormalitas pada genital internal, seperti laserasi atau erosi, karena laserasi dan erosi merupakan port d’entrée dari Trichomonas vaginalis.

7. Laboratorium:

Hb 11, 9 g/dl, PLT 265.000/mm3. WBC 12.000/ mm3

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari:  Hb 1 10

 PLT 2 1

Platelet pada kasus : 265.000/mm3

 Nilai normal : 150.000-400.000/mm3 Interpretasi : Normal

Makna : Tidak ada hubungan dengan kasus, namun volume  platelet rata-rata (MPV/ Mean Platelet Value) biasanya

menurun pada orang yang menderita PID.

 WBC 3 2

Kasus Nilai normal Interpretasi

Hb:11,9 g/dl 12-14 g/dl Sedikit

menurun PLT : 265.000/mm3 150.000 - 450.000/mm3  Normal WBC : 12.000/mm3  5.000 –  10.000/mm3  Abnormal Mekanisme abnormalitas :

 Normalnya terdapat flora normaldi vagina yakni Lactobacillus Doderlin.  Lactobacillus Doderlin ini berfungsi untuk mengubah glikogen yang

dihasilkan oleh sel epitel vagina yang terlepas menjadi asam laktat sehingga PH vagina tetap asam dengan PH 3,0 dan kurang lebih 4,5 pada wanita usia reproduktif. Namun jika fungsi ataupun jumlah  Lactobacillus Doderlin

(24)

 berkurang maka hal ini akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme  patologis sehingga terjadi reaksi inflamasi. Kemudia sistem imun tubuh akan aktif bekerja untuk membatu fungsi dari  Lactobacillus Doderlin  dan terjadilah pelepasan leukosit PMN  WBC meningkat.

8. Inspeculo IVA: acetowhite (+), mosaic pattern (-), SSJ clear border  a. Bagaimana interpretasi dan gambaran dari:

 Acetowhite 4 3 KAMILA

interpretasi : abnormal mekanisme abnormal :

Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal, bahkan  juga akan meningkatkan osmolaritas cairan ekstrasekuler. Cairan ekstraseluler yang bersifat hipertonik ini akan menarik cairan intraseluler sehingga membran akan kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Sebagai akibatnya, jika permukaan epitel mendapat sinar, sinar tersebut tidak akan diteruskan ke stroma, tetapi dipantulkan keluar sehingga permokaan epitel abnormal akan berwarna putih, yang disebut juga epitel putih

sumber tabel :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46601/4/Chapter%20II.pdf

RINI

Interpretasi: Abnormal Gambaran:

(25)

 Mosaic pattern 5 4 KAMILA

Interpretasi : abnormal mekanisme abnormal :

Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel abnormal, bahkan  juga akan meningkatkan osmolaritas cairan ekstrasekuler. Cairan ekstraseluler yang bersifat hipertonik ini akan menarik cairan intraseluler sehingga membran akan kolaps dan jarak antar sel akan semakin dekat. Sebagai akibatnya, jika permukaan epitel mendapat sinar, sinar tersebut tidak akan diteruskan ke stroma, tetapi dipantulkan

(26)

keluar sehingga permokaan epitel abnormal akan berwarna putih, yang disebut juga epitel putih

 SSJ clear border 6 5

(27)

D. Hipotesis: Ny. Retno, 30 tahun diduga menderita fluor albus

1. Bagaimana cara mendiagnosis dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis penyakit pada kasus? 8 7

 NUR

Anamnesis

Dalam anamnesis harus terungkap apakah lekore ini fisiolgis atau patologis. Selain disebabkan karena infeksi harus difikirkan juga kemungkinan ada benda asing atau neoplasma

Pemeriksaan klinis

Pada pemeriksaan spekulum harus diperhatikan sifat cairannya seperti kekentalan, warna, bau serta kemungkinan adanya benda asing, ulkus dan neoplasma (kelompok khusus). Pemeriksaan dalam dilakukan setelah pengambilan sediaan untuk  pemeriksaan laboratorium.

Laboratorium

Dibuat sediaan basah NaCl 0,9% fisiologis untuk trikomoniasis, KOH 10% untuk kandidias, pengecatan gram untuk bakteri penyebab gonore. Pemeriksaan tambahan dilakukan bila ada kecurigaan keganasan. Kultur dilakukan pada keadaan klinis ke arah gonore tetapi hasil pemeriksaan gram negatif. Pemeriksaan serologis dilakukan  bila kecurigaan ke arah klamidia.

Diagnosis infeksi jamur (Kandidiosis Vulvovaginal) pada Vagina

- Leukorrhea yang bervariasi mulai dari cair sampai kental dan sangat gatal (pruritus vulva)

- Dapat ditemukan rasa nyeri pada vagina, dispareunia, rasa terbakar pada vulva dan iritasi vulva

- Tanda inflamasi : dapat ditemukan eritem (+), edem (+) pada vulva dan labia, lesi diskret pustulopapular (+), dermatitis vulva

- Laboratorium : pH vagina < 4,5, Whiff test  (-). Pada sediaan gram : bentuk ragi (+) dan pseudohifa (+)

- Mikroskopik : leukosit, sel epitel, 80% pasien dengan gejala terlihat : ragi ( yeast) mycelia atau pseudomycelia

- Saran: kultur jamur untuk menegakkan diagnosis. (kultur merupakan jenis  pemeriksaan yang paling sensitif untuk mendeteksi adanya candida)

(28)

Diagnosis infeksi protozoa (Trcihomoniasis) pada Vagina

- Jumlah leukorrhea banyak, sering disertai bau yang tidak enak, pruritus vulva, external dysuria dan iritasi genital sering ada

- Warna sekret : putih, kuning atau purulen

- Konsistensi : homogen, basah, sering frothy atau berbusa ( foamy)

- Tanda-tanda inflamasi: eritem pada mukosa vagina dan itrocoitus vagina, kadang-kadang petechie pad serviks, dermatitis vulva

- Sekitar 2-5% serviks penderita tampak strawberry serviks - Laboratorium : pH vagina  5,0, whiff test  biasanya (+)

- Mikroskopik : dengan pembesaran 400 kali dapat terlihat pergerakan trichomonas. Bentuknya ovoid, ukuran lebih besar dari sel PMN dan mempunyai flagel. Pada 80-90% penderita symtomatic leucocyte (+), clue cell dapat (+)

Diagnosis infeksi bakteri (Vaginosis Bakterial) pada vagina

- Keputihan yang berbau tidak enak/bau seperti ikan, terutama setelah berhubungan seksual

- Sekret berlebihan, banyaknya sedang sampai banyak, warna sekret : putih atau abu-abu dan melekat pada dinding vagina terutama forniks posterior

- Tanda-tanda inflamasi tidak ada

- Laboraorium : whiff test  (+), pH  4,5 (biasanya 4,7-5,7)

- Mikroskopik : clue cell   (+), jarang lekukosit, banyaknya lactobacilli berlebihan karena bercampur dengan flora, meliputi coccus gram (+) dan coccobacilli

Diagnosis Servisitis Gonore

- Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan langsung sediaan apus endoserviks dengan pengecatan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif yang tampak di dalam sel PMN dan di luar s el PMN

Diagnosis Servisitis akibat infeksi Chlamydia trachomatis

- Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan sitologi, identifikasi antigen C.trachomatis, PCR dan isolasi C.trachomatis pada  biakan sel

2. Apa saja diagnosis banding dari penyakit pada kasus dan apa diagnosis pada kasus?

(29)

3. Bagaimana epidemiologi dari penyakit pada kasus? 10 9 HUSNUL

Berdasarkan penelitian di RSU. Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2000-2001 didapatkan mikroorganisme penyebab  flour albus terbanyak disebabkan oleh Candida albicans sebesar 26,3% kemudian diikuti Gardnerella vaginalis 21,0%. Kemudian dilakukan lagi penelitian di RSU. Dr. Kariadi Semarang (1 Januari 1998 -31 Desember 2002) didapatkan etiologi flour albus patologis terbanyak disebabkan olehC. albicans (31,6%).

Penelitian secara epidemiologi, leukorea patologis dapat menyerang wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat  pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai  pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Dalam  program keluarga berencana, leukorea juga merupakan salah satu efek yang sering dikeluhkan oleh akseptor pemakai kontrasepsi hormonal dan IUD, namun masih dianggap steril (fisiologis). Leukorea jugasering merupakan komplikasi yang dikeluhkan oleh penderita diabetes mellitus dan pemakai kortikosteroid atau antibiotik dalam waktu lama.

4. Bagaimana etiologi dari penyakit pada kasus? 1 10 ADE

Leukorrea fisiologis biasa ditemukan. pada keadaan antara lain:

1. Bayi baru lahir terutama sampai usia 10 hari, hal ini disebabkan pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina bayi.

2. Waktu disekitar menarche, timbul karena pengaruh estrogen.

Leukorea ini akan hilang sendiri tetapi dapat meresahkan orang tua penderita. 3. Rangsangan seksual pada wanita dewasa

4. Waktu sekitar ovulasi, karena sekret dari kelenjar-kelenjar seviks uteri menjadi lebih encer.

5. Pada wanita dengan penyakit menahun, pengeluaran secret kelenjar serviks uteri juga bertambah.

Leukorea patologis terbanyak disebabkan oleh infeksi biasanya oleh jamur,  bakteri, parasit, virus, disini cairan berwarna kekuningan sampai hijau, se ring kali lebih kental dan berbau, dan banyak mengandung leukosit. Selain itu leukorea

(30)

dapat juga disebabkan oleh vaginitis karena bahan-bahan kimiawi, pengobatan sendiri dengan obat-obatan topical atau pembersih vagina berulang-ulang. Juga dapat ditemukan pada neoplasma baik jinak maupun ganas.

Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut adalah: 1. Bakteri :

• Gardnerella vaginalis

Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bahan dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri batang gram positif ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut sebagai clue cell . Gardnerella vaginalis  menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Cairan vagina tampak  berwarna keabu-abuan pH.sekret vagina > 4,5 ( pH normal adalah < 4,5 ).

Secara klinik menurut Amsel (1983), untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu:

1) Sekret vagina homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina.

Sekret vagina bakterial vaginosis ini biasanya tipis, putih keabu-abuan, homogen, dan melekat pada dinding vagina.

2)  pH vagina > 4,5.

 pH vagina mudah ditentukan dengan menggunakan kertas lakmus ( interval 4,0 –  7,0 ). Biasanya pH vagina pada kasus bakterial vaginosis > 4,5

3) Bau amis dari vagina setelah penambahan KOH 10 %.

Whiff test dinyatakan positif: bila bau amis atau bau amin terdeteksi dengan  penambahan KOH 10 % pada sekret vagina. Bau disebabkan pelepasan amin terutama putresin dan kadaverin dan asam organik hasil alkalisasi bakteri anaerob.

4) Adanyaclue cell  ( lebih dari 20 % )

Identifikasi clue cell  pada preparat basah saline :

- clue cell yang merupakan epitel vagina yang terlepas dimana  pada  permukaan sel-sel ini terdapat bintik-bintik keabuan, penuh dengan Gardnerella vaginalis  merupakan gejala patognomonis dari vaginosis  bakterial.

(31)

- Untuk diagnosis vaginosis bakterial berdasarkan patokan jumlah clue cell ≥ 20% dari seluruh jumlah sel epitel vagina per lapangan pandang. Jumlahnya dihitung berdasarkan jumlah rata-rata dari 5 area pada satu lapang pandang.

- clue cell memiliki tepi yang ireguler dan sitoplasmanya dipenuhi dengan bakteri, memberikan gambaran granuler.

• Klamidia trakomatis

Infeksi klamidia sering ditemukan pada wanita dewasa yang seksual aktif. Infeksi klamidia ini juga didapatkan pada bayi dan anak-anak. Infeksi pada bayi didapatkan pada masa perinatal. Resiko penularan dari ibu dengan infeksi klamidia pada bayinya saat kelahiran diperkirakan 50%. Infeksi pada bayi yang  paling sering didapatkan adalah konjungtivitis neonatal, terjadi pada 20 –   50%  bayi yang dilahirkan dengan infeksi klamidia trakomatis. Klamidia ini mempunyai dinding sel kuman gram negatif, berukuran 0,2-1,5 mikron,  berbentuk sferis, tidak bergerak.

• Gonokokus

Gonokokus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak seksual. Biasanya pada wanita mengenai membrane mukosa uretra dan endoserviks, selanjutnya infeksi akan menyebar ke jaringan yang lainnya.  Neisseria  gonorrhoeae ini merupakan bakteri gram negatif, diplokokkus, berdiameter 0,6 – 

1,0 µm, koloni berbentuk cembung, berkilau, sifat mukoid, transparan, tidak  berpigmen. Bersifat fakultatif aerobik. Bakteri ini dapat ditemukan ekstraseluler

dan intraseluler dalam leukosit polimorfonuklear ( neutrofil ).

• Treponema pallidum

Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Sifilis termasuk penyakit akibat hubungan seksual yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan mempunyai  beberapa sifat, yaitu : perjalanan penyakitnya sangat kronis, dalam perjalannya

dapat menyerang semua organ tubuh, mempunyai masa laten, dapat kembali kambuh ( rekuren ), dan dapat ditularkan dari ibu ke janinnya .

Bakteri berbentuk spiral yang ramping. Lengkung spiralnya secara teratur terpisah satu dengan yang lain. Organisme ini bergerak aktif pada mikroskopis

(32)

lapangan gelap. Berotasi dengan cepat disekitar endoflagelnya bahkan setelah menempel pada sel melalui ujungnya yang lancip. Aksis panjang spiral biasanya lurus tetapi kadang melingkar, yang membuat organisme tersebut kadang-kadang membentuk lingkaran penuh dan kemudian akan kembali lurus ke posisi semula.

2. Jamur: Candida albicans

Candida adalah mikroorganisme opurtunis, dapat dijumpai diseluruh badan, terutama di mulut, kolon, kuku, vagina dan saluran anorektal. Candida sp yang  paling sering menyebabkan infeksi kandidiasi vulvavaginalis adalah candida albikan dan patogen yang paling sering diremukan. Selain itu ada spesies candida non albikan yang bisa menginfeksi adalah candida galbrata.

Pada umumnya infeksi disebabkan adanya kolonisasi yang berebihan dari spesies kandida yang sebelumnya bersifat komensal pada vulva dan vagina. Pasangan  penderita biasanya juga akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling

menularkan antara pasangan ini disebut sebagai fenomena ping-pong.

Spesies kandida menghasilkan koloni berwarna putih kecoklatan sampai kekuningan dengan bau seperti ragi, bulat dan besar ( berukuran 3  –   6 µm ),  pertumbuhannya cepat dan menjadi dewasa dalam waktu 3 hari. Permukaan koloni licin, halus, mengkilat dan kering, mempunyai budding, hifa dan  pseudohifa.

3. Parasit : Trikomonas vaginalis

Trikomonas vaginalis merupakan satu-satunya spesies Trichomonas yang bersifat  patogen pada manusia dan dapat dijumpai di traktus urogenital. Biasanya

ditularkan melalui hubungan seksual.

Parasit ini berbentuk lonjong dan mempunyai bulu getar dan pada sediaan basah mudah terlihat karena gerakannya yang menghentak-hentak. Cairan yang keluar dari vagina biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih.

Trikomonas vaginalis ini berbentuk buah pir dengan sat u membran bergelombang  pendek yang dilapisi flagelum dan empat flagela anterior. Parasit ini paling baik

(33)

tumbuh pada 35-37ᵒ  C dalam keadaan anerobik, kurang dapat tumbuh pada keadan aerobik, organisme ini tidak dapat hidup pada keasaman vagina normal.

4. Virus : Virus Herpes Simpleks Genitalis

Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual tetapi tidak dapat ditularkan melalui udara atau melalui air, misalnya jika seseorang berenang di kolam renang.

Herpes simpleks disebabkan oleh  Herpes Virus Hominis  atau Herpes Simpleks virus merupakan salah satu infeksi yang tersering pada manusia .Struktur virus terdiri atas genom DNA untai ganda linier berbentuk toroid, kapsid, lapisan tegumen dan selubung. Infeksi dapat berupa kelainan pada daerah orolabial serta daerah genital, dengan gejala khas adanya vesikel berkelompok di atas dasar yang eritema .Ada 2 tipe mayor antigenik dimana  Herpes Simpleks virus  tipe I  berhubungan dengan infeksi pada wajah dan  Herpes Simpleks virus  tipe II  berhubungan dengan infeksi genital. Pada awal infeksi yang disebabkan Herpes simpleks tampak kelainan kulit seperti melepuh terkena air panas yang kemudian  pecah dan menimbulkan luka seperti borok dan pasien merasa sakit.

5. Benda asing

Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai pada waktu senggama, AKDR, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran cairan vagina yang  berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang berada di dalam vagina sehingga timbul leukorea.

6. Neoplasma/ keganasan

Kanker akan menyebabkan leukorea patologis akibat gangguan pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibat terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan oksigen pada sel kanker tersebut. Pada keadaan ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses pembusukan dan disertai oleh adanya darah yang tidak segar.

(34)

HUSNUL

Keputihan yang fisiologis terjadi pada keadaan-keadaan berikut.

a. Bayi baru lahir kira-kira 10 hari, hal ini karena pengaruh hormon estrogen dan  progesteron sang ibu.

 b. Masa sekitar menarche atau pertama kali datang haid, hal ini ditunjang oleh hormon estrogen.

c. Setiap wanita yang mengalami kegairahan seksual, hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi saat senggama.

d. Masa sekitar ovulasi karena produksi kelenjar-kelenjar mulut rahim.

e. Kehamilan yang menyebabkan peningkatan suplai darah ke daerah vagina dan mulut rahim, serta penebalan dan melunaknya selaput lendir vagina.

Keputihan yang patologis terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut. a. Infeksi

Tubuh akan memberikan reaksi terhadap mikroorganisme yang masuk ini dengan serangkaian reaksi radang. Penyebab infeksi yakni:

(i) Jamur, jenis jamur candida albicans adalah jamur yang paling sering menyebabkan keputihan. Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan infeksi  jamur candida seperti pemakaian obat antibiotika atau kortikosteroid yang lama, kehamilan, kontrasepsi hormonal, penyakit diabetes militus, penurunan kekebalan tubuh karena penyakit kronis, selalu memakai pakaian ketat dan dari bahan yang sukar menyerap keringat.

Gejalanya adalah keputihan berwarna putih susu, begumpal seperti susu basi, disertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan disekitarnya, bengkak, iritasi, dan rasa panas. Tanda klinis yang tampak adalah eritema,  fissuring, sekret menggumpal seperti keju, lesi satelit dan edema.

(ii) Bakteri

Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan keputihan adalah Gonokokus, Clamidia trakomatis, Gradnerella, dnan Treponema pallidum.

Gejalanya cairan vagina encer, berwana kuning kehijauan, berbusa dan bebau  busuk, vulva agak bengkak dan kemerahan, gatal, terasa tidak nyaman serta nyeri saat berhubungan seksual dan saat kencing. Gardnerella vaginalis bakterialis dapat dijumpai duh tubuh vagina yang banyak, homogen dengan bau yang khas seperti bau ikan, terutama waktu berhubungan seksual. Bau tersebut disebabkan

(35)

adanya amino yang menguap bila cairan vagina menjadi basa. Cairan seminal yang basa menimbulkan terlepasnya amino dari perlekatannya pada protein dan vitamin yang menguap menimbulkan bau yang khas.

(iii) Parasit

Parasit yang sering menyebabkan keputihan adalah Trikomonas vaginalis. Salah satu penularan T. vaginalis yang paling sering adalah dengan koitus.

Gejalanya keputihan berwarna kuning atau kehijauan, berbau dan berbusa, kecoklatan seperti susu ovaltin, biasanya disertai dengan gejala gatal dibagian labia mayora, nyeri saat kencing dan terkadang sakit pinggang.

Trichomoniasis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah. Pada wanita sering tidak menunjukan keluhan, bila ada biasanya berupa duh tubuh vagina yang banyak,  berwarna kehijauan dan berbusa yang patognomonik (bersifat khas) untuk  penyakit ini. Pada pemeriksaan dengan kolposkopi tampak gambaran “Strawberry cervix” yang dianggap khas untuk trichomoniasis. Salah satu fungsi vagina adalah untuk melakukan hubungan seksual. Terkadang mengalami pelecetan pada saat melakukan senggama. Vagina juga menampung air mani, dengan adanya  pelecetan dan kontak mukosa (selaput lendir) vagina dengan air mani merupakan  pintu masuk (Port d’entree) mikroorganisme penyebab infeksi.

(iv) Virus

Sering disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes Simpleks. HPV ditandai dengan kondiloma akuminata, cairan berbau dan tanpa rasa gatal.  b. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan

c. Benda asing

Benda asing di vagina akan merangsang produksi cairan yang berlebihan. Pada anak  – anak, benda asing dalam vagina berupa biji –  bijian atau kotoran yang  berasal dari tanah. Pada perempuan dewasa benda asing dapat berupa tampon, kondom yang tertinggal didalam akibat lepas saat melakukan senggama, cincin  pesarium yang dipasang pada penderita hernia organ kandungan.

d.  Neoplasma jinak

Keputihan dapat timbul disebabkan oleh peradangan yang terjadi karena  pertumbuhan tumor jinak ke dalam lumen.

(36)

Gejala keputihan yang timbul karena kanker ialah cairan yang banyak berbau  busuk serta terdapat bercak darah yang tidak segar. Darah yang keluar disebabkan

oleh tumor yang masuk ke dalam lumen saluran genital kemudian tumbuh secara cepat dan abnormal serta mudah rusak sehingga terjadi pembusukan dan  pendarahan.

f. Menopause

Hormon estrogen diperlukan untuk menjaga keasaman vagina, kehidupan  Lactobacilli doderleins  dan proliferasi (ketebalan) sel epitel skuamosa vagina sehingga membran mukosa vagina membentuk barier terhadap invasi bakteri. Dengan demikian tidak mudah terkena infeksi. Pada wanita menopause hormon estrogen telah berkurang sehingga vagina menjadi kering, sehingga menyebabkan gatal yang memicu untuk terjadi luka kemudian infeksi.

5. Bagaimana faktor risiko dari penyakit pada kasus? 2 1 Faktor risiko:

1. Tidak menjaga kebersihan vulva (jarang mengganti celana dalam, dll). Mencebok dari belakang ke depan sehingga kuman dari anus dapat berpindah ke daerah vulva.

2. Aktif secara seksual, mempunyai pasangan seksual lebih dari satu.

3. Memakai obat-obatan atau sabun antiseptik pervaginam yang dapat merubah pH vagina (normal 3,8-4,5), sehingga terjadi ketidak seimbangan antara flora normal vagina dan mikroorganisme lain pada vagina.

 Vulva hygiene (air cebok tidak bersih, celana dalam tidak menyerap keringat,  penggunaan pembalut yang kurang baik)

 Alat kontrasepsi

 Penggunaan sabun untuk daerah kewanitaan

6. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi dari penyakit pada kasus? 3 2 9

7. Bagaimana gejala klinis dari penyakit pada kasus? 4 3 RINI

 Warna sekret : Kuning hingga jingga  Kejernihan sekret : agak keruh

 Bau sekret : bau amis  Gatal

(37)

 Leukosit sekret : Ada / banyak ( menandakan infeksi )

KAMILA

Gejala yang timbul pada keputihan bisa bermacam-macam tergantung penyebabnya. Cairan yang, keluar bisa sedikit atau sedemikian banyaknya sehingga memerlukan ganti celana dalam berulang kali atau bahkan memerlukan pembalut.Warna cairan  bisa kehijauan, kekuningan, keabu-abuan atau jernih tanpa warna. Kekentalannya  pun bervariasi, bisa encer, kental, berbuih atau bergumpal kecil menyerupai susu

(Dalimartha, 2002, p.2).

Keputihan juga bisa tanpa bau, namun bisa juga berbau busuk atau anyir yang menyebabkan penderitanya menjadi stres dan rendah diri. Keputihan juga bisa disertai dengan keluhan gatal di kemaluan dan lipat paha, rasa panas di bibir kemaluan, rasa pedih sewaktu kencing, atau rasa sakit sewaktu sanggama. Gatal bisa terasa kadang-kadang, atau malam hari saja, namun bisa terasa terus menerus. Bila cairan yang keluar cukup banyak, maka keadaan basah di sekitar lipat paha akan menimbulkan kelembapan yang tinggi sehingga kulit mudah lecet (ekskoriasi). Akibat rasa gatal, maka garukan di alat kelamin dan sekitarnya akan menambah  peradangan dan lecet-lecet yang menimbulkan rasa pedih bila kencing dan tersiram

air.

 Infeksi Gonore menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.

 Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.

 Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.  Kelelahan yang sangat.

 Menurut Maulana (2008:54-58), keputihan yang keluar dari mulut rahim dikenal dengan serviks sensitis atau radang mulut rahim. Hal ini sering menyerang wanita usia reproduksi dan biasanya akibat jamur (kandidiosis), bakteri (vaginosis), parasit (trikomoniasis), atau bakteri lain seperti berbagai kokus (coccen). Bakteri vaginosis merupakan infeksi vaginal yang sering disebabkan oleh bakteri seperti Grandnerella vaginalis.Ini disebabkan oleh banyaknya

(38)

kontak bacterial dengan vagina, melalui hubungan seksual, ataupun karena kebersihan yang kurang.Sering kali bacterial vaginosis ini disebabkan oleh teknik cebok yang salah, bahkan menyemprotkan air ke arah vagina memungkinkan terjadinya bacterial vaginosis. Biasanya dicirikan dengan adanya noda putih hingga kekuningan dengan bau kurang sedap, dan terasa gatal pada daerah kemaluan.

 Keputihan karena parasit sepeti Trichomonas vaginalis bisa menyerang wanita maupun pria.Trichomonas biasanya berpindah melalui hubungan seksual, juga dapat berpindah jika seseorang bergantian mengunakan handuk atau underwear.Biasanya keputihan akibat Trichomonas ini terlihat seperti busa dan memiliki bau tak sedap dan mungkin ada sedikit rasa gatal dan kemerahan di sekitar vagina.

 Keputihan yang disebabkan oleh jamur kandida, biasanya buan karena ditularkan oleh hubungan seksual, meskipun hal itu bisa saja terjadi.Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan flora vagina. Dalam keadaan normal vagina terdiri atas sedikit jamur dan bakteri perusak, namun jika keduanya tidak seimbang, akan menyebabkan jamur terlalu banyak tumbuh dan menyebabkan  peradangan vagina (vaginitis).

8. Bagaimana tatalaksana dari penyakit pada kasus? 5 4 10

Farmakologi

1. Parasit

Pada infeksi Trichomonas vaginalis diberikan obat-obatan berikut. a. metronidazole, dengan dosis pilihan:

(i) 3x200 mg peroral selama 7 hari,

(ii) 2x400 atau 2x500 mg peroral selama 7 hari,

(iii) 800 mg pagi hari dan 1,2 g malam hari selama 2 hari, (iv) 2 g dosis tunggal.

 b. klotrimazol 1x100 mg intravaginal selama 7 hari atau 2x100 selama 3 malam  berturut-turut.

2. Jamur

Pada infeksi Candida albicans dapat diberikan salah satu dari berikut: a. mikostatin 10.000 unit intravaginal selama 14 hari,

(39)

 b. itrakonazol 2x200 mg peroral sehari

c. imidazol yang disemprotkan dalam vagina sebanyak 1 atau 3 ml.

Menurut WHO Guidelines 2001, terapi untuk Candida albicans  adalah sebagai  berikut:

(40)

Menurut STD Treatment Guidelines 2006, terapi untuk Candida albicans  adalah sebagai berikut.

(41)

3. Bakteri

UntukGonokokus dapat diberikan tetrasiklin 4x250 mg peroral/hari selama 10 hari, untuk Gradnerella vaginalis diberikan clindamycin 2x300mg peroral/hari selama 7 hari, Klamidia trachomatis diberikan tetrasiklin 4x500 mg peroral/hari selama 7-10 hari, dan Treponema palladum diberikan benzatin penisilin G 24 juta unit IM dosis tunggal atau doksisiklin 2x200 mg peroral selama 2 minggu.

Menurut STD Treatment Guidelines 2006, terapi untuk  Neisseria gonorrhoeae adalah sebagai berikut.

Menurut STD Treatment Guidelines 2006, terapi untuk Gradnerella vaginalis adalah sebagai berikut.

(42)

Menurut WHO Guidelines 2001, terapi untuk Clamidia trachomatis adalah sebagai  berikut.

4. Virus

Pada virus herpes tipe 2, diberikan obat topikal larutan neutral 1% atau larutan  proflavine 0,1%. Pada Human Papiloma Virus, pemberian vaksinasi mungkin cara  pengobatan yang rasional untuk infeksi virus ini (namun vaksinasi ini masih dalam  penelitian), kemudian pemberian suntikan interferon dan obat topikal podofilin

25% atau podofilotoksin 0,5% baik untuk kondiloma akuminata.

Pencegahan (Non Farmakologi)

1. Diet. Perbanyak antioksidan vitamin seperti vitamin A, C, dan E. Begitu juga vitamin B kompleks dan D direkomendasikan untuk daya tahan tubuh. Penggunaan yogurt sebagai terapi oral lactobacillus dapat menurunkan angka rekuren. Pengendalian faktor risiko dengan tidak melakukan hubungan seksual sebelum dinyatakan sembuh atau menggunakan kondom.

2. Membersihkan bagian luar kemaluan setelah buang air kecil atau air besar, sebaiknya menggunakan air, dan menyeka daerah kelamin dari depan ke  belakang.

3. Ketika haid, wanita dianjurkan sering mengganti pembalut wanita terutama pada hari-hari yang banyak darah keluar. Ini karena darah adalah media yang ideal untuk bakteri berkembang biak. Bagi wanita yang menggunakan tampon mereka harus ingat untuk mengubahnya.

(43)

4. Mencuci daerah kelamin dengan air hangat.

5. Menghindari sabun atau produk kesehatan feminism karena dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal. Beberapa wanita sensitif dan alergi pada  pewangi dalam buih sabun.

6. Pasangan suami istri dianjurkan membersihkan alat kelamin dengan air sebelum dan setelah hubungan seks untuk kebersihan yang optimal.

7. Membuang air kecil lebih kurang setengah jam setelah hubungan seks untuk mengurangi risiko infeksi pada kandung kemih. Praktek ini efektif untuk wanita yang sering mengalami infeksi saluran kemih (urinary tract infection).

8. Menghindari krim steroid (kecuali diresepkan).

9. Menghindari pemakaian celana ketat dan sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun.

10. Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel halus yang mudah terselip disana-sini dan akhirnya mengandung jamur dan

 bakteri untuk bersarang di tempat itu.

11. Jaga kesterilan alat vital. Penggunaan tisu basah atau produk  pantyliner harus  betul-betul steril. Bahkan, kemasannya pun harus diperhatikan. Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa kemasan ditaruh dalam tas bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam keadaan terbuka, bisa saja panty liner atau tisu basah tersebut sudah terkontaminasi. Memperhatikan kebersihan setelah  buang air besar atau kecil. Setelah bersih, mengeringkan dengan tisu kering atau

handuk khusus. Alat kelamin jangan dibiarkan dalam keadaan lembab. 12. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.

13. Pengobatan psikologis penting dalam pengobatan keputihan. Tidak jarang keputihan yang mengganggu, pada wanita kadang kala pemeriksaan di laboratorium gagal menunjukkan infeksi, semua pemgujian telah dilakukan tetapi hasilnya negatif namun masalah atau keluhan tetap ada. Keputihan tersebut tidak disebabakan oleh infeksi melainkan karena gangguan fsikologi seperti kecemasan, depresi, hubungan yang buruk, atau beberapa masalah psikologi yang lain yang menyebabkan emosional. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan konsultasi dengan ahli psikologi. Selain itu perlu dukungan keluarga agar tidak terjadi depresi.

(44)

9. Bagaimana pencegahan dan edukasi dari penyakit pada kasus? 6 5

10. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus? 7 6

Komplikasi fluor albus ialah pruritus, eczema dan condylomata acuminate sekitar vulva.

11. Bagaimana prognosis dari penyakit pada kasus? 8 7

Biasanya kondisi-kondisi yang menyebabkan fluor albus memberikan respon terhadap pengobatan dalam beberapa hari. Kadang-kadang infeksi akan berulang. Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif.

12. Bagaimana SKDI dari penyakit pada kasus? 9 8

E. LEARNING ISSUE

1. (Bacterial Vaginosis) Fluor Albus (1, 3, 5, 7, 9) DD JELASI NIAN! PAKE TABEL!

2. Tatalaksana Fluor Albus (2, 4, 6, 8, 10)

SERTAKAN DAPUS YA TOLONG!

1. Ade cantik 2. Agong 3. Rini 4. Kamila 5. Ifa 6. Sikam

Referensi

Dokumen terkait

Pada aerodrome yang digunakan untuk pesawat udara dengan berat maksimum tinggal landas lebih dari 5,700 kg, kecuali jika aerodrome tersebut ditutup selama pekerjaan aerodrome,

Dari 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis (11%) diantaranya adalah asli Indonesia Namun, kejayaan bambu perlahan runtuh sejak pemerintah Hindia Belanda memvonis bahwa

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik bahasa yang dipakai oleh penjual dan pembeli dan mengidentifikasikan faktor-faktor yang melatarbelakangi variasi

Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa individu-individu yang memiliki pertumbuhan diatas rata-rata populasi untuk jenis jantan dan betina pada lingkungan kolam dan danau

Sejak pertama kali diterbitkan, pada tahun 2016, jurnal IJoST dikelola oleh para Dosen dari Timbang (Tim Pengembang) Jurnal UPI (Universitas Pendidikan Indonesia); dan diterbitkan

Apabila Orang tua calon siswi tidak dapat hadir wawancara pada waktu yang sudah ditentukan, mohon konfirmasi ke SMA Stella Duce 2 di No Telp 0274 513129 atau ke Bapak Y..

Untuk membuktikan bahwa itik selain dapat terinfeksi oleh virus ND dan juga dapat menyebabkan wabah penyakit tetelo pada ternak ayam telah dilakukan serangkaian penelitian oleh

ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof.Dr.H.M.Najib Dahlan Lubis, Sp.PA (K), selaku Guru Besar Departemen Patologi Anatomi Fakultas