• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II RONA WILAYAH PESISIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II RONA WILAYAH PESISIR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

RONA WILAYAH PESISIR

2.1 Geo-Administrasi

Kelurahan Airmata merupakan salah satu dari 10 Kelurahan yang ada didalam wilayah Kecamatan Kota Lama Kota Kupang.Kondisi geografis wilayah Kelurahan Airmata terletak pada ketinggian 3 Meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 320C dengan luas wilayah 12 Ha. Letak Kelurahan Airmata dipinggiran sepanjang sungai kali kaca, yang terbagi atas 3 (tiga) RW dan 8 (Delapan) RT dengan jumlah penduduk sebanyak 1.570 jiwa, dengan Kepala Keluarga sebanyak 411 KK dan Kepala Keluarga miskin sebanyak 173 KK

Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Airmata adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan LLBK

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mantasi

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Fontein

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Fatufeto

2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1 Kependudukan

BerdasarkanLaporan Tahunan Kelurahan Air Mata Tahun 2015, terlihat bahwa kelompok usia produktif lebih banyak dibandingkan usia lanjut. Kelompok usia remaja hingga dewasa (11-20 tahun) memiliki persentase yang lebih besar yakni (17,71%) atau 278 orang sedangkan kelompok usia 31-40 tahun (kelompok usia kerja) sebanyak (15,03%) atau 236 orang. Adapun data jumlah penduduk berdasarkan Kelompok Umur disajikan pada Tabel 6.2.1.

Tabel 6.2.1. Data Penduduk Kelurahan Air Mata Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (Tahun) Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 0 – 5 57 45 102 6 – 10 59 53 112 11 – 16 86 81 167 17 – 20 62 49 111

(2)

Kelompok Umur (Tahun) Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 21 – 25 94 64 158 26 – 30 68 80 148 31 – 35 69 64 133 36 – 40 50 53 103 41 – 45 58 58 116 46 – 50 44 47 91 51 – 55 37 41 78 56 – 60 35 44 79 61 - 65 33 34 67 65 - 70 25 25 50 71 keatas 30 25 55 Total 807 763 1570

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Air Mata Tahun 2015

2.2.2 Budaya

Kelurahan Air Mata adalah salah satu kelurahan yang berlokasi di kecamatan Kota Lama, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan perkampungan Islam Pertama di Pulau Timor, NTT. Keberadaan Masjid Agung Al-Baitul Qadim, di Kelurahan ini merupakan masjid tertua di Pulau Timor yang masih ada hingga saat ini, sejak dibangun pada tahun 1806 dan menjadi saksi penyebaran bisu perjuangan agama Islam di tanah Timor (Wilkipedia Indonesia, 2012). Oleh karena itu, mayoritas penduduk Kelurahan Airmata beragama muslim (81,23%), 16,94% adalah kristen protestan dan hanya 1,83 % yang beragama katholik, sebaliknya di kelurahan ini tidak ada yang memeluk agama hindu maupun budha meskipun mayoritas muslim, namun adanya keseimbangan dalam menata kehidupan bersama dalam keragaman baik keyakinan, suku dan adat istiadat memberikan kenyamanan untuk membangun wilayah mereka.Masih dari sumber yang sama, disebutkan bahwa Kampung Air Mata dibangun oleh Sultan Badarruddin yang merupakan keturunan Sultan Mananga, Pulau Solor, NTT. Kampung ini dibangun atas prakasa Belanda diatas tanah Raja Taebenu dengan seizin Raja Taebenu sebagai ungkapan terima kasih atas keberhasilan Sultan Badarruddin dan rakyatnya dalam mengusir Portugis dari tanah Timor Barat atau Timor Loro Manu sehingga Portugis hanya menguasai Timor Leste.

(3)

Berbeda dengan nama wilayah lain di Kota Kupang yang memiliki sumber air, Kelurahan Air Mata justru tidak menggunakan kata “Oe” di depannya seperti Oeba, Oesapa, Oebufu, dan Oepura. Menurut Indra (2011) bahwa penamaan Airmata memiliki dua makna yakni wilayah ini timbul karena ada mata air yang mengaliri sungai jernih membelah Kota Kupang dan makna kedua, di tempat inilah banyak air mata yang tumpah akibat kekejaman penjajah.

2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan data yang diperoleh, PNS adalah jenis mata pencaharian dengan persentasenya sangat besar mencapai (12,36%) atau 194 orang, di urutan kedua adalah pedagang (8,34%) atau 131 orang, selanjutnya nelayan (2,48%) atau 39 orang dan pengemudi (supir) menempati urutan keempat (1,59%) atau 25 orang. Khusus untuk nelayan, hal yang menarik adalah dari 39 orang nelayan, tiga (3) orang diantaranya adalah wanita yang telah menggeluti pekerjaan ini,.

Untukpedagang yang persentasenya juga sama dengan profesi nelayan, sebagian besar diantaranya adalah penjual jajanan tradisional khas di Kota Kupang yang bisa dijumpai sehari-hari di pinggir jalan menuju terminal Kota Kupang. Pemandangan menarik dari aktivitas komunitas ini karena ramai dikunjungi terutama pada saat bulan puasa karena bermacam-macam kue dan minuman khas dijual lebih bervariasi dari biasanya, momen ini bisa dipakai sebagai salah satu objek wisata kuliner di Kota Kupang. Jika disiapkan tempat khusus dengan fasilitas yang lebih baik, dan kondisi sanitasi yang higienis akan menjadi tujuan wisata kuliner jajanan tradisional. Keuntungan lain pengadaan fasilitas tersebut adalah bahu jalan menjadi lebih luas dan tidak mengganggu lalu lintas. Adapun data penduduk menurut pekerjaan/profesi/mata pencaharian disajikan pada Tabel 6.2.2.

Tabel 6.2.2. Data Penduduk Kelurahan Air Mata menurut pekerjaan/profesi/mata

pencaharian

Pekerjaan/ Profesi Laki-laki Perempuan Jumlah

Pendeta 0 0 0

Pastor 0 0 0

Ustad/Imam Masjid 3 0 3

(4)

Pekerjaan/ Profesi Laki-laki Perempuan Jumlah Polri 5 0 5 Guru 9 12 21 Dosen 3 1 4 Mantri 0 0 0 Bidan 0 0 0 Nelayan 36 3 39 Petani 0 0 0 Pedagang 64 67 131 Montir 13 0 13 Pengemudi 25 0 25 Pensiunan PNS 23 9 32 Pensiunan Polri 5 0 5 Pensiunan TNI 20 0 20 Mahasiswa 63 49 112 Pelajar 201 176 377

Ibu Rumah Tangga 0 270 270

Karyawan Swasta 56 21 77 Pengusaha 12 7 19 Wiraswasta 58 15 73 Karyawan BUMN 34 6 40 Belum Bekerja 57 43 100 Total 807 763 1570

Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Air Mata Tahun 2015

2.4 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan

Kelurahan Airmata tidak memiliki wilayah pesisir, akan tetapi ada masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

(5)

BAB III

PERENCANAAN PENGELOLAAN

3.1 Isu-isu Prioritas Pengelolaan Pesisir dan Laut Aspek SDA dan Lingkungan Pesisir dan Laut

a. Belum tersediaanya lokasi dan lahan pembuangan sampah b. Pembuangan limbah deterjen dari industri rumah tangga, dan c. Belum adanya penjaringan sampah

Aspek Sosial Budaya

a. Terjadinya pencemaran DAS Airmata karena keterbatasan wawasan masyarakat tentang DAS

b. Limbah rumah tangga di sekeliling area DAS memicu c. Pendangkalan dan sempit Area DAS

Aspek Sosial-Ekonomi

Tingginya pengangguran baik laki-laki maupun perempuan

Aspek Kelembagaan

d. Kolaborasi Kelembagaan dari masing-masing Kelurahan pada Aliran DAS e. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap konservasi DAS

3.2 Strategi Pengelolaan

Isu SDA dan Lingkungan Pesisir dan Laut

Tujuan:

a) Menyediakan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di setiap Rukun Tetangga (RT), dan lahan/tempat disediakan oleh masyarakat.

b) Menyediakan jaring sampah sungai, dan akses jalan ke tempat penjaringan sampah. c) Maksimalkan peran Pokmaswas untuk pengendalian DAS.

d) Menciptakan lingkungan yang bersih dan asri dengan melakukan Jumat Bersih di tingkat Kelurahan dan RT.

(6)

e) Menyediakan bak penampung limbah rumah tangga di setiap RT.

Strategi:

a) Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di setiap Rukun Tetangga (RT), dan lahan/tempat disediakan oleh masyarakat.

b) Pengadaan alat dan penyiapan penjaring sampah sungai, dan akses jalan ke tempat penjaringan sampah.

c) Maksimalisasi peran Pokmaswas untuk pengendalian DAS. d) Program Jumat Bersih di tingkat dan RT.

e) Pembangunan bak penampung limbah rumah tangga di setiap RT.

Indikator:

a) Berkurangnya sampah/limbah rumah tangga di setiap RT.

b) Meningkatnya kebersihan sungai dan kestabilan ekosistem laut dan pesisir di sekitar muara sungai.

c) Meningkatnya peran Pokmaswas dalam pengendalian DAS. d) Ditetapkan/disepakati program Jumat Bersih secara teratur

e) Adanya aktivitas pembuangan sampah di dalam bak penampung limbah

Aspek Sosial Budaya

Tujuan:

a) Meningkatkan wawasan masyarakat tentang pengelolaan DAS Airmata

b) Menyediakan Peraturan tingkat Kota/Kabupaten dan Kelurahan tentang Pengelolaan dan Pelestarian DAS Airmata

c) Melibatkan seluruh unsur masyarakat dalam lembaga-lembaga di tingkat Kelurahan Airmata.

Strategi:

a) Sosialisasi dan penyuluhan pengendalian limbah di area DAS Airmata kepada masyarakat di Kelurahan Airmata, Kelurahan Fontein, Kelurahan Mantasi, Kelurahan Airnona, dan Kelurahan Manutapen.

(7)

b) Penetapan regulasi baik tingkat Walikota/Kabupaten dan Kelurahan berbasis masyarakat, tentang pengelolaan dan pengendalian DAS Airmata.

c) Fasilitasi pembentukan lembaga-lembaga pengendalian DAS di tingkat Kelurahan Airmata dan Kelurahan lainnya terkait.

Indikator:

a) Wawasan masyarakat semakin baik tentang pengelolaan DAS Airmata

b) Berkurangnya pencemaran sungai Airmata, serta pesisir dan laut sekitar muara sungai.

c) Terbentuknya lembaga-lembaga kemasyarakatan pengendali dan pelestari DAS Airmata.

Aspek Sosial Ekonomi

Tujuan:

a) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang teknik bongkar pasang motor dan mobil

b) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang teknik mengelola salon dan kuliner c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat manajemen keuangan dan pemasaran

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

d) Menyediakan kemudahan untuk memperoleh modal usaha

Strategi:

a) Pelatihan/magang teknik bongkar pasang motor dan mobil b) Pelatihan teknik mengelola salon dan kuliner

c) Pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) d) Penyaluran modal UKM baik untuk usaha salon, kuliner, maupun bengkel

Indikator:

a) Terserapnya masyarakat laki-laki penganggur pada lapangan kerja. b) Masyarakat perempuan memiliki ketrampilan: Salon dan Kuliner.

(8)

c) Memahami secara teori maupun praktek tentang manajemen keuangan dan pemasaran Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

d) Terbentuknya akses dan jaringan permodalan usaha di sekitar DAS Airmata

Aspek Kelembagaan

Tujuan:

a) Menjalin kerjasama pemerintah dan masyarakat terkait penanganan limbah dan dangkalnya DAS: sosialisasi kepada masyarakat di area DAS.

b) Metapkan Peraturan Walikota tentang konservasi DAS Airmata

c) Pembentukan tim dari unsur Pemerintah, Masyarakat, Swasta, Perguruan Tinggi, dan LSM dalam memonitoring kesepakatan konservasi DAS Airmata serta keterlibatan masyarakat dari kelurahan yang berhubungan langsung dengan DAS Airmata, yakni: Kelurahan Fontein, Kelurahan Mantasi, Kelurahan Airnona, dan Kelurahan Manutapen.

Strategi:

a) Penetapan Tim Konservasi DAS Airmata melalui Keputusan Walikota Kupang atas usulan Kelurahan Airmata dengan mempertimbangkan keterwakilan masyarakat, Perguruan Tinggi, dan LSM pemerhati lingkungan.

b) Keputusan Walikota tentang Sistem Pengelolaan DAS Airmata.

c) Memasukkan materi terkait pengelolaan dan pengendalian DAS Airmata ke dalam Kurikulum Lokal di tingkat Sekolah.

d) Membentuk lembaga pengelola, pengendali, dan pelestarian DAS Airmata berbasis masyarakat.

Indikator:

a) Menurunnya jumlah limbah di wilayah aliran DAS.

b) Terorganisir sistem pengelolaan konservasi DAS Airmata.

c) Adanya keterlibatan Pemerintah, Masyarakat, Swasta, Perguruan Tinggi, dan LSM dalam pengendalian DAS Airmata.

(9)

d) Meningkatnya kesadaran masyarakat di area DAS Airmata: Kelurahan Airmata, Kelurahan Fontein, Kelurahan Mantasi, Kelurahan Airnona, dan Kelurahan Manutapen dalam pengendalian limbah DAS Airmata.

(10)

3.3 Rencana Aksi

Tabel 6.2.3.Tabulasi Isu, Program dan Kegiatan Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Pesisir dan Laut di Kelurahan Airmata

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan (tahun) Pembiayaan

2016 2017 2018 2019

Isu Sumberdaya Alam dan Lingkungan: 1) Belum tersediaanya

lokasi dan lahan pembuangan sampah. 2) Pembuangan limbah

deterjen dari industri rumah tangga, dan 3) Belum adanya penjaringan sampah Pengelolaan sampah berbasis masyarakat Menyiapkan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di setiap Rukun Tetangga (RT), dan lahan/tempat disediakan oleh masyarakat DKP Kota Kupang, CCDP-IFAD, Dinas PU Kota Kupang, BAPPEDA Kota Kupang, dan Lembaga Adat √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah a) Pengadaan alat dan

penyiapan penjaring sampah sungai, dan akses jalan ke tempat penjaringan sampah. √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah b) Maksimalisasi peran Pokmaswas untuk pengendalian DAS. √ √ √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah a. Program Jumat Bersih di

tingkat dan RT.

b. Tersedianya bak penampung limbah rumah tangga di setiap RT.

√ √

APBD, APBN, dan Dana

Hibah Isu Sosial Budaya:

Terjadinya pencemaran DAS Airmata karena keterbatasan wawasan masyarakat tentang

DAS Penyadaran masyarakat fungsi dan manfaat DAS

Air Mata

a) Sosialisasi dan penyuluhan terkait pentingnya pengelolaan DAS Airmata.

DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, dan

CCDP-IFAD

√ √

APBD, APBN, dan Dana

Hibah Penetapan regulasi baik tingkat

Walikota/Kabupaten dan Kelurahan berbasis masyarakat, tentang pengelolaan dan pengendalian DAS Airmata

(11)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan (tahun) Pembiayaan

2016 2017 2018 2019

a. Kurangnya lapangan kerja bagi angkatan kerja

Membentuk lembaga pengelola, pengendali, dan pelestarian DAS Airmata berbasis masyarakat.

√ √ Isu Sosial Ekonomi :

Tingginya pengangguran baik laki-laki maupun perempuan 1. Peningkatan SDM bidang Kewirausahaan 2. Pengembangan Mata Pencarian Alternatif Bantuan moda a) Pelatihan/magang teknik bongkar pasang motor dan mobil.

b) Pelatihan teknik mengelola salon dan kuliner.

c) Pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

d) Penyaluran modal UKM baik untuk usaha salon, kuliner, maupun bengkel

DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, dan

CCDP-IFAD √ √ √ √

APBD, APBN, dan Dana

Hibah

Isu Kelembagaan:

a) Aliran DAS semakin dangkal dan sempit, limbah rumah tangga di sekeliling area DAS b) Rendahnya kesadaran

masyarakat terhadap konservasi DAS

a) Optimalisasipengelol aan DAS Air Mata b) Penguatankapasitas

kelembagaanpengel olaan DAS Air Mata

a) Penetapan Tim Konservasi DAS Airmata melalui Keputusan Walikota Kupang atas usulan Kelurahan Airmata dengan mempertimbangkan keterwakilan masyarakat, PT, dan LSM pemerhati lingkungan.

b) Sosialisasi dan penyuluhan pengendalian limbah di area DAS Airmata kepada masyarakat di Kelurahan: Airmata, Fontein, Mantasi,

Dinas PPO Kota Kupang, DKP Kota Kupang, CCDP-IFAD, Kelurahan Airmata, BAPPEDA Kota Kupang, dan Lembaga Kemasyarakatan √ √ √ APBD, APBN, dan Dana Hibah

(12)

Issue Prioritas Program Kegiatan Pelaksana Waktu Pelaksanaan (tahun) Pembiayaan

2016 2017 2018 2019

c) Inisiasi memasukkan materi terkait pengelolaan dan pengendalian DAS Airmata ke dalam Kurikulum Lokal di tingkat Sekolah.

Keberadaan koperasi Bahari Sejahtera di Kota Kupang

Pelibatan masyarakat pada Koperasi Bahari Sejahtera

Perekrutan masyarakat pesisir sebagai anggota Koperasi bahari Sejahtera

DKP Propinsi, DKP Kota Kupang, Dinas Koperasi Kota Kupang dan CCDP-IFAD, Pengurus Koperasi Bahari Sejahtera √ √ √ √ APBD, APBN, dan bantuan lembaga lainnya

(13)

3.4 Rencana Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan rencana pengelolaan ini dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kelurahan untuk menilai kegiatan dan hasil capaian dari setiap kegiatan. Proses dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi ini telah diintegrasikan dalam dokumen rencana pembangunan dan pengelolaan. Review tahunan dilaksanakan oleh masyarakat dengan atau tanpa bantuan atau dukungan pemerintah setempat, dan dilaksanakan sebelum siklus pendanaan tahun anggaran berikutnya dimulai sebagai masukan bagi rencana kegiatan tahunan berikutnya.

Berdasarkan rencana pengelolaan ini maka akan dibuat rencana aksi tahunan oleh badan pengelola dimana penentuan prioritas kegiatan dan rencananya ditetapkan dan disetujui oleh masyarakat desa secara transparan dan terbuka yang dikoordinasi oleh badan pengelola, sedangkan petunjuk, kebijakan dan bantuan teknis serta dananya diperoleh dari pemerintah daerah (dinas dan instansi yang berkepentingan), APBD/APBN langsung, LSM, perguruan tinggi dan donatur, serta dari pendapatan dan usaha yang sah dari desa maupun lewat swadaya masyarakat.

Dalam memantau pelaksanaan kegiatan dalam rencana pengelolaan perlu dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan oleh pemerintah kelurahan dan Badan Pengelola, satu tahun sekali dan melaporkan hasilnya dalam suatu rapat musyawarah desa.

Laporan tersebut berisi meliputi :

a. Laporan keuangan, penerimaan dan pembelanjaan b. Laporan kegiatan

c. Laporan hasil yang dicapai

Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Tujuan pelaksanaan monitoring dan evaluasi tersebut meliputi: a. Sejauh mana rencana Pengelolaan sudah dilaksanakan.

b. Kelemahan dan kekurangan dari rencana pengelolaandan untuk mengadakan perbaikan selanjutnya.

c. Efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan dilaksanakan.

(14)

e. Aspek pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat.

f. Aspek masyarakat dapat menilai dan melihat pelaksanaan rencana pengelolaan di desa.

g. Merancang program dan strategi pelaksanaan untuk tahun selanjutnya.

Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan berupa hasil yang dapat dirasakan secara fisik dan non-fisik, misalnya bangunan prasarana fisik yang telah dibangun (adanya daerah perlindungan laut, tanggul banjir, MCK, sarana air bersih, penyuluhan yang telah dilakukan, kelompok usaha yang dibentuk, dll.). Secara non-fisik hasil yang diharapkan adalah adanya kesadaran, kepedulian dan perubahan hidup masyarakat terhadap lingkungan dan sumberdaya alam yang ada di sekitar mereka.

Indikator

Indikator berupa penilai pencapaian hasil yang diharapkan misalnya luas daerah perlindungan laut, jumlah ikan di DPL dan sekitarnya, jumlah MCK yang dibangun, panjang tanggul yang dibangun, jumlah bak penampungan air bersih dan pompa yang sudah dibangun, banyaknya penyuluhan yang telah dilakukan, pendapatan, produksi, jumlah penduduk, dan lain-lain.

(15)

Tabel 6.2. 4. Matriks Rencana Aksi Kelurahan Airmata

No. Rencana Monitoring Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Hasil Yang Diharapkan Indikator Waktu Pelaksa√naan

2016 2017 2018 2019 2020

1

Laporan keuangan, penerimaan dan pembelanjaan

Untuk Mengetahui Realisasi keuangan dan Fisik yang disesuaikan dengan target

Tertatanya manajemen keuangan

Penyampaian laporan

keuangan tiap bulan √ √ √ √ √

2 Laporan kegiatan

a. Menhetahui Sejauh mana rencana Pengelolaan sudah dilaksanakan. b. Mengetahui Kelemahan

dan kekurangan dari rencana pengelolaandan untuk mengadakan perbaikan selanjutnya. c. Sejauh mana tujuan telah

tercapai dan keinginan masyarakat telah terpenuhi

1. Diketahui jenis kegiatan dan lokasi kegiatan yang telah dilaksanakan 2. Mengetahui waktu

pelaksanaan dan berakhir suatu kegiatan 3. Diketahui komponen

dari suatu kegiatan

1. Adanya TOR dan RAB 2. Adanya Matrik pelaksanaan kegiatan 3. Laporan kemajuan √ √ √ √ √

3 Laporan hasil yang dicapai

a. Mengetahui efektifitas dari kegiatan yang dipilih dan dilaksanakan. b. Mengetahui ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan c. Mengetahui prosentase /tingkat keberhasilan suatu kegiatan. 1. Diketahui tingkat keberhasilan 2. Di ketahui permasalahan dan langkah tindak lanjut yang telah dilkasanakan

1. Laporan akhir 2. Laporan pelaksanaan kegiatan 3. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan √ √ √ √ √

(16)

BAB IV LAMPIRAN-LAMPIRAN

(17)

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan (Lokasi Kegiatan : Pondok Informasi IFAD Kelurahan Airmata)

(18)
(19)
(20)
(21)

DAFRTAR PUSTAKA

Anonimous, 2012, Laporan Final Karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) Asesa, Nusa Tenggara Timur.

BPS Kota Kupang. 2014. Kota Kupang Dalam Angka 2013. Biro Pusat Statistik Kota Kupang, Kupang

BPS NTT. 2015. NTT Dalam Angka 2013. Biro Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang

Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 17 Tahun 2000, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan dalam wilayah Kota Kupang

Peraturan Daerah Kota Kupang Nomor 13 dan 14 Tahun 2001 tentang Penjabaan Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Kecamatan dan Kelurahan Lingkup Pemerintah Kota Kupang

Kep.Men.LH No.51/2004 tentang kriteria baku dan peoman kerusakan biota air laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Salinan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

Laporan Tahunan Kelurahan Air Mata Tahun 2015

Tim Peneliti FPIK UKAW, 2013, Survai dan pemetaan sumberdayaPesisir dan laut kota kupang,Nusa Tenggara Timur, Fakultasi Ilmu Kelautan dan Perikanan UKAW, 2013

Gambar

Tabel 6.2.1. Data Penduduk Kelurahan Air Mata Berdasarkan Kelompok Umur  Kelompok Umur  (Tahun)  Jenis Kelamin  Jumlah  Laki-laki  Perempuan  0 – 5   57  45  102  6 – 10   59  53  112  11 – 16   86  81  167  17 – 20   62  49  111
Tabel 6.2.2. Data Penduduk  Kelurahan  Air Mata  menurut pekerjaan/profesi/mata  pencaharian
Tabel 6.2.3.Tabulasi Isu, Program dan Kegiatan Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Pesisir dan Laut di Kelurahan Airmata
Tabel 6.2. 4. Matriks Rencana Aksi Kelurahan Airmata

Referensi

Dokumen terkait

hubungan yang setara dan seimbang antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Ini berarti dalam relasi dan kegiatan bisnis tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak

Sistem QS umumnya dianggap memfasilitasi ekspresi gen hanya ketika populasi telah mencapai suatu aras kepadatan sel yang cukup dan tergantung pada sintesis molekul kecil yang

Sedangkan kegiatan-kegiatan sosial yang terdapat di Kelurahan Lekobalo meliputi pemberian beasiswa kepada anak dari keluarga kurang mampu sebanyak 55 siswa baik dari SD, SMP dan SMA,

Kalimat いずれお会いした時詳しくお話ししますが、とりあ えず御礼まで。(Setelah (kita) bertemu nanti, akan (saya) ceritakan semuanya secara rinci, tetapi

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik sekuen DBLβC2 domain var gene Plasmodium falciparum dari isolat lokal Indonesia, bagaimana jika

Kriteria inklusi dari subyek penelitian ini yaitu, pasien hipertensi yang berobat di poli jantung rumah sakit dr.Saiful Anwar Malang dengan tekanan darah sistol ≥ 140

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Locus Of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja Auditor, dan Turnover Intention pada Perilaku Menyimpang Dalam