• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HASIL - HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT PERTUMBUHAN BERBAGAI JENIS POHON PADA LAHAN PASCA TAMBANG INGGE DHYAN CAKYAYANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN HASIL - HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT PERTUMBUHAN BERBAGAI JENIS POHON PADA LAHAN PASCA TAMBANG INGGE DHYAN CAKYAYANTI"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

i

KAJIAN HASIL - HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT

PERTUMBUHAN BERBAGAI JENIS POHON

PADA LAHAN PASCA TAMBANG

INGGE DHYAN CAKYAYANTI

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

KAJIAN HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG TINGKAT

PERTUMBUHAN BERBAGAI JENIS POHON

PADA LAHAN PASCA TAMBANG

INGGE DHYAN CAKYAYANTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

iii

Kajian Hasil - Hasil Penelitian Tentang Tingkat Pertumbuhan berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang

Oleh :

Ingge Dhyan Cakyayanti dan Yadi Setiadi Ringkasan

Kegiatan penambangan secara langsung akan berdampak negatif bagi lingkungan. Dampak tersebut seperti terbukanya lapisan permukaan tanah yang mengakibatkan peningkatan laju erosi dan aliran permukaan (surface run-off), terganggunya tingkat stabilitas lahan serta rusaknya ekologi hutan. Rehabilitasi tambang bertujuan untuk memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan penambangan umum, agar dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai dengan peruntukkannya. Pengumpulan hasil penelitian daya hidup dan pertumbuhan berbagai jenis pohon perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana rehabilitasi yang dilakukan pada lahan bekas tambang tersebut berhasil atau tidak serta mengetahui faktor-faktor yang mendukung keberhasilan pertumbuhan pohon tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil-hasil penelitian tentang status pertumbuhan berbagai jenis pohon pada lahan-lahan bekas tambang.

Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian pertumbuhan jenis pohon pada lahan bekas tambang berupa skripsi, tesis dan disertasi di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), LSI dan Perpustakaan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor.

Dari hasil studi terhadap serangkaian hasil penelitian, berbagai jenis pohon yang digunakan untuk rehabilitasi pada lahan bekas tambang antara lain akasia, lamtoro, gamal, sengon, jarak pagar, pulai, gaharu, nyatoh, kapur naga, mindi, melochia, cemara gunung, nyamplung, ubak, rengkat, leban, dan waru. Pada tailing bekas tambang timah jenis semai akasia, lamtoro, gamal dan sengon dapat tumbuh dengan perlakuan Mikoriza (Mycofer) dan penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos. Sedangkan semai jarak pagar mampu tumbuh dengan perlakuan campuran ameliorant maupun pupuk anorganik. Pada tailing batu bara pemberian sludge dapat membantu pertumbuhan akasia dan mangium. Sedangkan pemberian topsoil dapat membantu pertumbuhan jenis semai pulai. Untuk jenis tanaman gaharu pertumbuhan bibit dapat dibantu dengan inokulasi FMA dan pembenah tanah. Sedangkan untuk jenis nyatoh dan kapur naga, pemberian pembenah tanah saja sudah dapat memberikan pertumbuhan semai dengan baik. Pada media tailing emas jenis tanaman mindi mampu tumbuh dengan bantuan perlakuan kombinasi kompos aktif dan inokulum FMA. Untuk media tailing nikel dengan bantuan pemupukan jenis tanaman melochia mampu tumbuh dengan baik. Sedangkan cemara gunung dapat tumbuh baik dengan adanya sistem pengendalian rumput signal. Pada tailing timah jenis nyamplung, ubak, rengkat, laban dan waru dapat tumbuh dengan bantuan penyiraman.

(4)

Study Results of Research about the Growth Rate of Tree Species in Post-Mining Area

By :

Ingge Dhyan Cakyayanti and Yadi Setiadi Abstract

Mining would give direct negative impact on environmental condition, there are opened soil surface that will increase surface run-off; change on forest ecosystem and forest ecology stability. Objective on post mining area rehabilitation is to construct post mining area fit in the land purpose. Collection results of researches in growth of many trees species is important to know the development of technique and detect the success rate with its factors. The objective of this research to evaluate result on researches collected.

This research was carried out by collect and analyze the result of growth on many tree species in post mining area on Laboratorium Bioteknologi Hutan dan

Lingkungan ; dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi

(PPSHB) library, University library and Department of Forest Resources Conservation and Ecotourism library at Bogor Agricultural University.

Many research resulted there were several tree species which used in rehabilitation post mining area were akasia, lamtoro, gamal, sengon, jarak pagar,

pulai, gaharu, nyatoh, kapur naga, mindi, melochia, cemara gunung, nyamplung, ubak, rengkat, leban, and waru . Over tailing in post tin mining area akasia, lamtoro, gamal and sengon well grown with Mycofer and compost treatment

beside that jarak pagar seedlings well grown in mixed ameliorant and anorganic fertilizer tratment. Over batu bara tailing, sludge acquition increasing growth of

mangium and acacia. Topsoil acquition increasing seedlings growth of pulai

species. FMA inoculation and soil amandement treatments increasing grown of agarwood species. Soil amandement treatment given positive effect on seedlings of nyatoh and kapur naga species. Over post gold mining area, combination of active compost and FMA helped mindi species to grown up. Over post nickel mining area, melochia species well grown in fertilizer treatments, beside that grass controlling system helped cemara gunung grown well. Over post tin mining area

nyamplung, ubak, rengkat, laban and waru grown up with water splash treatment.

Keywords : Evaluation, Result of researches, Post mining area

(5)

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Kajian Hasil - Hasil Penelitian Tentang Tingkat Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang” benar – benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2011

Ingge Dhyan Cakyayanti

(6)

Judul Skripsi : Kajian Hasil - Hasil Penelitian Tentang Tingkat Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon pada Lahan Pasca Tambang

Nama Mahasiswa : Ingge Dhyan Cakyayanti

NIM : E14202051

Menyetujui : Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Yadi Setiadi, M.Sc NIP. 19551205 198003 1 004

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kehutanan IPB,

Dr. Ir. Hendrayanto, M.Agr NIP. 19611112 198601 1 001

(7)

N m 2 M K P T G P F s P b Negeri 1 Bo melanjutkan 2002, penul Masuk IPB Kehutanan. Selam Pengenalan Taman Wisa Garut. Serta Pandeglang Sebaga Fakultas Ke skripsi deng Pertumbuh bimbingan B Penuli Penuli Drs. H pendid Kadip Pendi ojonegoro, d n ke SMA N lis diterima (USMI) seb ma masa perk dan Pengel ata Alam Ka a melakuka Banten tahu ai salah satu ehutanan In gan judul : han Berbaga Bapak Dr. Ir

RIW

is dilahirkan is merupaka H. Moch M dikan forma paten II B dikan form dan lulus pad

egeri 2 Bojo di Institut bagai mahasi kuliahan tah lolaan Hutan awah Kamoj an Kuliah K un 2007. u syarat unt nstitut Pertan “ Kajian ai Jenis Poh . Yadi Setiad

WAYAT H

n di Bojone an anak keti Maftuchin, M al yang ditem Bojonegoro mal penulis da tahun 199 onegoro dan Pertanian B iswa program hun 2006, p n (P3H) di jang dan Ke Kerja Nyata tuk memper nian Bogor Hasil - Ha hon Pada La di, M.Sc

HIDUP

egoro, pada iga dari tiga MM dan Hj mpuh penulis dan Lulus kemudian 99. Pada tah lulus pada t Bogor melal m studi Bud penulis pern Cagar Alam esatuan Pem a (KKN) T roleh gelar , penulis m asil Peneliti ahan Pasca tanggal 09 a bersaudara j. Tri Yulia s dimulai di s pada tah dilanjutkan hun yang sam tahun 2002. ui jalur Uji didaya Hutan nah mengiku m Leuweung mangkuan Hu Tematik Fun Sarjana Ke melakukan p ian Tentan Tambang ” vii Juni 1984. a pasangan ati. Jenjang SD Negeri hun 1996. ke SLTP ma penulis Pada tahun ian Seleksi n, Fakultas uti Praktek g Sancang, utan (KPH) ngsional di hutanan di penyusunan g Tingkat ”, dibawah

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian serta dapat menyusun skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat serta para pengikut beliau yang senantiasa menjaga sunnah beliau hingga akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “ Kajian Hasil-Hasil Penelitian Tentang Tingkat Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon pada Lahan Pasca Tambang ” dan dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar menjadi lebih baik. Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis sendiri namun juga bagi para pembaca.

Bogor, Februari 2011

(9)

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan karunia-Nya bagi seluruh ciptaan-Nya. Shalawat beriring salam semoga tetap terkirimkan kepada Rasulullah saw beserta seluruh umatnya yang senantiasa istiqamah sampai akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Keluarga tercinta Mama, Bapak, Mas Dade, Mas Yonas, Teh Amie, Mbak Puspa serta keponakanku Kak Devan, Kak Aya dan Adek Rozan atas perhatian, kasih sayang, dukungan, kesabaran, semangat, pengorbanan dan doanya selama ini.

2. Bapak Dr. Ir. Yadi Setiadi M,Sc selaku dosen pembimbing atas kesabaran dan keikhlasan dalam memberikan ilmu, bimbingan dan nasihat kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir.Naresworo Nugroho, MS,Ph.D sebagai dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Bapak Prof.Dr.Ir Ervizal Amzu Zuhud, MS sebagai dosen penguji dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Teguh Wibowo, ST yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

5. Staf dan pegawai Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, PPSHB IPB atas Fasilitas, bantuan dan arahan hingga terselesaikannya penelitian ini.

6. Segenap pegawai Fakultas Kehutanan IPB, terutama Tata Usaha Kehutanan IPB dan Departemen Silvikultur (Bu Aliyah, Pak Ismail, Mas Epul, Mas Dedi, Mba Putri, Mba Lia, Bu Kokom) yang telah membantu distribusi serta program akademik selama studi di IPB.

7. Keluarga besar Silvikultur Rio, Arif, Kaka, Stevano, Ana, Enyit dan Riri atas bantuan, perhatian, semangat, doa dan kebersamaannya selama ini. 8. Beserta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan

satu per satu.

Semoga Allah swt membalas semua amal dan kebaikannya. Amin. Besar harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2 1.3. Manfaat Penelitian ... 2

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kegiatan Penambangan ... 3

2.2. Reklamasi Lahan ... 4

2.3. Penghijauan ... 5

2.4. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi ... 6

3. BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat ... 9

3.2. Jenis Data ... 9

3.3. Metode Penelitian ... 9

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kegiatan Penelitian Skala Laboratorium ... 10

4.1.1. Tambang Timah ... 10

4.1.1.1. Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn.ex Benth) .... 11

4.1.1.2. Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.) .... 11

4.1.1.3. Gamal ( Gliricidia maculate H.B.K.) ... 11

4.1.1.4. Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.) ... 11

4.1.1.5. Jarak pagar (Jatropha curcas) ... 12

4.1.2. Tambang Batu Bara ... 13

4.1.2.1. Akasia (Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth) ... 14

4.1.2.2. Mangium (Acacia mangium Willd) ... 14

(11)

xi

4.1.2.3. Pulai (Alstonia scholaris) ... 14

4.1.2.4. Gaharu (Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte) ... 14

4.1.2.5. Nyatoh (Palaquium sp) ... 15

4.1.2.6. Kapur naga (Calophyllum sp) ... 15

4.1.3. Tambang emas ... 15

4.1.3.1. Mindi (Melia azedarach LINN) ... 16

4.2. Kegiatan Penelitian Skala Lapangan ... 16

4.2.1. Tambang Nikel ... 16

4.2.1.1. Melochia (Melochia umbellata(Houtt.) Stapf) ... 16

4.2.1.2. Cemara gunung (Casuarina junghuuniana Miq.) ... 17

4.2.2. Tambang Timah ... 17

4.2.2.1. Nyamplung (Callophyllum inophyllum) ... 17

4.2.2.2. Ubak (Syzygium grande) ... 18

4.2.2.3. Rengkat(Ficus superba) ... 18

4.2.2.4. Laban ( Vitex pinnata) ... 18

4.2.2.5. Waru ( Hibiscus tiliaceaus) ... 18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 19

5.2 Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Evaluasi keberhasilan revegetasi ... 7 Tabel 2. Respon pertumbuhan akasia, lamtoro, gamal,

sengon dan jarak pagar pada media tailing tambang timah ... 10 Tabel 3. Respon pertumbuhan Akasia, Pulai,

Gaharu, Nyatoh dan Kapur naga pada media tailing batu bara... 13 Tabel 4. Respon pertumbuhan mindi pada media tailing

tambang emas ... 15 Tabel 5. Respon pertumbuhan Melochia dan Cemara gunung

pada media tailing tambang nikel ... 16 Tabel 6. Respon pertumbuhan tanaman Nyamplung, Ubak,

Rengkat, Laban dan Waru pada media tailing tambang timah ... 17

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Database Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan

Berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang ... 24

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pertambangan dengan metode pertambangan terbuka telah menghasilkan dampak ikutan berupa kerusakan lingkungan yang parah terutama pada hutan hujan tropika. Kegiatan penambangan terbuka biasanya dilakukan dengan tahapan pembukaan lahan, pengikisan lapisan - lapisan tanah, penggerukan dan penimbunan. Kegiatan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti terbukanya lapisan permukaan tanah yang mengakibatkan peningkatan laju erosi dan aliran permukaan (surface run –off), terganggunya tingkat stabilitas lahan serta rusaknya ekosistem hutan.

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: 146/Kpts-II/99 tentang Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hutan menyebutkan bahwa setiap perusahaan pertambangan dan energi memiliki kewajiban untuk melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang atas kawasan hutan yang dipinjam-pakai. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi sehingga kawasan hutan yang dimaksud dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya.

Setelah KTT perubahan iklim di Bali akhir 2007, Menteri Lingkungan Hidup, Kehutanan, Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pengusaha pertambangan bersepakat bahwa setiap perusahaan pertambangan wajib melakukan penambangan yang ramah lingkungan atau green mining. Green

mining mensyaratkan kepada perusahaan tambang yang melakukan aktivitas

penambangan harus memperhatikan aspek lingkungan. Dalam penerapan green

mining, perusahaan pertambangan berkewajiban untuk melakukan kegiatan seperti

rehabilitasi lahan setelah penambangan, pengolahan limbah, pengolahan air asam tambang , pemantauan kondisi tanah dan air serta kegiatan konservasi lingkungan lainnya.

Reklamasi lahan setelah penambangan merupakan hal yang wajib dilaksanakan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi lahan bekas tambang seperti semula. Kegiatan reklamasi lahan bekas tambang sangat

(15)

2

kompleks, salah satu tahapannya adalah penanaman pohon hutan atau revegetasi. Revegatasi yang sukses tergantung pada pemilihan jenis vegetasi yang adaptif sesuai dengan karakteristik tanah, iklim dan tujuan akhir pasca tambang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil - hasil penelitian tentang status pertumbuhan berbagai jenis pohon pada lahan - lahan bekas tambang di Indonesia. Evaluasi hasil-hasil penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana rehabilitasi yang dilakukan pada lahan bekas tambang tersebut berhasil atau tidak.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hasil - hasil penelitian tentang tingkat pertumbuhan berbagai jenis pohon pada lahan bekas tambang mineral di Indonesia.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini antara lain :

1. Menyediakan database hasil penelitian pertumbuhan jenis pohon pada lahan bekas tambang baik bekas tambang batu bara, emas, nikel dan timah yang telah dilakukan di Indonesia.

2. Memberikan informasi mengenai jenis pohon dan teknik penanaman yang sesuai dengan lahan bekas pertambangan

3. Memberikan informasi faktor - faktor yang mendukung keberhasilan pertumbuhan pohon di lahan bekas tambang.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Penambangan

Menurut Mulyanto (2008) kegiatan penambangan adalah kegiatan mengekstrasi bahan tambang secara terencana dengan menggunakan berbagai metode sesuai dengan karakteristik bahan tambang. Kegiatan penambangan pada umumnya dilakukan dengan penambangan terbuka (open pit mining) yang akan menimbulkan dampak pada perubahan lanskap dan kondisi kehidupan masyarakat tempat kegiatan penambangan terjadi. Perubahan lanskap ini meliputi, perubahan topografi dan pola hidrologi, kerusakan tubuh tanah, perubahan vegetasi penutup tanah, yang pada akhirnya merubah ekosistem tempat dilakukannya penambangan terbuka.

Perubahan ekosistem tempat penambangan tersebut akan berdampak pada: a. Proses pelapukan batuan yang terbongkar (overburden) dan menghasilkan

bahan yang kurang menguntungkan bagi kehidupan, seperti air masam tambang (acid main drainage), yang dapat berdampak luas sampai di luar kawasan tempat penambangan.

b. Tercampur-aduknya tanah dan batuan overburden, sehingga daya dukungnya terhadap kehidupan biotik menjadi sangat terbatas.

c. Jika vegetasi penutup tanah merupakan hutan, kegiatan ini berdampak pada perubahan komposisi flora dan fauna dan bahkan berkemungkinan pada kehilangan spesies yang menjadi bagian dari keragaman hayati.

d. Tailing limbah dari pengolahan biji dapat menutupi lanskap di luar lokasi penambangan, sehingga menimbulkan dampak berikutnya seperti tertimbunnya vegetasi alami, hilangnya ekosistem alami fauna, termasuk lingkungan kehidupan masyarakat yang kehidupannya tergantung pada lanskap tersebut.

Perubahan lanskap akibat penambangan perlu dikelola agar pada saat setelah penambangan dan setelah tambang ditutup, bekas kawasan penambangan tersebut tetap berdaya guna bagi kehidupan masyarakat (Mulyanto, 2008).

(17)

4

2.2 Reklamasi Lahan

Dalam Kepmen PE No.1211.K/008/M.PE/95 yang dimaksud reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan umum agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan peruntukkannya. Menurut Sirait (1997) reklamasi adalah usaha untuk memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang rusak sebagai akibat usaha pertambangan agar dapat berfungsi optimal sesuai dengan kemampuannya.

Kata reklamasi berasal dari kata to reclaim yang bermakna to bring back to

proper state, sedangkan arti umum reklamasi adalah the making of land fit for cultivation yakni membuat keadaan lahan menjadi lebih baik untuk

dibudidayakan, atau membuat sesuatu yang sudah bagus menjadi lebih bagus, memulihkan lahan ke kondisi asal dengan mengutamakan fungsi dan asas kemanfaatan lahan. Arti demikian juga dapat diterjemahkan sebagai kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengubah peruntukan sebuah lahan atau mengubah kondisi sebuah lahan agar sesuai dengan keinginan manusia (Young dan Chan,1997 dalam Nusantara et al 2004).

Kegiatan reklamasi tersebut meliputi dua tahap yaitu :

a. Pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu ekologinya.

b. Mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk pemanfaatan lebih lanjut.

Tujuan rehabilitasi ekosistem hutan yang mengalami degradasi adalah menyediakan, mempercepat dan melangsungkan proses suksesi alami, selain untuk mempercepat produktifitas biologis, mengurangi laju erosi tanah, menambah kesuburan tanah (termasuk bahan organik), dan menambah kontrol biotik terhadap aliran biogeokimia dalam ekosistem yang ditutupi tanaman. Sasaran akhir reklamasi adalah memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisinya aman, stabil, dan tidak mudah tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali (Parotta 1993).

(18)

2.3. Penghijauan

Model revegetasi dalam rehabilitasi lahan yang terdegradasi terdiri dari beberapa model antara lain restorasi (memiliki aksentuasi pada fungsi proteksi dan konservasi serta bertujuan untuk kembali ke kondisi awal), reforestasi dan agroforestri. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa aktivitas dalam kegiatan revegetasi meliputi beberapa hal yaitu (i) seleksi dari tanaman lokal yang potensial, (ii) produksi bibit, (iii) penyiapan lahan, (iv) amandemen tanah, (v) teknik penanaman, (vi) pemeliharaan, dan (vii) program monitoring (Setiadi, 2006).

Pada lahan bekas tambang, revegetasi merupakan sebuah usaha yang kompleks yang meliputi banyak aspek, dan memiliki banyak keuntungan. Beberapa keuntungan yang didapat dari revegetasi antara lain, menjaga lahan terkena erosi dan aliran permukaan yang deras; membangun habitat bagi satwa liar; membangun keanekaragaman jenis-jenis lokal; memperbaiki produktivitas dan kestabilan tanah; memperbaiki kondisi lingkungan secara biologis dan estetika; dan menyediakan tempat perlindungan bagi jenis-jenis lokal dan plasma nutfah (Setiadi, 2006).

Menurut Setiadi (1991) penghijauan adalah berbagai usaha manusia untuk memulihkan lahan kritis di luar kawasan hutan dengan maksud agar lahan tersebut berfungsi secara optimal. Sedangkan Setiawan (1993) mengatakan penghijauan adalah suatu usaha yang meliputi kegiatan-kegiatan penanaman tanaman keras, rumput serta pembuatan teras dan bangunan pencegah erosi lainnya di areal yang tidak termasuk areal hutan negara atau di areal lainnya yang berdasarkan tata guna tanah tidak di peruntukkan sebagai hutan.

Tujuan utama penghijauan adalah (Indriyanto 2008):

a. Memperbaiki keadaan fisik dan kesuburan tanah sehingga produktifitas pertanian di lahan petani meningkat dan pendapatan masyarakat akan bertambah. Tujuan seperti itu dapat di penuhi dengan menanam jenis-jenis pohon maupun perdu, terutama jenis leguminosae di lahan pertanian yang kritis.

(19)

6

b. Memperbaiki keadaan hidrologi daerah aliran sungai dan mencegah menurunnya kesuburannya tanah, erosi, banjir pada musim hujan, tanah longsor, dan mencegah terjadinya kekeringan pada musim kemarau.

2.4 Evaluasi Keberhasilan Revegetasi

Daniel, Helms dan Baker (1987) menyatakan bahwa perhatian pertama dari keberhasilan penghutanan kembali adalah kondisi dari tanaman itu yang harus sehat, berbentuk baik, dan bebas dari persaingan hama dan gulma. Tanaman itu hendaknya mempunyai potensi dominasi tinggi dan karakteristik vigor yang diinginkan.

Lahan disebut berhasil direstorasi dan bersifat swalanjut manakala dapat memenuhi kriteria-kriteria berikut (i) persen daya hidup bibit yang ditanam adalah tinggi, (ii) pertumbuhan vegetasinya normal dan swalanjut, (iii) perkembangan akar dapat menembus tanah asli (yang berkepadatan tinggi) dan menjangkau bagian lain, (iv) penutupan tajuknya cepat, terstratifikasi dan melebar, (v) lahan menghasilkan serasah yang melimpah dan terdekomposisi dengan cepat yang ditunjukkan dengan nisbah C:N yang cepat turun dan konstan, (vi) terjadi rekolonisasi spesies-spesies spesifik lokasi, dan (vii) tercipta habitat bagi beraneka jenis satwa liar. Setidak-tidaknya ada lima hal penting yang harus diingat sehubungan dengan restorasi yaitu (i) rekolonisasi, (ii) retensi hara dan air, (iii) saling tindak biotik, (iv) produktivitas, dan (v) keswalanjutan (Setiadi, 2004 dalam Nusantara et al.2004).

Setiadi (2006) menyebutkan beberapa faktor sebagai bahan evaluasi revegetasi antara lain, perfoma pertumbuhan dan kesesuaian jenis; kesinambungan dan tingkat pemenuhan kebutuhan diri oleh tanaman; peningkatan lingkungan mikro-habitat; pengurangan dampak terhadap lingkungan serta keuntungan bagi masyarakat sekitar. Sedangkan beberapa kriteria mengenai lahan revegetasi yang swalanjut antara lain: daya hidup anakan yang tinggi; pertumbuhan tanaman yang normal dan berkesinambungan; perkembangan akar yang telah mampu menembus lubang tanam; penutupan tajuk yang cepat, beragam dan berstratifikasi; produksi serasah yang banyak dan mudah terdekomposisi; dapat menghasilkan kolonisasi spesies lokal dan dapat menciptakan suasana yang cocok bagi kehidupan satwaliar. Secara singkat,

(20)

faktor-faktor yang menjadi parameter bagi evaluasi keberhasilan revegetasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi (Setiadi, 2006)

No Kriteria Indikator 1 Adaptabilitas (≤ 4 tahun) 1.1. Persentase Pertumbuhan 1.2. Perkembangan Pertumbuhan 1.3. Perkembangan Perakaran 1.4. Fase Produksi 2 Kelestarian 2.1. Keanekaragaman 2.2. Rekolonisasi 2.3. Penyimpanan nutrisi 2.4. Status Hidupan-liar 3 Struktur dan Komposisi

Tegakan (≥ 5 tahun) 3.1. Kerapatan 3.2. Komposisi 3.3. Stratifikasi Tajuk 3.4. Penutupan Tajuk 4 Bentang Alam 4.1. Erosi

4.2. Stabilitas Lahan

Departemen Perindustrian, Pariwisata dan Sumber Daya Pemerintahan Australia (2006) menyatakan bahwa pemantauan rehabilitasi mencakup:

1. Penilaian kestabilan permukaan (dan lereng).

2. Kinerja lapisan penutupan yang dibuat (jika ditaruh di atas limbah tambang atau limbah pemrosesan mineral).

3. Sifat-sifat pada tanah atau medium zona akar (seperti sifat kimia, kesuburan dan hubungan airnya).

4. Atribut-atribut struktural pada komunitas tumbuhan (misalnya sebagai lapisan penutup, kepadatan dan tinggi spesies kayu).

5. Komposisi komunitas tumbuhan (seperti hadirnya spesies yang diinginkan dan gulma).

6. Beberapa indikator terhadap ekosistem yang berjalan (seperti biomassa mikroba tanah).

(21)

8

Evaluasi keberhasilan revegetasi adalah sebuah upaya untuk menjamin bahwa kegiatan revegetasi tengah berjalan menuju arah yang diharapkan yaitu kondisi yang di harapkan sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, hal ini juga merupakan suatu upaya untuk menentukan keberhasilan revegetasi yang telah dilakukan, berdasarkan parameter silvikultur, ekologis kesesuaian dengan peraturan pemerintah bagi pelaksana kegiatan revegetasi.

(22)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai September 2010 di perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), LSI dan Perpustakaan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor.

3.2 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data - data yang bersumber dari hasil - hasil penelitian rehabilitasi lahan tambang di Indonesia yang berupa skripsi, tesis, dan disertasi.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis hasil penelitian rehabilitasi lahan tambang, yaitu dengan tahapan sebagai berikut:

1. Semua evaluasi hasil penelitian rehabilitasi lahan tambang yang berupa skripsi, tesis dan disertasi yang terdapat pada perpustakaan Laboratorium Bioteknologi Hutan dan Lingkungan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB), LSI, dan Perpustakaan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Institut Pertanian Bogor dikumpulkan.

2. Pengelompokan hasil penelitian berdasarkan macam tambang, jenis tanaman, penanaman dan hasil rehabilitasinya.

3. Hasil penelitian setiap kelompok tanaman digabungkan dalam tabel.

4. Dibuat table database

No Tahun NamaPeneliti Judul Tanaman Jenis

karya Instansi No Nama Spesies Perlakuan Parameter

(23)

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil studi pustaka tentang berbagai jenis pohon dalam rangka rehabilitasi lahan tambang mineral di Indonesia berhasil mengumpulkan 9 hasil penelitian. Data yang terkumpul dapat dikelompokkan dalam 2 jenis kegiatan penelitian. Pertama kegiatan penelitian skala laboratorium yaitu penelitian yang dilaksanakan di rumah kaca atau di persemaian dengan menggunakan media tanah tambang. Kedua kegiatan penelitian skala lapangan, yakni kegiatan penelitian yang dilaksanakan di lahan pasca tambang. Dalam pengkajian pustaka ini lahan pasca tambang yang diamati adalah lahan pasca tambang batu bara (di Sumatera Selatan), emas (PT Aneka Tambang Pongkor), nikel (PT INCO) dan timah ( PT Timah di Dabo Singkep) yang ada di Indonesia. Adapun hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :

4.1 Kegiatan Penelitian Skala Laboratorium 4.1.1 Tambang Timah

Hasil penelitian skala laboratorium yang menggunakan media tailing timah dengan tanaman akasia, lamtoro, gamal, sengon dan jarak pagar ditunjukkan pada tabel 2, sebagai berikut:

Tabel 2. Respon pertumbuhan akasia, lamtoro, gamal, sengon dan jarak pagar pada media tailing tambang timah

No Nama Spesies Perlakuan T/P(cm) D(cm) BKT(gram) PA(cm) Parameter (% terhadap kontrol) 1

Akasia (Acacia auriculiformis A.

Cunn.ex Benth)

Mycofer 100 tn 75 53

pupuk kandang + Mycofer 125 tn 150 87 pupuk kompos + Mycofer 113 tn 100 100 2

Lamtoro (Leucaena leucocephala

(Lam.)de Wit.)

Mycofer 118 140 136 97

pupuk kandang + Mycofer 124 140 73 163 pupuk kompos + Mycofer 129 140 245 131 3

Gamal (Gliricidia maculata H.B.K)

Mycofer 114 125 121 117

pupuk kandang + Mycofer 106 125 129 90 pupuk kompos + Mycofer 100 125 114 67

4

Sengon (Paraserianthes falcataria (L.)

Nielsen.)

Mycofer 100 tn 82 56

pupuk kandang + Mycofer 87 tn 218 44 pupuk kompos + Mycofer 87 tn 109 74 5 (Jatropha curcas) Jarak pagar

campuran

ameliorant+kotoran ayam 59 td 25 50 pupuk anorganik+kotoran

ayam 27 td 75 100

Keterangan :

T/P = Tinggi/Panjang tanaman, D = Diameter batang, BKT = Berat Kering Total, BKA = Berat Kering Akar, PA = Panjang Akar, tn = tidak nyata, td = tidak diamati sumber: Badri tahun 2004, Lisfiani tahun 2009

(24)

4.1.1.1 Akasia (Acacia auriculiformis A. Cunn.ex Benth)

Perlakuan media tanam menggunakan kombinasi pupuk kandang dan Mycofer pada tanaman Acacia auriculiformis menunjukkan nilai tertinggi pada parameter tinggi (125% dari kontrol). Perlakuan ini konsisten meningkatkan nilai berat kering total (150% dari kontrol). Sedangkan parameter panjang akar, nilai tertinggi sebesar 100% dari kontrol dihasilkan oleh perlakuan kombinasi pupuk kompos dan Mycofer (Badri 2004).

4.1.1.2 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) deWit.)

Perlakuan media tanam menggunakan kombinasi pupuk kompos dan Mycofer pada tanaman lamtoro menunjukkan nilai yang tertinggi pada parameter tinggi sebesar 129%. Perlakuan yang sama juga dapat meningkatkan nilai berat kering total sebesar 245%. Untuk parameter diameter batang ketiga perlakuan (Mycofer, Mycofer + pupuk kompos, Mycofer + pupuk kandang) menunjukkan nilai yang sama pada 140%. Namun untuk parameter panjang akar perlakuan yang sesuai ada pada kombinasi antara pupuk kandang dan Mycofer dengan nilai sebesar 163% (Badri 2004).

4.1.1.3 Gamal ( Gliricidia maculate H.B.K.)

Perlakuan Mycofer tunggal memberikan nilai yang tertinggi pada parameter tinggi tanaman gamal yakni sebesar 114% dan panjang akar yang mengalami peningkatan sebesar 117%. Namun berbeda untuk parameter berat kering total, perlakuan kombinasi pupuk kandang dan Mycofer menunjukkan nilai tertinggi sebesar 129% (Badri 2004).

4.1.1.4 Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)

Perlakuan Mycofer tunggal pada tanaman sengon menunjukkan nilai tertinggi pada parameter tinggi tanaman sebesar 100%. Namun untuk parameter berat kering total tertinggi, perlakuan kombinasi pupuk kandang dan Mycofer yang menghasilkan nilai tertinggi sebesar 218%. Sedangkan pada panjang akar, nilai tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan kombinasi pupuk kompos dan Mycofer sebesar 74% (Badri 2004).

(25)

12

4.1.1.5 Jarak pagar (Jatropha curcas)

Pada media tanam jarak pagar yang menggunakan perlakuan campuran ameliorant dan kotoran ayam menunjukkan nilai tertinggi pada parameter tinggi 59 %. Sedangkan perlakuan pupuk anorganik dan kotoran ayam menunjukkan nilai tertinggi pada parameter berat kering total sebesar 75% dan panjang akar sebesar 100% (Lisfiani 2009).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jenis-jenis akasia, lamtoro, gamal dan sengon dapat tumbuh di media tailing timah dengan bantuan Mikoriza (Mycofer) yang dikombinasikan dengan pupuk organik (pupuk kompos dan pupuk kandang). Demikian juga dengan penggunaan kotoran ayam yang dikombinasikan dengan ameliorant dan pupuk anorganik mampu memberikan pertumbuhan yang baik pada tanaman jarak pagar.

(26)

4.1.2. Tambang Batu Bara

Hasil penelitian skala laboratorium menggunakan media tailing batu bara dengan tanaman pada akasia, mangium, pulai, gaharu, nyatoh dan kapur naga disajikan dalam Tabel 3, sebagai berikut:

Tabel 3. Respon pertumbuhan Akasia, Mangium, Pulai, Gaharu, Nyatoh dan Kapur naga pada media tailing batu bara

No Nama

Spesies Perlakuan

Parameter (% terhadap control) T (cm) D (cm) BKT (gr) BD (gr/tan) BB (gr/tan) BA (gr/tan) NPA (gr/tan) PHT (%) pH KTK (me/ 100gr) 1 Akasia (Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth) Tailing 58 43 200 3 2 1 4 83 3 14 Top soil 58 43 220 4 2 2 6 100 4 16 Sludge 72 49 377 6 4 4 4 100 5 17 2 Akasia (Acacia mangium Willd) Tailing 2 10 147 59 66 22 7 100 3 14 Top soil 3 10 169 71 70 28 7 97 4 16 Sludge 3 20 195 73 71 50 5 100 5 16 3 Pulai (Alstonia scholaris sp) Tailing 10 2 80 27 37 16 2 80 3 14 Top soil 16 2 146 61 62 23 3 90 4 15 Sludge 6 2 99 25 49 25 1 100 5 16 4 Gaharu (Aquilaria Crassna pierre ex Lecomte) FMA+ pembenah tanah 78 8 80 td td td 56 67 tn tn Pembenah tanah 5 4 48 td td td 24 61 tn tn 5 Nyatoh (Palaquium sp) FMA+ pembenah tanah 3 3 tn td td td tn 95 td td Pembenah tanah 8 3 tn td td td tn 99 td td 6 Kapur naga (Calophyllum sp) FMA+ pembenah tanah tn tn tn td td td tn 153 td td Pembenah tanah tn tn tn td td td tn 294 td td Keterangan :

T = Tinggi, D = Diameter, BKT = Berat Kering Total, BD = Biomassa Daun, BB = Biomassa Batang, BA = Biomassa Akar, NPA = Nisbah Pucuk Akar, PHT = Persen Hidup Tanaman, PHT = Persen Hidup Tanaman, DHT = Daya Hidup Tanaman, pH = Derajat Kemasaman, KTK = Kapasitas Tukar Kation, td = tidak diamati, tn = tidak nyata

sumber: Riadi tahun 2006, Sormin tahun 2006, Rahayu tahun 2006, Karyaningsih tahun 2009

(27)

14

4.1.2.1. Akasia (Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth)

Perlakuan media tanam dengan pemberian sludge (limbah lumpur dari proses pengolahan limbah cair dari pabrik kertas) pada tanaman akasia memberikan hasil yang tinggi pada parameter tinggi tanaman sebesar 72%, diameter batang sebesar 49%, dan berat kering total sebesar 377%. Hampir semua parameter vegetatif menunjukkan nilai yang konsisten tinggi dengan perlakuan tersebut, kecuali parameter nisbah pucuk akar. Nilai nisbah pucuk akar tertinggi sebesar 6% dihasilkan oleh perlakuan topsoil (Riadi 2006).

4.1.2.1. Akasia (Acacia mangium Willd)

Pemberian sludge pada Acacia mangium memberikan peningkatkan nilai hampir pada semua parameter vegetatif kecuali parameter tinggi tanaman dan nisbah pucuk akar. Untuk nilai tinggi tanaman, perlakuan topsoil dan sludge memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 3%. Sedangkan nilai nisbah pucuk akar perlakuan topsoil dan tailing memiliki nilai yang sama sebesar 7% dan untuk nilai persen hidup tanaman dari ketiga perlakuan tergolong baik yaitu 97%-100% (Sormin 2006).

4.1.2.2. Pulai (Alstonia scholaris)

Perlakuan topsoil yang diberikan pada media tanam pulai memberikan nilai terbesar untuk parameter tinggi tanaman sebesar 16%. Perlakuan ini konsisten meningkatkan nilai parameter diameter (2%), berat kering total(146%), biomassa daun (61%), biomassa batang (62%) dan nisbah pucuk akar (3%). Sedangkan pemberian sludge meningkatkan biomassa akar (25%), persen hidup tanaman (100%), derajat kemasaman (5%) dan nilai kapasitas tukar kation (16%) (Rahayu 2006).

4.1.2.3. Gaharu (Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte)

Pemberian inokulasi FMA dan pembenah tanah pada media tanam gaharu memberikan hasil tertinggi pada semua parameter yaitu, tinggi (78%), diameter batang (8%), berat kering total (80%), nisbah pucuk akar (56%) dan persen hidup tanaman (67%). Pemberian pembenah tanah saja juga mengalami peningkatan, namun nilainya masih di bawah perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA dengan pembenah tanah (Karyaningsih 2009).

(28)

4.1.2.4. Nyatoh (Palaquium sp)

Pada tanaman nyatoh perlakuan pembenah tanah saja menghasilkan nilai tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA dan pembenah tanah. Pembenah tanah meningkatkan tinggi tanaman (8%), diameter batang (3%) dan persen hidup tanaman (99%) (Karyaningsih 2009).

4.1.2.5. Kapur naga (Calophyllum sp)

Pada tanaman kapur naga perlakuan pembenah tanah saja menghasilkan nilai tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan kombinasi antara inokulasi FMA dan pembenah tanah ditunjukan dengan nilai persen hidup tanaman sebesar 294% (Karyaningsih 2009).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jenis- jenis akasia dan mangium dapat tumbuh di media tailing batu bara dengan bantuan pemberian

sludge. Sedangkan pemberian topsoil memberikan hasil yang baik untuk

pertumbuhan jenis pulai. Untuk jenis tanaman gaharu pertumbuhan bibit dapat dibantu dengan inokulasi FMA dan pembenah tanah. Sedangkan untuk jenis nyatoh dan kapur naga, pemberian pembenah tanah saja sudah dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman di media tailing batubara.

4.1.3. Tambang emas

Penelitian tanaman mindi dengan media tailing emas pada skala laboratorium ditunjukkan dalam tabel 4, sebagai berikut:

Tabel 4. Respon pertumbuhan mindi pada media tailing tambang emas

No Nama

Spesies Perlakuan

Parameter (% terhadap kontrol)

T(cm) D(cm) B(gr) NPA(gr/tan) MIE(%) IMB

1 Mindi (Melia azedarach LINN) kompos aktif + inokulum FMA 9 2 tn 2 16 1 Keterangan :

T = Tinggi, D = Diameter, B = Biomassa, NPA = Nisbah Pucuk Akar, MIE = Mycorrhizae Inoculation Effect, IMB = Indeks Mutu Bibit, tn = tidak nyata

(29)

16

4.1.3.1 Mindi (Melia azedarach LINN)

Tabel 4. Menunjukkan kombinasi antara kompos aktif dan inokulum FMA memberikan peningkatan tinggi tanaman mindi sebesar 9%, diameter sebesar 2% dan nilai nisbah pucuk akar 2%. Jika dilihat dari nilai efek pemberian mikoriza adalah sebesar 16% lebih dari kontrol dari nilai indeks mutu bibit sebesar 1 (Setyaningsih 2007).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jenis tanaman mindi mampu tumbuh pada media tailing emas dengan bantuan perlakuan kombinasi kompos aktif dan inokulum FMA pada media tumbuhnya.

4.2. Kegiatan Penelitian Skala Lapangan 4.2.1 Tambang Nikel

Hasil penelitian lapangan di lahan bekas tanbang nikel yang berhasil dikumpulkan adalah pengukuran pertumbuhan tanaman melochia dan cemara gunung. Detail nilai yang dicapai disajikan pada tabel 5, sebagai berikut:

Tabel 5. Respon pertumbuhan melochia dan cemara gunung pada media tailing tambang nikel

No Nama Spesies Perlakuan Parameter(% terhadap kontrol)

T(cm) D(cm) PHT(%) 1 Melochia (Melochia umbellata (Houtt.) Stapf) Control (tanpa pengendali) tn tn tn Pengendalian (H) td td td Pemupukan (P) 101 120 97 Interaksi H*P tn tn td 2 Cemara gunung (Casuarina junghuuniana Miq.) Control (tanpa pengendali) tn tn td Pengendalian (H) 96 tn 100 Pemupukan (P) tn tn td Interaksi H*P tn tn td Keterangan :

T = Tinggi, D = Diameter, PHT = Persen Hidup Tanaman, tn = tidak nyata, td = tidak diamati/diukur, n =nyata

sumber: Ari Prasetiyo tahun 2008

4.2.1.1 Melochia (Melochia umbellata(Houtt.) Stapf)

Pemupukan yang diberikan pada tanaman melochia di lapangan menunjukkan nilai peningkatan tinggi tanaman sebesar 101%, diameter batang 120% dan nilai persen hidup tanaman 97%. Sedangkan perlakuan kombinasi antara pengendalian dan pemupukan tidak memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan melochia (Prasetiyo 2008).

(30)

4.2.1.2 Cemara Gunung (Casuarina junghuuniana Miq.)

Pada tanaman cemara gunung adanya perlakuan pengendalian rumput signal menunjukkan peningkatan nilai persentase tinggi tanaman sebesar 96% dan nilai persen hidup tanaman sebesar 100%. Peningkatan yang berarti tidak ditunjukkan oleh kombinasi perlakuan pengendalian dan pemupukan (Prasetiyo 2008).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jenis melochia dapat tumbuh pada media tailing nikel dengan bantuan pemupukan. Sedangkan cemara gunung dapat tumbuh baik dengan bantuan pengendalian rumput signal.

4.2.2. Tambang Timah

Penelitian di tambang timah skala lapangan yang berhasil dikumpulkan adalah menggunakan jenis nyamplung, ubak, rengkat, leban dan waru. Hasil selengkapnya disajikan pada tabel 6, sebagai berikut:

Tabel 6. Respon pertumbuhan tanaman nyamplung, ubak, rengkat leban dan waru pada media tailing tambang timah.

No Nama spesies perlakuan Parameter (% terhadap control)

S(%) T(m²) PA(cm)

1 Nyamplung (Callophyllum inophyllum) Penyiraman 99 1 52

2 Ubak

(Syzygium grande) penyiraman 90 2 60

3 Rengkat

(Ficus superba) penyiraman 100 1 57

4 Leban

( Vitex pinnata penyiraman 77 tn tn

5 Waru

(Hibiscus tiliaceus) penyiraman 100 4 71

Keterangan:

S = Survival, T = Tajuk, PA = Panjang Akar Sumber: Eddy Nurtjahya tahun 2008

4.2.2.1 Nyamplung (Callophyllum inophyllum)

Perlakuan penyiraman yang diberikan pada tanaman nyamplung di lapangan menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 99%. Perlakuan yang sama juga mampu meningkatkan luas tajuk 1% dan nilai panjang akar 52% (Nurtjahya 2008).

(31)

18

4.2.2.2 Ubak (Syzygium grande)

Tanaman ubak yang diberikan perlakuan penyiraman menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 90%, luas tajuk 2% dan nilai panjang akar 60% (Nurtjahya 2008).

4.2.2.3 Rengkat (Ficus superba)

Perlakuan penyiraman yang diberikan pada tanaman rengkat di lapangan menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 100%. Perlakuan yang sama mampu meningkatkan luas tajuk 2% dan nilai panjang akar 57% (Nurtjahya 2008).

4.2.2.4 Laban ( Vitex pinnata)

Tanaman leban yang diberikan perlakuan penyiraman di lapangan hanya ditunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 77%. Untuk parameter tajuk dan panjang akar untuk perlakuan penyiraman tidak menunjukkan hasil.

4.2.2.5 Waru ( Hibiscus tiliaceaus)

Perlakuan penyiraman yang diberikan pada tanaman waru di lapangan menunjukkan nilai peningkatan survival sebesar 100%, luas tajuk 4% dan nilai panjang akar sebesar 71% (Nurtjahya 2008).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jenis nyamplung, ubak, rengkat, leban dan waru dapat tumbuh di tailing timah dengan bantuan penyiraman.

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Perlakuan Mikoriza (Mycofer) dan penambahan pupuk kandang atau pupuk kompos dapat membantu pertumbuhan semai tanaman akasia, lamtoro, gamal dan sengon sehingga tumbuh pada tailing bekas tambang timah. Sedangkan semai jarak pagar mampu tumbuh pada lahan bekas tambang timah.

2. Pemberian sludge dapat membantu pertumbuhan akasia dan mangium pada media tanam tailing batu bara. Sedangkan pemberian topsoil dapat membantu pertumbuhan jenis semai pulai. Untuk jenis tanaman gaharu pertumbuhan bibit dapat dibantu dengan inokulasi FMA dan pembenah tanah. Sedangkan untuk jenis nyatoh dan kapur naga, pemberian pembenah tanah saja sudah dapat memberikan pertumbuhan semai yang baik di media tailing batubara. 3. Jenis tanaman mindi mampu tumbuh pada media tailing emas dengan bantuan

perlakuan kombinasi kompos aktif dan inokulum FMA.

4. Bantuan pemupukan, jenis tanaman melochia dapat tumbuh pada media tailing nikel di lapangan. Sedangkan cemara gunung dapat tumbuh baik dengan adanya sistem pengendalian rumput signal.

5. Jenis nyamplung, ubak, rengkat, laban dan waru dapat tumbuh di tailing timah dengan bantuan penyiraman.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian tentang faktor - faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan pertumbuhan tanaman di lahan tailing. Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi hasil penelitian setiap 5 tahun sekali untuk menghasilkan update informasi tentang rehabilitasi lahan pasca tambang.

(33)

20

DAFTAR PUSTAKA

Badri LN 2004. Karakteristik Tanah, Vegetasi dan Air kolong Pasca Tambang Timah dan Tehnik Rehabilitasi Lahan untuk Keperluan Revegetasi ( Studi Kasus Pasca Tambang Timah Dabo Singkep). Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.

[DITR] Departement of Industry Tourism and Resources. 2006. Mine Rehabilitation Leading Practice Sustainable Development Program for The Mining Industry. Canberra : Commonwealth of Australia.

Daniel TW, JA Helms dan FS Baker. 1987. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Bumi Aksara. Jakarta

Karyaningsih I. 2009. Pembenah Tanah dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Untuk Peningkatan Kualitas Bibit Tanaman Kehutanan Pada Areal Bekas Tambang Batu Bara. Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.

Lakitan B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Lisfiani F.2009. Kontribusi Bahan Organik dan Anorganik pada Pemantapan Pertumbuhan Jarak Pagar (Jatropha curcas) di Lahan Bekas Tambang Timah. Tesis. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.

Mulyanto. 2008. Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Pasca Tambang. Makalah Seminar dan Workshop Reklamasi dan Pengelolaan Kawasan Pasca Penutupan Tambang. Pusdi Reklatan, Bogor.22 Mei 2008

Nurtjahya E.2008. Revegetasi Lahan Pasaca Tambang Timah Dengan Beragam Jenis Pohon Lokal di Pulau Bangka.Disertasi. Bogor : Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.

Nusantara A, Enny, Iwan S, Arief D, Untung S. 2004. Strategi Restorasi Lahan Terdegredasi. Makalah. Sekolah Pasca Sarjana, IPB. Tidak Diterbitkan.

Parotta JA. 1993. Secondary Forest Regeneration on Degraded Tropical Land: The Role of Plantation as “ Foster Ecosystem ˝. Kluwer Academic Publisher. Dardrecht, The Netherlands

Prasetiyo A. 2008. Pengaruh Pengendalian Rumput Signal dan Cara Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pionir di Lahan Pasca Tambang PT.Internatioanal Nickel Indonesia Sorowako Sulawesi Selatan. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.

Rahayu RRD. 2006. Penggunaan Sludge Industri Kertas untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pulai pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.

Riadi F. 2006. Pertumbuhan Semai Acacia crassicarpa A.Cunn Ex. Benth Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara yang diberi Perlakuan Bioremediasi. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan. Sirait EESA. 1997. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi di Lahan Bekas Tambang

Nikel PT. INCO, Sorowako, Sulawesi. Skripsi. Jurusan Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.

(34)

Setiadi Y.1991. Aplikasi Silvikultur Lahan Kering di proyek Pekan Penghijauan Nasional XXX Lembah Palu Sulawesi Tengah. Tim APHI-IPB.Jakarta

_______. 2006a. Bahan Kuliah Ekologi Restorasi. Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan, Sekolah Pasca Sarjana, IPB. Tidak Diterbitkan.

_______. 2006b. Criteria and Indicator for Evalaution the Succesfull Revegetation Programme. IUC-IPB Report. Tidak diterbitkan.

Setiawan AI. 1993. Penghijauan Dengan Tanaman Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta

Setiawan IE. 2003. Evaluasi Tingkat Keberhasilan Revegetasi Pada Lahan Bekas Tambang Timah PT. KOBA TIN, Koba, Bangka-Belitung. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan. Setyaningsih L. 2007. Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Kompos

Aktif untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Mindi ( Melia azedarach

LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor. Tesis. Bogor : Sekolah

Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.

Sormin BR. 2006. Pertumbuhan Bibit Acacia mangium Willd. Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara setelah Pemberian Sludge Industri Kertas. Skripsi. Jurusan Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Tidak Diterbitkan.

(35)

22

(36)

Lampiran 1 : Database Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan Berbagai Jenis Pohon Pada Lahan Pasca Tambang

No Tahun Nama Peneliti Judul Tanaman Jenis Karya Instansi

1 2004 Lusi Nurbaiti

Badri

Karakteristik Tanah, Vegetasi dan Air kolong Pasca Tambang Timah dan Tehnik Rehabilitasi Lahan untuk Keperluan Revegetasi ( Studi Kasus Pasca Tambang Timah Dabo Singkep)

 Akasia (Acacia auriculiformis A.Cunn.ex Benth)  Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.)de Wit.)  Gamal (Gliricidia maculata H.B.K)  Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen.)

Tesis Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor

2 2009 Faulia Lisfiani Bahan Organik dan Anorganik

pada Pemantapan Pertumbuhan Jarak Pagar (Jatropha curcas) di Lahan Bekas Tambang Timah

 Jarak pagar (Jatropha curcas)

Tesis Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor

3 2006 Fian Riadi Pertumbuhan Semai Acacia

crassicarpa A.Cunn Ex. Benth Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara yang diberi Perlakuan Bioremediasi

 Akasia

(Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth)

Skripsi Fakultas Kehutanan IPB

4 2006 .BisukRicardo

Sormin

Pertumbuhan Bibit Acacia mangium Willd. Pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara setelah Pemberian Sludge Industri Kertas

 Akasia

(Acacia mangiumWilld)

Skripsi Fakultas Kehutanan

IPB

5 2006 Ria Rahmawati

Dwi Rahayu Penggunaan Sludge Industri Kertas untuk Meningkatkan Pertumbuhan Pulai pada Tanah Bekas Tambang Batu Bara

 Pulai

(Alstonia scholaris)

Skripsi Fakultas Kehutanan

(37)

24

6 2009 Ika Karyaningsih Pembenah Tanah dan Fungi

Mikoriza Arbuskula (FMA) Untuk Peningkatan Kualitas Bibit Tanaman Kehutanan Pada Areal Bekas Tambang Batu Bara

 Gaharu

(Aquilaria crassna Pierre ex Lecomte)

 Nyatoh (Palaquium sp.)  Kapur naga

(Calophyllum sp)

Tesis Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor

7 2007 Luluk

Setyaningsih

Pemanfaatan Cendawan Mikoriza Arbuskula dan Kompos Aktif untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Mindi ( Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor.

 Mindi

(Melia azedarach LINN)

Tesis Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor

8 2008 Ari Prasetyo Pengaruh Pengendalian Rumput

Signal dan Cara Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pionir di Lahan Pasca Tambang PT.Internatioanal Nickel Indonesia Sorowako Sulawesi Selatan  Melochia (Melochia umbellata (Houtt.) Stapf)  Cemara gunung (Casuarina junghuuniana Miq.)

Skripsi Fakultas Kehutanan

IPB

9 2008 Eddy Nutjahya Revegetasi Lahan Pasaca

Tambang Timah Dengan Beragam Jenis Pohon Lokal di Pulau Bangka  Nyamplung (Callophyllum inophyllum)  Ubak (Syzygium grande)  Rengkat (Ficus superba)  Laban (Vitex pinnata)  Waru (Hibiscus tiliaceus)

Disertasi Sekolah Pasca

Sarjana Institut Pertanian Bogor

Gambar

Tabel 1. Evaluasi Keberhasilan Revegetasi (Setiadi, 2006)
Tabel 2. Respon pertumbuhan akasia, lamtoro, gamal, sengon dan jarak  pagar pada media tailing tambang timah
Tabel 3. Respon pertumbuhan Akasia, Mangium, Pulai, Gaharu, Nyatoh dan  Kapur naga pada media tailing batu bara
Tabel 4. Respon pertumbuhan mindi pada media tailing tambang emas
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Bingkai Akibat/kesan - laporan peristiwa, isu atau masalah dari segi akibat ia ada pada seseorang individu, kumpulan, parti, institusi atau negara; melaporkan kerosakan atau

Media massa : Kajian ini diharapkan akan dapat memberi kesedaran kepada pihak media massa agar memberikan lebih banyak pendedahan kepada masyarakat mengenai sains serta pekerjaan

Berdasarkan simpulan pada penelitian ini, dapat disarankan bagi Institusi kesehatan (Dinas kesehatan, rumah sakit) agar mensosialisasikan faktor risiko PJK pada

Alternatif strategi pemasaran 7P yang dapat diterapkan oleh pihak Restoran dbc & spageti adalah meningkatkan variasi produk minuman, atribut penerangan, menyediakan fasilitas

Pada setiap instansi pemerintah baik pusat maupun daerah perlu dibuat SK/ keputusan pimpinan instansi tersebut terkait dengan keamanan informasi sebagai dasar dan landasan

Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, yaitu telah diimplementasikannya sebuah sistem informasi untuk mahasiswa yang dapat diakses di

Proses perbaikan yang dilakukan tersebut dengan memperhatikan beban kerja optimal yang diterima operator pada setiap proses produk memo putar sehingga menghasilkan waktu

Soal selidik merupakan salah satu alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkah laku responden, dan produk dalam penggunaan alat pengukur ini adalah data (Mohamad