• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sap Rom Pasif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sap Rom Pasif"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Range Of Motion (ROM) Pasif

Untuk Memenuhi Tugas Departemen Medikal di Ruang 26s

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG 2016

(2)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Range Of Motion (ROM) Pasif

Untuk Memenuhi Tugas Departemen Medikal di Ruang 26s

Oleh:

PSIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA STIKES LUMAJANG

(3)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik penyuluhan : Range Of Motion (ROM) Pasif Hari/Tanggal : Kamis, 29 Desember 2016 Waktu : 30 menit/ 10.00-10.30 WIB Tempat : Ruang 26s RSSA

Sasaran : Keluarga pasien yang menjalani perawatan di ruang 26s

Penyuluh : UNIVERSITAS BRAWIJAYA, STIKES LUMAJANG, STIKES MATARAM

I. LATAR BELAKANG

Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama yang berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga pasokan darah ke otak tiba-tiba berhenti, oksigen dan glukosa tidak dapat dikirim ke otak sehingga otak tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Jika kejadian berlangsung lebih dari 10 detik akan menimbulkan kerusakan permanen otak (Soeharto, 2004).

Sebesar 80% pasien stroke mengalami kelemahan pada salah satu sisi tubuh/hemiparese (Scbaechter and Cramer, 2003). Kelemahan tangan maupun kaki pada pasien stroke akan mempengaruhi kontraksi otot. Berkurangnya kontraksi otot disebabkan karena berkurangnya suplai darah ke otak belakang dan otak tengah, sehingga dapat menghambat hantaran jaras-jaras utama antara otak dan medula spinalis. Kelainan neurologis dapat bertambah karena pada stroke terjadi pembengkakan otak (oedema serebri) sehingga tekanan didalam rongga otak meningkat hal ini menyebabkan kerusakan jaringan otak bertambah banyak. Oedema serebri berbahaya sehingga harus diatasi dalam 6 jam pertama = Golden Periode (Gorman, M et.,al, 2012).

Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik dan mental. Sebesar 30% - 40% penderita stroke dapat sembuh sempurna bila ditangani dalam waktu 6 jam pertama (golden periode), namun apabila dalam waktu tersebut pasien stroke tidak mendapatkan penanganan yang maksimal maka akan terjadi kecacatan atau kelemahan fisik seperti hemiparese. Penderita stroke post serangan membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian diri secara

(4)

maksimal. Terapi dibutuhkan segera untuk mengurangi cedera cerebral lanjut, salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke yaitu mobilisasi persendian dengan latihan range of motion (Levine, 2008).

Range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan pergerakkan sendi secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Melakukan mobilisasi persendian dengan latihan ROM dapat mencegah berbagai komplikasi seperti nyeri karena tekanan, kontraktur, tromboplebitis, dekubitus sehingga mobilisasi dini penting dilakukan secara rutin dan kontinyu. Memberikan latihan ROM secara dini dapat meningkatkan kekuatan otot karena dapat menstimulasi motor unit sehingga semakin banyak motor unit yang terlibat maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot, kerugian pasien hemiparese bila tidak segera ditangani maka akan terjadi kecacatan yang permanen (Potter & Perry, 2009).

II. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien di ruang 16 RSSA mengetahui tentang gerakan Range Of Motion (ROM) Pasif

III. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga pasien mampu : 1. Mengetahui pengertian ROM

2. Mengetahui Tujuan ROM 3. Memahami indikasi ROM 4. Memahami kontraindikasi ROM

5. Mengetahui Prinsip dasar latihan rentang gerak 6. Mengetahui jenis ROM

7. Mampu melakukan gerakan ROM Pasif IV. MATERI

1. Pengertian ROM 2. Tujuan ROM 3. Indikasi ROM 4. Kontraindikasi ROM

(5)

6. Jenis ROM

7. Prosedur ROM Pasif V. METODE

Ceramah dan Tanya Jawab VI. MEDIA

1. Leaflet VII. SETTING TEMPAT

VIII. JOB DESK 1) Moderator

Job Description:

a) Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. b) Memperkenalkan diri

c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan d) Menyebutkan materi yang akan diberikan

e) Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan f)Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.

g) Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi. h) Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2) Presenter

Job Description:

a) Menggali pengetahuan keluarga tentang hepatitis b) Menjelaskan materi mengenai hepatitis

Keterangan: Pembimbing Klinik Presenter Audience Moderator Observer Fasilitator

(6)

c) Menjawab pertanyaan peserta 3) Fasilitator

Job Description:

a) Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan b) Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan

c) Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan d) Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator

memberikan kesempatan bertanya

e) Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta f) Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan 4)Observer

Job Description:

a) Mengobservasi jalannya proses kegiatan

b) Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan berlangsung

c) Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan

IX. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahapan waktu Kegiatan pembelajaran Kegiatan peserta 1 Pembukaan (5 menit) 1. Mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri

3. Kontrak waktu dan aturan PKRS 4. Menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Mengali pengetahuan awal tentang gerakan ROM 1. Menjawab 2. Mendengarkan dan memperhatikan 3. Menyetujui 4. Mendengarkan dan memperhatikan

(7)

( 20 menit ) tentang pengertian ROM 2 Menjelaskan tujuan latihan ROM 3 Menjelaskan indikasi ROM 4 Menjelaskan tentang kontraindikasi ROM 5 Menjelaskan prinsip dasar latihan ROM 6 Mempraktekkan Prosedur ROM 7 Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya memperhatikan 2. Mendengarkan dan memperhatikan 3. Mendengarkan dan memperhatikan 4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Mendengarkan dan memperhatikan 6. Mendengarkan dan memperhatikan 7. Peserta bertanya 3 Penutup 5 menit 1. Kesimpulan dari pembelajaran 2. Salam penutup 1. Mendengarkan dan memperhatikan 2. Mendengarkan. X. EVALUASI a. Struktural

1. Peserta hadir di tempat penyuluhan

2. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di Ruang tunggu R.26s

3. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)

4. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai

b. Proses

1. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas

2. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir

(8)

Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus.

(9)

MATERI PENYULUHAN

1.1. Pengertian

Adalah latihan gerakan sendi yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.

Latihan rentang gerak merupakan latihan gerak sendi yang dilakukan secara teratur dan secara maksimal. Latihan range of motion adalah latihan dengan menggerakkan semua persendian hingga mencapai rentang gerak penuh tanpa menyebabkan rasa nyeri (Ellis & Bentz, 2005). Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). Latihan range of motion (ROM) merupakan istilah baku untuk menyatakan batas atau batasan gerakan sendi yang normal dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal (Arif, M, 2008).

1.2. Tujuan

Roring (2005) mengemukakan bahwa tujuan latihan range of motion, yaitu: Latihan range of motion pasif

1 Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat 2 Memperkecil efek pembentukan kontraktur

3 Menjaga elastisitas otot 4 Merangsang sirkulasi darah 5 Mengurangi nyeri

6 Membantu proses penyembuhan pada daerah yang cedera 7 Mempertahankan kesadaran pasien

1.3. Indikasi

Roring (2005) mengemukakan bahwa indikasi latihan range of motion, yaitu: Latihan range of motion pasif

1 Latihan range of motion pasif digunakan pada bagian jaringan yang meradang, dimana gerak aktif akan merusak proses penyembuhan.

2 Pasien yang tidak mampu atau tidak memungkinkan untuk menggerakkan bagian tubuh secara aktif seperti koma, lumpuh atau istirahat total.

(10)

1.4. Kontraindikasi

Ellis & Bentz (2005) mengemukakan bahwa kontraindikasi pada latihan range of motion, yaitu sebagai berikut.

a Penyakit Jantung dan Pernafasan

Latihan range of motion tidak boleh dilakukan pada pasien yang memiliki penyakit jantung dan nafas karena latihan ini membutuhkan energy yang lebih besar serta dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga menambah beban jantung dan pernafasan dalam bekerja.

b Gangguan jaringan ikat

Latihan range of motion tidak boleh dilakukan pada sendi yang membengkak atau meradang atau jika ada cidera pada sistem musculoskeletal di sekitar sendi karena latihan ini memberikan tekanan pada jaringan lunak sendi dan struktur tulang sehingga dapat menimbulkan nyeri.

1.5. Prinsip Dasar Latihan Rentang Gerak

Suratun et al. (2008) mengemukakan bahwa prinsip dasar latihan range of motion, yaitu:

a Latihan range of motion dilakukan perlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.

b Program latihan range of motion direncanakan dengan memperhatikan umur pasien, diagnosis, tanda-tanda vital, dan lamanya tirah baring.

c Latihan range of motion sering diprogramkan oleh dokter dan dikerjakan oleh ahli fisioterapi dan perawat.

d Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan range of motion adalah leher, jari, lengan, siku, bahu, tunit, kaki, dan pergelangan tangan.

e Latihan range of motion dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit.

f Latihan range of motion dilakukan harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan

1.6. Jenis – Jenis ROM ROM itu ada dua jenis, yaitu :

(11)

1) ROM Aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif . Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

2) ROM Pasif, yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

1.7. Prosedur

1 Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme.

2 Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel.

3 Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama.

4 Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah

5 Posisikan klien denga posisi supinasi dekat dengan perawatan dan buka bagian tubuh yang akan digerakkan.

6 Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masingmasing sisi tubuh.

7 Kemnbalikan pada posisi awal setelah masing gerakan. Ulangi masing-masing gerakan 3 kali.

8 Selama latihan pergerakan, kaji

 Kemampuan untuk menoleransi gerakan;

 Rantang gerak (ROM) dari masing-masing persendian yang bersangkutan. 9 Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh terhadap

latihan.

10 Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau perubahan pada pergerakan klien, misalnya ada kekuatan atau kontraktur.

(12)

GERAKAN ROM PASIF

1. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu :

a. Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memengang lengan. b. Luruskan siku naikan dan turunkan legan dengan siku tetap lurus

c. Fleksi dan ekstensikan bahu.

Gerakkan lengan ke atas menuju kepala tempat tidur. Kembalikan ke posisi sebelumnya

d. Abduksikan bahu.

Gerakkan lengan menjauhi tubuh dan menuju kepala klien sampai tangan di atas kepala

e. Adduksikan bahu

Gerakkan lengan klien ke atas tubuhnya sampai tangan yang bersangkutan menyentuh tangan pada sisi sebelahnya

f. Rotasikan bahu internal dan eksternal

- Letakkan lengan di samping tubuh klien sejajar dengan bahu

- Gerakkan lengan ke bawah hingga telapak tangan menyentyh kasur, kemudian gerakkan ke atas hingga punggung tangan menyentuh tempat tidur

2. Gerakan menekuk dan meluruskan siku :

- Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku

a. Fleksi dan ekstensikan siku

- Bengkokkan siku hingga jari-jari tangan menyentuh dagu - Luruskan kembali ke tempat semula

b. Pronasi dan supinasikan siku

- Genggam tangan kklien seperti orang yang sedang berjabat tangan - Putar telapak tangan klien ke bawah dank e atas, pastikan hanya terjadi

(13)

3. Gerakan memutar pergelangan tangan : a Fleksikan pergelangan tangan

- Genggam telapak dengan satu tangan, tangan yang lainnya menyangga lengan bawah

- Bengkokkan pergelangan tangan ke depan

b Ekstensi pergelangan tangan.

Dari posisi fleksi, tegakkan kembali pergerakan tangan ke posisi semula

(14)

Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral menuju ibu jari

d Fleksikan ulnar/ulnar deviation (adduksi)

Bengkokkan pergelangan tangan secara lateral kearah jari kelima

4. Gerakan jari-jari tangan : a Fleksi

Bengkokkan jari-jari tangan dan ibu jari kea rah telapak tangan (tangan menggenggam)

Ekstensi

Dari posisi fleksi, kembalikan ke posisi semula (buka genggaman tangan) Hiperekstensi

(15)

Bengkokkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin d Abduksi

Buka dan pisahkan jari-jari tangan Adduksi

Dari posisi abduksi, kembalikan ke posisi semula

f Oposisi

Sentuhkan masing-masing jari tangan dengan ibu jari

5. Gerakan Pinggul dan Lutut

Untuk melakukan gerakan ini, letakkan satu tangan dibawah lutut klien dan tangan yang lainnya dibawah mata kaki klien

Fleksi dan ekstensi lutut dan pinggul - Angkat kaki dan bengkokkan lutut

- Gerakkan lutut ke atas menuju dada sejauh mungkin

(16)

Abduksi dan adduksi kaki

- Gerakkan kaki ke samping menjauhi klien - Kembalikan melintas di atas kaki yang lainnya

Rotasikan pinggul internal dan eksternal

(17)

6. Gerakan Telapak Kaki dan Pergelangan kaki dan telapak kaki a Dorsofleksi telapak kaki

- Letakkan satu tangan di bawah tumit

- Tekan kaki klien dengan lengan anda untuk menggerakkannya kearah kaki

Fleksi plantar telapak kaki

- Letakkan satu tangan pada punggung dan tangan yang lainnya berada pada tumit

- Dorong telapak kaki menjauh dari kaki

c. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki

- Letakkan satu tangan pada punggun kaki klien, letakkan tangan yang lainnya pada pergelangan kaki

- Bengkokkan jari-jari ke bawah - Kembalikan lagi pada posisi semula

(18)

Inversi dan eversi telapak kaki

- Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di atas punggung kaki

- Putar telapak kaki ke dalam, kemudian ke luar

7. Gerakan Leher

Ambil bantal di bawah kepala klien a Fleksi dan ekstensikan leher

- Letakkan satu tangan dibawah kepala klien, dan tangan yang lainnya diatas dagu klien

- Gerakkan kepala ke depan sampai menyentuh dada, kemudian kembalikan ke posisi semula tanpa disangga oleh bantal

b Fleksi lateral leher

- Letakkan kedua tangan pada pipi klien - Gerakkan kepala klien kea rah kanan dan kiri 8. Gerakan Hiperekstensi

Bantu klien untuk berubah pada posisi pronasi di sisi tempat tidur dekat dengan perawat

a. Hiperekstensi leher

- Letakkan satu tangan di atas dahi, tangan yang lainnya pada kepala bagian belakang

- Gerakkan kepala ke belakang b. Hiperekstensi bahu

(19)

- Letakkan satu tangan di atas bahu klien dan tangan yang lainnya di bawah siku klien

- Tarik lengan atas ke atas dan ke belakang c. Hiperekstensi pinggul

- Letakkan satu tangan di atas pinggul. Tangan yang lainnya menyangga kaki bagian bawah

- Gerakkan kaki ke belakang dari persendian pinggul

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC

Warfield, Carol . 1996 . Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Depkes RI, 1995. Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. Bakti Husada.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION AKTIF TERHADAP PENINGKATAN RENTANG GERAK SENDI DAN KEKUATAN OTOT KAKI PADA LANSIA DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI SURAKARTA.. Beserta

Saran: perlu dilakukan pelatihan latihan rentang gerak sendi kepada kader posyandu Lansia di setiap banjar, sehingga latihan ini dapat dilakukan secara mandiri dan

Djamil Padang Tahun 2013 Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pelaksanaan rentang gerak sendi aktif post operasi ORIF didapatkan rata- rata

pemberian latihan ROM aktif terhadap peningkatan rentang gerak sendi lutut dan ankle pada kelompok perlakuan dengan selisih peningkatan sebesar 19,17 0 pada posisi

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Latihan ROM Terhadap Derajat Rentang Gerak Sendi Pasien Stroke Di Ruang Rawat Inap RSUD

Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasarkan pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi klien untuk

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION AKTIF TERHADAP PENINGKATAN RENTANG GERAK SENDI DAN KEKUATAN OTOT KAKI PADA LANSIA DI PANTI WREDA DHARMA BAKTI SURAKARTA.. Beserta

Salah satu rehabilitasi yang dapat diberikan pada penderita stroke adalah latihan rentang gerak atau range of motion (ROM), ROM aktif maupun pasif dilakukan dengan cara