• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SUMBER DAN EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA CV HARAPAN JAYA DI BONTANG JAMILUDDIN FADLY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SUMBER DAN EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA CV HARAPAN JAYA DI BONTANG JAMILUDDIN FADLY"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

© Copyright 2013

ANALISIS SUMBER DAN EFISIENSI PENGGUNAAN

MODAL KERJA PADA CV HARAPAN JAYA

DI BONTANG

JAMILUDDIN FADLY

ABSTRAK

Analisis Sumber Dan Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada CV Harapan Jaya di Bontang

Tujuan penelitian ini mengetahui sumber dan penggunaan modal kerja pada CV Harapan Jaya Di Bontang pada tahun 2012 dan mengetahui efisiensi modal kerja pada CV Harapan Jaya Di Bontang, dengan menggunakan data laporan keuangan berupa Neraca tahun 2011 dan 2012 serta laporan laba rugi tahun 2011 dan 2012 dengan menggunakan alat analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan rasio profitabilitas.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:

1. Sumber modal kerja CV Harapan Jaya bersumber dari piutang usaha, piutang lain-lain, laba yang ditahan dan penyusutan

2. Penggunaan modal kerja digunakan untuk membayar hutang usaha, hutang lain-lain, bangunan. untuk kendaraan dan pembelian peralatan proyek sehingga terjadi kenaikan modal kerja pada tahun 2012.

3. Dilihat dari Profitabilitas menunjukkan adanya penurunan profitabilitas hal ini mengindikasikan penggunaan modal kerja perusahaan belum efisien.

Saran yang diajukan sehubungan dengan penelitian ini :

1. CV Harapan Jaya agar berusaha mendapatkan proyek yang lebih banyak lagi agar meningkatkan perolehan laba bersih setiap tahunnya untuk dapat meningkatkan modal kerjanya dengan jalan meningkatkan kinerja bagian pemasaran dan menjaga kualitas hasil kerjanya.

2. CV Harapan Jaya diharapkan dapat menggunakan modal kerjanya secara efisien dan efektif dengan mengurangi biaya-biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah.

3. CV Harapan Jaya diharapkan dapat meningkatkan modal kerjanya agar bisa mengembangkan bidang usahanya.

4. CV Harapan Jaya diharapkan memperluas relasinya sehingga kesempatan mendapatkan proyek semakin besar.

Kata Kunci : Sumber, Modal Kerja - Efisiensi

1

Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

(2)

Pendahuluan

Metode pencarian dana jangka panjang memerlukan keputusan mengenai perbandingan modal yang harus dikumpulkan dari para pemegang saham dan peminjam, dan dengan syarat apa. Keputusan ini akan berakibat penting terhadap seluruh biaya modal dan akan mempunyai pengaruh yang menentukan terhadap laba atas dana sendiri dan terhadap tingkat resiko.

Sumber modal kerja suatu perusahaan dapat bersumber dari hasil operasi perusahaan, keuntungan dari surat berharga, penjualan aktiva lancar, dan penualan saham dan obligasi, sedangkan penggunaan modal kerja pada perusahaan yang dapat digunakan untuk : Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, pembentukan dana, pembelian aktiva tetap, pembayaran hutang, pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan.

CV Harapan Jaya adalah satu di antara perusahaan yang berada di Kota Bontang yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah banyak berpartisipasi dalam pembangunan, yang dibuktikan sejak berdirinya tahun 1989 sering mengerjakan proyek-proyek yang berada pada PT Pupuk KALTIM dan PT Badak LNG serta proyek-proyek pemerintah yang berada di Kota Bontang.

CV Harapan Jaya di Bontang yang merupakan salah satu perusahaan yang sejak berdirinya hingga sekarang tidak terlepas dari hambatan, tantangan dan berbagai masalah yang harus dipecahkan baik dari luar perusahaan maupum didalam perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu segera menanggulangi agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tidak terkontrolnya masalah keuangan. Dalam menjalankan aktivitas usahanya perusahaan selalu ingin mengetahui keadaan finansialnya dan juga ingin mengetahui sejauh mana perkembangan / kemajuan yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut agar tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimum dapat tercapai dengan demikian kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.

Tujuan dari perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba, agar perusahaan tersebut dapat terus berjalan dan berkembang. Namun keberhasilan perusahaan memperoleh laba yang besar belumlah merupakan suatu ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja secara efisien, jika dihubungkan dengan jumlah modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Prospek masa depan suatu perusahan tidak dapat dengan semata-mata melihat pada laba yang diperoleh tetapi komposisi modal atau kekayaan bersih serta kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi harus berada pada perbandingan yang seimbang.

Pada tahun 2011, modal kerja bersih CV Harapan Jaya sebesar Rp. 13.802.323.088,00 dan pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi Rp. 12.995.033.871,22 atau turun sebesar Rp. 807.289.216,78.

Akibat dari perubahan modal kerja tersebut, terjadi penurunan laba bersih dari tahun 2011 sebesar Rp. 2,.804.800.695,00 menjadi Rp. 1.517.983.051,75

(3)

tahun 2012 atau terjadi penurunan laba bersih sebesar Rp. 1.286.817.643,24. Jika dilihat antara besarnya perubahan modal kerja yang sebesar Rp. 807.289.216,78 dengan perubahan kenaikan laba bersih sebesar Rp. 1.286.817.643,24 menunjukkan penggunaan modal kerja yang tidak efisien. Mestinya semakin efisien penggunaan modal kerja maka kemampuan modal kerja menghasilkan keuntungan akan semakin besar

Mengetahui secara tepat apakah penggunaan modal kerja perusahaan telah memberikan profitabilitas yang diharapkan dapat dilihat dari efisiensi modal kerja perusahaan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Analisis Sumber Dan Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Pada CV Harapan Jaya Di Bontang.

Kerangka Dasar Teori

Manajamen keuangan menurut adalah Husnan dan Enny Pudjiastuti (2001 : 4) adalah: “Manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi perencanaan kegiatan dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan manajemen kerja yang dibuat manajer keuangan”.

Pengertian yang lain dikemukakan oleh Syamsuddin (2001 : 3) sebagai berikut : “Manajemen keuangan adalah merupakan penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam mengelola (to manage) keputusan-keputusan yang menyangkut finansial perusahaan”.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan adalah suatu laporan yang memberikan gambaran tentang keadaan atau kondisi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk dipergunakan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan.

Definisi tentang laporan keuangan menurut Zaki (2001 : 17) adalah : “laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama setahun buku yang bersangkutan”.

Pada umumnya setiap perusahaan menggunakan analisa rasio dalam mengukur kinerja perusahaan tersebut. Analisa rasio ini merupakan cara yang paling penting dalam mengukur perkembangan suatu usaha dan untuk membandingkan suatu usaha dengan para pesaingnya dan menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen-komponen dari laporan keuangan.

Analisis laporan finansial (financial statement analysis), khusus mencurahkan perhatian kepada perhitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan finansial pada masa yang lalu, sekarang dan memproyeksikan hasil yang akan datang. Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan finansial. Dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang

(4)

selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan adalah analisis rasio (financial ratio analysis).

Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Sedangkan menurut Simangunsong dalam bukunya yang berjudul pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan mengemukakan bahwa: “Analisis ratio adalah suatu analisis yang menggambarkan hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain di laporan keuangan dalam bentuk perbandingan (ratio)” (Simangunsong, 2001 : 52). Rasio-rasio tersebut dapat dihitung berdasarkan berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang telah tersedia yang terdiri yang terdiri dari :

a. Balance sheet (neraca) yang menunjukkan posisi finansial perusahaan pada suatu saat.

b. Income statement (laporan rugi/laba) yang merupakan laporan operasi perusahaan selama periode tertentu.

Analisis rasio adalah suatu analisis yang menggambarkan hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain di laporan keuangan dalam bentuk perbandingan (ratio) (Munawir, 2001 : 215) ”.

Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dengan modal sendiri. yang dimaksud dengan profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari modal-modal yang digunakan untuk operasi perusahaan.

Husnan (2002 : 217) mengemukakan pendapat bahwa : “Rasio profitabilitas, yang mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi

Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa macam yaitu sebagai berikut:

1) Gross Profit Margin.

Rasio ini merupakan persentase dari laba kotor dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar gross profit margin maka semakin baik keadaan operasi perusahaan karena hal ini menunjukkan bahwa cost of goods sold (harga pokok penjualan) relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin maka semakin kurang baik operasi perusahaan tersebut dan rasio yang rendah ini bisa juga disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya biaya operasi.

2) Operating Profit Margin.

Rasio ini merupakan prosentase dari laba operasi sebelum bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menggambarkan apa yang biasanya disebut “Pure Profit” yang diterima atau setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan. Operating profit margin disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dan

(5)

hasil perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Seperti halnya gross profit margin, maka semakin tinggi rasio operating profit margin akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

3) Oprating Ratio.

Rasio ini merupakan rasio antara harga pokok penjualan ditambah biaya operasi dengan penjualan bersih. Rasio ini mencerminkan tingkat efesiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi akan menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi dan yang tersedia untuk laba kecil. Gejala ini menunjukkan kemungkinan adanya pemborosan.

4) Net Profit Margin.

Rasio ini merupakan rasio antara laba bersih (setelah pajak) dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini mengukur keuntungan netto dari setiap rupiah penjualan semakin tinggi net profit margin maka semakin baiklah operasi perusahaan tersebut.

5) Rate of Return on Total Assets.

Rasio ini merupakan rasio antara laba operasi (sebelum bunga dan pajak) dengan jumlah aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor semakin tinggi rate of return on total assets maka semakin baik pula operasi perusahaan dan begitu pula sebaliknya.

6) Rate of Return on Investment/ROI.

Rasio ini dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat menyeluruh. Return

on investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas

yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan tersebut. Besarnya return on

investment akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau oprating assest turnover, baik masing-masing atau kedua-duanya. Usaha untuk

mempertinggi return on investment dengan memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha mempertinggi eesiensi disektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertinggi return on invesment dengan memperbesar oprating assest turnover adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.

7) Return of Equity.

Rasio ini merupakan suatu pengukuran dari keuntungan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham prefenren atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi rasionya maka semakin baik kedudukan pemilik perusahaan, dapat

(6)

pula dilakukan dengan menghubungkan keuntungan tersebut dari berbagai faktor.

Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari yang selalu berputar. Untuk itu di dalam perputaran dari pada modal yang diperoleh baik itu dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan dituntut untuk menggunakannya seefektif mungkin. Aktiva lancar (current assets) adalah aktiva yang pada umumnya akan berubah menjadi uang kas dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Dalam perubahan aktiva lancar menjadi uang kas melalui beberapa tahapan yang terurai di dalam neraca.

Pengertian modal kerja menurut Smith dan K. Fred Skousen (2001 : 33), sebagai berikut : The axcess of an enterprise’s total current assets over it’s total

current liabilities at a point in time may be termed its working capital or net current assets.

Maksudnya yaitu bahwa kelebihan jumlah harta lancar suatu perusahaan di atas jumlah hutang jangka pendeknya pada saat yang sama dapat diistilahkan sebagai harta lancar nettonya atau modal kerja.

Weston dan Copeland (2001 : 379) mengemukakan modal kerja adalah merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang dan persediaan, dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.

Analisa sumber dan penggunaan dana sering juga disebut dengan istilah

fund flow atau analisis aliran dana yang menyangkut pengadaan dan penggunaan

dana. Analisis dan penggunaan dana sangat penting bagi seorang manajer keuangan untuk mengetahui keadaan dana perusahaan yang disimpan.

Tujuan analisis sumber dan penggunaan dana adalah untuk mengevaluasi kebijaksanaan perusahaan pada periode yang lalu mengenai dari mana sumber dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. Langkah-langkah untuk melakukan analisa sumber dan penggunaan dana dapat dilakukan dengan membandingkan neraca untuk dua tahun berturut-turut.

Menurut Riyanto (2010 : 346) sebagai landasan pertama dalam analisa sumber-sumber dan penggunaan dana adalah penyusunan “Laporan Perubahan Neraca” (Statement of Balance Sheet Change) yang disusun atas dasar dua neraca dari dua saat atau titik waktu.

Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis kekacauan keuangan.

Modal kerja yang berlebihan terutama modal kerja dalam bentuk uang tunai dan surat berharga tidak baik bagi perusahan, oleh karena berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaannya secara produktif.

(7)

Seperti juga dengan kekurangan modal kerja, kekurangan modal kerja harus dicegah oleh karena membawa perusahaan pada berbagai kesulitan seperti ketidakmampuan untuk membayar utang lancarnya.

Pendapat para pakar mengenai efisiensi yang dikutip dari pernyataan Hansen Mowen (2005:15) mengatakan : While quality and time are

importent, improving these dimensions without carre sponding improvements in provit performance may be futile, if not fatal, improving efficiency is also a vital concern. Both financial and nonfinancial measures of efficiency are needed. Cost is a critical measure of efficency. Trends in costs over time and measures of productivity.

Pengertian ini yang dimaksud dengan efisiensi menurut pendapat pakar di atas berkaitan dengan kualitas dan waktu merupakan hal yang penting, namun peningkatan dimensi tersebut tanpa peningkatan laba akan membuat kinerja sia-sia, atau bahkan fatal. Meningkatnya efisiensi adalah juga hal yang sangat vital, baik pengukuran efisiensi yang bersifat finansial maupun non finansial.

Efisiensi penggunaan modal kerja berarti bagaimana mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Dari segi ekonomis, efisiensi yang paling baik adalah suatu tingkat yang diperoleh dari hasil yang optimal dengan biaya yang rasional.

Penentuan jumlah modal kerja yang efisien, diawali dengan mengukur elemen-elemen modal kerja. Elemen Modal Kerja terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien, tetapi jika perputarannya semakin lambat maka penggunaan modal kerja yang ada dalam perusahaan tersebut kurang efisien.

Definisi Operasional

Variabel yang akan dianalisis perlu penjelasan untuk itu diberikan definisi operasional sebagai berikut :

Sumber modal kerja CV Harapan Jaya di Bontang adalah salah satu bagian dalam operating assets suatu perusahaan, yang berfungsi untuk membiayai atau menjamin kelancaran jalannya operasi perusahaan sehari-hari.

Penggunaan modal kerja CV Harapan Jaya di Bontang digunakan untuk membayar biaya dan ongkos, menutupi kerugian, pembelian aktiva tetap dan pembentukan dana dalam rangka operasional perusahaan.

Efisiensi penggunaan modal kerja CV Harapan Jaya di Bontang dalam

(8)

yang diukur dengan : Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On

Investment dan Return On Equity

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dengan membandingkan dua neraca CV Harapan Jaya di Bontang tahun 2011 dengan 2012.

Untuk mengetahui perubahan modal kerja digunakan alat analisis Neraca Perbandingan selama 2 (dua) tahun :

Tabel Laporan Neraca Yang Diperbandingkan Per 31 Desember 200A dan 200B Periode 31 Desember Naik/Turun 200A 200B Kas Rp XXX Rp XXX Rp XXX Piutang dagang Rp XXX Rp XXX Rp XXX Piutang wesel Rp XXX Rp XXX Rp XXX Persediaan Rp XXX Rp XXX Rp XXX Persekot Biaya Rp XXX Rp XXX Rp XXX Tanah Rp XXX Rp XXX - Gedung Rp XXX Rp XXX Rp XXX Alat kantor Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Cadangan penyusutan gedung Rp XXX Rp XXX Rp XXX

Cadangan penyusutan alat

kantor Rp XXX Rp XXX Rp XXX Hutang dagang Rp XXX Rp XXX Rp XXX Hutang gaji Rp XXX Rp XXX Rp XXX Hutang obligasi Rp XXX Rp XXX Rp XXX Modal saham Rp XXX Rp XXX Rp XXX Laba ditahan Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Sumber : Munawir (2002 : 130)

Untuk dapat menganalisis atau menentukan perubahan modal kerja secara total atau masing-masing pos unsur modal kerja, serta untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja selama periode yang bersangkutan, maka diperlukan data tentang neraca yang diperbandingan antara dua saat tertentu,

(9)

laporan perubahan modal kerja, dan laporan sumber dan penggunaan modal kerja serta informasi-informasi lainnya sehubungan dengan data keuangan perusahaan yang bersangkutan, misalnya besarnya laba, adanya pembayaran deviden, dan sebagainya. Untuk lebih lanjut dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel Perubahan Modal Kerja

PER 31 DESEMBER 200A DAN 200B Rekening Periode 31 Desember Modal Kerja 200A 200B Naik Turun

Kas Rp XXX Rp XXX Rp XXX Piutang dagang Rp XXX Rp XXX Rp XXX Piutang wesel Rp XXX Rp XXX Rp XXX Persediaan Rp XXX Rp XXX Rp XXX Persekot biaya Rp XXX Rp XXX Rp XXX Hutang dagang Rp XXX Rp XXX Rp XXX Hutang wesel Rp XXX Rp XXX Rp XXX Hutang gaji Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX Rp XXX

Kenaikan Modal Kerja Rp XXX

Rp XXX Rp XXX

Sumber : Munawir (2002 : 131)

Dari neraca diperbandingkan akan dibuat Laporan Perubahan Modal Kerja sebagai berikut :

Tabel 3. Laporan Perubahan Modal Kerja

Sumber : Munawir (2002 : 113)

Sumber Modal Kerja

1. Hasil Operasi : Laba Kotor Rp. XXX

Depresiasi Rp. XXX

Rp. XXX

2. Penjualan Saham Rp. XXX

Rp. XXX Penggunaan Modal Kerja

1. Pembelian Gedung Rp. XXX

2. Pembelian Alat Kantor Rp. XXX

3. Pembayaran Hutang Obligasi Rp. XXX

Rp. XXX

Kenaikan Modal Kerja Rp. XXX

(10)

Untuk mengetahui profitabilitas digunakan formula sebagai berikut:

Penjualan- Harga Pokok Penjualan

a. Gross Profit Margin = x100%

Penjualan

Laba setelah pajak

b. Net Profit Margin = x100%

Penjualan

Laba setelah pajak

c. Return On Investement = x100%

Jumlah aktiva

Laba setelah pajak

d. Return On Equity = x100%

Modal sendiri

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis di atas dilakukan pembahasan sebagai berikut :

Dari neraca yang diperbandingkan tersebut terlihat pada sisi aktiva lancar terjadi kenaikan pada tahun 2012 sebesar Rp1.434.495.000,67 atau 9,98% dibandingkan tahun 2001 yang disebabkan kenaikan kas sebesar Rp1.896.050,67, atau 0,08 %, kenaikan piutang usaha sebesar 1.336.798.000, atau 14,92 %, kenaikan piutang karyawan sebesar Rp32.571.000, atau 14,92 %, kenaikan piutang lain-lain sebesar Rp100.611.000, atau 30,64 %, kenaikan uang muka proyek sebesar Rp851.097.000, atau 2.651,14 %, dan kenaikan persediaan sebesar Rp129.602.000, atau 6,88 %.

Pada aktiva tidak lancar terjadi kenaikan pada tahun 2012 sebesar Rp622.794.217,65 atau 6,48% dibandingkan tahun 2011 yang disebabkan kenaikan bangunan sebesar Rp3.000.000 atau 0,33%, kenaikan kendaraan sebesar Rp6.000.000 atau 0,20%, dan kenaikan peralatan proyek sebesar Rp2.330.060.000 atau 14.02%.

Pada sisi hutang lancar terjadi kenaikan pada tahun 2012 sebesar Rp807.289.216,78 atau 142,78% dibandingkan tahun 2011 yang disebabkan kenaikan hutang usaha sebesar Rp37.700.000 atau 21,77 %, kenaikan hutang biaya sebesar Rp584.466.164,74 atau 456,25% dan kenaikan hutang lain-lain sebesar 184.213.052,04 atau 69,84%.

Pada ekuitas terjadi kenaikan sebesar Rp1.250.000.000 atau 5,34 % dibandingkan tahun 2011 yang disebabkan kenaikan laba ditahan sebesar Rp1.250.000.000 atau 5,64 %.

Perubahan modal kerja sebesar Rp950.292.216,78 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Terjadi kenaikan kas sebesar Rp1.896.050,67, kenaikan piutang usaha sebesar 1.336.798.000, kenaikan piutang karyawan sebesar Rp32.571.000,

(11)

kenaikan piutang lain-lain sebesar Rp100.611.000, kenaikan uang muka proyek sebesar Rp851.097.000, , dan kenaikan persediaan sebesar Rp129.602.000. kenaikan hutang usaha sebesar Rp37.700.000, kenaikan hutang biaya sebesar Rp584.466.164,74 dan kenaikan hutang lain-lain sebesar 184.213.052,04.

Sumber modal kerja CV Harapan Jaya sebesar 4.753.935.050,68

bersumber dari piutang usaha Rp1.336.798.000, piutang proyek

Rp689.931.267,47, Laba yang ditahan sebesar Rp1.250.000.000,00 dan dari penyusutan sebesar Rp1.477.205.786,21.

Sedangkan penggunaan modal kerja sebesar Rp3.108.739.216,78 digunakan untuk membayar hutang usaha Rp585.466.164,74, hutang lain-lain Rp184.213.052,21, bangunan Rp3.000.000,00 untuk kendaraan Rp6.000.000,00 pembelian dan peralatan proyek Rp2.330.060.000,00 sehingga terjadi kenaikan modal kerja sebesar Rp1.645.159.833,90 dan faktor yang menyebabkan naiknya modal usaha yang paling besar bersumber dari penyusutan.

Gross Profit margin tahun 2011 sebesar 23,66% menurun sebesar 6,30%

menjadi sebesar 19,67% pada tahun 2012, ini menunjukkan penurunan setiap Rp100 dari hasil penjualan menurunkan keuntungan netto sebesar Rp6,30.

Net Profit margin tahun 2011 sebesar 20,85% menurun sebesar 13,98%

menjadi sebesar 6,87% pada tahun 2012, ini menunjukkan penurunan setiap Rp100 dari hasil penjualan menurunkan keuntungan netto sebesar Rp13,98

Return On Investment tahun 2011 sebesar 11,70% menurun 5,87%

menjadi sebesar 5,83% pada tahun 2012, ini menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun perputarannya menurun sebesar 5,87 kali atau setiap Rp100 yang tertanam di aktiva selama setahun menurunkan penghasilan revevue sebesar Rp5,87.

Return On Equity tahun 2011 sebesar 11,98% menurun 5,83% menjadi

sebesar 6,16% pada tahun 2012, ini menunjukkan bahwa dana yang ditanamkan pemilik modal dalam satu tahun perputarannya menurun sebesar 5,83 kali atau setiap Rp100 yang tertanam pemilik modal selama setahun menurunkan penghasilan revevue sebesar Rp5,83.

Penutup

Sumber modal kerja CV Harapan Jaya bersumber dari piutang usaha, piutang lain-lain, laba yang ditahan dan penyusutan

Penggunaan modal kerja digunakan untuk membayar hutang usaha, hutang lain-lain, bangunan. untuk kendaraan dan pembelian peralatan proyek sehingga terjadi kenaikan modal kerja pada tahun 2012

Dilihat dari Profitabilitas menunjukkan adanya penurunan profitabilitas hal ini mengindikasikan penggunaan modal kerja perusahaan belum efisien. Efisiensi penggunaan modal kerja tahun 2011 lebih baik dibandingkan tahun 2012 hal ini ditunjukkan dari rasio profitabilitas lebih tinggi dari tahun 2012.

CV Harapan Jaya agar berusaha mendapatkan proyek yang lebih banyak lagi agar meningkatkan perolehan laba bersih setiap tahunnya untuk dapat

(12)

meningkatkan modal kerjanya dengan jalan meningkatkan kinerja bagian pemasaran dan menjaga kualitas hasil kerjanya.

CV Harapan Jaya diharapkan dapat menggunakan modal kerjanya secara efisien dan efektif dengan mengurangi biaya-biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah.

CV Harapan Jaya diharapkan dapat meningkatkan modal kerjanya agar bisa mengembangkan bidang usahanya.

CV Harapan Jaya diharapkan memperluas relasinya sehingga kesempatan mendapatkan proyek semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sartono, 2000, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Ketiga , BPFE Yogyakarta

Belkoui Ahmed; 2000; Accounting Theory (Teori Akuntansi), Penerbit AK Group, Yogyakarta

Djarwanto PS; 2001; Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi kedua. Cetakan Keenam. BPFE Yogyakarta.

Harahap Sofyan Syafri; 2006; Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi I, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Hansen, Don R. Mowen, Maryanne M. 2005, Management Accounting, Edisi Ketujuh, Copyright By South-Western of Thomson Learning, Seng Lee Press , Singapore

Husnan Suad dan Enny Pudjiastuti; 2001; Manajemen Keuangan Teori dan

Penerapan, Buku I, Edisi Ketiga, BPFE Yogyakarta

Indriyo G dan Basri, 2000, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, BPFE, Yogyakarta

Jay M. Smith dan K. Fred Skousen; 2001; Akuntansi Intermediate, Terjemahan Tim Penerjemah, Erlangga, Jilid I, Edisi Kesembilan, Jakarta

Keown J Arthur, David F Scoot, Jhon D Martin, Jay W, Patty, 2005, Dasar-Dasar

manajemen Keungan, Alih Bahasa Chaerul D Djakman, Salemba Empat

Jakarta

Lukman Syamsuddin; 2001; Manajemen Keuangan Perusahaan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Cetakan Kelima, Jakarta

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia , buku 2, edisi pertama, Alih Bahasa Wim Sahepatty Salemba empat-Jakarta

Nitisemito Alex S.; 2000; Pembelanjaan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Jakarta Riyanto Bambang; 2010; Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi kedua,

Yogyakarta, Yayasan Penerbit Gadjah Mada

S. Munawir; 2002; Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Kesembilan, Liberty. Yogyakarta

Simangungsong, M. P, 2000, Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan , Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Karya Utama, Jakarta

(13)

Soemarsono SR, 2000, Akutansi Suatu Pengantar, Edisi Keempat, Cetakan Kesembilan, Rineka Cipta, Jakarta

Syahrul, dan Muhammad Afdi Nizar; 2000; Kamus Akuntansi, Cipta Harta Prima, Jakarta

Yuwono Sony, Sukarno Edy dan Ichsan Muhammad, 2003, Petunjuk Praktis

Penyusunan Balanced Scorecard : Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, Cetakan kedua, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Wild, Jhon J. Subramayam,K. R. Halsey, Robert F. 2005, Analisis Laporan

Keuangan, Buku Kesatu, Edisi Kedelapan, Salemba Empat, Jakarta

Zaki Baridwan, 2001, Intermediete acounting. Edisi Ketujuh. Cetakan Keempat, BPFE, Yogyakarta.

Gambar

Tabel Laporan Neraca Yang Diperbandingkan    Per 31 Desember  200A dan 200B                                                     Periode 31 Desember                                                                                  Naik/Turun
Tabel 3.  Laporan Perubahan Modal Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Bencana gempa dapat mengakibatkan kerusakan struktur bangunan, oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi kinerja bangunan gedung untuk memprediksikan perilaku

Abstrak-- Pada penelitian ini, zeolit A berhasil disintesis dari abu layang batubara Paiton melalui metode pemisahan magnetik untuk memisahkan besi (Fe) dilanjutkan

 Regio kuadran kanan atas (RUQ) : t’dpt hati, kandung empedu, duodenum, pankreas, ginjal kanan, & fleksura hepatika..  Regio kuadran kiri atas (LUQ) : t’dpt lambung,

Tujuan dari statistik deskriptif adalah memberikan gambaran tentang keadaan yang berkaitan dengan penyakit atau masalah kesehatan berdasarkan data yang telah

Tentang apa sebabnya tindak pidana yang diatur dalam Pasal 287 ayat (1) KUHP oleh pembentuk undang-undang telah dijadikan suatu delik aduan, menurut VAN- BEMMELEN-VAN HATTUM

(i) Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan I: yaitu penerimaan fasilitas pinjaman oleh Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dari PM Finance dan afiliasi- afiliasi dari

Penentuan root definition yang kedua menitikberat- kan pada permasalahan perizinan seperti pada Gambar 7 dan menghasilkan model konseptual (Gambar 9) yang bertujuan untuk

Berdasarkan hasil data di ketahui variable Manajemen Hubungan Pelanggan t hitung lebih kecil dari t tabel 0,681 < 1.66105 dengan nilai probabilitas lebih besar dari taraf