• Tidak ada hasil yang ditemukan

14-20 Oktober Perhatikan dan Anjurkan Satu Sama Lain HALAMAN 3 NYANYIAN: 124, 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "14-20 Oktober Perhatikan dan Anjurkan Satu Sama Lain HALAMAN 3 NYANYIAN: 124, 20"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

14-20 Oktober

Perhatikan dan Anjurkan

Satu Sama Lain

HALAMAN 3 NYANYIAN: 124, 20

21-27 Oktober

Saudara Sepatutnya Menjadi

Orang Seperti Apa?

HALAMAN 18 NYANYIAN: 61, 43

(2)

Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedu-nia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela. Kecuali

The Watchtower (ISSN 0043-1087) is published

semi-monthly by Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc.; L. Weaver, Jr., President; G. F. Simonis,

Periodicals Postage Paid at Brooklyn, NY, and at addi-tional mailing offices.POSTMASTER: Send address changes to Watchtower, 1000 Red Mills Road,Wallkill,

34567

August 15, 2013

Vol. 134, No. 16 Semimonthly INDONESIAN

ARTIKEL PELAJARAN

˝ Perhatikan dan Anjurkan Satu Sama Lain

˝ Saudara Sepatutnya Menjadi Orang Seperti Apa?

Artikel pertama membahas caranya kita bisa saling memban-tu agar tetap bertekun menghadapi berbagai problem. Artikel kedua menunjukkan caranya kita bisa menolak godaan Setan yang ingin merusak persahabatan kita dengan Allah.

(3)

MENJELANG kejatuhan pemerintah Nazi pada akhir Perang Dunia II, ada perintah untuk me-nyingkirkan ribuan tahanan yang masih ada di kamp-kamp konsentrasi. Para penghuni kamp Sachsenhausen disuruh pergi ke pelabuhan, dan setelah itu mereka akan dijejalkan ke kapal-kapal yang bakal ditenggelamkan. Ini adalah bagian

1, 2. Bagaimana ke-230 S aksi Yehuwa bisa selamat dari perjalanan maut pada akhir Perang Dunia II?

Perhatikan dan Anjurkan

Satu Sama Lain

”Biarlah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan perbuatan

yang baik.”—IBR. 10:24.

APA JAWABAN SAUDARA?

Apa artinya ”memperhatikan satu sama lain”?

Bagaimana kita bisa saling ”menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik”?

(4)

dari strategi yang belakangan dikenal sebagai perjalanan maut.

2 Dari kamp konsentrasi Sachsenhausen, ada

33.000 tahanan yang akan b erjalan sejauh 250 kilometer ke kota pelabuhan Lubeck di Jer-¨ man. Mereka semua sudah lemah akibat ke-laparan dan penyakit. Di antara mereka, ada 230 Saksi Yehuwa dari enam negara yang dipe-rintahkan untuk berjalan bersama-sama. Bagai-mana saudara-saudara kita bisa bertahan hidup? ”Kami terus saling menguatkan untuk tetap ber-jalan,” kata seorang saudara. Kasih di antara mereka dan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” dari Allah itulah yang menyelamatkan mereka.—2 Kor. 4:7.

3 Sekarang, kita memang tidak berada dalam

perjalanan maut seperti itu, tapi kita mengha-dapi banyak problem. Setelah Kerajaan Allah

(5)

didirikan pada tahun 1914, Setan diusir dari sur-ga ke bumi. Ia sansur-gat marah ”karena ia tahu bah-wa bah-waktunya tinggal sedikit”. (Pny. 12:7-9, 12) Dan karena Armagedon semakin dekat, Setan berupaya merusak hubungan kita dengan Yehu-wa melalui berbagai cobaan dan tekanan. Selain itu, kita harus menghadapi tekanan hidup sehari-hari. (Ayb. 14:1; Pkh. 2:23) Kesulitan demi ke-sulitan lama-lama bisa membuat kita begitu lelah secara emosi sehingga apa pun yang kita lakukan untuk bangkit sepertinya tidak cukup. Sebagai contoh, ada seorang saudara yang selama puluh-an tahun sudah membpuluh-antu bpuluh-anyak orpuluh-ang untuk bertekun. Tapi di usia tuanya, ia dan istrinya mu-lai sakit-sakitan dan ia merasa sangat kecil hati. Seperti saudara itu, kita semua butuh ”kuasa yang melampaui apa yang normal” dari Yehuwa dan anjuran dari orang lain.

(6)

4 Untuk bisa menjadi sumber anjuran bagi

orang lain, kita harus mengikuti nasihat rasul Paulus kepada orang Kristen Ibrani. Ia menga-takan, ”Biarlah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan per-buatan yang baik, dengan tidak mengabaikan pertemuan kita, sebagaimana kebiasaan bebera-pa orang, tetapi saling menganjurkan, dan terle-bih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Ibr. 10:24, 25) Bagaimana cara me-nerapkannya?

”MEMPERHATIKAN SATU SAMA LAIN”

5 ”Memperhatikan satu sama lain” berarti

me-mikirkan kebutuhan orang lain. Bagaimana mungkin kita tahu kebutuhan saudara-saudari kalau kita hanya sambil lalu menyapa mereka di

4. Agar bisa menganjurkan orang lain, nasihat apa dari rasul Paulus yang harus kita ikuti?

5. Apa artinya ”memperhatikan satu sama lain”? Apa saja yang harus kita lakukan?

(7)

perhimpunan atau mengobrol tentang hal-hal se-pele? Memang, kita perlu berhati-hati agar tidak ”mencampuri urusan orang lain”. (1 Tes. 4:11; 1 Tim. 5:13) Tapi, kalau kita mau menganjurkan saudara-saudari, kita harus lebih mengenal me-reka: keadaan mereka, sifat-sifat mereka, kele-bihan dan kekurangan mereka, dan pengharga-an mereka akpengharga-an hal-hal rohpengharga-ani. Mereka perlu menganggap kita sebagai sahabat dan yakin ka-lau kita mengasihi mereka. Jadi, kita harus sering bergaul dengan mereka, bukan hanya berkun-jung saat mereka punya problem atau kecil hati. —Rm. 12:13.

6 Para penatua dinasihati untuk

’menggemba-lakan kawanan domba Allah yang ada dalam pe-meliharaan mereka, tidak dengan terpaksa, tetapi dengan rela’. (1 Ptr. 5:1-3) Bagaimana mereka bisa jadi gembala yang baik kalau mereka tidak

6. Bagaimana seorang penatua bisa ”memperhatikan” domba-domba di sidangnya?

(8)

benar-benar mengenal domba-domba di sidang mereka? (Baca Amsal 27:23.) Jika para

pena-tua selalu siap membantu dan senang bergaul dengan rekan-rekan seiman, anggota sidang ti-dak akan segan minta bantuan. Saudara-saudari juga akan lebih terbuka mengungkapkan perasa-an dperasa-an kekhawatirperasa-an mereka. Dengperasa-an demikiperasa-an, para penatua bisa ”memperhatikan” dan mem-bantu setiap domba.

7 Dalam suratnya kepada jemaat di

Tesalo-nika, Paulus menulis, ”Dukunglah orang yang lemah.” (Baca 1 Tesalonika 5:14.) ”Jiwa-jiwa

yang tertekan” bisa dikatakan lemah, begitu juga orang-orang yang kecil hati. Amsal 24:10 me-ngatakan, ”Apakah engkau kecil hati pada hari kesesakan? Kekuatanmu akan kurang.” Orang yang sangat kecil hati bisa saja mengeluarkan ”omongan yang tidak terkendali”. (Ayb. 6:2, 3)

7. Kalau orang yang sedang kecil hati mengeluarkan ”omongan yang ti-dak terkendali”, apa yang perlu kita ingat?

(9)

Kalau kita ingin mendukung orang-orang seperti itu, kita perlu ingat bahwa apa yang mereka ka-takan mungkin bukan ungkapan isi hati mere-ka yang sebenarnya. Rachelle bisa membenar-kan hal ini karena ibunya mengalami depresi berat. ”Omongan ibu sering menyakitkan,” kata Rachelle. ”Saya harus selalu ingat bahwa Ibu se-betulnya pengasih, baik, dan murah hati. Saya

baru tahu bahwa orang yang depresi itu sering asal bicara. Yang paling parah adalah kalau kita juga mengatakan atau melakukan apa yang sama buruknya.” Menurut Amsal 19:11, ”Pemahaman seseorang pasti memperlambat kemarahannya, dan adalah keindahan di pihaknya untuk mema-afkan pelanggaran.”

8 Bagaimana kita bisa ”memperhatikan” orang

yang kecil hati karena dosanya di masa lalu? Dia sudah memperbaiki kesalahannya, tapi masih

8. Kepada siapa kita khususnya harus ”meneguhkan” kasih kita? Meng-apa?

(10)

merasa malu. Rasul Paulus menulis bagaima-na seharusnya sikap orang Kristen di Korintus terhadap seorang pedosa yang sudah bertobat, ”Kamu harus dengan baik hati mengampuni dan menghibur dia, agar dengan satu atau lain cara orang tersebut tidak tertelan oleh karena kese-dihannya terlalu besar. Karena itu aku menasi-hati agar kamu meneguhkan kasihmu kepada-nya.” (2 Kor. 2:7, 8) Di ayat ini, ”meneguhkan” berarti ”memperlihatkan” atau ”membuktikan”. Seseorang tidak akan tahu bahwa kita mengasihi dan peduli kepadanya kalau kita tidak menun-jukkannya melalui kata-kata dan tindakan kita.

”MENG GERAKKAN KEPADA KASIH DAN PERBUATAN YANG BAIK”

9 Paulus menulis, ”Biarlah kita . . .

mengge-rakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik.” Artinya, kita perlu memotivasi rekan-rekan

(11)

seiman agar mereka memperlihatkan kasih kepa-da Allah kepa-dan sesama, kepa-dan berbuat baik. Sebagai gambaran: Untuk mengobarkan bara api yang hampir padam, kita perlu mengorek dan me-ngipasi arangnya. (2 Tim. 1:6) Demikian juga, untuk menggerakkan saudara-saudari kita, kita perlu memuji mereka.

10 Kita semua membutuhkan pujian, entah

kita sedang kecil hati atau tidak. ”Ayah saya ti-dak pernah sekali pun memuji saya,” tulis se-orang penatua. ”Jadi setelah dewasa, saya kurang percaya diri. . . . Sekarang umur saya 50 tahun, tapi saya masih senang kalau ada teman yang me-yakinkan saya bahwa saya adalah penatua yang baik. . . . Dari pengalaman ini, saya sadar bah-wa membesarkan hati orang lain itu penting, dan saya selalu berupaya memuji orang lain.” Pujian

10, 11. (a) Siapa saja yang membutuhkan pujian? (b) B erikan contoh bahwa pujian bisa membantu orang yang ’salah langkah’.

(12)

bisa membuat semua orang bersemangat, terma-suk para perintis, kaum lansia, dan orang yang mungkin sedang kecil hati.—Rm. 12:10.

11 Para penatua bisa membantu ”seseorang

[yang] mengambil langkah yang salah” untuk kembali ke jalan yang benar. (Gal. 6:1) Cara-nya adalah dengan memberikan nasihat yang pe-ngasih dan pujian yang tulus. Itulah yang telah membantu saudari bernama Miriam. Ia menulis, ”Saya mengalami krisis dalam hidup saya sewak-tu beberapa teman dekat meninggalkan kebenar-an. Pada saat yang sama, ayah saya mengalami perdarahan otak. Saya stres berat. Sebagai pela-rian, saya mulai pacaran dengan orang dunia.” Akibatnya, ia merasa tidak layak dikasihi Yehuwa dan mulai berpikir untuk keluar dari kebenaran. Tapi kemudian, ada seorang penatua yang meng-ingatkan dia tentang ketekunannya di masa lalu, dan hatinya tersentuh. Ia menerima bantuan para

(13)

penatua yang meyakinkan dia bahwa Yehuwa ma-sih mengama-sihinya. Maka, kama-sihnya kepada Yehu-wa dikuatkan lagi. Ia memutuskan hubungan de-ngan pacarnya dan terus melayani Yehuwa.

12 Kita perlu hati-hati agar tidak

membanding-bandingkan orang, mengkritik orang yang tidak mengikuti aturan kita, atau membuat seseorang merasa bersalah karena tidak berbuat lebih ba-nyak. Hal itu mungkin membuatnya malu lalu aktif sebentar, tapi biasanya itu tidak akan berta-han lama. Namun, kalau kita memuji dia dan membangkitkan kembali kasihnya kepada Yehu-wa, hasilnya akan lebih baik.—Baca Filipi 2:1-4.

”SALING MENGANJURKAN”

13 Kita perlu ’saling menganjurkan, terlebih

lagi seraya kita melihat hari itu mendekat’.

12. Apa akibatnya jika kita membanding-bandingkan orang, mengkri-tik, atau membuatnya merasa bersalah?

13. Apa saja yang bisa kita lakukan ketika menganjurkan orang lain? (Lihat gambar di awal artikel dalam edisi standar.)

(14)

Salah satu caranya adalah dengan memotivasi rekan-rekan kita untuk terus melayani Allah. Menggerakkan kepada kasih dan perbuatan baik bisa diumpamakan seperti mengorek arang un-tuk mengobarkan bara api yang hampir padam. Demikian pula, menganjurkan orang lain bisa diumpamakan seperti menambahkan bahan ba-kar pada api agar tetap menyala atau bertam-bah besar. Untuk itu, kita perlu menguatkan dan menghibur orang yang kecil hati dengan penga-sih dan lembut. (Ams. 12:18) Selain itu, kita per-lu ”cepat mendengar” dan ”lambat berbicara”. (Yak. 1:19) Kita bisa tahu apa yang membuat re-kan kita kecil hati kalau kita mendengarre-kan de-ngan penuh empati. Dan, kita pun bisa mengata-kan sesuatu yang dapat membantu dia mengatasi keadaannya.

14 Perhatikan contoh seorang penatua yang

14. Bagaimana seorang saudara yang kecil hati dibantu untuk aktif kembali?

(15)

telah membantu seorang saudara yang selama bertahun-tahun tidak aktif. Setelah penatua itu mendengarkan baik-baik, ternyata saudara itu masih sangat mengasihi Yehuwa. Ia rajin mempel-ajari setiap terbitan Menara Pengawal dan

ber-upaya untuk rutin berhimpun. Tapi, ia pernah ke-cewa dan kesal dengan tindakan beberapa orang di sidang. Sang penatua mendengarkan dia de-ngan penuh empati tanpa menghakimi. Ia juga menunjukkan kepedulian kepada saudara itu dan keluarganya. Lama-kelamaan, saudara itu menya-dari bahwa pelayanannya kepada Allah jadi ter-ganggu karena ia terus ingat pengalaman bu-ruknya di masa lalu. Penatua itu mengajaknya mengabar. Dengan bantuan sang penatua, sauda-ra itu aktif kembali dan belakangan memenuhi syarat untuk melayani lagi sebagai penatua.

1 5 Orang yang kecil hati mungkin tidak

15. Apa yang bisa kita tiru dari Yehuwa saat menganjurkan orang yang kecil hati?

(16)

langsung b erb esar hati atau tidak cepat menyambut bantuan kita. Kita mungkin ha-rus teha-rus mendukung dia dan tidak mudah me-nyerah. Paulus mengatakan, ”Dukunglah orang yang lemah, berpanjangsabarlah terhadap semua orang”. (1 Tes. 5:14) Di masa lalu, Yehuwa sa-bar terhadap hamba-hamba-Nya yang kadang ke-cil hati. Misalnya, Allah bertimbang rasa terha-dap perasaan Elia. Yehuwa memberikan apa yang dibutuhkan sang nabi untuk terus menjalankan tugasnya. (1 Raj. 19:1-18) Yehuwa mengampuni Daud yang benar-benar bertobat. (Mz. 51:7, 17) Allah juga membantu sang penulis Mazmur 73, yang hampir saja berhenti melayani Dia. (Mz. 73:13, 16, 17) Yehuwa pun bertimbang rasa dan sabar terhadap kita, khususnya sewaktu kita ke-cil hati. (Kel. 34:6) Belas kasihan-Nya ”baru se-tiap pagi” dan ”tidak akan berakhir”. (Rat. 3:

(17)

22, 23) Yehuwa ingin kita meniru Dia dan ber-laku lembut terhadap orang-orang yang tertekan.

ANJURKAN SATU SAMA LAIN AGAR TETAP BERADA DI

JALAN KEHIDUPAN

16 Dari ke-33.000 tahanan yang berangkat

dari kamp konsentrasi Sachsenhausen, ribuan orang mati. Namun, ke-230 Saksi Yehuwa se-muanya selamat dari perjalanan maut tersebut. Itu hanya mungkin karena anjuran dan dukung-an ydukung-ang mereka dapatkdukung-an dari satu sama lain.

17 Dewasa ini, kita berada di ”jalan yang

me-nuju kepada kehidupan”. (Mat. 7:14) Tak lama lagi, semua penyembah Yehuwa akan bersama-sama berjalan memasuki dunia baru yang adil-benar. (2 Ptr. 3:13) Mari kita bertekad untuk membantu satu sama lain sepanjang jalan menu-ju kehidupan kekal.

16, 17. D engan mendekatnya akhir sistem ini, apa tekad kita? Meng-apa?

(18)

WAJAR jika kita ingin tahu apa pendapat orang tentang diri kita. Tapi sebagai orang Kristen, kita tentu lebih peduli terhadap apa pandangan Yehu-wa. Mengapa? Karena Dialah Pribadi terbesar di alam semesta, dan Dialah ”sumber kehidupan” kita.—Mz. 36:9.

2 Rasul Petrus menjelaskan bagaimana kita

1, 2. Untuk memperoleh perkenan Allah, kita harus menjadi orang yang seperti apa?

Saudara Sepatutnya Menjadi

Orang Seperti Apa?

”Sepatutnyalah kamu menjadi orang-orang yang bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang

berkaitan dengan pengabdian yang saleh!”—2 PTR. 3:11.

APA JAWABAN SAUDARA?

Agar diperkenan Allah, S audara harus menjadi orang seperti apa?

Bagaimana cara S etan menipu orang-orang?

Bagaimana S audara dapat menjaga persahabatan S audara dengan Yehuwa?

(19)

dapat memperoleh perkenan Yehuwa. Ia men-desak kita untuk ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan peng-abdian yang saleh”. (Baca 2 Petrus 3:11.)

”Ber-tingkah laku kudus” berarti menjaga pikiran, tindakan, dan ibadat kita tetap bersih. Selain itu, kita perlu ”melakukan hal-hal yang berkaitan de-ngan pengabdian yang saleh”. Hal ini harus di-gerakkan oleh kasih dan hormat kepada Allah. Jadi, yang penting bagi Allah bukan hanya ting-kah laku kita, tapi juga perasaan kita terhadap-Nya. Sebagai ”pemeriksa hati”, Yehuwa tahu apa-kah tingapa-kah laku kita kudus dan apaapa-kah kita hanya mengabdi kepada Dia saja.—1 Taw. 29:17.

3 Setan Si Iblis tidak senang kalau kita

diper-kenan Allah. Ia berbuat sebisa-bisanya agar kita tidak lagi bersahabat dengan Yehuwa. Setan ti-dak segan-segan menggunakan dusta dan tipu

3. Pertanyaan apa saja yang perlu kita pikirkan tentang hubungan kita dengan Allah?

(20)

daya untuk menggoda kita dan menjauhkan kita dari Allah. (Yoh. 8:44; 2 Kor. 11:13-15) Karena itu, kita sebaiknya memikirkan, ’Bagaimana cara Setan menipu orang-orang? Bagaimana saya da-pat menjaga persahabatan saya dengan Yehuwa?

CARA SETAN MENIPU ORANG-ORANG

4 Yakobus menulis, ”Masing-masing dicobai

dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa; selan-jutnya apabila dosa telah terlaksana, ia akan menghasilkan kematian.” (Yak. 1:14, 15) Untuk merusak persahabatan kita dengan Allah, Setan mengincar hati, pusat keinginan kita.

5 Apa yang Setan gunakan untuk menyerang

hati kita? Alkitab mengatakan, ”Seluruh dunia

4. Untuk merusak persahabatan kita dengan Allah, apa yang S etan in-car? Mengapa?

5, 6. (a) Apa yang S etan gunakan untuk menyerang hati kita? (b) Tiga siasat apa yang S etan gunakan untuk membangkitkan keinginan yang salah? Dan, seberapa lihaikah dia?

(21)

berada dalam kuasa si fasik.” (1 Yoh. 5:19) Sa-lah satu senjata andalan Setan adaSa-lah ’hal-hal yang ada di dunia’. (Baca 1 Yohanes 2:15, 16.)

Selama ribuan tahun, Si Iblis sudah merancang dunia ini dengan tujuan menipu orang-orang. Karena kita hidup di dalamnya, kita perlu was-pada terhadap berbagai taktiknya yang halus. —Yoh. 17:15.

6 Setan berupaya membangkitkan keinginan

yang salah dalam hati kita. Untuk itu, ia meng-gunakan tiga siasat yang disebutkan oleh rasul Yohanes: (1) ”keinginan daging”, (2) ”keingin-an mata”, d”keingin-an (3) ”pamer”keingin-an sar”keingin-ana kehidup-an”. Setan menggunakan ketiganya untuk meng-goda Yesus di padang belantara. Karena telah lama menggunakan cara-cara licik ini, Setan su-dah sangat lihai. Ia tahu persis cara yang pa-ling cocok untuk menjerat setiap orang. Sebelum membahas apa yang bisa kita lakukan untuk

(22)

melindungi diri, mari kita lihat bagaimana Setan berhasil menipu Hawa namun gagal menjerat Putra Allah.

”KEINGINAN DAGING”

7 Manusia perlu makan untuk tetap hidup.

Allah telah menciptakan bumi untuk mengha-silkan berlimpah makanan. Dan, wajar kalau kita senang makan. Tapi, hal ini Setan manfaat-kan untuk menjauhmanfaat-kan kita dari Allah. Perhati-kan bagaimana ia menggunaPerhati-kan siasat itu pada Hawa. (Baca Kejadian 3:1-6.) Setan memberi

tahu Hawa bahwa ia tidak akan mati kalau ia makan buah dari ”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”. Malah dengan mema-kannya, Hawa bisa menjadi seperti Allah. (Kej. 2:9) Jadi, Setan menyiratkan bahwa Hawa ti-dak perlu taat kepada Allah untuk tetap hidup.

7. Bagaimana S etan menggunakan ”keinginan daging” untuk menggo-da Hawa?

(23)

Itu bohong besar! Setelah mendengar hal itu, Hawa punya dua pilihan: menolak gagasan terse-but atau terus memikirkannya sehingga keingin-an untuk makkeingin-an buah itu semakin kuat. Meski-pun bisa makan dari semua pohon lain di taman Eden, Hawa memilih untuk terus memikirkan kata-kata Setan tentang pohon itu. Akhirnya, ia ”mengambil buahnya dan memakannya”. Setan berhasil membuat Hawa menginginkan apa yang dilarang oleh Sang Pencipta.

8 Setan mencoba menggunakan taktik yang

sama untuk menggoda Yesus di padang belan-tara. Yesus telah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam. Setan memanfaatkan rasa lapar Ye-sus. ”Jika engkau putra Allah, suruhlah batu ini menjadi roti,” kata Setan. (Luk. 4:1-3) Ye-sus punya dua pilihan: menggunakan kuasanya untuk membuat mukjizat demi memuaskan rasa

8. Bagaimana S etan menggunakan ”keinginan daging” untuk menggo-da Yesus? Mengapa S etan gagal?

(24)

laparnya atau tidak. Yesus tahu bahwa ia tidak bo-leh menggunakan kuasanya untuk kepentingan pribadi. Meski lapar, Yesus menganggap persaha-batannya dengan Yehuwa lebih penting. Yesus menjawab, ”Ada tertulis, ’Manusia harus hidup, bukan dari roti saja, tetapi dari setiap ucapan yang keluar melalui mulut Yehuwa.’ ”—Mat. 4:4.

”KEINGINAN MATA”

9 Siasat lain yang Yohanes sebutkan adalah

”keinginan mata”. Ungkapan ini menunjukkan bahwa dengan melihat saja, seseorang bisa mu-lai menginginkan sesuatu. Setan menggunakan taktik ini pada Hawa, dengan mengatakan, ”Ma-tamu tentu akan terbuka.” Makin sering Hawa melihat buah terlarang itu, ia makin mengingin-kannya. Ia melihat bahwa pohon itu ”sangat di-inginkan mata”.

9. Apa yang ditunjukkan oleh ungkapan ”keinginan mata”? Bagaimana S etan menggunakan taktik ini pada Hawa?

(25)

10 Bagaimana dengan Yesus? Setan

”memperli-hatkan kepada [Yesus] semua kerajaan di bumi yang berpenduduk dalam sekejap; dan Iblis me-ngatakan kepadanya, ’Aku akan memberikan kepadamu semua wewenang ini dan kemulia-annya.’ ” (Luk. 4:5, 6) Memang, Yesus tidak be-nar-benar melihat semua kerajaan di bumi, tapi Setan memberikan penglihatan tentang keme-gahan dan kemuliaan kerajaan-kerajaan itu. Se-tan pikir Yesus akan tertarik. Tanpa malu SeSe-tan mengatakan, ”Jika engkau melakukan suatu tin-dakan penyembahan di hadapanku, itu semua akan menjadi milikmu.” (Luk. 4:7) Yesus tidak sudi menuruti keinginan Setan. Tanpa ragu Yesus menjawab, ”Ada tertulis, ’Yehuwa, Allahmu, yang harus engkau sembah, dan kepada dia saja eng-kau harus memberikan dinas suci.’ ”—Luk. 4:8.

10. Bagaimana S etan menggunakan ”keinginan mata” untuk menggoda Yesus? Apa tanggapan Yesus?

(26)

”PAMERAN SARANA KEHIDUPAN”

11 Hal ketiga yang Yohanes sebutkan adalah

”pameran sarana kehidupan”. Adam dan Hawa memang tidak bisa ’memamerkan sarana kehi-dupan mereka’ kepada orang lain, karena saat itu hanya ada mereka di bumi. Tapi, mereka memang menjadi tinggi hati. Ketika menggo-da Hawa, Setan seolah-olah mengatakan bahwa Allah menahan sesuatu yang baik darinya. Me-nurut Setan, jika Hawa makan buah dari ”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”, dia ”tentu akan menjadi seperti Allah, mengeta-hui yang baik dan yang jahat”. (Kej. 2:17; 3:5) Jadi, Setan menyiratkan bahwa Hawa tidak mem-butuhkan Yehuwa. Salah satu alasan Hawa ter-makan oleh dusta Setan itu adalah karena ia ting-gi hati. Akhirnya ia mengambil buah terlarang

(27)

itu, yakin bahwa ia tidak akan mati. Tapi, ia sa-lah besar!

12 Berbeda sekali dengan Hawa, Yesus

mem-berikan teladan kerendahan hati yang sempur-na! Setan berupaya membujuknya untuk melaku-kan sesuatu yang membuat orang kagum tapi menguji Allah. Yesus menolaknya mentah-men-tah karena itu sama saja dengan menyombong-kan diri! Jawaban Yesus jelas dan tegas, ”Telah dikatakan, ’Jangan menguji Yehuwa, Allahmu.’ ” Baca Lukas 4:9-12.

BAGAIMANA KITA DAPAT MENJAGA PERSAHABATAN DENGAN YEHUWA?

13 Dewasa ini, Setan menggunakan taktik

yang sama seperti ketika ia menggoda Hawa dan Yesus. Ia memanfaatkan ”keinginan daging” agar orang makan-minum berlebihan atau ber-buat amoral. Ia juga menggunakan ”keinginan

12. D engan cara lain apa S etan menggoda Yesus? Apa tanggapan Yesus? 13, 14. Apa saja yang S etan gunakan untuk menipu kita?

(28)

mata” agar orang terpikat melihat pornografi, khususnya di Internet. Dan, ia menggunakan ke-inginan untuk memamerkan ”sarana kehidupan” agar orang menjadi sombong sehingga mendam-bakan kekuasaan, ketenaran, dan semakin ba-nyak harta.

14 ’Hal-hal yang ada di dunia’ itu bagaikan

umpan yang digunakan nelayan. Di balik um-pan yang menggugah selera ada kait yang tajam. Setan menggunakan kebutuhan sehari-hari yang dianggap normal untuk membuat kita ingin me-lakukan apa yang bertentangan dengan hukum Allah. Godaan-godaan yang halus tersebut se-ngaja dibuat untuk merusak hati kita sehingga menginginkan hal yang salah. Itu semua meru-pakan upaya Setan agar kita percaya bahwa me-menuhi kebutuhan pribadi dan hidup nyaman itu lebih penting daripada melakukan kehendak

(29)

Allah. Apakah kita akan termakan oleh siasat Setan?

15 Hawa takluk pada godaan Setan, tapi Yesus

berhasil menolaknya. Setiap kali, Yesus menja-wab dengan ayat Alkitab dan mengatakan, ”Ada tertulis,” atau, ”Telah dikatakan.” Kalau kita rajin mempelajari Alkitab, kita akan tahu dan ingat ayat-ayat yang bisa membantu kita berpi-kir jernih sewaktu menghadapi godaan. (Mz. 1: 1, 2) Kalau kita mengingat teladan hamba-ham-ba Allah yang setia, kita dapat tetap loyal se-perti mereka. (Rm. 15:4) Kita akan terlindung dari siasat Setan jika kita memiliki rasa hor-mat yang dalam kepada Yehuwa, mengasihi apa yang Ia kasihi dan membenci apa yang Ia benci. —Mz. 97:10.

16 Rasul Paulus menganjurkan kita untuk

15. S eperti Yesus, bagaimana kita bisa menolak godaan S etan?

16, 17. Apa yang kita pikirkan bisa menentukan orang seperti apa kita. Jelaskan.

(30)

menggunakan ’daya nalar’ agar menjadi orang yang mengikuti cara berpikir Yehuwa, bukan cara berpikir dunia. (Rm. 12:1, 2) Paulus meng-ingatkan kita pentingnya mengendalikan apa yang kita pikirkan. Ia mengatakan, ”Kami mero-bohkan pertimbangan-pertimbangan dan setiap perkara muluk-muluk yang dibangun untuk me-nentang pengetahuan tentang Allah; dan kami menawan setiap pikiran untuk membuatnya taat kepada Kristus.” (2 Kor. 10:5) Apa yang kita pi-kirkan bisa menentukan orang seperti apa kita. Jadi, kita perlu ’terus memikirkan’ hal-hal yang menyenangkan Allah.—Flp. 4:8.

17 Kita tidak mungkin kudus jika kita tidak

membuang pikiran dan keinginan yang salah. Kita harus mengasihi Yehuwa dengan ”hati yang bersih”. (1 Tim. 1:5) Namun, hati kita licik dan kita mungkin bahkan tidak sadar bahwa kita

(31)

sudah sangat dipengaruhi oleh ’hal-hal di dunia ini’. (Yer. 17:9) Karena itu, kita harus ’terus menguji apakah kita berada dalam iman, terus memeriksa bagaimana diri kita sebenarnya’. Ke-tika mempelajari Alkitab, renungkanlah, ’Apa-kah pikiran dan keinginan saya menyenangkan Allah?’—2 Kor. 13:5.

18 Kita juga bisa menolak ’hal-hal di dunia ini’

dengan mengingat kata-kata Yohanes, ”Dunia ini sedang berlalu, demikian pula keinginannya, te-tapi ia yang melakukan kehendak Allah akan tetap hidup untuk selamanya.” (1 Yoh. 2:17) Dunia Setan kelihatannya saja akan terus ada, padahal itu akan segera berakhir. Dengan meng-ingat bahwa apa pun yang ditawarkan dunia Se-tan akan lenyap, kita tidak akan terpikat oleh iming-iming dari Setan.

18, 19. Mengapa kita harus bertekad menjadi orang yang Yehuwa inginkan?

(32)

19 Rasul Petrus mendesak kita untuk menjadi

orang yang diperkenan Allah sambil ”menanti-kan dan terus menaruh kehadiran hari Yehuwa dalam pikiran; pada hari itu langit akan hancur karena terbakar dan unsur-unsurnya akan mele-leh karena luar biasa panas!” (2 Ptr. 3:12) Seben-tar lagi, hari itu akan tiba, dan Yehuwa akan menghancurkan seluruh dunia Setan. Sebelum itu terjadi, Setan akan terus menggunakan ’hal-hal di dunia ini’ untuk menggoda kita, seperti yang ia lakukan kepada Hawa dan Yesus. Kita ti-dak boleh memuaskan keinginan kita sendiri se-perti Hawa. Itu sama dengan menjadikan Setan allah kita. Seperti Yesus, kita harus menolak go-daan itu meskipun kelihatannya sangat memikat dan menarik. Mari kita masing-masing bertekad untuk menjadi orang yang Yehuwa inginkan.

Kunjungiwww.jw.org/id atau pindai kode5

Referensi

Dokumen terkait

Kapal Penelitian Amerika Serikat Okeanos

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh perceived ease to use dan subjective norm terhadap intention to use dengan perceived usefulness

Penulis meneliti strategi komunikasi pemasaran Garis Lini konveksi pada periode tahun 2013, alasannya adalah karena bisnis konveksi adalah bisnis yang tidak ada habisnya,

42 memang mendapatkan namun mereka tidak diberika buku panduan sebagai sarana bantuan pembelajaran suling sunda sehingga mereka hanya sekedar bisa saja dan mengerti tentang dasar

Pada kegiatan pelatihan kader kesehatan jiwa, diikuti oleh sebanyak 25 orang dengan 5 hari pelatihan dimana diberikan pemaparan mengenai cara merawat orang dengan

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 7 orang anggota keluarga yang memiliki anak retardasi mental di SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) Negeri Labui Banda Aceh

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa transfeksi memperlihatkan metode yang paling sesuai pada udang vaname berdasarkan alasan ukuran telur yang relatif kecil, daya tetas

mudah digunakan pada saat pembelajaran daring; (4) Apa saja hambatan yang ditemui ketika menggunakan aplikasi Zoom Meeting; (5) Apakah dengan menggunakan aplikasi Zoom Meeting