TUGAS MATA KMB II
TUGAS MATA KMB II
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN CA.LARING
KLIEN DENGAN CA.LARING
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
Nanang Dwi S
Nanang Dwi S
Moh.Yahya
Moh.Yahya
Linda P.C
Linda P.C
Zulfah Rizqiyah
Zulfah Rizqiyah
Nurul Huda S
Nurul Huda S
Bachtiar
Bachtiar
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
UNIVERSITAS GRESIK
2011
2011
KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya Puji syukur kami panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya se
sehihingngga ga pepennyuyususun n dadapapat t memenynyelelesesaiaikakan n tutugagas s KMKMB B II II dedengngan an jujududul l “A“ASUSUHAHANN KEP
KEPERAERAWATWATAN AN PADPADA A KLIKLIEN EN DEDENGANGAN N CA.CA.LARLARINGING” ” yanyang g mermerupaupakan kan salsalah ah satsatuu persyaratan
persyaratan akademik akademik dalam dalam pelaksanaan pelaksanaan pendidikan pendidikan PSIK PSIK Universitas Universitas Gresik Gresik sudahsudah terselesaikan
terselesaikan
Dalam penyusunan tugas ini kami berusaha semaksimal mungkin namun kemampuan Dalam penyusunan tugas ini kami berusaha semaksimal mungkin namun kemampuan kami sangat terbatas,sehingga penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, dan kami menyadari kami sangat terbatas,sehingga penyusunan tugas ini jauh dari sempurna, dan kami menyadari akan segala kekurangan dalam tugas ini, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari akan segala kekurangan dalam tugas ini, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan tugas makal
pembaca demi kesempurnaan tugas makalah ini dan kesempurnaan penah ini dan kesempurnaan penulis selanjutnulis selanjutnya.ya.
Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas Kami mengucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini. Semoga bermanfaat bagi p
ini. Semoga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.enyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
20 Maret 2011 20 Maret 2011
Penulis Penulis
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kanker laring merupakan keganasan yang terjadi pada sel skuamosa laring. Keganasan di laring bukanlah hal yang jarang ditemukan dan masih merupakan masalah, karena penanggulannnya mencakup berbagai segi. Sebagai gambaran perbandingan, diluar negeri karsinoma laring menempati urutan pertama dalam urutan keganasan dibidang THT, sedangkan di RS Cipto Mangunkusuma Jakarta karsinoma laring menduduki urutan ketiga setelah karsinoma nasofaring dan tumor ganas hidung dan sinus paranasal. Menurt data statistik WHO tahun 1961 yang meliputi 35 negara seperti dikutip oleh Batsakis tahun 1979 rata-rata 1,2 orang /100000 penduduk meninggal oleh karsinoma laring.
Penyebab karsinoma laring belum diketahui dengan pasti. Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan risiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan jumlah rokok yang dihisap, kanker laring mewakilil dari 1 % yang mewaklili kasus kanker dan terjadi sekitar 8 kali lebih sering pada laki-laki dibanding wanita dan paling sering pada individu dengan usia 50-70 tahun.
Setiap tahun di Amerika Serikat sekitar 11 sampai 600 kasus baru ditemukan dari 4030 individu menderita kanker laring akan mati. (American Canser Society 995). Beberapa karsinogen antara lain tembakau (berasap atau tidak), alkkohol dan efek kombinasinya, pemajanan terhadap asbestos, gas mustab, kayu, kulit, dan logam. Faktor penunjang lainnya : berteriak keras, laringitis kronis, defisiensi nutrisi (riboflavin), dan predisposisi.
Diruang perawatan kelas III RC III THT dan Bedah Mulut RS hasan Sadikin kanker laring merupakan penyakit yang paling sering ditemukan diruangan. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk menyususn Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Suspect Karsinoma Laring.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam ( Boeis, 1997).Secara anatomi kanker laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik : kanker pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis ; Glotis : tumor pada korda
vokalis ; Subglotis : tumor dibawah korda vokalis.
2.2 Anatomi
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan bronkiolus. Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkiolus dilappisi oleh membran mukosa yang bersilia. Gerakan silia mendorong lapisan muskus ke posterior di dalam rongga hidung, dan reseptor di dalam sistem pernafasan bagian bawah menuju ke faring.
Udara mengalir dari faring menuju ke laring atau kotak suara. Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Di antara pita suara terdapat ruang berbentuk segitiga yang bermuara ke dalam trakea dan dinamakan glofis. Glofis merupakan saluran yang memisahkan antara saluran pernafasan atas dan bawah. Meskipun laring terutama dianggap berhubungan dengan forasi, tetapi fungsinya sebagai organ pelindung jauh lebih penting.
Pada waktu menelan, gerakan laring ke atas, penutupan glottis, dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglottis yang berbentuka daun, berperan untuk mengantarkan makanan dan minuman masuk ke dalam esophagus. Namun jika tiada benda asing masih mampu masuk melampaui glottis, maka laring yang mempunyai fungsi batuk akan membantu menghalau benda dan secret keluar dari saluran pernafasan bagian bawah.
2.3 Etiologi
Kanker laring mewakkili 1% dari semua kanker dan terjadi lebih sering pada pria, faktor-faktor penyebabnya adalah:
TembakauAlkohol dan efek kombinasinya
Ketegangan vocal
Laringitis kronis
Pemajanan industrial terhadap karsinogen
Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan
Predisposisi keluarga Tanda dan gejala
Tanda dan gejala paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu, tidak sembuh-sembuh walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak ditenggorokan, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat berobat ).Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas. Bila sudah dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut. Bahkan kadang-kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring. Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa
Kesimpulanya:
• Suara serak dalah hal pertama yang akan tampak pada pasien dengan kanker pada
daerah glotis karena tumor mengganggu kerja pita suara selama berbicara .Suara mungkin parau yang puncaknya suara rendah.
• Nyeri dan rasa terbakar saat minum air hangat atau minum jus jerik adalh tanda
dini kanker subglotis atau supra glottis
• Teraba massa di belakang leher
• Batuk yang kadang – kadang dengan reak yang bercampur darah dikarenakan
adanya ulserai pada tumor tersebut
• Disfagia, kesulitan bernafas dan nafas bau merupakan gejala tahap lanjut.
• Pembesaran nodus limfa servikal ,penurunan berat badan dan status kelelahan
umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat terjadi bersama metastase. 2.5 Stadium
Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan metastasis jauh ( M ).
Ca.Laring dibagi menjadi IV Stadium :
Stadium I : T1 No Mo
StadiumII : T2 No Mo
StadiumIII : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo
WOC(Web Of Caution) Tdak dpat brkomumnkasi scra verbal Suara tidak keluar
Plika vocal
suara tidak
kontraksi
Bernafas melalui stoma Tembakau,alcohol,ktgangan vocal,laryngitis kronis,pemajanan industriSel skuamosa laring abnormal
CA.LARING Tndkan medis(trakheosto mi) Trpsang canul trachea (benda asing)
Sel goblet teransang
Secret mengkat Secret terakumulasi dijalan nafas Ventilasi terganggu Gg. Oksigenasi ventilasi Gx nrtisi <dri keb Nfsu makan turun Sekresi lambung teransang Stimulus sekresi enzim dan hormone gastrin Enzim cerna mnurun Adanya proses kanker Gx.kmunikasi
verbal Resiko tinggi perluasan infeksi
Perluasan infeksi
Tbuh tdak mmpu mlwan kman yang msuk Leukosit meningkat Msuk kdlm drah scra sistemik
Invasi
mikroorganisme
kedalam tubuh
Medical Managament
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya. Radiasi diberikan pada stadium 1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
1) Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan pa rau.
2) Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah pembedahan.
3) Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan peroral meningkat.
4) Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma ) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara – pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian A. Pengiumpulan data 1. Identitas a. Identitas Klien Nama : Tn.U Umur : 53 Tahun Jenis Kelamin : Laki - laki Status marital : Kawin Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Koperasi Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal masuk RS : 29 Desember 2004 Tanggal Pengkajiaan : 2 November 2004 No Medrec : 04090466
Alamat : Kampung Sukasari Rt 03 / 03 Kecamatan Tegal Munjul, Purwakarta
b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn.U
Umur : 53 Tahun Jenis Kelamin : Laki - laki
Pekerjaan : Pegawai Koperasi
Alamat : Kampung Sukasari Rt 03 / 03 Kecamatan Tegal Munjul, Purwakarta
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang 1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sesak nafas yang dirasakan bertambaha berat disertai dengan suara sakit.Klien bisa makan dan minum termasuk memakan makanan padat , keluhan disertai batuk , klien juga mengeluh ada benjolan di leher sebelah kirinya.5 hari yang lalu klien berobat ke POLI THT RS Bayu Asih Purwakarta , dan dilakukan tracheostomi untuk memudahkan bernafas.Klien dinyatakan tumor laring dan dianjurkan dirawat.Klien dibawa ke RS Hasan Sadikin pada tanggal 29 Desember dan dinyatakan Suspect Carsinoma Laring dengan post Tracheostomi.
2) Keluhan utama saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 November 2004 pukul 08.00 klien mengeluh batuk disertai secret berwarna putih dan encer.Batuk dirasakan ketika tenggorokannya terasa gatal dan banyak secret,batuk berhenti bila dilakukan suctioning , batuk tidak dapat dikontrol dan hilang
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kurang lebih 1 tahun yang lalu klien mengatakan sering batuk – batuk dan radang tenggorokan, walaupun sudah berobat ke Dokter radang tenggorokan klien tidak sembuh, walaupun sembuh tapi timbul lagi, klien merokok dari usia 20 tahun, 1 hari rata-rata menghabiskan 1 bungkus rokok, baru berhenti 3 bulan yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan klien dan keluarganya, tidak ada yang mempunyai penyakit yang serupa dengan klien. Tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, jantung, hipertensi, asma, tidak ada yang sedang atau pernah menderita penyakit infeksi.
3. Pemeriksaan Fisik a. Sistem Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada cyanosis, tidak ada secret pada hidung, tidak ada deviasi septum, pada leher terpasang tracheostomi, balutan tracheostomi kotor, terdapat secret yang kering pada kasa balutan. Terdapat benjolan pada leher sebelah kiri, pada saat diraba mempunyai ukuran lebih kurang sebesar kelereng, benjolan teraba keras dan sulit digerakan. Pergerakan dada simetris, tidak ada deviasi trakea, tidak ada retraksi interkostalis,. Suara nafas stridor. Pada saat diperkusi suara paru terdengar resonan, frekuensi nafas 22 x/menit b. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva berwarna merah muda, tidak ada peningkatan JVP, akral teraba hangat tidak ada cyanosis pada ujung-ujung ekstrimitas, tidak terdapat clubbing finger, CRT kembali dalam 3 detik, tidak ada pembesaran KGB, KGB kiri sulit diraba karena ada masa. Bunyi jantung murni dan regular, point of maksimal impuls antara ICS 4 dan 5 Mid klavikula kiri. Nadi 84 x/ menit tekanan darah 100/70 mmHg.
c. Sistem Pencernaan
Sklera putih, mata tidak cekung,bentuk bibir simetris, mukosa bibir lembab, tidak terdapat iritasi pada rongga mulut, gigi lengka, tidak terpasang gigi palsu, tidak terdapat caries, warna gigi kuning kecoklatan, bentuk lidah simetris. Abdomen tampak cekung pada saat klien terlentang, bising usus 8-12 x/menit, pada saat diperkusi terdengar timpani, pada saat dipalpasi tidak ada nyeri tekan
dan nyeri lepas, klien mengeluh tidak ada nafsu makan, berat badan sebelum sakit 53 kg sedangkan saat sakit 49 kg. Klien mengatakan pada tanggal 1 desember 2004 BAB 10x dengan konsistensi cair, sedangkan pada saat dikaji tanggal 2 desember 2004 pada jam 10.00 klien BAB sudah 3 kali dengan konsistensi cair.
d. Sistem Perkemihan
Tidak ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan. Pada saat diraba blass teraba kosong, klien dapat BAK kekamar mandi klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK
e. Sistem Muskuloskeletal
Bentuk tulang sesuai dengan struktur, tidak ada pembengkakan pada sendi, tidak ada kontraktur, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/++, reflek patella ++/ ++ reflek babinski --/--ekstrimitas atas dan bawah dapat digerakan secara bebas kekuatan otot 5 5
f. Sistem Integumen
Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak lengket, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut. Kuku tangan dan kaki pendek dan bersih, badan segar dan bersih, suhu 36,5 0. Turgor kulit baik, bila dicubit kembali dalam waktu
waktu 3 detik.
g. Sistem Endokrin
h. Sistem Persarafan 1. Tes Fungsi Cerebral
♦ Tingkat Kesadaran
Kualitas : compos mentis klien dapat berespon dengan tepat terhadap stimulus yang diberikan melalui suara, taktil dan visual
Kuantitas ; GCS 15 E = 5, M = 6, V= 4
♦ Status mental
Orientasi klien terhadap orang waktu dan tempat baik terbukti dengan klien mampu menjawab dimana dia berada, kapan masuk RS dan siapa yang menemaninya.
Daya ingat : klien mampu menjawab kapan terakhir kali dia merokok 2. Tes Fungsi kranial
♦ N I ( olfaktorius )
Klien dapat membedakan bau kayu putih dan kopi
♦ N II ( optikus)
Klien dapat membaca papan nama perawat dalam jarak kurang lebih 30 cm denga mengunakan kaca mata
♦ N III,IV,VI (okulomotoris, trokhealis, abdusen )
Respon cahaya terhadap pupil + Bola mata dapat digerakan kesegala arah , tidak terdapat nistagmus atau diplopia
Mata klien berkedip pada saat pilinan kapas diusapkan pada kelopak mata, klien merasakan sentuhan saat kapas diusapkan kemaksila dengan mata tertutup
♦ N VII ( Fasialis )
Klien dapat membedakan rasa manis dan asin, klien dapat mengerutkan dahi, wajah klien tampak simetris saat klien tersenyum.
♦ N VIII (auditorius )
Kien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik tanpa harus diulang
♦ N IX, X ( glosofaringeus, vagus )
Uvula bergetar simetris saat kien mengatakan “Ah”, reflek menelan bagus,
♦ N XI (asesorius )
Klien dapat menoleh kekanan dan kekiri
♦ N XII ( hipoglosus )
Lidah klien dapat digerakan secara bebas kesegala arah 3. Fungsi Motorik
Tidak terdapat kontraktur pada ekstrimitas atas dan bawah, tonus otot cukup baik untukmenahan gravitasi, reflek bisep ++/++, reflek trisep ++/ ++, reflek patella ++/++ reflek babinski
--/--4. Fungsi Sensorik
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
N O
AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT
1 Nutrisi a. Makan Frekuensi Nafsu makan Jenis b. Minum Jenis Jumlah 2 x/hari
Baik, 1 porsi habis
Nasi,lauk pauk, sayuran
Air putih dan air the 7-8 gelas/hari
3x/hari
kurang, klien tidak suka diit yang diberikan, habis ¼ porsi bubur, sayur, lauk-pauk
Air putih dan air teh 5-6 gelas 2 Eliminasi BAB Frekuensi Konsistensi 1 x/hari Lembek 3 x/hari cair
Warna BAK Frekuensi Warna Kuning 3-4 x/hari Kuning jernih Kuning 3-4x/hari Kunng jernih 3 Istirahat tidur Siang Malam
Tidak/jarang tidur siang 21.00-05.00 Jam 13.00-15.00 20.00-05.00 4 Personal hygine a. Mandi b. Keramas c. Gosok gigi 2 x/ hari 3x / minggu 2 x / hari 2x/hari diseka baru 1 x 2x/hari
5 Aktivitas Klien bekerja di koperasi Klien dapat beraktivitas dengan sedikit bantuan
5. Data Psikologis a. Status Emosi
Klien tampak tenang, ekspresi wajah ceria b. Konsep Diri
Klien mengatakan bahwa dirinya tidak malu dengan benjolan disebelah kiri lehernya karena itu merupakan suatu penyakit yang akan ditangani oleh tenaga kesehatan yang lebih ahli.
2) Identitas Diri
Klien adalah seorang dari 4 orang anak. Klien bekerja di koprasi didaerah tempat tinggalnya.
3) Peran
Klien berperan sebagai seorang suami dari satu orang istri dan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. 4) Ideal Diri
Klien berharap penyakitnya cepat sembuh dan segera dioperasi dan berharap ingin cepat pulang agar dapat melakukan kegiatannya seperti biasanya.
5) Harga Diri
Klien sadar sebagai manusia biasa klien memiliki banyak kekurangan dan sadar bahwa semuanya ini merupakan cobaan dari tuhan
c. Gaya komunukasi
Pada waktu diajak berkomunikasi Klien mennjawab dengan spontan dengan menggunakan bahasa non verbal ( mengangguk, menggerakan bibir)
d. Pola Interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, tim kesehatan dengan menggunakan bahasa non verbal( bahasa tubuh dan tulisan )
e. Koping
Menurut klien jika ada masalah kien suka menceritakan pada istrinya dan merasa lega setelah bercerita dengan istrinya
6. Data Sosial
Klien bekerja sebagai pegawai koperasi sehigga sering berinteraksi dengan banyak orang beritu juga ketika klien sakit dan dirawat di RS klien rajin berinteraksi dengan keluarga dank lien lainnya.
7. Data Spiritual
Klien beragama isalam, dalam kondisinya sekarang ibadah solat klien tergangu. Klien meyakini sakitnya adalah cobaan dari Alloh. Sebagai manusia biasa klien hanya bisa berusaha dan berdo’a
3.2. Diagnosa Keperawatan
a)
Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d akumulasi secret dijalan nafas
b) Gangguan komunikasi verbal b.d plika vokal suara tidak berkontraksi
c)
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
d) Resiko terjadinya perluasan infeksi s.d invasi mikroorganisme
3.3 Intervensi
Ganguan oksigenasi : ventilasi b.d akumulasi secret dijalan nafas
INTERVENSI: observasi pernafasan klien : tanda dan gejala distress pernafasan
anjurkan klien dengan posisi fowler
anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan penghisapan bila klien batuk
auskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah penghisapan
INTERVENSI:
brikan pilihan cara komunikasi yaitu dengan mengunakan kertas dan pensil dan
bahas tubuh
bantu komunikasi dengan latihan untuk meningkatkan kekuatan, rentang gerak,
koordinasi dan kekuatan otot lidah
berikan waktu yang cukup untuk berkomunikasi
BAB IV
KESIMPULAN
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam ( Boeis, 1997).Secara anatomi kanker laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik : kanker pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis ; Glotis : tumor pada korda