RIGID PAVEMENT
RIGID PAVEMENT
MATERIAL MATERIAL PERALATAN PERALATAN METODE METODE B A C K B A C K to Outline to OutlineMATERIAL
MATERIAL
S SUUBBGGRRAADDEE LLEEAAN N CCOONNCCRREETTEE SSEEPPAARRAATTOORR T TUULLAANNGGAANN BBEETTOONN JJOOIINNT T SSEEAALLAANNT T B A C K B A C K to Outline to OutlineMATERIAL
MATERIAL
S SUUBBGGRRAADDEE LLEEAAN N CCOONNCCRREETTEE SSEEPPAARRAATTOORR T TUULLAANNGGAANN BBEETTOONN JJOOIINNT T SSEEAALLAANNT T B A C K B A C K to Outline to OutlineØ
Ø Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan
oleh konstruksi perkerasan
Ø
Ø CBR > 4 % CBR > 4 %
Ø
Ø γγ d Properties tanah d Properties tanah ≥≥ 1,2 1,2 t/m3t/m3
Ø
Ø Yang Yang terpenterpenting ting adalaadalah h keratkerataan, aan, kemirkemiringaningan, , keserkeseragamaagamann kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih dari kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih dari kotoran apapun diatasnya.
kotoran apapun diatasnya.
Ø
Ø Derajat Kepadatan Derajat Kepadatan 100 100 % % (Standard (Standard Proctor)Proctor)
Ø
Back
Pek
Pekerjerjaan aan lealean n conconcrecrete te menmengguggunaknakan an betbeton on dendengangan mutu K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya mutu K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai
keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai
Back
Fungsi untuk mencegah keluarnya air semen.
Material yang digunakan biasanya plastik tipis (polyethene
dengan tebal 125 mikron).
Syarat minimum pemasangan overlap plastik yaitu 300 mm
•
TULANGAN PELAT
– Fungsi ‘memegang beton’ agar tidak retak, bukan
menahan momen atau gaya lintang.
– Bisa dirangkai sendiri atau fabrikasi (wire mesh),
umumnya Ø10 – 150.
– Lokasi tulangan ¼ tebal pelat dari atas
.
Pada proyek jalan tol, konstruksi rigid pavement di
daerah tol gate menggunakan tulangan (wire mash), yang
dimaksudkan untuk mengantisipasi antrian kendaraan pada
saat keluar atau masuk tol. Sedangkan perkerasan selain di
daerah tol gate tidak menggunakan wire mash, hanya
menggunakan dowel dan tie bar
TULANGAN SAMBUNGAN
Sambungan Melintang (Dowel)
Fungsi sebagai sliding and load transfer device
Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan.
Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya. Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya.
Berbentuk polos, D-19 mm
SHOP DRAWING DOWEL
Sambungan Memanjang (Tie Bar)
Fungsi sebagai unsliding and rotation device
Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak lurus as jalan.
Lekat pada kedua sisi beton.
Berbentuk ulir, diameter yang digunakan D-13 mm
SHOP DRAWING TIE BAR
DOWEL
B A C K
TIE BAR
B A C K
Nilai slump beton untuk perkerasan beton antara 2,0 – 2,5
cm.
Perbandingan air/semen tidak boleh lebih dari 0,50.
Kekuatan lentur (
flexural strength
) beton minimum yang
biasa digunakan adalah 40 dan 45 kg/cm2 pada umur 28
hari, diuji dengan AASHTO T97.
Kekuatan lentur minimum pada umur 7 hari disyaratkan
80% dari kuat lentur minimum tersebut
Plasticiser
(aditif pengurang air) tidak boleh digunakan.
Aditif
untuk
mempercepat
pengerasan
dan
yang
mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.
1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio
W/C (%) 2+1 Slump (cm) 2/ 25 Maxim um Size of Coarse Aggregate (mm) 1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio
W/C (%) -Minimum compressive strength at 28 days by cube test (Kg/m2) 3/5/ -Silica fume (Kg/m3) BackB A C Kto Outline
Pelaksanaan joint sealant dilaksanakan sesegera
mungkin setelah pelaksanaan saw cutting untuk
mencegah masuknya bahan / benda ke dalam
celah. Jika perlu disemprot blower dahulu.
Material joint sealant harus bersifat thermoplastic,
misal rubber asphalt, coal tars dan rubber tars.
PERALATAN
PEK. TANAH PEK. BETON FINISHING
B A C K
PEKERJAAN TANAH Back Hoe Dump Truck Bulldozer Vibro roller Wheel loader Motor grader BackB A C Kto Outline
PEKERJAAN BETON
Concrete paver Concrete paver
Slipform Paver SP500 Slipform Paver SP500
FINISHING
SPRAYER SAW CUTTER GROOVER JIDAR 40 CM JIDAR ALUMINIUM BackB A C Kto OutlineMETODE
FLOW CHART PERSIAPAN PEK.TANAH BEKISTING
PEMAS. PLASTIK TULANGAN LEAN CONCRETE PENGECORAN RIGID
FINISHING
B A C K
S T R
PEKERJ N T N LE N CONCRETE
PEM S NG N BEKISTING PENGGEL R N PL STIK
PENGECOR N RIGID P VEMENT FINISHING
F I N I S H PERSI P N
BackB A C Kto Outline S T R PEKERJ N T N LE N CONCRETE PENGH MP R N BETON MENGGUN K N SLIPFORM P VER FINISHING F I N I S H PERSI P N
• SURVEYING
SUB GRADE
1. TINJAUAN TEKNIS PEKERJAAN TANAH
2. FOTO-FOTO PEKERJAAN SUBGRADE
Pemadatan mendekati elevasi akhir menggunakan sheep foot roller
Pemotongan permukaan sekaligus membentuk elevasi rencana dengan motor grader
Pemadatan akhir subgrade dengan smooth
DUMPING MATERIAL SUB BASE PENGHAMPARAN DENGAN MOTOR GRADER
PEMADATAN MATERIAL DENGAN VIBRO
ROLLER HASIL PEMADATAN B A C K
PEKERJAAN SUBBASE
1. PENGANGKUTAN + DUMPING MATERIAL SUB BASE COARSE MENGGUNAKAN DUMP TRUCK
2. PENGHAMPARAN DAN PERATAAN BASE COARSE MENGGUNAKAN GRADER
3. PEMADATAN BASE COARSE
MENGGUNAKAN VIBRO ROLLER 8-12 TON
Note : Pada proyek besar (misal jalan tol), tidak menggunakan subbase. Setelah lapisan subgrade, langsung diteruskan dengan lean concrete. Contoh rigid pavement pada proyek Citarum Paket IV, masih
menggunakan subbase karena jalan ini nantinya hanya digunakan sebagai jalan inspeksi B A C K
-Pemasangan bekisting setelah diadakan pengukuran secara benar (kelurusan & kerataan)
-Elevasi top bekisting = elevasi top rencana jalan, toleransi perbedaan ketinggian maksimum 5 mm
-Bekisting terbuat dari besi plat 3 mm & sisi-sisinya diperkuat dengan besi siku L 30.30.3 dan setiap jarak 80 cm dipasang perkuatan siku L 30.30.3
-Dipasang pasak Ø 16 mm ketanah pada posisi perkuatan bekisting -Bekisting harus bersih & dilapisi pelumas sebelum penegecoran
Besi siku L 30.30.3 Plat t = 3 mm
Pasak besi Ø 16
Sisi Luar Bekisting
Pemasangan Bekisting
Diberi pelumas
Pembersihan bekisting
PENGGELARAN PLASTIK
Penggelaran plastik dimaksudkan untuk
mencegah hilangnya air semen beton.
Pemasangan plastik dilaksanakan tiap blok (6.00 m)
sesuai urutan pengecoran.
Pemasangan plastik yang disambung, overlap
minimal 300 mm.
PEMASANGAN PLASTIK
BackB A C K
PEMASANGAN TULANGAN
1. Sambungan Melintang (Dowel)
• Fungsi sebagai sliding and load transfer device
• Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan.
• Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya. Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya.
• Berbentuk polos, berukuran besar dan ujungnya digerinda.Diameter 19 mm
• Sebelum pengecoran, posisi dowel diberi tanda,
untuk tempat cutting
2. Sambungan Memanjang (Tie Bar)
• Fungsi sebagai unsliding and rotation
device
• Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak
lurus as jalan.
• Lekat pada kedua sisi beton.
• Berbentuk ulir dan berukuran kecil,
D-13 mm.
FOTO TIE BAR
Pekerjaan lean concrete dengan beton K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai.
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran ini terlebih dahulu telah dilaksanakan pekerjaan periapan bekisting terlebih dahulu. Dokumentasi pekerjaan lean concrete dapat dilihat di bawah ini :
PEKERJAAN LEAN CONCRETE
PENGECORAN
METODE KONVENSIONAL
MENGGUNAKAN ALAT
PELAKSANAAN PENGHAMPARAN METODE KONVENSIONAL
1. Sebelum beton dituang dilaksanakan slump test (antara 8~10 cm)
2. Beton dituang dari truck mixer melalui talang cor, diratakan secara manual dengan sekop dan cangkul, dipadatkan dengan vibrator
1
2
mthd pek – F
- Pengecoran dilaksanakan per blok, setelah satu blok selesai truck mixer maju, kemudian dilanjutkan persiapan blok kedua yaitu pemasangan plastik dan pembesian
- Truck mixer mundur untuk meneruskan pengecoran blok kedua
- Demikian berulang untuk proses pengecoran blok selanjutnya Untuk kondisi area yang cukup lebar, posisi truck mixer dapat berada diluar bekisting dan pada kondisi tersebut
pemasangan
plastik dan besi bisa dilaksanakan langsung untuk beberapa blok 6.00 arah pengecoran bekisting talang cor 3.00 truck mixer 1 blok = 2.70 m³
ILUSTRASI PENGECORAN
BETON
B A C K to OutlineSebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan beberapa tahap pekerjaan :
INSTALL ALAT
PEL KS N N PENGECOR
DENG N MENGGUN K N CONCRETE P VER
SPREADING & VIBRATING
1. Bagian depan dari alat paver berfungsi mendorong adukan beton yang melebihi tinggi yang ditentukan
[[ Ilustrasi
Ilustrasi Siklus
Siklus Pelaksanaan
Pelaksanaan Concrete Pavement ] :
Concrete Pavement ] :
Siklus Siklus II 2.25 m 3.5m 3.5m 4m1
2
3
4
+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + Pengerjaan section 2 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 1 Pengerjaan section 3 dilaksanakan 2 hari sesudah section 2 Pengerjaan section 4 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 3Setiap pergatian lajur, dibutuhkan waktu ½ hari untuk setting alat paver
[[Ilustrasi
Ilustrasi Siklus
Siklus Pelaksanaan
Pelaksanaan Concrete Pavement
Concrete Pavement ] :
] :
Siklus Siklus IIII 2.25 m 3.5m 3.5m 4m1
2
3
4
Pengerjaan section 3 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 4 Pengerjaan section 2 dilaksanakan 2 hari sesudah section 3 Pengerjaan section 1 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 2Setiap pergatian lajur, dibutuhkan waktu ½ hari untuk setting alat paver
SIKLUS BERIKUTNYA Mobilisasi alat untuk Silklus III
1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio
W/C (%) 2+1 Slump (cm) 2/ 25 Maximum Size of Coarse Aggregate (mm) 1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio
W/C (%) -Minimum compressive strength at 28 days by cube test (Kg/m2) 3/5/ -Silica fume (Kg/m3) B A C K to Outline
FINISHING 1 (DENGAN ALAT PAVER)
Begitu selesai dituangkan, beton harus segera disebarkan, dipadatkan dan diratakan dengan mesin finishing.
Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan tidak boleh menggetarkan atau menggoyahkan acuan sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan finishing.
FINISHING 2 (JIDAR ALUMINIUM)
Balok pemadat dari alumunium atau kayu keras beralas besi, ukuran tidak kurang dari lebar 75 mm, tinggi 225 mm dan daya penggeraknya tidak kurang dari 250 mm per meter lebar perkerasan beton.
Permukaan jalan harus diukur kerataannya paling sedikit 2 kali lintasan mistar datar yang digeserkan sepanjang tidak kurang dari 1,8 meter. Apabila permukaan rusak karena mistar datar, karena permukaan tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti dengan mistar datar lagi
FINISHING 3 (DENGAN TROWEL)
Metode Manual dilakukan dengan trowel memanjang ukuran tidak kurang dari panjang 350 mm dan lebar 150 mm dilengkapi dengan pengaku agar tidak melengkung, dioperasikan dari atas jembatan antara kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, pergerakan sejajar sumbu jalan.
GROOVING
PEKERJAAN PENYEMPURNAAN GROOVING
TAMPAK PERMUKAAN RIGID SETELAH GROOVING
CURING COMPOUND
Setelah finishing dengan sikat, permukaan beton dilapis / disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak 0,22 0,27 lt/m2 (cara mekanis) atau 0,27 -0,36 lt/m2 (cara manual), Kemudian rigid pavement ditutup dengan geotextile
CURING DENGAN GEOTEXTILE
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran dilakukan minimum setelah 24 jam. Setelah bekisting dibongkar, bagian sisi plat beton dirawat ( curing). Bagian yang keropos besar harus dibongkar dan diganti.
PEKERJAAN TENDA PELINDUNG
Selain perawatan beton dengan curing, perlu juga dilakukan pekerjaan untuk melindungi beton dari sinar matahari secara langsung dengan menggunakan atap tenda.
JOINT CUTTING
- Untuk dilatasi digunakan alat cutter (cutting machine)
- Cutting dilaksanakan dengan membentuk alur kedalaman ¼ h (h=tebal beton) ditiap-tiap panjang 1 blok (5 - 6m)