• Tidak ada hasil yang ditemukan

30. Rigid Pavement

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "30. Rigid Pavement"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

RIGID PAVEMENT

RIGID PAVEMENT

MATERIAL MATERIAL PERALATAN PERALATAN METODE METODE B A C K B A C K to Outline to Outline

(2)

MATERIAL

MATERIAL

S SUUBBGGRRAADDEE LLEEAAN N CCOONNCCRREETTEE SSEEPPAARRAATTOORR T TUULLAANNGGAANN BBEETTOONN JJOOIINNT T SSEEAALLAANNT  T   B A C K B A C K to Outline to Outline

(3)

MATERIAL

MATERIAL

S SUUBBGGRRAADDEE LLEEAAN N CCOONNCCRREETTEE SSEEPPAARRAATTOORR T TUULLAANNGGAANN BBEETTOONN JJOOIINNT T SSEEAALLAANNT  T   B A C K B A C K to Outline to Outline

(4)

Ø

Ø Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan Fungsi subgrade sebagai penerima beban yang telah disalurkan oleh konstruksi perkerasan

oleh konstruksi perkerasan

Ø

Ø CBR > 4 % CBR > 4 %

Ø

Ø γγ d Properties tanah d Properties tanah ≥≥ 1,2 1,2 t/m3t/m3

Ø

Ø Yang Yang terpenterpenting ting adalaadalah h keratkerataan, aan, kemirkemiringaningan, , keserkeseragamaagamann kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih dari kepadatan dan keseragaman daya dukungnya serta bersih dari kotoran apapun diatasnya.

kotoran apapun diatasnya.

Ø

Ø Derajat Kepadatan Derajat Kepadatan 100 100 % % (Standard (Standard Proctor)Proctor)

Ø

(5)

Back

(6)

Pek

Pekerjerjaan aan lealean n conconcrecrete te menmengguggunaknakan an betbeton on dendengangan mutu K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya mutu K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai

keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai

Back

(7)

 Fungsi untuk mencegah keluarnya air semen.

 Material yang digunakan biasanya plastik tipis (polyethene

dengan tebal 125 mikron).

 Syarat minimum pemasangan overlap plastik yaitu 300 mm

(8)

TULANGAN PELAT

 – Fungsi ‘memegang beton’ agar tidak retak, bukan

menahan momen atau gaya lintang.

 – Bisa dirangkai sendiri atau fabrikasi (wire mesh),

umumnya Ø10 – 150.

 – Lokasi tulangan ¼ tebal pelat dari atas

.

Pada proyek jalan tol, konstruksi rigid pavement di

daerah tol gate menggunakan tulangan (wire mash), yang

dimaksudkan untuk mengantisipasi antrian kendaraan pada

saat keluar atau masuk tol. Sedangkan perkerasan selain di

daerah tol gate tidak menggunakan wire mash, hanya

menggunakan dowel dan tie bar 

(9)
(10)

TULANGAN SAMBUNGAN

Sambungan Melintang (Dowel)

 Fungsi sebagai sliding and load transfer device

 Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as jalan.

  Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya. Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya.

 Berbentuk polos, D-19 mm

SHOP DRAWING DOWEL

(11)

Sambungan Memanjang (Tie Bar)

 Fungsi sebagai unsliding and rotation device

 Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak lurus as  jalan.

 Lekat pada kedua sisi beton.

 Berbentuk ulir, diameter yang digunakan D-13 mm

SHOP DRAWING TIE BAR

(12)

DOWEL

B A C K

(13)

TIE BAR

B A C K

(14)

 Nilai slump beton untuk perkerasan beton antara 2,0 – 2,5

cm.

Perbandingan air/semen tidak boleh lebih dari 0,50.

Kekuatan lentur (

 flexural strength

) beton minimum yang

 biasa digunakan adalah 40 dan 45 kg/cm2 pada umur 28

hari, diuji dengan AASHTO T97.

Kekuatan lentur minimum pada umur 7 hari disyaratkan

80% dari kuat lentur minimum tersebut

Plasticiser 

 (aditif pengurang air) tidak boleh digunakan.

Aditif

untuk

mempercepat

pengerasan

dan

yang

mengandung kalsium klorida tidak boleh digunakan.

(15)

1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio

W/C (%) 2+1 Slump (cm) 2/ 25 Maxim um Size of Coarse Aggregate (mm) 1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio

W/C (%) -Minimum compressive strength at 28 days by cube test (Kg/m2) 3/5/ -Silica fume (Kg/m3) BackB A C Kto Outline

(16)

Pelaksanaan joint sealant dilaksanakan sesegera

mungkin setelah pelaksanaan saw cutting untuk

mencegah masuknya bahan / benda ke dalam

celah. Jika perlu disemprot blower dahulu.

Material joint sealant harus bersifat thermoplastic,

misal rubber asphalt, coal tars dan rubber tars.

(17)

PERALATAN

PEK. TANAH PEK. BETON FINISHING

B A C K

(18)

PEKERJAAN TANAH Back Hoe Dump Truck Bulldozer Vibro roller Wheel loader Motor grader BackB A C Kto Outline

(19)

PEKERJAAN BETON

Concrete paver Concrete paver

Slipform Paver SP500 Slipform Paver SP500

(20)

FINISHING

SPRAYER SAW CUTTER GROOVER JIDAR 40 CM JIDAR ALUMINIUM BackB A C Kto Outline

(21)

METODE

FLOW CHART PERSIAPAN PEK.TANAH BEKISTING

PEMAS. PLASTIK TULANGAN LEAN CONCRETE PENGECORAN RIGID

FINISHING

B A C K

(22)

S T R

PEKERJ N T N LE N CONCRETE

PEM S NG N BEKISTING PENGGEL R N PL STIK

PENGECOR N RIGID P VEMENT FINISHING

F I N I S H PERSI P N

(23)

BackB A C Kto Outline S T R PEKERJ N T N LE N CONCRETE PENGH MP R N BETON MENGGUN K N SLIPFORM P VER FINISHING F I N I S H PERSI P N

(24)

       

• SURVEYING

(25)

             

SUB GRADE

(26)

         

       

1. TINJAUAN TEKNIS PEKERJAAN TANAH

2. FOTO-FOTO PEKERJAAN SUBGRADE

(27)

             

       

Pemadatan mendekati elevasi akhir menggunakan sheep foot roller

Pemotongan permukaan sekaligus membentuk elevasi rencana dengan motor grader

Pemadatan akhir subgrade dengan smooth

(28)

DUMPING MATERIAL SUB BASE PENGHAMPARAN DENGAN MOTOR GRADER

PEMADATAN MATERIAL DENGAN VIBRO

ROLLER HASIL PEMADATAN B A C K

(29)

PEKERJAAN SUBBASE

1. PENGANGKUTAN + DUMPING MATERIAL SUB BASE COARSE MENGGUNAKAN DUMP TRUCK

2. PENGHAMPARAN DAN PERATAAN BASE COARSE MENGGUNAKAN GRADER

3. PEMADATAN BASE COARSE

MENGGUNAKAN VIBRO ROLLER 8-12 TON

Note : Pada proyek besar (misal jalan tol), tidak menggunakan subbase. Setelah lapisan subgrade, langsung diteruskan dengan lean concrete. Contoh rigid pavement pada proyek Citarum Paket IV, masih

menggunakan subbase karena jalan ini nantinya hanya digunakan sebagai jalan inspeksi   B A C K

(30)

-Pemasangan bekisting setelah diadakan pengukuran secara benar  (kelurusan & kerataan)

-Elevasi top bekisting = elevasi top rencana jalan, toleransi perbedaan ketinggian maksimum 5 mm

-Bekisting terbuat dari besi plat 3 mm & sisi-sisinya diperkuat dengan besi siku L 30.30.3 dan setiap jarak 80 cm dipasang perkuatan siku L 30.30.3

-Dipasang pasak Ø 16 mm ketanah pada posisi perkuatan bekisting -Bekisting harus bersih & dilapisi pelumas sebelum penegecoran

(31)

Besi siku L 30.30.3 Plat t = 3 mm

Pasak besi Ø 16

Sisi Luar Bekisting

(32)

Pemasangan Bekisting

Diberi pelumas

Pembersihan bekisting

(33)

PENGGELARAN PLASTIK

Penggelaran plastik dimaksudkan untuk

mencegah hilangnya air semen beton.

Pemasangan plastik dilaksanakan tiap blok (6.00 m)

sesuai urutan pengecoran.

Pemasangan plastik yang disambung, overlap

minimal 300 mm.

(34)

PEMASANGAN PLASTIK

BackB A C K

(35)

PEMASANGAN TULANGAN

1. Sambungan Melintang (Dowel)

• Fungsi sebagai sliding and load transfer device

• Lokasi di tengah tebal pelat dan sejajar as  jalan.

• Lekat pada satu sisi beton dan tidak lekat pada sisi lainnya. Biasanya diolesi grease dan dilapisi plastik pada satu sisinya.

• Berbentuk polos, berukuran besar dan ujungnya digerinda.Diameter 19 mm

(36)
(37)

• Sebelum pengecoran, posisi dowel diberi tanda,

untuk tempat cutting

(38)

2. Sambungan Memanjang (Tie Bar)

• Fungsi sebagai unsliding and rotation

device

• Lokasi di tengah tebal pelat dan tegak

lurus as jalan.

• Lekat pada kedua sisi beton.

• Berbentuk ulir dan berukuran kecil,

D-13 mm.

(39)

FOTO TIE BAR

(40)

Pekerjaan lean concrete dengan beton K-125 setebal 7 ~ 10 cm untuk keperluan levelling supaya keseragaman tebal rigid pavement dapat dicapai.

Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran ini terlebih dahulu telah dilaksanakan pekerjaan periapan bekisting terlebih dahulu. Dokumentasi pekerjaan lean concrete dapat dilihat di bawah ini :

PEKERJAAN LEAN CONCRETE

(41)

PENGECORAN

METODE KONVENSIONAL

MENGGUNAKAN ALAT 

(42)

PELAKSANAAN PENGHAMPARAN METODE KONVENSIONAL

1. Sebelum beton dituang dilaksanakan slump test (antara 8~10 cm)

2. Beton dituang dari truck mixer melalui talang cor, diratakan secara manual dengan sekop dan cangkul, dipadatkan dengan vibrator 

1

2

(43)

mthd pek – F

- Pengecoran dilaksanakan per blok, setelah satu blok selesai truck mixer maju, kemudian dilanjutkan persiapan blok kedua yaitu pemasangan plastik dan pembesian

- Truck mixer mundur untuk meneruskan pengecoran blok kedua

- Demikian berulang untuk proses pengecoran blok selanjutnya Untuk kondisi area yang cukup lebar, posisi truck mixer dapat berada diluar bekisting dan pada kondisi tersebut

pemasangan

plastik dan besi bisa dilaksanakan langsung untuk beberapa blok 6.00 arah pengecoran bekisting talang cor  3.00 truck mixer  1 blok = 2.70 m³

ILUSTRASI PENGECORAN

BETON

B A C K to Outline

(44)

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan beberapa tahap pekerjaan :

INSTALL ALAT

PEL KS N N PENGECOR

DENG N MENGGUN K N CONCRETE P VER

(45)
(46)
(47)

SPREADING & VIBRATING

1. Bagian depan dari alat paver berfungsi mendorong adukan beton yang melebihi tinggi yang ditentukan

(48)

[[ Ilustrasi

Ilustrasi Siklus

Siklus Pelaksanaan

Pelaksanaan Concrete Pavement ] :

Concrete Pavement ] :

Siklus Siklus II 2.25 m 3.5m 3.5m 4m

1

2

3

4

+  +  +  +  +  +  +  +        +       +       +       +       +       +       +       + +  +  +  +  +  +  +  +        +       +       +       + Pengerjaan section 2 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 1 Pengerjaan section 3 dilaksanakan 2 hari sesudah section 2 Pengerjaan section 4 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 3

Setiap pergatian lajur, dibutuhkan waktu ½ hari untuk setting alat paver 

(49)

[[Ilustrasi

Ilustrasi Siklus

Siklus Pelaksanaan

Pelaksanaan Concrete Pavement

Concrete Pavement ] :

] :

Siklus Siklus IIII 2.25 m 3.5m 3.5m 4m

1

2

3

4

Pengerjaan section 3 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 4 Pengerjaan section 2 dilaksanakan 2 hari sesudah section 3 Pengerjaan section 1 dapat dilaksanakan langsung sesudah section 2

Setiap pergatian lajur, dibutuhkan waktu ½ hari untuk setting alat paver 

SIKLUS BERIKUTNYA Mobilisasi alat untuk Silklus III

(50)

1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio

W/C (%) 2+1 Slump (cm) 2/ 25 Maximum Size of Coarse Aggregate (mm) 1,077 Coarse Agregate G (Kg/m3) 791 Fine Aggregate S (Kg/m3) 400 Cement Content C (Kg/m3) 160 Water Content W (Kg/m3) 40,0 Water Cement Ratio

W/C (%) -Minimum compressive strength at 28 days by cube test (Kg/m2) 3/5/ -Silica fume (Kg/m3) B A C K to Outline

(51)

FINISHING 1 (DENGAN ALAT PAVER)

Begitu selesai dituangkan, beton harus segera disebarkan, dipadatkan dan diratakan dengan mesin finishing.

Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan mesin di atas acuan tidak boleh menggetarkan atau menggoyahkan acuan sehingga mengganggu kecermatan pekerjaan finishing.

(52)

FINISHING 2 (JIDAR ALUMINIUM)

Balok pemadat dari alumunium atau kayu keras beralas besi, ukuran tidak kurang dari lebar  75 mm, tinggi 225 mm dan daya penggeraknya tidak kurang dari 250 mm per meter lebar  perkerasan beton.

Permukaan jalan harus diukur  kerataannya paling sedikit 2 kali lintasan mistar datar yang digeserkan sepanjang tidak kurang dari 1,8 meter. Apabila permukaan rusak karena mistar  datar, karena permukaan tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi, lalu diikuti dengan mistar datar lagi

(53)

FINISHING 3 (DENGAN TROWEL)

Metode Manual dilakukan dengan   trowel memanjang ukuran tidak kurang dari panjang 350 mm dan lebar 150 mm dilengkapi dengan pengaku agar tidak melengkung, dioperasikan dari atas jembatan antara kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, pergerakan sejajar sumbu  jalan.

(54)

GROOVING

(55)

PEKERJAAN PENYEMPURNAAN GROOVING

TAMPAK PERMUKAAN RIGID SETELAH GROOVING

(56)

CURING COMPOUND

Setelah finishing dengan sikat, permukaan beton dilapis  / disemprot bahan pengawet (curing compound) sebanyak 0,22 0,27 lt/m2 (cara mekanis) atau 0,27 -0,36 lt/m2 (cara manual), Kemudian rigid pavement ditutup dengan geotextile

CURING DENGAN GEOTEXTILE

Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran dilakukan minimum setelah 24 jam. Setelah bekisting dibongkar, bagian sisi plat beton dirawat ( curing). Bagian yang keropos besar harus dibongkar dan diganti.

(57)

PEKERJAAN TENDA PELINDUNG

Selain perawatan beton dengan curing, perlu juga dilakukan pekerjaan untuk melindungi beton dari sinar matahari secara langsung dengan menggunakan atap tenda.

(58)

JOINT CUTTING

- Untuk dilatasi digunakan alat cutter (cutting machine)

- Cutting dilaksanakan dengan membentuk alur kedalaman ¼ h (h=tebal beton) ditiap-tiap panjang 1 blok (5 - 6m)

(59)

Gambar

FOTO DOWEL
FOTO TIE BAR

Referensi

Dokumen terkait