• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Dan Penetapan Apbd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan Dan Penetapan Apbd"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) disahkan dalam Peraturan Daerah tentang APBD. Namun sebelum Perda tersebut disahkan, penyusunan dan penetapan APBD dilakukan melalui serangkaian proses yang harus dijalankan serta melibatkan beberapa pihak institusi pemerintah. Hal ini dilakukan untuk menjamin penyusunan dan penetapan APBD yang andal, akurat, transparan dan akuntabel.

Pembahasan makalah kali ini dititikberatkan pada penjelasan mengenai tahap penyusunan rancangan Perda APBD hingga evaluasi APBD. Selain itu, dalam makalah ini kami akan menampilkan bagaimana skedul/ jadual yang menunjukkan bagaimana penyusunan APBD dilaksanakan secara berurutan.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah proses penyusunan rancangan Perda APBD? 2. Bagaimanakah proses pembahasan rancangan Perda APBD? 3. Bagaimanakah proses penyusunan Raperda APBD?

4. Bagaimanakah proses evaluasi APBD?

5. Bagaimanakah alur penyusunan APBD dilakukan?

TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Memahami proses penyusunan Raperda APBD. 2. Memahami proses pembahasan Raperda APBD. 3. Memahami proses penyusunan Raperda APBD. 4. Memahami proses evaluasi APBD.

(2)

BAB II PEMBAHASAN A. RANCANGAN PERATURAN ANGGARAN

Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Hal tersebut sejalan dengan ketentuan yang diamanatkan dalam pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 yang menegaskan bahwa PPKD menyusun rancangan peraturan daerah tentang APBD berikut dokumen pendukungnya berdasarkan RKA-SKPD yang telah ditelaah (diversifikasi) oleh tim anggaran pemerintah daerah. Dokumen pendukung dimaksud mencakup nota keuangan dan lampiran-lampiran APBD.

Pembentukan rancangan peraturan daerah (Raperda) APBD pada dasarnya merupakan salah satu program legalisasi daerah (Prolegda) yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis yang dimulai dari proses persiapan, perumusan, pembahasan, pengesahan/penetapan, pengundangan dan penyebarluasan (sosialisasi). Teknis penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD ini bertujuan memberikan tuntunan tentang tata cara pengerjaan dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampiran-lampirannya dengan berpedoman pada ketentuan perundang-undangan.

Penyusunan materi rancangan peraturan daerah sesuai dengan ketentuan pasal 185 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah,harus memenuhi tiga kriteria sebagai berikut.

a. Tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. b. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

c. Tidak bertentangan dengan peraturan daerah lainnya

Penyusunan RAPBD dimulai dari penyiapan/ penyusunan dokumen RKA-SKPD. Selanjutnya dokumen RKA-SKPD tersebut disampaikan kepada PPKD untuk digunakan sebagai dasar penyusunan Raperda APBD. Kemudian dilakukan penyusunan lampiran-lampiran dan batang tubuh Raperda tentang APBD. Tahap terakhir adalah penetapan Raperda tentang APBD yang kemudian akan disampaikan kepada DPRD.

(3)

Bagan Teknis Penyusunan RAPBD

Tahap I : Menyiapkan dan menyusun Dokumen RKA-SKPD

Dokumen RKA-SKPD memuat rencana pendapatan, rencana belanja untuk masing-masing program dan kegiatan untuk tahun yang direncanakan, serta rencana pembiayaan yang dirinci sampai dengan rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan serta prakiraan maju untuk tahun berikutnya, terdiri dari:

a. RKA SKPD berisi tentang ringkasan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan SKPD

b. RKA SKPD 1 berisi tentang rincian anggaran pendapatan SKPD

c. RKA SKPD 2.1 berisi tentang rincian anggaran belanja tidak langsung SKPD Penyiapan/Penyusunan

dokumen RKA SKPD

Penyampaian seluruh dokumen RKA-SKPD kepada PPKD → Penyusunan Raperda tentang APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD

Penyusunan lampiran-lampiran Raperda tentang APBD (13 Lampiran)

Penyusunan batang tubuh Raperda tentang APBD

Penetapan Raperda tentang APBD

(4)

d. RKA SKPD 2.2 tentang rekapitulasi rincian anggaran belanja langsung menurut program dan kegiatan SKPD

e. RKA SKPD 2.2.1 tentang rincian anggaran belanja langsung menurut program dan per kegiatan SKPD

f. RKA SKPD 3.1 tentang rincian penerimaan pembiayaan daerah g. RKA SKPD 3.2 tentang rincian pengeluaran pembiayaan daerah

Dokumen RKA SKPD ini disusun oleh masing-masing SKPD dengan berpedoman pada surat edaran kepala daerah perihal pedoman penyusunan RKA SKPD. Dokumen RKA-SKPD yang disusun sesuai dengan urutan pengerjaannya.

Tahap II: Penyampaian Seluruh Dokumen RKA SKPD kepada PPKD Langkah-langkah yang perlu diperlakukan pada tahap ini meliputi:

1. Form RKA SKPD yang telah disusun oleh masing-masing SKPD ditandatangani oleh kepla SKPD dan selanjutnya disampaikan kepada PPKD. 2. Dokumen RKA SKPD yang telah diterima oleh PPKD disampaikan kepada

TAPD untuk dibahas lebih lanjut.

3. Pembahasan seluruh dokumen RKA SKPD. Pembahasan yang dilakukan oleh TAPD untuk menelaah kesesuaian antara RKA SKPD dengan KUA, PPAS, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan dokumen perencanaan lainnya serta capaian kinerja, indikator kinerja, standard analisis belanja, standard satuan harga, dan standard pelayanan minimal.

4. Penyempurnaan RKA SKPD. Dalam hal hasil pembahasan RKA SKPD yang telah dilakukan oleh TAPD terdapat ketidaksesuaian, maka RKA SKPD dikembalikan kepada Kepala SKPD yang bersangkutan untuk penyempurnaan 5. Kepala SKPD setelah melakukan penyempurnaan RKA SKPD menyampaikan

kepada TAPD.

6. TAPD menyerahkan seluruh dokumen RKA SKPD dan RKA SKPD hasil penyempurnaan kepada PPKD tersebut sudah ditandatangani oleh kepala SKPD dan mendapatkan paraf/pengesahan dari TAPD dalam form RKA SKPD yang tersedia

(5)

Tahap III: Penyusunan Lampiran- terkait:lampiran Lampiran I Ringkasan APBD

Lampiran II Ringkasan APBD menurut urusan pemerintah dan organisasi

Lampiran III Ringkasan APBD menurut urusan pemerintah organisasi, pendapatan, belanja,dan pembiayaan

Lampiran IV Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintah daerah,organisasi, program dan kegiatan

Lampiran V

Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan pemerintah daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara

Lampiran VI Daftar Jumlah Pegawai per golongan dan per jabatan Lampiran VII Daftar Piutang daerah

Lampiran VIII Daftar Investasi daerah

Lampiran IX Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan Asett tetap daerah

Lampiran X Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan Asett lainnya

Lampiran XI Daftar kegiatan kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini Lampiran XII Daftar dana cadangan daerah

Lampiran XIII Daftar pinjaman daerah dan obligasi daerah

Tahap IV: Penyusunan batang tubuh Raperda tentang APBD Substansi Raperda APBD memuat:

1. Judul. Judul diisi dengan rancangan peraturan daerah, nomor,tahun, pengundangan atau penetapan dan menuliskan tentang nama peraturan daerah (dalam hal ini APBD Provinsi/Kabupaten/Kota) yang ditulis dengan huruf kapital.

(6)

2. Mencantumkan frase dengan rahmat Tuhan YME yang ditulis dengan huruf kapital 3. Mencantumkan jabatan pembentuk peraturan daerah

4. Konsideran, Konsideran diawali kata menimbang

5. Dasar Hukum diawali kata mengingat, yaitu dengan mencantumkan dasar hukum yang melandasi pembentukan peraturan daerah

6. Memutuskan dicantumkan kata frase dengan persetujuan bersama antara DPRD dengan kepala daerah diikuti dengan nama daerah

7. Menetapkan, yaitu dengan menetapkan peraturan daerah tentang APBD diikuti dengan nama daerah

Batang tubuh peraturan daerah dirumuskan dalam pasal dan ayat yang menetapkan tentang hal-hal yang diatur dalam rancangan perda antara lain:

1. Penetapan jumlah anggaran pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.

2. Uraian lebih lanjut atas anggaran pendapatan yang dirinci sampai dengan jenis pendapatan.

3. Uraian lebih lanjut atas anggaran belanja daerah yang dirinci sampai dengan jenis belanja daerah.

4. Uraian lebih lanjut atas anggaran pembiayaan daerah yang dirinci sampai dengan jenis pembiayaan daerah.

5. Pencantuman daftar lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah.

6. Menegaskan bahwa peraturan daerah tentang APBD perlu dijabarkan lebih lanjut dengan penjabaran APBD sebagai landasan operasional pelaksanaan APBD dengan peraturan kepala daerah.

7. Masa pemberlakuan peraturan daerah tentang APBD

Tahap 5: Penetapan Raperda tentang APBD

Penetapan peraturan daerah dilakukan dengan membubuhkan tandatangan kepala daerah/pejabat yang berwenang, kemudian diundangkan dalam lembaran daerah dengan mengisi tanggal, bulan, tahun pengundangan dan memmbutuhkan tanda tangan sekretaris daerah. Penempatan dalam lembaran daerah dengan mengisi nomer dan tahun dalam lembaran daerah.

(7)

B. PEMBAHASAN DAN PERSETUJUAN BERSAMA RAPERDA APBD 1. Penyampaian Raperda APBD

Setelah rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya disusun oleh pejabat pengelolala keuangan daerah disampaikan kepada kepala daerah. Rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya disampaikan Kepala Daerah kepada DPRD paling lambat pada minggu pertama bulan oktober tahun anggaran sebelumnya dari tahun yang direncankan.

Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinan DPRD berhalangan tetap, naka pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku penjabat/pelaksana tugas kepala daerah/ selaku pimpinan sementara DPRD yang menandatangani persetujuan bersama.

2. Sosialisasi Raperda APBD

Rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut sebelum disampaikan atau diajukan kepada DPRD terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dalam penganggaran. Sosialisasi mengenai rancangan peraturan daerah tersebut sifatnya adalah untuk menyebarluaskan dan memberikan informasi mengenai Hak dan Kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran yang direencanakan. Teknis pelaksanaan sosialisasi tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi daerah dan waktu yang tersedia.

Media yang dapat digunakan untuk sosialisasi mengenai rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut antara lain media massa, siaran radio lokal, televisi dan media komunikasi lainnya. Sosialisasi dilaksanakan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah.

3. Pembahasan Raperda APBD

Rancangan peraturan daerah tentang APBD beserta lampirannya yang disampaikan oleh kepala daerah kepala DPRD dibahas untuk memperoleh persetujuan bersama. Tata cara dan proses pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut disesuaikan dengan peraturan tata tertib DPRD.

Proses pembahasan rancangan tersebut menitikberatkan pada kesesuian antara Kebijakan Umum APBD (KUA) serta prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS)

(8)

dengan program/kegiatan yang disepkati bersama antara Pemerintah Daerah dengan DPRD dalam Nota Kesepakatan Bersama.

Dalam pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD tersebut, jika DPRD memerlukan tambahan penjelasan atau informasi terkait dengan program dan kegiatan tertentu dapat meminta RKA-SKPD berkenaan kepada Kepala Daerah.

4. Pengambilan Keputusan Bersama DPRD dan Kepala Daerah

Persetujuan bersama atau pengambil keputusan bersama DPRD dan Kepala daerah terhadap rancangan perda tentang APBD dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan (awal bulan Desember).

Hasil Persetujuan atau pengambil keputusan tersebut dituangkan dalam Surat/ Berita Negara Persetujuan Bersama yang ditandatangani oleh Kepla Daerah dan Pimpinan DPRD. Dalam hal kepala daerah dan/atau pimpinanan DPRD berhalangan tetap, maka yang menandatangani persetujuan bersama adalah pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat/pelaksana tugas kepala daerah dan/atau selaku pimpinan DPRD sementara.

C. PENYUSUNAN RAPERDA KEPALA DAERAH TENTANG PENJABARAN APBD Penyusunan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD dilakukan setelah diperoleh kesepakatan atau persetujuan bersama terhadap peraturan daerah tentang APBD yang dituangkan dalam surat/berita acara. Penjabaran ini disusun dalam lampiran-lampiran.

Penyusunan lampiran-lampiran rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD meliputi:

a. Penyusunan Lampiran I (ringkasan penjabaran perubahan anggaran pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah)

Teknis pengkompilasian dokumen ringkasan dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Ringkasan pendapatan daerah

Ringkasan pendapatan daerah, diperoleh dengan merekapitulasi seluruh pendapatan dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok pendapatan dan jenis pendapatan yang ada di anggaran SKPD terkait.

(9)

2) Ringkasan belanja daerah

Ringkasan belanja daerah diperoleh dengan merekapitulasi seluruh belanja daerah dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok belanja dan jenis belanja yang ada di anggaran SKPD terkait.

3) Surplus/defisit

Surplus diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih besar dari jumlah anggaran belanja. Defisit diisi apabila jumlah anggaran pendapatan diperkirakan lebih kecil dari jumlah anggaran belanja, dan ditulis dalam tanda kurung.

4) Ringkasan pembiayaan

Ringkasan pembiayaan, diperoleh dengan merekapitulasi pembiayaan dalam form RKA-SKPD, yaitu kelompok pembiayaan dan jenis pembiayaan yang ada di anggaran SKPD.

5) Pembiayaan netto

Pembiayaan netto diisi dari selisih antara jumlah penerimaan pembiyaan dengan jumlah pengeluaran pembiayaan.

6) SILPA tahun berkenaan

SILPA tahun berkenaan diisi dari selisih antara jumlah pembiayaan netto dengan jumlah surplus/defisit.

b. Penyusunan Lampiran II

Penyusunan lampiran ini berisi penjabaran perubahan APBD menurut organisasi, program, kegiatan kelompok, jenis, rincian obyek pendapatan, belanja dan pembiyaan. Penyusunan lampiran ini dikompilasi dari:

1) Seluruh RKA-SKPD 1 (Rincian anggaran pendapatan SKPD)

2) Seluruh RKA-SKPD 2.1 (Rincian anggaran belanja tidak lagsung SKPD) 3) Seluruh RKA-SKPD 2.2 (Rincian anggaran belanla langsung SKPD menurut

program/kegiatan)

4) RKA-SKPD 3.1 (Penerimaan pembiayaan) 5) RKA-SKPD 3.2 (Pengeluaran pembiayaan)

D. EVALUASI APBD

Evaluasi APBD bertujuan untuk tercapainya keserasian antara kebijakan daerah dan kebijakan nasional, keserasian antara kepentingan publik dan kepentingan apparatur

(10)

serta untuk meneliti sejauh mana APBD tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah lainnya yang berlaku di daerah bersangkutan.

Evaluasi APBD Provinsi

Mekanisme evaluasi APBD provinsi diawali dengan penyampaian rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Rancangan peraturan daerah provinsi tentang APBD yang telah disetujui bersama DPRD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD disampaikan terlebih dahulu kepada gubernur untuk dievaluasi, palinglambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal penetapan persetujuan bersama.

Rancangan APBD provinsi disampaikan kepada gubernur melalui surat bupati/walikota yang dilampiri dengan:

a. Persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD.

b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD.

c. Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD.

d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota keuangan pada sidang DPRD.

Evaluasi Mendagri terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD Provinsi dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD provinsi dilakukan sebagai berikut.

a. Menelaah APBD, apakah sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. b. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan evaluasi, Mendagri dapat mengundang

pejabat pemerintah daerah provinsi yang terkait. Tujuan mengundang pejabat pemerintah provinsi lebih dititikberatkan dalam rangka membahas dan mengklarifikasi beberapa hal yang terkait dengan hasil telaahan sementara.

c. Penetapan keputusan menteri dalam negeri tentang hasil evaluasi dengan tepat waktu (paling lama 15 hari).

d. Penyampaian keputusan menteri dalam negeri kepada kepala daerah mengenai hasil evaluasi.

(11)

Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD dinyatakan bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaan. Penyempurnaan APBD tersebut memberikan batasan waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan gubernur, mendagri membatalkan peraturan daerh dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. Pembatalan peraturan daerah dan peraturan gubernur serta pernyataan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan dengan peraturan Mendagri.

Evaluasi APBD Kabupaten/Kota

Evaluasi APBD Kabupaten/Kota dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut. a. Persetujuan bersama antara pemerintah daerah dan DPRD terhadap rancangan

peraturan daerah tentang APBD.

b. KUA dan PPA yang disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD.

c. Risalah sidang jalannya pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah tentang APBD.

d. Nota keuangan dan pidato kepala daerah perihal penyampaian pengantar nota keuangan pada sidang DPRD.

Evaluasi gubernur terhadap APBD kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD kabupaten/kota dilakukan sebagai berikut.

a. Menelaah apakah APBD sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

b. Dalam rangka efektivitas pelaksanaan evaluasi, gubernur dapat mengundang pejabat pemerintah daerah kabupaten/kota terkait. Tujuan mengundang pejabat pemerintah provinsi lebih dititikberatkan dalam rangka membahas dan mengklarifikasi beberapa hal yang terkait dengan hasil telaahan sementara.

c. Penetapan keputusan gubernur tentang hasil evaluasi dengan tepat waktu (paling lama 15 hari).

(12)

Apabila hasil evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran APBD dinyatakan bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka bupati/walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan. Penyempurnaan APBD tersebut diberikan batasan waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi.

Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan Bupati/Walikota tetap menetapkan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan bupati/walikota tentang hal tersebut ditetapkan menjadi Perda dan peraturan bupti/walikota, gubernur membatalkan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota dimaksud sekaligus menyatakan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya. Pembatalan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota serta pernyataan berlakunya pagu APBD tahun sebelumnya ditetapkan dengan peraturan gubernur.

Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah Tentang Panjabaran APBD

APBD merupakan sarana dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat untuk tercapainya tuuan pelaksanaan otonomi daerah. Terlambatnya penetapan APBD akan dapat menghambat pemberian pelayanan kepada masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah yang pada akhirnya dapat menyengsarakan kehidupan masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut, sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (4) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai rancangan peraturan daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Untuk tersedianya waktu yang cukup dalam membahas APBD dan mempercepat persetujuan bersama antara kepala daerah dan DPRD, kepala daerah agar menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang APBD kepada DPRD disertai penjelasan dan dokumen pendukungnya paling lambat minggu pertama bulan Oktober. Dokumen pendukung rancangan peraturan daerah tentang APBD yakni terdiri atas nota keuangan dan rancangan APBD.

Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang

(13)

APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD setelah terlebih dahulu dievaluasi oleh menteri dalam negeri bagi provinsi dan oleh gubernur bagi kabupaten/kota.

Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD.

Penetapan rancangan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD dilakukan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.

Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang selaku pejabat pelaksana tugas kepala daerah yang menetapkan peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.

Pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD agar dititikberatkan pada kesesuaian antara arah kebijakan umum/kebijakan umum APBD dalam upaya penajaman pencapaian prioritas sasaran dari program yang telah disepakati dan ditandatangani bersama antara kepala daerah dengan DPRD sebagaimana dituangkan dalam nota kesepakatan arah kebijakan umum/kebijakan umum APBD.

Rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD ditetapkan oleh kepala daerah menjadi peraturan daerah tentang APBD dan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD setelah terlebih dahulu dievaluasi oleh Mendagri bagi provinsi dan oleh gubernur bagi kabupaten/kota.

Dalam hal DPRD sampai batas wajtu yang ditetapkan tidak mengambil keputusan, kepala daerah melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun sebelumnya untuk membiayai keperluan setiap bulan yang disusun dalam rancangan peraturan kepala daerah tentang APBD.

Pengeluaran setinggi-tingginya untuj keperluan setiap bulan tersebut diprioritaskan untuk:

a. Belanja yang bersifat mengikat. b. Belanja yang bersifat wajib.

Rancangan peraturan kepala daerah ditetapkan setelah memperoleh pengesahan dari mendagri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. Jangka waktu pengesahan

(14)

ditetapkan paling lama 15 hari terhitung sejak tanggal disampaikannya kepada mendagri bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota. Jika sampai dengan batas waktu tersebut belum disahkan oleh pejabat yang berwenang, maka telah dianggap disahkan dan kepala daerah menetapkan rancangan peraturan kepala daerah tersebut menjadi peraturan kepala daerah.

E. SKEDUL PENYUSUNAN ANGGARAN Penyusunan dan Penetapan APBD

Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.

No Uraian Waktu Keterangan

1 Penyusunan RKPD Akhir Bulan Mei 2 Penyampaian Rancangan KUA

kepada Kepala Daerah Awal Bulan Juni 1 Bulan 3 Penyampaian Rancangan KUA dari

Kepala Daerah kepada DPRD Pertengahan Bulan Juni 3 Minggu 4 KUA disepakati antara Kepala

Daerah dengan DPRD

Minggu pertama Bulan Juli

5 Penyusunan Rancangan PPAS 1 Minggu

6 Penyampaian Rancangan PPAS ke

DPRD Minggu kedua Bulan Juli 3 Minggu 7 WAS disepakati antara Kepala

Daerah dengan DPRD Akhir Bulan Juli 8 Penetapan Pedoman Penyusunan

RKA-SKPD oleh Kepala Daerah Awal Bulan Agustus 1 Minggu 9 Penyampaian Raperda APBD kepada

DPRD

Minggu pertama Bulan

Oktober 2 Bulan

10

Pengambilan keputusan bersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap RAPBD

Paling lama satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan (awal

Bulan Desember) 11 Penetapan hasil evaluasi 15 hari kerja (pertengahan

Bulan Desember) 12

Penetapan Perda APBD dan Raper KDH tentang penjabaran APBD bila sesuai hasil evaluasi

Akhir Desember (31 Desember)

13 Penyempurnaan sesuai hasil evaluasi 7 hari kerja Akhir Bulan Desember

14 Pembatalan berdasarkan hasil evaluasi 7 hari kerja setelah hasil evaluasi dari Mendagri/ Gubernur 15 Penghentian dan pencabutan 7 hari kerja Awal Bulan

(15)

pelaksanaan Perda APBD bersama DPRD

Januari

16

Penetapan Keputusan Pimpinan DPRD tentang penyempurnaan Perda APBD dan penyampaian hasil penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi

3 hari kerja setelah keputusan ditetapkan

17

Penetapan Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD

31 Desember

18

Penyampaian Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Mendagri/ Gubernur

7 hari kerja

Dalam hal DPRD Tidak Mengambil Keputusan Bersama terhadap Raperda APBD Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.

No Uraian Waktu Keterangan

1

Penyampaian rancangan Peraturan Kepala Daerah kepada Mendagri/ Gubernur dalam hal DPRD tidak mengambil keputusan bersama terhadap Raperda APBD sampai dengan batas waktu yang ditetapkan Undang-undang

Paling lama 15 hari kerja setelah Raperda tidak

disetujui DPRD (pertengahan Bulan

Desember)

2

Pengesahan Mendagri/ Gubernur terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah

Paling lama 30 hari kerja (pertengahan Bulan

Januari)

APBD bagi Daerah yang Belum Memiliki DPRD

Tahapan penyusunan dan penetapan APBD adalah sebagai berikut.

No Uraian Waktu Keterangan

1

Penyampaian rancangan KUA dan PPAS kepada Mendagri/ Gubernur bagi daerah yang belum memiliki DPRD

Pertengahan Bulan Juni

2 Persetujuan Mendagri/ Gubernur Minggu pertama bulan Juli 15 hari 3 Penyampaian rancangan peraturan

Kepala Daerah tentang APBD

30 hari kerja sejak KUA dan PPAS disahkan Mendagri/ Gubernur

Minggu pertama bulan

(16)

Referensi

Dokumen terkait

Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program Wajar Dikdas 9 tahun dan dilanjutkan

Bimbingan belajar tersebut memiliki tenaga-tenaga pengajar yang bisa mengoperasikan komputer, sehingga bisa memanfaatkan tenaga yang ada untuk meminimalkan biaya untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis getah je- lutung sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) unggulan di lahan gambut berdasarkan kriteria dan

(kecenderungan menaik atau menurun) dan sangat berguna untuk membuat ramalan yang sangat diperlukan bagi perencanaan. 2) Gerakan siklus (cyclical movement), adalah

Pada umumn ya orang mengartikan Golput sebagai tindakan orang yang secara sengaja dan sadar untuk tidak ikut mencoblos dalam pemilihan umum karena alasan tidak

Lokasi kompleks ini berada di kawasan kotabaru Jogjakarta, terletak di pusat kota, bersebelahan dengan lapangan bola kridosono yang dapat menunjang aktivitas yang terdapat

Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bis, mobil penumpang dan angkutan khusus yang mempunyai asal dan tujuan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi bauran pemasaran (X) yang dilakukan di POTLUCK khususnya untuk produk minuman kopi mempunyai hubungan yang cukup