• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renstra Pkrs Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Renstra Pkrs Fix"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA DAN STRATEGI

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)

RS.AIRLANGGA

JL.AIRLANGGA NO.50.C JELAKOMBO JOMBANG

TLP : (0321)-861577,FAX : (0321)-851401

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Landasan Hukum

D. Hubungan Renstra PKRS dengan proker RS.Airlangga

BAB II STRUKTUR,TUGAS DAN FUNGSI ORGANISASI A. Struktur Organisasi

B. Tugas Pokok dan Fungsi

BAB III PROKER, DAN TOR PKRS A.Evaluasi Kegiatan PKRS B.Laporan Kegiatan PKRS BAB IV PENUTUP

LAMPIRAN

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan,

lapangan kerja dan ketenteraman hidup.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.

Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara penyuluhan oleh tim medis. Yang biasa disebut dengan promosi kesehatan ataupun penyuluhan kesehatan.

Mengingat tugas kita sebgai tim medis adalah salah satunya memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat maka didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Promosi Kesehatan”

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Reformasi dibidang kesehatan perlu dilakukan mengingat lima fenomena yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Pertama, perubahan pada dinamika kependudukan. Kedua, Temuan-temuan ilmu dan teknologi kedokteran. Ketiga, Tantangan global sebagai akibat dari kebijakan perdagangan bebas, revolusi informasi, telekomunikasi dan transportasi. Keempat, Perubahan lingkungan .Kelima, Demokratisasi.

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Dalam Piagam Ottawa disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang-orang untuk mengontrol dan meningkatkan kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health, WHO, 1986). Jadi, tujuan akhir promosi kesehatan adalah kesadaran di dalam diri orang-orang tentang pentingnya kesehatan bagi mereka sehingga mereka sendirilah yang akan melakukan usaha-usaha untuk menyehatkan diri mereka.Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,

(4)

mental, maupun sosial, individu atau kelompok harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasi-aspirasinya untuk memenuhi kebutuhannya dan agar mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya). Kesehatan adalah sebuah konsep positif yang menitikberatkan sumber daya pada pribadi dan masyarakat sebagaimana halnya pada kapasitas fisik. Untuk itu, promosi kesehatan tidak hanya merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, akan tetapi jauh melampaui gaya hidup secara sehat untuk kesejahteraan (WHO,1986). Penyelenggaraan promosi kesehatan dilakukan dengan mengombinasikan berbagai strategi yang tidak hanya melibatkan sektor kesehatan belaka, melainkan lewat kerjasama dan koordinasi segenap unsur dalam masyarakat. Hal ini didasari pemikiran bahwa promosi kesehatan adalah suatu filosofi umum yang menitikberatkan pada gagasan bahwa kesehatan yang baik merupakan usaha individu sekaligus kolektif (Taylor, 2003).

B.

MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1MAKSUD

Berdasarkan pertimbangan diatas, Renstra team PKRS ini disusun dengan maksud sebagai berikut :

Menyediakan dokumen Renstra tahun 2014-2019 sebagai acuan resmi bagi seluruh jajaran team PKRS dalam menentukan prioritas program lima tahunan dan digunakan sebagai pedoman dalam rencana kerja tahunan.

Memudahkan seluruh jajaran di RS Airlangga untuk menyamakan persepsi dan tercapainya komitmen bersama untuk mencapai tujuan RS Airlangga, serta masyarakat untuk memahami dan menilai arah kebijakan dan program RS Airlangga selama kurun waktu 2014-2019.

1.2.2TUJUAN

1. Tersedianya dokumen perencanaan tim PKRS RS Airlangga dalam kurun waktu 5 tahun 2. Tersedianya arah dalam pelaksanaan pembangunan tim PKRS RS Airlangga dalam kurun

waktu 2014 - 2019 melalui penyusunan rencana kegiatan tahunan

3. Tersedianya suatu tolak ukur dalam melakukan evaluasi dan penilaian kinerja tahunan tim PKRS RS.Airlangga.

4. Tercapainya keterpaduan dan kesinambungan perencanaan dengan realisasi

C.

LANDASAN HUKUM

Dalam penyusunan Rencana Strategis tim PKRS RS Airlangga Tahun 2014 – 2019 landasan hukum yang menjadi dasar pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Undang – Undang no 36/2009 tentang kesehatan 2. KMK 1426/Menkes/SK/XII/2006

3. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495)

4. Undang-Undang No. 23, tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 5. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional 6. Undang-Undang No. 29, tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang upaya pelayanan kesehatan swasta di bidang medik.

(5)

D.

HUBUNGAN RENSTRA TIM PKRS DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN RS AIRLANGGA

YANG LAIN

Hubungan Renstra PKRS dengan program RS.Airlangga yaitu:target di tahun ke-4 rumah sakit didirikan adalah tercapainya loyal market.Dimana customer/pasien memberi kepercayaan penuh kepada RS Airlangga untuk membantu mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yg layak. Mereka sangat yakin dan puas dengan pelayanan yg RS Airlangga berikan.

Sehingga dengan banyak berdirinya rumah sakit swasta yg menjadi pesaing nyata bagi RS.Airlangga,tidak berpengaruh bagi pandangan masyarakat luas.Renstra Tim PKRS dibentuk agar dalam perencanaan maupun pelaksanaannya dapat sinkron sinergis dengan target RS.Airlangga kedepan.

Bila ditarik garis lurus antara PKRS dengan Sisi Bisnis mempunyai keterkaitan, PKRS merupakan bentuk layanan sosial yang diberikan rumah sakit tetapi apabila Program PKRS berjalan dengan baik maka menimbulkan efek berlanjut yaitu timbulnya citra positif kemudian mengakibatkan Promosi Gratis dari mulut ke mulut yg ujungnya peningkatan jumlah kunjungan pasien di setiap unit layanan RS dan akhirnya peningkatan income di semua layanan / instalasi. Dampak positif bagi institusi / Rumah Sakit adalah peningkatan citra dan income tapi patut di ingat tidak bisa instan perlu waktu, proses dan perlunya program dijalankan secara berkesinambungan. Keterkaitan ini yang acap kali tidak dilihat sebagai nilai positif dari sisi bisnis.

Bagi kita masyarakat umum akan menyalahkan Rumah Sakit kenapa tidak ada sisi sosial tetapi dari pihak Rumah Sakit bahwa pengeluaran uang yang besar harus ada imbal balik yang besar. Bagi Rumah Sakit Swasta dimana ada perhitungan untung dan rugi perlu dibuat program promosi kesehatan yg mengandung sisi bisnis didalamnya, tetapi bagi Rumah Sakit Milik Pemerintah sifatnya wajib. Apabila kita korek-korek Anggaran Rumah Sakit Milik Pemerintah yang diajukan ke pemerintah pastinya ada mata anggaran yg bernilai ratusan juta untuk biaya promosi.

Bila kita otak-atik ide kreatif kita bisa menemukan sebuah metode yg menghubungkan PKRS dengan nilai bisnis. Sebagai contoh yang mudah: Brosur / Leaflet Layanan Informasi Kesehatan dimana bisa menyelipkan Produk Jasa yang dijual di Rumah Sakit misalnya menyakut kesehatan ginjal.dimana di dalam brosur / leaflet tersebut membahas menyangkut kesehatan ginjal 75 % dari ruang yang ada di Brisur / leaflet dan 25 % dari ruang yang ada di brosur untuk produk jasa Rumah Sakit yang berhubungan dengan kesehatan Ginjal atau bahkan Iklan dari Produk yang mau sponsori Brosur / Leaflet tersebut. Yang patut di inget ketika kita menerima brosur yg isinya 100 persen iklan produk maka itu brosur akan langsung dibuang di tong sampah kecuali kita memerlukan itu produk, berbeda ketika ada brosur yang memberikan informasi yang bermanfaat walaupun di brosur tesebut ada promosi produk kemungkinan besar akan dibaca dan disimpan.

Media Informasi tidak selalu Brosur, ada media lain yang bisa dipakai dan diselipkan sisi bisnis didalamnya (Baleho, Poster, Video di ruang tunggu / ruang pasien, penyuluhan dengan ceramah, spanduk) tergantung dari ide kreatif yang dimunculkan oleh instalasi PKRS di masing-masing Rumah Sakit. Apalagi sekarang jamannya New Media Era, sekarang ada cara berpromosi gratis dengan jejaring sosial seperti facebook, Twitter, Komunitas Dunia Maya (Kompasiana, Kaskus, dll) yang tidak bisa kita pungkiri sekarang jejaring sosial dan media online mampu menjaring massa lebih cepet dibandingkan dengan media konvensional. Ada baiknya Program PKRS digabungkan dengan Program Humas di Rumah Sakit ,sehingga bisa seiring sejalan dengan program pencitraan Rumah Sakit / menjual image Rumah Sakit.

PKRS dapat dijalankan beriringan dengan sisi bisnis sehingga menjadi win-win solution bagi manajemen Rumah Sakit. Yang perlu di catat selain berorientasi profit sebuah layanan kesehatan juga harus adanya sisi sosial dan salah satunya adalah Promosi Kesehatan.

(6)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI TIM PROMOSI KESEHATAN

RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

A. KETUA

1. Mengkoordinasikan Tim PKRS agar selalu dalam keadaan siap untuk menyelenggarakan pelayanan

2. Merencanakan pengembangan program PKRS

3. Berkoordinasi dengan Unit terkait dalam penyelenggaraan PKRS 4. Memantau pelaksanaan kegiatan PKRS

5. Melakukan evaluasi kegiatan PKRS

B. SEKRETARIS

1. Melakukan pencatatan kegiatan PKRS 2. Mengendalikan surat masuk dan keluar 3. Melakukan pengarsipan semua dokumen 4 Mcmbuat laporan kegiatan PKRS

(7)

C. KOORDINATOR PENDIDIKAN MEDIS

1. Bersama-sama dengan ketua Tim PKRS menyusun rencana kegiatan untuk penyuluhan medis 2. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan medis dengan unit terkait

3. Memantau kegiatan penyuluhan medis Melakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan medis

4. Membuat laporan kegiatan penyuluhan medis yang telah dilaksanakan

D. KOORDINATOR PENDIDIKAN KEPERAWATAN

1. Bersama-sama dengan ketua Tim PKRS menyusun rencana kegiatan untuk penyuluhan perawatan

2. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan perawatan dengan unit terkait 3. Memantau kegiatan penyuluhan perawatan

4. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan perawatan 5. Membuat laporan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan

E. KOORDINATOR PENDIDIKAN GIZI

1. Bersama-sama dengan ketua Tim PKRS menyusun rencana kegiatan untuk penyuluhan tentang gizi dan diit

2. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan gizi / diit dengan unit terkait 3. Memantau kegiatan penyuluhan gizi / diit

4. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan gizi / diit 5. Membuat laporan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan

F. KOORDINATOR PENDIDIKAN FARMASI

1. Bersama-sama dengan ketua Tim PKRS menyusun rencana kegiatan untuk penyuluhan tentang obat

2. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan tentang obat dengan unit terkait 3. Memantau kegiatan penyuluhan tentang chat

4. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan tentang chat 5. Membuat laporan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan

G. KOORDINATOR PENDIDIKAN FISIOTERAPI

1. Bersama-sama dengan ketua Tim PKRS menyusun rencana kegiatan untuk penyuluhan tentang fisioterapi

2. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan flsioterapi dengan unit terkait 3. Memantau kegiatan penyuluhan fisioterapi

4. Melakukan evaluasi terhadap kegiatan penyuluhan flsioterapi 5. Membuat laporan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan

H. PELAKSANA PENDIDIKAN

1. Bersama-sama dengan koordinator mengidentifikasi kebutuhan penyuluhan unit kerja masing masing

2. Melakukan verifikasi kepada audien terkait materi penyuluhan 3. Membuat laporan kegiatan PKRS

(8)

DITETAPKAN DI : JOMBANG PADA TANGGAL :

DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

dr. Henny Hendaryono, Sp.Og

Direktur Utama Rumah Sakit Airlangga

SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PROMOSI KESEHATAN

RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

(9)

NO JABATAN DALAM

TIM NAMA JABATAN INSTANSI

1 KETUA Dr.Jaufan Fata Almadani Direktur Medis

2 SEKRETARIS Nadia Front Office

3 KOORDINATOR

PENDIDIKAN MEDIS Dr.Jaufan Fata Almadani Direktur Medis

4

KOORDINATAOR PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Agus Dwi Prasongko, Amd. Kep Perawat

5

KOORDINATOR PENDIDIKAN FISIOTERAPI

Dr.Sahid,Sp.KFR Dokter spesialis poli rehab medik

6 KOORDINATOR

PENDIDIKAN GIZI Choiri khumaidah fikriyah, S. Gz Ahli Gizi

7

KOORDINATOR PENDIDIKAN

FARMASI

Yuni dwi astutik, S. Farm., Apt Apoteker

8 KOORDINATOR

PENDIDIKAN PPI Tito Subastian, Amd. Kep IPCN

9 PELAKSANA

PENDIDIKAN Semua petugas kesehatan yang berhubungan dengan pasien

DITETAPKAN DI : JOMBANG PADA TANGGAL :

DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

dr. Henny Hendaryono, Sp.Og

Direktur Utama Rumah Sakit Airlangga

(10)
(11)

PROGRAM KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

1 2 3 4 5 6 7

Penyebaran informasi tentang kemampuan layanan yang dimiliki RS

Pembuatanbrosurlayanan RS X

Melaksanakan talkshow

Membuatvideo profile X

Meng update website X

Melaksanakankegiatanharibesar/event khusus

Menggantibaliho X

Kegiatan promkes baik di dalam maupun di luar RS

Membuat video promkes RS X

Melaksanakankegiatanpenyuluhankesehatankelompok

di poliklinik X

Melaksanakantalkshow X

Melaksanakan penyuluhan individu RI dan RJ

X X

Membuat materi dan leaflet edukasi X

Memasang poster X

Pendidikan dan pelatihanbagi provider

Melaksanakan pelatihan edukasi pada pasien dan keluarga serta komunikasi efektif

X X X X X X X Melaksanakan pelatihan pembuatan program dan

tehnik PKRS ? X

Peningkatan sarana dan prasarana yang mengikuti

perkembangan iptek

Membuat tempat edukasi di setiap unit rawat inap ? X Membuat tempat leaflet ditempet yang telah

ditentukan baik RI maupun RJ X

Mengumpulkaninforma si Penyebarankuisionertentangkepuasanpasienthdlayana n RS X X X X X X X Penyebarankuisionertentangtingkatkepuasankerjadarik aryawan RS X X

STRUKTUR ORGANISASI PROMOSI KESEHATAN

RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

(12)

D

i

r

e

k

t

u

r

D

i

r

e

k

t

u

r

K

o

o

r

d

i

n

a

t

o

r

p

e

n

d

i

d

i

k

a

n

m

e

d

i

s

K

o

o

r

d

i

n

a

t

o

r

p

e

n

d

i

d

i

k

a

n

m

e

d

i

s

S

e

k

r

e

t

a

r

i

s

S

e

k

r

e

t

a

r

i

s

K

e

t

u

a

P

K

R

S

K

e

t

u

a

P

K

R

S

K

o

o

r

d

i

n

a

t

o

r

p

e

n

d

i

d

i

k

a

n

m

e

d

i

s

K

o

o

r

d

i

n

a

t

o

r

p

e

n

d

i

d

i

k

a

n

m

e

d

i

s

S

e

k

r

e

t

a

r

i

s

S

e

k

r

e

t

a

r

i

s

Pelaksana pendidikan

-

Tim PPI Pelaksana pendidikan

-

Tenaga gizi Pelaksana pendidikan

-

Fisioterapis Pelaksana pendidikan

-

Apoteker Pelaksana pendidikan

-

Semua Pelaksana pendidikan -Dokter DPJP -Dokter

DIREKTUR RUMAH SAKIT AIRLANGGA JOMBANG

Dr. Henny Hendaryono, Sp.Og

Direktur Utama Rumah Sakit Airlangga

(13)

C. EVALUASI KEGIATAN

Evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan di Tim Promosi Kesehatan Masyarakat diadakan setiap 3 (tiga) bulan Sekali yaitu bulan Mei, Agustus dan Nopember oleh Kepala Bidang Humas dan Marketing. Adapun hal yang dievaluasi adalah output / capaian kegiatan di tiap bulannya apakah sudah memenuhi target yang telah ditentukan sebelumnya.

D. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Setiap kegiatan PKRS yang dilakukan oleh Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit AIRLANGGA dicatat pada buku tertentu dan dilaporkan melalui Nota Dinas dari Ketua Tim PKRS kepada Kepala Bidang Humas dan Marketing untuk diteruskan kepada Direktur Rumah Sakit AIRLANGGA. Setiap 3 (tiga) bulan dilakukan evaluasi terhadap kegiatan PKRS yang telah dilakukan.

Mengetahui

Kepala Bidang Humas dan Markteing Ketua TIM PKRS Rumah Sakit AIRLANGGA Rumah Sakit

BAB VI

PENUTUP

 Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri,

(14)

serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

 Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan proses fuzzifikasi dan aturan dasar Logika Fuzzy, sistem gerak longitudinal pesawat terbang diperoleh terdapat 8 aturan yang akan diterapkan

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nian Rizky Putri Utama (2016) dan Dhita Dhora Damayanti dan Herizon Chaniago (2014) yang

Transaksi (Kali)/Frequency (Times) Volume (lot) /Volume (Lots) Open Interest at the End of This Month (Lots) Open Interest pada akhir bulan (lot) /. Gulir Indeks Emas / Rolling

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa bahan baku yang digunakan yaitu relatif lebih murah dibanding pakan ikan komersil, limbah eceng

Batas-batas wilayahnya adalah di sebelah Utara berbatasan dengan Malaysia, di sebelah Timur dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, di sebelah Selatan dengan

peneliti jika peneliti tidak memiliki informasi tentang anggota populasi. Peneliti hanya memiliki satu nama populasi, dari mana peneliti akan memperoleh nama-nama lainnya. Teknik

Beberapa faktor yang dikira mempengaruhi outcome penderita PSD akut ialah: volume hematoma, midline shift, kerusakan parenkim otak pada saat terjadi trauma, interval waktu

Data tumbuhan dan burung diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, berupa indeks nilai penting (INP), indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), indeks