• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I P E N D A H U L U A N 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I P E N D A H U L U A N 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

P E N D A H U L U A N

1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN a. Letak Geografis

Kabupaten Humbang Hasundutan berada di bagian tengah Propinsi Sumatera Utara, terletak pada garis 2º1’- 2º28’ Lintang Utara dan 98º10’ - 98º 58’ Bujur Timur. Kondisi fisik Kabupaten Humbang Hasundutan berada pada ketinggian 330 sampai dengan 2.075 meter di atas permukaan laut. Kemiringan tanah yang tergolong datar hanya 11 persen, landai 20 persen dan miring/terjal 69 persen. Berdasarkan fisik wilayah maka permukaan tanah kebanyakan berbukit dan bergelombang, banyak terdapat lembah yang terjal dan mempunyai iklim yang sejuk.

Kabupaten Humbang Hasundutan berbatasan dengan 4 (empat) Kabupaten yaitu : Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara

Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah

Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Barat

Sebelah Utara : Kabupaten Samosir

b. Luas Wilayah

Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan, 253 (dua ratus lima puluh tiga) desa dan 1 (satu) kelurahan, dengan luas wilayah sekitar 251.765,93 Ha, terdiri dari 250.271,02 Ha daratan dan 1.494,91 Ha perairan Danau Toba. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Parlilitan yaitu sekitar 72.774,71 Ha atau 29 persen dari luas kabupaten, sedangkan kecamatan yang terkecil adalah Baktiraja sekitar 2.231,91Ha atau 0.89 persen. Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.

(2)

Tabel 1. Luas Daratan Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Menurut Kecamatan

NO KECAMATAN LUAS (Ha) PERSEN (%)

1 2 3 4 1 Pakkat 38.168,00 15,25 2 Onanganjang 22.256,27 8,89 3 Sijamapolang 14.018,07 5,60 4 Doloksanggul 20.929,53 8,36 5 Lintongnihuta 18.126,03 7,24 6 Paranginan 4.778,06 1,91 7 Baktiraja 2.231,91 0,89 8 Pollung 32.736,46 13,08 9 Parlilitan 72.774,71 29,08 10 Tarabintang 24.251,98 9,69 J u m l a h 250.271,02 100,00

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

c. Penduduk

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan tercatat 174.765 jiwa yang terdiri dari laki-laki 86.769 jiwa dan perempuan 87.96 jiwa. Jumlah penduduk terbesar adalah kecamatan Doloksangul yaitu 44.688 jiwa, terdiri dari 22.001 jiwa laki-laki dan 22.678 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Sijamapolang yaitu 5.154 jiwa, terdiri dari 2.572 laki-laki dan 2.582 perempuan. Jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 2.

(3)

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 1 Pakkat 11.430 11.894 23.324 2 Onanganjang 4.948 5.004 9.952 3 Sijamapolang 2.572 2.582 5.154 4 Doloksanggul 22.001 22.678 44.688 5 Lintongnihuta 14.934 14.664 29.598 6 Paranginan 6.256 6.334 12.590 7 Baktiraja 3.459 3.414 6.873 8 Pollung 8.972 8.965 17.937 9 Parlilitan 8.576 8.829 17.405 10 Tarabintang 3.621 3.623 7.244 J u m l a h 86.769 87.996 174.765

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan menurut jenis kelamin adalah laki-laki 86.769 jiwa dan perempuan 87.996 jiwa, dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk jenis kelamin perempuan lebih besar dari laki-laki. Dengan demikian rata-rata rasio jenis kelamin adalah 93,3 artinya bahwa jika terdapat 1.000 penduduk perempuan maka akan ditemui 933 penduduk laki-laki. Sedangkan komposisi penduduk menurut umur adalah : (1) penduduk usia muda atau 0-14 tahun sebesar 68.092 jiwa atau sebesar 39 persen; (2) penduduk usia produktif atau 15-54 tahun sebesar 82.794 jiwa atau sebesar 47,3 persen; (3) penduduk usia tua atau lebih dari 55 tahun adalah 23.882 jiwa atau sebesar 13,5 persen dari jumlah penduduk. Komposisi penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan menurut Jenis Kelamin dan Umur dapat dilihat pada tabel 3.

(4)

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur

No. Golongan

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 1 0 – 4 11.932 11.448 23.380 13,4 2 5 – 9 11.517 10.990 22.507 12,9 3 10 – 14 11.537 10.663 22.200 12,7 4 15 – 19 9.432 8.548 17.980 10,3 5 20 – 24 4.596 3.518 8.114 4,6 6 25 – 29 5.053 4.880 9.933 5,7 7 30 – 34 5.589 5.329 10.918 6,2 8 35 – 39 5.176 4.954 10.130 5,8 9 40 – 44 4.672 4.670 9.342 5,3 10 45 – 49 4.166 4.537 8.703 5,0 11 50 – 54 3.495 4.179 7.674 4,4 12 55 – 59 3.060 3.973 7.033 4,0 13 60 – 64 2.373 3.113 5.484 3,1 14 65 – 69 1.590 2.486 4.076 2,3 15 70 – 74 1.276 1.953 3.229 1,8 16 75 + 1.305 2.755 4.060 2,3 J u m l a h 86.769 87.996 174.765 100

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

Jika dilihat dari komposisi penduduk tersebut, Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai potensi besar dalam bidang sumber daya manusia. Penyediaan tenaga kerja relatif tersedia karena rasio penduduk yang menunjukkan jumlah laki-laki tidak jauh berbeda dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan dari komposisi penduduk menurut umur dapat dilihat bahwa Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki penduduk pada usia muda dan usia produktif. Dalam kurun waktu 10 bahkan 15 tahun kedepan Kabupaten Humbang Hasundutan akan memiliki ketersediaan sumber daya manusia yang secara kuantitas cukup memadai. Yang sangat diperlukan adalah bagaimana mengelola petensi sumber daya manusia tersebut sehingga mampu memberikan dampak yang signifikan terhadap pembangunan dan perekonomian daerah.

(5)

BAB II KONDISI

1. SOSIAL

a. Pendidikan

Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sudah menjadi kebutuhan bahwa daerah harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat mengimplementasikan sistem pemerintahan baru yang bersifat otonom. Otonomi harus diartikan dalam arti luas dan bukan dalam arti sempit yang malah merugikan daerah itu sendiri. Otonomi bukan pengembangan primordialisme tetapi harus bersifat obyektif, dimana yang mempunyai kualitas dan kemauan membangun harus didahulukan. Dengan demikian kemajuan daerah akan semakin cepat tercapai.

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki jenjang pendidikan hingga Sekolah Lanjutan Atas. Data statistik menunjukkan bahwa jumlah sekolah sampai dengan Tahun Ajaran 2012/2013, TK 9 unit, SD/MI sebanyak 222 unit, SMP/MTs 44 unit, SMA/MA 17 unit, SMK 12 unit.

Jumlah guru sampai dengan Tahun Ajaran 2012/2013 TK sebanyak 9 orang, SD/MI sebanyak 2.230 orang, SMP/MTs sebanyak 930 orang, SMA/MA sebanyak 513 orang, SMK sebanyak 360 orang.

Dalam kurung waktu satu dekade tahun 2004-2014 Kabupaten Humbang Hasundutan sudah mengalami perkembangan pembangunan yang sangat pesat diberbagai bidang khususnya di bidang pendidikan, baik SDM dan sarana prasarana yang dimiliki. sebagaimana terlihat pada tabel 4.

(6)

Tabel 4. Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Jenjang Sekolah, Tahun 2011/2012-2012/2013

No. Jenjang Sekolah 2010/2012 2012/2013 Keterangan

1 2 3 4 5 1 TK a. Sekolah (unit) 9 9 b. Guru 41 43 c. Murid 626 681 2 SD/MI a. Sekolah (unit) 222 222 b. Guru 2.308 2.230 c. Murid 31.284 31.018 3 SMP/MTs a. Sekolah (unit) 44 44 b. Guru 916 930 c. Murid 12.838 13.473 4 SMA/MA a. Sekolah (unit) 16 16 b. Guru 520 513 c. Murid 6.428 6.283 5 SMK a. Sekolah (unit) 12 12 b. Guru 357 360 c. Murid 4.581 4.706

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

Pada perkembangannya, masalah pendidikan di Kabupaten Humbang Hasundutan hingga tahun ajaran 2012/2013 menunjukkan perkembangan yang signifikan, bila dibanding dengan keadaan sebelum Kabupaten Humbang Hasundutan di mekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, dimana sebelum di mekarkan SMA hanya ada di beberapa Kecamatan namun sampai tahun 2013 sekolah tingkat SMA sudah ada disemua Kecamatan.

Permasalahan yang muncul saat ini adalah masih minimnya pasilitas yang dimiliki sekolah, sehingga output atau SDM yang dihasikanl masih belum memuaskan. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Jenjang Sekolah dapat dilihat pada tabel 5.

(7)

Tabel 5. Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Jenjang Sekolah T.A 2012/2013. NO Kecamatan TK SD MI SMP MTs SMU MA SMK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Pakkat 2 34 1 9 - 2 - 2 2 Onanganjang 1 20 - 3 - 1 - - 3 Sijamapolang - 13 - 2 - 1 - - 4 Doloksanggul 2 39 1 8 1 4 - 5 5 Lintongnihuta 2 27 - 5 - 2 1 2 6 Paranginan - 13 - 1 - 1 - - 7 Baktiraja - 10 - 1 - 1 - - 8 Pollung 1 19 - 4 - 1 - 1 9 Parlilitan 1 31 1 6 - 1 - 2 10 Tarabintang - 12 1 3 1 1 - - J u m l a h 9 218 4 42 2 15 1 12

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

b. Kesehatan

Bidang kesehatan tidak jauh berbeda dengan bidang pendidikan dan perlu mendapat perhatian serius pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat di pisahkan dengan kesehatan karena manusia yang berkualitas adalah yang sehat jasmani dan rohani. Daerah akan menjadi kuat apabila mampu menghargai kesehatan.

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki 1 (satu) unit rumah sakit yang terletak di Kecamatan Doloksanggul, dan rumah sakit ini merupakan Rumah Sakit Umum Daerah yang diharapkan mampu melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. Jumlah Prasarana Kesehatan menurut Jenis dan Jumlah Paramedis, dapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7.

(8)

Tabel 6. Jumlah Prasarana Kesehatan Menurut Jenis s/d 2012.

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1 2 3 1 RSU 1 2 Puskesmas 12 3 Puskesmas Pembantu 23 4 Poskesdes 167 5 Posyandu 224 6 Rumah Bersalin 4 7 Apotek 7 8 Toko Obat 18 9 Klinik Swasta 5

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

Tabel 7. Jumlah Tenaga Kesehatan Tahun 2009 - 2012

NO Kecamatan 2009 2010 2011 2012 1 2 3 4 5 6 1 Dokter Umum 38 44 50 48 2 Dokter Spesialis 3 3 2 2 3 Dokter Gigi 7 9 12 10 4 Perawat 178 171 260 273 5 Perawat gigi - 4 4 2 6 Bidan 147 147 374 341 7 Apoteker 1 4 3 3 8 Asisten Apoteker 9 8 16 16 9 SKM 16 15 36 35 10 Sanitarian 3 3 4 3 11 Tenaga gizi 7 15 11 16 12 Keterapian fisik - 1 1 1 13 Keteknisan medis 14 24 25 22 14 Analis Kesehatan - - - - J u m l a h 432 448 798 772

(9)

c. Agama

Sehat jasmani dan rohani adalah bagian dari persyaratan sumber daya manusia yang berkualitas. Telah lama menjadi perjuangan bagaimana Bangsa Indonesia dapat membangun sumber daya manusia terutama pada 5 (lima) tahun terakhir ini. Tidak dibatasi oleh waktu dan daerah bahwa penyakit ini terus menggerogoti kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan harus membangun sumber daya manusia yang sehat rohani. Pemerintah dan rohaniawan harus bersinergi untuk mempercepat pencapaian tujuan kemandirian di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Sebagai daerah yang telah dipengaruhi kehidupan beragama, Kabupaten Humbang Hasundutan dihiasi oleh gedung-gedung tempat ibadah yang menjadi simbol masyarakat beragama. Jumlah Gereja Protestan adalah 427 unit atau sekitar 73,24 persen dari jumlah rumah ibadah, Gereja Katolik sebanyak 121 unit atau sekitar 20,75 persen dan mesjid/langgar sebanyak 35 unit atau sekitar 5,99 persen.

Walaupun masyarakat mayoritas beragama Kristen, namun perlu dicatat bahwa kerukunan beragama menjadi kebanggaan tersendiri di Kabupaten Humbang Hasundutan. Hidup berdampingan secara rukun dan damai walaupun berbeda agama menjadi kebiasaan hidup masyarakat dan bukan merupakan faktor pemicu untuk gangguan keamanan. Walaupun demikian perlu diupayakan agar kerukunan ini terus berjalan dan masyarakat tidak menjadikannya sebagai hambatan dalam pembangunan. Jumlah Rumah Ibadah menurut Kecamatan dan Jenis, dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Rumah Ibadah Menurut Kecamatan dan Jenis Rumah Ibadah

No. Kecamatan Mesjid Langgar Gereja Jumlah

Protestan Katolik

1 2 3 4 5 6 7

1 Pakkat 6 4 64 23 97

2 Onanganjang - - 30 14 44

(10)

4 Doloksanggul 5 4 85 14 108 5 Lintongnihuta 1 - 55 4 60 6 Paranginan - - 49 1 50 7 Baktiraja - - 10 6 16 8 Pollung 2 1 35 17 55 9 Parlilitan 3 - 56 22 81 10 Tarabintang 8 1 24 11 44 J u m l a h 25 10 427 121 583 Persentase (%) 4,28 1,71 73,24 20,75 100,00

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

d. Kemiskinan

Bangsa Indonesia selalu berusaha untuk menekan angka kemiskinan. Salah satunya program adalah dengan pembentukan daerah otonomi yang baru, dengan harapan penurunan angka kemiskinan akan semakin capat tercapai. Semakin kecil angka kemiskinan maka tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Jumlah penduduk miskin Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2012 17.000 jiwa atau 9,72 dari Jumlah Penduduk. Angka harapan hidup 68,06 per tahun, angka melek huruf 98,22 persen dan Indeks pembangunan manusia 72,80. Jumlah Penduduk miskin, angka harapan hidup, angka melek huruf, indeks pembangunan manusia dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Miskin, Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf dan Indeks Pembangunan Manusia, 2008-2012

No. Keterangan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7

1 Penduduk miskin (Jiwa) 19.980 17.650 18.200 17.500 17.000 2 Persentase Penduduk miskin (%) 12,99 11,31 10,60 10,09 9,72

3 Angka harapan hidup (Tahun) 67,69 67,78 67,87 67,96 68,06 4 Angka melek huruf (%) 98,20 98,21 98,21 98,22 98,22 5 Indeks pembangunan manusia

(IPM) 71,24 71,64 71,94 72,43 72,80

(11)

2. PEREKONOMIAN a. Pendapatan Regional

Indikator perekonomian daerah di Indonesia hingga saat ini masih diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sembilan sektor perekonomian yang menjadi indikator tersebut antara lain : (1) Pertanian; (2) Pertambangan dan Penggalian; (3) Industri; (4) Listrik, Gas, dan Air Bersih; (5) Bangunan; (6) Perdagangan, Hotel, dan Restauran; (7) Pengangkutan dan Komunikasi; (8) Lembaga Keuangan; (9) Jasa-jasa.

Kabupaten Humbang Hasundutan hingga Tahun 2012 masih sangat tergantung kepada sektor pertanian, di mana sektor pertanian memberikan kontribusi sebesar Rp 1.822,70 Milyar (ADHB) atau Rp 596,65 Milyar (ADHK Tahun 2000), atau sekitar 57,33 persen (atas dasar harga berlaku/ADHB. Pada urutan ke dua adalah sektor perdagangan, Hotel dan Restauran dengan nilai Rp 480,36 Milyar (ADHB) atau Rp 208,81 Milyar (ADHK tahun 2000) atau sekitar 15,11 persen dari PDRB (ADHB). Sedangkan pada urutan ke-3 (tiga) adalah Sektor Jasa-jasa dengan nilai Rp 460,91 Milyar (ADHB) atau Rp 179,07 Milyar (ADHK Tahun 2000) atau sekitar 14,50 persen dari PDRB (ADHB).

Sektor Pertambangan dan Penggalian merupakan penyumbang terkecil terhadap PDRB dimana pada Tahun 2012 sektor ini hanya menyumbang Rp 6,97 Milyar (ADHB) atau Rp 2,65 Milyar (ADHK Tahun 200) atau sekitar 0,22 persen dari PDRB (ADHB). Sektor Industri yang diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah sektor primer hanya berada di urutan ke-8 (delapan) dengan nilai Rp 11,33 Milyar (ADHB) atau Rp 3,12 Milyar (ADHK tahun 2000) atau sekitar 0,36 persen dari PDRB (ADHB). Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2012 adalah 5,99 persen. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Distribusi PDRB dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 10.

(12)

Tabel 10. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Distribusi PDRB dan Laju Pertumbuhan PDRB Humbang Hasundutan Menurut Lapangan Usaha

No. Lapangan Usaha

PDRB (Jutaan Rupiah) Distribusi PDRB (%) Pertumbuhan (%) ADHB ADHK 2000 ADHB ADHK 2000 1 2 3 4 7 5 1 Pertanian 1.822.707,1 596.653,4 57,33 3,66 2 Pertambangan dan Penggalian 6.975,7 2.652,6 0,22 8,57 3 Industri 11.338,2 3.120,5 0,36 5,85 4 Listrik,Gas,Air Bersih 13.769,4 4.237,9 0,43 7,32 5 Konstruksi 132.451,6 45.792,2 4,16 8,04 6 Perdagangan,Hotel dan Restauran 480.366,1 208.812,2 15,11 9,55 7 Pengangkutan dan Komunikasi 131.334,4 53.091,6 4,13 8,11

8 Keuangan, Real Estat,

dan Jasa Perusahaan 119.712,9 36.820,8 3,76 8,77

9 Jasa-jasa 460.917,1 179.074,2 14,50 8,22

J u m l a h 3.179.572,5 1.130.255,4 100

Rata-rata pertumbuhan (%) 5,99

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

Keterangan : ADHB = Atas Dasar Harga Berlaku ADHK = Atas Dasar Harga Konstan

b. Pertanian

Sektor pertanian yang menjadi sektor utama (leading sector) perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan gabungan dari enam sub sektor yaitu : (1) Tanaman Pangan; (2) Holtikultura; (3) Perkebunan; (4) Peternakan; (5) Perikanan dan (6) Kehutanan.

1) Sub Sektor Tanaman Pangan

Tanaman Pangan menjadi bagian penting karena menyangkut hajat hidup masyarakat. Kesesuaian lahan dan ketergantungan hidup masyarakat dari sektor pertanian khususnya Sub Sektor Tanaman Pangan menjadi faktor pendukung perlunya pengembangan sektor pertanian di masa yang akan datang. Sistem Pengembangan Sub

(13)

Sektor Tanaman Pangan hingga saat ini masih lebih banyak dilakukan langsung oleh masyarakat. Dengan demikian sistem pertanian tradisional masih lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan sistem pertanian modern yang lebih mengandalkan teknologi.

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas tanaman pangan, Tahun 2008 - 2012 dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas tanaman pangan, 2008-2012

No. Jenis

Tanaman 2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7

1

Padi

Luas Panen ( 000 Ha) 22,56 20,76 19,59 19,75 19,73 Produksi (000 Ton) 115,42 107,01 102,47 103,41 103,93 Produktivitas (Kuintal/Ha) 51,04 51,54 52,30 52,36 52,68

2

Jagung

Luas Panen (000 Ha) 1,34 0,58 0,54 0,93 0,59

Produksi (000 Ton) 5,60 2,49 2,35 4,01 2,65

Produktivitas (Kuintal /Ha) 41,96 42,99 43,31 43,35 45,09

3

Kacang kedelai

Luas Panen (000 Ha) 1,00 4,00 7,00 9,00 9,00

Produksi (000 Ton) 1,30 5,60 7,70 9,90 9,90

Produktivitas (Kuintal /Ha) 13,00 14,00 11,00 11,00 11,00

4

Kacang tanah

Luas Panen (000 Ha) 1,19 0,49 0,59 0,42 0,42

Produksi (000 Ton) 2,24 0,89 1,09 0,65 0,64

Produktivitas (Kuintal /Ha) 18,78 18,23 18,35 15,49 15,17

5

Ubi kayu

Luas Panen (000 Ha) 0,85 0,48 0,49 0,48 0,46

Produksi (000 Ton) 6,85 3,88 4,01 13,66 14,64 Produktivitas (Kuintal /Ha) 80,53 80,87 81,12 284,64 318,22

6

Ubi jalar

Luas Panen (000 Ha) 0,72 0,49 0,46 0,48 0,54

Produksi (000 Ton) 5,09 3,48 3,25 5,80 6,77

Produktivitas (Kuintal /Ha) 70,41 71,62 71,53 120,64 125

(14)

Untuk melihat sejauhmana sistem pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan telah dilakukan, pendekatan pengusahaan padi sawah dapat dijadikan sebagai indikator sementara. Tahun 2008-2012 luas tanaman padi cenderung mengalami penurunan walaupun produktivitas mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Pada Tahun 2012, di Kabupaten Humbang Hasundutan rata-rata produksi padi adalah 5,26 ton per hektar. Pada hal di Jawa Barat (Cianjur) rata-rata produksi padi telah mencapai 9 ton per hektar. Hal ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan apa yang terjadi di Humbang Hasundutan.

Kenyataan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan. Bukan tidak mungkin produktivitas padi dan tanaman pangan lainnya seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ibu jalar di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat ditingkatkan. Keberhasilan usaha tersebut tergantung kepada pemerintah dan masyarakat yang akan menjalankannya. Beberapa kecamatan termasuk Baktiraja, Parlilitan, Pakkat, Onanganjang adalah lahan yang potensial untuk dapat menjadi gudang beras di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sedangkan tanaman pangan lainnya hampir diseluruh kecamatan dapat dikembangkan. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi, Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Menurut Kecamatan tahun 2012

No. Kecamatan Luas Panen

(Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (kw/ha) 1 2 3 4 5 1 Pakkat 4.072 22.554,55 55,39 2 Onanganjang 1.324 6.267,37 47,34 3 Sijamapolang 545 2.505,96 45,98 4 Doloksanggul 2.416 11.208,36 46,39 5 Lintongnihuta 1.992 8.799,71 44,18 6 Paranginan 1.020 4.538,46 44,49 7 Baktiraja 1.490 11.662,23 78,27 8 Pollung 1.219 5.600,91 45,95 9 Parlilitan 3.793 21.041,05 55,47 10 Tarabintang 1.857 9.749,57 52,50 J u m l a h 19.728 103.928,17 - Rata-rata - - 52,68

(15)

2) Sub Sektor Holtikultura

Berbeda dengan tanaman pangan, pada umumnya tidak semua tanaman sayuran tumbuh dengan baik di seluruh kecamatan, Kubis pada umumnya di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Onanganjang, Paranginan, Pollung, Sijamapolang. Tomat umumnya dibudidayakan di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung, Kentang di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung, Sijamapolang, Wortel di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan dan Bawang Merah di Kecamatan Baktiraja dan Paranginan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ini adalah dengan membuat penangkaran bibit holtikultura dan pembukaan lahan pertanian baru. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayuran menurut Jenisnya, Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Luas Panen tanaman sayuran menurut Jenisnya No. Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Keterangan 1 2 3 4 7

1 Bawang Merah 171 1.361,2 Baktiraja, Paranginan

2 Bawang daun 116 794,2 Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung

3 Kentang 144 2.752,1 Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung

4 Kubis 189 4.306,2 Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung

5 Petsai 103 828,8 Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Baktiraja

6 Wortel 50 1.027,8 Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan

7 Kacang Panjang 69 253,8 Pakkat, Onanganjang, Baktiraja, Pollung, Parlilitan, Tarabintang

8 Cabe 856 3.408,4 Semua Kecamatan

9 Tomat 210 1.979,7

Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul,

Lintongnihuta, Paranginan, Baktiraja,

Pakkat, Pollung

10 Kembang kol 42 275,8 Onanganjang, Sijamapolang, Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung 11 Cabe rawit 236 735,7 Semua Kecamatan

12 Terung 57 273,0 Semua Kecamatan

13 Buncis 49 156,9 Semua Kecamatan

13 Ketimun 47 239,7 Semua Kecamatan

(16)

Tanaman biofarmaka adalah tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik untuk kesehatan. Di Kabupaten Humbang Hasundutan tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan dibeberapa kecamatan seperi di kecamatan Paranginan, Lintongnihuta, Baktiraja dan Pollung. Luas Panen dan produksi tanaman Biofarmaka menurut jenis tanaman tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14. Luas Panen, produksi tanaman Biofarmaka menurut jenis tanaman tahun 2012 No. Jenis Tanaman Luas Panen (M2) Produksi (Kg) Keterangan 1 2 3 4 7

1 Jahe 180 365 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta

2 Lengkuas 1.571 4.988 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta

3 Kunyit 144 4.495 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta, Pollung

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

Selain tanaman sayur-sayuran dan biofarmaka di Kabupaten Humbang Hasundutan juga berpotensi untuk pengembangan tanaman buah-buahan sebagai sumber vitamin, garam mineral yang sangat dibutuhkan tubuh manusia. Seperti mangga, durian, jeruk, nenas, markisa, salak, pisang, pepaya dan terung belanda. Luas Panen tanaman buah-buahan menurut jenis tanaman tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 14

Tabel 14. Luas Panen, produksi tanaman buah-buahan menurut jenis tanaman tahun 2012 No. Jenis Tanaman Luas Panen (Ha) Produksi (ton) Keterangan 1 2 3 4 7

1 Durian 182,77 1.634,1 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta

2 Jeruk siam 64,47 1.488,0 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta

3 Jeruk 64,47 1.488,0 Baktiraja, Paranginan, Lintongnihuta, Pollung

4 Mangga 68,40 475,6 Paranginan, Baktiraja

5 Markisa 2,36 41,4 Onanganjang, Sijamapolang, Pollung

6 Nenas 11,03 92,6 Pakkat, Tarabintang, onanganjang, Pollung Sijamapolang, Parlilitan,

7 Salak 523,59 3.645,0 Pakkat, Parlilitan, Tarabintang

8 Pepaya * 1.077 100,1 Pakkat, Onanganjang, Doloksanggul Pollung, Parlilitan,

9 Pisang * 39,019 1.734,4 Semua Kecamatan

10 Terung Belanda * 67.000 340,4

Paranginan, Pollung, Lintongnihuta,

Onanganjang, Sijamapolang,

Doloksanggul

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013) Keterangan : * (Satuan Pohon)

(17)

3). Sub Sektor Perkebunan

Kabupaten Humbang Hasundutan sejak jaman kolonial telah terkenal dengan aroma kopi dan kemenyan, bahkan pasar kedua komoditi perkebunan ini telah masuk ke pasar internasional. Tanaman kopi yang tersebar hampir di 10 (sepuluh) kecamatan menjadi komoditi andalan perkebunan Kabupaten Humbang Hasundutan. Luas panen kopi pada Tahun 2012 tercatat 11.248,30 hektar atau sekitar 48,70 persen dari seluruh perkebunan rakyat Humbang Hasundutan. Kemenyan berada pada posisi kedua dengan luas 4.885 hektar atau sekitar 21,15 persen dan pada posisi ketiga adalah karet dengan luas 4.148,20 hektar atau sekitar 18,96 persen. Penambahan luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Humbang Hasundutan masih dimungkinkan karena ketersediaan lahan masih relatif luas.

Penambahan luas tanaman kopi dapat dilakukan di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung dan Sijamapolang. Sedangkan tanaman kemenyan dan tanaman perkebunan lainnya dapat dikembangkan sesuai dengan kesesuaian lahan yang tersebar di Kabupaten Humbang Hasundutan. Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunan menurut Jenisnya, Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Tanaman Perkebunan menurut Jenisnya tahun 2012

No. Jenis Tanaman Luas panen (Ha) Produksi (Ton) Persentase Luas (%) Keterangan 1 2 3 4 6 7 1. Karet 4.148,20 2.084,70 18,96 Pakkat, Onanganjang, Parlilitan Sijamapolang, Tarabintang 2 Kelapa 319,00 154,50 1,38 Pakkat, Onanganjang, Sijamapolang, Parlilitan, Tarabintang, Baktiraja 3 Kelapa Sawit 346,50 340,90 1,50 Pakkat, Sijamapolang, Parlilitan, Tarabintang

4 Aren 223,95 123,22 0,96 Semua Kecamatan

5 Kopi 11.248,30 5.981,62 48,70 Semua Kecamatan kecuali

(18)

6 Kakao 1.612,57 444,30 6,98 Onanganjang, Pakkat, Baktiraja Paranginan, Parlilitan, Sijamapolang, Tarabintang, 7 Kemenyan 4.885,00 860,60 21,15 Pakkat,Onanganjang, Parlilitan, Tarabintang, Sijamapolang, Doloksanggul, Pollung 8 Tembakau 292,00 153,80 1,26 Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan

9 Nilam 19,00 2,20 0,08 Pakkat, Onanganjang,

Parlilitan, Tarabintang J u m l a h 23.094,52 10.145,84 100,00

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

4). Sub Sektor Peternakan

Pemenuhan protein hewani di Kabupaten Humbang Hasundutan pada umunya berasal dari Babi, Ayam, Kuda, Kerbau, Sapi, Kambing, dan Itik. Seiring dengan hal tersebut bahwa masyarakatpun pada umunya memelihara ternak tersebut sebagai bagian dari kegiatan ekonomi keluarga. Walaupun belum ditemukan sistem peternakan yang dikelola secara profesional, bukan berarti Kabupaten Humbang Hasundutan tidak mempunyai potensi pada Sub Sektor Peternakan. Ketersediaan lahan dan dan kesesuaian iklim memberikan peluang terhadap pengembangan Sub Sektor Peternakan ini pada masa yang akan datang.

Pada Tahun 2012 dapat dilihat bahwa pengelolaan peternakan ini belum menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Pada golongan ternak besar, populasi ternak Kerbau pada Tahun 2012 adalah 13.449 ekor, Kuda sebanyak 604 ekor, dan Sapi sebanyak 1.021ekor. Pada golongan ternak kecil, populasi ternak babi adalah sebanyak 36.693 ekor, Kambing sebanyak 2.086 ekor. Sedangkan golongan unggas, populasi ternak Ayam adalah 291.396 ekor dan Itik sebanyak 35.304 ekor.

Penyebaran populasi ternak dan unggas di kabupaten Humbang Hasundutan sangat beragam. Populasi ternak Kerbau, Babi, Ayam dan Itik terdapat diseluruh kecamatan sedangkan ternak-ternak kambing, sapi dan kuda hanya ditemukan di beberapa kecamatan.

(19)

Populasi kuda yang menjadi ciri khas makanan di warung makan Doloksanggul umumnya dipelihara di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Parlilitan, Pollung dan Sijamapolang.

Jumlah populasi ternak ini masih sangat kecil dibandingkan kebutuhan masyarakat terutama untuk mengantisipasi permintaan pasar dimasa yang akan datang. Dengan demikian pengembangan usaha pada Sub Sektor Peternakan menjadi bagian penting dari pengembangan perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan. Untuk mendukung sektor ini kita akan terus meningkatkan fungsi BBI yang ada di Parlilitan. Populasi Ternak Besar, Kecil dan Unggas menurut Jenis dan Kecamatan tahun 2012

dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Populasi Ternak Besar, Ternak Kecil, dan Ternak Unggas Menurut Jenis dan Kecamatan tahun 2012.

No. Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambing Babi Ayam Itik

1 2 3 4 5 6 8 9 10 1 Pakkat 442 1.981 - 540 3.612 39.015 8.471 2 Onanganjang 84 1.020 - 18 2.965 13.764 3.048 3 Sijamapolang 416 746 5 - 1.004 7.320 730 4 Doloksanggul 50 3.013 541 9 6.613 50.654 2.121 5 Lintongnihuta 5 2.133 10 - 4.753 30.053 3.021 6 Paranginan - 1.162 7 - 4.395 18.045 765 7 Baktiraja 3 177 - 15 1.113 10.850 1.843 8 Pollung 4 2.315 19 11 7.022 21.351 1.368 9 Parlilitan 17 650 22 100 1.976 16.544 9.014 10 Tarabintang - 252 - 1.393 3.240 83.800 4.922 Jumlah 1.021 13.449 604 2.086 36.693 291.396 35.304

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

5). Sub Sektor Perikanan

Selain protein hewani, masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan juga dapat memperoleh protein dari ikan. Potensi yang dimiliki Kabupaten Humbang Hasundutan pada Sub Sektor Perikanan antara lain danau, sungai, waduk/rawa dan budidaya ikan

(20)

seperti Keramba Jaring Apung (KJA) dan Kolam Air Deras (KAD). Untuk mendukung sektor ini kita akan terus meningkatkan fungsi BBI yang ada di Parlilitan.

Pengembangan keramba jaring apung ramah lingkungan perlu dikaji sehingga tidak merusak keindahan dan kualitas air Danau Toba, sedangkan potensi aliran sungai di beberapa kecamatan dapat dikembangkan sistem budi daya kolam air deras.

Produksi ikan di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Produksi perikanan menurut subsektor (ton) 2008-2012.

No. Jenis Ikan 2008 2009 2010 2011 2012

1 2 3 4 5 6 7 1 Kolam 100,20 117,90 323,20 483,02 642,84 2 Jaring Apung 330,00 704,60 715,00 869.90 1.024,80 3 Sawah 88,65 96,70 198,25 270,30 342,35 4 Sungai 271,26 871,63 885,93 505,38 243,60 5 Danau 2.296,50 1.832,62 2.004,55 1.692,00 1.663,65 6 Rawa 37,96 313,60 296,71 - - Jumlah 3.124,57 3.937,05 4.423,64 3.820,60 3.917,40

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

6). Sub Sektor Kehutanan

Hutan merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang mampu memberikan nilai ekonomi tinggi tetapi dapat menjadi ancaman bagi keselamatan lingkungan, tergantung masyarakat untuk mengelolanya. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki hutan sekitar 60,29 persen dengan luas keseluruhan 151.802,42 hektar. Hutan lindung tercatat 69.224,78 hektar, Hutan suaka alam 72,44 hektar, hutan produksi terbatas 16.975,76, hutan produksi tetap 61.252,98, hutan produksi yang dapat dikonversi 4.276,47. Persebaran hutan di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sekitar 34,33 persen terdapat di Kecamatan Parlilitan, 20,80 persen terdapat di Kecamatan Pollung dan Kecamatan Tarabintang sekitar 12,48 persen. Luas Kawasan Hutan menurut Kecamatan dan Fungsi Hutan pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 18.

(21)

Beberapa kecamatan seperti Baktiraja, Lintongnihuta dan Paranginan telah menunjukkan kerusakan hutan yang sangat parah. Eksploitasi hutan secara berlebihan tanpa kegiatan reboisasi telah menyebabkan hutan gundul dan mengakibatkan lahan-lahan kritis semakin meningkat.

Demikian juga dengan eksploitasi hutan lindung yang seharusnya tidak dibenarkan secara hukum, telah juga ikut memperparah kerusakan hutan terutama di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Baktiraja, Lintongnihuta, Pollung, Parlilitan dan Paranginan. Akibatnya bencana longsorpun tidak dapat dihindari yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Permasalahan yang sedang dihadapi Pemerintah Kabupaten Humbang saat ini adalah dengan diberlakukannya SK 44 tahun 2005 hutan rakyat sebagai wilayah tanah wilayat dan areal pemukiman penduduk di beberapa kecamatan disebut areal kehutanan. Hal ini harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan untuk mengusulkan perubahan dari SK 44 Menteri Kehutanan, sehingga tidak merugikan masyarakat.

Kawasan hutan produksi dan hutan lindung di kecamatan lainpun tidak luput dari eksploitasi yang kurang memperhitungkan kelestarian lingkungan. Tidak jarang kawasan hutan yang seharusnya dilindungi tetapi dijadikan sebagai kawasan tebang yang mengakibatkan kerusakan semakin parah. Dengan demikian diperlukan upaya agar dalam jangka panjang hutan Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dikembalikan sebagaimana fungsinya. Pemerintah diharapkan perduli terhadap kondisi lingkungan yang menjadi kepentingan masyarakat banyak dan tidak mendahulukan kepentingan beberapa golongan maupun kelompok.

(22)

Tabel 18. Luas Kawasan Hutan Menurut Kecamatan dan Fungsi Hutan, Tahun 2012 (Ha)

NO Kecamatan Lindung Suaka Alam Produksi terbatas Produksi Tetap Produksi konversi Jumlah (%) 1 2 3 4 5 6 1 Pakkat 11.717,72 - 6.675,26 0,97 - 18.393,95 12,12 2 Onanganjang 5.307,38 - 935,60 980,56 - 7.223,54 4,76 3 Sijamapolang 14,82 - - 7.638,37 - 7.653,19 5,04 4 Doloksanggul 766,64 - - 3.722,03 - 4.488,67 2,96 5 Lintongnihuta 1.782,44 - 2.885,96 2.062,45 - 6.730,85 4,43 6 Paranginan 2.954,66 72,44 - - - 3.027,10 1,99 7 Baktiraja 1.649,35 - - - - 1.649,35 1,09 8 Pollung 15.544,00 - - 11.753,69 4.276,47 31.574,16 20,80 9 Parlilitan 14.963,81 - 2.052,45 35.094,91 - 52.111,17 34,33 10 Tarabintang 14.523,96 - 4.426,49 - - 18.950,44 12,48 Jumlah 69.224,78 72,44 16.975,76 61.252,98 4.276,46 151.802,42 100

Luas Kabupaten Humbang Hasundutan 251.765,93

Persentase luas hutan (%) 60,29

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

c. Pertambangan

Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2012 baru memberikan kontribusi sebesar Rp. 6.975,7 juta (ADHB) atau sekitar 0,22 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Angka ini masih sangat kecil dibandingkan sektor lain terutama sektor pertanian. Padahal Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukkan potensi pertambangan yang sangat besar dan beragam. Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Onanganjang, Sijamapolang, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang merupakan daerah yang memiliki potensi pertambangan bernilai ekonomis. Jenis bahan tambang yang kemungkinan terdapat di Kabupaten Humbang Hasundutan antara lain adalah : Emas, Tembaga, Timah hitam, Kaolin, Batu Gamping, Pasir gunung, Tanah liat, Gambut, Sirtu, Granit, dan pasir sungai. Luas, lokasi, kegunaan dan jenis-jenis Bahan Tambang di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 19.

(23)

Tabel 19. Jenis-Jenis, Lokasi, Kegunaan dan Luas Bahan Tambang di Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2012

No. Jenis Bahan

Tambang Lokasi Kegunaan Luas

Tahap Perijinan 1 2 3 4 5 1 Emas dan Tembaga Dolokpinapan ( Kec. Pakkat, Onanganjang) dan Tarabintang Perhiasan, bahan industri + 13.076 Ha Tahap Penelitian 2 Timah Hitam Dolok Sipingol-pinggol, Laemaga Kec. Tarabintang

Bahan Industri + 50.392 Ha Tahap Penelitian

3 Kaolin Desa Sibuluan Kec. Onanganjang Bahan baku tembikar, keramik, dll + 221 Ha Tahap Penelitian 4 Batu Gamping (Batu gunung) Batuharang Kec. Lintongnihuta dan Sipalakki Kec. Doloksanggul Bahan dasar semen, ornamen dinding, latai, perkerasan jalan + 840 Ha Ada Izin

5 Pasir gunung Dolok margu Kec. Lintongnihuta Bahan timbun dan perkerasan jalan + 30 Ha Ada Izin 6 Tanah Liat (Lempung)

Desa Simarigung Kec. Doloksanggul Bahan industri batu bata + 143 Ha Dalam proses 7 Gambut

Aek Nauli Kec.Pollung dan Nagasaribu Kec. Lintongnihuta Bahan bakar, bahan dasar pembuatan arang + 120 Ha Tahap Penelitian

8 Sirtu Desa Pandumaan Kec.

Pollung Perkerasan jalan + 20 Ha

Proses pengurusan 9 Granit Kec. Onanganjang dan

Sijamapolang Ornamen dinding, perkerasan jalan + 4500 Ha Tahap Penelitian 10 Pasir Sungai Sepanjang aliran sungai di Kec. Pakkat Onanganjang, Pollung Baktiraja Parlilitan, Tarabintang, Doloksanggul, Sijamapalang Bahan dasar beton Sepanjang aliran sungai Ada Izin dan Sebagian dalam proses

(24)

d. Perindustrian

Sektor industri diharapkan tumbuh mendukung sektor pertanian di Kabupaten Humbang Hasundutan untuk meningkatkan nilai tambah dan perluasan lapangan kerja. Hingga Tahun 2012, sektor industri belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan berada pada urutan ke-8 (delapan) dari 9 (sembilan) sektor perekonomian. Hal ini dapat dimungkinkan karena pola usaha masyarakat yang masih cenderung berorientasi produk, sedangkan pengolahan dan pemasaran masih sulit dilakukan dan bahkan tidak terpikirkan untuk meningkatkan nilai tambah daerah.

Tahun 2012 tercatat 540 industri Mikro, menyerap tenaga kerja sebanyak 848 orang, sedangkan industri kecil tercatat 89 usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 555 orang. Jenis industri ini masih berpeluang untuk ditingkatkan mengingat potensi yang dimiliki dan kebutuhan perluasan kerja di masa yang akan datang. Jumlah Usaha, Tenaga Kerja Industri Mikro dan kecil, Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20. Jumlah Usaha, Tenaga Kerja Perusahaan Industri Mikro dan kecil , Tahun 2008-2012

Tahun Banyak Usaha Tenaga Kerja

Nilai Investasi Tenaga Kerja (000)

Mikro Kecil Mikro Kecil Mikro Kecil

1 2 3 4 5 6 7 2008 465 60 641 372 6.922.000 4.017.600 2009 509 74 729 429 7.873.200 4.633.200 2010 520 83 750 462 8.100.000 4.989.600 2011 532 87 840 514 9.072.000 5.551.200 2012 540 89 848 555 9.158.400 5.994.000

(Sumber : Humbang Hasundutan Dalam Angka, 2013)

e. Bangunan

Kontribusi sektor bangunan terhadap PDRB (ADHB) Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2012 adalah senilai Rp. 132,45 Milyar atau sekitar 4,16 persen. Kontribusi sektor bangunan berada pada posisi ke-4 (empat) dari 9 (sembilan) sektor perekonomian daerah. Pertumbuhan sektor bangunan pada tahun yang sama adalah 8,04 persen dan berada di atas pertumbuhan PDRB (ADHK 2000) yaitu 5,99 persen.

(25)

f. Perdagangan

Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB (ADHB) Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2012 adalah senilai Rp. 480,36 Milyar atau sekitar 15,11 persen. Kontribusi sektor perdagangan berada pada posisi ke-2 (dua) dari 9 (sembilan) sektor perekonomian daerah. Pertumbuhan sektor perdagangan pada tahun yang sama adalah 9,55 persen dan berada di atas pertumbuhan PDRB (ADHK 2000) yaitu 5,99 persen.

g. Perhubungan

Jalan merupakan prasarana yang penting untuk memperlancar dan mendorong roda perekonomian. Peningkatan upaya pembangunan akan menuntut pembangunan jalan untuk meningkatkan arus barang kedalam dan keluar daerah Humbang Hasundutan. Panjang jalan di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah sekitar 1.256,40 km yang dibagi atas jalan negara sepanjang 43 km, jalan propinsi sepanjang 111,20 km, jalan kabupaten sepanjang 917,20 km dan jalan desa 185 km . Kondisi jalan pada Tahun 2012 adalah 633,51 km kondisi baik, 202,29 km kondisi sedang, 101 km kondisi rusak, dan 318,97 km kondisi rusak berat.

h. Pariwisata

Kabupaten Humbang Hasundutan dianugerahi sumber daya alam yang indah dan penuh pesona yang memiliki daya tarik tersendiri terhadap wisatawan. Kekayaan alam ini baru berupa potensi karena belum dikelola menjadi industri yang mampu memberikan nilai ekonomi tinggi.

Ada beberapa jenis potensi wisata di Kabupaten Humbang Hasundutan seperti wisata alam, budaya dan potensi wisata buatan (agrowisata). Pengelolaan potensi ini membutuhkan pemikiran dan dana besar untuk membenahi ketersediaan sarana dan prasarana ke daerah tujuan wisata. Kondisi kawasan wisata yang kurang dikelola, ketersediaan sarana pendukung dan peningkatan pengetahuan masyarakat akan industri pariwisata menjadi bagian yang harus dibenahi pada sektor pariwisata di Kabupaten Humbang Hasundutan.

(26)

i. Keuangan

Kondisi keuangan daerah pemekaran umumnya masih berada pada posisi sulit karena berbagai keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya sumber daya manusia dan konsentrasi yang terpusat kepada perumusan kebijakan dan program pembangunan sehubungan dengan potensi dan permasalahan daerah. Realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Humbang Hasundutan pada Tahun 2012 adalah sebesar Rp. 17.902 juta yang berasal dari pajak sebesar Rp. 2.252 juta, retribusi daerah sebesar Rp. 6.096 juta, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 3.478 juta dan sisanya sebesar Rp. 6.076 juta adalah lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Kondisi pelayanan perbankan masih dipusatkan di Ibu Kota Kabupaten yaitu Doloksanggul, namun pelayanan perbankan masih sangat kurang di tingkat kecamatan karena baru dilayani oleh Bank Rakyat Indonesia dan Bank Sumatera Utara itupun sebagian masih dilayani dengan mobil kas keliling. Dengan demikian harus terus diupayakan agar pelayanan perbankan dapat ditingkatkan sampai ke tingkat Kecamatan sehingga arus perputaran uang di Kabupaten Humbang Hasundutan semakin besar.

(27)

BAB III

POTENSI DAN PERMASALAHAN

A. POTENSI

Kabupaten Humbang Hasundutan pada dasarnya mempunyai potensi sumber daya alam yang sangat besar. Tetapi hingga saat ini potensi tersebut masih belum dikelola dan belum menghasilkan keuntungan ekonomi yang secara nyata terhadap pengembangan wilayah dan pembangunan.

Potensi terbesar ada pada sektor primer pertanian yang didukung oleh 6 (enam) sub sektor yakni: (1) Tanaman Pangan; (2) Holtikultura; (3) Perkebunan; (4) Peternakan; (5) Perikanan dan (6) Kehutanan. Sub sektor tanaman Pangan adalah sektor terluas dan menyangkut kepentingan sekitar 80 persen penduduk Humbang Hasundutan. Sektor lainnya yang diperkirakan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah di masa depan antara lain adalah sektor Pertambangan, Pariwisata, Ketersediaan Tenaga Kerja dan Sumber Energi.

1. Pertanian

a. Tanaman Pangan

Sub Sektor Tanaman Pangan yang berpotensi dikembangkan adalah kelompok tanaman pangan dan palawija antara lain padi, jagung, kacang, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang. Padi sawah masih merupakan usaha yang lebih dominan digeluti masyarakat di seluruh Humbang Hasundutan. Tetapi melihat semakin terbatasnya lahan sawah maka Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sudah saatnya mampu mengarahkan kebijakan terhadap ekstensifikasi dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi pertanian dimungkinkan karena ketersediaan lahan untuk pengembangan pertanian masih sangat besar.

b.Holtikultura

Potensi sub sektor Holtikultura memiliki peluang besar guna peningkatan konstribusi terhadap perekonomian daerah untuk menopang Sub sektor tanaman pangan seperti Kubis, Bawang, Kentang, Cabe, Tomat, kol, wortel dan saur mayur lainnya. Tanaman ini pada umumnya dapat dikembangkan di seluruh Kecamatan khususnya di Doloksanggul, Lintongnihuta, Onanganjang, Paranginan, Pollung, Sijamapolang.

(28)

c.Perkebunan

Potensi perkebunan masih memberikan harapan guna peningkatan kontribusi terhadap perekonomian daerah. Lahan kering yang sesuai dengan beberapa jenis tanaman perkebunan tersebar di seluruh kecamatan.

Jenis tanaman perkebunan utama antara lain adalah Kopi, Kemenyan, Karet, Coklat, Kelapa Sawit, Kemiri, Kulit Manis, dan jenis tanaman perkebunan lainnya termasuk andaliman

yang menjadi bumbu khas Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kemenyan menjadi komoditi yang bersifat khas di Kabupaten Humbang Hasundutan. Komoditas ini memiliki kekhususan karena tidak berproduksi di semua lokasi, tetapi terdapat di beberapa tempat seperti Doloksanggul, Parlilitan, Pakkat, Onanganjang dan Sijamapolang.

d.Peternakan

Ketersediaan lahan untuk pengembangan peternakan merupakan potensi yang dapat dikembangkan terutama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani regional, nasional bahkan ekspor. Lahan untuk penggembalaan dan pembesaran ternak besar seperti kerbau, sapi, kambing dan domba masih dimungkinkan di beberapa kecamatan. Sedangkan pengembangan ternak ayam dan itik sangat diuntungkan karena lokasi yang relatif jauh dari kebisingan dan populasi udara. Peningkatan fungsi BBI sangat penting untuk mendukung sektor ini.

e.Perikanan

Perikanan air tawar adalah potensi yang terdapat untuk pengembangan sub sektor perikanan di kabupaten Humbang Hasundutan. Beberapa aliran sungai dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kolam air deras, sedangkan di kawasan Danau Toba dimungkinkan pengembangan Keramba Jaring Apung. Peningkatan fungsi BBI juga sangat penting untuk mendukung sektor ini.

f.Kehutanan

Kebijakan mengenai pengelolaan hutan adakalanya mendatangkan untung, tetapi tidak jarang yang mendatangkan bencana. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki potensi besar di bidang kehutanan. Luas hutan menurut Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara Tahun 2012 adalah sekitar 60,29 persen dan sesuai untuk beberapa jenis kayu bernilai ekonomis

(29)

seperti jati, meranti, mahoni. Beberapa kawasan hutan masih belum dieksploitasi terutama di daerah Parlilitan, Pakkat, dan Tarabintang. Tetapi kawasan yang telah terlihat rusak dapat direhabilitasi untuk menghasilkan kayu di masa yang akan datang. Sejauh ini eksploitasi yang dilakukan PT. Toba Pulp Lesteri, Tbk tidak menguntungkan masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan akan tetapi merugikan masyarakat khususnya yang tinggal di Desa Pandumaan dan Sipituhuta, dimana lahan kemenyan mereka semakin sempit.

2. Pertambangan

Potensi pertambangan Kabupaten Humbang Hasundutan umumnya terdapat di Kecamatan Doloksanggul, Lintongnihuta, Onanganjang, Pakkat, Parlilitan dan Tarabintang. Kecamatan Doloksanggul memiliki kandungan bahan tambang seperti : Calsium Carbonat, Pozolan, Batako Trass, Batu Gamping, Kalsit, Trass. Kecamatan Lintongnihuta memiliki kandungan tambang seperti Calsium Carbonat, Pozolan, Batako Trass dan Gambut.

Di daerah Parlilitan dan Pakkat di temukan bahan tambang Guano, biji emas ditemukan di Kecamatan Pakkat dan Tarabintang dan di Kecamatan Onanganjang terdapat kandungan batu kapur. Walaupun seluruh potensi ini belum diteliti, tetapi indikasi yang ada merupakan tantangan Pemerintah Humbang Hasundutan di masa depan.

3. Pariwisata

Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki kekayaan alam yang indah dan penuh pesona. Terdapat dua bagian besar potensi wisata di Humbang Hasundutan yaitu wisata alam dan budaya.

Wisata alam berupa keindahan Danau Toba di kecamatan Baktiraja, pemandangan alam di Kecamatan Lintongnihuta dan Paranginan, Keindahan air terjun dan hijaunya hutan alam. Sedangkan wisata budaya berupa rumah adat, Istana Sisingamangaraja dan Tombak sulu-sulu, Batu kubur, Pohon Rambe dan Patung Gajah, Benteng Pertahanan Raja Sisingamangaraja dan potensi wisata lainnya. Kedepan potensi ini dapat dikembangkan untuk menambah konstrubusi perekonomian Kabupaten Humbang Hasundutan.

(30)

4. Ketersediaan tenaga kerja

Secara kuantitas jumlah penduduk Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan potensi yang dapat menunjang percepatan pembangunan. Rasio jenis kelamin yang besarnya 93,3 persen menunjukkan jumlah laki-laki tidak jauh berbeda dengan perempuan. Hal ini juga menunjukkan penyediaan tenaga kerja teknis relatif mudah diperoleh terutama untuk menunjang program pembangunan di bidang pertanian.

Selain itu komposisi penduduk menurut umur yang menunjukkan jumlah usia muda dan produktif yang jumlahnya sekitar 86 persen menunjukkan bahwa dalam jangka menengah dan panjang Kabupaten Humbang Hasundutan masih berpeluang dalam penyediaan tenaga kerja dalam segala aspek pembangunan daerah. Dari 174.765 jiwa penduduk terdapat 68.092 jiwa umur 0 – 14 tahun dan 82.794 jiwa penduduk berumur 15 – 54 tahun.

5. Energi

Sumber energi yang menjadi pendukung kegiatan pembangunan menjadi mahal harganya terutama dengan mengandalkan pasokan PLN yang ada saat ini. Dengan demikian potensi energi yang bersumber dari alam Humbang Hasundutan dapat dikembangkan menjadi sumber energi baru termasuk menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Sampai tahun 2012 sudah ada 1 (satu) PLTA yaitu Aek Simonggo I di Sionom Hudon Selatan Kecamatan Parlilitan dan 1 (satu) PLTM yaitu Aek Silang di Hutaraja Kecamatan Doloksanggul yang beroperasi di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan. Selain itu sudah ada beberapa dalam proses konstruksi, Izin Lokasi, Izin Prinsip dan Peninjauan lapangan. Potensi ini jika terus ditingkatkan akan dapat meningkatkan konstribusi terhadap perekonomian Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Khususnya di Provinsi Sumatera Utara yang beberapa tahun terakhir ini terjadi krisis tenaga listrik.

(31)

B. PERMASALAHAN

Permasalahan umum yang dihadapi di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah masih rendahnya produktivitas kerja sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat. Disamping rendahnya mutu SDM, sarana dan prasarana umum yang sangat dibutuhkan oleh masyarkat sangat terbatas bahkan tidak terpelihara dengan baik seperti bangunan gedung sekolah, jalan ke sentra-sentra produksi dan lain-lain. Peran masyarakat dalam proses pembangunan juga masih terbatas, sedang disisi lain kemampuan pemerintah untuk membiayai pembangunan sangat terbatas. Pemberdayaan masyarakat merupakan modal dalam proses pembangunan, oleh karena itu keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan harus digerakkan dan didorong, sehingga masyarakat merasa turut bertanggungjawab dalam memberhasilkan pelaksanaan pembangunan. Rasa memiliki terhadap hasil pembangunan perlu ditumbuh-kembangkan agar masyarakat ikut mengawasi dan memeliharannya, sehingga hasil pembangunan tersebut dapat memberikan nilai tambah dan manfaat yang optimal terhadap kegiatan perekonomian masyarakat.

Potensi ekonomi yang tersedia berupa SDA belum dikelola secara optimal karena terbatasnnya kemampuan baik dana maupun tenaga, sehingga potensi yang ada belum dapat memberikan nilai tambah terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Berbagai potensi SDA yang dapat digali dan dikembangkan untuk menambah sumber mata pencaharian masyarakat antara lain sektor Pertanian, Industri, Perdangangan dan Pertambangan serta Pariwisata.

(32)

BAB IV

VISI, MISI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA A. VISI DAN MISI

Sebagaimana dimaklumi bahwa Visi dan Misi memainkan peran yang sangat menentukan dinamika pada umumnya dan instansi pemerintah pada khususnya untuk menggapai masa depan yang lebih baik.

Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu instansi pemerintah atau organisasi harus dibawa. Oleh karena itu, suatu visi harus dapat memberikan arah dan fokus yang jelas agar organisasi dapat tetap konsisten dan eksis, antisipatif dan inovatif dalam menetapkan visi, paling tidak ada 3 (tiga) hal yang perlu menjadi perhatian dan pertimbangan, yaitu :

a. Potensi SDA dan SDM;

b.Kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat; c. Letak geografis.

Berdasarkan potensi dan kondisi serta letak geografis Kabupaten Humbang Hasundutan, visi yang kami sampaikan untuk Kabupaten Humbang Hasundutan sama seperti Visi Bupati Humbang Hasundutan periode 2005-2010 dan 2010 - 2015 yaitu :

” HUMBANG HASUNDUTAN MENJADI DAERAH YANG MANDIRI DAN SEJAHTERA ”

Visi ini akan tetap kami lanjutkan untuk meneruskan cita-cita atau harapan masyarakat yang belum terpenuhi atau tercapai sebagaimana harapan Pemerintah Daerah saat ini. Sekaligus percepatan perubahan yang lebih baik.

Sebagai daerah otonom yang baru terbentuk (hasil pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara), Kabupaten Humbang Hasundutan harus didorong dan dipacu melalui berbagai upaya sehingga dapat mandiri mengatur dan mengurus rumah tangganya. Kemandirian suatu daerah merupakan modal dasar untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(33)

Dengan kemandirian dan kemampuan SDM untuk mengolah SDA serta berinteraksi secara harmonis dengan alam, pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan dapat dilaksanakan.

Untuk mencapai visi tersebut di atas, misi yang perlu dilaksanakan adalah : 1.Meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian;

Kegagalan pembangunan ekonomi yang telah kita alami melalui model Trickle Down Effect

yang memprioritaskan pertumbuhan ekonomi secara umum telah menyebabkan krisis ekonomi nasional yang berkepanjangan. Berdasarkan pengalaman tersebut maka ke depan pembangunan ekonomi akan diarahkan pada pembanguan ekonomi kerakyatan.

Pada prinsipnya, ekonomi kerakyatan adalah ekonomi yang mengacu pada peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan mayoritas hidup dan ditopang dari sektor pertanian sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat harus diupayakan melalui sektor pertanian. Hal ini dapat dilakukan antara lain melalui: pengembangan produk unggulan sesuai dengan kondisi dan potensi daerah, pembangunan dan peningkatan infrastruktur, pengembangan sentra produksi, peningkatan saprodi, dan lain-lain. Dalam rangka mendistribusikan komoditi hasil pertanian maka kebutuhan dan potensi pasar juga perlu diperhitungkan baik pasar domestik, regional maupun pasar internasional.

2.Meningkatkan Profesionalisme dan Produktivitas Kerja SDM ;

Profesionalisme merupakan modal utama dalam meningkatkan produktivitas, sedangkan produktivitas adalah nilai tambah yang harus tetap diupayakan pencapaiannya dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang.

Profesionalisme merupakan suatu kualitas perbuatan (pekerjaan) yang merupakan ciri orang (masyarakat) yang profesional. Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berdasarkan pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah lebih baik dari hari ini.

Kerja produktif memerlukan profesionalisme kerja yang sesuai dengan isi kerja. Syarat lain adalah kemauan kerja yang tinggi, lingkungan kerja yang nyaman, jaminan sosial yang

(34)

memadai, kondisi kerja yang manusiawi dan hubungan kerja yang harmonis. Oleh karena itu, salah satu usaha yang konkrit untuk mendorong produktivitas tenaga manusia adalah peningkatan pendidikan dan keterampilan. Tingkat pendidikan yang tinggi pasti akan menciptakan multiplier effect terhadap diri dan masyarakat lingkungannya seperti kesehatan, budaya, politik, ekonomi dan lain-lain.

3.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan;

Salah satu jaminan keberhasilan pelaksanaan dan kesinambungan pembangunan adalah adanya partisipasi masyarakat. Kita menganut prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek pembangunan tetapi harus mampu menjadi subjek pembangunan. Hal ini berarti masyarakat harus mampu dan terlibat langsung dalam merencanakan prioritas pembangunan sesuai dengan kondisi dan potensi daerah, berpartisipasi dalam pelaksanaan serta mampu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan itu sendiri. Disamping itu masyarakat harus memiliki inisiatif dan kreatif dalam menggali dan memanfaatkan potensi daerah yang ada. Masyarakat juga harus mampu keluar dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik pribadi maupun lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain masyarakat diharapkan akan mampu mengenali masalahnya dan mampu pula mengatasi masalahnya tersebut dengan potensi yang dimiliki. Dengan demikian masyarakat dapat mandiri.

4.Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik;

Sejalan dengan paradigma baru dalam sistem pemerintahan di daerah, maka pelaksanaan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan perlu tetap digali dan dikembangkan sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan efektif dan efisien. Pemerintah harus bertindak sebagai pelayan bukan untuk dilayani. Oleh karena itu, penyelenggaraan pemerintahan harus transparan, dapat dipertanggungjawabkan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Di samping itu, dalam hal pembangunan, pemerintah harus mampu melihat kebutuhan masyarakat, menampung berbagai aspirasi yang berkembang dan alokasi anggaran yang berpihak kepada rakyat.

(35)

5.Meningkatkan stabilitas politik dan keamanan;

Kehidupan kemasyarakatan akan berjalan dengan baik apabila stabilitas politik dan keamanan dapat terjamin. Para investor dalam berinvestasi tidak hanya memperhitungkan pangsa pasar yang ada dan letak lokasi usaha, akan tetapi mereka juga mempertimbangkan stabilitas daerah dalam berusaha. Pemerintah harus menetapkan ketentuan-ketentuan tetap, prosedur tetap yang dapat dipatuhi, dilaksanakan dan berlaku di daerah ini.

6.Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

Iman merupakan kepercayaan terhadap Tuhan Sang Pencipta, sedangkan Taqwa adalah keinsafan/kesadaran diri yang diikuti dengan kepatuhan dan ketaatan dalam melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Segala rencana dan upaya yang kita perbuat apabila Tuhan menghendaki maka itulah yang terjadi, untuk itu penyerahan diri secara total kepada Tuhan adalah wajib.

Pembinaan kerukunan antar umat beragama perlu tetap ditingkatkan baik melalui interaksi antar umat maupun pembinaan dan pengembangan daerah basis terutama anak usia dini, remaja dan pemuda.

B. Kebijakan dan Program Kerja

Guna terwujudnya visi dan misi sebagaimana diuraikan di atas, berbagai kebijakan dan program kerja disusun dan ditetapkan berdasarkan skala prioritas. Prioritas utama yang menjadi dasar atau fundasi untuk mandiri dan sejahtera adalah pendidikan. Pendidikan merupakan jantung atau mesin penggerak bagi masyarakat, bangsa dan negara, karena hanya melalui pendidikan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya, termasuk pendidikan agama untuk memberi kekuatan iman. Pendidikan jasmani dan pendidikan rohani merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk memperoleh kualitas hidup secara utuh. Pendidikan yang dimaksud disini adalah pendidikan dalam arti luas baik formal maupun nonformal, masyarakat umum maupun aparatur. Pendidikan ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat sesuai kebutuhan, sehingga profesionalisme (keterampilan masyarakat) dapat lebih ditingkatkan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(36)

Sesuai dengan uraian di atas, maka kebijakan program kerja yang perlu dilakukan adalah seperti pada tabel 21.

Tabel 21. Kebijakan dan Program Kerja

NO BIDANG KEBIJAKAN PROGRAM KERJA

1 2 3 4

I PEMERINTAHAN 1. Restrukturisasi aparatur daerah

a. Pembentukan dan penataan Perangkat Daerah

b. Penyusunan prosedur dan mekanisme kerja

c. Penataan kewenangan dan tanggung jawab

d. Pengadaan sarana dan prasarana pemerintahan

2. Peningkatan

Profesionalisme PNS

a. Pendidikan dan pelatihan PNS b. Penegakan disiplin

c. Pembinaan karakter dan Peningkatan kinerja PNS d. Promosi Jabatan bagi PNS yang

berprestasi 3. Pembinaan

pemerintahan

Kecamatan dan Desa

a. Penataan wilayah pemerintahan b. Penataan batas wilayah

4. Pembinaan hukum a. Penyusunan peraturan perundang-undangan b. Penyuluhan hukum c. Penegakan hukum

5. Peningkatan pelayanan a. Penyederhanaan prosedur pelayanan

b. Penyusunan standar pelayanan minimal

6. Pengawasan dan pengendalian

Pengolahan data, monitoring dan evaluasi II EKONOMI DAN PEMBANGUNAN 1. Pembinaan Usaha Pertanian a. Pengembangan agribisnis b. Peningkatan produksi pertanian c. Pengendalian peredaran Saprodi

(37)

d. Penyuluhan pertanian

e. Ekstensifikasi dan Intensifikasi Pertanian

f. Balai pembibitan pertanian 2. Pembinaan Pertambangan a. Pemetaan wilayah pertambangan b. Pengembangan usaha pertambangan

3. Pembinaan pariwisata a. Pemetaaan dan inventarisasi objek-objek wisata

b. Penyelenggaraan pengembangan dan pengelolaan objek wisata 4. Pembinaan usaha jasa Penyuluhan dan pengembangan

Usaha 5. Pemberdayaan

masyarakat

a. Peningkatan peran serta

masyarakat dalam pembangunan b. Pembinaan kegiatan

pengembangan potensi dan pelestarian sumber daya desa 6. Peningkatan

produktivitas kerja

Pelatihan Kerja

7. Peningkatan sarana dan prasarana

Pembangunan dan pemeliharaan

8. Penanaman modal Sistem dan mekanisme penanaman modal

III SOSIAL DAN BUDAYA

1. Peningkatan anggaran pendidikan

a. Wajib Belajar 9 Tahun

b. Tugas Belajar dan Ijin Belajar c. Pemberian bea siswa

2. Peningkatan mutu guru a. Diklat fungsional

b. Peningkatan kesejahteraan guru c. Rasionalisasi pendidikan 3. Peningkatan pengetahuan masyarakat Diklat masyarakat 4. Pembinaan perguruan swasta Pemberian subsidi

5. Pembinaan kesehatan a. Peningkatan mutu sarana dan prasarana kesehatan

(38)

b. Peningkatan pengawasan obat dan makanan

c. Peningkatan pelayanan kesehatan

6. Pembinaan keagamaan a. Peningkatan mutu pendidikan agama

b. Peningkatan kerukunan antar umat beragama

c. Pelestarian kesenian dan kebudayaan daerah 7. Pembinaan

kesejahteraan keluarga

Pemberdayaan dan peningkatan ekonomi keluarga

8. Pembinaan kebudayaan a. Pelatihan

b. Pelestarian Budaya c. Pengembangan Budaya 9. Peningkatan mutu

sarana dan prasarana pertanian

a. Pengendalian dan pengawasan b. Penyuluhan dan pelatihan c. Penelitian dan pengembangan IV POLITIK DAN

KEAMANAN

1. Pembinaan kebangsaan a. Peningkatan kewaspadaan masyarakat b. Peningkatan wawasan kebangsaan 2. Pembinaan organisasi kepemudaan a. Diklat kepemudaan b. Peningkatan olah raga c. Pemberdayaan pemuda 3. Peningkatan stabilitas

daerah

a. Pengembangan sistem keamanan lingkungan

b. Pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

(39)

BAB VI P E N U T U P

Visi dan Misi sebagaimana telah diuraikan di atas yang dijabarkan dalam kebijakan dan program, akan ditindaklanjuti dengan Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai arah dan acuan serta tolok ukur pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

Pendidikan yang menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan diharapkan dapat mempercepat laju pembangunan yang berkelanjutan dan mendorong masyarakat semakin percaya diri serta mandiri di dalam menentukan masa depan yang lebih baik.

Visi dan Misi yang disampaikan dapat dilaksanakan sebagaimana diharapkan, apabila seluruh lapisan masyarakat memahami secara mendalam dan memberikan dukungan sepenuhnya di dalam implementasinya demi terwujudnya masyarakat Humbang Hasundutan yang mandiri dan sejahtera.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberkati kita semua.

Dibuat di Doloksanggul Tanggal Juli 2015

PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERIODE 2015-2020,

CALON BUPATI, CALON WAKIL BUPATI,

Dtt Dtt

Gambar

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur   No.  Golongan
Tabel  4.  Jumlah  Sekolah,  Guru  dan  Murid  Menurut  Jenjang  Sekolah,  Tahun  2011/2012-2012/2013
Tabel 5.  Jumlah  Sekolah  menurut  Kecamatan  dan  Jenjang  Sekolah  T.A  2012/2013.  NO  Kecamatan  TK  SD  MI  SMP  MTs  SMU  MA  SMK  1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  1  Pakkat  2  34  1  9  -  2  -  2  2  Onanganjang  1  20  -  3  -  1  -  -  3  Sijamap
+7

Referensi

Dokumen terkait

19 Adanya penyewaan lahan sawah pertanian oleh industri gula yang di dalamnya terdapat pabrik beserta perkebunannya yang tidak sesuai dengan ketentuan,

Jenis ketrampilan proses sains siswa yang diamati meliputi ketrampilan siswa mengamati (observasi), merumuskan hipotesis, menentukan ruang dan waktu, dan berkomunikasi.

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Où, Quel, Quand, Qu’est-ce que, Comment - Article indéfini/défini - adverbe VOCABULAIRE - Noms de métiers - le corps - Nom de pays - Memberikan suatu bacaan dengan

Setiap instansi atau perusahaan yang berbadan hukum yang telah memenuhi persyaratan untuk melakukan usaha dapat memperoleh izin pemanfaatan atau pemakaian zat radioaktif dan

Mengukur efektivitas penggunaan listrik pra-bayar untuk dapat memastikan bahwa suatu produk yang diadakan tersebut efektif atau tidak, maka harus dilakukan dengan

Pembelajaran dengan model Teams Games Tournament adalah salah satu model dalam belajar kelompok yang dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengajar untuk menyelesaikan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1)secara simultan kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai