• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Pengertian Sistem

Ada beberapa definisi tentang sistem. Menurut O’Brien (2005, p18) sistem merupakan kumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan, dengan menerima masukan yang menghasilkan keluaran melalui suatu proses transformasi yang terorganisasi.

Menurut McLeod (2007, p11), sistem sebagai sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian sistem di atas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa sistem adalah sekelompok elemen atau unsur yang saling berinteraksi satu sama lain dalam menerima masukan, memprosesnya serta menghasilkan keluaran untuk mencapai suatu tujuan.

Suatu sistem memiliki karakteristik agar tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya.

Karakteristik sistem adalah : 1. Komponen

Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang melakukan fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai tujuan sistem.

(2)

 

2. Batas Sistem

Sistem dibatasi oleh suatu cara area untuk membatasinya dengan sistem lainnya. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup sistem itu sendiri.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar sistem meliputi segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi kerja sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem adalah suatu media yang menghubungkan antar elemen atau subsistem dalam sistem. Melalui media ini memungkinkan pengiriman masukan dan keluaran dari suatu sistem ke sistem lainnya.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem atau input sistem adalah segala sesuatu yang diperlukan sistem untuk diproses sehingga sistem dapat mencapai hasil yang diharapkan.

6. Pengolahan Sistem

Suatu unit yang mengolah masukan ke sistem menjadi keluaran melalui proses atau prosedur tertentu.

7. Keluaran Sistem

Hasil yang diharapkan berasal dari masukan yang diproses. Hasil tersebut bisa menjadi hasil akhir atau masukan bagi sistem lainnya.

(3)

 

8. Sasaran dan Tujuan Sistem

Memberikan laporan kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien dan dapat menerima feedback dan kontrol dari arus informasi tertentu.

2.1.2 Pengertian Data

Menurut O’Brien (2005, p24) data adalah ukuran yang mengacu pada sifat atau karakteristik suatu entitas.

Menurut McLeod(2007, p15) data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relative tidak berarti bagi pemakai.

Dua sifat data :

a. Shared : data dapat digunakan bersama-sama oleh beberapa pengguna.

b. Integrated : data merupakan kesatuan, sedapat mungkin

menghindari pengulangan sehingga data menjadi lebih valid dan benar

2.1.3 Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang telah diproses sehingga berubah dan nilainya semakin tinggi.

Definisi informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang paling penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan yang akan datang.

Menurut McLeod (2007, p15) informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti.

(4)

 

Menurut O’Brien (2005, p24) informasi adalah data yang diubah menjadi suatu bentuk yang berarti dan berguna dalam konteks tertentu bagi para pemakainya.

Sasaran yang harus dicapai dalam informasi : 1. Akurasi

Informasi harus benar dan tidak menyesatkan, karena informasi yang tidak akurat akan berakibat fatal.

2. Tepat pada waktunya

Informasi yang diterima tidak boleh terlambat karena merupakan landasan dalam mengambil keputusan. Informasi yang telah usang tidak akan mempunyai nilai lagi.

3. Relevan

Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai.

4. Reliabilitas

Tingkat kehandalan terhadap keakuratan informasi yang disajikan harus dapat dipertanggungjawabkan.

5. Lengkap

Informasi yang disajikan harus utuh dan terperinci. 2.1.4 Pengertian Sistem Informasi

Tujuan utama dari sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses, dan menukar informasi antar pelaku bisnis. Sistem informasi didesain untuk mendukung operasi sistem bisnis, Jeffrey L, Whitten, et.al, (2004, p39).

(5)

 

Menurut O’Brien (2005, p4) sistem informasi adalah kombinasi yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komputer dan sumber daya yang dapat mengumpulkan, mendapatkan, dan mendistribusikan informasi.

Menurut Laudon (2007, p7) sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang saling bekerja mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisis, dan visualisasi dalam organisasi.

Sistem informasi adalah pengaturan peralatan yang mengumpulkan, memasukkan dan memproses data serta peralatan untuk menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya dan sasarannya.

Suatu sistem informasi mempunyai beberapa karakteristik yang berlaku untuk semua sistem informasi yang dibentuk. Adapun kerakteristik yang dimiliki sistem informasi yaitu :

1. Tujuan dan Sasaran (Goals and Objectives)

Setiap sistem informasi dirancang untuk memenuhi atau mencapai satu atau lebih tujuan dan sasaran. Kedua hal ini menjadi latar belakang dan alasan kuat dari pembentukan sistem.

2. Masukan

Data dikumpulkan oleh sistem atau oleh pemakai dari sistem. Data inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam sistem sebagai masukkan sistem.

(6)

 

3. Keluaran

Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan keluaran. Keluaran dari sistem kadang-kadang dimasukkan kembali ke dalam sistem sebagai masukan. Masukan ini disebut feedback.

4. Data Tersimpan

Data yang dimasukkan dan diproses oleh sistem sering kali diperlukan oleh pemakai sistem informasi dan menjadi data yang tersimpan di dalam sistem. Data yang tersimpan harus sering diupdate untuk mempertahankan ketepatannya.

5. Alat Pemroses

Data yang dimasukkan ke dalam sistem akan diproses dan dikirim ke pemakai sebagai informasi atau disimpan untuk keperluan kemudian. Pada dewasa ini banyak organisasi bisnis menggunakan komputer sebagai alat pemroses dari data organisasi.

6. Instruksi dan Prosedur

Sebuah sistem informasi tidak memiliki kecerdasanya sendiri. Sistem tidak dapat memproses data atau menghasilkan informasi tanpa diberitahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, sistem harus menyimpan rincian, instruksi, dan prosedur. Perangkat lunak ditulis untuk memberitahukan komputer bagaimana memproses data. Intruksi dan prosedur pemakai biasanya ada pada prosedur manual.

(7)

 

7. Sempadan

Setiap sistem mempunyai batasan fisiknya. Sempadan memisahkan sebuah sistem dari lingkungannya. Lingkungan adalah semua yang mengelilingi sistem.

8. Pemakai

Orang-orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan informasi yang diproduksi sistem disebut user. User dapat meliputi orang-orang yang berperan dalam pengolahan transaksi dan data, manajemen sistem dan sistem keamanan kontrol.

9. Batasan

Setiap sistem mempunyai limit tertentu secara internal atau eksternal yang membatasi suatu sistem seperti jumlah pemakainya atau metode yang dipakai untuk masukkan, proses, penyimpanan atau keluaran.

10. Ukuran Keamanan

Ukuran keamanan dibangun dalam sistem informasi dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang akurat. Sistem ini juga melindungi sistem dari pengakses yang tidak berwenang.

11. Antar Muka Informasi

Antar muka informasi digunakan dalam mengalirkan informasi antar pihak-pihak yang berkepentingan dalam sistem.

12. Subsistem

Subsistem merupakan suatu bagian dari sistem yang melakukan operasi-operasi tertentu untuk mendukung sistem bagiannya.

(8)

 

2.2 Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis sistem adalah suatu proses suatu penyelidikan kebutuhan informasi pemakai dalam suatu organisasi agar dapat menetapkan tujuan dan spesifikasi untuk merancang suatu sistem informasi.

Analisis sistem adalah penguraian dari sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengindentifikasikan dan mengevaluasi masalah-masalah, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Analisis sistem adalah proses pengumpulan dan menterjemahkan fakta-fakta, mendiagnosa masalah dan menggunakan informasi untuk menyarankan peningkatan sistem. Perancangan sistem adalah proses perencanaan sistem bisnis baru atau melengkapi sistem yang telah ada.

Menurut Jeffrey L.Whitten, et al (2004, p165-166) analisis sistem adalah tehnik pemecahan masalah dengan cara memecahkan sebuah sistem ke dalam komponen-komponen dengan tujuan mempelajari bagaimana komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk menyelesaikan tujuan mereka. Perancangan sistem merupakan pelengkap dari analisis sistem ke dalam suatu sistem yang utuh dengan tujuan mendapatkan sistem yang lebih baik.

Pengertian perancangan sistem adalah proses perencanaan suatu sistem yang baru menggantikan atau melengkapi sistem yang dapat berjalan. Perancangan sistem adalah proses-proses penyiapan spesifikasi yang terinci untuk pengembangan sistem yang baru. Desain sistem dimulai dengan spesifikasi keluaran sistem yang diperlukan yang mencakup isi, format, volume, dan

(9)

 

laporan-laporan serta dokumen-dokumen. Selanjutnya adalah penentuan isi dan format masukan sistem dan file. Setelah langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur dan pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses merancang sistem harus disiapkan suatu rencana implementasi sistem baru.

Analisis dan perancangan sistem informasi merupakan suatu proses yang berawal dari pengumpulan informasi, pengidentifikasian terhadap kebutuhan informasi bagi perusahaan, yang kemudian dari tahap analisis maka dibuat suatu rancangan sistem yang berguna bagi perusahaan.

2.3 Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphein. Geos berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan graphein berarti mencitrakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya geografi dapat diartikan pencitraan bumi atau pelukisan bumi.

Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara keduanya.

Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan permukaan bumi ialah tempat mahluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan, dan udara atau lapisan udara.

(10)

 

2.4 Sistem Informasi Geografis

2.4.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis

Menurut ESRI tahun 1990, Sistem Informasi Geografis adalah kumpulan yang teroganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis.

Sedangkan menurut Bernhardsen (1992), Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan persentasi data dan analisis data.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi Geografis

Menurut Green N. dan Raper J., Sistem Informasi Geografis terdiri dari beberapa komponen yaitu :

a. Perangkat Keras

Pada saat ini Sistem Informasi Geografis tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC, desktop, workstation, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang pada saat yang bersamaan dalam jaringan yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan yang besar dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Komponen perangkat keras memiliki

(11)

 

biaya relatif tinggi pada awalnya, tetapi terus menerus mengalami kecenderungan yang menurun dari waktu ke waktu karena beberapa faktor seperti perkembangan teknologi yang cepat dan semakin merata di seluruh dunia serta persaingan produk-produk sejenis yang kompetitif.

b. Perangkat Lunak

Sistem Informasi Geografis juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Komponen perangkat lunak memiliki biaya yang relative rendah pada awal masa pengembangannya. Kemudian biaya relative itu terus mengalami naik turun untuk beberapa periode tertentu karena beberapa faktor yag disebutkan di atas.

c. Data dan Informasi Geografi

Data dan informasi geografi sering disebut sebagai komponen basisdata. Sistem Informasi Geografis dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimpor dari perangkat-perangkat lunak Sistem Informasi Geografis yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari table-tabel dan laporan.

d. Manajemen

Suatu proyek Sistem Informasi Geografis akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan oleh orang yang memiliki

(12)

 

keahlian yang tepat. Manajemen sering juga disebut sumber daya manusia atau brainware.

2.5 Basis data

2.5.1 Pengertian Basis Data

Basis data adalah kumpulan data yang berhubungan satu sama lain dan segala sesuatu yang diperlukan untuk mengelola data tersebut dan menggunakannya.

2.5.2 Basis Data Terelasi (Relational Database)

Menurut Dr.Codd, konsep basisdata di mana table-tabel di dalam basisdata saling berhubungan satu sama lain (Connoly, 2002).

2.5.3 Entity Relationship

Adalah gambar dari hubungan antardata berdasarkan persepsi dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yang disebut entity, dan hubungan (relationship) antara objek-objek tersebut.

Entity adalah benda atau objek pada dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain. Entitiy digambarkan dalam database sebagai atribut. Relationship adalah hubungan diantara beberapa entitiy. Model Entity Relationship mempresentasikan kendala dimana isi dari database harus dibentuk. Salah satu kendala yang penting adalah Mapping Cardinalities yang mengekspresikan jumlah entity ke entity lain biasa diasosiasikan melalui relationship set.

(13)

 

Jenis-jenis Mapping Cardinalities

1. One to One : sebuah entitiy di A hanya bisa diasosiasikan dengan paling banyak satu entity dan sebaliknya.

2. One to Many : sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih di entitiy B, namun entity B hanya bisa diasosiasikan dengan paling banyak 1 entity di B.

3. Many to One : sebuah entitiy di A hanya bisa diasosiasikan dengan paling banyak satu entitiy di B, namun entity di B bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entitiy di A.

4. Many to Many : sebuah entitiy di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entitiy di B dan sebaliknya.

2.5.4 Diagram Hubungan Entitas (ERD)

Diagram Hubungan Entitas (ERD) adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan struktur logical dari database secara keseluruhan. 2.5.5 Diagram Aliran Data (DFD)

Diagram Arus Data atau DFD adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan. Walaupun nama diagram ini menekankan pada data, situasinya justru sebaliknya, penekanannya ada pada proses (McLeod, 2007, p316).

DFD digunakan untuk merepresentasikan suatu sistem yang otomatis maupun melalui gambar yang berbentuk jaringan grafik. Dengan menggunakan DFD, sistem analis dapat memahami aliran data dalam

(14)

 

sebuah sistem. Ada tiga keuntungan memahami aliran data dalam sebuah sistem, yaitu :

1. Terhindar dari usaha untuk mengimplementasikan suatu sistem yang terlalu dini. Sistem analis perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data yang diperlukan sebelum terlalu cepat mengambil keputusan untuk merealisasikannya secara teknik.

2. Dapat mengerti lebih dalam hubungan sistem dengan sub-sub sistemnya. Dengan DFD, sistem analis dapat membedakan sistem dari lingkungannya dengan batasan-batasanya (boundaries). Untuk itu dibutuhkan pengertian yang benar untuk memahami konsep dari sistem dilihat dari sudut pandang luar.

3. Dapat menginformasikan sistem yang berlaku kepada user melalui DFD. DFD dapat digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan user dalam bentuk representasi.

Simbol–simbol yang digunakan dalam DFD (McLeod, 2007, p316) : 1. External Entity

a. Dilambangkan dengan

b. Entitas yang berada di luar sistem yang memberikan data sistem (source) atau yang menerima informasi dari sistem. c. Tidak termasuk bagian dari sistem.

(15)

 

2. Proses

a. Dilambangkan dengan

b. Menggambarkan apa yang dilakukan oleh sistem. Berfungsi mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu atau beberapa data keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.

c. Penamaan proses dengan kata kerja dan kata benda. 3. Arus data

a. Dilambangkan dengan

b. Menggambarkan aliran data dari suatu entity ke entity lainnya. Anak panah menggambarkan aliran data.

4. Penyimpanan Data (Data Store) a. Dilambangkan dengan

b. Merupakan tempat penyimpanan data. Proses data mengambil data dari atau mengambil data ke data store.

Tingkatan dalam DFD yaitu : 1. Context Diagram

a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan keluran dari sistem.

(16)

 

2. Diagram Nol a. Ada data store

b. Diagram tidak rinci pada akhir nomor diberi tanda *. 3. Diagram Rinci

a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya.

b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari 7 dan maksimum 9.

2.6 State Transition Diagram (STD)

STD adalah diagram yang terdiri dari lingkaran untuk menggambarkan node dan segmen garis lurus untuk representasi transisi antara node. Satu atau lebih aksi mungkin dapat berasosiasi dengan setiap transisi. Diagram merepresentasikan node yang tak berhingga.

(http://foldoc.org/index.cgi?query=state+transition+diagram).

STD menggambarkan batas state yang diberikan konteks, peristiwa yang menyebabkan transisi dari satu state ke state lainnya, dan aksi adalah kesimpulannya. (http://www.csc.calpoly.edu).

STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dengan beberapa jenis pesan dengan proses yang kompleks dan sikronisasi kebutuhan.

STD memiliki komponen-komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perusahaan state. Setiap kotak persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

(17)

 

STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan bagaimana sistem melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian mengubah state suatu sistem.

Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian akivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antarstate, menunjukkan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. STD pertama kali dikembangkan untuk membantu merancang compiler. (William S. Davis & David C.Yen, 2000, p235).

2.7 Pemetaan

2.7.1 Pengertian Peta

Peta adalah suatu alat untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit. Ilmu pengetahuan yang mempelajari peta disebut kartografi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peta adalah gambar atau lukisan pada kertas dan sebagainya yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan sebagainya ; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat-sifat seperti batas daerah, sifat permukaan.

(18)

 

2.7.2 Jenis Peta

Ada beberapa jenis peta menurut kegunaannya yang terdapat dalam The World Encyclopedia (1991) :

1. General Reference Map (Peta Referensi Umum)

Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk geografi termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan, dan sebagainya.

2. Mobility Map (Peta Mobilitas)

Peta ini bermanfaat dalam membantu masyarakat dalam menentukan jalur dari suatu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan di darat, laut, dan udara.

3. Thematic Map (Peta Tematik)

Peta ini menunjukkan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah hujan, sumber daya alam.

4. Inventory Map (Peta Inventaris)

Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya : posisi semua gedung di wilayah Jakarta Barat.

Jenis-jenis peta berdasarkan isi : 1. Peta Umum

Melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum. Kenampakan adalah keadaan alam atau daerah dengan berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung, dataran, lembah, sungai, dan sebagainya, yang merupakan satu kesatuan. Contoh : Peta Indonesia, Peta Asia, Peta Dunia.

(19)

 

2. Peta Tematik / Peta Khusus

Melukiskan kenampakan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan. Contoh : Peta iklim, peta perhubungan.

Jenis-Jenis Peta berdasarkan skala :

1. Peta kadaster/teknik : Berskala antara 1 : 100 – 1 : 5.000 2. Peta Skala Besar : Berskala antara 1: 5.000 – 1 : 250.000 3. Peta Skala Sedang : Berskala antara 1: 250.000 – 1 : 500.000 4. Peta Skala Kecil :Berskala antara 1 : 500.000 – 1 :

1.000.000

5. Peta Geografi : Berskala lebih dari 1 : 1.000.000 Jenis – jenis peta berdasarkan objek :

1. Peta Stasioner

Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan tetap atau stabil. Contoh : Peta persebaran gunung berapi.

2. Peta Dinamis

Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan mudah berubah. Contoh : Peta urbanisasi, Peta arah angin, Peta ketinggian aliran sungai.

2.7.3 Bentuk Peta

Bentuk peta dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Peta timbul (relief), yang dibuat sesuai dengan kenampakan relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi. Contoh : Maket.

(20)

 

2. Peta datar yang dilukis dalam suatu bidang datar. Contoh : Atlas.

2.7.4 Penggunaan Peta

Pada umumnya peta dapat digunakan untuk mengetahui berbagai kenampakan pada suatu wilayah yang dipetakan, yakni :

1. Memperlihatkan posisi suatu tempat di permukaan bumi;

2. Mengukur luas dan jarak suatu daerah di permukaan bumi berdasarkan skala dan ukuran peta.

3. Memperlihatkan bentuk suatu daerah yang sesungguhnya dalam skala tertentu.

4. Menghimpun data suatu daerah yang disajikan dalam bentuk peta. Adapun peta khusus digunakan untuk tujuan tertentu yang menonjolkan satu jenis data saja. Misalnya peta iklim, peta curah hujan, peta penyebaran penduduk, dan sebagainya.

2.7.5 Syarat-syarat Peta

Peta yang ideal mempunyai luas, bentuk, arah, dan jarak yang benar. Peta yang baik dan lengkap harus mencamtumkan judul peta, tahun pembuatan, skala, petunjuk arah, legenda, dan garis astronomis, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Judul Peta

Judul suatu peta harus memuat jenis peta dan daerah yang dipetakan. Termasuk jenis peta, misalnya peta pertambangan, peta iklim, peta perhubungan. Daerah yang akan dipetakan,

(21)

 

misalnya peta Indonesia, peta dunia. Contoh : Peta Hasil Tambang di Indonesia. Judul peta diletakkan di tengah atas.

2. Tahun Pembuatan Peta

Tahun pembuatan diletakkan di kanan bawah atau kiri bawah. Pencamtuman tahun pembuatan ini penting karena dapat dipakai untuk memastikan bahwa peta tersebut masih baik digunakan saat itu.

3. Skala Peta

Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi. Ada tiga macam skala, yaitu skala angka, skala inci, dan skala garis.

Skala angka adalah skala pada peta yang dinyatakan dengan angka atau numerik. Contoh : 1 : 500.000, artinya 1 cm di peta = 500.000 cm di permukaan bumi.

Skala rinci adalah skala pada peta yang dinyatakan dalam satuan rinci (biasanya digunakan di luar negri). Satu inci = 2,539 cm.

Skala garis adalah skala pada peta berupa garis yang menunjukkan jarak sesungguhnya pada permukaan bumi.

4. Petunjuk Arah (Orientasi)

Pada setiap pembuatan peta perlu dicantumkan orientasi atau arah mata angin sebagai jarak petunjuk arah dari daerah atau wilayah yang dipetakan. Pembuatan orientasi atau petunjuk arah perlu memperhatikan pedoman berikut :

(22)

 

a. Indonesia menggunakan orientasi utara

b. Petunjuk arah ditempatkan pada bagian kosong agar tidak mengganggu peta induk.

5. Legenda

Peta memuat informasi yang padat, namun tidak mungkin semua data diberi keterangan rinci. Oleh karena itu, keterangan dibuat berupa simbol-simbol. Keterangan tentang simbol-simbol pada suatu peta disebut legenda. Ada dua macam simbol dalam peta, yaitu simbol kualitatif dan kuantitatif.

Simbol kualitatif digunakan untuk melukiskan bentuk-bentuk di permukaan bumi. Simbol kualitatif meliputi simbol titik, simbol garis, dan simbol warna.

Simbol kuantitatif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang diwakili, misalnya untuk menggambarkan jumah penduduk di daerah tertentu :

. : 1.000 jiwa .. : 2.000 jiwa : 3.000 jiwa 6. Garis Astronomis

Setiap peta harus mencamtumkan garis astronomis, yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal, kedua garis itu sesungguhnya tidak ada dan hanya ada dalam peta. Garis-garis itu berfungsi memperjelas kita dalam membaca peta.

(23)

 

Ditinjau dari sifat-sifat asli yang akan dipertahankan, penggambaran dari peta ke bidang datar, atau berupa proyeksi memiliki syarat sebagai berikut :

a. Peta harus conform, artinya bentuk peta yang tergambar harus sebangun dengan keadaan sebenarnya, meskipun gambar itu kecil, tidak boleh merubah bangun-bangun kenampakan yang ada.

b. Peta harus ekuidistan, artinya setiap jarak-jarak yang tergambar pada peta harus sesuai dengan keadaan sebenarnya, seperti menggambarkan jarak dari satu kota ke kota lain, disesuaikan dengan jarak sebenarnya dibagi dengan skala peta.

c. Peta harus ekuivalen, artinya harus sesuai dengan skala yang sudah dicantumkan didalamnya.

2.7.6 Model Data Pemetaan 1. Model Data Vektor

Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau polygon beserta atribut-atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam sistem model data vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (kooordinat x dan y). Dalam model data spasial vektor, garis-garis atau kurva (busur atau arc) merupakan sekumpulan titik-titik terurut yang dihubungkan. Sedangkan luasan atatu polygon disimpan sebagai

(24)

 

sekumpulan data titik-titik tetapi dengan catatan bahwa titik akhir polygon memiliki nilai koordinat yang sama, model data vektor terdiri dari titik, garis, dan polygon.

2. Model Data Raster

Model data raster menampilkan, menetapkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid. Setiap piksel atau sel ini memiliki atribut tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik (pada sudut grid, pusat grid, maupun tempat lainnya). Akurasi model data ini sangat tergantung pada resolusi atau ukuran pikselnya (sel grid) di permukaan bumi.

Model data raster memberikan informasi spasial apa yang terjadi demana saja dalam bentuk gambaran yang digeneralisir. Dengan model ini, dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau sel-sel grid yang homogen.

Karakteristik layer-layer raster : 1. Resolusi

Resolusi (spasial) didefinisikan sebagai dimensi linier minimum dari satuan terkecil geographic space yang dapat direkam (Universitas Adelaide, Australia, 2000). Satuan terkecil ini umunya berbentuk segiempat (bujur sangkar) dan dikenal sebagai sel-sel grid, elemen matriks, elemen terkecil dari suatu gambar (image) atau piksel.

(25)

 

2. Orientasi

Orientasi yang digunakan dalam sistem raster digunakan untuk mempresentasikan arah utara grid. Yang paling sering dilakukan adalah dengan cara menghimpitkan arah utara yang sebenarnya (true north) di titik asal sistem koordinat grid yang bersangkutan.

3. Zona

Setiap zona layer peta raster merupakan sekumpulan lokasi-lokasi yang memperlihatkan nilai-nilai (ID atau nomor pengenal yang dipresentasikan oleh nilai piksel) yang sama. Tetapi tidak semua layer peta raster memiliki zona, setiap isi sel grid dapat bervariasi secara terus-menerus di dalam daerah tertentu sehingga sel memiliki nilai berbeda (unik).

4. Nilai – nilai

Nilai dalam konteks raster, adalah item informasi (atribut) yang disimpan dalam sebuah layer untuk setiap pikselnya.

5. Lokasi

Umumnya dalam model data raster lokasi diidentifikasikan dengan menggunakan pasangan koordinat kolom dan baris (x dan y).

(26)

 

2.8 Ruang Terbuka Hijau

2.8.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau (RTH) adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemic, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/ atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH tersebut yaitu kenyamanan, keamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut.

Berdasarkan bobot kealamiannya, bentuk RTH dapat diklasifikasi menjadi (a) bentuk RTH alami (habitat liar/alami, kawaasan lindung) dan (b) bentuk RTH non alami atau RTH binaan (pertanian kota, pertamanan kota, lapangan olah raga, pemakaman, berdasarkan sifat dan karakter ekologisnya diklasifikasi menjadi (a) bentuk RTH kawasan (areal, non linear),dan (b) bentuk RTH jalur (koridor, linear), berdasarkan penggunaan lahan atau kawasan fungsionalnya diklasifikasi menjadi (a) RTH kawasan perdagangan, (b) RTH kawasan perindustrian, (c) RTH kawasan permukiman, (d) RTH kawasan pertanian, dan (e) RTH kawasan-kawasan khusus, seperti pemakaman, hankam, olahraga, alamiah.

Status kepemilikan RTH diklasifikasikan menjadi (a) RTH publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan publik atau lahan yang dimiliki oleh pemerintah (pusat, daerah), dan (b) RTH privat atau non publik, yaitu RTH yang berlokasi pada lahan-lahan milik privat.

(27)

 

2.8.2 Fungsi dan Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH)

RTH baik publik maupun RTH privat, memiliki fungsi utama (intrinsik) yaitu fungsi ekologis, dan fungsi tambahan (ekstrinsik) yaitu fungsi arsitektur, sosial, dan fungsi ekonomi. Dalam suatu wilayah perkotaan empat fungsi utama ini dapat dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan keberlanjutan kota.

RTH berfungsi ekologis yang menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan suatu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota, seperti RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat kehidupan liar. RTH untuk fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan penduduk arsitektur kota.

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible) seperti mendapatkan bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga), kenyamanan fisik (teduh, segar), keinginan dan manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible) seperti perlindungan tata air dan konservasi hayati atau keanekaragaman hayati.

(28)

 

2.8.3 Pola dan Struktur Fungsional

Pola RTH kota merupakan struktur RTH yang ditentukan oleh hubungan fungsional (ekologis, sosial, ekonomi, arsitektural) antar komponen pembentuknya. Pola RTH terdiri dari :

a. RTH Struktural

RTH struktural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen pembentuknya yang mempunyai pola hirearki perencanaan wilayah dan kota yang bersifat antroposentris (asas dan manfaat ). RTH tipe ini didominasi oleh fungsi-fungsi non ekologis dengan struktur RTH binaan yang berhierarki. Contohnya adalah struktur RTH berdasarkan fungsi sosial dalam melayani kebutuhan rekreasi luar ruang (outdoor recreation) penduduk perkotaan seperti yang diperlihatkan dalam urutan hierarkial sistem pertamanan kota (urban park sistem) yang dimulai dari taman perumahan, taman lingkungan, taman kecamatan, taman kota, taman regional, dst).

b. RTH non structural.

RTH non structural merupakan pola RTH yang dibangun oleh hubungan fungsional antar komponen pembentuknya yang umumnya tidak mengikuti pola hierarki planologis karena bersifat eksosentris. RTH tipe ini memiliki fungsi ekologis yang sangat dominan dengan struktur RTH alami yang tidak berhierarki. Contohnya adalah struktur RTH yang dibentuk konfigurasi ekologis bentang alam perkotaan

(29)

 

tersebut, seperti RTH kawasan lindung, RTH perbukitan yang terjal, RTH sempadan sungai, RTH sempadan danau, RTH pesisir.

Untuk suatu wilayah perkotaan, maka pola RTH kota tersebut dapat dibangun dengan mengintegrasikan dua pola RTH ini berdasarkan bobot tertinggi pada kerawanan ekologis kota (tipologi alamiah kota : kota lembah, kota pegunungan, kota pantai, kota pulau, dll) sehingga dihasilkan suatu pola RTH structural.

2.8.4 Elemen Pengisi RTH

RTH dibangun dari kumpulan tumbuhan dan tanaman atau vegetasi yang telah diseleksi dan disesuaikan dengan lokasi serta rencana dan rancangan peruntukannya. Lokasi yang berbeda akan memiliki permasalahan yang juga berbeda yang selanjutnya berkonsekuensi pada rencana dan rancangan RTH yang berbeda.

Untuk keberhasilan rancangan, penanaman dan kelestarianya maka sifat dan ciri serta kriteria arsitektural dan horticultural tanaman dan vegetasi penyusun RTH harus menjadi bahan pertimbangan dalam seleksi jenis-jenis yang akan ditanam.

Persyaratan umum tanaman untuk ditanam di wilayah perkotaan : a. Disenangi dan tidak berbahaya bagi warga kota

b. Mampu tumbuh pada lingkungan yang marjinal (tanah tidak subur, udara dan air yang tercemar)

c. Tahan terhadap gangguan fisik (vandalisme) d. Perakaran dalam sehingga tidak mudah tumbang

(30)

 

e. Tidak gugur daun, cepat tumbuh, bernilai hias dan arsitektural. f. Dapat menghasilkan O2 dan meningkatkan kualitas lingkungan kota.

g. Bibit/benih mudah didapatkan dengan harga yang murah / terjangkau oleh masyarakat.

h. Prioritas menggunakan vegetasi endemik/local i. Keanekaragaman hayati

2.8.5 Teori Gerakis

Luasan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan kebutuhan Oksigen, dapat dilakukan dengan metode Gerakis (1974), yang dimodifikasi dalam Wisesa (1988), dengan rumus :

54 0,9375 2 2 Dengan :

Lt : Luas RTH kota pada tahun ke t (m2)

Pt : Jumlah kebutuhan oksigen bagi penduduk pada tahun ke t

Kt : Jumlah kebutuhan oksigen bagi kendaraan bermotor pada tahun t

Tt : Jumlah kebutuhan oksigen bagi ternak pada tahun ke t

54 : Tetapan yang menunjukan bahwa 1 m2 luas lahan menghasilkan 54 gram berat kering tanaman per hari

0,9375 : Tetapan yang menunjukkan bahwa 1 gram berat kering tanaman adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gr

Referensi

Dokumen terkait

dan mudah berkembang sehingga dapat diadopsi dan menyesuaikan diri dengan hukum formal negara karena hukum formal negara sebenarnya berasal dari hukum adat hanya

 Mahasiswa dapat melakukan instruksi lompat, prosedur, interupsi, dan flow control pada bahasa asembler Kuliah Mimbar Atau Studi Kasus Papan tulis, Infocu s

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Asri (2009) terletak pada variabel yang pernah diteliti yaitu Corporate Social Responsibility sebagai variabel

Tunas Mekar Farm (TMF) sebagai perusahaan kemitraan yang bertindak sebagai inti memiliki prosedur dalam proses penerimaan peternak menjadi plasma.. Peternak yang

Jika alpha‐blocker tidak memberikan respon yang adekuat, atau respon pasien buruk jika kateter dilepas, maka dapat diresepkan inhibitor 5‐alpha‐reductase, baik sebagai suplemen

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian oksigen 80% lebih baik untuk menurunkan angka kejadian infeksi luka operasi dibandingkan dengan 30% pada penderita yang mengalami

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi maka diketahui bahwa pengaruh hutang terhadap laba usaha sebesar 0,2 yang artinya tingkat hubungan rendah, sehingga dapat dikatakan

rah wisata yang ar wilayah wis an souvenir te atau kertas lain bungkus koran gga sebagus ap ai untuk bebera a telur asin dar edan atau Maka pung minimal an pecah dalam anyaman