• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Manajemen Penilaian Hasil Belajar pada Kurikulum 2013 Berbasis Teknologi Informasi"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Manajemen

2.1.1Pengertian

Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu

manage yang artinya mengatur. Pengaturan biasanya

berkaitan dengan proses dan fungsi manajemen yang

mempunyai tujuan tertentu. Menurut Suharsimi Arikunto

(2008:4) manajemen (pengelolaan) pendidikan adalah suatu

kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses

pengelolaan atau usaha kerjasama sekelompok manusia

yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk

mencapai tujuaan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya agar efektif dan efesien.

Sedangkan menurut Handoko (2001:5)

mendefinisikan manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber

daya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.

Pengertian yang lain tentang manajemen

disampaikan oleh Hasibuan (2006:1) manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Manajemen dalam arti luas adalah perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi

(2)

24

Manajemen dalam arti sempit adalah manajemen

sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program

sekolah/madrasah, pelaksanaan program

sekolah/madrasah, kepemimpinan kepala

sekolah/madrasah, pengawas/evaluasi, dan sistem

informasi sekolah/madrasah (Husaini, 2013:6).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas

dapat dikatakan bahwa manajemen adalah sebuah proses

untuk mengelola atau mengatur yang diawali dengan

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan yang dilakukan oleh kelompok ataupun

individu dalam rangka untuk mencapai tujuan yang

diinginkan agar lebih efektif dan efisien.

2.1.2 Fungsi Manajemen

Di dalam manajemen terdapat beberapa fungsi yang

terkait didalamnya. Fungsi manajemen yang banyak

dikenal oleh masyarakat pada umumnya ada empat (4)

fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”

yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi

pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan dan

implementasi (actuating), dan fungsi pengendalian

(controlling).

George R. Terry,1958 dalam bukunya Principles of

Management (Sukarna, 2011: 10) membagi empat fungsi

dasar manajemen, yaitu Planning (Perencanaan),

Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan

Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini

dapat dijelaskan sebagai berikut:

(3)

25

George R. Terry dalam bukunya Principles of Management

(Sukarna, 2011: 10) mengemukakan tentang planning

yaitu: “Perencanaan adalah pemilih fakta dan

penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan

penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi

untuk masa yang akan datang dengan jalan

menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan

yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”

2.Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian merupakan wujud dari hubungan

antara anggota kelompok dalam penetapan tugas-tugas

dari masing-masing bagian. George R. Terry dalam

bukunya Principles of Management (Sukarna, 2011: 38)

mengemukakan tentang organizing yaitu:

“Pengorganisasian ialah penentuan, pengelompokkan,

dan penyusunan macam-macam kegiatan yang

dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan

orang-orang (pegawai), terhadap kegiatan-kegiatan ini,

penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi keperluan

kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang

dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya

dengan pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan.”

Terry (Sukarna, 2011: 46) juga mengemukakan tentang

azas-azas organizing, sebagai berikut: 1) The objective

atau tujuan, 2) Departementation atau pembagian kerja,

3) Assign the personel atau penempatan tenaga kerja, 4)

Authority and Responsibility atau wewenang dan

tanggung jawab, dan 5) Delegation of authority atau

(4)

26

3.Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan)

Keberhasilan dari sebuah tujuan juga tergantung dari

bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok.

Menurut George R. Terry dalam bukunya Principles of

Management (Sukarna, 2011: 82) mengatakan bahwa:

“Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong

semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan

berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan

ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan

usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.”

Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada

planning dan organizing yang baik, melainkan juga

tergantung pada penggerakan dan pengawasan.

Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan

landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang

terarah kepada sasaran yang dituju. Penggerakan tanpa

planning tidak akan berjalan efektif karena dalam

perencanaan itulah ditentukan tujuan, budget, standard,

metode kerja, prosedur dan program. (Sukarna, 2011:

82-83).

4.Controlling (pengawasan)

Pengendalian merupakan suatu proses dan rangkaian

kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan

dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. menurut George R. Terry (Sukarna, 2011:

110) mengemukakan bahwa: “Pengawasan dapat

dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus

dicapai yaitu standard, apa yang sedang dilakukan yaitu

(5)

27

melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan

sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standard

(ukuran). Terry (Sukarna, 2011: 116), mengemukakan

proses pengawasan sebagai berikut, yaitu: 1) Determining

the standard or basis for control (menentukan standard

atau dasar bagi pengawasan), 2) Measuring the

performance (ukuran pelaksanaan), 3) Comparing

performance with the standard and ascerting the

difference, it any (bandingkan pelaksanaan dengan

standard dan temukan jika ada perbedaan), dan 4)

Correcting the deviation by means of remedial action

(perbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang

tepat).

Keberhasilan fungsi manajemen dalam sebuah

lembaga atau organisasi dapat dicapai jika seluruh fungsi

manajemen yang ada bisa dijalankan dengan baik. Tidak

berfungsinya salah satu atau sebagaian fungsi manajemen

akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan

dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi

atau lembaga dengan efektif dan efisien.

2.2 Penilaian Hasil Belajar 2.2.1Pengertian

Penilaian merupakan suatu proses atau kegiatan

yang sistematis dan berkesinambungan untuk

mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar

peserta didik dalam rangka membuat

keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu

(6)

28

yang mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk

mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai

unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok (Haryati,

2009:15). Penilaian adalah suatu proses dalam

mengumpulkan informasi dan membuat keputusan

berdasarkan informasi tersebut. Dalam proses

mengumpulkan informasi, tentunya tidak semua informasi

bisa digunakan untuk membuat sebuah keputusan.

Informasi-informasi yang relevan dengan apa yang dinilai

akan mempermudah dalam melakukan sebuah penilaian

dalam kegiatan pembelajaran (Purwanto, 2010:3).

Hal ini berarti ada dua pendapat yang berbeda

terhadap pengertian penilaian. Arifin dan Purwanto lebih

menekankan bahwa penilaian adalah sebuah proses

mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan,

sedangkan Haryati lebih menekankan pada sebuah metode

untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.

Hasil belajar merupakan suatu prestasi yang ingin

dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran,

sedangkan hakikat dari proses pembelajaran adalah

terjadinya suatu proses yang dapat mengubah tingkah laku

dalam diri siswa. Sehubungan dengan ini, Nana (2002: 22)

menyatakan bahwa “hasil belajar merupakan kemampuan

-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar”. Hasil belajar dapat diketahui melalui hasil test yang diberikan penilaian. Dimyati dan Mudjiono

(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan

(7)

29

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses

belajar. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh

Hamalik (2003:155) hasil belajar adalah sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat

diamati dan diukur dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Perubahan tersebut dapat berupa

peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari

sebelumnya yang semula tidak tahu menjadi tahu.

Berdasarkan tiga pendapat diatas dapat dikatakan ada

kesamaan pendapat yang disampaikan Nana dan Dimyati

yaitu bahwa hasil belajar adalah merupakan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar dan merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan

Hamalik mempunya pendapat yang berbeda bahwa hasil

belajarmenunjuk pada perubahan tingkah laku pada diri

seseorang yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Penilaian hasil belajar merupakan salah satu elemen

penting dalam pembelajaran, tidak kalah penting dengan

model atau metode pembelajaran. Penilaian digunakan

untuk mengetahui kemampuan serta keberhasilan siswa,

dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Dari

beberapa pendapat tentang penilaian dan hasil belajar

dapat di simpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah

(8)

30

pendidik yang digunakan untuk mengukur capaian dari

peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Penilaian hasil belajar juga merupakan sebuah proses

pengumpulan informasi dan juga bukti-bukti secara

menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk

mengetahui keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran

dengan menilai kinerjanya baik secara individu maupun

kelompok.

2.2.2Pentingnya Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dalam pembelajaran biasanya digunakan

untuk mengukur dan menilai pencapaian tujuan

pembelajaran serta untuk mengetahui kelebihan dan

kekurangan dalam proses pembelajaran. Hasil dari sebuah

penilaian biasanya akan dijadikan sebagai umpan balik

untuk perbaikan dalam proses pembelajaran berikutnya,

sehingga akan didapatkan sebuah proses pembelajaran

yang baik.

Pentingnya penilaian hasil belajar disampaikan oleh

Supriyadi (2010:129) yang menyatakan bahwa “Hasil

belajar adalah hal yang diperoleh seseorang yang

melakukan proses belajar dengan skala penilaian yang

telah ditetapkan dengan mengukur tingkat kesuksesan

belajar yang biasanya dilakukan dengan bantuan tes. Pada

sistem pendidikan formal, hasil belajar menjadi ukuran

atas tercapainya tujuan dari proses belajar. Oleh karena

itu, proses belajar perlu mendapatkan penilaian atau

evaluasi untuk mengetahui ketercapaian tujuan dari proses

(9)

31

nantinya akan menunjukkan pencapaian siswa selama

menjalani proses belajar.

Pentingnya penilaian juga tidak terlepas dari

kurikulum dan proses pembelajaran. Tiga komponen ini

merupakan sebuah proses pembelajaran di satuan

pendidikan. Kurikulum merupakan jabaran dari tujuan

pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran.

Pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan

yang sudah dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan

penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai

pencapaian tujuan pembelajaran serta untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran.

Kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar

perlu sistem penilaian yang baik, terencana, dan

berkesinambungan.

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam

proses pembelajaran. Dengan melakukan penilaian,

sebagai pengelola kegiatan pembelajaran pendidik dapat

mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik,

ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan

keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi

yang telah ditentukan. Disamping itu, berdasarkan hasil

penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara

tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan

selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan

motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik.

Melihat pentingnya penilaian hasil belajar yang

(10)

32

hal-hal yang terkait dengan penilaian dalam pembelajaran

tersebut. Sudjana menyatakan bahwa

komponen-komponen penting dalam sebuah pengajaran itu ada

empat. Keempat komponen tersebut, diantaranya: tujuan,

bahan, metode, dan alat serta penilaian, (Sudjana,

2010:30).

2.2.3Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Salah satu tujuan penilaian tertuang dalam

Permendikbud nomor 23 tahun 2016 yang mengatakan

bahwa: “Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan

pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar

Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.

Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah bertujuan untuk

menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional

pada mata pelajaran tertentu (Permendikbud, 2016:4)

Tujuan penilaian yang lain adalah sebagai

rambu-rambu agar proses pembelajaran tidak berbeda dengan

perencanaannya, sebagai kendali atau cheking untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan siswa selama proses

pembelajaran, sebagai pencarian hal-hal yang

menyebabkan kelemahan siswa selama proses

pembelajaran dan sekaligus menemukan masalahnya, dan

yang terakhir adalah untuk menyimpulkan apakah seluruh

kompetensi yang ditetatpkan sudah dikuasi oleh siswa atau

(11)

33

Kusaeri dan Suprananto (2012: 9), yang menyebutkan

bahwa:

“Penilaian merupakan salah satu elemen yang

penting dalam pembelajaran, dimana merupakan komponen yang tidak kalah pentingnya dengan

model atau metode pembelajaran. Penilaian

digunakan untuk mengetahui kemampuan serta keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Dengan demikian tujuan penilaian hendaknya diarahkan pada empat hal berikut: (1) Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran tetap sesuai dengan rencana, (2) Pengecekan (cheking-up), yaitu untuk

mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang

dialami oleh siswa selama proses pembelajaran, (3)

Pencarian (findingout), yaitu mencari dan

menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya

kelemahan dan kesalahan dalam proses

pembelajaran, dan (4)Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah siswa telah meguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum”.

Dari beberapa tujuan penilaian hasil belajar yang

telah dikemukakan di atas, menunjukan bahwa penilaian

hasil belajar pada dasarnya tidak hanya sekedar

mengevaluasi siswa, tetapi juga seluruh komponen proses

pembelajaran yang akan digunakan untuk perbaikan

pengajaran dan hasil belajar, fungsi bimbingan dan

penyuluhan, serta perbaikan kurikulum. Tujuan

pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah

laku pada diri siswa. Dengan mengetahui tercapai atau

tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan

(12)

34

bersangkutan. Dengan kata lain, hasil penilaian tidak

hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai atau

tidaknya perubahan perilaku siswa, tetapi juga sebagai

umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran.

Tujuan penilaian hasil belajar yang telah

disampaikan diatas dapat diambil hubungan antara tujuan

penilaian hasil belajar dengan fungsinya, bahwa tujuan

penilaian hasil belajar berfungsi untuk mengetahui sejauh

mana keefektifan proses pembelajaran dalam

mengupayakan perubahan perilaku siswa. Secara lebih

rinci, Purwanto (2012: 5-7) mengelompokkan fungsi

penilaian dalam kegiatan evaluasi pendidikan dan

pengajaran, yakni: (1) Untuk mengetahui kemajuan dan

perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami

atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu

tertentu. (2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

program pengajaran. Pengajaran sebagai suatu sistem

terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu

sama lain. Komponen-kompenen yang dimaksud adalah:

tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode dan

kegiatan belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran, dan

prosedur serta alat evaluasi. (3) Untuk keperluan

Bimbingan Konseling (BK). Hasil-hasil penilaian dalam

kegiatan evaluasi yang telah dilaksanakan oleh guru

terhadap siswanya dapat dijadikan sumber informasi atau

data bagi pelayanan BK oleh para konselor sekolah atau

guru pembimbing lainnya, seperti halnya: (a) Untuk

(13)

35

kekuatan atau kemampuan siswa, (b) Untuk mengetahui

dalam hal-hal apa seseorang atau sekelompok siswa

memerlukan pelayanan remedial, (c) Sebagai dasar dalam

menangani kasus-kasus tertentu diantara siswa, dan (d)

Sebagai acuan dalam melayani kebutuhan-kebutuhan

siswa dalam rangka bimbingan karir. (4) Untuk keperluan

pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang

bersangkutan.

Dari beberapa kutipan dan pendapat diatas kita

dapat mengetahui bahwa beberapa fungsi dan tujuan

penilaian adalah: (1) untuk memantau dan mengevaluasi

proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar

peserta didik secara berkesinambungan, (2) Penilaian

digunakan untuk mengetahui kemampuan serta

keberhasilan siswa, dalam pencapaian tujuan-tujuan

pembelajaran, (3) Untuk mengetahui kemajuan dan

perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami

atau melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu

tertentu, (4) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

program pengajaran, (5) Untuk keperluan Bimbingan

Konseling (BK), dan (6) Untuk keperluan pengembangan

dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

2.2.4 Penilaian Pada Kurikulum 2013

Pengertian penilaian pada kurikulum 2013 secara

rinci tertuang pada Permendikbud nomor 23 tahun 2016

tentang standar penilaian pendidik. Penilaian adalah

(14)

36

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik

(Kemdikbud, 2016:2).

Penilaian pada kurikulum 2013 mencakup tiga ranah

penilaian yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai

perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan

kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan

pengetahuan peserta didik. Penilaian keterampilan

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur

kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam

melakukan tugas tertentu. (Kemdikbud, 2016:3-4).

Implementasi kurikulum 2013 khususnya jenjang

Sekolah Menengah Pertama (SMP) berimplikasi pada

perubahan model penilaian pencapaian kompetensi peserta

didik. Penilaian pencapaian kompetensi merupakan proses

sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis dan

menginterpretasi informasi untuk menentukan sejauh

mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik merupakan suatu

proses yang meliputi langkah-langkah perencanaan,

penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui

sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi

peserta didik, pengolahan, dan pemanfaatan informasi

tentang pencapaian kompetensi peserta didik (Uliani,

2014:12).

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Alimuddin

(15)

37

kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah

proses penilaian. Kurikulum 2013 mengisyaratkan ada tiga

ranah yang harus dinilai oleh guru pada peserta didiknya,

yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Untuk menilai

ketiga ranah tersebut, kurikulum 2013 merekomendasikan

lima karakteristik penilaian, yaitu: belajar tuntas, autentik,

berkesinambungan, berdasarkan acuan kriteria, dan

menggunakan teknik penilaian yang bervariasi. Untuk

menilai domain sikap digunakan teknik: observasi

(langsung atau tidak langsung), penilaian diri, penilaian

teman sejawat, dan jurnal. Untuk menilai domain

pengetahuan digunakan teknik: tes tulis, tes lisan, dan

penugasan. Sedang untuk menilai domain keterampilan

digunakan teknik: tes praktik, projek, dan portofolio.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang penilaian

pada kurikulum 2013 dapat di simpulkan bahwa penilaian

pada kurikulum 2013 adalah sebuah proses pengumpulan

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik yang diterapkan pada kurikulum

2013 yang meliputi ranah penilaian sikap, pengetahuan

dan keterampilan. Penjelasan tentang penilaian pada

kurikulum 2013 lebih rinci dan detail terdapat pada

Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang standar

penilaian pendidik dan juga pada buku panduan penilaian

yang diterbitkan oleh Kemdikbud tahun 2017.

Konsep penilaian oleh pendidik diatur oleh

Kemdikbud melalui buku yang berjudul “Panduan

(16)

38

Sekolah Menengah Pertama”. Buku panduan ini mencakup konsep penilaian, penilaian oleh pendidik, dan penilaian

oleh satuan pendidikan. Penilaian oleh pendidik meliputi

penilaian aspek sikap, penilaian aspek pengetahuan, dan

penilaian aspek keterampilan. Lingkup penilaian hasil

belajar oleh satuan pendidikan mencakup aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan, sedangkan penilaian

aspek sikap dilakukan oleh pendidik dan dilaporkan oleh

satuan pendidikan. Kemdikbud (2017:3)

Dalam buku panduan tersebut proses penilaian yang

dilakukan oleh pendidik melalui beberapa tahapan atau

langkah-langkah. Masing-masing aspek penilaian memiliki

tahapan dan langkah sebagai berikut:

1)Penilaian Sikap

a. Perencanaan

Untuk penilaian sikap, perencanaan penilaiannya

dimulai dengan mengidentifikasi sikap yang ada pada

KI-1 dan KI-2 serta sikap yang diharapkan oleh sekolah

yang tercantum dalam KTSP. Sikap yang dinilai oleh

guru mata pelajaran selain PABP dan PPKn adalah sikap

spiritual dan sikap sosial yang muncul secara alami

selama pembelajaran di kelas maupun di luar kelas,

sedangkan sikap yang dinilai oleh guru mata pelajaran

PABP dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dan KI-2,

yang kemudian dirumuskan indikatornya.

b. Pelaksanaan Penilaian

Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata

(17)

39

pelajaran) dan/atau di luar jam pembelajaran, guru

bimbingan konseling (BK), dan wali kelas (selama peserta

didik di luar jam pelajaran).

Penilaian sikap spiritual dan sosial dilakukan

secara terus-menerus selama satu semester. Penilaian

sikap spiritual dan sosial di dalam kelas maupun diluar

jam pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran,

wali kelas dan guru BK. Guru mata pelajaran, guru BK,

dan wali kelas mengikuti perkembangan sikap spiritual

dan sosial, serta mencatat perilaku peserta didik yang

sangat baik atau kurang baik dalam jurnal segera

setelah perilaku tersebut teramati atau menerima

laporan tentang perilaku peserta didik.

c. Pengolahan Hasil Penilaian

Langkah-langkah untuk membuat deskripsi

nilai/perkembangan sikap selama satu semester:

a) Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK

masing-masing mengelompokkan (menandai) catatan-catatan

sikap pada jurnal yang dibuatnya kedalam sikap

spiritual dan sikap sosial (apabila pada jurnal belum

ada kolom butir nilai).

b)Guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK

masing-masing membuat rumusan deskripsi singkat sikap

spiritual dan sikap sosial berdasarkan catatan-catatan

jurnal untuk setiap peserta didik.

c) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari

guru mata pelajaran dan guru BK. Dengan

(18)

40

sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali

kelas yang bersangkutan, wali kelas menyimpulkan

(merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan

sosial setiap peserta didik.

d)Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat

dan deskripsi.

2)Penilaian Pengetahuan

a) Perencanaan

Salah satu langkah penting dalam melakukan

penilaian pengetahuan adalah perencanaan.

Perencanaan dilakukan agar tujuan penilaian yang akan

dilakukan menjadi jelas. Perencanaan penilaian juga

akan memberikan gambaran dan desain operasional

terkait tujuan, bentuk, teknik, frekuensi, pemanfaatan

dan tindak lanjut penilaian.

Perencanaan dilakukan untuk menetapkan

tujuan penilaian dan KD tertentu akan dinilai

menggunakan bentuk apa, teknik apa, berapa

frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya, serta

bagaimana tindak lanjutnya. Perencanaan penilaian

tersebut harus dilaksanakan secara sistematis agar

tujuan dapat tercapai. Perancangan strategi penilaian

dilakukan pada saat penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus.

b) Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi atas

perencanaan dan penyusunan instrumen penilaian.

(19)

41

berdasarkan pemetaan dan perencanaan yang dilakukan

oleh pendidik sebagaimana yang tercantum dalam

program semester dan program tahunan. Berdasarkan

bentuknya, pelaksanaan penilaian terdiri dari

pelaksanaan penilaian harian (PH) dan penilaian tengah

semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah

serangkaian kegiatan pembelajaran berlangsung

sebagaimana yang direncanakan dalam RPP. Penilaian

tengah semester (PTS) merupakan kegiatan penilaian

yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

dasar mata pelajaran setelah kegiatan pembelajaran

berlangsung 8-9 minggu. Cakupan PTS meliputi seluruh

KD pada periode tersebut.

Frekuensi penilaian pengetahuan yang dilakukan

oleh pendidik ditentukan berdasarkan hasil pemetaan

penilaian dan selanjutnya dicantumkan dalam program

tahunan dan program semester. Penentuan frekuensi

penilaian tersebut didasarkan pada analisis KD. KD-KD

“gemuk” dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan

KD-KD “kurus” dapat disatukan untuk sekali penilaian

atau diujikan bersama. Dengan demikian frekuensi

dalam penilaian atau ulangan dalam satu semester

dapat bervariasi tergantung pada tuntutan KD dan hasil

pemetaan oleh pendidik.

c) Pengolahan Penilaian

Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian

harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan

(20)

42

beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan kompetensi

dasar (KD). Penulisan capaian pengetahuan pada rapor

menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.

Hasil Penilaian Harian merupakan nilai rata-rata

yang diperoleh dari hasil penilaian harianmelalui tes

tertulis dan/atau penugasan untuk setiap KD. Dalam

perhitungan nilai rata-rata dapat diberikan pembobotan

untuk nilai tes tertulis dan penugasan misalnya 60%

untuk bobot tes tertulis dan 40% untuk penugasan.

Pembobotan ini ditentukan sepenuhnya oleh pendidik

berkoordinasi dengan satuan pendidikan.

Hasil Penilaian Tengah Semester (HPTS)

merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian tengah

semester (PTS) melalui tes tertulis dengan materi yang

diujikan terdiri atas semua KD dalam tengah semester.

Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD

ditentukan secara proporsional, bergantung tingkat

“kegemukan” KD dalam tengah semester tersebut.

Hasil Penilaian Akhir Semester (HPAS)

merupakan nilai yang diperoleh dari penilaian akhir

semester (PAS) melalui tes tertulis dengan materi yang

diujikan terdiri atas semua KD dalam satu semester.

Jumlah butir soal yang diujikan dari setiap KD

ditentukan secara proporsional, bergantung tingkat

“kegemukan” KD dalam satu semester tersebut.

Hasil Penilaian Akhir (HPA) merupakan hasil

(21)

43

menggunakan formulasi dengan atau tanpa pembobotan

yang ditetapkan oleh satuan pendidikan.

3)Penilaian Keterampilan

a) Perencanaan

Perencanaan penilaian meliputi penyusunan

kisi-kisi, penyusunan instrumen, dan penyusunan rubrik

penilaian. Penyusunan kisi-kisi meliputi menentukan

kompetensi yang penting untuk dinilai, dalam hal ini

adalah KD dari KI 4 dan menyusun indikator

berdasarkan kompetensi yang akan dinilai.

Instrumen yang disusun mengarah kepada

pencapaian indikator hasil belajar, dapat dikerjakan oleh

siswa, sesuai dengan taraf perkembangan siswa, memuat

materi yang sesuai dengan cakupan kurikulum, bersifat

adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial

ekonomi); dan menetapkan batas waktu penyelesaian.

b) Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari

perencanaan penilaian yang telah dilakukan. Adapun

teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan

projek meliputi: pemberian tugas secara rinci, penjelasan

aspek dan rubrik penilaian, pelaksanaan penilaian

sebelum, selama, dan setelah siswa melakukan

(22)

44

c) Pengolahan Penilaian

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian

praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian

dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk

memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata

pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan capaian

keterampilan pada rapor menggunakan angka pada

skala 0 – 100 dan deskripsi.

Penilaian hasil belajar adalah sebuah proses

manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian. Prose manajemen dari

sebuah penilaian hasil belajar diawali pada proses

penyusunan perencanaan penilaian yang termuat dalam

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengembangkan

instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian,

memanfaatkan hasil penilaian dan melaporkan hasil

penilaian.

2.3 Teknologi Informasi

2.3.1 Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris

dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah

istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu

manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan,

mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI

menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan

(23)

45

Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi

juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan

peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah

sebuah konsep yang berasal dari dua konsep yaitu

information Technology dan Communication Technology

(ICT). Libbele (2004:1) menyatakan bahwa “ICTmeans all

equipment, process, procedure and system used to provide

and support information system (both computerized and

manual) within in organization. TIK berarti semua peralatan,

proses, prosedur dan sistem yang digunakan untuk

menyediakan dan mendukung sistem informasi (baik

komputerisasi maupun manual) di dalam organisasi.

Pendapat lain disampaikan oleh Warsita (2008:135) bahwa

teknologi informasi adalah sarana dan prasarana

(hardware, software, useware) sistem dan metode untuk

memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,

menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data

secara bermakna. Uno dan Lamatenggo (2011:57) juga

mengemukakan bahwa teknologi informasi adalah suatu

teknologi yang digunakan untuk mengolah data.

Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan,

menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang

berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat

waktu. Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Sujoko

(24)

46

dan Komunikasi (TIK) adalah sekumpulan perangkat dan

sumber daya teknologi yang digunakan untuk

berkomunikasi, penciptaan, penyebaran, penyimpanan dan

pengolahan informasi atau teknologi yang dapat mereduksi

batasan ruang dan waktu untuk mengambil,

memindahkan, menganalisa, menyajikan, menyimpan dan

menyampaikan informasi data menjadi sebuah informasi”.

Pengertian tentang Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) mempunyai banyak kesamaan yaitu TIK

adalah sebuah alat atau sarana untuk menyediakan dan

mendukung sistem informasi, pendapat ini disampaikan

oleh Libbele, Warsita dan Sujoko. TIK berarti semua

peralatan, proses, prosedur dan sistem yang digunakan

untuk menyediakan dan mendukung sistem informasi

untuk berkomunikasi, penciptaan, penyebaran,

penyimpanan dan pengolahan informasi atau teknologi

yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk

mengambil, memindahkan, menganalisa, menyajikan,

menyimpan dan menyampaikan informasi data menjadi

sebuah informasi. Sedangkan Uno dan Lamatenggo lebih

menekankan pada proses pengolahan data. Pengolahan itu

termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,

menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi

yang relevan, akurat, dan tepat waktu.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa teknologi informasi adalah suatu peralatan teknologi

(25)

47

untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, menafsirkan,

menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data

secara bermakna untuk memperoleh informasi yang

bermanfaat dalam sebuah organisasi atau lembaga.

2.3.2 Manfaat Teknologi Informasi

Menurut Fitriyadi (2013:269) ada beberapa potensi

manfaat TIK untuk pendidikan, yaitu: berfungsi sebagai

enable untuk pembelajaran seumur hidup, membawa

perubahan peran guru dalam mengajar dan peran siswa

dalam belajar, menyediakan akses terbuka terhadap materi

dan informasi interaktif melalui jaringan, menghilangkan

kendala waktu dan ruang dalam lingkungan belajar,

mendukung organisasi dan manajemen pembelajaran dan

pendidikan, dan membuka peluang kolaborasi antar-guru

dan antar-siswa.

Manfaat lain dari teknologi Informasi di sampaikan

oleh Sujoko (2013:72) yang menyebutkan bahwa: “Manfaat

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dikategorikan

menjadi empat yaitu; pertama TIK sebagai gudang ilmu

pengetahuan, dimanfaatkan sebagai referensi ilmu

pengetahuan terkini, manajemen pengetahuan, jaringan

pakar beragam bidang ilmu, jaringan antar instansi

pendidikan, pusat pengembangan materi ajar, dan wahana

pengembangan kurikulum. Kedua TIK sebagai alat bantu

pembelajaran, sekurang-kurangnya ada tiga fungsi TIK

yang dapat dimanfaatkan sehari-hari di dalam proses

(26)

48

meliputi animasi peristiwa, alat uji siswa, sumber referensi

ajar, evaluasi kinerja siswa, simulasi kasus, alat peraga

visual, dan media komunikasi antar guru. (b) TIK sebagai

alat bantu interaksi guru-siswa yang meliputi komunikasi

guru-siswa, kolaborasi kelompok studi, dan manajemen

kelas terpadu. (c) TIK sebagai alat bantu siswa meliputi :

buku interaktif, belajar mandiri, latihan soal, media

ilustrasi, simulasi pelajaran, alat karya siswa, dan media

komunikasi antar siswa. Ketiga TIK sebagai fasilitas

pembelajaran, dimanfaatkan sebagai : perpustakaan

elektronik, kelas visual, aplikasi multi media, kelas teater

multimedia, kelas jarak jauh, papan elektronik dan

Keempat TIK sebagai infra struktur, merupakan dukungan

teknis dan aplikasi untuk pembelajaran baik dalam skala

menengah maupun luas.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Heinich dalam

Bambang Warsita (2008:137-144), TI merupakan segala

bentuk penggunaan atau pemanfaatan komputer dan

internet untuk pembelajaran. Bentuk

penggunaan/pemanfaatan teknologi informasi yakni: 1)

Tutorial, merupakan program yang dalam penyampaian

materinya dilakukan secara tutorial, yakni suatu konsep

yang disajikan dengan teks, gambar baik diam atau

bergerak, dan grafik; 2) Praktik dan dan latihan (drill and

practice) untuk melatih peserta didik sehingga memiliki

kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat

(27)

49

menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan simulasi

(simulation) biasanya berhubungan dengan suatu resiko,

seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, terjadinya

malapetaka dan sebagainya; 4) Percobaan atau eksperimen,

format ini mirip dengan format stimulasi, namun lebih

ditujukan pada kegiatan-kegiatan eksperimen, seperti

kegiatan praktikum di laboratorium IPA, Biologi atau

Kimia; 5) Permainan (game) mengacu pada proses

pembelajaran dan dengan program multimedia berformat

ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa manfaat TI adalah sebagai berikut: pertama, TI

sebagai sumber yakni TI dapat dimanfaatkan untuk

sumber informasi dan untuk mencari informasi yang akan

dibutuhkan. Kedua, TI sebagai media, sebagai alat bantu

yang memfasilitasi penyampaian suatu informasi agar

dapat diterima dan dimengerti dengan mudah. Ketiga, TI

sebagai pengembang keterampilan pembelajaran,

pengembangan keterampilan-keterampilan berbasis

teknologi informasi dengan aplikasi-aplikasi dalam

kurikulum.

2.3.3 Manfaat Teknologi Informasi sebagai Pengolah Nilai

Diantara sekian banyak manfaat Teknologi Informasi

yang telah disampaikan, ada sejumlah sisi positif atau

kelebihan yang dimiliki apabila dalam pengolahan data

angka menggunakan alat bantu komputer, khususnya

(28)

50

antaranya yaitu: pengolahan dan analisis data angka akan

lebih cepat dan lebih akurat dibandingkan jika dilakukan

secara manual; Selain itu, karena pengolahan data

berbasis komputer ini dilakukan berupa data digital, maka

penyebarluasan informasi hasil pengolahan datanya juga

bisa dilakukan secara digital juga, di samping melalui print

out dalam bentuk lembaran kertas, penyebarluasan

hasil-hasil penilaian bisa dilakukan secara online, sehingga bisa

diakses setiap saat oleh yang membutuhkannya.

Berdasarkan juknis pemanfaatan TIK dalam

penilaian yang dikeluarkan oleh Direktorat pembinaan SMA

(2010:137) dinyatakan bahwa: “Ms Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan

didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem

operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Sedangkan

menurut Susandra (2010:1), “Microsoft Excel merupakan

program aplikasi spreasheet (lembar kerja elektronik).

Fungsi dari Microsoft Excel adalah untuk melakukan

operasi perhitungan serta dapat mempresentasikan data ke

dalam bentuk tabel.” Pendapat senada juga disampaikan

oleh Musyafa (2014:1), “Microsoft Excel 2007 adalah

sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang

dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation

untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS.”

Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik

yang berupa pengolah angka.

Menurut Musyafa (2014:7), penggunaan Microsoft

Excel mempunyai kelebihan dan kekurangan, diantaranya

(29)

51

Kelebihan

1)Excel 2007 mempunyai kemampuan menampung data

yang cukup besar dengan 1 juta baris dan 16.000 kolom

dalam 1 sheet. Jadi dalam 1 sheet bisa menampung

jawaban 1 juta responden dan 16 ribu

jawaban/pertanyaan.

2)Excel 2007 format yang paling populer dan fleksibel jadi

sebagian besar software data entry ada fasilitas konversi

ke format excel atau format lain yang bisa dibaca excel.

3)Dengan memanfaatkan fungsi VLOOKUP dan HLOOKUP,

brainware bisa mengkontrol identitas responden untuk

keperluan transfer informasi antar tabel, antar sheet

atau antar file excel.

4)Dengan Pivot Tables, pekerjaan bisa lebih efektif karena

semua tabel summary yang kita rencanakan bisa kita

buat dahulu walaupun data belum masuk semua. Setiap

ada data masuk otomatis pivot table akan me-refresh

sehingga tabel akan terupdate sendiri.

Kekurangan

1)Pivot tabel yang menyertakan banyak kolom/pertanyaan

menghasilkan tabel tersarang, Kendalanya adalah

brainware harus memperhitungkan jumlah kategori

jawaban yang akan ditabelkan, karena pivot otomatis

akan menggunakan kolom dan baris baru ke

samping/kebawah sehingga jika di samping atau di

bawah ada tabel pivot lain, maka akan error.

2)Untuk tabel yang besar dengan ukuran file lebih dari 10

MB, maka setiap editing/updating data, secara default

(30)

52

kecepatannya tergantung dari processor dan RAM

komputer. Ini cukup memakan waktu pengolahan data.

3)Untuk membuat kolom baru yang berisi pengkategorian

dari sebuah kolom/jawaban pertanyaan, atau membuat

filter responden; pengguna harus membuat rumus excel

baik rumus matematika, logika maupun text.

Berdasarkan beberapa kelebihan yang ada pada

program microsoft Excel ini maka penulis mencoba

membuat salah satu program aplikasi sistem manajemen

penilaian hasil belajar pada kurikulum 2103. Program

aplikasi ini diharapkan dapat mengatasi salah satu

kesulitan guru dalam pengolahan nilai pada kurikulum

2013. Kesulitan guru dalam mengolah nilai pada

kurikulum 2013 pernah dikutip oleh Rizki Uliani dalam

jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Sistem

Informasi Penilaian Berbasis Kurikulum 2013” yaitu:

“Dalam implementasi kurikulum 2013 guru masih

mengalami kesulitan seperti yang tercantum pada website

unnes.ac.id yang menyatakan bahwa 87% guru masih

kesulitan dalam memahami cara penilaian. Pada berita

yang dimuat kompas.com, Menteri pendidikan Mohammad

Nuh juga menyatakan bahwa guru mengalami kesulitan

dalam penilaian terutama penilaian secara kualitatif atau

deskriptif. Selama ini guru hanya memberikan penilaian

secara numerik, sementara pada kurikulum 2013 guru

harus memberikan penilaian secara kualitatif atau

deskriptif (Rizki Uliani, 2014:12).

Pada kurikulum 2103 guru diharapkan mampu

(31)

53

Pengolahan nilai sikap berasal dari jurnal sikap yang

dicatat oleh masing-masing guru yang didukung oleh data

penilaian sikap antar teman dan nilai sikap diri sendiri.

Penilaian ini biasanya dilakukan pada akhir semester, guru

mata pelajaran dan wali kelas berkewajiban melaporkan

hasil penilaian sikap, baik sikap spiritual dan sikap sosial

secara integratif. Laporan penilaian sikap dalam bentuk

nilai kualitatif dan deskripsi dari sikap peserta didik untuk

mata pelajaran yang bersangkutan dan antarmata

pelajaran. Nilai kualitatif menggambarkan posisi relatif

peserta didik terhadap kriteria yang ditentukan. Kriteria

penilaian kualitatif dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu:

Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K).

Sedangkan deskripsi memuat uraian secara naratif

pencapaian kompetensi sikap sesuai dengan kompetensi

inti dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran. Deskripsi

sikap pada setiap mata pelajaran menguraikan kelebihan

sikap peserta didik, dan sikap yang masih perlu

ditingkatkan.

Sedangkan penilaian pengetahuan dan ketrampilan,

guru diharapkan dapat mengolah hasil penilaiannya dalam

bentuk data angka yang kemudian diolah menjadi nilai

rata-rata, nilai akhir, predikat huruf A-D, sampai pada

deskripsi capaian anak berdasarkan kompetensi

masing-masing mata pelajaran. Aplikasi ini dibuat menjadi dua

aplikasi program yaitu aplikasi program pengolah nilai

untuk guru dan aplikasi program pengolah nilai untuk wali

(32)

54

2.3.4 Sofware Aplikasi Pengolah Nilai

Sofware aplikasi adalah perangkat lunak aplikasi

(application software) yang berfungsi untuk menyelesaikan

suatu permasalahan dalam aplikasi tertentu yang dibuat

oleh pabrik pembuat perangkat lunak aplikasi (Jogiyanto,

2005:149). Sedangkan pengertian software aplikasi

menurut Suyanto (2005:120) adalah program-program

yang dibuat oleh personal atau pabrik dalam multimedia

yang spesifik.

Menurut beberapa pendapat diatas dapat dikatakan

bahwa sofware aplikasi adalah sebuah program atau sistem

yang dibuat oleh personal ataupun pabrik yang berfungsi

untuk menyelesaikan masalah tertentu. Biasanya program

atau sistem yang dibuat berkaiatan dengan teknik atau

cara untuk membuat agar masalah yang dihadapi dapat

diatasi dengan lebih cepat, akurat dan efisien.

Dari definisi dan kesimpulan diatas dapat pula

dikatakan bahwa sofware aplikasi pengolah nilai adalah

sebuah program atau sistem yang dibuat secara khusus

untuk mengatasi permasalah dalam pengolahan nilai.

Aplikasi ini diharapkan mempunyai kualitas sistem

informasi yang baik. Kualitas sistem informasi menurut

DeLone dan McLean (1992) dalam Istianingsih dan Utami

(2009:6) adalah:

“Kualitas sistem berarti fokus pada performa sistem

(33)

55

Selain berkualitas sofware aplikasi juga diharapkan

dapat memberikan kepuasan kepada penggunanya. Rasa

puas pengguna ini dapat ditimbulkan dengan fitur-fitur

yang disediakan oleh kualitas sistem informasi yang

dihasilkan. End User Computer Satisfction (EUCS) adalah

metode untuk mengukur tingkat kepuastan pengguna

sistem informasi dengan membandingkan antara harapan

dan kenyataan dari sebuah sistem informasi. Menurut Doll

dan Torkzadeh (1988) dalam Ahmar dan Paramon (2005)

End User Computer Satisfction (EUCS) adalah evaluasi

secara keseluruhan dari pengguna sistem informasi yang

berdasarkan pengalaman mereka dalam menggunakan

sistem tersebut. Indikator kepuasan dalam sistem ini

adalah sebagai berikut:

1. Kelengkapan isi (Content)

Kelengkapan sebuah sistem informasi yang berisi

semua hal yang dibutuhkan oleh pengguna akan

meningkatkan tingkat kepuasan pengguna.

2. Keakuratan (Accuracy)

Keakuratan dapat mengukur kepuasan pengguna

ketika sistem menerima input kemudian mengolahnya

menjadi informasi. Keakuratan sistem diukur dengan

melihat seberapa banyak sistem menghasilkan output

yang salah ketika mengolah data input dari pengguna.

3. Tampilan (Format)

Tampilan (Format) dapat mengukur tingkat kepuasan

(34)

56

laporan, atau informasi yang dihasilkan oleh sistem

sehingga menimbulkan daya tarik pengguna.

4. Kemudahan (Ease of Use)

Kemudahan adalah faktor yang sangat penting dalam

pembuatan sistem informasi. Kemudahan penggunaan

(user friendly) dapat meningkatkan faktor kepuasan

dalam memasukan, mengolah, dan menghasilkan

informasi yang dibutuhkan.

5. Ketepatan (Timeliness).

Ketepatan dapat mengukur kepuasan pengguna dari

sisi ketepatan dan kecepatan sistem informasi

menyajikan atau menyediakan data dan informasi yang

dibutuhkan. Ketepatan dalam penggunaan rumus atau

fungsi dalam sistem informasi pengolah nilai dan

kecepatan pemrosesan menjadi laporan hasil penilaian

dalam bentuk rapor akan dapat meningkatkan faktor

kepuasan dari pengguna.

2.4 Model Penelitian dan Pengembangan

Metode penelitian dan pengembangan adalah metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk (Sugiyono,

2013:403). Sedangkan Borg and Gall (1983:772)

mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:

(35)

57

terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang

berkaitan dengan produk yang akan

dikembangkan, mengembangkan produk

berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.”

Dalam dunia pendidikan, sudah banyak model

penelitian dan pengembangan/R & D yang sudah

berkembang. Diantaranya adalah model Four-D Mode,

Model Borg and Gall, dan Model ADDIE. Penjelasan dari

masing-masing model tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.1Model Four-D Model

Model pengembangan ini disarankan oleh Sivasailam

Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel

(1974). Ada 4 tahap pengembangan yang disarankan yaitu

Define, Design, Develop, dan Disseminate atau

pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan

penyebaran.

1)Tahap I: Define (Pendefinisian)

Tahap define adalah tahapan untuk menetapkan dan

mendefinisikan alasan penting dan perlunya sebuah

pengembangan terhadap sistem pengolahan nilai yang

sudah ada sebelumnya.

(36)

58

Tahap perancangan bertujuan untuk merancang sebuah

sistem pengolahan penilaian hasil belajar pada

kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi.

3)Tahap III: Develop (Pengembangan)

Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan

produk pengembangan yang dilakukan melalui dua

langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang

diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan

(developmental testing).

4)Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)

Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir

pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk

mempromosikan produk pengembangan agar bisa

diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau

sistem. Produsen dan distributor harus selektif dan

bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk

yang tepat. Menurut Thiagarajan dkk, (1974: 9), “the terminal stages of final packaging, diffusion, and adoption

are most important although most frequently overlooked.

Diseminasi ini bertujuan untuk mendapatkan masukan,

koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan

produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh

para pengguna produk.

2.4.2 Model Borg and Gall

Panduan model pengembangan yang dilakukan oleh

Borg dan Gall memuat panduan sistematika

(37)

59

dirancangnya mempunyai standar kelayakan. Borg dan

Gall (1983: 775) mengajukan serangkaian tahap yang

harus ditempuh dalam pendekatan ini, yaitu “research and

information collecting, planning, develop preliminary form of

product, preliminary field testing, main product revision,

main field testing, operational product revision, operational

field testing, final product revision, and dissemination and implementation”. Penjelasan dari masing-masing tahapan dapat dilihat pada keterangan di bawah ini.

1) Research and information collecting; termasuk dalam

langkah ini antara lain studi literatur yang berkaitan

dengan permasalahan yang dikaji, dan persiapan untuk

merumuskan kerangka kerja penelitian;

2) Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan

kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan

permasalahan, menentukan tujuan yang akan dicapai

pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan

melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;

3) Develop preliminary form of product, yaitu

mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang

akan dihasilkan. Termasuk dalam langkah ini adalah

persiapan komponen pendukung, menyiapkan pedoman

dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap

kelayakan alat-alat pendukung;

4) Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba

lapangan awal dalam skala terbatas. dengan melibatkan

(38)

60

pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan

dengan cara wawancara, observasi atau angket;

5) Main product revision, yaitu melakukan perbaikan

terhadap produk awal yang dihasilkan berdasarkan

hasil ujicoba awal. Perbaikan ini sangat mungkin

dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang

ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh

draft produk (model) utama yang siap diujicoba lebih

luas;

6) Main field testing, uji coba utama yang melibatkan

seluruh guru.

7) Operational product revision, yaitu melakukan

perbaikan/penyempurnaan terhadap hasil uji coba

lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah

merupakan desain model operasional yang siap

divalidasi;

8) Operational field testing, yaitu langkah uji validasi

terhadap model operasional yang telah dihasilkan;

9) Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir

terhadap model yang dikembangkan guna

menghasilkan produk akhir (final);

10)Dissemination and implementation, yaitu langkah

menyebarluaskan produk/model yang dikembangkan.

2.4.3 Model ADDIE

Salah satu model pengembangan dalam penelitian

adalah model ADDIE (

(39)

61

dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Model ini

menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :

1) Analysis

Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment

(analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah

(kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task

analysis).

2) Design/Perencanaan

Pada tahap ini merupakan sebuah tahapan yang

bertujuan untuk merancang sebuah design produk

penelitian guna menjawab temuan hasil analisis.

3) Development/Pengembangan

Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print

alias desain tadi menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam

desain diperlukan sebuah sistem aplikasi pengolahan

nilai, maka sistem tersebut harus dikembangkan.

4) Implementation/Penerapan

Implementasi adalah langkah nyata untuk

menerapkan sistem aplikasi yang sedang dibuat.

Artinya, pada tahap ini semua yang telah

dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa

sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa

diimplementasikan.

5) Evaluation

Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem

atau produk yang sedang dikembangkan berhasil,

(40)

62

kegiatan ini dilakukan untuk menilai ketercapaian dari

sebuah sistem atau produk dan bagaimanakah

perbaikan dari kelemahan sistem atau produk yang

telah dibuat.

Ketiga model penelitian pengembangan diatas secara

umum adalah sebuah upaya untuk memberikan

kemudahan dalam rangka melakukan penelitian

pengembangan/R & D. Namun tidak semua model tersebut

cocok atau sesuai dengan jenis penelitian dan

pengembangan, sehingga diperlukan sebuah analisis

secara mendalam terhadap kesesuaian dengan jenis

penelitian yang sedang dilakukan. Masing-masing model

tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan.

Jika dilihat dari sudut ketepatan dengan penelitian

yang sedang dikembangkan, maka Four-D Model adalah

model penelitian dan pengembangan yang relatif lebih tepat

dari model yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan tahapan

pada model Four-D ini meliputi: 1) Define yang dimulai

dengan langkah analisis ujung depan (Front-end Analysis),

analisis pemakai (User Analysis), analisis tugas (Task

Analysis), analisis konsep (Concept Analysis), analisis

tujuan pengembangan sistem aplikasi penilaian hasil

belajar (Analysis of Objectives); 2) Design yang dilakukan

dengan penyusunan instrumen penelitian (constructing

criterion-referenced test), pemilihan media (media selection),

pemilihan format (format selection), dan desain awal (initial

(41)

63

(Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling); 3) Develop

dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli

(expert appraisal) yaitu ahli penilaian dan ahli TIK

(Teknologi Informasi dan Komunikasi), yang diikuti dengan

revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing);

dan 4) Disseminate tahapan ini dilakukan untuk

mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima

pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem.

Dengan melakukan empat tahapan ini maka akan

diperoleh model pengembangan sistem pengolahan nilai

pada kurikulum 2013 berbasis teknologi informasi di SMP

Negeri 5 Salatiga yang sesuai dan layak digunakan.

2.5 Hasil Penelitian Relevan

Penelitian dengan topik sistem pengolahan nilai

sudah pernah dilakukan oleh Lizda Iswari dan Wijaya

Kusuma (2007) dengan judul Sistem Elektronik Rapor di

SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Penelitian ini

menghasilkan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk

memasukkan data siswa dan guru, memasukkan nilai

siswa oleh guru, memasukkan kriteria dan bobot penilaian

oleh guru, perhitungan nilai siswa, pencetakan nilai rapor

siswa, pencarian data sejarah nilai siswa.

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh

Uliani, R. (2014) yang berjudul Pengembangan Sistem

Informasi Penilaian Berbasis Kurikulum 2013. Hasil

(42)

64

penilaian berbasis kurikulum 2013 dikembangkan untuk

membantu guru dalam proses penilaian dan memberikan

informasi nilai hasil studi siswa. Sistem informasi penilaian

berbasis kurikulum 2013 dapat mempermudah guru dalam

memberikan deskripsi atau catatan untuk setiap aspek

mata pelajaran, serta membantu guru dalam perhitungan

nilai sehingga menjadi lebih cepat dan akurat

dibandingkan dengan perhitungan nilai secara manual.

Penelitian pengembangan mengenai penilaian juga

sudah dilakukan oleh Hermanto, Ayu Fiska Nurina dan

Haryani (2009) yang berjudul “Pembuatan Sistem Informasi

Nilai Rapor Berbasis Website di SMP Negeri 7 Surakarta”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, studi sastra, wawancara, merancang website,

pemrograman, percobaan, implementasi sistem, dan untuk

menerapkan produk jadi dari pengembangan situs web ke

dalam jaringan internet. Dengan menggunakan sistem

informasi berbasis website dapat membantu dan

meringankan pekerjaan wali kelas dalam memasukan nilai

rapor. Sistem informasi nilai rapor dibangun dengan

aplikasi Macromedia MX dengan bahasa pemrograman PHP

dan MySQL untuk databasenya

Penelitian yang lainnya juga pernah dilakukan oleh

Tony Kurniawan, Migunani, dan Arief Hidayat (2013)

dengan judul Perancangan Sistem Pengolahan Nilai Rapor

(43)

65

Dalam penelitian ini menghasilkan sebuah sistem skor

berbasis web. Sistem yang dikembangkan, data skor

disimpan dalam database terpusat. Subyek guru tidak

perlu mengirimkan skor kepada wali kelas karena skor

tersebut dimasukkan langsung ke dalam sistem. Guru wali

kelas dapat mengakses data skor saat ini secara langsung

dari sistem. Perhitungan nilai dengan pakar wali kelas

lebih cepat dan mudah karena dilakukan oleh sistem.

Penelitian dengan sistem pengolahan nilai juga sudah

dilakukan oleh Weni Catur Rahayun yang berjudul Sistem

Informasi Pengolahan Nilai pada SMA PGRI Wirosari

Grobogan. Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk

membangun sebuah sistem yang berhubungan dengan

sistem berbasis komputer, sehingga proses yang dilakukan

dapat berlangsung dengan lebih cepat dan efisien serta

dapat meminimalkan kesalahan yang mungkin

terjadi.Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan

pengumpulan data meliputi studi literatur, wawancara

(interview), pengamatan secara langsung (observasi),

metode pengolahan data meliputi data siswa, mata

pelajaran, jadwal dan nilai, metode analisis data serta

metodologi penyusunan sistem. Analisis dan perancangan

basis data ini dibuat berdasarkan proses komputer melalui

tahap-tahap Data Flow Of Diagram, Sistem Flowchart,

(44)

66

Input-Output sehingga menghasilkan suatu situs yang

terpadu. Dari pengamatan serta penelitian yang dilakukan

dapat diketahui bahwa SMA PGRI Wirosari Grobogan

memerlukan pengolahan data informasi siswa, mata

pelajaran, jadwal, nilai dan informasi lain yang efektif dan

efisien, sehingga diharapkan akan menghasilkan suatu

informasi yang lebih baik dengan sistem yang

terkomputerisasi.

Senada dengan penelitian di atas, penelitian dengan

judul “Design and Implementation of Result Processing

System for Public Secondary Schools in Nigeria” yang

dilakukan oleh Ezenma A. Añulika, Emmanuel Bala dan

Choji D. Nyap (2014:1). Dalam penelitian ini mereka

meneliti kekurangan dari metode manual dalam

mengumpulkan hasil nilai siswa di sekolah menengah di

Nigeria. Untuk mencapai hal itu, penyelidikan awal tentang

pencatatan manual saat ini dilakukan di beberapa sekolah

sekunder terpilih di negara bagian Nasarawa. Hasil

identifikasi masalah dengan pengolahan hasil secara

manual memberikan sebuah usulan sistem baru untuk

dirancang dan diterapkan. Dalam penelitian ini dihasilkan

sebuah aplikasi perangkat lunak komputer yang

dikembangkan untuk memudahkan pemrosesan hasil

secara otomatis. Perangkat lunak ini dikembangkan

(45)

67

(Hypertext processor) dan MYSQL (My Structural Query

Language), sebuah sistem manajemen basis data relasional

dalam merancang database. Melalui pengujian yang

dilakukan, ternyata telah menghasilkan hasil yang

diharapkan. Guru tidak perlu menggambar garis

vertikal/horizontal pada selembar kertas yang luas untuk

mencatat nilai ujian dan ujian siswa, dan juga tidak perlu

melakukan perhitungan apapun, karena sistem melakukan

hampir semuanya. Perangkat lunak ini dapat mengurangi

tingkat stres guru dalam pengolahan hasil penilaian dan

dapat mengurangi waktu dan usaha yang dihabiskan

untuk mendapatkan hasil penilaian, sehingga

memungkinkan guru lebih banyak waktu untuk mengajar

dan masalah instruksional lainnya.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah, dalam

penelitian ini aplikasi yang dibuat berbasis program

microsoft excel yang dibuat dengan tampilan yang menarik

dan lebih praktis, sehingga lebih mudah difahami dan

dianggap lebih familier oleh para guru. Disamping itu

aplikasi ini tidak membutuhkan jaringan internet sehingga

bisa dikerjakan dimanapun dan kapanpun tanpa

ketergantungan dengan jaringan internet. Selain itu

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah sistem

pengolahan penilaian untuk kurikulum sebelum kurikulum

2013 diterapkan, sehingga kekomplekan sistem penilaian

Gambar

Gambar 2.1. Diagram Flow-Chart Pengolahan Nilai
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Bersadasarkan pemaparan tersebut, tujuan penelitian ini untuk mendapatkan produk desain didaktis aritmetika sosial yang dikembangkan melalui model pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa paket instruksional berbasis konsep dasar ekologi melalui fenomena lingkungan yang disajikan telah memotivasi mahasiswa

Daya tarik cerita mengikat emosi pembaca untuk larut ke dalam arus cerita (Ampera, 2010:12). Dengan membaca cerita, imajinasi anak akan dibawa berpetualang ke berbagai

 Nilai ekspor Kalimantan Utara Juli 2015 berupa barang non migas mencapai US$ 98,61 juta atau mengalami kenaikan sebesar 36,55 persen dibanding ekspor Juni 2015.. Sementara

Kesimpulan pada penelitian ini adalah kadar IL-31 serum pada anak sehat dengan riwayat atopi rendah, kadar IL-31 serum pada pasien DA anak tinggi, terdapat perbedaan

Sistem pendistribusian perusahaan pada saat ini belum memberikan sebuah perencanaan atau gambaran untuk permintaan pada masa yang akan datang, sehingga permintaan

Kendala penyampaian pendidikan seksual di usia 0-5 tahun tersebut bagi subjek adalah selain subjek tidak dapat mengurus anaknya sepanjang waktu, yang mengurus anaknya

Sisa hasil usaha koperasi (SHU) akan dihitung per 31 Desember dimana jumlah keuntungan dari unit simpan pinjam, unit toko, dan unit jasa akan dikurangi dengan biaya