10.K
ONSTRUKSI
BAJA RINGAN
10.1 latar belakangkondisi lingkungan alam (global) Hutan Indonesia rusak seluas 3,8 juta hektar setiap tahunnya di tahun 1998 hingga 2000, dan semakin meningkat di tahun berikutnya. Pulau Jawa sejak tahun 1995 telah mengalami defisit air sebanyak 32,3 miliar meter kubik setiap tahunnya. Sejak tahun 1998 hingga 2003, telah lebih dari 650 kejadian bencana di Indonesia yang menewaskan lebih dari 2.500 jiwa dan kerugian materil lebih dari 300 miliar rupiah, dimana 85% diantaranya adalah bencana banjir dan longsor akibat kerusakan lingkungan hidup.
Kepulauan Indonesia mengalami perubahan kondisi lingkungan hidup dan ekosistem yang sangat cepat dan masif. Pola pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pengurasan sumberdaya alam dan mengabaikan faktor kelestarian ekosistem mengaki -batkan perubahan bentang alam dalam skala yang tak kalah masifnya. Setiap tahunnya, Indonesia kehila- ngan 3,8 juta hektar hutan alam akibat penebangan yang merusak, yang dilakukan baik secara legal maupun illegal. Kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem mengakibatkan pening katan kerentanan wilayah-wilayah yang secara natural dikarenakan kondisi geografis Indonesia seperti tersebut di atas memang memiliki potensi untuk mengalami bencana. Sejak tahun 1998 hingga pertengahan
2003, tercatat telah terjadi 647 kejadian bencana di Indonesia, dima- na 85% dari bencana tersebut meru-pakan bencana banjir dan longsor.
Pembatasan penggunaan akibat dari keterbatasan sumber daya alam pada saat ini membuat penggunaan sumber tersebut semakin terbatas, sulit & mahal. Untuk itu sudah saatnya untuk menggali cara atau bahan lain tanpa membebani sumber daya alam yang semakin terbatas ketersedia-anya.
Tuntutan penyediaan terhadap ruang hidup manusia (blacklog). Saat ini saja Indonesia masih membutuh kan 6,5 juta unit rumah untuk rakyat- nya. Dengan target untuk membangun rumah rakyat hingga tahun 2009 adalah sebanyak 1.350.000 unit. Namun sementara ini kemampuan untuk membangun hanya 200.000 unit.
Pemakaian baja ringan dipasa- ran semakin popular, namun ada be-berapa hal teknis yang harus dipahami untuk menghindari membeli rangka atap yang salah. Rangka atap baja ringan adalah struktur bangunan yang tidak bisa dirancang dan dibangun sembarangan, tanpa sistem yang baik yang tidak memperdulikan efek dari kegagalan struktural yang terjadi.
Berikut beberapa pemahaman yang harus diketahui oleh calon pembeli sebelum memutuskan memi-lih merk tertentu
1. sistem rangka atap baja ringan berbeda dengan rangka atap kayu.
masyarakat adalah bahwa rangka atap baja ringan sama dengan rangka atap kayu. Sesungguhnya profil kayu dan baja ringan adalah dua material yang memiliki mekanika property yang berbeda sama sekali sehingga harus diperlakukan berbeda juga.
Selain itu perlu dicermati bahwa konsep rangka tersebut merupakan suatu kesatuan sistem yang terin-tegarasi antara satu rangka dengan yang lain secara struktural. Sehingga tidak boleh diperlakukan sebagai material satuan (batangan). Karena itu dibutuhkan sebuah system yang mampu mengakomodir kebutuhan sistem tersebut.
2. tidak semua material dengan lapisan coating zinc-aluminium adalah sama.
Lapisan zinc aluminium mempu- nyai ketahanan karat yang lebih tinggi dibanding lapisan (coating) jenis Zinc (seng) yang sering disebut galvanis. Lapisan baja galvanis harus jauh lebih tebal untuk menyamai ketahanan karat yang sama terhadap coating Zinc Aluminium.
Untuk ketebalan yang sama coating Zinc-Aluminium mempunyai ketahanan karat 4 kali lebih lama dibandingkan coating galavanis. Mutu baja ringan yang digunakan untuk pro-duk struktural idealnya tidak kurang dari 550 Mpa.
3. tidak semua rangka atap baja telah memiliki sistem.
Memiliki sistem berarti telah me-miliki spesifikasi terhadap semua kom-ponen material yang kemudian secara
spesifik dirumuskan kedalam program komputer khusus untuk mendesain struktur kuda-kuda baja ringan. Uji struktural dilab harus dilakukan terhadap sebuah disain sebelum struktur kuda-kuda dinyata- kan aman untuk digunakan.
Hati-hati dengan penggunaan program komputer umum rekayasa sipil yang tidak khusus untuk men-disain rangka atap baja ringan. Untuk menghasilkan sistem yang baik diper-lukan usaha dan pengalaman puluhan tahun dalam penelitian dan pengem-bangan sebelum sebuah sistem rangka atap dinyatakan layak untuk digunakan.
Cermat terhadap hal-hal berikut pada saat memilih rangka atap baja ringan
1. pilihlah rangka atap baja ringan dari produsen yang bertanggung jawab dan selalu menjaga kualitas;
2. pikirkan konsekuensi dari resiko kegagalan dibandingkan selisih harga. 3. tanyakan kualifikasi tukang pemasang.
4. jangan terkecoh pada garansi yang ditawarkan. Ada produsen yang menganggap garansi hanya selembar kertas yang gampang disiapkan.
5. tanyakan dokumen sertifikasi apa saja yg telah dimiliki.
6. teliti gambar kerja/fabrikasi yang ada. Apakah setiap kuda-kuda memi -liki gambar fabrikasi dan ukuran-ukuran untuk fabrikasi tercantum jelas 7. tanyakan mengenai baut yang digunakan bukan baut eceran (non struktural) tanpa spesifikasi teknis. 8. minta rekomendasi dari pihak-pihak
yang memahami konstruksi seperti konsultan perencana.
9. tanyakan pengetesen terhadap struktur kuda-kuda secara utuh.
10.2 Elemen baja ringan
Berbeda dengan baja konvensi- onal,baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis,namun memililki fungsi setara baja konvensional. Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi.
Meskipun tipis,baja ringan memi liki derajat kekuatan tarik 550 Mpa, sementara baja biasa sekitar 300 Mpa.
Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengompensasi bentuknya yang tipis, di Indonesia 0,4 mm – 1 mm
Rangka atap baja ringan memiliki beberapa elemen yaitu kuda-kuda, reng,sekrup dan jurai dalam untuk mencegah tampias.
Kuda-kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh,cermati lebar ben- tangan dan besar beban yang akan diterima,demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7 mm.
Perhitungan kuda-kuda baja ri-ngan amat berbeda deri-ngan kayu, yakni cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul,jarak kuda-kuda semakin pendek.
Misalnya,untuk genteng dengan bobot 75 kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1,2 m. Perhitungan ini pun
masih dipengarahui banyak faktor. 10.2.1 Beberapa kelebihan dan
kekurangan Kelebihan
1. karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur dibawahnya lebih rendah.
2. baja ringan bersifat tidak mem-besarkan api (non-combustile)
3. konsumen tidak perlu kuatir masalah rayap
4. karena sifat materialnya ringan dan mudah dirakit, bila dibandingkan rang-ka rang-kayu pada luasan yang sama pemasangan kerangka atap baja ringan.
5. baja ringan nyaris tidak memiliki nilai susut.
Kekurangan
1. kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu sistem rangka kayu,sistem rangkanya yang berbentuk seperti jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafond. 2. karena strukturnya yang seperti jaring maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya.
3. rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profil. Pada konstruksi atap yang berbentuk bun- dar akan lebih mudah bila konstruk- sinya menggunakan rangka kayu. 10.3 Rumah Prefab
Prefabrikasi adalah merupakan teknik baru dalam mengatasi
pem-bangunan rumah dalam jumlah skala yang besar.
Di Amerika & Canada rumah prefab lebih dikenal sebagai manufac- tured house yang bertumpu pada struktur baja, mengikuti mobile home atau caravan sebagai rumah dinamis yang menjadi pendahulu untuk hampir empat abad lamanya (sebutan lain adalah portable house prefab). Ini juga tidak lepas dari proses produksi manufactured house yang 85% di antaranya harus diselesaikan di dalam pabrik, atau masih dibedakan dengan modular house sebagai rumah prefab. Data tahun 1996, 24% konsumsi rumah baru di Amerika adalah rumah keluaran pabrik ini (3% di antaranya adalah rumah prefab moduler).
Di Eropa dan Jepang, rumah prefab hanya mempunyai satu definisi. Yaitu sebagai rumah dengan modul tertentu dan dibangun layaknya rumah biasa (dari satu lantai sampai low rise house). Bedanya adalah sebagian dari komponennya banyak yang diselesai- kan di pabrik. Beberapa kalangan me ngelompokkan pendefinisian ini ke- dalam dwellhouse prefab dan telah menjadi bagian dari budaya berumah di negara-negara tersebut. Setelah perang dunia kedua, dengan banyak- nya proyek rehabilitasi permukiman atau pembangunan massal, rumah prefab banyak menjadi pilihan karena kecepatan pembangunannya dan murah.
Di Indonesia pembukaan lahan di dae-rah exploitasi minyak/ tambang oleh perusahaan asing seperti Cevron Pa-cific Indonesia pada tahun 60an, adalah awal dari masuknya rumah
prefab ke Indonesia dengan istilah portacamp. Dalam bentuk kontainer utuh, dengan menggunakan helikopter portacamp di angkut ke lokasi penge-boran minyak sebagai kantor atau rumah tinggal bagi para pekerjanya.
Tahun1997 PT. Jaindo Metal Industries dengan integrated appli-cation rumah prefab baja ringan, dipercaya membangun proyek Town-ship untuk PT. Newmont Nusa Teng-gara yang terdiri atas
• Rumah, sebanyak 106 unit
• Barak Penyimpanan, sebanyak 22 unit
• Apartemen, sebanyak 304 unit
• Sekolah, sebanyak 2 unit
• Fasilitas Pendukung, sebanyak 10 jenis
10.3.1`Definisi Umum Rumah Prefab:
Rumah prefab (prefabrikasi) adalah rumah yang komponen-komponennya dibuat dan dirakit atau dipasang di pabrik (off-site) menjadi bagian-bagian perupa panel atau modul. Bagian-bagian (modul/panel) yang telah siap kemudian diangkut ke tempat yang direncanakan. Di lokasi ini bagian-bagian rumah (modul/panel) disusun dan kemudian tinggal me-lengkapi utilitas dan finishing.
Secara umum dari tempat asalnya (Amerika & Eropa) sistem membangun dengan cara ini adalah bertujuan untuk
1. Biaya lebih murah
2. Waktu pekerjaan konstruksi lebih cepat.
3.
Standar kualitas rumah yg lebih baik karena komponennya dipro-duksi oleh pabrik4. Karakteristik material yang memenuhi standar
mudah didapat
ringan
perlindungan cuaca &
temperatur yg baik
mudah diaplikasi tidak merambatkan api
tahan gempa
dll
10.3.2 Jenis Rumah Prefab
Mobile home
Semua bagian diproduksi atau dibuat tidak di situs konstruksi (lokasi proyek) tapi di pabrik (off-site), dalam bentuk jadi (utuh) kemudian pindah-kan atau dikirim ke lokasi proyek.
Kit-home
Seluruh komponen diproduksi & dikemas di pabrik (off-site), kemudian komponen dirangkai atau di rakit di lokasi proyek (on-site)
Modular home
Komponen hingga menjadi panel atau juga modul (standar) produksi di pabrik, kemudian modul-modul diga-bung menjadi rumah di lokasi proyek (on-site)
Rumah Prefab J-Steel
Rumah dengan bahan rangka baja ringan yang komponennya dibuat & dirakit di pabrik hingga menjadi ba-gian rumah yg berbentuk panel atau modul. Kemudian modul tersebut di kirim ke lokasi proyek untuk selanjut nya dirangkai bagian-bagiannya
men-jadi rumah merupakan integrasi dari semua sistem struktur.
Sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan akan rumah yang kian hari semakin meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk Indonesia. Merupakan revolusi dalam pengadaan rumah
10.3.3 Bahan Konstruksi Rumah Prefab
Baja Ringan, istilah yang selama ini digunakan untuk mendefinisikan profil baja tipis yang biasa digunakan untuk rangka atap, rangka plafon, bahkan juga rangka bangunan. Istilah baja ringan diambil karena ringannya produk yang dipasangkan jika diban- dingkan dengan baja konvesional yang selama ini dikonotasikan lebih berat.
Definisi yang tepat dalam istilah bahasa asing adalah "Light Gauge Steel Frame" yang dapat diartikan se-bagai Rangka Baja yang menggu- nakan Pelat Baja Tipis. Pelat Baja tipis berupa lembaran baja yang berasal dari gulungan baja yang disebut Coil.
Material gulungan pelat baja atau coil yang sebelumnya dipotong untuk memenuhi lebar material yang diinginkan. Secara definisi ketebalan dasar baja ringan adalah di bawah 6 mm.
Untuk penggunaan umumnya menggunakan ketebalan di bawah 1.5 mm. Pemakaian material disesuaikan dengan kebutuhannya dalam me-nahan beban-beban yang bekerja serta tingkat kompetitifnya dengan tidak melupakan aspek kekuatan dan kekakuan.
10.3.4 Keunggulan Rumah Prefab
Ramah lingkungan, untuk
mendi-rikan rumah prefab tidak perlu banyak menggali lahan untuk pondasi.
Tahan gempa
Tidak memerlukan banyak
tenaga kerja.
Proses konstruksi tidak
terpe-ngaruh oleh kondisi cuaca
Waktu pekerjaan konstruksi
dilapangan lebih cepat
Presisi dalam ukuran (dimensi) Tidak ada bahan yang
terbuang
Bangunan tidak merambatkan
api
Tahan terhadap iklim tropis
Ringan
Dapat didaur ulang
Karena di produksi dengan
fabri-kasi, diharapkan harganya menjadi lebih ekonomis.
10.4 Rangka Dinding dari Baja Ringan
Salah satu struktur rumah yang pengerjaannya membutuhkan waktu yang tidak sedikit adalah dinding. Se-cara konvensional, struktur dinding dibuat dari pasangan bata, beton aerasi, atau batako. Namun bila anda menginginkan pembuatan dinding yang cepat, anda bisa mengganti struktur konvensional dengan struktur rangka dinding baja ringan.
Struktur dinding baja yang terbuat dari bahan baja ringan dengan mutu tinggi (high tensile/ Hi-ten) dengan lapisan 55% aluminium, 43,5% Zinc, dan 1,5% alloy ini
sebenarnya tidak hanya meng-gantikan fungsi dinding, tetapi juga menggantikan fungsi kolom, dan dapat mendukung beban struktur yang ada di atasnya. Dengan demikian, pemakaian struktur rangka ini tidak lagi memerlukan kolom dan balok.
Rangka dinding ini berbeda de-ngan partisi untuk gypsum. Rangka gypsum bersifat tidak structural (non-load bearing wall) yang tidak me-mungkinkan untuk menerima beban. Kelebihan lain struktur dinding baja ringan selain cepat adalah ringan bobotnya, kuat terhadap serangan rayap, dan tahan gempa. Struktur ini juga cocok bila digunakan pada ba-ngunan yang lokasinya mempunyai daya dukung tanah yang tidak begitu baik.
Pemasangan rangka dinding akan menumpu sloop di atas pondasi. Antar-sloop dengan rangka dinding diikat dengan menggunakan dynabolt (angkur) sehingga beban bisa dite-ruskan ke pondasi.
Untuk material penutup dinding, ba-gian luar bisa menggunakan panel dinding baja ringan (metal cladding), GRC, Fiber Cement (calciboard), atau kayu. Sedangkan untuk dinding ba-gian dalam bisa menggunakan gypsum.Dari sisi harga, struktur rangka dinding baja ringan sedikit lebih murah, dan tidak jauh berbeda dengan system konvensional.
10.5 PELAKSANAAN PERAKITAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN
10.5.1. Pemilihan material layak pakai untuk kuda-kuda
baja ringan
a. Bahan baja ringan yang layak digunakan sebagai bahan kuda-kuda harus memenuhi syarat sebagai berikut:
b. Bahan baja ringan yang tidak berkarat, dan tidak rusak coating nya. Material dalam keadaan lurus (tidak melengkung ataupun beng-kok).
c. Tidak ada perubahan bentuk pe-nampang profil.
d. Bahan baja ringan harus terbebas dari adukan air semen dan adukan beton.
e. Panjang material yang digunakan harus mencukupi, karena tidak bolah ada sambungan untuk web, dan maksimal hanya boleh ada satu sambungan bottom chord. f. Bahan baja ringan harus terbebas
dari kerusakan-kerusakan akibat kesalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
g. Bahan baja ringan harus benar-benar diseleksi dari cacat produksi secara berkelanjutan.
h. Bahan baja ringan harus baik
kualitasnya (disertai sertifikat
ataupun bukti hasil uji bahan),
ukuran harus sesuai standar,
dan seragam dari ujung satu ke
ujung yang lain.
10.5.2 Alat sambung kuda-kuda baja ringan
Sambungan-sambungan pada kons-truksi baja ringan tidak dilakukan dengan pengelasan melainkan menggunakan screw khusus. Screw
yang digunakan untuk perakitan dan pemasangan kuda-kuda adalah screw dengan spesifikasi 12 – 14 x 20 HEX.
Gambar 10 1. Profil C untuk truss dan rafter (ketebalan 0,75 mm dan 1 mm)
Gambar 10.2. Screw 12 -14 x 20 HEX untuk pemasangan truss dan usuk
(rafter)
ngan screw yang dilengkapi karet (untuk penutup atap/ roofing)
Gambar 10.4 Screwdriver dan kepala kunci bentuk segi enam
Alat pemasangan:
a. Mesin bor listrik, kecepatan 2500 rpm.
b. Hexagonal socket ( pengunci segi enam )
10.5.3 Persiapan pekerjaan a. Gambar kerja
Sebelum pekerjaan perakitan kuda-kuda baja ringan dilaksanakan, harus tersedia gambar kerja yang akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan. Gambar kerja yang dibutuhkan meliputi:
1) Gambar denah dan tampak. 2) Gambar rencana dan bentuk atap. 3) Gambar penempatan kuda-kuda. 4) Gambar detail kuda-kuda beserta
daftar kebutuhan bahannya (part-list), yang berisi; jenis material yang digunakan, kode/ nomor elemen/ batang, panjang batang, dan jumlahnya.
5) Gambar detail sambungan kuda-kuda.
Keterangan: Gambar detail sambung-an juga menunjukksambung-an jumlah screw yang diperlukan pada Apex; 4 merupakan jumlah screw pada
pertemuan chord dengan chord, sedangkan 6 adalah total jumlah
Gambar10.5 Gambar detail kuda-kuda dilengkapi part-list
Gambar 10.6 Detail sambungan apex
screw yang terdapat pada Apex, tidak termasuk jumlah sekrup pada web. Angka 6 merupakan jumlah dari 4 screw dan 2 screw, seperti tergambar di atas.
6) Gambar denah aktual ring balok. 7) Informasi tentang jenis penutup
atap yang akan digunakan dan beban tambahan lain yang direncanakan.
Gambar 10.7 Gambar detail sambu ngan heel joint dengan 7 screw
Gambar10.8 Gambar detail sambu ngan panel point dengan 2 screw
pada setiap ujung web
b. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk perakitan kuda-kuda baja ringan terdiri dari:
1) Mesin pemotong baja (Gambar 10.9), untuk memotong batangan utuh profil baja ringan (biasanya sepanjang 11 m) menjadi ele-men-elemen batang kuda-kuda sesuai ukuran dalam gambar kerja.
Gambar10. 9. Mesin pemotong baja
2) Piringan pisau pemotong terbuat dari baja, bukan dari plat yang dilapisi batu-batu kecil (seperti amplas berwarna hitam), untuk menghindari terjadinya pengelu-pasan lapisan anti karat (zinca-lume).
3) Gunting baja, untuk memotong notch/coakan-coakan kecil.
4) Gergaji besi lengkap dengan pegangannnya.
5) Mesin bor tangan (screwdriver, Gambar10. 4), untuk mengen-cangkan sekrup dengan batangan baja. Bor yang digunakan dengan standar kecepatan 2500 rpm dan dapat dibeli bebas di pasaran. 6) Hexagonal socket (pengunci segi
enam), sebagai mata bor dengan ukuran sesuai ukuran sekrup yang digunakan.
7) Peralatan pendukung, seperti: meteran, penyiku, spidol, palu, tali, waterpass, dan benang.
10.5.4 Pemotongan bahan
Bahan perlu dipotong-potong un-tuk membenun-tuk elemen-elemen ba-tang pembentuk kuda-kuda.
ba-han yang dibeli di pasaran masih da-lam bentuk batangan utuh (biasanya panjang satu batang utuh profil C adalah 11 m). Pemotongan bahan ini mengacu kepada gambar kerja yang telah dibuat berdasarkan hasil peren-canaan oleh ahli bangunan, ataupun produsen baja ringan.
Material dipotong berdasarkan ukuran yang terdapat pada part list, seperti pada gambar.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemotongan bahan baja ringan adalah sebagai berikut: a. Mengenakan semua perlengkapan peralatan keselamatan dan kesehatan Kerja (lihat bagian keselamatan kerja).
Gambar 10.10 Perlengkapan kesela matan dan kesehatan kerja
b. Menyiapkan mesin pemotong lengkap dengan piringan/pisau pemo-tongnya (gambar10.9).
c. Mengukur batang baja ringan dengan meteran dan memberi tanda (marking) memakai spidol dan alat penyiku, sesuai dengan ukuran yang ada dalam part list.
Gambar 10.11 Mengukur dan memberi tanda
d. Memberi tanda atau nomor dengan spidol pada setiap batang dengan urutan nomor kuda-kuda (truss), nomor komponen, dan ukuran panjang komponen.
Gambar 10.12 Penandaan batang kuda-kuda (nomer truss, nomer
batang dan ukuran/panjang)
e. Memotong setiap batang pada sisi luar tanda spidol, sehingga garis spi-dol tetap menjadi bagian dari batang yang bersangkutan (kira-kira 3 mm). f. Pada saat pemotongan, seluruh batang baja ringan harus dipastikan kerataannya sama (leveling), dari ujung satu ke ujung yang lain, agar hasil pemotongan benar-benar siku.
Gambar 10.13 Pemotongan dalam posisi batang tetap rata
g. Memeriksa ulang semua ukuran batang hasil pemotongan, sesuai de-ngan ukuran dan jumlah dalam gambar kerja.
h. Memeriksa kembali hasil pemo-tongan dan bersihkan dengan kikir atau gerinda tangan, agar tidak terlalu tajam dan memudahkan dalam proses perakitan.
i. mengumpulkan semua hasil pe-motongan sesuai dengan kelompok nomor kuda-kudanya (nomor truss), agar memudahkan proses perakitan.
Gambar 10.14 Pengecekan hasil pemotongan dan pengelompokkan
berdasarkan nomor truss
10.5.5 Perakitan kuda-kuda
Perakitan merupakan kelanjutan dari proses pemotongan. Perakitan kuda-kuda dilaksanakn dengan lang-kah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat notch atau coakan, dengan panjang maksimal 77 mm untuk masing-masing coakan.
Gambar 10.15 Pembuatan coakan (notching) dengan gergaji besi
Gambar 10.16 Hasil coakan (notch)
b. Melakukan perakitan rangka terluar kuda-kuda dan menentukan keting-gian kuda-kuda (kontrol as batang bawah dan ketinggian kuda-kuda), sebagai acuan dasar pembentuk kuda-kuda (gambar 17).
Gambar 10.17 Perakitan batang terluar kuda-kuda
Catatan: Harus selalu diperhatikan bahwa sisi batang baja ringan yang memiliki lebar 40 mm selalu berada pada sisi terluar kuda-kuda. Sedang-kan sisi batang yang memiliki lebar 38 mm berada pada sisi dalam.
c. Mengontrol overhang kiri dan kanan dengan menggunakan meteran pengu kur, alat penyiku dan batang pem-bantu .
Gambar 10.18 Kontrol overhang
d. Memberi tanda (memakai spidol), untuk posisi web terhadap seluruh kuda-kuda dengan alat bantu meteran
pengukur (gambar10.19).
Gambar 10.19 Pemberian tanda untuk posisi web
e. Memasang screw pada masing-masing sambungan kuda-kuda, de-ngan jumlah screw seperti yang ter-cantum dalam gambar kerja, meng-gunakan bor 2500 rpm dan mata bor hexagonal socket.
Gambar 10.20 Pemasangan screw dengan bor 2500 rpm dan pengunci
segi enam
f. Mengontrol kembali ukuran kuda-kuda secara keseluruhan, setiap elemen batang kuda-kuda, dan overhang kiri-kanan.
g. Mengontrol kembali kualitas pemasangan screw.
h. Membersihkan kuda-kuda dari sisa-sisa kotoran (serpihan-serpihan dari proses pemotongan dan pengeboran), untuk mencegah korosi.
Gambar 10.21. Pembersihan setelah melakukan pengontrolan ulang hasil
perakitan
Dalam proses perakitan kuda-kuda di lokasi proyek, langkah-langkah cepat yang sering digunakan untuk merakit kuda-kuda tipikal (jika sudutnya sama) adalah:
a. Merakit terlebih dahulu kuda-kuda segitiga yang paling besar dan tinggi sebagai master.
b. Merakit kuda-kuda lain, yang mempunyai bentangan serta arah kiri-kanan (L–R) sama, dengan cara mengemalkan chord-chordnya ke ku-da-kuda master, tetapi ukuran dan jarak antara web-webnya tetap harus mengikuti ukuran masing-masing ku-da-kuda.
c. Setelah langkah kedua selesai, dilanjutkan dengan L–R nya yang berbeda dari kuda-kuda master. Kuda-kuda master dibalik, dan selan-
jutnya dilakukan mal untuk chord-chordnya seperti langkah nomor 2. d. Tujuan melakukan mal untuk kuda-kuda master adalah untuk mendapat kan kemiringan chord yang sama dan flat/datar dalam pemasangan reng.
10.6 Pemasangan Rangka
Atap Baja Ringan
1. Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukung nya (kolom atau ringbalk) harus dilak-sanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpa-sang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dy-nabolt) pada kedua tumpuannya. b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pema-sangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak ber-gelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya da-pat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Dipasang langsung di atas ringbalk. b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate. Penggunaan sis-tem tumpuan dengan wall-plate
se-dapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat meng-akibatkan perletakan kuda-kuda men-jadi kurang stabil.
Gambar 10.22 Tumpuan dengan Wall-plate
Gambar 10.23. Contoh sistem tumpuan Wall-Plate
Kuda-kuda ditumpukan pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut:
a. Langkah 1: Persiapan kerja
1) Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2) Menyiapkan semua peralatan per-lengkapan keselamatan dan kese-hatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan mela-kukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja). 3) Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.
1
b. Langkah 2: Leveling dan marking 1) Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan se-lang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
Gambar 10.24 Kontrol siku dan leveling ring balok
2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
3) Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
4) Mengukur jarak antar kuda-kuda.
Gambar 10.25 Pemberian tanda posisi perletakan kuda-kuda dan pengukuran jarak antar kuda- kuda
c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
1) Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan keru-sakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
Gambar 10.26 Pengangkat kuda-kuda
secara manual
2) Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
Gambar 10.27 Pemasangan kuda-kuda di atas ring balok
3) Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat diten-tukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut
sisi kiri, sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan. 4) Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok menggunakan benang dan lot (unting-unting) .
Gambar 10.28 Kontrol posisi kuda-kuda tegak lurus terhadap ring balok
5) Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggu- nakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
Gambar 10.29 Pengecangan kuda-kuda di atas ring balok
6) Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang se-mentara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
7) Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
8) Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
9) Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).
10) Memasang balok nok.
11) Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
Gambar 10.30 Kontrol ketinggian kuda-kuda (Apex)
12) Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter.
13) Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran
10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah.
Gambar 10.31 Pemasangan screw pada reng (Roof Battens)
14) Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
Gambar 10.32 Pemasangan outrigger overhang pada kuda-kuda pelana
terakhir
Gambar 10.33 Contoh hasil pemasangan outrigger dengan sistem
overhang
Catatan: Beban diterima oleh reng tunggal, dan pada bagian tepi/ujung ditumpu oleh C.75x0.75
15) Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permu-kaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan meman-jang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sam-bungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantung nya.
Gambar 10.34 Pemasangan ceiling battens
Gambar 10.35 Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4
buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1) Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpa sang dengan benar .
2) Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter,
3) Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang
digunakan, kemudian dilanjutkan de-ngan pemasade-ngan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX. 4) Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lu-rus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok.
Gambar 10.36 Pemasangan penutup atap