BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Dalam perencanaan dan penyusunan Tugas Akhir dibutuhkan data sebagai
acuan. Data yang dikumpulkan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu;
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari lokasi perencanaan atau
percobaan/ penyelidikan material yang dilaksanakan (Dajan, 1973).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang berasal dari peraturan-peraturan atau
ketentuan-ketentuan yang berlaku yang digunakan dalam perencanaan
struktur-struktur gedung (Dajan, 1973).
Kedua jenis data diatas digunakan dalam perencanaan rangka atap pada
Tugas Akhir ini. Adapun data-data yang dikumpulkan, secara garis besar meliputi:
a. Data Material
Data material dapat dikumpulkan dari distributor material. Adapun
beberapa material yang dibutuhkan adalah; baja ringan, sekrup,
aluminium foil, plafon, baja wf, gording, dll. Data-data tersebut dapat
pula dengan mudah diperoleh dari internet mengingat sudah banyak
b. Standar dan Referensi
Standar yang digunakan dalam perencanaan meliputi SNI 7971:
2013, dan SKBI 1987. Referensi yang dipakai adalah buku-buku terkait
dengan pembahasan Tugas Akhir.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Metode Penelitian yang
digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi literatur. Untuk memudahkan
perencanaan dan perhitungan, tugas akhir ini menggunakan software AUTOCAD
dan SAP 2000.
Dalam proses pelaksanaan tugas akhir ini, disusun kerangka pemecahan
masalah sebagai dasar dalam penelitian untuk memudahkan, dengan
KESIMPULAN & SARAN MULAI
PERUMUSAN MASALAH
PENGOLAHAN DATA :
A. ANALISA STRUKTUR MANUAL i. Pembebanan
ii. Perencanaan dimensi batang iii. Perencanaan sambungan
B. DENGAN BANTUAN SOFTWARE (SAP 2000)
KOMPARASI RANGKA ATAP BAJA RINGAN
SELESAI STUDI LITERATUR
TAHAP DESAIN DATA
Rangka atap baja ringan tipe G500, profil C Bentang (L) = 12 m, 16m, 20m Jenis Rangka AtapPratt,Howe,Fink= 220
3.3 Analisis dan Perhitungan
Analisis dan perhitungan dalam perencanaan rangka atap ini dibuat
berdasarkan standar dan peraturan terkait, yaitu:
a. Perhitungan pembebanan
b. Perhitungan dimensi profil rangka atap
c. Perhitungan desain sambungan rangka atap
3.4 Konsep Perencanaan Struktur Rangka Atap
Berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan pada perencanaan struktur
rangka atap baja ringan. Tahapan perhitungan dan rumus yang digunakan disini
sesuai dengan yang telah dituliskan pada BAB II :
i. Denah Atap
Dalam mendesain rangka atap, perlu direncanakan terlebih dahulu denah
atap. Gambar denah atap dapat dilihat pada bab 4.
ii. Pembebanan
Kombinasi beban di bawah ini hanya mencakup kombinasi yang
digunakan oleh penulis.
1. 1,4D
2. 1,2D +0,5 (Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + 0,5 W
4. 1,2D + 1,0W + 0,5 (Lr atau R)
iii. Data Beban
• Beban atap : Atap spandek zincalume AZ150 tebal 0,4 dengan
berat 4,45 kg/m2
• Beban reng : Reng zincalume steel topspan TS9610 tebal 1 mm
dengan berat 1 kg/m
• Beban profil ditaksir sebesar 5 kg/m
• Beban plafond : 11 kg/m2
• Beban hanger : 7 kg/m2
• Beban pekerja : 100 kg/m2
• Beban angin : 25 kg/m2
iv. Gaya batang maksimum diperoleh dengan bantuan software SAP 2000
v. Perencanaan desain batang tarik
Kontrol kelangsingan profil :
λ=l
r < 240 (3.1)
Luas netto (An)
A = A d. t (3.2)
= 0,85. . . (3.3)
Syarat :
(3.4)
vi. Perencanaan batang tekan Kontrol kelangsingan profil :
λ= l
r < 200 (3.5)
Kontrol tekuk
f =(l r)π E (3.6)
λ = f
f (3.7)
Tegangan kritis (fn)
λ > 1,5 , f = 0,877 λ f (3.8)
λ 1,5, maka f = (0,658λ )f (3.9)
Menghitung luas efektif (Ae)
• Pada sayap
b = B–2(R+t) (3.10)
b/t< 60
S = 1,28 E
f (3.11)
b/t≤ 0,328S(tidak diperlukan pengaku tepi) (3.12) b/t > 0,328S, maka dihitung:
I = d . t. sin θ
12 (3.13)
I = 399t (b t)
S 0,328 t 115
(b t)
S + 5 (3.14)
n = 0,582 (b t) 4S
1
Nilai koefisien tekuk (k)
• Web dengan dua pengaku
Dimensi pengaku
b = ρ A
t (3.19)
b = H 2(R + t) (3.20)
Menghitung koefisien tekuk pelat
K1oc= 4(n+1)2 (3.21)
Koefisien tekuk pelat ( k ) harus ditentukan yang terkecil antara
k1ocdan kd.
λ= 1,052 b t
f
untuk λ ≤ 0,673 ; be= b (3.27)
untuk λ > 0,673 ; be= ρb (3.28)
= 1
0,22
1,0 (3.29)
• Pada lip tepi
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,43
λ= f
f (3.30)
f = kπ E 12(1 ν )
t
b (3.31)
λ 0,673 , maka be = b Cek kekuatan nominal
N N (3.32)
vii. Perencanaan Sambungan
Sambungan menggunakan sekrupself-drillinguntuk rangka atap baja
ringan.
• Kapasitas geser
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(i) V = 4,2 (t d )f (3.33)
(ii) V = Ct d f (3.34)
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
• Kapasitas tarik sekrup
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil dari:
a. Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
N = 0,85t d f (3.36)
b. Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
N = 1,5 t d f (3.37)
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 N
N N (3.38)
• Tarik pada bagian tersambung
A = A A (3.39)
N = A f (3.40)
Syarat:
N N (3.41)
• Persyaratan jarak sekrup
Jarak antar sekrup (S)
S 3d (3.42)
Jarak sekrup ke tepi (S1)
12
2
4
0
,8
BAB IV
ANALISIS DESAIN STRUKTUR RANGKA ATAP
4.1. Perencanaan Rangka Atap Baja Ringan
4.1.1. Model Struktur
Direncanakan sebuah gedung yang luas atapnya 12m x 24m,16m x 24m,
20m x 24m. Untuk baja ringan direncanakan jarak antar kuda-kuda, yaitu 0,8
Gambar 4.1. Denah rangka atap baja ringan
Pemodelan struktur dibuat dengan bantuan software AUTOCAD 2014
dan SAP 2000. Model dibuat sesuai dengan desain data yang telah dibuat
pada bab I. Model struktur ditampilkan pada gambar 4.2.
1
Gambar 4.2. Model rangka atap baja ringan
4.1.2. Rangka atap tipePratt 4.1.3. Pembebanan Rangka Atap
a. Beban Mati
i. Data-data Beban Mati
a. Beban atap : 4,45 kg/m2.
b. Beban reng : 1 kg/m.
c. Beban profil : 1,5 kg/m.
d. Beban plafond : 11 kg/m2.
e. Beban hanger : 7 kg/m2.
ii. Perhitungan Beban Mati
Desain jarak antar kuda-kuda adalah sebesar 0,8 m. Beban ini
mati pada rangka atap baja ringan dapat ditunjukkan pada gambar
Gambar 4.3. Distribusi beban mati pada rangka atap baja ringan (qD)
1. Beban P1 = P11
Beban Rangka Atap = ½ x L batang x berat profil
= ½ x (1+1+0,4+1,28) m x 1,5 kg/m
= 2,76 kg
Beban Plafond = Luas x berat plafond
= (0,8 m x 1,077 m) x 18 kg/m2
= 15,5 kg
Beban Bracing = 10% x berat kuda-kuda
= 10% x 2,76 kg = 0,276 kg
Beban total = 18,536 kg
2. Beban P12 = P24
Beban Atap = Luas x berat atap
= 15,5 kg
Beban Reng = panjang reng x berat reng
= 0,8 m x 1 kg/m = 0,8 kg
Beban Rangka Atap = ½ x L batang x berat profil
= ½ x (1+1,077) m x 1,5 kg/m
=3,83 kg
Beban Plafond = Luas x berat plafond
= (0,8 m x 1 m) x 18 kg/m2
= 15,5 kg
Beban Bracing = 10% x berat kuda-kuda
= 10% x 1,6 kg = 0,16 kg
Beban total = 21,3 kg
Tabel 4.1. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 12 M
Buhul
13 =16 4,98 15,5 0,498 20,978 20,98
14 3,318 15,5 0,332 19,13 19,13
1 =2 3,83 0,8 1,6 15,5 0,16 21,3 21,3
6 =21 3,83 0,8 3,168 0,317 8,514 8,51
8 =19 3,83 0,8 3,702 0,37 8,7 8,7
10 =17 3,83 0,8 4.25 0,425 9,3 9,3
12 =15 3,83 0,8 4,82 0,482 9,9 9,9
3 3,83 0,8 7,36 0,736 12,7 12,7
Tabel 4.2. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 16 M
Buhul
11 =18 5,82 20,69 0,582 27,09 27,09
13 =16 6,58 20,69 0,658 27,94 27,94
14 4,37 20,69 0,437 25,5 25,5
Tabel 4.3. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 20 M
11 =18 7,33 25,88 0,733 28,76 28,76
13 =16 8,29 25,88 0,829 29,81 29,81
14 5,52 25,88 0,552 26,76 26,76
1 =2 6,39 0,8 2,59 25,88 0,259 33,95 33,95
4 =23 6,39 0,8 3,19 0,319 10,71 10,71
6 =21 6,39 0,8 5,31 0,531 13,03 13,03
8 =19 6,39 0,8 6,17 0,617 13,99 13,99
10 =17 6,39 0,8 7,1 0,71 15,01 15,01
12 =15 6,39 0,8 8,04 0,804 16,05 16,05
b. Beban Hidup
Beban hidup yang terjadi yaitu berat pekerja sebesar P=100 kg.
P P
P P
P P
P P
P P
P P
P
Gambar 4.4. Distribusi beban hidup (qL)
c. Beban Angin
Dari SKBI- 1.3.53.1987 ditentukan nilai tekanan tiup angin = 25 kg/m2.
α = 220.
Koefisien angin tekan = (0,02 α –0,4) = (0,02 x 22) - 0,4 = 0,04
Angin tekan (W1) = Luas x Koefisien x beban angin
= (0,8 m x 1,077 m) x 0,04 x 25 kg/m2
= 0,8616 kg
W1/2 = 0,4308 kg
Koefisien angin hisap = - 0,4
Angin tekan (W2) = Luas x Koefisien x beban angin
= (0,8 m x 1,077 m) x (-0,4) x 25 kg/m2
= - 8,616 kg
w1/2
Gambar 4.5. Distribusi beban angin kiri (W kiri) rangka atap
w1/2
Gambar 4.6. Distribusi beban angin kanan (W kanan) rangka atap
d. Beban Hujan
Beban air hujan berdasarkan SKBI- 1.3.53.1987 yaitu;
H/2 H
H H
H H
H/2 H H H H H
Gambar 4.7. Distribusi beban hujan (H) pada rangka atap
4.1.4. Perencanaan Struktur Rangka Atap a. Batang Tarik Bawah (Bottom Chord)
Batang tarik bawah terdiri dari batang nomor 1,. Untuk perencanaan
diambil pada batang 1 dengan gaya aksial terbesar dengan data-data
sebagai berikut :
Batang tarik 1’
L = 100 cm
Nu = 80,3 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Syarat desain:
N N
Dicoba menggunakan profil C 75.70
h = 75 mm
t = 0,7 mm
l = 5,5 mm
Ag = 107,24 mm2
Ix = 98828,1 mm4
Iy = 16619,5 mm4
ix = 30,4 mm
iy = 12,4mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=l r =
1000
12,4 = 80,64 < 240 (OK)
Direncanakan menggunakan sekrup dengan df = 4,8 mm
A = A d. t
A = 107,24 (4,8 x 0,7) = 103,88 mm
Cek kekuatan nominal penampang
N = 0,85. k . A . f
dengan faktor koreksi k = 0,85
N = 4127,93 kg
N N
N 0,9 . 4127,93
80,3 kg 3715,14 kg (OK)
b. Batang Tarik Web
Untuk perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar
yaitu batang 22 dengan data-data sebagai berikut :
Batang Tarik 22
L = 225 cm
Nu = 108,9 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Syarat desain:
N N
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=l r =
2250
19,3 = 116,58 < 240 (OK)
Direncanakan menggunakan sekrup dengan df = 4,8 mm
A = A d. t
A = 454 (4,8 x 2) = 444,44 mm
Cek kekuatan nominal penampang
N = 0,85. k . A . f dengank = 0,85
N = 0,85 . 0,85 . 4,44 cm .5500 kg cm = 17842,13 kg
N N
N 0,9 . 17842,13
c. Batang Tekan Atas ( top chord )
Batang tekan atas terdiri dari batang nomor 2 dan 3. Untuk
perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar dengan data-data
sebagai berikut:
Batang tekan
L = 107 cm
Nu = -536,3 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
λ=l r =
1070
19,3 = 55,44 < 200 (OK)
Kontrol tekuk
f =(l r)π E
f =(55,44 19,3)3,14 . 2 x 10 = 641,56 N/mm
λ = f
f
λ = 550
641,56= 0,92
λ > 1,5 , f = 0,658λ f
f = 0,658 , . 550 = 385,93 MPa
Menghitung Luas Efektif (Ae)
• Tampang efektif pada sayap
b = B–2(R+t)
b = 50–2(1+2)
b = 44 mm
b/t = 44/2 = 22 < 60 (OK)
S = 1,28 E f
S = 1,28 200000 385,93
b
29,13 0,328 2 115
22 29,13+ 5
I = 497,3316 1466,72 (OK)
n = 0,582 (b t)
Maka dihitung nilai koefisien tekuk (k)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 3,82
λ= f
f
f = kπ E
12(1 ν ) t b
f = 3,82 . 3,14 . 200000 12(1 0,3 )
2 44
f = 1432,69 MPa
λ= 385,93
1432,69 = 0,42
Nilaiλ= 0,51 0,673 , maka be = b= 44
Sayap efektif sepenuhnya.
• Tampang efektif pada web dengan 2 pengaku
Data :
As= luas bruto pengaku = 9,42 mm2
Isp= Momen inersia pengaku = 1,269 mm4
Dimensi pengaku
b =ρ A t
b = H 2(R + t)
b = 100 2(1 + 2) = 94 mm
b t = 96 2 = 47 mm
K1oc= 4(2+1)2= 36
200000= 0,99
λ> 0,673 maka,
ρ=
• Tampang efektif pada lip tepi
b = l–(R+t)
b = 20–(1+2)
b = 17 mm
λ= f f
f = kπ E
12(1 ν ) t b
f = 0,43. 3,14 . 200000 12(1 0,3 )
2 17
f = 940,097 MPa
λ= 385,93
940,097 = 0,511
λ= 0,64 0,673 , maka be = b = 17 mm
Lip tepi efektif sepenuhnya
Luas Efektif (Ae)
A = A
A = 454 (177,06 94) = 182,94 mm
Cek kekuatan nominal
N N
N 0,85 . 385,93 . 182
d. Batang Tekan Web
Untuk perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar yaitu
batang 10 dengan data-data sebagai berikut:
Batang tekan 10
L = 202 cm
Nu = -77 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
λ=l r =
2020
19,3 = 104,66 < 200 (OK)
Kontrol tekuk
f =(l r)π E
f =3,14 . 2 x 10(2020 19,3) = 180,01 N/mm
λ = f
f
λ = 550
180,01 = 1,74
λ > 1,5 , f = 0,877 λ f
f =0,877
1,74 . 550 = 160 MPa
Menghitung luas efektif (Ae):
• Tampang efektif pada sayap
b = B–2(R+t)
b =50–2(1+2)
b = 44 mm
b/t = 44/2 = 22 < 60 (OK)
S = 1,28 E f
S = 1,28 200000 160
0,328 S = 14,8
45,25 0,328 2 115
22
Maka dihitung nilai koefisien tekuk (k)
k = 1,3 4 ( OK)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 1,3
λ= f
f
f = kπ E
12(1 ν ) t b
f = 1,3 . 3,14 . 200000 12(1 0,3 )
2 44
f = 483,58 MPa
λ= 160
483,58= 0,57
Nilaiλ= 0,57 0,673 , maka be = b= 44
Sayap efektif sepenuhnya.
• Tampang efektif pada web dengan 2 pengaku
Data :
As= luas bruto pengaku = 9,42 mm2
Isp= Momen inersia pengaku = 1,269 mm4
Dimensi pengaku
b =ρ A t
b = H 2(R + t)
b = 100 2(1 + 2) = 94 mm
b t = 94 1 = 47 mm
K1oc= 4(n+1)2
Web efektif sepenuhnya
b = l–(R+t)
b = 20–(1+2)
b = 17 mm
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,43
λ= f
f
f = kπ E
12(1 ν ) t b
f = 0,43. 3,14 . 200000 12(1 0,3 )
2 17
f = 940,097 MPa
λ= 160
940,097 = 0,41
λ= 0,41 0,673 , maka be = b = 17 mm
Lip tepi efektif sepenuhnya
Luas Efektif (Ae)
A = A
A = 454 mm
Cek kekuatan nominal
N N
N 0,85 . 160 . 454
Tabel 4.4. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 12 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
1 1200 C 75.70 0,9
2,3 1292,4 C 100.100 3,56
4 = 14 40 C 100.100 3,56
15 = 26 128 C 100.100 3,56
5= 13 80 C 100.100 3,56
16 = 25 157 C 100.100 3,56
6 = 12 121,2 C 100.100 3,56
9 242,4 C 100.100 3,56
18 = 23 190 C 100.100 3,56
7 = 11 161,6 C 100.100 3,56
19 = 22 225 C 100.100 3,56
8 = 10 202 C 100.100 3,56
20=21 262 C 100.100 3,56
Tabel 4.5. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 16 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
1 1600 C 125.125 4,35
4 = 14 53 C 150.150 4,82
15 = 26 171 C 150.150 4,82
5= 13 107 C 150.150 4,82
16 = 25 209 C 150.150 4,82
6 = 12 161 C 150.150 4,82
9 323 C 150.150 4,82
18 = 23 253 C 150.150 4,82
7 = 11 215 C 150.150 4,82
19 = 22 300 C 150.150 4,82
8 = 10 269 C 150.150 4,82
20=21 349 C 150.150 4,82
Tabel 4.6. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 20 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
1 2000 C 150.150 6,14
2,3 2148 C 200.200 7,54
4 = 14 67 C 200.200 7,54
15 = 26 214 C 200.200 7,54
5= 13 134 C 200.200 7,54
16 = 25 262 C 200.200 7,54
6 = 12 202 C 200.200 7,54
18 = 23 317 C 200.200 7,54
7 = 11 270 C 200.200 7,54
19 = 22 376 C 200.200 7,54
8 = 10 337 C 200.200 7,54
20=21 437 C 200.200 7,54
4.1.5. Desain Sambungan Rangka Atap
Sambungan pada rangka atap baja ringan menggunakan sekrup
self-drilling HWH 10- 16x16 dengan data sebagai berikut:
dlob = 4,8 mm
dw = 11 mm
gaya geser 1 baut = 5,1 KN
gaya aksial = 8,6 KN
a. Sambungan Buhul 1
Gambar 4.8. Sambungan buhul 1
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
Pu1 = 34,9 kg
Pu24 = 456,3 kg
1. Kapasitas geser
t1= 2 mm
t2= 0,7 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 0,35
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(i) V = 4,2 (t d )f = 4,2 (0,7 . 4,8). 550 = 2964 N
(ii) V = Ct d f = 2,7 .2 . 4,8 . 550 = 14256 N
(iii) V = Ct d f = 2,7 . 0,7 . 4,8 . 550 = 4989,6 N
Dipakai Vb= 2964 N = 296,4 kg
Maka ØVb= 0,5 . 2964 N = 1482 N = 148,2 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 296,4 kg = 370,5 kg
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
N N
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
N = 0,85t d f
N = 0,85 . 0,7 . 4,8 . 550 = 1570,8 N = 157,08 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
N = 1,5 t d f
N = 1,5 . 2 . 11 . 550 = 18150 N = 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou= 157,08 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x157,08 kg
86000 kg≥ 196,35 kg (OK)
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
N N
Ø = faktor reduksi = 0,65
A = A A
A = 454 4,8(2) = 444,44 mm
N = 24442 kg
456,3 kg 0,65 ( 24442 kg)
456,3 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3d
S 3(4,8 mm)
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S 3d
S 3(4,8 mm)
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm)
b. Sambungan pada buhul 14
Gambar 4.9. Sambungan buhul 14
t1 = 1 mm
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pu6 = 95,9 kg
Pu7 = 95,9 kg
Pu30= 37,6 kg
1. Kapasitas geser
t1= 1 mm
t2= 0,7 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 0,7
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(i) V = 4,2 (t d )f = 4,2 (0,7 . 4,8). 550 = 2964 N
(ii) V = Ct d f = 2,7 .1 . 4,8 . 550 = 14256 N
(iii) V = Ct d f = 2,7 . 0,7 . 4,8 . 550 = 4989,6 N
Dipakai Vb= 2964 N = 296,4 kg
Maka ØVb= 0,5 . 2964 N = 1482 N = 148,2 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
1,25 Vb = 1,25 . 296,4 kg = 370,5 kg
Maka, 51000 kg≥370,5 kg (OK)
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
N N
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
N = 0,85t d f
N = 0,85 . 0,7 . 4,8 . 550 = 1570,8 N = 157,08 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
N = 1,5 t d f
N = 1,5 . 1 . 11 . 550 = 18150 N = 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou=157,08kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x157,08kg
86000 kg≥ 196,35 kg
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
N N
Ø = faktor reduksi = 0,65
A = 454 4,8(2) = 444,44 mm
N = A f = 444,44 mm . 550 N mm = 244420 N
N = 24442 kg
95,9 kg 0,65 ( 24442 kg)
95,9 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3d
S 3(4,8 mm)
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S 3d
S 3(4,8 mm)
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm)
c. Sambungan pada buhul 3 t1 = 2 mm
Gambar 4.10. Sambungan buhul 3
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pu18 = 358,4 kg
Pu19 = 361,3 kg
Pu30 = 37,6 kg
Pu40 = 41,8 kg
Pu41 = 41,8 kg
1. Kapasitas geser
t1= 2 mm
t2= 2 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(i) V = 4,2 (t d )f = 4,2 (2 . 4,8). 550 = 14314,54 N
(ii) V = Ct d f = 2,7 .1 . 4,8 . 550 = 14256 N
(iii) V = Ct d f = 2,7 . 1 . 4,8 . 550 = 14256 N
Dipakai Vb=14256 N = 1425,6 kg
Maka ØVb= 0,5 . 14256 N = 7128 N = 712,8 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 712,8 kg =891 kg
Maka, 51000 kg≥ 891kg (OK)
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
N N
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
N = 0,85t d f
N = 0,85 . 2 . 4,8 . 550 = 4488 N = 448,8 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
N = 1,5 . 2 . 11 . 550 = 18150 N = 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou=448,8 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x448,8 kg
86000 kg≥ 561kg (OK)
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
N N
Ø = faktor reduksi = 0,65
A = A A
A = 454 4,8(1) = 444,4 mm
N = A f = 444,4 mm . 550 N mm = 244420 N
N = 24442 kg
361,3 kg 0,65 ( 24442 kg)
361,3 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3d
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S 3d
Tabel 4.7. Rekapitulasi sambungan pada rangka atap baja ringan
Buhul Sambungan df
4.1.6. Rangka atap tipeHowe 4.1.7. Pembebanan Rangka Atap
a. Beban Mati
j. Data-data Beban Mati
f. Beban atap : 4,45 kg/m2.
g. Beban reng : 1 kg/m.
h. Beban profil : 1,5 kg/m.
i. Beban plafond : 11 kg/m2.
j. Beban hanger : 7 kg/m2.
iii. Perhitungan Beban Mati
Desain jarak antar kuda-kuda adalah sebesar 0,8 m. Beban ini
didistribusikan secara merata pada masing-masing kuda-kuda. Beban
mati pada rangka atap baja ringan dapat ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
P23 P22
P21 P20
P19 P17
P16 P15
P14 P13
P12 P24
Gambar 4.11. Distribusi beban mati pada rangka atap baja ringan
(qD)
1. Beban P1 = P11
= ½ x (1+1+0,4) m x 1,5 kg/m
= 1,8 kg
Beban Plafond = Luas x berat plafond
= (0,8 m x 1,5 m) x 18 kg/m2
= 15,5 kg
Beban Bracing = 10% x berat kuda-kuda
= 10% x 1,8 kg = 0,18 kg
Beban total = 17,48 kg
2. Beban P12 = P24
Beban Atap = Luas x berat atap
= (0,8 m x 1,077 m) x 4,45 kg/m2
= 3,83 kg
Beban Reng = panjang reng x berat reng
= 0,8 m x 1 kg/m = 0,8 kg
Beban Rangka Atap = ½ x L batang (1+13) x berat profil
= ½ x (1+1,077) m x 1,5 kg/m
=1,56 kg
Beban Plafond = Luas x berat plafond
= (0,8 m x 1 m) x 18 kg/m2
= 15,5 kg
Beban Bracing = 10% x berat kuda-kuda
= 10% x 1,56 kg = 0,156 kg
Tabel 4.8. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 12 m
10=25 2,91 15,5 0,291 18,7 18,7
12=23 3,369 15,5 0,337 19,2 19,2
14=21 3,89 15,5 0,389 19,78 19,78
16= 19 4,44 15,5 0,444 20,38 20,38
17 6,693 15,5 0,693 22,8 22,8
4 =5 3,83 0,8 1,56 15,5 0,156 19,9 19,9
Tabel 4.9. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 16 m
Buhul
12=23 4,44 20,69 0,444 25,58 25,58
14=21 5,09 20,69 0,509 26,30 26,30
16= 19 5,87 20,69 0,587 27,14 27,14
17 8,88 20,69 0,888 30,46 30,46
4 =5 5,12 0,8 2,05 20,69 0,205 26,89 26,89
8 =26 5,12 0,8 3,63 0,363 9,91 9,91
9 =24 5,12 0,8 4,24 0,424 10,58 10,58
11 =22 5,12 0,8 6,14 0,614 12,67 12,67
13 =20 5,12 0,8 5,67 0,567 12,15 12,15
15 =18 5,12 0,8 6,42 0,642 12,99 12,99
6 5,12 0,8 4,58 0,458 10,95 10,95
Tabel 4.10. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 20 m
Buhul
10=25 4,84 25,88 0,484 31,21 31,21
12=23 5,61 25,88 0,561 32,06 32,06
14=21 6,48 25,88 0,648 33,01 33,01
16= 19 7,39 25,88 0,739 34,02 34,02
17 11,16 25,88 1,116 38,16 38,16
4 =5 6,39 0,8 2,32 25,88 0,232 32,37 32,37
8 =26 6,39 0,8 4,55 0,455 12,2 12,2
9 =24 6,39 0,8 5,31 0,531 13,04 13,04
11 =22 6,39 0,8 6,18 0,618 13,99 13,99
13 =20 6,39 0,8 7,1 0,71 15,01 15,01
6 6,39 0,8 5,73 0,573 13,5 13,5
b. Beban Hidup
Beban hidup yang terjadi yaitu berat pekerja sebesar P=100 kg.
P P
P P
P P
P P
P P
P P
P
Gambar 4.12. Distribusi beban hidup (qL)
c. Beban Angin
Dari SKBI- 1.3.53.1987 ditentukan nilai tekanan tiup angin = 25 kg/m2.
α = 220.
Koefisien angin tekan = (0,02 α –0,4) = (0,02 x 22) - 0,4 = 0,04
Angin tekan (W1) = Luas x Koefisien x beban angin
= (0,8 m x 1,077 m) x 0,04 x 25 kg/m2
= 0,8616 kg
W1/2 = 0,4308 kg
Koefisien angin hisap = - 0,4
Angin tekan (W2) = Luas x Koefisien x beban angin
= (0,8 m x 1,077 m) x (-0,4) x 25 kg/m2
= - 8,616 kg
w1/2
Gambar 4.13. Distribusi beban angin kiri (W kiri) rangka atap
w1/2
Gambar 4.14. Distribusi beban angin kiri (W kiri) rangka atap
d. Beban Hujan
Beban air hujan berdasarkan SKBI- 1.3.53.1987 yaitu;
H/2 H/2 H
H H H
H H
H H
H H
H
Gambar 4.15. Distribusi beban hujan (H) pada rangka atap
4.1.8. Perencanaan Struktur Rangka Atap a. Batang Tarik Bawah (Bottom Chord)
Batang tarik bawah terdiri dari batang nomor 1,. Untuk perencanaan
diambil pada batang 1 dengan gaya aksial terbesar dengan data-data
sebagai berikut :
Batang tarik 1’
L = 100 cm
Nu = 46,8 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Syarat desain:
N N
Dicoba menggunakan profil C 75.70
b = 35 mm
t = 0,7 mm
l = 5,5 mm
Ag = 107,24 mm2
Ix = 98828,1 mm4
Iy = 16619,5 mm4
ix = 30,4 mm
iy = 12,4mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=l r =
1000
12,4 = 80,64 < 240 (OK)
Direncanakan menggunakan sekrup dengan df = 4,8 mm
A = A d. t
A = 107,24 (4,8 x 0,7) = 103,88 mm
Cek kekuatan nominal penampang
N = 0,85. k . A . f
N = 0,85 . 0,85 . 1,0388 cm .5500 kg cm
N = 4127,93 kg
N N
N 0,9 . 4127,93
46,8 kg 3715,14 kg (OK)
b. Batang Tarik Web
Untuk perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar
yaitu batang 12 dengan data-data sebagai berikut :
Batang Tarik 12
L = 225 cm
Nu = 204,8 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Syarat desain:
N N
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=l r =
2250
19,3 = 116,58 < 240 (OK)
Direncanakan menggunakan sekrup dengan df = 4,8 mm
A = A d. t
A = 454 (4,8 x 2) = 444,44 mm
Cek kekuatan nominal penampang
N = 0,85. k . A . f dengank = 0,85
N = 0,85 . 0,85 . 4,44 cm .5500 kg cm = 17842,13 kg
N N
N 0,9 . 17842,13
c. Batang Tekan Atas ( top chord )
Batang tekan atas terdiri dari batang nomor 49 dan 55. Untuk
perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar dengan data-data
sebagai berikut:
Batang tekan
L = 107 cm
Nu = -527,2 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
λ=l r =
1070
19,3 = 55,44 < 200 (OK)
Kontrol tekuk
f =(l r)π E
f =(55,44 19,3)3,14 . 2 x 10 = 641,56 N/mm
λ = f
f
λ = 550
641,56= 0,92
λ > 1,5 , f = 0,658λ f
f = 0,658 , . 550 = 385,93 MPa
Menghitung Luas Efektif (Ae)
• Tampang efektif pada sayap
b = B–2(R+t)
b = 50–2(1+2)
b = 44 mm
b/t = 44/2 = 22 < 60 (OK)
S = 1,28 E f
S = 1,28 200000 385,93
S = 29,13
b
29,13 0,328 2 115
22
Maka dihitung nilai koefisien tekuk (k)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 3,84
Sayap efektif sepenuhnya.
• Tampang efektif pada web dengan 2 pengaku
Data :
Menghitung koefisien tekuk pelat
K1oc= 4(2+1)2= 36
λ> 0,673 maka,
ρ= • Tampang efektif pada lip tepi
b = l–(R+t)
b = 20–(1+2)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,43
λ= fn
fcr
fcr = kπ
2E
12(1 ν2)
t b
2
fcr =
0,43.3,142.200000 12 1 0,32
2 17
2
fcr =940,097 MPa
λ= 385,93
940,097=0,511
λ=0,64 0,673,maka be=b= 17 mm
Lip tepi efektif sepenuhnya
Luas Efektif (Ae)
Ae =Ag
Ae =454 (177,06 94) =182,94 mm2
Cek kekuatan nominal
N cNc
N 0,85. 385,93.182
527,3 kg 59703,3 kg (OK)
d. Batang Tekan Web
Untuk perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar yaitu
Batang tekan 25
L = 202 cm
Nu = -96,3 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=lc
r = 2020
foc = π2E
(le r)2
foc =
3,142.2 x 105
(2020 19,3)2 =180,01 N/mm 2
λc= fy
foc
λc= 550
180,01 = 1,74
λc> 1,5, fn = 0,877 λc2 fy
fn = 0,877
1,742 .550= 160 MPa
Menghitung luas efektif (Ae):
• Tampang efektif pada sayap
b = B–2(R+t)
b =50–2(1+2)
b = 44 mm
b/t = 44/2 = 22 < 60 (OK)
S= 1,28 E fn
S= 1,28 200000 160
S= 45,25
0,328 S=14,8
b
d= d1 (R+t)
Maka dihitung nilai koefisien tekuk (k)
k= 4,82 5d1
λ= fn
Sayap efektif sepenuhnya.
• Tampang efektif pada web dengan 2 pengaku
Data :
Menghitung koefisien tekuk pelat
K1oc= 4(n+1)2
kd = 1+β
Web efektif sepenuhnya
• Tampang efektif pada lip tepi
b = l–(R+t)
b = 20–(1+2)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,43
λ= fn
fcr
fcr = kπ
2E
12(1 ν2)
t b
2
fcr =
0,43.3,142.200000 12 1 0,32
2 17
2
fcr =940,097 MPa
λ= 160
940,097=0,41
λ=0,41 0,673,maka be=b= 17 mm
Lip tepi efektif sepenuhnya
Luas Efektif (Ae)
Ae =Ag
Ae =454 mm2
Cek kekuatan nominal
N cNc
N 0,85. 160.454
Tabel 4.11. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 12 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
1 1200 C 75.70 0,9
49,55 1292,4 C 100.100 3,65
7 = 17 40 C 100.100 3,65
18 =28 107,7 C 100.100 3,65
8=16 80 C 100.100 3,65
19=27 128 C 100.100 3,65
9=15 121,2 C 100.100 3,65
12 242,4 C 100.100 3,65
20=26 157,1 C 100.100 3,65
10=14 161,6 C 100.100 3,65
21=25 190 C 100.100 3,65
11=13 202 C 100.100 3,65
22 = 24 225 C 100.100 3,65
Tabel 4.12. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 16 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
1 1600 C 125.125 4,35
49,55 1724,4 C 150.150 4,82
18 =28 144,1 C 150.150 4,82
8=16 107 C 150.150 4,82
19=27 171,48 C 150.150 4,82
9=15 161 C 150.150 4,82
12 3,46 C 150.150 4,82
20=26 204,97 C 150.150 4,82
10=14 269 C 150.150 4,82
21=25 253,34 C 150.150 4,82
11=13 269 C 150.150 4,82
22 = 24 300,53 C 150.150 4,82
Tabel 4.13. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 20 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
1 2000 C 150.150 4,82
49,55 2148 C 200.200 7,54
7 = 17 53 C 200.200 7,54
18 =28 179,94 C 200.200 7,54
8=16 134 C 200.200 7,54
19=27 214,11 C 200.200 7,54
9=15 202 C 200.200 7,54
12 404 C 200.200 7,54
10=14 270 C 200.200 7,54
21=25 317,47 C 200.200 7,54
11=13 337 C 200.200 7,54
22 = 24 376,11 C 200.200 7,54
4.1.9. Desain Sambungan Rangka Atap
Sambungan pada rangka atap baja ringan menggunakan sekrup
self-drilling HWH 10- 16x16 dengan data sebagai berikut:
dlob = 4,8 mm
dw = 11 mm
gaya geser 1 baut = 5,1 KN
gaya aksial = 8,6 KN
a. Sambungan Buhul 4
Gambar 4.16. Sambungan buhul 4
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
Pu1 = 39 kg
Pu24 = 484,3 kg
1. Kapasitas geser
t1= 2 mm
t2= 0,7 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 0,35
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(iv) Vb = 4,2 t23df fu2 =4,2 0,73.4,8 .550=2964 N
(v) Vb =Ct1dffu1=2,7.2.4,8.550=14256 N
(vi) Vb =Ct2dffu2=2,7.0,7. 4,8.550 =4989,6 N
Dipakai Vb= 2964 N = 296,4 kg
Maka ØVb= 0,5 . 2964 N = 1482 N = 148,2 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 296,4 kg = 370,5 kg
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
Nt Nt
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
Nou =0,85t2dffu2
Nou =0,85.0,7.4,8.550= 1570,8 N= 157,08 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
Nov =1,5 t1dwfu1
Nov =1,5.2.11.550=18150 N= 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou= 157,08 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x 157,08 kg
86000 kg≥ 196,35 kg (OK)
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
Nt Nt
Ø = faktor reduksi = 0,65
An = Ag Alob
An = 454 4,8(2) =444,44 mm2
Nt= 24442 kg
484,3 kg 0,65(24442 kg)
484,3 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3df
S 3(4,8 mm)
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S1 3df
S1 3(4,8 mm)
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm)
1. Sambungan pada buhul 17
t1 = 1 mm
t2 = 0,7 mm
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Pu4 = 90,7 kg
Pu4’ = 90,7kg
Pu12= 204,8 kg
Pu22= 39,8 kg
Pu24= 39,8 kg
1. Kapasitas geser
t1= 1 mm
t2= 0,7 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 0,7
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(iv) Vb = 4,2 t23df fu2 =4,2 0,73.4,8 .550= 2964 N
(v) Vb = Ct1dffu1= 2,7.1.4,8.550=14256 N
(vi) Vb = Ct2dffu2= 2,7.0,7. 4,8.550=4989,6 N
Maka ØVb= 0,5 . 2964 N = 1482 N = 148,2 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 296,4 kg = 370,5 kg
Maka, 51000 kg≥370,5 kg (OK)
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
Nt Nt
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
Nou =0,85t2dffu2
Nou =0,85.0,7.4,8.550= 1570,8 N= 157,08 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
Nov =1,5 t1dwfu1
Nov =1,5.1.11.550=18150 N= 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou= 157,08 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x157,08 kg
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
Nt Nt
Ø = faktor reduksi = 0,65
An = Ag Alob
An = 454 4,8(2) =444,44 mm2
Nt= Anfu =444,44 mm2.550 N mm2 = 244420 N
Nt= 24442 kg
204,8 kg 0,65(24442 kg)
204,8 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3df
S 3(4,8 mm)
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S1 3df
S1 3(4,8 mm)
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm)
1. Sambungan pada buhul 6 t1 = 2 mm
Gambar 4.18. Sambungan buhul 6
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Pu18 = 314,8 kg
Pu19 = 314,8 kg
Pu30 = 204,8 kg
1. Kapasitas geser
t1= 2 mm
t2= 2 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 1
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(v) Vb =Ct1dffu1 =2,7.1.4,8.550=14256 N
(vi) Vb =Ct2dffu2 =2,7.1. 4,8.550= 14256 N
Dipakai Vb=14256 N = 1425,6 kg
Maka ØVb= 0,5 . 14256 N = 7128 N = 712,8 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 712,8 kg =891 kg
Maka, 51000 kg≥ 891 kg (OK)
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
Nt Nt
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
Nou =0,85t2dffu2
Nou =0,85.2.4,8.550= 4488 N=448,8 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
Nov =1,5 t1dwfu1
Nov =1,5.2.11.550=18150 N= 1815 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x448,8 kg
86000 kg≥ 561 kg (OK)
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
Nt Nt
Ø = faktor reduksi = 0,65
An = Ag Alob
An = 454 4,8(1) =444,4 mm2
Nt= Anfu =444,4 mm2.550 N mm2 = 244420 N
Nt= 24442 kg
314,8 kg 0,65(24442 kg)
314,8 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3df
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S1 3df
Tabel 4.14. Rekapitulasi sambungan pada rangka atap baja ringan
Buhul Sambungan df
4.1.10. Rangka atap tipeFink 4.1.11. Pembebanan Rangka Atap
a. Beban Mati
i. Data-data Beban Mati
k. Beban atap : 4,45 kg/m2.
l. Beban reng : 1 kg/m.
m. Beban profil : 1,5 kg/m.
n. Beban plafond : 11 kg/m2.
o. Beban hanger : 7 kg/m2.
ii. Perhitungan Beban Mati
Desain jarak antar kuda-kuda adalah sebesar 0,8 m. Beban ini
didistribusikan secara merata pada masing-masing kuda-kuda. Beban
mati pada rangka atap baja ringan dapat ditunjukkan pada gambar
dibawah ini.
P19
P18P17 P16
P15 P14
P13
P12
P11 P10
P9
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Gambar 4.19. Distribusi beban mati pada rangka atap baja ringan
(qD)
Beban Rangka Atap = ½ x L batang (1+27+25+36) x berat profil
= ½ x (0,64+0,49+0,22) m x 1,5 kg/m
= 1,0125 kg
Beban Plafond = Luas x berat plafond
= (0,8 m x 0,76 m) x 18 kg/m2
= 10,94 kg
Beban Bracing = 10% x berat kuda-kuda
= 10% x 1,0125 kg = 0,101 kg
Beban total = 12,05 kg
4. Beban P12 = P24
Beban Atap = Luas x berat atap
= (0,8 m x 0,76 m) x 4,45 kg/m2
= 2,7 kg
Beban Reng = panjang reng x berat reng
= 0,8 m x 1 kg/m = 0,8 kg
Beban Rangka Atap = ½ x L batang x berat profil
= ½ x (0,64+0,76) m x 1,5 kg/m
=1,05 kg
Beban Plafond = Luas x berat plafond
= (0,8 m x 0,76 m) x 18 kg/m2
= 10,9 kg
Beban Bracing = 10% x berat kuda-kuda
= 10% x 1,05 kg = 0,105 kg
Tabel 4.15. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 12 m
14=20 1,0125 10,9 0,101 12,05 12,05
16=18 1,86 9,072 0,186 11,12 11,12
12=13 4,44 20,52 0,444 25,4 25,4
6=7 7,305 51,84 0,731 59,875 59,88
4=5 2,7 0,8 1,05 10,9 0,105 15,5 15,5
15=21 1,05 0,8 1,5 0,15 3,5 3,5
17=19 2,2 0,8 2,6 0,26 5,86 5,86
10=8 3,7 0,8 7,75 0,775 13,02 13,02
22 =23 8,9 0,8 3,44 0,344 13,48 13,48
2 3,5 0,8 5,24 0,524 10,064 10,06
Tabel 4.16. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 16 m
Buhul
14=20 1,98 15,56 0,198 17,75 17,75
16=18 4,19 15,51 0,419 20,13 20,13
12=13 8,18 36,25 0,818 45,25 45,25
6=7 10,72 62,09 1,072 73,88 73,88
4=5 3,85 0,8 1,18 15,56 0,118 21,52 21,52
17=19 3,83 0,8 4,42 0,442 9,49 9,49
10=8 7,68 0,8 10,49 1,049 20,03 20,03
22 =23 11,51 0,8 4,32 0,432 17,08 17,08
2 3,83 0,8 6,68 0,668 11,99 11,99
Tabel 4.17. Rekapitulasi Perhitungan Beban Mati 20 m
Buhul
14=20 2,48 19,44 0,248 22,17 22,17
16=18 5,25 19,38 0,525 25,16 25,16
12=13 10,21 38,83 1,021 50,06 50,06
6=7 14,8 77,65 1,48 93,93 93,93
4=5 4,81 0,8 1,48 19,44 0,148 22,79 22,79
15=21 4,81 0,8 3,23 0,323 9,16 9,16
17=19 4,79 0,8 5,52 0,552 11,66 11,66
10=8 9,59 0,8 13,11 1,311 24,83 20,43
22 =23 14,39 0,8 5,27 0,527 20,99 20,99
2 4,81 0,8 8,36 0,836 14,81 14,81
b. Beban Hidup
P
P P P
P P
P
P P
P P
Gambar 4.20. Distribusi beban hidup (qL)
c. Beban Angin
Dari SKBI- 1.3.53.1987 ditentukan nilai tekanan tiup angin = 25 kg/m2.
α = 220.
Koefisien angin tekan = (0,02 α –0,4) = (0,02 x 22) - 0,4 = 0,04
Angin tekan (W1) = Luas x Koefisien x beban angin
= (0,8 m x 1,077 m) x 0,04 x 25 kg/m2
= 0,8616 kg
W1/2 = 0,4308 kg
Koefisien angin hisap = - 0,4
Angin tekan (W2) = Luas x Koefisien x beban angin
= (0,8 m x 1,077 m) x (-0,4) x 25 kg/m2
= - 8,616 kg
w1/2
Gambar 4.21. Distribusi beban angin kiri (W kiri) rangka atap
w1/2
Gambar 4.22. Distribusi beban angin kanan (W kanan) rangka atap
d. Beban Hujan
Beban air hujan berdasarkan SKBI- 1.3.53.1987 yaitu;
H/2 H H
H/2 H
H H
H
H
H H
Gambar 4.23. Distribusi beban hujan (H) pada rangka atap
4.1.12. Perencanaan Struktur Rangka Atap a. Batang Tarik Bawah (Bottom Chord)
Batang tarik bawah terdiri dari batang nomor 1,. Untuk perencanaan
diambil pada batang 1 dengan gaya aksial terbesar dengan data-data
sebagai berikut :
Batang tarik 1’
L = 113,05 cm
Nu = 297,5 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Syarat desain:
N tNt
Dicoba menggunakan profil C 75.70
h = 75 mm
t = 0,7 mm
l = 5,5 mm
Ag = 107,24 mm2
Ix = 98828,1 mm4
Iy = 16619,5 mm4
ix = 30,4 mm
iy = 12,4mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=lc
r =
1130,5
12,4 = 91,16 < 240 (OK)
Direncanakan menggunakan sekrup dengan df = 4,8 mm
An = Ag d.t
An = 107,24 (4,8 x 0,7) =103,88 mm2
Cek kekuatan nominal penampang
Nt =0,85.kt.An.fu
dengan faktor koreksi kt= 0,85
Nt = 4127,93 kg
N Nt
N 0,9.4127,93
297,5kg 3715,14 kg (OK)
b. Batang Tarik Web
Untuk perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar
yaitu batang 19 dengan data-data sebagai berikut :
Batang Tarik 19
L = 39,85 cm
Nu = 184,4 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Syarat desain:
N tNt
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
Kontrol kelangsingan profil :
λ=lc
r = 398,5
19,3 = 20,64 < 240 (OK)
Direncanakan menggunakan sekrup dengan df = 4,8 mm
An = Ag d.t
An = 454 (4,8 x 2) =444,44 mm2
Cek kekuatan nominal penampang
Nt =0,85.kt.An.fu dengan kt =0,85
Nt =0,85.0,85.4,44 cm2 .5500 kg cm2 = 17842,13 kg
N tNt
N 0,9.17842,13
c. Batang Tekan Atas ( top chord )
Batang tekan atas terdiri dari batang nomor 22 dan 23. Untuk
perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar dengan data-data
sebagai berikut:
Batang tekan
L = 75,67 cm
Nu = -262,5 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
λ=lc
Menghitung Luas Efektif(Ae)
• Tampang efektif pada sayap
0,328 S=8,74
Maka dihitung nilai koefisien tekuk (k)
k= 2,8 4 ( OK)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,8
λ= fn
Sayap efektif sepenuhnya.
• Tampang efektif pada web dengan 2 pengaku
Menghitung koefisien tekuk pelat
λ> 0,673 maka,
ρ=
• Tampang efektif pada lip tepi
b = 20–(1+2)
b = 17 mm
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,43
λ= fn
fcr
fcr =
kπ2E 12(1 ν2)
t b
2
fcr =
0,43.3,142.200000 12 1 0,32
2 17
2
fcr =940,097 MPa
λ= 406,8
940,097=0,43
λ=0,67 0,673,maka be=b= 17 mm
Lip tepi efektif sepenuhnya
Luas Efektif (Ae)
Ae =Ag
Ae =454 (156,63 94) =391,37mm2
Cek kekuatan nominal
N cNc
N 0,85. 406,8.391,37
d. Batang Tekan Web
Untuk perencanaan diambil batang dengan gaya aksial terbesar yaitu
batang 15 dengan data-data sebagai berikut:
Batang tekan 15
L = 98,38 cm
Nu = -115,9 kg (Output SAP 2000)
Fy = 550 MPa = 5500 kg/cm2
Fu = 550 Mpa = 5500 kg/cm2
Dicoba menggunakan profil C 100.100
h = 100 mm
b = 50 mm
t = 2 mm
l = 20 mm
Ag = 454 mm2
Ix = 71000 mm4
Iy = 17000 mm4
ix = 39,7 mm
iy = 19,3 mm
λ=lc
r = 983,9
19,3 = 50,9 < 200 (OK)
Kontrol tekuk
foc = π
2E (le r)2
foc =
3,142.2 x 105
(983,9 19,3)2 =242,39N/mm 2
λc= fy
foc
λc= 550
242,39 = 1,5
λc> 1,5,fn = 0,877 λc2 fy
fn = 0,877
1,52 .550= 214,37MPa
Menghitung luas efektif (Ae):
• Tampang efektif pada sayap
b = B–2(R+t)
b =50–2(1+2)
b = 44 mm
b/t = 44/2 = 22 < 60 (OK)
S= 1,28 E fn
S= 1,28 200000 214,37
0,328 S=12,8
Maka dihitung nilai koefisien tekuk (k)
k= 1,3 4 ( OK)
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 1,3
λ= fn
Sayap efektif sepenuhnya.
• Tampang efektif pada web dengan 2 pengaku
Data :
K1oc= 4(n+1)2
• Tampang efektif pada lip tepi
b = l–(R+t)
b = 20–(1+2)
b = 17 mm
Rasio kelangsingan dengan nilai k = 0,43
λ= fn
Lip tepi efektif sepenuhnya
Luas Efektif (Ae)
Ae =Ag
Ae =454 mm2
Cek kekuatan nominal
N cNc
N 0,85. 214,37.454
Tabel 4.18. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 12 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
3 1200 C 75.70 0,9
22,23 1292,4 C 100.100 3,65
12=20 22,32 C 100.100 3,65
13=19 39,85 C 100.100 3,65
14=18 48,07 C 100.100 3,65
15=17 98,38 C 100.100 3,65
10=11 105,71 C 100.100 3,65
8=16 255,36 C 100.100 3,65
7=9 271,52 C 100.100 3,65
4=5 251,76 C 100.100 3,65
2=2 99,37 C 100.100 3,65
Tabel 4.19. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 16 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
3 1600 C 125.125 4,35
22,23 1724,4 C 150.150 4,82
12=20 64,66 C 150.150 4,82
13=19 64,66 C 150.150 4,82
15=17 170,47 C 150.150 4,82
10=11 169,54 C 150.150 4,82
8=16 340,95 C 150.150 4,82
7=9 338,13 C 150.150 4,82
4=5 350 C 150.150 4,82
2=2 130,92 C 150.150 4,82
Tabel 4.20. Rekapitulasi Dimensi Profil Baja Ringan 20 m
Nomor Frame Panjang
(cm) Profil
Berat (kg/m)
3 2000 C 150.150 4,82
22,23 2148 C 200.200 7,54
12=20 80,67 C 200.200 7,54
13=19 80,67 C 200.200 7,54
14=18 118,77 C 200.200 7,54
15=17 212,97 C 200.200 7,54
10=11 211,45 C 200.200 7,54
8=16 425,94 C 200.200 7,54
7=9 422,9 C 200.200 7,54
4=5 437,5 C 200.200 7,54
2=2 163,42 C 200.200 7,54
Sambungan pada rangka atap baja ringan menggunakan sekrup
self-drilling HWH 10- 16x16 dengan data sebagai berikut:
dlob = 4,8 mm
dw = 11 mm
gaya geser 1 baut = 5,1 KN
gaya aksial = 8,6 KN
a. Sambungan Buhul 4
Gambar 4.24. Sambungan buhul 4
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Pu1 = 34,9 kg
Pu24 = 456,3 kg
1. Kapasitas geser
t1= 2 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 0,35
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(vii) Vb = 4,2 t23df fu2 =4,2 0,73.4,8 .550=2964 N
(viii) Vb =Ct1dffu1=2,7.2.4,8.550=14256 N
(ix) Vb =Ct2dffu2=2,7.0,7. 4,8.550 =4989,6 N
Dipakai Vb= 2964 N = 296,4 kg
Maka ØVb= 0,5 . 2964 N = 1482 N = 148,2 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 296,4 kg = 370,5 kg
Maka, 51000 kg≥ 370,5 kg (OK)
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
Nt Nt
= 0,5
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
Nou =0,85t2dffu2
Nou =0,85.0,7.4,8.550= 1570,8 N= 157,08 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
Nov =1,5 t1dwfu1
Nov =1,5.2.11.550=18150 N= 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou= 157,08 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x 157,08 kg
86000 kg≥ 196,35 kg (OK)
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
Nt Nt
Ø = faktor reduksi = 0,65
An = Ag Alob
An = 454 4,8(2) =444,44 mm2
Nt= Anfu =444,44 mm2.550 N mm2 = 244420 N
Nt= 24442 kg
456,3 kg 0,65(24442 kg)
456,3 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3(4,8 mm)
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S1 3df
S1 3(4,8 mm)
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm)
1. Sambungan pada buhul 6
Gambar 4.25. Sambungan buhul 6
t1 = 1 mm
t2 = 0,7 mm
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Pu7 = 95,9 kg
Pu30= 37,6 kg
1. Kapasitas geser
t1= 1 mm
t2= 0,7 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 0,7
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(vii) Vb = 4,2 t23df fu2 =4,2 0,73.4,8 .550= 2964 N
(viii) Vb = Ct1dffu1= 2,7.1.4,8.550=14256 N
(ix) Vb = Ct2dffu2= 2,7.0,7. 4,8.550=4989,6 N
Dipakai Vb= 2964 N = 296,4 kg
Maka ØVb= 0,5 . 2964 N = 1482 N = 148,2 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 296,4 kg = 370,5 kg
Maka, 51000 kg≥ 370,5 kg (OK)
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
Nt Nt
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
Nou =0,85t2dffu2
Nou =0,85.0,7.4,8.550= 1570,8 N= 157,08 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
Nov =1,5 t1dwfu1
Nov =1,5.1.11.550=18150 N= 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou= 157,08 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x157,08 kg
86000 kg≥ 196,35 kg
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
Nt Nt
Ø = faktor reduksi = 0,65
An = Ag Alob
An = 454 4,8(2) =444,44 mm2
Nt= Anfu =444,44 mm2.550 N mm2 = 244420 N
Nt= 24442 kg
95,9 kg 15887,3 kg (OK)
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3df
S 3(4,8 mm)
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S1 3df
S1 3(4,8 mm)
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm)
C. Sambungan pada buhul 2
Sekrup dipasang dengan perencanaan:
t1 = 2 mm
t2 = 2 mm
Perhitungan desain sambungan menggunakan sekrup self drilling (SDS) df
= 4,8 mm
Pelat tidak digunakan,jadi jumlah baut di asumsikan = 2 buah
Pu18 = 358,4 kg
Pu19 = 361,3 kg
Pu30 = 37,6 kg
Pu40 = 41,8 kg
Pu41 = 41,8 kg
1. Kapasitas geser
t1= 2 mm
t2= 2 mm
df= 4,8 mm (Sekrup king screw)
Syarat : 3 mm≤df ≤ 7 mm
t2/t1= 1
C = faktor tumpu = 2,7
Untuk t2/t1≤ 1 , Vbharus diambil nilai terkecil dari:
(vii) Vb =4,2 t23df fu2= 4,2 23.4,8 .550= 14314,54 N
(viii) Vb =Ct1dffu1 =2,7.1.4,8.550=14256 N
(ix) Vb =Ct2dffu2 =2,7.1. 4,8.550= 14256 N
Dipakai Vb=14256 N = 1425,6 kg
Cek kapasitas geser
Kapasitas geser desain sekrup≥ 1,25 Vb
Kuat geser sekrup = 51000 kg
1,25 Vb = 1,25 . 712,8 kg =891 kg
Maka, 51000 kg≥ 891 kg (OK)
Jumlah baut = 3 buah
2. Kapasitas tarik sekrup
Gaya pada sekrup harus memenuhi:
Nt Nt
= 0,5
Kapasitas nominal (Nt) diambil dari nilai terkecil berikut:
• Kapasitas cabut nominal (Nou) (Pull Out)
Nou =0,85t2dffu2
Nou =0,85.2.4,8.550= 4488 N=448,8 kg
• Kapasitas sobek nominal (Nov) (Pull Over)
Nov =1,5 t1dwfu1
Nov =1,5.2.11.550=18150 N= 1815 kg
Dipakai nilai Nt= Nou= 448,8 kg
Cek kapasitas tarik
Kapasitas tarik nominal sekrup≥ 1,25 Nt
86000 kg ≥ 1,25 x448,8 kg
3. Tarik pada bagian tersambung
Gaya tarik desain pada penampang neto harus memenuhi:
Nt Nt
4. Persyaratan jarak sekrup
• Jarak antar sekrup (S)
S 3df
S≥ 14,4 mm (Ambil S = 15 mm)
• Jarak sekrup ke tepi (S1)
S1 3df
S1≥ 14,4 mm (Ambil S1= 15 mm
Tabel 4.21. Rekapitulasi sambungan pada rangka atap baja ringan
5 3,23 4,8 11 15 15 2
6 3,3,4,8 4,8 11 15 15 2
7 3,3,5,6 4,8 11 15 15 2
8 23,23,6,7,11 4,8 11 15 15 2
9 2,5,7 4,8 11 15 15 2
10 22,22,8,9,10 4,8 11 15 15 2
11 2,4,9 4,8 11 15 15 2
12 3,3,10,15 4,8 11 15 15 2
13 3,3,11,17 4,8 11 15 15 2
14 3,3,12 4,8 11 15 15 2
15 22,22,12,13 4,8 11 15 15 2
16 3,3,13,14 4,8 11 15 15 2
17 22,22,14,15 4,8 11 15 15 2
18 3,3,18,19 4,8 11 15 15 2
19 23,23,17,18 4,8 11 15 15 2
20 3,3,20 4,8 11 15 15 2
21 23,23,18,19 4,8 11 15 15 2
22 22,22,2 4,8 11 15 15 2
4.2. Komparasi desain rangka atap baja ringan tipe pratt,howe dan fink
Setelah dilakukan perhitungan perencanaan masing-masing jenis rangka atap,
langkah selanjutnya adalah membandingkan rangka atap satu sama lain. Berikut
akan ditampilkan perbandingan berat antara ketiga jenis rangka atap.
a. Rangka atap tipe Pratt
Tabel 4.22. Tabulasi berat rangka atap baja ringan 12 m
Nomor
2,3 6,462 2 C 100.100 3,65 47,17 31 1462,27
4 = 14 0,4 2 C 100.100 3,65 2,92 31 90,52
Tabel 4.23. Tabulasi berat rangka atap baja ringan 16 m
2,3 8,622 2 C 150.150 4,82 83,12 31 2576,72
4 = 14 0,53 2 C 150.150 4,82 5,12 31 158,72
Berat Total 369,47 31 11453,57
Tabel 4.24. Tabulasi berat rangka atap baja ringan 20 m
Nomor
2,3 10,74 2 C 200.200 7,54 161,959 31 5020,729
4 = 14 0,67 2 C 200.200 7,54 10,104 31 313,224
15 = 26 2,14 2 C 200.200 7,54 32,27 31 1000,37
16 = 25 2,62 2 C 200.200 7,54 39,51 31 1224,81
Berat Total 683,292 31 21182,05
b. Rangka atap Tipe Howe
Tabel 4.25. Tabulasi berat rangka atap baja ringan 12 m
Nomor
49,55 6,462 2 C 100.100 3,65 47,17 31 1462,27