• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 16 September 2015 Abstrak telah disetujui penguji :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 16 September 2015 Abstrak telah disetujui penguji :"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir ini telah dipertahankan didepan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal : 16 September 2015

Abstrak telah disetujui penguji : Tanda

Tangan

1 2 3 4

Nama

Terang Hendra,ST.,MT Zulfikar,ST.,MT Nusyirwan,ST.,MT

Yazmendra Rosa,ST.,MT

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Mesin : Hanif, ST., MT.

Nip. 19640303 199003 1 001 Tanda Tangan Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumnus :

Petugas Politeknik Negeri Padang Nomor Alumni Politeknik Negeri Padang Nama Tanda Tangan

No. Politeknik

RAHMAD DANIL

BIODATA

(a) Tempat / Tgl Lahir : Sarik / 19 Juni 1994 (b) Nama Orang Tua : Yulis Kaizar (c) Fakultas : Politeknik (d) Jurusan : Teknik Mesin. Konsentrasi : Perawatan dan Perbaikan (e) No. BP : 1201013071 (f) Tanggal Lulus : 16 September 2015 (g) Predikat Lulus : ... (h) IPK : ... (i) Lama Studi : 3 Tahun 0 bulan (j) Alamat Orang Tua : Komp. PTPN VI , Kel. Koto Baru, Kec. Luhak Nan Duo, Kab. Pasaman Barat.

PENGUJIAN MESIN PERONTOK GABAH Tugas Akhir D-III Oleh : RAHMAD DANIL

Pembimbing I: Eka Sunitra, ST,. MT dan Pembimbing II: Hendra,ST.,MT ABSTRAK

Mesin perontok gabah dengan kemajuan dunia industri para Enginering sudah banyak menciptakan mesin-mesin khususnya mesin perontok gabah, dan saya sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Padang akan mencoba melakukan pengujian mesin perontok gabah padi tersebut untuk melengkapi syarat tugas akhir. Berdasarkan hal ini maka saya tertarik untuk mengambil judul “Pengujian Mesin Perontok Gabah ”.

Untuk menyelesaikan pembahasan Tugas Akhir ini melakukan pembuatan mesin perontok gabah di Kampus Politeknik Negeri Padang. Dimensi pada mesin perontok gabah yaitu panjang 80cm dan lebar 40cm setelah melakukan pembuatan maka saya juga melakukan pengujian dengan menggunakan tachometer. Dari pengujian ini kapasitas mesin yang dihasilkan yaitu 388,28 Kg/Jam. Hal ini saya lakukan dengan arahan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan

Pengujian yang dilakukan terhadap mesin perontok gabah ini adalah untuk menentukan kapasitas mesin perontok gabah terhadap Rpm (Rotation per minutes) dan juga kapasitas gabah terhadap bahan bakar serta mengetahui kinerja mesin.

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sangat potensial untuk pengembangan tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Salah satu contoh tanaman pangan yang merupakan tanaman pangan utama di Indonesia adalah tanaman padi (Oryza sativa). Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Jumlah penduduk di Indonesia semakin lama makin bertambah, peningkatan penduduk menyebabkan bertambahnya kebutuhan bahan pangan. Kebutuhan ini dipenuhi dengan menyediakan bahan pangan dari produksi nasional dan dengan mengimpor dari negara penghasil bahan pangan. Volume impor yang besar mengharuskan pemerintah untuk mengeluarkan devisa dalam jumlah yang besar. Agar jumlah impor menurun pemerintah harus segera meningkatkan produksi pangan nasional.

Setelah terjadinya krisis ekonomi, pemerintah merevitalisasi bidang pertanian khususnya untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat dan mentargetkan untuk mencapai swasembada pangan. Pemerintah mentargetkan kenaikan produksi padi 2 juta ton setiap tahun dan produksi padi tahun 2009 diperkirakan mencapai 60.93 juta ton Gabah Kering Giling. Dengan meningkatnya produksi padi maka kebutuhan alat dan mesin pertanian akan meningkat. Pada proses pemanenan, dibutuhkan alat atau mesin perontok padi untuk menangani hasil panen padi.

Di sisi lain, petani di daerah pedesaan cenderung masih menggunakan metode tradisional dalam merontokkan padi, seperti gebot. Susut perontokan dengan metode tradisional tersebut lebih dari 4.8%. Nilai susut ini terlalu besar dan bisa diatasi dengan menerapkan alat atau mesin perontok padi yang rata-rata memiliki susut perontokan sebesar 1-4%. Jumlah alat perontok padi tradisional dan yang bertenaga mesin tidak seimbang. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik diketahui bahwa luas lahan pertanian padi di Indonesia sebesar 11.757.845 hektar. Luasan lahan berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah alat perontok padi yang ada di masyarakat

(3)

2 sejumlah 351.702 unit, sehingga untuk mencapai panen yang efisien, jumlah tersebut belum memenuhi target. Kekurangan jumlah alat dan mesin perontok padi yang ada di masyarakat menyebabkan banyak petani yang masih menggunakan metode perontokan padi tradisional. Selain itu, mesin perontok padi khususnya yang berbasis pedal sudah jarang digunakan petani. Hal tersebut dikarenakan perontok padi tipe mesin tersebut susah dalam berpindah tempat serta membutuhkan minimal dua orang untuk memindahkannya. Tersedianya alat atau mesin perontok padi yang baik dan mudah digunakan oleh petani sesuai dengan kondisi persawahan mereka akan membantu meningkatkan efisiensi pemanenan.

Mesin perontok gabah padi dengan kemajuan dunia industri para Enginering sudah banyak menciptakan mesin-mesin khususnya mesin perontok gabah padi, dan saya sebagai mahasiswa Politeknik Negeri Padang akan mencoba melakukan pengujian mesin perontok gabah padi tersebut untuk melengkapi syarat tugas akhir.

Tahun sebelumnya Khairul Priatama Mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negri Padang juga membuatnya dengan judul Rancang Bangun Mesin Perontok Padi Dengan Kapasitas 320 Kg/Jam dan Niko Daniar Atmaja dari Fakultas Teknologi Pertanian Bogor tahun 2010 juga membuat Pengujian Perontok Padi Tipe Pedal sebagai judul tugas akhir,

Dalam kesempatan ini saya sebagai penulis berkesempatan untuk melakukan pengujian sebagai syarat tugas akhir yang akan dikerjakan dengan rekan saya Riski Adi Mulia dari mahasiswa Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang sebagai yang akan membuat alat, sedangkan saya sebagai penulis berkesempatan untuk menguji alat yang nantinya telah selesai dikerjakan, sehingga kerja sama dalam team sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan alat yang akan dibuat dan saya dapat menguji alat tersebut sampai selesai. Untuk itu syarat melengkapi tugas akhir saya akan mengangkat judul “PENGUJIAN MESIN PERONTOK GABAH” untuk melengkapi kesempurnaan alat yang telah dibuat, tak layak alat tersebut tanpa diuji agar mengetahui kualitas dan efesiensi dari alat tersebut. Supaya dengan alat ini nantinya memudahkan bagi petani di seluruh Indonesia dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat kalangan bawah, akan tetapi pengujian ini bertujuan untuk

(4)

3 mengetahui kualitas dari alat yang telah dibuat serta membantu masyarakat umum dan tentunya harga terjangkau oleh masyarakat bawah sehingga para petani bisa membeli alat yang telah buat tanpa berfikir mengeluarkan dana yang cukup mahal. Dalam usaha tani padi, mesin perontok gabah merupakan alat untuk merontokkan gabah menjadi padi. Alat ini merupakan alat bantu bagi petani untuk memisahkan gabah dengan jeraminya.

1.2. Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalah pahaman tentang apa yang akan dibahas maka penulis membatas masalah yang akan diangkat dalam Tugas Akhir ini yaitu : “Pengujian Mesin Perontok Gabah Padi’’.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari tugas akhir ini diantara lain: 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui secara umum prosedur pengujian dan hasil dari pengujian sehingga dapat menentukan titik lemah dari alat tersebut serta mengatasi masalah yang terjadi sehingga alat yang telah di uji nantinya dapat menguntungkan bagi para petani.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Dapat menguji kapasitas mesin perontok gabah terhadap Rpm mesin perontok 2. Dapat menguji kapasitas gabah terhadap bahan bakar dari mesin perontok

gabah

3. Dapat menguji kinerja mesin perontok gabah yang optimal 1.4. Manfaat

Ada tiga bagian manfaat yang diambil dari penulisan Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan, memodifikasi, dan menciptakan mesin yang akan dikerjakan nantinya.

(5)

4 2. Menggambarkan hasil dari pemikiran Mahasiswa akan Tugas Akhir yang

akan dikerjakan.

3. Sebagai materi informasi yang akan disampaikan kepada Dosen Pembimbing. 1.5. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan Proposal Tugas Akhir ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan berbagai macam perihal, seperti Latar Belakang masalah, tujuan, manfaat Praktek Kerja Lapangan, batasan masalah, metode penulisan laporan, dan sistematika penulisan.

BAB 2. TEORI DASAR

Bab ini menjelaskan tentang teori dasar, yang berhubungan dengan Tugas Akhir.

BAB 3. METEDOLOGI

Bab ini berisikan uraian langkah-langkah atau penyelesaian masalah materi Tugas Akhir.

BAB 4. PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tahap pengujian mesin perontok gabah padi serta pengolahan data.

BAB 5. PENUTUP

(6)

5 BAB II

TEORI DASAR

2.1. Tanaman Padi

Tanaman padi merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Monocots Commelinids Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa Nama binomial : Oryza sativa.

Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenigdan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Dengan macam-macam jenis padi yang ada yaitu (Purnomo,1992)

 Padi gogo  Padi wangi

 Padi rawa dan pera  Ketan (sticky rice)

(7)

6 Pemanfaatan padi selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat manusia, padi juga dapat dimanfaatkan yaitu pada bagian batang atau jerami, jerami dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan pupuk kompos organik yang ramah lingkungan (BIPAP,1989).

2.2. Alat dan mesin perontok padi 2.2.1. Perontokan Manual

Adapun cara pengolahan setelah gabah dipanen, butir gabah dipisahkan dari jerami .Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat tanaman sehingga gabah terlepas secara manual.Gabah yg terlepas lalu di kumpul dan di jemur. Perontokan ini biasa di gunakan tong perontok atau kayu yang diberi kisi-kisi dari bambu, dan bahkan ada juga yang diinjak dengan kaki. Tetapi cara ini sangat membutuh kan waktu yang agak lama di bandingkan dengan perontokan mekanis. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Gambar 1.

Gambar 2.1 Perontok Manual 2.2.2. Perontokan Semi mekanis

Pedal thresher adalah alat perontok yang digerakkan oleh kaki operator. Pada saat perontokan, padi dipegang dan bagian malai diumpankan pada bagian atas

(8)

7 silinder perontok yang berputar dan untuk memudahkan perontokan tangkai harus panjang(panen potong bawah atau minimal potong tengah) kemudian untuk memutarkan silinder perontok, pedal dan as silinder perontok dihubungkan dengan dua cara yaitu :

Menggunakan sistem rantai atau gear sepeda (free wheel) dan pegasnya digunakan karet.

Menggunakan sistem engkol dan tanpa pegas, dengan pedal dan silinder perontok dihubungkan dengan tuas atau tangkai engkol dari besi beton, pedal threser pada umumnya tidak dilengkapi dengan unit pemisah (separator) maupun unit pembersih (cleaner) Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Gambar 2.

Gambar 2.2 Threser Pedal 2.2.3. Perontokan Mekanis

Power thresher adalah alat perontok yang digerakan oleh motor bahan bakar atau motor listrik melalui sistem transmisi. Dimana cara pengumpanan dilakukan dengan memegang tangkai dan malai padi diletakkan dibawah atau diatas silinder perontok dan pada umumnya power thresher sudah dilengkapi dengan unit pembersih

(9)

8 berupa saringan dan kipas penghembus untuk memisahkan tangkai atau jerami, daun dan gabah hasil perontokan. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Gambar 3.

Gambar 2.3 Power Thresher Mekanik

Perbedaan antara Thresher Type Hold On dengan Thresher Type Throw In adalah Kalau perontok tipe “throw in” dimana semua bagian yang akan dirontok masuk ke dalam ruang perontok. Sedangkan perontok tipe Hold on yaitu jerami dipegang, hanya bagian ujung padi yangada butirannya ditekankan kepada alat perontok. Seperti halnya pada silinder perontok, ukuran roda gigi mempengaruhi kecepatan liniernya. Ukuran roda gigi yang digunakan juga berpengaruh terhadap kecepatan linier yang terjadi pada ujung silinder perontok. Ukuran roda gigi dapat ditentukan dengan pendekatan rasio transmisi.

2.2.4. Teknik Perawatan Mesin Tresher

1. Begitu selesai menggunakan power thresher, buka tutup atas, bersihkan sisa kotoran yang ada di dalam perontok dan di mesin.

2. Periksa kembali mur baut dan pulley serta rem dan injakan gas.

3. Segera ganti olie mesin bila kondisi dan kekentalannya sudah berubah. Sebaiknya jangan lebih dari 500 jam kerja.

(10)

9 4. Gunakan oli yang baik dan standart.

5. Bila akan istirahat lama (tunggu mesin), air pendingin dikeluarkan, semua peralatan dibersihkan (mungkin dicat kembali). Gigi-gigi perontok dan mur baut disolari kemudian ditutup dengan plastic.

6. Dengan upaya-upaya demikian akan memperpanjang umur ekonomis peralatan

2.2.5. Pengujian Kinerja

Pengujian kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah setiap bagian pada alat telah berfungsi dengan baik atau tidak. Pengujian ini dilakukan setelah alat perontok padi pedal selesai dalam pembuatan dan perangkaiannya. Pengujian yang dilakukan meliputi:

a. Pengujian Stasioner.

Untuk pengujian stasioner, perontok padi tipe pedal ini dioperasikan di tempat tanpa diberikan beban (padi). Pengujian stasioner dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah alat telah berfungsi dengan baik sebelum dilakukan pengujian fungsional. Pada pengujian stasioner dilakukan pengukuran kecepatan putar dari silinder perontok dengan menggunakan Tachometer. Kecepatan putar yang diharapkan adalah 350-400 rpm (Araulo, 1976)

b. Laju Pengumpanan.

Adalah kemampuan mesin perontokan padi dalam perontokan bahan awal yaitu padi beserta jeraminya.

Laju Pengumpanan

c. Kapasitas Perontokan

Adalah banyak gabah yang dihasilkan pada mesin perontok dalam waktu tertentu digunakan rumus:

Kapasitas Perontokan = d. Rendemen Gabah

(11)

10 Berdasarkan gabah yang dihasilkan dan bahan yang dirontok, maka dapat dihitung rendamen gabah:

Rendamen Gabah = 100%

e. Persentase Hasil Hilang

Adalah untuk mengetahui berapa persentase gabah yang hilang atau terpelanting dan tersangkut di alat dapat dicari dengan rumus dibawah ini:

Presentase hasil hilang = 100% f. Persentase Tidak Terontok

Adalah untuk mengetahui berapa persentase gabah yang tidak terontokatau menempel dijerami, dapat dicari dengan rumus dibawah ini:

(12)

11 BAB III

METODELOGI 3.1. Metode Pengambilan Data

Adapun metodologi yang digunakan penulis dalam memperoleh data yang mendukung dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini yaitu, sebagai berikut

1. Observasi

Yaitu dengan metode penulis menyelami dan terlibat langsung dalam kegiatan di lingkungan kerja tersebut. Metode ini dilakukan dengan alas an dapat memahammi langsung permasalahan yang nampak di lapangan sehingga memudahkan dalam penulisan laporan.

2. Studi Kepustakaan

Yaitu metode yang digunakan dengan cara mencari dan membaca literatur yang ada kaitannya dengan pokok bahasan. Metode ini dilakukan dengan alasan untuk Memperjelas Metode Pertama.

3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pengujian mesin perontok gabah ini akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan September 2015. Pengujian mesin perontok gabah dilakukan di bengkel Jurusan Tekhnik Mesin Politeknik Negeri Padang.

3.3. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pengujian mesin perontok gabah padi : Tabel 3.1 Alat dan Bahan

No Kelompok Nama Peralatan Ket

1 Alat Pengujian

Mesin Perontok Gabah Padi Timbangan Digital

Air Flow Meter Tachometer Digital 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 2 Alat Bantu Laptop Stopwatch Karung Beras Meteran Terpal

(13)

12

3 Bahan Padi 21 Kg

3.4. Jadwal Pembuatan Tugas Akhir

Tabel 3.2 Jadwal Pembuatan Tugas Akhir

No Uraian Tanggal Keterangan

1 Persiapan alat pengujian 01-09-2015 2 Pengambilan gabah 03-09-2015 3 Melakukan pengujian alat 07-09-2015 4 Melakukan pengujian kapasitas

gabah padi

07-09-2015

5

Melakukan pengujian kapasitas mesin terhadap Rpm

07-09-2015

6

Melakukan pengujian kapasitas mesin terhadap bahan bakar

07-09-2015

7

Mengambil data pengujian 07-09-2015 8 Pengujian selesai 08-09-2015 9 Menganalisa data dan pembahasan 09-09-2015

10 Analisa selesai 10-09-2015

(14)

13 3.5. Diagram Alir Pengujian Mesin Perontok Gabah

Gambar 3.4 Diagram Alir Pengujian Mesin Perontok Gabah Mulai

Persiapan Mesin dan Bahan Serta Alat Uji

Kapasitas Mesin Terhadap Rpm Analisa Pengujian Selesai Menentukan Kriteria yang Akan Diuji

Kapasitas Gabah Terhadap Bahan Bakar Kinerja Mesin Pembahasan Berhasil Tidak Membuat Laporan Berhasil

(15)

14 3.6. Mesin Perontok Gabah Padi

(16)

15 BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengujian Kapasitas Mesin Perontok Terhadap Rpm

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm sebagai berikut :

1. Siapkan gabah padi yang akan di uji

Gambar 4.6 Gabah Padi 2. Timbang berat gabah padi yang akan di uji

Gambar 4.7 Timbangan

3. Siapkan alat tachometer untuk mengetahui Rpm dari mesin perontok

(17)

16 4. Siapkan stopwath

Gambar 4.9 Stopwatch 5. Hidupkan mesin perontok gabah padi

Gambar 4.10 Mesin Perontok Gabah 6. Sesuaikan Rpm mesin yang di inginkan

Gambar 4.11 Pulley 7. Masukkan gabah padi kedalam mesin perontok

(18)

17 8. Tentukan waktu perontokkan dengan menggunakan stopwatch

9. Timbang hasil gabah padi yang telah dirontokkan

Gambar 4.13 Penimbangan 10.Ulangi terus sesuai percobaan yang di inginkan

Tabel 4.3 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 1

No Rpm Berat Awal (Kg) Waktu (S) Berat Bersih (Kg) Kapasitas (Kg/Jam) 1 300 2 26 0,4 276,92 2 300 2 27 0,5 266,66 3 300 2 26 0,4 276,92 4 300 2 28 0,6 257,14 5 300 2 28 0,6 257,14 Jumlah 135 2,5 1334,78 Rata-rata 27 0,5 266,95

Tabel 4.4 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 2

No Rpm Berat Awal (Kg) Waktu (S) Berat Bersih (Kg) Kapasitas (Kg/Jam) 1 350 2 27 0,6 266,66 2 350 2 26 0,66 276,92 3 350 2 27 0,7 266,66 4 350 2 25 0,66 288,00 5 350 2 25 0,7 288,00 Jumlah 130 3,32 1386,24 Rata-rata 26 0,66 277,24

(19)

18 Tabel 4.5 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 3

No Rpm Berat Awal (Kg) Waktu (S) Berat Bersih (Kg) Kapasitas (Kg/Jam) 1 400 2 25 0,7 288,00 2 400 2 24 0,76 300,00 3 400 2 24 0,78 300,00 4 400 2 23 0,78 313,04 5 400 2 23 0,80 313,04 Jumlah 119 3,82 1514,08 Rata-rata 23,8 0,76 302,81

Tabel 4.6 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 4

No Rpm Berat Awal (Kg) Waktu (S) Berat Bersih (Kg) Kapasitas (Kg/Jam) 1 450 2 20 0,86 360,00 2 450 2 19 0,86 378,94 3 450 2 19 0,86 378,94 4 450 2 18 0,9 400,00 5 450 2 17 0,96 423,52 Jumlah 93 4,47 1941,4 Rata-rata 18,6 0,89 388,28

Tabel 4.7 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 5

No Rpm Berat Awal (Kg) Waktu (S) Berat Bersih (Kg) Kapasitas (Kg/Jam) 1 500 2 17 0,96 423,52 2 500 2 16 0,96 450,00 3 500 2 16 0,97 450,00 4 500 2 15 0,97 480,00 5 500 2 15 0,97 480,00 Jumlah 79 4,83 2283,52 Rata-rata 15,8 0,96 456,70

(20)

19 Gambar 4.14 Grafik Pengujian Kapasitas Mesin Perontok Terhadap Rpm

Pada tabel pengujian kapasitas mesin perontok gabah padi terhadap Rpm yang telah dilakukan pengambilan dan dilihat pada grafik di atas dinyatakan bahwa semakin tinggi Rpm maka semakin baik pula kapasitas yang dihasilkan oleh mesin perontok gabah tergantung pada kadar air dari gabah tersebut. Karena apabila kadar air pada gabah tinggi maka semakin susah padi terpisah dari jerami, dari grafik di atas Rpm paling tinggi yaitu 500 Rpm mempunyai kapasitas rata-rata sekitar 456,70 Kg/Jam sedangkan pada Rpm paling rendah 300 Rpm mempunyai kapasitas 266,95 Kg/Jam.

4.2. Pengujian Kapasitas Gabah Perontok Terhadap Bahan Bakar

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan pada pengujian kapasitas mesin perontok terhadap bahan bakar sebagai berikut :

1. Siapkan mesin perontok gabah padi

Gambar 4.15 Mesin Perontok Rpm Ka pa sii tas ( kg/j am)

(21)

20 2. Timbang berat padi yang akan di uji

Gambar 4.16 Penimbangan Gabah 3. Siapkan bahan bakar

Gambar 4.17 Bensin Premium 4. Siapkan stopwatch

Gambar 4.18 Stopwatch 5. Siapkan tachometer

(22)

21 6. Hidupkan mesin perontok gabah padi

Gambar 4.20 Mesin Perontok 7. Sesuaikan Rpm mesin yang di inginkan

Gambar 4.21 Pulley 8. Masukkan gabah padi kedalam mesin perontok

Gambar 4.22 Pengujian

9. Catat hasil pengujian dalam tabel yang telah disiapkan 10. Lakukan pengujian selama 1 jam

11. Tentukan waktu perontokkan dengan menggunakan stopwatch 12. Timbang hasil gabah padi yang telah dirontokkan

(23)

22 Gambar 4.23 Penimbangan

Tabel 4.8 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap bahan bakar Keterangan Rpm Bahan Bakar (ltr) Waktu (Jam) Bahan Bakar (Ltr/Jam) Kapasitas (Kg/Jam) 1 300 1 1,67 0,5 266,95 2 350 1 1,33 0,7 277,24 3 400 1 1,16 0,8 302,81 4 450 1 0,83 1,2 388,28 5 500 1 0,75 1,7 456,70

Gambar 4.24 Grafik Perbandingan Kapasitas Gabah Terhadap Bahan Bakar Kapasitas Gabah (kg/jam)

B ah an B a k ar ( li te r)

(24)

23 Pada tabel pengujian kapasitas mesin perontok gabah padi terhadap bahan bakar yang telah dilakukan pengambilan data dan dilihat pada grafik di atas

dinyatakan bahwa semakin baik kapasitas yang dihasilkan maka semakin besar pula bahan bakar yang diperlukan oleh mesin perontok gabah dari grafik di atas kapasitas yang paling baik dihasilkan yaitu 456,7 Kg/Jam memerlukan 1,2 Ltr bahan bakar. 4.3. Pengujian Kinerja Mesin

a. Pengujian Stasioner

Pada pengujian stasioner ini mesin dapat berfungsi dengan baik setelah dilakukan pemeriksaan.

b. Pengujian Laju Pengumpanan

Laju Pengumpanan

Tabel 4.9 Pengujian laju pengumpanan

Keterangan Rpm Berat Awal Waktu Berat Bersih (KG) (JAM) (KG) PERLAKUAN 1 350 21 Jumlah 21 0,08333 8,5 rata-rata 7 0,02666 2,83333 Laju Pengumpanan (kg/jam) 262,56 PERLAKUAN 2 400 21 Jumlah 21 0,06666 8 rata-rata 7 0,02222 2,66666 Laju Pengumpanan (kg/jam) 315,03 PERLAKUAN 3 450 21 Jumlah 21 0,09166 9 rata-rata 7 0,01944 3 Laju Pengumpanan (kg/jam) 360,08

(25)

24 c. Pengujian Kapasitas Perontokkan

Kapasitas Perontokan =

Tabel 4.10 Pengujian kapasitas perontokkan

Keterangan Rpm

Berat Awal (Kg)

Waktu

(Jam) Berat Bersih (Kg)

PERLAKUAN 1 350 21 Jumlah 21 0,08333 8,5 rata-rata 7 0,02666 2,83333 Kapasitas Perontokan (Kg/Jam) 106,27 PERLAKUAN 2 400 21 Jumlah 21 0,06666 8 rata-rata 7 0,02222 2,66666 Kapasitas Perontokan (Kg/Jam) 120,01 PERLAKUAN 3 450 21 Jumlah 21 0,09166 9 rata-rata 7 0,0194 3 Kapasitas Perontokan (Kg/Jam) 154,32

(26)

25 d. Pengujian Rendemen Gabah

Rendamen Gabah = 100%

Tabel 4.11 Pengujian rendamen gabah

Keterangan Rpm Berat Awal (Kg) Waktu (Jam) Berat Bersih (Kg) PERLAKUAN 1 350 21 Jumlah 21 0,08333 8,5 rata-rata 7 0,02666 2,83333 Rendamen Gabah (%) 40,47614 PERLAKUAN 2 400 21 Jumlah 21 0,06666 8 rata-rata 7 0,02222 2,66666 Rendamen Gabah (%) 38,09514 PERLAKUAN 3 450 21 Jumlah 21 0,09166 9 rata-rata 7 0,0194 3 Rendamen Gabah (%) 42,85714

(27)

26 e. Pengujian Persentase Gabah Hilang

Presentase hasil hilang = 100% Tabel 4.12 Pengujian persentase gabah hilang

Keterangan Rpm Berat Awal (Kg) Hasil Hilang (Gram) Menempel Dijerami (Gram) PERCOBAAN 1 350 Jumlah 21 18 27.8 Rata-rata 7 6 9.26 Persentase Hasil Hilang (%) 0,085 PERCOBAAN 2 400 Jumlah 21 17 27.7 Rata-rata 7 5.66 9,23 Persentase Hasil Hilang (%) 0,080 PERCOBAAN 3 450 Jumlah 21 21 27 Rata-rata 7 7 9 Persentase Hasil Hilang (%) 0.014

(28)

27 f. Pengujian Persentase Tidak Terontok

Presentase tidak terontok = 100% Tabel 4.13 Pengujian persentase tidak terontok

Keterangan Rpm Berat Awal (Kg) Hasil Hilang (Gram) Menempel Dijerami (Gram) PERCOBAAN 1 350 7 Jumlah 21 18 27.8 Rata-rata 7 6 9.26 Persentase Hasil Tidak Terontok (%) 0,13 PERCOBAAN 2 400 Jumlah 21 17 27.7 Rata-rata 7 5.66 9,23 Persentase Hasil Tidak Terontok (%) 0.13 PERCOBAAN 3 450 Jumlah 21 21 27 Rata-rata 7 7 9 Persentase Hasil Tidak Terontok (%) 0.12

(29)

28 BAB V

PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan Tugas Akhir dengan judul “Pengujian Mesin Perontok Gabah” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Kapasitas mesin terhadap Rpm : Dari beberapa kali percobaan dengan Rpm yang berbeda maka efesiensi kinerja mesin pada 450 Rpm dengan kapasitas 388,28 Kg/Jam .

2) Kapasitas mesin terhadap bahan bakar : Dari beberapa kali percobaan dengan kapasitas 388,28Kg/Jam membutuhkan 1,2 Ltr bahan bakar

3) Kinerja mesin perontok :

a. Laju pengumpanan : 312,55 Kg/Jam b. Kapasitas perontokan : 126,86 Kg/Jam c. Rendamen gabah : 40 %

d. Persentase hasil yang hilang : 0.05 % e. Persentase tidak terontok : 0,012 %

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dipengaruhi dari variasi dan juga keterampilan operator dalam melakukan perontokan.

5.2. Saran

 Pada saat pengujian seharusnya melengkapi semua peralatan yang di perlukan agar pengujian terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diinginkan.  Pada saat pengujian alat-alat yang digunakan seharusnya diseting dari 0 agar

pengujian akurat.

(30)

PENGUJIAN MESIN PERONTOK GABAH

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Diploma III (Ahli Madya) Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang

Disusun Oleh:

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI PADANG

2015

Nama : Rahmad Danil

Bp : 12010103071

Program Studi : Teknik Mesin Konsentrasi : Maintenance

(31)

viii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perontok Manual ... 6

Gambar 2.2 Threser Pedal ... 7

Gambar 2.3 Power Thresher Mekanik ... 8

Gambar 3.4 Diagram Alir Pengujian Mesin Perontok Gabah... 13

Gambar 3.5 Mesin Perontok Gabah Padi ... 14

Gambar 4.6 Gabah Padi ... 15

Gambar 4.7 Timbangan ... 15

Gambar 4.8 Tachometer ... 15

Gambar 4.9 Stopwatch ... 16

Gambar 4.10 Mesin Perontok Gabah ... 16

Gambar 4.11 Pulley ... 16

Gambar 4.12 Pengujian Alat ... 16

Gambar 4.13 Penimbangan ... 17

Gambar 4.14 Grafik Pengujian Kapasitas Mesin Perontok Terhadap Rpm... 19

Gambar 4.15 Mesin Perontok ... 19

Gambar 4.16 Penimbangan Gabah ... 20

Gambar 4.17 Bahan Bakar ... 20

Gambar 4.18 Stopwatch ... 20

Gambar 4.19 Tachometer ... 20

Gambar 4.20 Mesin Perontok ... 21

Gambar 4.21 Pulley ... 21

Gambar 4.22 Pengujian ... 21

Gambar 4.23 Penimbangan ... 22

(32)

vi DAFTAR ISI Halaman Judul ... i Lembar Pengesahan ... ii Kata Pengantar ... iv Daftar Isi... vi

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix BAB 1. Pendahuluan ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Batasan Masalah... 3 1.3. Tujuan ... 3 1.3.1. Tujuan Umum ... 3 1.3.2. Tujuan Khusus ... 3 1.4. Manfaat ... 3 1.5. Sistem Penulisan ... 4

BAB 2. Teori Dasar ... 5

2.1. Tanaman Padi ... 5

2.2. Alat Dan Mesin Perontok Padi ... 6

2.2.1. Perontokan Manual ... 6

2.2.2. Perontokan Semi Mekanis ... 6

2.2.3. Perontokan Mekanis ... 7

2.2.4. Teknik Perawatan Mesin Trasher ... 8

2.2.5. Pengujian Kinerja ... 9

BAB 3. Metodelogi ... 11

3.1. Metode Pengambilan Data ... 11

3.2. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ... 11

3.3. Alat Dan Bahan ... 11

3.4. Jadwal Pembuatan Tugas Akhir ... 12

3.5. Diagram Alir Pengujian Mesin Perontok Gabah ... 13

(33)

vii

BAB 4. Pembahasan ... 15

4.1. Pengujian Kapasitas Mesin Perontok Terhadap Rpm ... 15

4.2. Pengujian Kapasitas Mesin Perontok Terhadap Bahan Bakar ... 19

4.3. Pengujian Kinerja Mesin ... 23

BAB 5. Penutup ... 28

5.1. Kesimpulan ... 28

(34)

DAFTAR PUSTAKA

BIPAP (1989), Alat dan Mesin Pertanian (Traktor Tangan, Sprayer, dan Perontok Padi), Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa tengah,

Latihan Petugas Penyuluhan dan Petani dalam rangka

Kegiatan Usaha Tani Koperatif, Di Unggaran 22 sampai 24 April. Melly,Sandra 2006. BKPM Ekonomi Teknik. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh.

Purnomo, i. 1992. Mesin Perontok Padi. Yayasan Kanisius, Jogjakarta. Purwadi t., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.

Sukirno. 1999, Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada ; Jogjakarta.

Wikipedia.com, , 2011, Padi Sawah ( http://id.wikipedia.org/wiki/Pad) akses 12 juli 2011. 21.45wib.

Wikipedia.com 2015 https://id.wikipedia.org/wiki/Takometer Wikipedia.com 2015 https://id.wikipedia.org/wiki/Air_flow_meter

(35)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat dan Bahan ... 11

Tabel 3.2 Jadwal Pembuatan Tugas Akhir ... 12

Tabel 4.3 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 1 ... 17

Tabel 4.4 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 2 ... 17

Tabel 4.5 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 3 ... 18

Tabel 4.6 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 4 ... 18

Tabel 4.7 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap Rpm percobaan 5 ... 18

Tabel 4.8 Pengujian kapasitas mesin perontok terhadap bahan bakar ... 23

Tabel 4.9 Pengujian laju pengumpanan ... 24

Tabel 4.10 Pengujian kapasitas perontokkan ... 24

Tabel 4.11 Pengujian rendemen gabah ... 25

Tabel 4.12 Pengujian persentase gabah hilang ... 26

(36)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pengujian Mesin Perontok Gabah”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua dan saudara penulis yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat secara moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

2. Bapak Eka Sunitra,ST.,MT Selaku Pembimbing I. 3. Bapak Hendra,ST.,MT Selaku Pembimbing II.

4. Bapak Hanif,ST.,MT Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang.

5. Bapak Sir Anderson,ST.,MT Selaku Kepala Program Studi Teknik Mesin. 6. Bapak Rivanol Chadry,ST.,MT Selaku Kepala Konsentrasi Maintenance

Politeknik Negeri Padang.

7. Seluruh teman-teman yang telah memberikan motivasi.

8. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah terlibat banyak membantu sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Dalam penyusunan Tugas Ahir ini, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih belum sempurna baik dalam penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap

(37)

v semoga Tugas Ahir ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri dan mahasiswa Teknik Mesin.

Padang, Agustus 2015

(38)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PENGUJIAN MESIN PERONTOK GABAH

Disusun Oleh: Disetujui Oleh : Pembimbing I Eka Sunitra, ST,. MT Nip. 1968101 620022 1 001 Pembimbing II Hendra,ST.,MT Nip. 19621028 19803 1 003

Kepala Program Studi Teknik Mesin

Sir Anderson, ST.,MT Nip. 19720818 200003 1 002

Kepala Konsentrasi Maintenance Teknik Mesin Rivanol Chadry,ST.,MT Nip. 19691215 1993030 1 002 Ketua Jurusan Teknik Mesin Hanif,ST.,MT Nip. 19710902 199802 1 001

Nama : Rahmad Danil

Bp : 12010103071

Program Studi : Teknik Mesin Konsentrasi : Maintenance

(39)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

PENGUJIAN MESIN PERONTOK GABAH

Tugas Akhir ini telah diuji dan dipertahankan di depan team penguji Tugas Akhir Diploma III Teknik Mesin

Politeknik Negeri Padang Pada tanggal : 16-September-2015

Tim Penguji : Ketua/Penguji I Hendra,ST.,MT Nip. 19621028 19803 1 003 Sekretaris/Penguji II Zulfikar,ST.,MT Nip. 19591002 198803 1 003

Anggota I/Penguji III

Nusyirwan,ST.,MT Nip. 19661115 199003 1 003

Anggota II/ Penguji IV

Yazmendra Rosa,ST.,MT Nip. 19710115 199802 1 002

Gambar

Gambar 2.1  Perontok Manual  2.2.2.  Perontokan Semi mekanis
Gambar 2.2  Threser Pedal  2.2.3.  Perontokan Mekanis
Gambar 2.3 Power Thresher Mekanik
Tabel 3.2 Jadwal Pembuatan Tugas Akhir
+7

Referensi

Dokumen terkait

8. Sebagaimana telah diuraikan dalam point nomor 4 dan 5 diatas, sebagaimana hal tersebut, dalam menentukan pedoman peraturan dugaan TSM, teradu menggunakan

[r]

Skripsi berjudul : Biologi Lalat Pengorok Daun (Liriomyza huidobrensis) Pada Enam Varietas Tanaman Kentang, telah diuji dan disahkan oleh Fakultas Pertanian

MATLAB memiliki karakteristik antara lain Bahasa pemrogramannya didasarkan pada matriks (baris dan kolom), lebih lambat dibandingkan dengan Fortran atau C, karena

In order to get the result, the writer applied non-participant ethnography qualitative research in his study where he did not involve himself in the teaching learning activity but

Also, some of the coordinate bounds described in the main document do not match the KML Schemas listed in Annex A. 1

Garcia & Garcia (2010) menemukan bahwa size, capital investment, political competition, dan press visibility memiliki pengaruh signifikan terhadap

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pengadaan Alat Kesehatan,Kedokteran dan KB dalam rangka Pelayanan Kelas Dunia, dimana