• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena dapat memberikan suatu informasi. Beberapa film. kebanggaan tinggi tersendiri akan hasil kreasi mereka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. media massa karena dapat memberikan suatu informasi. Beberapa film. kebanggaan tinggi tersendiri akan hasil kreasi mereka."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Film adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Film juga salah satu media massa karena dapat memberikan suatu informasi. Beberapa film mengkombinasikan hiburan dan pendidikan, agar proses belajar menjadi lebih mudah dan nyaman. Dalam semua bentuknya, sinema adalah sebuah seni yang indah sebagaimana bisnis, dan para pembuatnya akan memperoleh kebanggaan tinggi tersendiri akan hasil kreasi mereka.

Seiring dengan perkembangan zaman, film merupakan salah satu media massa yang sering digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan.Film juga merupakan media dimana para insan film mencurahkan segenap kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Film sendiri dapat juga berati sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat.

Menurut Patrick Robertson dalam bukunya The Guinness Book of Movie fact & Feats (1993),film perdana yang dibuat kali pertama di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetong Kasaroeng dan di buat

(2)

oleh sutradara Belanda G.Kruger dan L. heuveldrop.Film ini diperankan actor local oleh perusahaan Film jawa NV di Bandung dan muncul pertama kali pada tanggal 31 Desember 1926 di Teater Elite and majestic,Bandung.Setelah dari 2.200 film produksi1.

Film adalah media komunikasi yang memiliki pengaruh sangat besar dalam memberikan hiburan, edukasi, serta mempengaruhi masyarakat karena saat ini film berkembang menjadi seni yang mampu mentransformasi nilai-nilai kemanusian, religi, pendidikan, hinga tentang nasionalisme.

Sementara itu, pesan komunikasi yang disampaikan dalam sebuah film biasanya terwujud pada sebuah alur cerita dan kemudian dirangkum dalam bentuk drama, action, komedi, dan horor.Cerita dalam film bisa berdasarkan riwayat hidup, kisah nyata, atau hanya sekedar rekaan (fiktif). Selain alur cerita yang terpapar secara rapi, kehadiran efek-efek gambar dapat membantu menyegarkan pendengaran dan pengelihatan para penontonnya. Seolah-olah khalayak terbawa dalam film arus cerita. Efek-efek gambar maupun suara seperti memberikan energi tersendiri dalam sebuah cerita. Selain dituntut memanjakan indera pengelihatan dan pendengaran, juga turut membantu mengemas pesan yang disampaikan oleh para pembuat film.

1

(3)

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula plesetan

untuk ‘berpindah gambar’).Secara kolektif, film sering disebut sinema.Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan juga bisnis.Filmdihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera, dan atau oleh animasi.

Film Hollywood adalah salah satu gudang Film dunia dan industry hiburan raksasa di Amerika Serikat. Banyak film-film yang diproduksi oleh gudang film Hollywood .Hollywood pun memiliki jenis genre Film mulai dari komedi, Fiksi ilmiah, drama, action, detektif dan lain-lain.Seperti yang kita ketahui America dan Hollywood memiliki dunia perfilman yang sangat maju.Hal ini terbukti mulai dari segi teknologi perfilman yang sangat modern, ide cerita yang sangat kaya dan memilki pengaruh yang sangat besar sehingga menjadi tolak ukur bagi perfilman dunia dalam segala hal.

Perfilman Hollywood memiliki sejarah munculnya filmmaker muda berbakat lulusan dari berbagai sekolah film banyak mulai menunjukan kapasitas dan pengaruhnya nya di dalam industry perfilman.Tak hanya itu, teknik pemasaran dan promosi pun diperbaiki untuk meningkatkan kualitas perfilman pada masa itu.Era ini pun kemudian disebut dengan era Hollywood-baru (New Hollywood Era/American New Wave). Ciri khas yang paling nampak dalam film pada era ini adalah penggabungan berbagai tema/genre di dalam satu film yang membuatnya lebih menjanjikan dan menarik untuk

(4)

disaksikan. Film yang dibuat memiliki alur cerita yang lebih dinamis dan akhir yang tidak terduga, bahkan dapat pula berakhir kontroversial.

Saat ini terdapat empat rumah produksi film utama di Hollywood, yaitu Paramount, Columbia, Warner Bross, dan RKO. Empat raksasa rumah produksi tersebut memiliki studio-studio yang luas untuk produksi film masing-masing, juga beberapa studio kecil yang disewakan.

Dalam Film yang si penulis bahas adalah berjudul Sherlock Holmes “A Game Of Shadow”. Sherlock Holmes adalah detektif fiktif berkebangsaan Inggris ciptaan Sir Arthur Conan Doyle.Dalam setiap petualangannya memecahkan kasus, Holmes biasanya ditemani rekannya Dr. Watson.Ia terkenal akan kemampuan deduksinya dan kepandaiannya dalam memecahkan teka-teki dalam sebuah kasus. Dengan kemampuan forensik dan analisisnya yang luar biasa, ia sering menyebut dirinya 'detektif konsultan'. Holmes selalu bisa mengukur seberapa profesional lawan yang sedang dihadapinya, lalu memberikan serangan balik yang setara

Holmes sering dimintai tolong dalam suatu kasus yang dianggap terlalu sulit untuk dipecahkan polisi dan detektif lain. Ia juga sering memberikan analisis langsung kepada kliennya tentang hal-hal kecil yang sedang terjadi. Film Sherlock Holmes “A Game Of Shadow”, sebagaimana banyak di rilis dalam pemberitaan media, serta visualisasi dalam film tersebut

(5)

berkisah tentang Detektif yang memecahkan suata masalah.Bagi kebanyakan orang kematian pewaris tahta Austria itu adalah kematian wajar. Tak ada yang terlalu curiga, kecuali Sherlock Holmes (Robert Downey, Jr) tentunya.Detektif yang satu ini memang punya naluri jauh lebih tajam dari kebanyakan orang. Sherlock yakin kalau sang pangeran Austria dibunuh dan bisa jadi ini bakal menuntun ke arah kasus yang jauh lebih besar lagi.

Kasus kali ini memang tak mudah dipecahkan.Semua jalan seolah buntu meski Sherlock akhirnya melihat titik terang saat bertemu wanita Gypsy bernama Sim (Noomi Rapace).Sepertinya Sim adalah kunci dari penyelidikan Sherlock kali ini.Tentu saja ini bukan akhir dari penyelidikan Sherlock karena orang di balik pembunuhan misterius ini sepertinya sudah merencanakan kejahatannya dengan sangat baik.

Jika kita membuka media massa, melihat media elektronik serta diskusi di kampus hingga di warung kopi, persoalan korupsi di tataran bangsa dan negara sangat sering di bahas, dan sering pula peristiwa nya terjadi tak henti-hentinya dengan pelaku yang silih berganti datang berbeda-beda dengan motif korupsi yang beranekaragam pula. Entah apa yang terjadi dengan hukum kita, tapi korupsi sudah seperti menjadi budaya dalam bangsa Indonesia. Selain itu, orang melakukan korupsi seperti tidak takut lagi dengan ancaman kurungan penjara.

(6)

Dalam film Sherlock Holmes “A Game Of Shadow”, kita mendapat pembelajaran yang mengagumkan akan arti Detetektif. Bersama Dr Watson (Jude Law) dan Mycroft Holmes (Stephen Fry), Sherlock mulai menjelajahi berbagai negara termasuk Jerman, Perancis dan Swiss. Sayangnya, Professor Moriarty (Jared Harris), orang yang menjadi dalang kejahatan ini, bukanlah penjahat biasa.Ia licik dan pintar.Yang lebih mengerikan lagi adalah fakta bahwa Professor Moriarty tak segan-segan menghabisi nyawa banyak orang hanya untuk memastikan rencana kejinya berjalan lancar.

Dalang kriminal baru telah tiba -Professor Moriarty (Jared Harris) - tidak hanya memiliki intelektual yang sama dengan Sherlock Holmes (Robert Downey Jr), namun kapasitasnya kejahatan dan tidak memiliki hati nurani, dapat memberinya keuntungan lebih dari detektif terkenal tersebut. Kunci utamanya tentu karena masih kuatnya pesona duo Holmes-Watson yang dibawakan dengan performa dan bromance kuat dari Robert Downey, Jr. dan Jude Law, karakter keduanya sebuah perpaduan dari kegilaan, kecerdasan, kenekatan dan loyalitas sempurna. Apalagi kali ini keduanya harus berhadapan dengan Professor Moriarty, nemesis Sherlock, lawan yang punya kualitas lebih tangguh dari sekedar penganut ilmu hitam.2

2

(7)

Dengan budget 30 juta Dollar lebih banyak, Ritchie tahu benar bagaimana membuat A Game of Shadows lebih baik. Ritche telah meningkatkan segalanya, terutama porsi aksinya yang naik sampai 2x lipat dari film pertamanya. Lebih banyak ledakan, pertarungan jarak dekat mematikan, ejekan-ejekan tajam yang semuanya dibuat dengan semangat sama besarnya dengan pendahulunya, masih dengan alur cepat, CGI yang menampilkan London, Paris dan air terjun Reichenbcah bersama balutan efek

slowmotion, fast-foward bergantian yang cantik, lihat adegan pelarian di hutan yang spektakuler itu.

Sherlock Holmes “A Game of Shadows” adalah karya terbaru sutradara Guy Ritchie yang melanjutkan film pertamanya yang dulu sukses mengejutkan baik secara kualitas dan komersial tidak sanggup melebihi keapikan film pertamanya dalam merajut kisah misteri penuh teka-teki adaptasi novel abadi karya Sir Arthur Conan Doyle.

Padahal di film keduanya ini, lebih banyak adegan aksi yang mendebarkan termasuk adegan aksi baku tembak dengan teknik slow-motion

yang melibatkan Sherlock, Dr. Watson, Madame Simza dengan mantan penembak jitu dinas militer Inggris Kolonel Sebastian Moran, lalu adegan aksi menegangkan di kereta api menuju Brighton, juga duel di pabrik senjata,

(8)

termasuk pertarungan Sherlock melawan pembunuh bayaran Cossack di awal film.

Peningkatan mutu film dari genre-genre film Detektif yang laris sekarang ini dapat meningkatkan daya apresiasi film bermutu di lingkungan penonton urban yang marginal, tetapi mungkin juga dapat ditonton oleh golongan terpelajar dan intelektual. Untuk membuat film bermutu yang laris ke semua golongan dengan latar belakang budaya mereka yang berbeda-beda adalah dengan memberi kesempatan kepada para sineasnya.

Film ini juga menyuguhkan Pemaknaan dan Unsur Unsur Detektif, Seperti Unsur Misteri, Unsur Kejahatan, dan Unsur Pemecahan masalah.Detektif adalah seseorang yang melakukan penyelidikan terhadap suatu kejahatan, baik sebagai detektif polisi maupun sebagai detektif swasta.Detektif swasta biasanya bekerja secara komersial dan memerlukan lisensi.Secara informal, terutama dalam kisah-kisah fiksi, detektif sering digambarkan sebagai seorang tanpa lisensi yang mengusut suatu tindakan kriminal. Contoh detektif fiksi terkenal antara lain adalah Sherlock Holmes.

Pemaknaan biasanya , dipahami sebagai gambaran sesuatu yang akurat atau realita yang terdistorsi. Pemaknaan tidak hanya berarti “to present”, “to image”, atau “to depict”.Kedua, gambaran politis hadir untuk merepresentasikan kepada kita.Kedua ide ini berdiri bersama untuk

(9)

menjelaskan gagasan mengenai makna. “pemaknaan” adalah sebuah cara dimana memprentasikan apa yang diberikan pada benda yang digambarkan.

Dari tayangan Sherlock Holmes “A Game Of Shadow” ini banyak Refresentasi Detektif yang dsampaikan. Detektif berhubungan dengan sikap atau perilaku tindakan manusia dan Unsur kejahatan adalah tiap kelakuan yang bersifat tidak susila dan merugikan, yang menimbulkan begitu banya ketidaktenangan dalam suatu masyarakat tertentu, sehingga masyarakat itu berhak untuk mencelanya dan menyatakanpenolakannya atas kelakuan itu dalam bentuk nestapa dengan sengaja diberikan karena kelakuan tersebut.

Dari latar belakang itulah alasan peneliti ingin meneliti Film Sherlock Holmes “ A Game Of Sahdow”, peneliti hanya melakukan penalaran dan berupaya menemukan makna termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah adegan yang mengandung Refresentasi Detektif terhadap scene-scene yang ditampilkan dalam film.

Dalam alur cerita tersebut, penulis ingin mengulas inti cerita dari film Sherlock Holmes “A Game Of Shadows” yang mengandung unsu-unsur Detetktif, Hal ini menarik dalam film ini sehingga dijadikan objek penelitian yakni film Sherlock Holmes “A Game Of Shadows”.

(10)

Dari uraian diatas, penulis mengambil judul “Pemaknaan Detektif Dalam Film Sherlock Holmes “A Game Of Shadows”.”

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dikemukakan fokus dari penelitian ini adalah PemaknaanDetektif Dalam Film Sherlock Holmes “A Game Of Shadows”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu :Pemaknaan Detektif Dalam Film Sherlock Holmes “A Game Of Shadows”

1.3.2 Tujuan Penelitian

Dari uraian tentang latar belakang penelitian dari fokus penelitian yang telah diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pemaknaan Detektif Dalam Film Sherlock Holmes “A Game Of Shadows” ?

(11)

1.4Manfaat Penelitian

1. Kegunaan Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ilmu komunikasi, terutama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya yang menyangkut tentang analisis Deskriptif.

2. Kegunaan Praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi insan perfilman, dan dapat menjadi panutan dalam pembuatan film.

Referensi

Dokumen terkait

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... Latar Belakang Masalah ... Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... Rumusan Masalah ... Kajian Pustaka ... Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui “Hubungan antara kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah bagaimana komunikasi para pendeta GKPS dalam menangani konflik yang terjadi di grup facebook.. Untuk

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan bentuk-bentuk

Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan komunikasi verbal dan nonverbal dari seorang psikopat di

Berdasar pada uraian dari latar belakang dan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antar rasio likuiditas,

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, penelitian ini bermaksud untuk menguji pengaruh promosi, kualitas layanan, dan store atmosphere

Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang, penelitian ini dimaksud untuk menguji pengaruh relationship marketing terhadap loyalitas pelanggan melalui