KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
PENGELOLAAN
PNBP
• adalah seluruh penerimaan Pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan
perpajakan
• Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP
PNBP
• penerimaan sumber daya alam, pendapatan bagian laba BUMN, PNBP lainnya
serta pendapatan BLU
• Pasal 1 angka 6 UU Nomor 18 Tahun 2016 tentang APBN 2017
PNBP terdiri dari
• PNBP dari pengelolaan dana Pemerintah, pemanfaatan SDA, hasil pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah, putusan pengadilan dan pengenaan denda administratif, hibah yang
merupakan hak pemerintah serta penerimaan lainnya yang diatur dalam UU
tersendiri
• Pasal 2 ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 1997
Kelompok PNBP
Definisi
PNBP
UU PENGELOLAAN PNBP UU NO. 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA
UU NO. 17 TAHUN
2003 TENTANG
KEUANGAN
NEGARA
UU NO. 15 TAHUN 2004 TENTANG PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARAUU NO. 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
PP NO. 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN
PNBP
PP NO. 29 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENENTUAN JUMLAH, PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PNBP YANG
TERUTANG
PP NO. 34 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA
PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN ATAS PENETAPAN PNBP YANG
TERUTANG
UU NO. 20 TAHUN 1997
TENTANG PNBP
PP NO. 22 TAHUN 1997 TENTANG JENIS DAN PENYETORAN PNBP PP NO. 73 TAHUN 1999 TENTANG TATA CARAPENGGUNAAN PNBP YANG BERSUMBER DARI
KEGIATAN TERTENTU
PP NO. 1 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN RENCANA DAN LAPORAN REALISASI
PNBP
PP TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PNBP YANG BERLAKU PADA
K/L KMK TENTANG PERSETUJUAN PENGGUNAAN SEBAGIAN DANA PNBP PADA K/L PMK 3/PMK.02/2013 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PNBP OLEH BENDAHARA PENERIMA PMK 231/PMK.02/2009 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMERIKSAAN PMK No.152/PMK.02/2014 TENTANG PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PNBP K/L PMK 192/PMK.02/2012 TENTANG PENINGKATAN AKUNTABILITAS
DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN PNBP
Dasar Hukum
Pengelolaan PNBP
(dalam triliun rupiah)
PNBP meningkat setiap
tahunnya
Pada Tahun 2008 dan 2014
PNBP meningkat cukup
signifikan antara lain karena
peningkatan harga minyak
mentah/Indonesian Crude
Price (ICP) yang tinggi
Perubahan parameter Migas,
terutama penurunan ICP
sejak tahun 2015
menyebabkan PNBP
mengalami penurunan.
Rata-rata
kontribusi PNBP
terhadap APBN
sejak 2005-2017
sebesar
25,71%
4
Kontribusi PNBP dalam APBN
Dominasi Penerimaan SDA Migas mengalami penurunan akibat parameter perhitungan yang cenderung
menurun sejak tahun 2015, antara lain Lifting Migas, ICP (Harga Minyak mentah), Nilai Tukar (kurs) dan Cost
Recovery
5
Perkembangan PNBP
Per Jenis Tahun 2012 s.d 2017
APBNP REALISASI APBNP REALISASI APBNP REALISASI APBNP REALISASI APBNP REALISASI APBNP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pendapatan BLU 20,41 21,70 23,50 25,65 20,86 29,68 23,09 35,32 36,27 42,44 38,54
PNBP Lainnya 72,80 73,86 85,47 69,67 84,97 87,75 90,11 81,70 84,12 117,31 85,06
Bagian Laba BUMN 30,78 30,80 36,46 34,03 40,00 40,31 36,96 37,64 34,16 37,13 41,00
Non Migas 18,85 20,02 23,12 22,78 29,45 23,79 37,55 22,80 21,84 20,57 23,44 Migas 198,31 205,82 180,61 203,63 211,67 216,88 81,36 78,17 68,69 44,9 72,21 198,31 205,82 180,61 203,63 211,67 216,88 81,36 78,17 68,69 44,9 72,21 18,85 20,02 23,12 22,78 29,45 23,79 37,55 22,80 21,84 20,57 23,44 30,78 30,80 36,46 34,03 40,00 40,31 36,96 37,64 34,16 37,13 41,00 72,80 73,86 85,47 69,67 84,97 87,75 90,11 81,70 84,12 117,31 85,06 20,41 21,70 23,50 25,65 20,86 29,68 23,09 35,32 36,27 42,44 38,54
a
PNBP
PENERIMAAN FUNGSIONAL
Satker Pemerintah yang melakukan layanan untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan menunjang perekonomian berdasarkan tugas pokok dan fungsi Contoh all: SIM, Paspor, Visa, berbagai perijinan, pengujian dan pemanfaatan hasil litbang;
Termasuk SDA Non Migas: Pertambangan Minerba, Kehutanan dan Perikanan
Pengelolaan SDA Non Migas
Pelayanan Mandatory
(Tusi KL)
Pengelolaan Kekayaan negara yang optimal dan berkesinambungan
Hak Negara Atas Pemanfaatan Kekayaan Alam Minerba, Kehutanan dan Kelautan Perikanan
Link To Services : (tidak mencari keuntungan;
Peran serta masyarakat;
Efisiensi Penggunaan Barang dan Jasa
Fungsi Regulatorydan budgetary;
PENERIMAAN UMUM
Pemanfaatan Aset, Sewa Tanah dan Bangunan
Administratif, misalnya Denda, jasa Giro, bunga, sisa Belanja Tahun Anggaran yang lalu, selisih Kurs, dll
Pengelolaan BMN
Penerimaan
Jenis Lainnya
Sistem administrasi yang menimbulkan PNBP : Bunga, Jasa Giro, selisih kurs, sisa belanja Tahun anggaran yang lalu, dll Fokus pada produktivitas aset
Opportunity Cost dari kepemilikan asset
tetap mengutamakan fungsi aset untuk menujang fungsi K/L
Pengelompokan dan Filosofi Pengelolaan PNBP
PENERIMAAN BLU
Fokus pada pelaksanaan tugas dalam bentuk: Layanan; Pengelolaan dana serta Pengelola kawasan
quasi public goods
Penyelenggaraan Pelayanan yang lebh Baik
Fleksibilitas Apengelolaan
Pelayanan Tusi KL yang
Dilaksanakan oleh
satker BLU
Hak Negara Atas Pemanfaatan Kekayaan Alam Migas dan Panas Bumi
Hak Negara atas investasi (Hasil PMN), misalnya dividen BUMN dan sisa surplus BI
PENERIMAAN BUN
Fokus pada pelaksanaan tugas dan fungsi Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
Pengelolaan SDA Migas,
Panas Bumi dan Kekayaan
JENIS PNBP
DASAR HUKUM
UU
PP
PMK/KMK
PNBP Fungsional
•
UU No. 17 Tahun 2003
tentang Keuangan
Negara
•
UU No. 20 Tahun 1997
tentang PNBP
•
6 PP Turunan PNBP
•
PP Tentang Jenis dan
Tarif Atas Jenis PNBP
pada K/L
KMK Tentang
Persetujuan
Penggunaan
Sebagian Dana PNBP
PNBP Badan Layanan
Umum (BLU)
UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan
Negara
PP No. 23 Tahun 2005 &
PP No. 74 Tahun 2012
tentang Pengelolaan
Keuangan BLU
•
KMK Tentang
Penetapan Satker
BLU
•
PMK Tentang Tarif
Layanan Satker
BLU
PNBP Pemanfaatan
Barang Milik Negara
(BMN)
UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan
Negara
PP No. 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan
BMN/BMD
Surat Persetujuan
dan Penetapan
Besaran Tarif
Pemanfaatan BMN
Dasar Hukum Pengelolaan PNBP
Perbandingan PNBP
Berdasarkan Karakteristik Pengelolaan
URAIAN
KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PNBP
PNBP FUNGSIONAL
BLU
PEMANFAATAN BMN
Dasar Hukum
Pemungutan (Jenis
dan Tarif)
UU atau PP
Peraturan Menteri
Keuangan, yang dapat
didelegasikan kepada
Pimpinan Kementerian
/Lembaga atau
Pimpinan Satker BLU
Surat persetujuan
Menteri Keuangan
(didelegasikan pada
Dirjen Kekayaan Negara,
Kepala Kanwil DJKN,
dan/atau Kepala KPKNL)
Penerimaan
Disetorkan ke Kas
Negara
Tidak disetorkan ke Kas
Negara
Disetorkan ke Kas
Negara
Penggunaan
Digunakan sebagian
sesuai KMK Persetujuan
Penggunaan PNBP
Digunakan langsung
Tidak dapat digunakan
Unit in Charge
di
Kemenkeu
Ditjen Anggaran (Dit.
PNBP)
Ditjen Perbendaharaan
(Dit. PPK BLU)
Ditjen Kekayaan Negara
PENGELOLAAN
PNBP
Pengelolaan PNBP K/L
Perencanaan
• PP 1/2004
• PMK 152/2014
Pemungutan
• PP 22/1997
• PP Jenis dan
Tarif PNBP KL
Penyetoran
• Ps. 4 UU 20/1997
Disetor secepatnya ke kas negara• PMK 32/2014 jo
PMK 115/2017
• Perdirjen 6/2014
Penggunaan
• Ps 5 UU
20/1997
Seluruh PNBP dikelola dalam sistem APBN• Ps 8 PP
73/1999
Sebagian dana PNBP dapat digunakan untuk menyelenggarak an kegiatan tertentuPelaporan dan
Pertanggung
jawaban
• PP 1/2004
• Laporan realisasi penerimaan • Laporan penggunaan dana • Laporan disampaikan triwulanan secara tertulisPengelolaan
PNBP
Pengelolaan
PNBP yang
akuntabel dan
transparan
10
PROPOSAL RENCANA PNBP K/L BESERTA ADK RENCANA PNBP K/L
MENGGUNAKAN APLIKASI TPNBP
PEJABAT K/L MENGAJUKAN
DJA KEMENKEU
VERIFIKASI PROPOSAL RENCANA PNBP K/L DAN VALIDASI ADK RENCANA PNBP K/L
PENYESUAIAN RENCANA PNBP K/L APABILA TIDAK SESUAI KRITERIA
UNGGAH ADK RENCANA PNBP K/L KE DALAM APLIKASI SPAN
RENCANA PNBP K/L DALAM RANGKA PENYUSUNAN PAGU INDIKATIF
RENCANA PNBP K/L DALAM RANGKA PENYUSUNAN PAGU ANGGARAN
MENKEU C.Q. DIRJEN ANGGARAN MENETAPKAN
OPTIMALISASI RENCANA PNBP K/L HASIL PEMBAHASAN PEMERINTAH DAN DPR
BAHAN PENYUSUNAN NK. RAPBN DAN RUU APBN
PEJABAT K/L MENGAJUKAN
RENCANA PNBP K/L BESERTA ADK RENCANA PNBP K/L MENGGUNAKAN APLIKASI TPNBP
HASIL OPTIMALISASI
DJA KEMENKEU
VALIDASI ADK RENCANA PNBP K/L DAN UNGGAH
ADK RENCANA PNBP K/L KE DALAM APLIKASI SPAN RENCANA PNBP K/L DALAM RANGKA
PENYUSUNAN ALOKASI ANGGARAN
MENKEU C.Q. DIRJEN ANGGARAN MENETAPKAN
Pengelolaan PNBP K/L
Perencanaan : PMK 152 Tahun 2014
TAHAPAN RENCANA
PNBP
BATAS AKHIR
PENYAMPAIAN
WAKTU PENETAPAN
PAGU INDIKATIF
MINGGU KETIGA
JANUARI
MINGGU PERTAMA
FEBRUARI
PAGU ANGGARAN
MINGGU KEDUA MEI
MINGGU KEEMPAT MEI
ALOKASI ANGGARAN
SATU MINGGU SETELAH
KESEPAKATAN
PEMERINTAH DAN DPR
MINGGU PERTAMA
NOVEMBER
Pengelolaan PNBP K/L
Perencanaan : PMK 152 Tahun 2014
12
Untuk BMN, tarif PNBP
ditetapkan oleh Menteri
Keuangan (dhi.
Didelegasikan kepada
Dirjen KN, Kakanwil DJKN,
Kepala KPKNL)
Untuk BLU, tarif
ditetapkan dalam
PMK
Tarif BLU dapat
didelegasikan ke
Pimpinan KL atau
BLU
Tarif ditetapkan
dalam UU/PP
Harus
memperhatikan:
a. Dampak
pengenaan
terhadap
masyarakat dan
kegiatan
usahanya
b. Biaya
penyelenggaraan
c. Aspek keadilan
Pengelolaan PNBP K/L
Perencanaan : Penyusunan Tarif PNBP
14
Konsep RPP
Konsep RPP Hasil
Pembahasan
Kementerian/
Lembaga
Kementerian
Keuangan
Kementerian Hukum
dan HAM
Presiden RI
Kementerian
Setneg
Permintaan
Penetapan
Konsep RPP Hasil
Harmonisasi
Naskah Asli
RPP
Paraf pada Naskah Asli
1
2
3
4
5
Pembahasan
Substansi
Legal Drafting dan
Harmonisasi dengan KL lain
Pencetakan pada
Naskah Asli
Pemarafan
6
7
Naskah Asli RPP
yang telah diparaf
Pengelolaan PNBP K/L
Per 2016
52 Peraturan
Pemerintah
46 Kementerian
/Lembaga
Perkembangan PP Tarif PNBP K/L
Sejak 1997 s/d Sekarang
15
PMK No.32/2014
tentang Sistem
Penerimaan Negara
Secara Elektronik, jo.
PMK 115/2017
, dan
PER-6/AG/2016
Penyetoran PNBP
dilakukan
secara
Elektonik melalui
SIMPONI
PMK 3/2014 :
Penyetoran secara
berkala
dapat diberikan
dalam hal terdapat
kendala pada:
Kondisi geografis
satker;
Jarak tempuh antara
lokasi Bank/Pos
Persepsi; dan/atau
Biaya yang
dibutuhkan untuk
melakukan
penyetoran
Prinsip:
Instansi Pemerintah
wajib menagih
/memungut PNBP
yang terutang dan
wajib menyetor
langsung ke Kas
Negara
Seluruh PNBP
dikelola dalam sistem
APBN
Seluruh PNBP wajib
disetor langsung
secepatnya ke Kas
Negara
Pengelolaan PNBP K/L
Pemungutan dan Penyetoran PNBP
Sistem Informasi PNBP Online, atau SIMPONI
,
adalah sistem informasi yang dikelola oleh Ditjen
Anggaran Kemenkeu, dalam rangka memfasilitasi
pengelolaan PNBP, yaitu : sistem perencanaan PNBP,
sistem billing, dan sistem pelaporan PNBP.
Simponi dapat diakses melalui alamat :
www.simponi.kemenkeu.go.id
Simponi
Apa itu
Simponi ?
PENDAFTARAN/
REGISTRASI
PEREKAMAN DATA
PEMBAYARAN ATAU
PENYETORAN PNBP
PENERBITAN KODE
BILLING
WAJIB
BAYAR
WAJIB
SETOR
TELLER/OVER THE COUNTER
ATM
E-BANKING
EDC/ELECTRONIC DATA
CAPTURE
BUKTI SETOR DENGAN
NTB/NTP DAN NTPN
BANK/POS PERSEPSI
www.simponi.kemenkeu.go.id
Sekilas Mekanisme Billing SIMPONI
1. Untuk PNBP BLU, dapat
digunakan langsung sesuai
mekanisme APBN
2. Untuk PNBP umum, tidak
dapat digunakan
Kegiatan tertentu yang
dapat menggunakan
PNBP, yaitu:
a. penelitian dan
pengembangan
teknologi,
b. pelayanan kesehatan,
c. pendidikan dan
pelatihan,
d. penegakan hukum,
e. pelayanan yang
melibatkan
kemampuan
intelektual tertentu
pelestarian sumber
daya alam
1. Sebagian dana dari
suatu jenis
PNBP
fungsional
dapat
digunakan untuk
kegiatan tertentu yang
berkaitan dengan jenis
PNBP tersebut oleh
instansi yang
bersangkutan
2. Persetujuan
penggunaan dana
PNBP tersebut
ditetapkan dengan
KMK Izin Penggunaan
1
9
Pengelolaan PNBP K/L
Penggunaan PNBP
19
Dirjen Anggaran
Menteri/ Pimpinan
K/L
Surat Usulan
Penggunaan
Sebagian Dana
PNBP
Menteri Keuangan
Direktur PNBP
Pembahasan dengan
instansi terkait :
•
K/L bersangkutan
•
Biro Hukum, Kemkeu
Konsep RKMK
KMK Persetujuan
Penggunaan Sebagian
Dana PNBP
Menetapkan
1
2
3
4
5
6
7
Proses Bisnis Penetapan
KMK Ijin Penggunaan PNBP pada K/L
8
1
Perlu adanya
kepatuhan KL
dalam
menyampaikan
laporan realisasi
Memuat sekurang-kurangnya :
•
Jenis
•
Tarif
•
Periode
•
Jumlah realisasi PNBP
Disampaikan secara triwulanan,
terdiri dari :
•
Laporan realisasi penerimaan
•
Laporan realisasi
penggunaan dana PNBP
Disampaikan
selambat-lambatnya satu bulan setelah
triwulan yang bersangkutan
berakhir
Instansi Pemerintah
menyampaikan
laporan realisasi
PNBP secara tertulis
dan berkala kepada
Menteri Keuangan
Laporan realisasi
PNBP disusun secara
berjenjang (
bottom
up
), dari tingkat
satker, unit eselon I,
dan tingkat K/L
2
1
Pengelolaan PNBP K/L
Pelaporan dan pertanggungjawaban PNBP
PERMASALAHAN
PENGELOLAAN PNBP
2
3
Temuan Pemeriksaan PNBP
PEMUNGUTAN PNBP
PNBP KURANG
DIPUNGUT
PNBP TIDAK
DIPUNGUT
PENYETORAN PNBP
PNBP TERLAMBAT
DISETOR
PNBP BELUM
DISETOR
PENGGUNAAN
LANGSUNG PNBP
PNBP DIPUNGUT SESUAI PP DAN DIGUNAKAN LANGSUNG PNBP DIPUNGUT TANPADASAR HUKUM DAN DIGUNAKAN LANGSUNG
TAHUN JENIS TEMUAN JUMLAH K/L NILAI TEMUAN
PNBP terlambat/belum disetor, kurang/tidak dipungut, berindikasi setoran fiktif, dan digunakan langsung di luar mekanisme APBN
30 K/L Rp384,98 miliar dan USD1.000.000 Penggunaan langsung atas penerimaan informasi jasinonsi
pada LPP RRI dan LPP TVRI serta PNBP atas penggunaan prasarana perkeretaapian/TAC pada PT Kereta Api Indonesia (PT KAI)
LPP RRI Rp27,28 miliar, LPP TVRI Rp162,66 dan PT KAI Rp1,71 triliun 2014 PNBP terlambat/belum disetor sebesar Rp361,41 miliar,
kurang/tidak dipungut sebesar Rp132,67 miliar, digunakan langsung di luar mekanisme APBN sebesar Rp304,53 miliar serta belum dikelola dengan tertib sebesar Rp317,86 miliar dan USD28,24 juta
44 K/L Rp1,12 triliun dan USD28,24 juta
2015 Pengelolaan PNBP Kementerian/Lembaga belum sesuai ketentuan dan penatausahaan piutang PNBP kurang memadai
26 K/L Rp2,75 triliun dan USD206,87 juta 2016 Pengelolaan PNBP dan pengelolaan piutang PNBP belum
sesuai ketentuan
46 K/L Rp1,3 triliun dan Rp3,82 triliun 2013
BIDANG
ADMINISTRASI
MEMBERIKAN PENGHARGAAN KEPADA PENGELOLA PNBP YANG BAIK DAN
AKUNTABEL
MEMINTA K/L UNTUK MENGOPTIMALKAN FUNGSI APIP DALAM PENGAWASAN
PENGELOLAAN KEUANGAN
MELAKUKAN SOSIALISASI PENGELOLAAN PNBP KEPADA K/L
MEMINTA BPKP UNTUK MEMERIKSA PENGELOLAAN PNBP PADA BEBERAPA K/L
MEMBENTUK SINERGI DENGAN DJPB
BIDANG REGULASI
REVISI UU PNBP
REVIEW BERKALA DAN
REVISI PP TARIF PNBP
PENYEMPURNAAN SOP
DALAM PENGELOLAAN
PNBP
BIDANG
SISTEM INFORMASI
PENYEMPURNAAN APLIKASI
TPNBP DALAM PEROSES
PERENCANAAN PNBP
PELAKSANAAN DAN INTEGRASI
SIMPONI DENGAN SISTEM KL
DALAM PROSES PENYETORAN
PNBP
PEMBANGUNAN SINGLE
SOURCE DATABASE PNBP
Langkah Perbaikan Pengelolaan PNBP
Penyempurnaan peraturan di
bidang PNBP
antara lain revisi UU
PNBP dan PP tentang jenis dan
tarif PNBP.
a
Sekilas Rencana Kebijakan PNBP Tahun 2018
Optimalisasi PNBP SDA migas
melalui monitoring
lifting
migas
pada lapangan eksisting dan
lapangan
onstream,
baru serta
efisiensi operasional usaha hulu
migas melalui penerapan PSC
gross split
.
Meningkatkan pengawasan dan
pengelolaan
sumber daya
kehutanan, kelautan dan perikanan
serta pertambangan terutama
untuk mengurangi aktivitas ilegal di
sektor SDA Non migas.
Penggunaan teknologi
informasi
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan K/L kepada
masyarakat termasuk pelayanan
BLU.
PNBP LAINNYA
Masalah dan Tantangan
1. Memastikan target PNBP ditetapkan dengan realistis
2. Lamanya pembahasan dan penetapan PP Jenis dan Tarif
atas
Jenis
PNBP sebagai
dasar
hukum
pemungutan
menyebabkan:
a)Jenis PNBP yang seharusnya sudah bisa dipungut belum
bisa ditargetkan
b)Pada saat PP ditetapkan, jenis PNBP yang dipungut
tarifnya sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi terkini.
3. Terdapat peraturan yang saling bertentangan, misalnya
terdapat UU sektoral yang mengatur mengenai penerimaan
suatu lembaga negara di luar UU PNBP.
4. Kurangnya kepatuhan dalam Pengelolaan PNBP.
5. Tren pembentukan Satker BLU terutama karena alasan
fleksibilitas dan remunerasi, sementara bidang tugas satker
tidak sepenuhnya memenuhi kriteria dalam PP No. 23 tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU
Solusi Langkah ke Depan
1. Penyempurnaan regulasi di bidang
PNBP.
2. Mengefektifkan fungsi harmonisasi
perundang-undangan sektoral dan
fiskal agar tidak terdapat perbedaan
pengaturan
terkait
pendapatan
negara.
3. Penegakkan fungsi monitoring dan
evaluasi untuk memastikan bahwa
prinsip-prinsip
pengelolaan
PNBP
telah
diikuti
dengan
baik,
serta
meningkatkan
peran
serta
APIP
dalam
pengawasan
pengelolaan
PNBP.
PENDAPATAN BLU
(Badan Layanan Umum)
Masalah dan Tantangan
1. Target pendapatan dan pagu belanja BLU
dalam
APBN
memiliki
dampak
fiskal
terhadap APBN.
2. Sebagian besar BLU masih memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi terhadap dana
APBN, yang ditunjukkan dengan 68,46%
BLU
masih
memiliki
pendapatan
dari
layanan < belanja APBN dari sumber dana
Rupiah Murni, yang sebagian besar dari
kelompok BLU pendidikan.
3. Biaya operasional BLU belum efisien dan
pendapatan BLU dari kegiatan lainnya
seperti pemanfaatan aset dan kerja sama
dengan pihak lain belum optimal.
Solusi Langkah ke Depan
1. Pembentukan BLU di luar bidang
pendidikan dan kesehatan dilakukan
secara lebih selektif.
2. Pengembangan
kapasitas sumber
daya manusia pada satker BLU di
bidang entrepreneurship
3. Evaluasi berkala atas kinerja BLU
yang berdampak pada perubahan
status BLU
PEMANFAATAN BMN
Masalah dan Tantangan
1. Potensi PNBP dari pemanfaatan BMN belum dapat
diukur secara nominal karena basis data BMN yang
dapat dimanfaatkan di setiap K/L belum terpetakan
dan
adanya
aset-aset
yang
masih
dalam
sengketa/memiliki permasalahan hukum
2. Kurangnya pengawasan terhadap pemanfaatan BMN
sehingga masih terdapat temuan terkait Pemanfaatan
BMN
yang
kurang/belum
disetor,
kurang/belum
dipungut, dan digunakan langsung
3. Kurangnya
pemahaman
unit-unit
terkait
dalam
mengelola
BMN
yang
berpotensi
dimanfaatkan,
antara lain dalam pengurusan izin pemanfaatan dan
pengajuan tarif pemanfaatan.
4. Keenganan K/L untuk mengurus izin pemanfaatan
BMN, antara lain karena persyaratan yang relatif sulit
dan tidak adanya insentif bagi pengelola BMN di KL
5. Belum
tercukupinya
biaya
operasional
dan
pemeliharaan untuk aset-aset yang dimanfaatkan di
luar tusi (beberapa digunakan di luar hari kerja)
Solusi Langkah ke Depan
1.
Perlu dilakukan Inventarisasi seluruh status BMN, antara
lain BMN yang unused, underused, dan underutilized
sehingga
dapat
ditindaklanjuti
langkah
optimalisasi
terhadap pemanfaatan BMN
2.
Pengelola dan pengguna barang lebih proaktif dalam
penggalian potensi PNBP dan Pengawasan/monitoring
terhadap Pemanfaatan BMN.
3.
Perlu
sosialisasi
regulasi
dan
peraturan
teknis
pemanfaatan
BMN
serta
pendampingan
kepada
Pengelola/pengguna BMN.
4.
Perlu dilakukan Reviu terhadap regulasi dan pengaturan
yang
terkait
dengan
pengelolaan
PNBP
dan
pemanfaatan
BMN
sehingga
meminimalisir
adanya
regulasi yang disinsentif terhadap optimalisasi PNBP dari
pemanfaatan BMN
5.
Perlu dipertimbangkan pemberian ijin penggunaan atas
PNBP yang berasal dari pemanfaatan BMN untuk biaya
operasional/pemeliharaan dan insentif terhadap pegawai
yang mengelola BMN
28
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG PNBP
(REVISI UU 20 TAHUN 1997)
REVISI UU
PNBP
20 TAHUN 1997
LATAR
BELAKANG
PERLUNYA PENGUATAN LANDASAN HUKUM Penyesuaian dengan Amandemen UUD dan Paket UU Keuangan Negara PERLUNYA PENINGKATAN KUALITAS PENGELOLAAN Minimalisasi Temuan, Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas PERLUNYA PENINGKATAN PELAYANAN DAN OPTIMALISASIPENERIMAAN
Penegasan tugas dan fungsi pengelola PNBP sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan mengoptimalisasi PNBP
PERLUNYA IMPLEMENTASI KEBIIJAKAN PEMERINTAH
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih dan mewujudkan kemandirian ekonomi MENGHIMPUN SUMBER PENERIMAAN NEGARA MENDUKUNG TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK MENDUKUNG KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PERBAIKAN PENGATURAN
Antara lain Pengaturan Ijin Penggunaan di luar Satker penghasil dan ditujukan untuk optimalisasi
PENAMBAHAN PENGATURAN
Antara lain Pengaturan penetapan atas tarif yang sering berubah ditetapkan melalui PMK
PENGUATAN PENGATURAN
Antara lain Kewajiban Instansi untuk melakukan verifikasi dan Kewenangan Menteri untuk meminta Pemeriksaan