• Tidak ada hasil yang ditemukan

D A FTA R IS I C O N TE N TS PRAKATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D A FTA R IS I C O N TE N TS PRAKATA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

D A F TA R IS I C O N T E N T S PRAKATA IN T R O D U C TIO N SA M BU TA N M E N T E R I K O O R D IN A TO R B ID A N G K E S E J A H T E R A A N R A K Y A T ADDRESS B Y C O O R D IN A T IN G M IN IS T E R F O R P E O P L E 'S W E L F A R E SA M BU TA N K E T U A U M U M P A LA N G M E R A H IN D O N E S IA ADD RESS B Y T H E C H A IR M A N O F T H E IN D O N E S IA R ED C RO SS SEJARAH L A H IR N Y A G E R A K A N P A LA N G M E R A H TH E B IR T H O F T H E R ED C RO SS K O M ITE IN T E R N A S IO N A L P A LA N G M E R A H TH E IN T E R N A T IO N A L C O M M IT T E E O F T H E R ED C RO SS LIGA P E R H IM P U N A N P A LA N G M E R A H IN D O N E S IA D A N B U L A N S A B IT M ER A H TH E LE A G U E O F RED C RO SS A N D R E D C R E S C E N T S O C IE T IE S SEJARAH T E R B E N T U K N Y A P A LA N G M E R A H IN D O N E S IA TH E H IS T O R Y O F T H E IN D O N E S IA N R E D C RO SS

KEG IA TA N PMI DARI T A H U N KE T A H U N TH E IN D O N E S IA RED C R O S S .A C T IV IT Y

UPAYA M E M A S Y A R A K A TK A N P A L A N G M E R A H IN D O N E S IA A TTE M P TS TO P R O M O TE T H E IN D O N E S IA N R E D C RO SS A C T IV IT Y

(3)

P R A GC A T A Tepat pada tanggal 17 September

' 1990, Palang Merah Indonesia (PMI)

genap berusia 45 tahun. Selama kurun waktu tersebut, PMI telah menempuli suatu perjalanan panjang. Untuk mengetahui langkah-langkah dan kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh PMI dalam men- jalankan misi kemanusiaannya di Republik ini sejak 1945 sampai 1990, maka disusun dan di terbitkanlah sebuah buklet. Buklet yang diolah secara sederhana in i setidaknya dapat memberikan gambaran tentang tugas- tugas PMI dari lahir hingga sekarang.

Untuk menerbitkan buklet ini, diben- tuk suatu Tim Penyusun terdiri dari un- sur Pengurus Pusat dan Staf Markas Besar PMI. Buklet ini diusun secara kronologis, kegiatan demi kegiatan dengan mengutamakan pelayanan PMI yang menonjol kepada masyarakat.

I N T R O D U C T IO N On September 17, 1990 the Indone­ sian Red Cross celebrate its 45th anniver­ sary. The Indonesian Red Cross has travelled a very long journey during the period. To know its steps and activities in this republic since 1945 until 1990, a booklet is published. This booklet is simply presented to give a picture o f the Indone­ sian Red Cross since its conception to the present day.

A team o f editors consists of the cen­ tral executive committee and its staffs has been formed to publish this booklet. It is edited chronologically focussing on the most outstanding services to society.

In regard to the very limited data on red cross available at the headquarters as well as in the public libraries, the chronological description may not be able to present its detail activities.

Mengingat minimnya data tentang kepalangmerahan baik pada Markas Besar PMI maupun di Perpustakaan umum lainnya, maka uraian kegiatan secara kronologis tidak terungkap secara rinci. Namun demikian, tidak berarti pada tahun-tahun yang tidak disebut, tidak ada kegiatan PMI.

Terbatasnya data yang ada meru - pakan juga dilema bagi Tim Penyusun Buklet,sehingga diupayakan pula infor- masi lisan dari beberapa pihak yang terlibat pada kegiatan PMI di masa itu. "Tid a k ada gading yang tak retak" begitu pepatah mengatakan. Kami sam- paikan Buklet sederhana ini kehadapan pembaca, mudah-mudahan dapat memenuhi harapan kita bersama.

A kh ir kata dengan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan buklet hingga penerbitannya. p E N Y U S U N

Nevertheless, the absence of certain periods does not mean the absence of activities. Verbal information was also obtained from the involved figures in the related events.

"Nothing is perfect."

This simple booklet is presented to the readers in the hope that it can fu lfil our common expectation.

O u r sincere gratitude is also extended to everyone who has helped make our task in this publication possible.

E D I T O R S

(4)

MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA S A M B U T A N

M E N T E R I K O O R D IN A T O R B ID A N G K E S E J A H T E R A A N R A K Y A T

A D D R E S S B Y C O O R D IN A T IN G

M IN IS T E R F O R P E O P L E 'S W E L F A R E Saya menyambut gembira terbitnya Buklet 45 Tahun PMI.

Buklet yang memuat sejarah ber- dirinya PMI pada tanggal 17 September 1945 hingga sekarang merupakan wahana untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia melalui missi kemanu- siaan baik pada masa perjuangan mau- pun masa pembangunan.

Dengan menyimak pesan-pesan baik yang tersurat maupun tersirat dalam buklet ini kita mengharapkanagar benih- benih kesetia-kawanan sosial yang saat itu lahir secara spontan dapat kita kem- bang suburkan, khususnya menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan zaman di masa mendatang.

Dirgahayu PMI. I am very pleased to welcome the

publication to commemorate the 45th anniversary of the Indonesian Red Cross.

The book that covers the history of the Indonesian Red Cross is a means to recall the struggle o f the Indonesian people through the humanitarian mission during the time to struggle fo r indepen­ dence as well as in the development era.

By reading attentively the messages in this booklet we expect that the seeds o f social solidarity that spontaneously sprang up at the time o f its birth can be developed, p a rtic u la rly in facing challenges, hurdles and the change of time in the future.

Congratulations to the Indonesian Red Cross.

Jakarta, September 17, 1990 M E N TE R I K O O R D IN A TO R BID A N G KESEJA H TER A A N RA KYA T

C O O R D IN A TIN G M IN IS T E R FO R P EO P LE'S W E LFA R E

SO EPA RD JO RO ESTA M .

(5)

SAMBUTAN KETUA UMUM

PALANG MERAH INDONESIA

ADDRESS BY THE CHAIRMAN OF

THE INDONESIAN RED CROSS

Saya menyambut gembira terbitnya Buklet 45 T A H U N PALANG M ERAH IN ­ D O N ESIA . Melalui Buklet ini tergambar berbagai peristiwa menonjol yang dilakukan PMI dalam kurun waktu 1945 hingga dewasa ini.

PMI lahir satu bulan tepat setelah Proklam asi Kemerdekaan Republik Indonesia. Terbentuk pada saat rakyat Indonesia tengah berjuang untuk mem- pertahankan kemerdekaan yang baru dicapainya. Saat itu PMI mempunyai peranan yang menonjol. Cukup banyak tugas-tugas kemanusiaan yang ditangani PMI, untuk membantu korban perang tanpa membedakan dari pihak mana korban berasal.- Peranan ini mem- buktikan bahwa PM I dapat melaksanakan tugas kemanusiaan Palang Merah dan sekaligus menunjuk- kan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang cin- ta akan perdamaian.

I am very happy to welcome the publication on the 45th anniversary of the Indonesian Red Cross. This booklet has pictured various activities carried out by the Indonesian Red Cross since 1945.

The Indonesian Red Cross was found­ ed one month after the proclamation of Indonesian Independence, when the people were struggling to defend the newly-gained independence. The In ­ donesian Red Cross Role was prominent at that time. A lot o f humanitarian ac­ tivities were carried out by the Indone­ sian Red Cross to help the war victims regardless their parties. The role had shown that the Indonesian Red Cross was capable to do red cross humanitarian ac­ tivities and at the same time that the In ­ donesians are peace-loving people.

Forty five years have now passed . The Indonesian Red Cross is still exten­ ding its humanitarian services in

accor-Kini 45 tahun telah berlalu. PMI bekerja meneruskan cita-cita kemanu­ siaan yang diselaraskan dengan perkem- bangan jaman. Cukup banyak kema- juan/peningkatan yang dapat dicapai, namun tidak terlepas dari berbagai kekurangan yang ada.

Intormasi dalam Buklet ini masih ter- batas. Oleh karena itu saya mengha- rapkan dapat tersusun sebuah buku yang memuat intormasi lengkap tentang Palang Merah Indonesia dimasa. men- datang. Demi terw ujudnya Buku dimaksud, bantuan intormasi berbagai hal tentang PMI dari berbagai pihak akan samgat membantu. Mudah- mudahan kehadiran Buklet ini akan menambah khasanah pengetahuan kita tentang PMI.

Selamat kepada Tim Penyusun

dance with the development o f the coun­ try. A lot of improvement has been reached beside the shortcomings.

Information fo r this booklet is very limited. I expect that a more complete publication on the Indonesian Red Cross can be issued in the near future. Fo r the purpose, any information regarding the Indonesian Red Cross from the readers w ill be a support.

Above all, hopefully the presence of this booklet may add our treasury on the Indonesian Red Cross.

Congratulations to the editors I Jakarta, September 17, 1990

Pengurus Pusat

PALANG M ERA H IN D O N E S IA Ketua Umum,

Chairmc, Red9Cross

dr. hi. Ibnu Sutowo

(6)

judkan gagasan kemanusiaan tersebut. Mereka berlima membentuk suatu Komite pada tahun 1863 yang-kelak dikenal sebagai Komite Internasional Palang Merah atau International Com­ mittee of the Red Cross (ICRC). Kemu- dian pada tahun 1864 diselenggarakan suatu konperensi internasional di Jenewa yang membahas tentang perbaikan nasib tentara yang terluka di medan perang. Pada konperensi tersebut diresmikan lambang pelindung bagi para petugas/penolong di medan perang, yaitu Palang berwarna merah di atas dasar warna putih. Sementara itu Komite tersebut telah memiliki

banyak anggota sukarelawan. Ketika tahun 1870 meletus perang antara Prusia dan Prancis, mereka terjun ke medan perang merawat semua orang yang terluka tanpa diskriminasi.

SEJARAH LAHIRNYA

GERAKAN PALANG MERAH

Pada tanggal 24 Juni 1859 meletus perang antara Pasukan Perancis, Italia melawan Pasukan Austria di Solferino, Italia Utara. Ribuan korban tewas dan terlantar tanpa ada yang menolong atau menanganinya. Kondisi yang menyedih- kan ini menggerakan hati seorang Swiss, Henry Dunant, sehingga dia segera ber- tindak mengusahakan bantuan untuk menolong para korban bersama pen- duduk setempat.

Pengalamannya selama beberapa h a ri bergelut di medan perang, menolong dan merawat korban yang luka-luka, sangat mencekam perasaan- nya dan mempengaruhi jalan hidupnya.

The b irth o f the R e d Cross

The war between French and Italian soldiers against the Austrians broke out in Solferino, N o rth Italy. Thousands of victims killed and neglected without any help. The terrible conditions had moved H e n ry Dunant, a Swiss citizen, to act im­ mediately to organize assistance fo r the victims in cooperation with the local people.

Kesan itu ditulisnya dalam sebuah buku yang berjudul Un Souvenir de Solferino (Kenangan Solferino) yang mengisahkan tentang kondisi akibat perang1 dan mengusulkan agar segera dibentuk sa- tuan tenaga sukarela yang bernaung dibawah suatu lembaga yang membe- rikan pertolonaan kepada orang-orang yang terluka di medan perang. Lembaga inilah yang kelak merupakan cikal bakal lahirnya gerakan Palang Merah. Henry Dunant juga mengusulkan agar dicetuskan suatu perjanjian interna­ sional yang bertujuan melindungi para korban perang, petugas kesehatan dan rumah sakit.

KOMITE INTERNASIONAL

PALANG MERAH.

Buku Kenangan Solferino menarik perhatian masyarakat diantaranya 4 orang penduduk Jenewa. Mereka ter- tarik akan cita-cita Henry Dunant dan bergabung dengannya untuk

mewu-H is experiences in the battlefield to help and take care the wounded had captured his heart and influenced the path of his life. He poured his impressions down into his book A memory of

Solferino that pictures the conditions resulted from the war and suggested that a team of volunteers should be establish­ ed under an institution which help the wounded in the battlefield. This institution

(7)

Kemudian perang demi perang menyusul terjadi dan bila pertem- puran usai, ICRC sebagai badan netral mengunjungi tawanan-tawanan militer atau penduduk sipil yang ditawan untuk memberikan bantuan dan perlindungan. Anggota keluarga yang terpisah akibat perang dipersatukan kembali melalui usaha Kantor Pusat Pencarian (Central Tracing Agency) yang tugasnya men- catat berbagai informasi yang masuk dan menyampaikannya kepada keluar­ ga tawanan dan keluarga orang yang hilang.

Beberapa dekade terakhir, aktivitas ICRC makin berkembang dengan ban­ tuan kepada orang-orang yang cacat akibat perang dan bantuan untuk orang sipil korban perang, selain menyebar- luaskan Hukum Perikem anusiaan Internasional.

LIGA PERHIMPUNAN

PALANG MERAH DAN

BULAN SABIT MERAH.

Ketika Perang Dunia I berakhir, mun- cul berbagai epidemi penyakit yang ber- jangkit dan kelaparan yang menjalar di sebagian besar negara di Eropa hingga menimbulkan ribuan korban jiwa. Saat itu hampir tak ada badan internasional yang mem berikan bantuan secara te rk o o rd in ir. Kemudian H e n ry P. Davison, warganegara Amerika, merasa perlu mendirikan suatu kesatuan yang menanaani masalah bantuan tersebut, yang dikenal dengan nama Liga Perhim- punan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Dalam menjalankan m isinya Gerakan Kemanusiaan ini berpedoman pada 7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Interna­ sional, yang disahkan dalam Konperen- si Internasional Palang Merah ke 20 di W ina , Austria tahun 1965. Teks prinsip-later become the foundation o f the Red

Cross. Henry Dunant also proposed that an international treaty to protect war victims, medical personnels and hospitals should be adopted.

The In te rn a tio n a l Com m ittee o f the Red Cross

A memory o f Solferino had drawn the attention o f many people, included four citizens of Geneva. They were inte­ rested in Dunant's aspirations and together with him they realized his humanitarian ideas. In 1863 they form­ ed a committe which is later known as the International Commitee o f the Red Cross. In 1864 an International Confe­ rence to propose better treatment to the war wounded soldiers in the battlefield was held in Geneva. In the conference, a symbol o f protection fo r personnels helping in the battlefield, a red cross on

white background was accepted. Mean­ while, the Committee recruited a great number o f volunteers. When Prussia and French waged war in 1870 they helped take care the wounded without any discrimination.

W a r broke out one after another then. When one ends, as a neutral body, the ICRC w ill visit the prisoners o f war to provide assistance and protection. Separated families are reunited by the Central Tracing Agency. This agency also provides services in tracing missing family members and transmitting red cross messages to the families whose members are detained.

The ICRC has developed its activities by extending i.e., assistance to the han­ dicapped of war victims and others par­ ticularly the dissemination of the Interna­ tional Humanitarian Law.

prinsip tersebut telah diperbarui dan ter- cantum dalam Statuta Palang Merah Internasional yang telah disahkan melalui Konperensi Interrnasional Palang Merah ke 25 tahun 1986.

SEJARAH TERBENTUKNYA

PALANG MERAH INDONESIA.

Sejalan dengan p rin sip dasar gerakan Palang Merah, Palang Merah Indonesia (PM I) merupakan suatu organisasi kemanusiaan yang didirikan dengan tujuan untuk membantu mer- ingankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, tanpa diskriminasi, baik pada masa perang maupun pada masa damai, secara nasional maupun internasional.

PM I terbentuk pada tanggal 17 September 1945, satu bulan setelah Republik Indonesia mencapai kemerde- kaan. Namun demikian, gagasan men­ dirikan organisasi PMI, telah timbul dari The League o f R e d Cross a nd Red Crescent Societies.

When the W o rld W a r I was o v e r, there were many kinds of epidemi and starvation had struck major part of Europe which brought thousands o f vic­ tims. At that time there was hardly any international organization which provid­ ed organized assistance. H e n ry P Davison , an American, thought that it was very important to establish the organisation to handle the problem. This organization is in the future known as the League of Red Cross and Red Crescent Societies.

This Humanitarian Organization car­ ries out its mission based on the Seven Basic Principles of the International Red Cross and Red Crescent Movement which were recognized in the 20th Red Cross International Conference in Vienna, Austria 1965. The texts o f the

(8)

para cerdik pandai Indonesia, dian- taranya : Dr. Bahder Johan, Dr. Senduk dan Dr. Sitanala, jauh sebelum kemer- dekaan Rl dicapai, yaitu sekitar tahun 1938. Namun demikian, penjajah pada masa itu tidak mengijinkan, karena d ip e rkira ka n akan m enim bulkan masalah politik.

Berdasarkan Statuta Palang Merah Internasional dinyatakan bahwa orga- nisasi Palang Merah, diakui sah apabila d id irika n padasuatu negara yang merdeka dan merupakan satu-satunya organisasi Palang Merah di Negara tersebut. Maka dengan diproklamasi- kannya Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 tidak ada alasan lagi untuk menghalagi berdirinya PM I. PMI berkantor pertama kali di Hotel Du Pavilion, Jalan Rijswijk 27 (Hotel Majapahit-sekarang : Kompleks perkantoran Sekretariat Negara bagian barat) Jakarta. Mengingat situasi pada saat itu cukup rawan, maka berdasarkan

Keputusan Kongres I tanggal 16-17 Oktober 1946, Markas Besar dipin- dahkan ke Yogyakarta, sedangkan Markas Besar di Jakarta dijadikan per- wakilan kantor Pusat.

Untuk memperkuat keberadaan PMI, maka pada Kongres II tanggal 1 3 - 1 4 Nopember 1948 di Yogyakarta, mene- tapkan bahwa tanggal 17 September diperingati sebagai Hari berdirinya Palang Merah Indonesia.

principles were revised and adopted by the 25th International Red Cross Con­ ference as an important entry o f the In­ ternational Red Cross Statute.

The H is to ry o f the Indonesian Red Cross

The Indonesian Red Cross is a humanitarian organization which was established with the purpose to help alleviate human sufferings without any discrimination.

The Indonesian Red Cross was found­ ed on September 17, 1945, one month after Indonesia proclaimed its in ­ dependence. However, the idea to establish Indonesian Red Cross was in conception. It was J h e idea o f D r. Bahder Johan, D r. Senduk, Dr. Sitanala long before the Republic o f In­ donesia gained its independence. The

Colonial goverment did not give permis­ sion to establish it to avoid any possible political problem.

According to the International Red Cross Statute, a red cross organization is recognized i f it is established in an in­ dependent nation as the sole red cross

(9)

Walaupun Palang Merah Indonesia belum mendapat pengakuan yang sah dari Komite Internasional Palang Me - rah , namun perannya selama ini diakui baik. Hal ini berpengaruh terhadap pengakuan Republik Indonesia secara de fakto.

Setelah Rl diakui secara de fakto maupun de jurenya oleh masyarakat in- o ternasional, maka pada tanggal 16

Januari 1950, Pemerintah menerbitkan Surat Keputusan Presiden No. 25 yang

society in the country. Then, after the proclamation o f the Indonesian In- depedence on Augustus 17', 1945 there was no reason to prevent its establish­

ment. The first office o f the Indonesian Red Cross was in Hotel Du Pavilion , 2 7 Rijswik Street (The former Majapahit Hotel which is at present the location of State Secretariat buildings).

Considering the critical condition at that time the first Congress decided that on 16-17 October 1946 the Head­ quarters was moved to Yogyakarta, whereas the Headquarters in Jakarta was used as a representative office.

mangukuhkan PMI sebagai satu-satunya organisasi kepalang merahan di Indo­ nesia. Masih pada tanggal 16 Januari 1950 pukul 17.00 telah dilaksanakan serah terima tugas-tugas Kepalang merahan di Indonesia dari N ERKA I (Nederlandsch Roode Kruis Afdeling In- donesie) kepada PMI.

Pada hari Senin tanggal 5 Juni 1950 Pemerintah Rl, turut menanda-tangani Konvensi Jenewa. Kemudian pada tang­ gal 15 Juni 1950 PMI diakui ICRC sebagai Perhimpunan Palang Merah Nasional. Dan pada tanggal 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai anggota Liga Perhimpunan Palang Merah yang ke-68.

Masih dalam kaitannya dengan penyerahan Nerkai kepada PMI, maka pada tanggal 20 Mei 1950, Neikai menyerahkan Rumah Sakit Kedung Halang miliknya kepada PMI.

To strengthen the existence of the In ­ donesian Red Cross, in the second Con­ gress on 13-14 November in'Yogyakar- ta, it was decided September 17 as the Indonesian Red Cross Day.

Although the Indonesian Red Cross has not been recognized yet by the International Comittee o f the Red Cross, its role has gained good reputation. This affected the factual recognition o f the Republic o f Indonesia.

After the Republic o f Indonesia was fully legitimated by International Socie­ ty, the goverment published the Presi­ dent's decree number 2 5 stated the Indonesian Red Cross as the sole Red Cross in the Republic o f Indonesia on 16 January 1950. On the same day, the Netherlandsch Roode Kruis Afdeling In- donesie - N E R K A I (The Netherlands Red Cross fo r Indonesia ) handed over the duties to the Indonesian Red Cross.

Mengingat latar belakang sejarah tersebut maka hingga kini Rumah Sakit Umum Kedung Halang tetap menjadi milik PMI dan dikenal dengan nama Rumah Sakit Umum PMI Bogor.

Sejalan dengan perkembangan jaman,'maka untuk menegaskan gam- baran tugas bagi PMI, pada tanggal 29 Nopember 1963 terbit Kepres No. 246 tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

On M ay 20, 1950 N E R K A I handed over the hospital o f Kedung Halang to the Indonesian Red Cross. Regarding the historical back ground until now the Public Hospital Kedung Halang becomes the property of the Indonesian Red Cross and known as the Public Hospital o f the Indonesian Red Cross Bogor.

On Monday, June 5, 1950, the In­ donesian Goverment signed the Geneva Convention. Further,on June 15, 1950 the Indonesian Red Cross was recogniz­ ed by the ICRC. On October 16, 1950 the Indonesian Red Cross was accepted as the 68th member of the League of Red Cross.

In accordance with the developing era, the Indonesian Goverment has issued the President's Decree number 246 on November 1963 concerning the task description o f the Indonesian Red Cross.

(10)

KEGIATAN PMI DARI

TAHUN KE TAHUN

T A H U N 1 9 4 5 - 1 9 5 0 .

• Pada jaman perang kemerdekaan RI, PMI banyak melakukan kegiatan mem- bantu para korban perang baik yang terluka maupun yang meninggal. Peranan yang menonjol saat itu adalah bidang P3K, Pengungsran dan Dapur Umum.- PMI juga membantu melakukan pencarian dan mengurus pemulangan 24.9 87 orang Romusha, 1.356 Heiho dan 3.021 pelaut.

The Indonesian Red Cross A c tiv ity

1945

-

1950

• During the War to gain independence, the Indonesian Red Cross (IRC) has done a lot of activities to help the in­ jured victims o f war and and also the dead. The prominent services were first aid, evacuation and providing public kitchen.

• The Indonesian Red Cross also helped search missing families and arranged the repatriation Of 2 4 9 8 7 Romushas,

1356 Heihos and 3.021 sailors.

(11)

• Ketika perang tengah berlangsung, banyak korban berjatuhan sedangkan jumlah penolong tidak memadai. Oleh karena itu PMI Pusat dan beberapa Cabang-cabangnya a.I. Jakarta, Bogor, Bandung, Cianjur, Semarang dan Jawa Tim ur membentuk suatu pasukan penolong pertama atau disebut Mobiele Colonne, yang umum- nya anggotanya terdiri dari para mahasiswa Kedokteran. Sementara itu juga diterima bantuan dari Australia, India, Malaya, M esir dan dari ICRC berupa obat-obatan, makanan dan uang.

• Perang tetap berkobar, sehingga banyak keluarga yang terpisah satu dengan lainnya. Saat itu PMI mengu- sahakan penyampaian berita keluarga melalui Radio dan mengedarkan for- mulir pencarian. Ternyata ini men- dapat sambutan dengan masuknya surat permintaan pencarian keluarga tsb ke PMI.

• When the war was still ongoing there were many victims, but the number of volunteers were not sufficient. Fo r that reason, the IRC Headquarters and some branches such as: Jakarta, Bogor, Bandung, Cianjur, Semarang, and Epst Java formed the first volun­ tary group called 'Mobiele Colonne' which its members generally consisted o f medical students. Meanwhile, the aid were also received from Australia, * India, Malaysia, Egypt and the ICRC supported with medicine, food and money.

• The war still flared up every where, and a lot of families were separated from each other. The IRC tried to to transmit Family Messages through Radio and to send around tracing forms. This effort obviously brought good response noted by a good number o f family tracing requests, Red Cross Messages to the IRC.

(12)

B E R IT A K E L U A R G A D E N G A N " S U R A T P M I" T H E R E D C R O S S M E S S A G E S Ta hu n V ia ICRC VIA 1 C R C V ia Radio VIA RADIO YEAR

D IK IR IM D ITERIM A Y A N G D ISIA RKA N

D ELIV ERED REC EIVED A N N O U N C E D

1947 5.943 17.834 1.309

1948 30.969 49.710 348

• PMI bekerjasama dengan Panitia Keamanan Republik Indonesia mem- bantu membebaskan para tawanan perang dan orang sipil pada th. 1947 ditangani 132 orang, dibebaskan 29 orang dan pada th. 1948 ditangani 1.021 orang dibebaskan 344 orang. • Bantuan PM I terhadap korban

perang selama th. 1948 - 1949 ter- catat : Di Yogyakarta, bantuan penguburan jenazah 175 orang dan 246 orang yang terluka diberikan pertolongan. Di Madiun, pertolongan bagi korban pertempuran 64 orang

• The IRC cooperated with the Security Committee of the Republic of Indonesia released the prisoner o f war and civilians. In 1947 the IRC handled 132 persons, 2 9 persons were released. In 1941, 1021 persons were handled and 344 released.

• The assistance o f the IRC fo r the vic­ tims o f war during 1948 - 1949 : - In Yogyakarta, the b uria l o f 175

remain and treatment o f 246 injured men.

- In Madiun, 64 victims o f war, 246 sick persons, 3 victims o f accident and the b uria l o f 3 2 dead men and

dan bagi orang sakit 246 orang, bagi korban kecelakaan dll 3 orang, ban­ tuan penguburan jenazah 32 orang ^erta menyampaikan berita keluarga 339 orang. Di Surakarta, bantuan penguburan jenazah 1.170 orang dan bagi korban terluka 2 .6 7 6 orang.

• Tahun 950 PMI mulai menyeleng- garakan kegiatan megelola sum- bangan darah, yang masih terbatas di Jakarta dan kota-kota besar terten- tu dan dikenal dengan nama Dinas Dermawan Darah.

also to deliver family messages for 3 3 9 persons.

- In Surakartajhe burial o f 1.170 re­ mains and treatm ent o f 2 .6 7 6

wounded.

- In 1950 the IRC began a blood donation activity which was limited only fo r Jakarta and certain big cities, and it was known as Office for Blood Charity.

Ta h u n 1 9 5 1 .

• Selama peristiwa RMS (Republik Maluku Selatan) di Maluku, PMI membuka pelayanan Kesehatan dengan Rumah Sakit terapung di Am­ bon melayani korban peristiwa tersebut baik tentara dan penduduk sipil di wilayah tersebut. ICRC juga memberikan bantuan dalam hal pelayanan penyampaian berita keluarga mendirikan sekolah-sekolah darurat dan mengunjungi tawanan- tawanan.

7957

• During the R M S' affair (the Republic o f South Molucca) in Maluku the IRC opened floating hospital in Ambon to take care o f the victims whether they were m ilitary o r civilians. The ICRC assisted with the red cross messages service, built several temporary schools and also visited the internees.

(13)

Ta h u n 1 9 5 2 .

• Banjir besar melanda wilayah Jawa Tengah ; Kudus, Demak dan Pati. PMI menyerahkan bantuan obat-obatan dan pakaian kepada para korban.

Ta h u n 1 9 5 7 .

• PMI membuka Pos-Pos Kesehatan di Sta siu n-sta siun Kereta Api dan beberapa Pelabuhan Laut kepada 3 .1 4 0 warga negara Belanda, selama proses pemulangan mereka ke negera asal dari wilayah Indonesia sejak Desember 1957 s/d Juli 1958. • Tugas khusus PMI untuk memberikan

bantuan bagi korban pergolakan di beberapa wilayah Indonesia dengan adanya peristiwa Permesta dan PRRI. Selama p e ristiw a tsb PMI mengirimkan 21 team terdiri dari 150 orang petugas PMI.

Ta h u n 1 9 6 1 .

• Program kerjasama PMI dan Palang Merah Amerika Serikat dalam hal bantuan medis, pangan dan sandang serta uang U S $ 1,3 juta untuk 1.400 ribu korban bencana alam di beberapa daerah di Indonesia. • TSR yang sudah terlatih dari 11

Cabang PMI ditugaskan dalam Kesehatan Nasional untuk memban- tu dalam peristiwa Trikora. Tugas lan- jut berkaitan dengan peristiwa tsb adalah dibukanya Biro Informasi un­ tuk mengatur berita keluarga lewat ICRC sebanyak 2.876 buah surat ke Belanda dan 1.260 buah surat dari Belanda.

Ta h u n 1 9 6 2 .

• Bekerja sama dengan ICRC, PMI membantu pembebasan 52 orang awak kapal Rl yang ditawan Belan­ da di Irian Jaya dalam peristiwa Aru.

• Dalam rangka menanggulangi ben­ cana kelaparan di daerah Jawa Barat sekitar 23 ribu orang, bersama-sama dengan Depkes, PMI memberikan bantuan pangan, obat-obatan dan pakaian kepada korban. Sementara itu PMI juga membantu korban ben­ cana yang melanda Pakistan, India dan Yaman berupa uang yang disalurkan melalui Perhimpunan Na- sionalnya masing-masing.

Ta h u n 1 9 6 3 .

• Meletusnya Gunung Agung di Bali telah menimbulkan korban jiwa 1.500 orang. Bersama sama dengan Din Kes Angkatan Darat Rl membantu para korban berupa bahan pangan, sandang, obat-obatan, peralatan sekolah, pertanian, pertukangan dll.

Ta hun 1 9 6 4 .

• Bersama Tim Kesehatan nasional, PMI ikut membantu mengatasi peristiwa 1 9 5 2

• Heavy flood in Central Java: Kudus, Demak, Pati. The IRC handed over medical assistance and clothes fo r the victims.

1 9 5 7

• The IRC opened medical posts at railway stations and harbors to provide service to 3 1 4 0 Dutchs during the pro­ cess o f th e ir re p a tria tio n since December 1957 until 1958.

• The IRC sent 21 teams o f 150 volun­ teers to help the victims o f PRRI and Permesta rebellions.

1961

• The cooperation between the IRC and the American Red Cross in providing relief goods as well as U S $ 1,3 millions to aid 1.400 disaster victims in several regions of Indonesia.

(14)

Dwikora di Kalimantan dalam hal kemanusiaan bagi penduduk setempat.

Ta h u n 1 9 6 9 .

• Didirikan Lembaga Pusat Transfusi Darah PM I yang merupakan peleburan Pusat Laboratorium Pemin- dahan Darah, Depkes dengan Dinas pemindahan Darah Pusat yang mengelola urusan transfusi darah secara terkoordinir. Pada awal pen- dirian ada 10 buah DTD dan sekitar 28.0 00 orang donor.

Ta h u n 1 9 7 1 .

• Untuk memberikan pertolongan per- tama pada kecelakaan bagi para korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya didirikan Dinas Ambulans jalan raya rute Jakarta - Bandung via Pun- cak dengan 9 buah pos yang ber- pusat di RSU PMI di Bogor.

9 Trained volunteers from 11 branches were assigned at the National Health Service to give aid in the Trikora affair. Further, Information Bureau was open­ ed to deliver 287 6 family messages to and 1260 letters from the Netherlands through the ICRC.

1962

9 In collaboration with the ICRC, the IRC helped release 5 2 Indonesian ship crews arrested by the Dutch A rm y in the A ru event, Irian Jaya.

9 The IRC worked together with the Department o f Health supported relief assistance to 2 3 thousand victims of starvation in W est Java. Meanwhile the IRC also entrusted financial help to the natural disaster victims in Pakistan, India, Yemen transmitted through their respective national red cross society.

Kemudian dibeberapa daerah juga dibuka pelayanan yang sama, antara lain di Sumatera Barat, Lampung, Yogyakarta dan Malang, masing- masing untuk pelayanan di bidang kesehatan dan transfusi darah. • Bencana banjir melanda wilayah

Jawa Tengah 6 .0 0 0 warga kehilangan tempat tinggal. Sum- bangan masyarakat melalui PMI un­ tuk para korban senilai Rp. 300 juta. Liga Palang Perhimpunan Merah memberikan sumbangan sebesar US $ 54.0 00 untuk dibelikan beras, dan obat-obatan dli.

Ta h u n 1 9 7 5 .

• Konperensi Internasional Perawatan Keluarga di Jakarta dihadiri 17 wakil Perhimpunan Palang Merah dari Asia.

1 9 6 3

° The eruption o f Mount Agung, Bali b ro u g h t 150 0 victims. The IR C cooperated with the Health Service of the Armed Forces supported the victims by giving relief supplies and equipment fo r school, a g ric u ltu re and craftmanship.

1964

,

• Together with the team o f the Health Department, the IRC helped the local people o f Kalimantan (Borneo) during the Dwikora occurence.

1969

9 The C e ntra l B lo o d Tra n sfu sio n Laboratory belonged to the Health Department and the Central Transfu­ sion Service o f the IRC merged. Its new name was the Central Blood Transfu­ sion Service and organized by the IRC.

A t the initial phase, there were 10 Blood Transfusion Service Offices having 2 8 .0 0 0 blood donors.

1971

9 To administer first aids to the victims of traffic accidents along the Jakarta - Puncak - Bandung highway, an am­ bulance service was established with 9 stations and the IRC public hospital in Bogor as the center. It was followed by West Sumatra, Lampung, Yogyakarta and Malang.

1975

9 An International Conference on Home Nursing was held in Jakarta and at­ tended by 17 representatives from Red Cross Societies in Asia.

(15)

MARKAS BESAR PALANG MERAH INDONESIA

(INDONESIAN RED CROSS HEADQUARTER)

JL. JEND. GATOT SUBROTO KAV. 96

JAKARTA SELATAN

INDONESIA

(16)

Tu lisla h sa ra n -sa ra n se rta ko m enta r a nda p ada ha la m a n ini.

(17)

• Gempa bumi menimpa Bali pada tanggal 16 Juli. Dari 3 Propinsi dan 5 Kabupaten yang terkena bencana tersebut, 7 6 .0 0 0 orang korban menderita, 500 orang terluka dan puluhan orang menjadi korban jiwa. Ribuan rumah dan bangunan penting lainnya hancur. PMI mengerahkan tenaga sukarela membuka Dapur Umum dan membantu perbaikan 500 buah rumah. Bersama-sama dengan Tim medis dari Angkatan Darat Rl * dan Singapura serta Kapal Australia

yang kebetulan berada di wilayah perairan Indonesia memberikan pelayanan kesehatan, makanan dan obat-obatan.

Tahun 1976.

1 9 7 6

• An earthquake occured in Bali on July 17. 3 provinces and 5 districts were destroyed, 76.0 00 victims suffered, 500 persons injured and many people died. Thousands o f houses and other impor­ tant buildings were ruined. The IRC mobilized volunteers to open public kitchen and helped rebuild 500 houses. The IRC went along with the medical team o f the Indonesian Armed Forces, Singaporean and Australian ships which happened to be at the Indone­ sian territory to provide food and health service. \ / M M

m

in f l u $ '■ a IM A i • . 1 1 J l S K A f L v J n

13

(18)

Ta h u n 1 9 7 9 .

• Sejak akhir 1975 PMI sudah mulai berperan di wilayah perbatasan Tim o r-Tim u r dan Tim o r Barat dalam operasi kemanusiaan untuk mem- berikan bantuan medis dan relief kepada para pengungsi Tim -Tim . Kemudian baru paaa th. 1979, Juli terbentuk kerjasama PMI dan ICRC atas persetujuan Pemerintah Rl untuk

menyelenggarakan operasi kemanusiaan berupa ban­ tuan pangan dan medis, pe

nyampaian berita keluarga, mericarikan keluarga yang hilang, repatriasi dan pe nyatuan keluarga.

Kemudian pada Juli th. 1982, juga dibentuk kerja sama PMI dengan Unicef, Rep. Jakarta atas persetujuan

pemerintah Rl untuk me - laksanakan. Program Khusus Pelayanan Dasar untuk anak Ibu dan Keluarga di 7 Kecamatan terpencil di Tim or Tim ur.

• Atas permintaan Pemerintah Rl, PMI ikut membantu pengungsi Vietnam di P. Galang dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial. Beker- jasama dengan ICRC, PMI juga melaksanakan penyampaian berita ke­ luarga dan pencarian keluarga yang

hilang, yang sejak itu pelayanan ini dikenal dengan nama Tracing & Mail­ ing Service. Dalam bidang kesehatan dengan mendirikan Rumah Sakit PMI Pulau Galang atas bantuan Pemerin­ tah Australia.

1 9 7 9

• Since the end o f 1975, the IRC had began renderring its humanitarian ser­ vices in the forms o f medical and relief assistance to the refugees of East Timor at the border between East and West Tim or. In July 1979, a joint-operation between the IRC and the ICRC was established under the agreement of

IRC hospital in Galang was donated by the Australian Government. The IRC services are financed by the U N H C R , the League and the ICRC. • Upon the influx o f the Vietnamese boat

people, Ihe Indonesian government has requested the IRC to facilitate the Vietnamese refugees in Galang island by providing 3 kind o f services: health, social welfare and tracing and mailing. the Indonesian Government

to hold the humanitarian services: food supply, m e­ dical treatment, family message and tracing service, repatriation and family reunion. Furthermore, in July 1982 another joint- operation between the IRC and Unicef was formed under the agreement of the Indonesian goverment to carry out particular pro­ grammes o f basic services

fo r mother, child and the family in 7 remote districts.

(19)

• Sejak th. 1975 s/d 1980 Palang Merah Swedia memberikan bantuan kepada PMI untuk mendirikan 25 Warehouse dan M ini W arehouse DPP yang tersebar di 25 PMI Daerah senilai 1 juta Swiss France. Kemudian dari th. 1980 - 1985 menyusul bantuan untuk Proyek Usaha Transfusi Darah dan Pendidikan.

• Keluar Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980 tanggal 19 April 1980 yang menentukan tentang batasan tugas dan wewenang PMI dalam hal pengadaan dan pengolahan darah serta penyampaian darah untuk suatu usaha pengobatan.

Ta h u n 1 9 8 2 .

• Tanggal 5 April Gunung Galunggung di Jawa Barat meletus. Beratus kali Gunung tsb memuntahkan lahar panasnya menyebabkan sekitar

7 9 8 0

• Since 1975 until 1980 the Swedish Red Cross presented aid valued 1 million Swiss francs to the IRC to build 25 warehouses and mini DPP warehouses throughout 2 5 branches. Further, in 1980 - 1985 the aid continued for the B lo o d T ra n sfu sio n Service and Education.

• A government regulation number 18, 1980 was issued on A p ril 1 9, 1980. It described the duties and rights of the IRC to manage the blood service. 1 9 8 2

• A p ril 5, Mount Galunggung in West Java erupted. 2 7 .0 0 0 persons around the area were evacuated. Tasikmala- ya, Ciamis and other branches of W est and Central Java including Jakarta activated 25.0 00 volunteers in turn to open 4 7 units o f public kitchen

Tahun 1980.

27.000 orang disekitarnya mengungsi

di daerah yang aman. PMI Cab. Tasikmalaya, Ciamis dan Cabang- cabang lainnya di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta mengerahkan 25.000 KSR/TSR secara bergantian membuka 47 unit Dapur Umum dan membuka pelayanan P3K. PMI Pusat membentuk Satgas Bantuan untuk mengkoordinir bantuan kepada

and first aid services. The IRC Head­ quarters established a task force to coordinate aids fo r 9 months and spent 1,5 billion rupiahs excluding the

para korban selama 9 bulan dengan mengeluarkan dana Rp. 1,5 milyar belum termasuk alat-alat Dapur Umum, obat-obatan, 200 tenda sum- bangan Unicef dan kendaraan. Dana tsb diperoleh PMI dari Liga Perhim- punan Palang Merah dan sumbangan masyarakat.

public kitchen kits, medicine, 200 tents donated by Unicef and vehicles. This fund was received from the League and the local contributors.

(20)

PMI menjadi tuan rumah perte- muan Joint W orking Group yang membahas rancangan revisi Statuta Palang Merah Internasional. Sekretaris Jenderal PMI saat itu bertindak se - bagai Ketua Sidang bersama seorang Wakil ICRC.

Ta h u n 1 9 8 5 .

• Tgl. 16 Desember, Gedung M B PMI di JI.Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta diresmikan oleh Presiden Rl setelah sebelum nya sempat mengalami beberapa kali pindah sejak terakhir berkantor di Jl. Abdul M uis No. 66. Hadir pada acara peresmian tersebut Presiden Liga Perhimpunan Palang Merah, M r. E. De La Mata yang juga menyampaikan Medali Henry Dunant kepada Presiden Rl dan Ibu Tien Soeharto atas jasa-jasa beliau mem- bantu PMI.

Tahun 1984.

7 9 8 4

• The IRC hosted a two - week meeting o f Joint W orking Group to discuss the draft o f the revision o f the Interna­ tional Red Cross Statute. The Secretary General o f the IRC acted as Chairman o f the meeting together with a representative o f the ICRC.

1 9 8 5

• On December 19, the IRC Headquar­ ters in Jalan Gatot Subroto 96, Jakar­ ta was officiated by the President of the Republic o f Indonesia. The Presi­ dent of the League of Red Cross and Red Crescent Societies , M r. Enrique de la Mata who was present at the oc­ casion also awarded Henry Dunant Medals to the President and the First Lady Mme. Suharto for their support to the IRC.

(21)

• Untuk pertama kalinya TM S PMI melaksanakan bantuan kunjungan keluarga dari RRC ke Indonesia berhubung tidak adanya hubungan diplomatik sejak tahun 1967 antar kedua negara tersebut Hingga awal 1990 ini sudah 13 orang dapat dibantu.

• Pada akhir tahun banjir besar melan- da 8 wilayah Propinsi di Sulawesi Selatan, 5 5 .5 1 3 rumah hancur, puluhan bangunan penting rusak berat, sawah tambak, dan ratusan ternak binasa. D itaksir kerugian sekitar Rp.72,5 milyar.

117 orang meninggal dan 60.000 Keluarga menderita akibat musibah tersebut. PMI mengerahkan tenaga KSR/PMR untuk membuka pos Dapur Umum selama 3 x 24 jam serta menyumbang bahan pangan, pakaian, obat-obatan, membarrtu evakuasi dan pelayanan kesehatan.

7

987

9 F o r the first time the IRC Tracing and Mailing Service assisted a family visit from Mainland China to Indonesia due to the absence o f diplomatic relations between the two countries since 1967. U n til early 1990, 13 person benefitted the visits.

• A t the end o f the year, flood destroyed 8 provinces in South Celebes. 55.5 13 houses, many important buildings, fields and thousands o f cattles were destroyed. The loss suffered was estimated 7 2 ,5 billion rupiahs. 117 persons died and 60.0 00 families were displaced. The IRC opened 7 2 hours service o f public kitchen and health service and carried out the evacuation.

Tahun 1987.

1988

• The 7th conference o f the Asean Red Cross and Red Crescent Societies was held in Jakarta.

• To support the DPP programme, the Central Executive Committee of the IRC launched the idea o f the IRC Social Engineering.

Ta h u n 1 9 8 8 .

• Berlangsung pertemuan Pengurus Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Negara Asean ke 7 di Jakarta.

• Untuk menunjang kesiap-siagaan PMI menghadapi bencana, Pengurus Pusat PMI mencetuskan gagasan Rekayasa Sosial PMI.

(22)

• Pada tanggal 8 September Presiden Rl m elalui Departemen So sia l menyerahkan bantuan uang sebesar Rp. 1 milyar untuk pembinaan kelan- caran Usaha Transfusi Darah. • Hingga saat ini, pelayanan PMI

dalam urusan transfusi darah tidak hanya terbatas pada kegiatan sum- bangan darah saja, melainkan juga beberapa kegiatan yang menunjang program tersebut. Kegiatan itu meliputi : Memproduksi Coombs Serum, Testsera, Bovine Albumin An­ ti D, Larutan infrus dan penaawet d a rah; mengusahakan darah golongan langka (kasus bocah Surip

Tahun 1989.

D O N O R D A R A H DARI T A H U N 1969-1989

B L O O D D O N O R 1 9 6 9 - 1 9 8 9 T A H U N D TD /PU TD D O N O R D O N O R

YEAR Blood Transfusion

Service Sukarela V O L U N TA R Y Pengganti S U B S T IT U T E Jumlah t o t a l 1969 10 6 .85 9 (24,3% ) 21.4 06 (75% ) 28.265 1989 123 479 .7 0 4 (83,94% ) 9 1 .7 7 8 (16,6% ) 571.483 1 9 8 9

• On September 8, President Suharto through the Social Department con­ tributed 1 billion rupiahs to help p ro ­ mote the Blood Transfusion Service. • The Blood Transfusion service of the

IRC expanded its activity with related p ro g ra m m e lik e : Prod uctio n o f Coombs S e ru m ,Te stse ra , Bovine Albumin anti D, Infus solution, blood

preservatives and the provision specific blood group. It coordinates ex­ patriate blood donors o f negative rhesus staying in Indonesia.

(23)

yang mempunya’i golongan " darah Para O'Bombay); Kegiatan rujukan untuk pemeriksaan golongan darah yang khusus (kasus kehamilan, golongan darah langka, kasus bayi tertukar dan juga ikut dalam tindakan operasi cangkok sum-sum tulang); Koordinator donor darah golongan rhesus negatif yang dimiliki oleh orang-orang asing (Eropa) yang ada di Indonesia.

Ta h u n 1 9 9 0 .

• Banjir bandang melanda wilayah Jawa Tengah bagian utara pada bulan Januari, 157 orang meninggal, 20 hilang dan 7.766 rumah terendam. PM I mengerahkan 7 0 0 orang KSR/PMR dan 8 tenaga dokter serta bantuan sandang pangan, obat- obatan dari masyarakat maupun PMI sendiri sebesar Rp. 3,43 juta. Bantuan Liga berupa uang sebesar Sw. Frs 25 ribu (Rp. 29 juta) diperuntukkan bagi anak-anak sekolah guna membeli alat-alat sekolah.

1 9 9 0

• In January, flood ran down the nor- then part o f Central Java. 157 persons died, 2 0 lost and 7 .76 6 houses ruin­ ed 700volunteers organized the relief assistance. The League donated 2 5 .0 0 0 Swiss francs to buy school necessities fo r the pupils.

• The eruption o f Mount Kelud in East Java early February caused 33 per­ sons died, 83 injured, 5 lost and

115.966 persons suffered. The IRC donated relief supplies worth 3 7 million rupia hs and cash o f 8 .5 8 3 .4 0 0 rupiahs.

(24)

• Letusan Gunung Kelud di Jawa Tim ur sekitar awal Februari juga telah menyebabkan 33 orang meninggal, 83 luka dan 5 orang hilang dan 115 .966 penduduk di sekitarnya menderita karenanya. PMI memban- tu sandang, pangan dan obat-obat- an senilai Rp. 37 juta dan sumbang- an uang sebesar Rp. 8.58 3.400 ,-. 9 Tgl. 12 Februari, Pengurus Pusat PMI

periode 1986/1990 mendapat kesem- patan untuk melakukan dengar pen- dapat umum dengan Komisi V III DPR- Rl yang membidangi Kesehatan, Sosial, Keluarga Berencana dan Urusan Peranan Wanita.

Hal serupa sudah pernah dilakukan 2 ka li pada periode -pe riod e sebelumnya.

• On February 12, the IRC Executive Committee of the current period had a chance to do the public hearing with the Indonesian Parliament, Commis­ sion V III on Health,Social, Family Plan­ ning and the Role o f Women. The sim ilar hearing has been held twice in the previous period.

(25)

A T T E M P T S T O P R O M O T E T H E IN D O N E S IA N R E D C R O S S A C T IV IT Y

2 . F ilm

UPAYA MEMASYARAKATKAN

2 . Film .

PALANG MERAH INDONESIA

Untuk memasyarakatkan PMI, telah ditempuh beberapa usaha :

1. Perangko Palang M erah.

Bekerjasama dengan Jawatan Pos atau Direktorat Jenderal Pos dan Teleko- munikasi Rl, PMI telah mengusahakan penerbitan perangko selama beberapa kali.

Tahun 1950 bertepatan dengan H U T PMI ke 5 semua sampul surat diberi cap stempel H U T PMI ke 5. Kemudian tahun 1965 terbit 6 seri perangko bertemakan Dinas Pemindahan Darah, tahun 1963 terbit 4 seri perangko bertemakan per- ingatan seabad Palang Merah, th. 1975 dan 1981 terbit perangko dengan tern- pat mengkampanyekan donor darah. Dan perangko diterbitkan adalah pada peringatan H U T ke 125 Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia pada tanggal 8 Mei 198.

Untuk mengkampanyekan donor darah, sebuah film semi-dokumenter berjudul Darah Ibuku dibuat pada th. 1975 atas pembiayaan dari para donatur dengan masa putar 90 menit. Film tersebut dibintangi antara lain artis terkemuka saat itu, yaitu : Amoroso Katamsi dan Yuni Arcan.

3 . B u le tin Palang M e ra h.

Suara PMI, W arta PMI, Berita PMI, Gema PM I, Info PMI dan lain sebagainya adalah sebagian media komunikasi PMI dalam bentuk Buletin yang diterbitkan oleh PMI Pusat, Daerah dan Cabang selain Buletin Transfusi Darah sebagai sarana penyebarluasan pengetahuaan kepalang merahan buat kalangan in­ tern PMI dan ekstern. Sampai saat ini sudah beredar 19 macam Bulentin Palang Merah.

4 . Poster. Leaflet, Ka lender, Buklet, Sticker d ll.

Beberapa Leaflet, Buklet, Poster, Sticker maupun Kalender yang diter­ bitkan PMI untuk memberikan infor- masi tentang kepalang merahan kepgda masyarakat umum.

7. R e d Cross Sta m p s

In cooperation with the Directorate General o f Post and Telecomunications, the Republic o f Indonesia, stamps have been published several times.

In 1950 on the 5th o f the Indonesian Red Cross Day, in 1965, 1971 & 1975 appeared 6 series on the theme o f blood transfusion. In 1963, and 1988 stamps on the theme o f a centennial and a hun­ dred twenty fifth anniversary.

A 90-minute semi-documentary film Darah Ibuku (M v M other's blood ) was produced in 1975 financed by donateurs and a visualization of the Indonesian Red

Cross activities in General was made available in the form o f video film.

17 S E P T . 1 9 4 5 - 17 S E P T . 1989

PALAHG MERAH INDONESIA TETAP BERKARYA DAN

TERUS BERKARYA MELAKSANAKAN TUBAS KEMANUSIAAN

SERTA BERPERAN AKTIF DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

(26)

5 . Forum K o m u n ik a si & Pam era n.

Sebagai media komunikasi telah diselenggarakan beberapa kali seminar, Ceramah atau Penataran Kepalang merahan bagi kelangan wartawan, mahasiswa atau masya- rakat umum dalam berbagai ke- giatan rutin atau acara momentum diantaranya Pekan Palang Merah 1988, Pameran Pembangunan, Kam- panye Palang Merah atau Per- ingatan H U T Palang Merah dan Iain-lain.

6 . SEarami Ra d io, Telleviisg & M edia M a ssa .

Secara periodik paa'a kegiatan-ke- giatan momentum atau rutin, PMI mengusahakan penyiaran kegiatan kegiatan kepalang merahan melalui siaran Radio misalnya, peliputan berita atau siaran program Radio tertentu, dan penayangan Televisi misalnya siaran peliputan berita atau

program tertentu, atau melalui koran dan majalah dalam peliputan berita dan pengisian Rubrik-rubrik tertentu.

7 . V id e o C a sse tte & C a sse tte Recorder.

Untuk menunjang program pema- syarakatan PMI disiapkan alat video

visual berupa video cassette tentang film kepalang merahan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggeris dan Cassette berisi lagu-lagu M a rs PM I dan lagu kepalang merahan lainnya yang dinyanyikan oleh A rtis penyanyi pop.

3 . R e d C ross B u lle tin

Suara PM I, W a rt a PM I, Berita PM I, Gem a P M I are parts o f the Indonesian Red Cross bulletin published by the Cen­ tra l Committee, regional and Branch beside the bulletin on Blood Transfusion.

4 . Po ste r, le a fle t, calendar, booklet, sticker, etc.

5 . Com m unication forum and E x h ib itio n

Seminars, lectures on Red Cross have been held with various participants such as, journalist, students o r public at large in any opportunity like Red Cross Week 88, Red Cross Anniversary,etc.

6 . Pro g ra m m e s on the media o f comm unication.

Attempts to broadcast the Indonesian Red Cross activities through the radio and television wether it is news o r par­ ticular programmes. Features o r special columns were published in the printed media.

7. Record

Tape records on Red Cross songs sung by popular singer'.

(27)

Lompiron: SE PP PMI No.

K E P E N G U R U S A N TIN G K A T C A 0 A N G

(28)

Lo m p ro n SE PP PMI No

(29)

S U S U N A N P E N G U R U S P U S A T P A L A N G M E R A H IN D O N E S IA 1 9 8 6 - 1 9 9 0 IN D O N E S IA N R E D C R O S S C E N T R A L E X E C U T IV E C O M M IT T E E 1 9 8 6 - 1 9 9 0 K E T U A U M U M C H A IR M A N : D r. H . Ibnu Sutowo K E T U A I VICE C H A IR M A N I : D r. H . Herman Soesilo, M PH K E T U A II VIC E C H A IR M A N II K E T U A III VICE C H A IR M A N I I I

: Soehanda Ijas, SH . (Aim) : D r. Soeyono Jahya, MPH

K E T U A IV

VICE C H A IR M A N IV : Prof. D r. W .P . Napitupulu K E T U A V

VICE C H A IR M A N V : Jusuf Ta lib , SH .

S E K R E T A R IS J E N D E R A L . Soetikno Loekitodisastro, BcHk. S E C R E TA R Y G E N E R A L A N G G O TA -A N G G O TA . M EM B ER S Dr. Soeryono. SKM . 2. Dr. Supriyanto 3. Pieter Damanik 4. Drs. Soedaryanto 5. Jahmoen Soedjono, BA. 6. Boedi Harsono, S H . M .I.L . 7. Drs. Toyiman Sidikpraw iro, MPA 8. N y. Dra. H .S . Lasahido

9. Prof. Dr. H . Kamal Mahmud, SH. 10. Kristofurus Sindhunatha, SH . 11. H . Muhammad Soedjono 12. H .M . Widarsadipradja 13. D rs. Jakob Oetama 14. Ibrahim Risyad 15. Ir. Ciputra 16. Pontjo Sutowo B E N D A H A R A TR E A S U R E R : D rs. J.A . Sereh T I M P E N Y U S U N B U K L E T E D I T O R IA L B O A R D P E N A S E H A T : 1. Soetikno Loekitodisastro, BcHk. A D V IS O R S 2 - D rs- Sudarjanto

3. Kepala Markas Besar PMI T IM P E N Y U S U N

E D IT O R S

: D r. Irna Susanti Hardiawan : Dra. M arlina Faridayati .S.

: Asw i Nugroho. BA : Rosita Saibi. BA D ra. M .L. Yuliani Zainuddin Fadillah Jootje Pangindahen

R & I L A T

1. Pada hoi. 7 kolom 2 boris 9 tertulis: Pada hari Senin tanggal 5 Juni 1950 Pemenntah Rl turvt menanda- tangani Konvensi Jenewa.

Seharusnya:

Poda hari Senin tanggal 5 Juni 1950 Pemerintoh R l menyatokon untuk mentoati seluruh Konvensi Jenewa, yang kelak diratifikasi pada tanggal 10 September 195 8 dan dimasukkan dabm Undang-undang no. 59 tahun

1958.

P .7 , 6tb p a ra .'

"O n M onday, June 5 , The Indonesian G overnm ent sig n ­ ed the Genewa C o n ve n tio n ." Sh o u ld bo ro a d : O n M onday, June 5 , 1950. The Indonesian G o v e rn m e n t stated to com ply w ith the G eneva C o n ve n tio n s, w h ic h w ere ra tifie d dated Septem ber 10th. 1958 u n d e r it s A c t no . 5 9 , 1958.

2. Pada sampul belakang, bagian dalam tortulis

T IM P E N Y U S U N BUKLET Penasehat:

1. Soetikno Loekitodisastro, BcHk. 2. D rs Sudarjanto

3. Kepala Markas Besar PMI

seharusnya:

(30)

MARKAS BESAR PALANG MERAH INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang disusun oleh guru IPA SMP Negeri Mataram sudah memuat hal-hal yang berkaitan dengan

Disaat penggunaan flash tidak memungkinkan (karena serangga yang akan kita foto akan lari menjauh) maka untuk mendapatkan eksposure yang baik antara bukaan

Dimensi Daya Tanggap, didapatkan bilangan real sebesar 7,5 yaitu merupakan keanggotaan dari domain himpunan bilangan fuzzy puas [6 8] yang artinya variabel tingkat

Dokumen Maklumat Program Pengajian (berserta lampiran) disediakan secara bona fide sebagai panduan umum kepada pihak yang berkepentingan dengan peluang melanjutkan pengajian tinggi

Hasil penelitian huungan antara sosiodemografi dan kondisi lingkungan terhadap keberadaan jentik di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak menunjukkan bahwa variabel yang

Kesimpulan penelitian ini adalah morfometri organ reproduksi kuda gayo betina lebih kecil dibanding kuda lain, dengan bentuk ovarium yang lebih dinamis dan adanya perubahan

2.5 Pengaruh Pajanan Debu Kayu Terhadap Kerja Mukosiliar Hidung Bekerja dalam lingkungan yang dipenuhi oleh debu kayu menyebabkan terhirupnya debu ke saluran nafas

Berdaarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam sistem ekonomi Islam, penimbunan barang yaitu membeli suatu barang dalam jumlah besar, agar