• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa di Sekolah Dasar Alam al–Ghifari Blitar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa di Sekolah Dasar Alam al–Ghifari Blitar"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ALAM AL- GHIFARI BLITAR. SKRIPSI Oleh: Arifatul Nur Aini NIM: 10140020. PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG SEPTEMBER, 2014. i.

(2) PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ALAM AL- GHIFARI BLITAR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (S.PdI) Oleh: Arifatul Nur Aini NIM: 10140020. PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG SEPTEMBER, 2014. ii.

(3) iii.

(4) iv.

(5) HALAMAN PERSEMBAHAN Al– hamdulillah, segala puji syukur dan terimakasihku kepada Allah yang telah memberikan aku kebahagian dengan memberikan orang- orang yang selalu ada disampingku dan menyayangiku. Karyaku ini ku persembahkan untuk orang- orang yang selalu hidup dijiwaku Ayah tercinta (Abdullah Saiful) dan Bunda tersayang (Mutmainnah) yang tanpa kenal lelah memberikan kasih sayang, motivasi serta dukungan baik moral, material maupun spiritual demi keberhasilan putrimu dalam mewujudkan cita- cita dan mencapai Ridho- Nya. Kalianlah orang pertama yang melekat di hati ananda. Semoga kalian masuk dalam golongan orang- orang yang dirindukan setiap anak manusia, dan amal kalian diterima oleh Allah serta menjadi ahli surga. Amin Ya Ilaihal Alamin…. Kakak- kakak yang tersayang (Fitri Rusmawati, Luciana Faritza, dan Anita Ratna Sari) semoga cahaya ilmu, hikmah dan irfani menjadi pelita yang menerangi setiap perjalaanan kalian dimasa depan. Guru- guru ananda yang telah menjadi obor penerang jejak langkah ananda “Jasamu tidak akan pernah terlupakan” tanpa kehadiran beliau semua ananda tidak akan tahu kemana kaki ini harus melangkah menapaki dunia ini. Sahabat- sahabatku yang telah mengenal aku pada makna perjalanan panjang kehidupan ini melalui ungkapan- ungkapan bijaknya yang mengenalkan lagu- lagu keberanian dihatiku dan yang kemudian dengan penuh kasih menyanyikan lagulagu itu saatku berkecil hati. Dan juga tak terlupakan kepada Mas Khoirul yang sudah memberi penyemangat kepada saya, ketika saya lemah dalam mengerjakan, karena dengan dukungan Mas Khoirul saya berusaha bangkit untuk menyelesaikan tugas akhir saya ini dengan semangat.. v.

(6) HALAMAN MOTTO.              .    . “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya .(QS. Al- Israa’: 36)”1. 1. Departemen Agama RI, Mushaf Aisyah (Al- Qur’an dan Terjemahan Untuk Wanita) (Jakarta: Hilal, 2010), hlm. 285. vi.

(7) vii vii.

(8) viii viii.

(9) KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan mudah dan lancar. Harapan penulis dengan adanya penelitian skripsi ini agar memberikan suatu wawasan yang baru dalam dunia pendidikan di Indonesia umumnya dan para pembaca dari mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya. Serta sebagai prasyarat untuk memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Ucapan terima kasih saya tidak terlepas pada seluruh pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini, maka dengan segala hormat penulis haturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2. Dr. H. Nur Ali, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Dr. Muhammad Walid, MA selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sekaligus dosen pembimbing yang telah ikhlas dan rela memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. ix.

(10) 4. Asep Yanto, Spd.T selaku Kepala Sekolah SD Alam Al- Ghifari Blitar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di lembaga yang dipimpin. 5. Untuk teman- teman seperjuanganku “Angkatan 2010” terutama pada jurusan PGMI kelas A yang selalu memotivasi dan menyemangatiku dalam penyelesaian skripsi ini, semoga keikhlasan do’a dan bantuan kalian semua dibalas oleh Allah. 6. Untuk terakhir kalinya kepada segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, secara keseluruhan yang ikhlas dan rela membantu selama proses pembuatan skripsi. Tiada gading yang tak retak, Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin. Malang, 9 September 2014. Penulis. x.

(11) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan trasliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman trasliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no.158 tahun 1987 dan no.0543 b/U/1987 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: A. Huruf ‫ا‬. A. ‫ز‬. z. ‫ق‬. Q. ‫ب‬. B. ‫س‬. s. ‫ك‬. K. ‫ت‬. T. ‫ش‬. sy. ‫ل‬. L. ‫ث‬. Ts. ‫ص‬. sh. ‫م‬. M. ‫ج‬. J. ‫ض‬. dl. ‫ن‬. N. ‫ح‬. H. ‫ط‬. th. ‫و‬. W. ‫خ‬. Kh. ‫ظ‬. zh. ‫ه‬. H. ‫د‬. D. ‫ع‬. ‘. ‫ء‬. ,. ‫ذ‬. Dz. ‫غ‬. gh. ‫ي‬. Y. ‫ر‬. R. ‫ف‬. f. B. Vokal Panjang Vocal (a) Long = â Vocal (i) Long = î Vocal (u) Long = û. C. Vocal Diftong. xi. ْ‫َأو‬. =. Aw. ْ‫أَي‬. =. Ay. ْ‫ُأو‬. =. Û. ْ‫إِي‬. =. Î.

(12) DAFTAR ISI COVER DEPAN. i. HALAMAN JUDUL. ii. HALAMAN PERSETUJUAN. iii. HALAMAN PENGESAHAN. iv. HALAMAN PERSEMBAHAN. v. HALAMAN MOTTO. vi. HALAMAN NOTA DINAS BIMBINGAN. vii. HALAMAN PERNYATAAN. viii. KATA PENGANTAR. ix. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN. xi. DAFTAR TABEL. xii. DAFTAR BAGAN. xiii. DAFTAR GRAFIK. xiv. DAFTAR LAMPIRAN. xv. DAFTAR ISI. xvi. ABSTRAK INDONESIA. xx. ABSTRAK INGGRIS. xxi. ABSTRAK ARAB. xxii. BAB I : PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang Masalah. 1. B. Rumusan Masalah. 9. C. Tujuan Penelitian. 10. D. Manfaat Penelitian. 10. E. Hipotesis. 11. F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian. 12. G. Orisinalitas Penelitian. 13. H. Definisi Operasional. 16. I. Sistematika Pembahasan. 19. BAB II : KAJIAN TEORI. 21. xii.

(13) A. Kajian Pembelajaran Tematik. 21. 1. Landasan Pembelajaran Tematik. 24. 2. Arti Penting Pembelajaran Tematik. 29. 3. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik. 36. 4. Karakteristik Pembelajaran Tematik. 39. 5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik. 43. B. Kreativitas Guru 1. Pengertian Kreativitas Guru. 44. 2. Falsafah Belajar Kreatif. 47. 3. Ciri- ciri Guru Kreatif. 48. 4. Kemampuan yang Harus Dimiliki Seorang Guru Kreatif. 50. C. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar. 52. 2. Ciri- ciri Belajar. 53. 3. Prinsip- prinsip Belajar. 54. 4. Hakikat Hasil Belajar. 54. D. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman. 57. 2. Tolak Ukur Untuk Mengetahui Pemahaman Siswa. 58. 3. Faktor Pemahaman Belajar Siswa. 59. 4. Langkah- langkah Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa. 62. E. Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Pemahaman Belajar. 66. BAB III : METODE PENELITIAN. 68. A. Lokasi Penelitian. 68. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 68. C. Data dan Sumber Data. 70. D. Populasi dan Sampel. 72. E. Instrumen Penelitian. 74. F. Teknik Pengumpulan Data. 79. xiii.

(14) G. Analisis Data. 82. 1. Uji Instrumen. 82. a. Uji Validitas. 83. b. Uji Realibilitas. 86. 2. Regresi Linear Sederhana. 87. 3. Koefisien Determinasi. 88. BAB IV : HASIL PENELITIAN. 89. A. Paparan Data 1. Profil Sekolah. 89. 2. Sejarah SD Alam Al- Ghifari Blitar. 90. 3. Visi dan Misi SD Alam Al- Ghifari Blitar. 93. 4. Tujuan SD Alam Al- Ghifari Blitar. 94. 5. Struktur Organisasi. 94. 6. Keadaan Tenaga Personalia Sekolah. 95. 7. Data Siswa SD Alam Al- Ghifari Blitar. 95. 8. Sarana dan Prasarana SD Alam Al- Ghifari Blitar. 97. B. Deskripsi Penelitian 1. Karakteristik Responden. 99. 2. Deskripsi Variabel Kreativitas Guru. 100. 3. Pemahaman Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik. 101. 4. Pengaruh Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Pemahaman Belajar Siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. 103. a. Analisis Regresi Linier Sederhana. 103. b. Pengujian Hipotesis (Uji T). 104. c. Koefisien Determinasi (R2). 105. BAB V : PEMBAHASAN. 106. A. Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Tematik di SD Alam Al- Ghifari Blitar. 106. B. Analisis Pemahaman Belajar Siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar 110. xiv.

(15) C. Pengaruh Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa. 112. BAB VI : PENUTUP. 117. A. Kesimpulan. 117. B. Saran. 118. DAFTAR RUJUKAN. 120. LAMPIRAN -LAMPIRAN. xv.

(16) DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian. 16. 2. Tabel 3.1 Daftar Variabel, Indikator, Deskriptor dan Item Pernyataan 75 3. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel X. 85. 4. Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas. 87. 5. Tabel 4.1 Data Guru dan Karyawan. 95. 6. Tabel 4.2 Data Siswa. 97. 7. Tabel 4.3 Gedung dan Ruang. 98. 8. Tabel 4.4 Sarana Pendidikan. 98. 9. Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden. 99. 10. Tabel 4.6 Analisis Angket Kreativitas Guru. 101. 11. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan. 102. 12. Tabel 4.8 Analisis Regresi Linear Sederhana. 104. 13. Tabel 4.9 Koefisien Determinasi. 105. xvi.

(17) DAFTAR BAGAN 1. BAGAN 3.1 Rancangan Penelitian. 70. xvii.

(18) DAFTAR GRAFIK 2. GRAFIK 4.1 Jenis Kelamin Responden. 100. 3. GRAFIK 4.2 Analisis Hasil Angket. 101. xviii.

(19) DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Struktur Organisasi .................................................................1 2. Lampiran II : Surat Izin Penelitian dari Fakultas .........................................2 3. Lampiran III : Surat Keterangan Penelitian .................................................3 4. Lampiran IV : Bukti Konsultasi ...................................................................4 5. Lampiran V : Angket ....................................................................................5 6. Lampiran VI : Dokumentasi Penelitian........................................................11 7. Lampiran VII : Hasil Analisis Butir Angket ................................................13 8. Lampiran VIII : Uji Validitas.......................................................................15 9. Lampiran IX : Uji Reliabilitas......................................................................17 10. Lampiran X : Uji Korelasi ...........................................................................18 11. Lampiran XI : Analisis Regresi ...................................................................19 12. Lampiran XII : Nilai Ulangan Harian ..........................................................24 13. Lampiran XIII : Biodata Penulis ..................................................................27. xix.

(20) ABSTRAK Aini, Nur, Arifatul. 2014. Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Pemahaman Belajar Siswa di Sekolah Dasar Alam Al – Ghifari Blitar. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.Pembimbing: Dr. Muhammad Walid, MA Kreativitas Guru merupakan proses menantang ide- ide dan cara- cara melakukan hal- hal yang sudah diterima untuk menemukan solusi- solusi atau konsep- konsep baru. Pemahaman Belajar Siswa merupakan satu tujuan pengajaran yang penting untuk membantu murid memahami konsep utama dalam suatu objek. Pemahaman akan berkembang apabila guru dapat membantu murid untuk mengeksplorasikan topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Alam Al- Ghifari Blitar dengan objek penelitian yaitu semua siswa Kelas III yang berjumlah 40 siswa. Adapun tujuan dilakukanya penelitian ini adalah mendeskripsikan: 1) untuk menjelaskan seberapa besar kreativitas guru di SD Alam Al- Ghifari Blitar, 2) Untuk menjelaskan seberapa besar pemahaman belajar siswa di SD Alam AlGhifari Blitar, 3) Untuk menjelaskan besarnya pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. Teknik analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa (1) tingkat kreativitas guru dalam pembelajaran tematik membuktikan bahwa kreativitas guru sangat tinggi dengan jumlah prosentase 42,12%. (2) Tingkat pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar dapat diketahui bahwa pemahaman belajar siswa tinggi dengan prosentase sebesar 40%. (3) terdapat pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa. Dari uji regresi linier sederhana yang telah dilakukan dapat diketahui dari jumlah konstanta sebesar 25, 416 dan koefisien regresi sebesar 0,684. Sehingga dapat menghasilkan persamaan garis Y= 25,416 + 0,684 X. konstanta sebesar 25,416. Berdasarkan pengujian Hipotesis (Uji T) yang telah dilakukan diketahui bahwa thitung 4,723 > ttabel 2,024, ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,atau bahwa ada pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa. Berdasarkan dari koefisien determinasi (R2) yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,370. Arti dari koefisien ini adalah bahwa sumbangan relative yang diberikan oleh variabel X terhadap Y adalah sebesar 37% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Kata Kunci: Kreativitas Guru, Pemahaman Belajar Siswa. xx.

(21) ABSTRACT Aini, Nur, Arifatul. 2014. The influence of teacher’ creativity in thematic learning toward students’ comprehension at SD Alam Al Ghifari Blitar. Thesis, primary education Departmenty Teacher Training and Education Faculty, Malang Islamic State University Maulana Malik Ibrahim. Cosultant : Dr. Muhammad Walid, MA Teachers’ creativity is a challenging process for teaching ideas and methods to find new concept in teaching. Students’ comprehension is the essential goal in facilitating students to understand the main concept of an object. The students’ comprehension will evolve if teachers are able to help students in exploring the topic deeply and giving appropriate and interesting example. The study was done at Sekolah Dasar Alam Al- Ghifari Blitar. Subjects of the study were 40 studens of the third grade. The significant of the study are finding out : 1) for the explain how much creativity in elementary school teacher Alam Al-Ghifari Blitar, 2) the students’ comprehension at SD Alam Al-Ghifari. 3) the influence of teachers’ creativity in thematic teaching toward students’ comprehension at SD Alam Al- Ghifari. The study was conducted quantitatively by implementing correlation design. It is a design which aims to find the correlation between two variables or more. Based on the research result, (1) the level of creativity of teachers in thematic learning teacher proves that creativity is very high with the amount of 42.12% percent. (2) The level of understanding student learning in elementary Alam Al-Ghifari Blitar is known that a high understanding of student learning with a percentage of 40%. (3) there is the influence of teachers' creativity in thematic learning to understanding student learning. The simple linear regression test reveals the number of constants for 25,416 and regression coefficient for 0,684. Thus, it results equation of line Y= 25,416 + 0,684 X with constants for 25,416. Based on the T- test which had been done, it was found that Pvalue 4,723 > tvalue 2,024. This shows that H0 is rejected and Ha is accepted, in other word teachers’ creativity in thematic learning gives effect to the students’ comprehension. Based on the coefficient of determination which had been done, it was found that R2 was 0,370. It means that the relative contribution which was given by variable X to variable Y was 37%, while the rest was influenced by other variables. Keywords : Teachers’ creativity, Students’ comprehension. xxi.

(22) ‫ﻣﺴﺘﺨﻠﺺ اﻟﺒﺤﺚ‬ ‫ﻋﯿﻦ ﻧﻮر ﻋﺎرﻓﺔ‪ .٢٠١٤ .‬أﺛﺮ اﺑﺘﻜﺎر اﻟﻤﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﯿﻢ ﻣﻮﺿﻮﻋﻰ ﻋﻠﻰ ﻓﮭﻢ‬ ‫اﻟﻄﻠﺒﺔ ﻓﻲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﻤﯿﺔ اﻟﻐﻔﺎرى اﻻﺑﺘﺪاﺋﯿﺔ ﺑﺒﻠﯿﺘﺎر‪ .‬ﺑﺤﺚ اﻟﻌﻠﻤﻰ‪ ،‬ﺷﻌﺒﺔ‬ ‫اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ واﻟﻤﻌﻠﻢ اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻻﺑﺘﺪاﺋﯿﺔ‪ ،‬ﻛﻠﯿﺔ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ و اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ‪ ،‬ﺟﺎﻣﻌﺔ ﻣﻮﻻﻧﺎ‬ ‫ﻣﺎﻟﻚ اﺑﺮاھﯿﻢ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﯿﺔ ﻣﺎﻻﻧﻖ‪ .‬اﻟﻤﺸﺮف‪:‬اﻟﺪﻛﺘﻮر ﻣﺤﻤﺪ واﻟﺪ‬ ‫اﺑﺘﻜﺎر اﻟﻤﻌﻠﻢ ﻋﻤﻠﯿﺔ ﯾﺘﺤﺪ ى ا اﻵراء واﻟﻄﺮق اﻟﻤﻘﺒﻮﻟﺔ ﻟﻠﻔﻜﺮة‬ ‫اﻟﺠﺪﯾﺪة‪ .‬ﺗﻔﺎھﻢ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻠﺒﺔ ﻣﻦ أھﻤﯿﺔ أﻏﺮاض اﻟﺘﻌﻠﯿﻢ ﻟﻤﺴﺎﻋﺪة اﻟﻄﻠﺒﺔ ﻓﻲ‬ ‫ﺗﻔﮭﯿﻢ اﻟﻔﻜﺮة‪.‬ﺗﺘﻄﻮر اﻟﺘﻔﺎھﻢ إذا ﺳﺎﻋﺪ اﻟﻤﺘﻌﻠﻢ ﻓﻰ اﻛﺘﺸﺎف اﻟﻤﻮﺿﻮع و‬ ‫اﻋﻄﺎء اﻟﻤﺜﺎل اﻟﻤﺠﺬﺑﺔ‪.‬‬ ‫ھﺬ اﻟﺒﺤﺚ ﻗﺎم ﻓﻲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻐﻔﺎرى اﻻﺑﺘﺪاﺋﯿﺔ ﺑﻠﯿﺘﺎر و ﻣﺠﺘﻤﻊ‬ ‫اﻟﺒﺤﺚ ‪ ٤٠‬اﻟﻄﻠﺒﺔ اﻟﻔﺼﻞ اﻟﺜﺎﻟﺚ‪ .‬أھﺪاف اﻟﺒﺤﺚ ﻣﻨﮭﺎ ‪ (١ :‬ﻟﺸﺮح‬ ‫ﻣﺎاﻻﺑﺘﻜﺎر اﻟﻤﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻟﻌﺎﻟﯿﺔ اﻟﻐﻔﺎرى اﻻﺑﺘﺪاﺋﯿﺔﺑﻠﯿﺘﺎر‪ (٢ .‬ﻛﯿﻒ‬ ‫ﺑﯿﻦ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻠﺒﺔ ﻓﻲ ﻣﺪرﺳﺔ اﻻﺑﺘﺪاﺋﯿﺔ اﻟﻌﺎﻟﻢ اﻟﻐﻔﺎرى ﺑﻠﯿﺘﺎر‪ (٣ .‬ﻣﺎ ﻓﻌﺎﻟﯿﺔ‬ ‫أﺛﺮاﻻﺑﺘﻜﺎرﻓﻲ ﺗﻌﻠﯿﻢ اﻟﻤﻮﺿﻮﻋﻰ ﻓﻲ ﺗﻔﮭﯿﻢ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻠﺒﺔ‪.‬‬ ‫وﻣﻨﮭﺞ اﻟﺒﺤﺚ ﺑﻤﺪﺧﻞ اﻟﻜﻤﻰ و ﻧﻮع ﺑﺤﺚ اﻻرﺗﺒﺎط ﺑﺤﺚ ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ‬ ‫اﻟﻌﻼﻗﺔ ﺑﯿﻦ ﻣﺘﻐﯿﺮﺗﺎن وﻣﺘﻐﯿﺮة اﻻﺧﺮى‪.‬‬ ‫ﻧﺘﺎﺋﺞ ھﺬا اﻟﺒﺤﺚ آن ﺗﺘﺨﻠﺺ ﻓﯿﻤﺎ ﯾﺄﺗﻰ ﻣﻨﮭﺎ ‪ (١ :‬ﻣﺴﺘﻮى اﻹﺑﺪاع‬ ‫اﻟﻤﻌﻠﻤﯿﻦ ﻓﻲ ﻣﻮاﺿﯿﻌﻲ اﻟﻤﻌﻠﻢ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﯾﺜﺒﺖ أن اﻹﺑﺪاع ﻣﺮﺗﻔﻊ ﺟﺪا ﻣﻊ‬ ‫ﻛﻤﯿﺔ ﻣﻦ ‪ ١٢,٤٢‬ﻓﻲ اﻟﻤﺌﺔ‪ (٢ .‬ﯾﻌﺮف ﻣﺴﺘﻮى ﻓﮭﻢ اﻟﻄﻼب اﻟﺘﻌﻠﻢ ﻓﻲ‬ ‫ﻋﻠﻢ اﻻﺑﺘﺪاﺋﯿﺔ آل اﻟﻐﻔﺎري ﺑﻠﯿﺘﺎر أن اﻟﻔﮭﻢ ﻋﺎل ﻣﻦ اﻟﻄﻼب ﯾﺘﻌﻠﻤﻮن ﺑﻨﺴﺒﺔ‬ ‫‪ ٤٠‬ﻓﻲ اﻟﻤﺌﺔ‪ (٣ .‬ھﻨﺎك ﺗﺄﺛﯿﺮ ﻟﻺﺑﺪاع اﻟﻤﻌﻠﻤﯿﻦ ﻓﻲ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻤﻮﺿﻮﻋﻲ‬ ‫و وﻣﻌﺎﻣﻞ اﻧﺤﺪار ‪25,416‬ﻟﻔﮭﻢ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﻄﻼب‪ .‬ﻣﻦ ﺗﺠﺮﺑﺔ اﻧﺪار ﺧﻄﻰ‬ ‫‪ Y= 25,416+0,684 X .‬وﺣﺼﻞ ﻋﻠﻰ ﺗﺴﻮﯾﺔ اﻟﺨﻂ ‪0,684‬‬ ‫‪ thitung‬ﯾﻌﺮف أن‪ .(uji T‬ﻣﻦ ﺗﺠﺮﺑﺔ ﻓﺮض )‪25,416‬اﻟﺜﺎﺑﺖ‬ ‫ﻣﻘﺒﻮل‪ ،‬أو أن أﺛﺮ ‪Ha‬ﻣﺮدود و ‪ H0‬ﯾﺪل ﻋﻠﻰ ‪4,723>ttabel 2,024,‬‬ ‫اﺑﺘﻜﺎر اﻟﻤﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﺗﻌﻠﯿﻢ ﻣﻮﺿﻮﻋﻰ ﺑﺘﻔﺎھﻢ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻄﻠﺒﺔ‪ .‬ﺑﻨﺎء ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺎﻣﻞ‬ ‫‪ .‬واﻟﻤﻘﺼﻮد ﻣﻦ ‪0,370‬ھﻲ ‪ (R2‬أن ﻧﺘﯿﺠﺔ ﻣﻌﺎﻣﻞ اﻟﺘﺤﺪﯾﺪ )‪(R2‬اﻟﺘﺤﺪﯾﺪ )‬ ‫واﻟﺒﺎﻗﻰ ‪37%‬ھﻲ‪Y‬إﻟﻰ ‪ X‬ھﺬ اﻟﻤﻌﺎﻣﻞ أن ﻣﺴﺎﻋﺪة اﻟﻨﺴﺒﻰ ﻣﻦ ﻣﺘﻐﯿﺮة‬ ‫ﺗﺆﺛﺮ ﺑﻤﺘﻐﯿﺮة اﻻﺧﺮى‪.‬‬ ‫‪xxii‬‬.

(23) ‫اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻷﺳﺎﺳﯿﺔ‪ :‬اﺑﺘﻜﺎر اﻟﻤﻌﻠﻢ ‪ ,‬وﻓﮭﻢ اﻟﻄﻠﺒﺔ‬. ‫‪xxiii‬‬.

(24) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. kehidupan. bangsa1.. Hal. ini. bertujuan. untuk. mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.Pendidikan harus menyentuh. potensi. nurani. maupun. potensi. kompetensi. peserta. didik.Dalam hal ini mengandung konsekuensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan pendidikan formal (sekolah / madrasah) untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu terus-menerus dilakukan, diselaraskan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha/ dunia industri,. 1. Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1.

(25) 2. perkembangan dunia kerja, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.2 Menurut Piaget setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut skhemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi, yaitu menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran anak. Sedangkan akomodasi merupakan proses pemanfaatan konsep-konsep dalam pikirannya untuk menafsirkan objek yang dilihatnya.3 Pada hakekatnya anak pada usia Sekolah Dasar (7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia ini anak mulai memandang dunia secara objektif, anak mulai berfikir secara operasional, anak dapat memahami konsep substansi panjang, lebar, luas, tinggi, rendah,. ringan,. dan. berat.. Sehingga. dapat. disimpulkan. bahwa. kecenderungan belajar anak usia Sekolah Dasar memiliki tiga ciri yaitu: konkret, integratif, hirarkis.4 Dalam hal ini konkret mengandung makna proses belajar berawal dari hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak-atik. Sehingga pembelajaran akan lebih mengena jika dengan sistem pembelajaran siswa dihadapkan langsung dengan keadaan yang sebenarnya (nyata). Integratif merupakan sesuatu yang dipelajari merupakan suatu keutuhan dan terpadu. Keterpaduan konsep tidak dipilah2. Trianto, Pengembangan Model PembelajaranTematik (Jakarta : Prestasi Pustaka Publiser, 2011),hlm. 1-2 3 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru , (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 251 4 Ibid., hlm.251.

(26) 3. pilah dalam berbagai disiplin ilmu, tetapi dikait-kaitkan menjadi pengalaman belajar yang bermakna, karena cara berfikir secara deduktif yaitu dari hal umum ke bagian bagian yang sudah di integrasikan. Hierarkis adalah berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana sampai pada hal-hal yang lebih kompleks. Dalam Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa, standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan. diselenggarakan secara. interaksi, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi anak didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak. Seiring dengan adanya standar Nasional Pendidikan tersebut, maka pemerintah mengadakan sistem pembelajaran yang mudah untuk di capai anak didik, yaitu dengan di adakanya pembelajaran tematik.5 Pembelajaran tematik berangkat dari pemikiran filosofis tertentu yang menekankan pada pembentukan kreativitas anak didik dengan pemberian aktivitas yang didapat dari pengalaman langsung melalui lingkungannya yang natural. Masing-masing anak didik mempunyai potensi dan motivasi yang unik dan khas yang perlu dikembangkan sedemikian rupa dengan tetap memperhatikan karakteristik, keunikan dan. 5. Trianto, M. Pd., Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2009), hlm. 66.

(27) 4. kekhasanya.6 Pembelajaran tematik berangkat pada tiga landasan yaitu landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan yuridis. Pada mulanya, kemunculan pembelajaran tematik sangat dipeng aruhi oleh tiga aliran filsafat raksasa yang cukup dominan dalam dunia pendidikan,. yaitu:. Konstruktivisme,. progresivisme,. dan. humanisme.7Aliran konstruktivisme memandang bahwa pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema kontekstual. Dalam konsepsi progresivisme setiap pembelajaran akan selalu menghadap peserta didik pada berbagai problematika yang membutuhkan penyelesaian. Sementara itu aliran humanisme lebih memandang peserta didik sebagai pribadi yang memiliki keunikan, potensi dan motivasi yang berbeda antara satu dengan yang lain.8 Tematik adalah Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman ke peserta didik. Dalam pembahasan tema itu dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, Tema “Air” dalam tema ini maka dapat ditinjau dari beberapa mata pelajaran yang lain, seperti pelajaran Agama Islam, Pelajaran IPA, Pelajaran IPS, Pelajaran Bahasa Indonesia, dari semua mata pelajaran itu di jadikan menjadi satu tema.9 Peneliti ini telah observasi sementara di SD Alam Al Ghifari Blitar, di dalam SD Alam Al Ghifari ini peneliti menemukan sebuah 6. Ibid., hlm. 101 Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm. 1 8 Ibid., hlm. 2 9 Trianto, M. Pd. Op. Cit, Hlm. 78 7.

(28) 5. sistem pembelajaran yang mengikuti sebuah zaman, atau eraglobalisasi. Dengan mengikuti pengembangan pendidikan maka di SD Alam Al Ghifari ini menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran. Tematik.. Dengan. pembelajaran. tematik. ini. maka. pembelajaran itu hanya menentukan sebuah Tema yang akan di ajarkan kepada peserta didik. Pada proses pembeljaran ini guru diharuskan untuk mempunyai kreativitas yang tinggi. Kreativitas adalah proses menantang ide-ide dan cara-cara melakukan hal-hal yang sudah diterima untuk menemukan solusi-solusi atau konsep-konsep baru.10 Menjadi kreatif berarti melihat ide-ide atau objek dalam konteks yang berbeda, dengan mengenai potensi mereka untuk digunakan dengan cara berbeda atau dengan mengemukakan ide-ide yang sebelumnya tak berhubungan satu sama lain, yang bersama-sama menciptakan sesuatu yang sepenuhnya baru. Menurut M. Ayi Fahmi Karim, sehebat-hebatnya kurikulum, gurulah yang banyak mewarnai proses pembelajaran.11 Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam ciri-ciri aptitude maupun non-aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Guru yang kreatif artinya guru yang memiliki. 10. George P. Boulden, Mengembangkan Kreativitas Anda, ( Jogjakarta : Dolphin Books, 2006), hlm. 10 11 Jamal Ma’mur Asmani, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan Dan Profesional, ( Jogjakarta : Power Books (INDAH), 2009), hlm. 178.

(29) 6. daya cipta, misalnya dalam menyiapkan metode, perangkat, media, dan muatan materi pembelajaran.12 Kreativitas ini sangatlah perlu untuk seorang guru, karena untuk mengembangkan suatu kreativitas guru. Apabila guru kreatif, maka dalam proses pembelajaran itu sangat mudah untuk di pahami. Dengan mempunyai pemahaman dalam belajar, maka hasil belajar siswa itu sangatlah bagus. Karena Pemahaman yaitu mengerti benar tentang sesuatu hal, seperti pemahaman dalam belajar. Menurut Neila Ramdhani kreativitas guru akan menjadi lebih kreatif apabila guru dalam memilih metode yang sederhana namun menarik materi pelajaran yang di ajarkan dengan kreativitas guru maka pelajaran yang di sampaikan akan mudah di pahami oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran agar anak itu tidak merasa bosan. Guru. kreatif. mengajarkan. materi. kepada. peserta didik. dengan. menggunakan metode menarik, maka siswa akan cepat paham dengan apa yang disampaikan oleh guru.13 Pemahaman. konseptual. adalah. sebuah. aspek. kunci. dari. pembelajaran. Salah satu tujuan pengajaran yang penting adalah membantu murid untuk memahami konsep utama dalam suatu subjek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah. Pemahaman akan berkembang. 12. apabila. guru. dapat. membantu. murid. Ibid., hlm. 179 Neila Ramdhani, Menjadi Guru Inspiratif, (Jakarta : Naturatama, 2012), hlm. 133. 13. untuk.

(30) 7. mengeksplorasikan topik secara mendalam dan memberi mereka contoh yang tepat dan menarik.14 Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.15 Menurut Hilgrad dan Bower, belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study, 2) to fix in the mind oe memory, memorize, 3) to acquire trough experiencer, 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.16 Hasil belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan ”belajar”. Antara kata ”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang berbeda. ”prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan 14. John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 351 15 Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jogjakarta : ArRuzz Media , 2007), hlm. 13 16 Ibid., hlm 13.

(31) 8. optimesme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja.17 Dalam proses pembelajaran tematik ini guru dituntut untuk mempunyai kreativitas yang tinggi. Dengan mempunyai kreativitas yang tingi guru itu akan mudah memahamkan peserta didik dalam proses pembelajaranya. Pembelajaran tematik ini adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman ke peserta didik. Pembelajaran tematik dengan kreativitas guru yang tinggi itu akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Karena setiap lembaga pendidikan pasti menginginkan peserta didik untuk mendapatkan nilai yang standar atau KKM kelulusan yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan itu sendiri. Dalam pengamatan peneliti ketika melakukan observasi di SD Alam Al- Ghifari Blitar sistem pembelajaran yang ada di sekolah itu sudah menggunakan pembelajaran tematik. Bu Erna selaku guru di SD Alam AlGhifari ini menjelaskan bahwa proses pembelajaran yang telah diterapkan dari kelas I sampai kelas III itu menggunakan pembelajaran Tematik. Dengan menggunakan pembelajaran Tematik guru dituntut untuk mempunyai kreativitas yang tinggi. Pada saat peneliti melakukan penelitian di SD Alam Al Ghifari Blitar, sekolahan ini hanya menerapkan tiga model pembelajaran yaitu, KTSP, Tematik, TANDUR (Tanamkan, Alami, Namai, Demonstrasi, 17. Syiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,1994), hlm. 20.

(32) 9. Ulangi, Rayakan). Dari tiga model di atas maka peneliti itu tertarik dalam model pembelajaran tematik. Pada proses pembelajaran tematik yang ada di SD Alam AL-Ghifari Blitar ini guru di wajibkan untuk mempunyai kreativitas yang tinggi. Dengan mempunyai kreativitas yang tinggi maka proses pembelajaran itu berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang sesuai dengan visi misi sekolah. Akan tetapi dalam proses pembelajaran di SD Alam Al- Ghifari masih banyak siswa yang mendapatkan nilai yang rendah , atau masih di bawah standar KKM. Hal ini Dikarenakan proses pembelajaran ini masih belum bisa berjalan secara maksimal. Berdasarkan teori dan pengamatan tersebut maka peneliti sangat tertarik atau terinspirasi untuk melakukan penelitian mengenai pembelajaran tematik dengan kreativitas guru dan hasil belajar. Adapun judul dalam penelitian ini adalah “PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM. PEMBELAJARAN. TEMATIK. TERHADAP. PEMAHAMAN BELAJAR SISWA DI SD ALAM AL- GHIFARI BLITAR “ B. Rumusan Masalah 1. Seberapa besar kreativitas guru di SD Alam Al-Ghifari Blitar ? 2. Seberapa besar tingkat pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar ? 3. Adakah pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran Tematik terhadap pemahaman belajar siswa di SD Alam Al-Ghifari Blitar ?.

(33) 10. C. Tujuan Penelitian Tujuan pendidikan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya pendidikan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan seberapa besar kreativitas guru di SD Alam Al- Ghifari Blitar. 2. Untuk menjelaskan seberapa besar pemahaman belajar siswa di SD Alam Al-Ghifari Blitar. 3. Untuk. menjelaskan. besarnya. pengaruh. kreativitas. guru. dalam. pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa di SD Alam AlGhifari Blitar. D. Manfaat Penelitian Hasil peneliti skripsi ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan, sedangkan secara praktisi penelitian ini bermanfaat : 1. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa dan juga dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya..

(34) 11. 2. Bagi Sekolah Sebagai tambahan, informasi dan pengetahuan hasil untuk membuktikan adanya pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik terhadap pemahaman belajar siswa yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan seorang pengajar yang profesional. 3. Bagi pembaca Untuk mengetahui seberapa penting pembelajaran tematik dan kreativitas guru dalam meningkatkan sebuah proses pembelajaran yang efektif. 4. Bagi peneliti Penelitian ini merupakan suatu pengalaman yang bermanfaat untuk mengetahui suatu proses pembelajaran tematik dengan mengunakan rancangan yang sistematis atau terperinci. Dan bisa membuat guru menjadi kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan dalam menyampaikan suatu materi. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris (hipotesis berasal dari kata”hypo” yang berarti dibawah dan (“thesa” yang berarti kebenaran).18 Jadi hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.19. 18. M. Iqbal Hasan, pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 150 19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta : 2006), hlm. 71.

(35) 12. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian, telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.20 Adapun hipotesis dalam penelitian adalah: : Ada Pengaruh antara kreativitas guru dalam pembelajaran tematik dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. : Tidak ada pengaruh antara kreativitas guru dalam pembelajaran tematik dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. F. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang lingkup pembahasan penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan arahan dan gambaran mengenai permasalahan ini yang akan diteliti dalam pembahasan skripsi agar lebih terfokus, sekaligus menghindari timbulnya persepsi lain. Adapun ruang lingkup pembahasan ini meliputi : a. Variable Ada 2 variabel dalam penelitian ini, variable I yaitu Kreativitas Guru (X) sebagai variabel bebas (independen) dan Variabel 2 yaitu Pemahaman Belajar siswa (Y) sebagai variable terikat. b. Subyek penelitian 20. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R &D, (Bandung : Penerbit ALFABETA, 2011), hlm. 160.

(36) 13. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas A dan B dengan jumlah keseluruhan 40 siswa. Adapun penelitian ini di SD Alam Al-Ghifari Blitar. c. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini adalah tempat dilakukanya penelitian. Penelitian ini dilakukan di SD Alam Al- Ghifari Blitar. 2. Keterbatasan penelitian a. Penelitian hanya dilakukan di kelas III SD Alam Al- Ghifari Blitar. b. Peneliti hanya untuk mengetahui bagaimana pengaruh kreativitas guru dalam pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. G. Orisinalitas Penelitian. Secara umum penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,. dan. mengantisipasi. masalah.. Memahami. berarti. memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, memecahkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.21 Sebagai bukti orisinalitasnya penelitian ini, peneliti melakukan kajian pada beberapa penelitian terdahulu (literature review) dengan tujuan untuk melihat letak persamaan, perbedaan kajian dalam penelitian yang akan dilakukan di samping itu untuk menghindari pengulangan atau persamaan terhadap media, metode atau kajian data yang telah ditemukan oleh peneliti terdahulu. 21. hlm. 3. Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: IKPAI, 2011),.

(37) 14. Untuk mendukung orisinalitas penelitian yang akan dilakukan, peneliti mengkaji hasil penelitian terdahulu Sahdan Mulia, tahun 2010 penelitian dengan judul KREATIVITAS GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATU KOTA BATU. Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan sebagai berikut, bahwa kreativitas guru yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama islam di MTs Negeri Batu tercebut menggunakan berbagai cara, diantaranya pada kegiatan pembelajaran, yang menyangkut perbaikan sistem mengajar, guru dituntut untuk menciptakan sistem pembelajaran dikelas lebih menarik, nyaman, aman, dan menyenangkan. Agar peserta didik tidak merasa jenuh dengan materi yang disampaikan oleh guru, dan dengan demikian peserta didik akan tertarik untuk giat belajar dan kualitas pendidikan agama islam akan lebih meningkat menjadi lebih baik. Factor pendukung : a) semangat siswa yang tinggi untuk belajar. b) kegiatan sekolah yang sangat memperhatikan masalah agama. c) tata tertib yang mendukung. d) program yang terarah kepada tujuan pendidikan. e) guruguru. yang. berkualitas.. f). lingkungan. sekolah. yang. kondusif.. g)Ekstrakulikuler yang mendukung. h) sarana dan prasarana sekolah yang mendukung. i) peran aktif orang tua. j) lingkungan luar sekolah. Sedangkan factor penghambat : (a) latar belakang siswa. (b) minat serta semangat siswa yang terkadeang kurang. (c) kemampuan penangkapan pemahaman siswa yang heterogen, (d) kesadaran siswa yang kurang.

(38) 15. berdisiplin. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah bahwa kreativitas setiap guru bervariasi dan penerapan kreativitas guru agama tersebut disesuaikan dengan materi, keadaan siswa dan lingkungan. Peneliti Nur Kholis, tahun 2010 penelitian dengan judul PENGARUH TERHADAP. KREATIVITAS MINAT. BELAJAR. GURU. DALAM. PAI KELAS. V. MENGAJAR di. MI. NU. NGADIWARNO SUKOREJO KENDAL. Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan sebagai berikut, dari hasil perhitungan statistic analisa produk moment yaitu rxy = 0,797 jika di konsultasikan dengan rtabel pada level 5% dengan nilai 0,754 dan pada level 1% dengan nilai 0,874, dan pada level 5% rhitung lebih besar dari pada rtabel. Demikian pula perhitungan uji signifikansi korelasi melalui uji t dengan cara membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan jika karena thitung > ttabel maka ada hubungan yang signifikan. Dengan demikian hasil penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan berbunyi “ Ada Hubungan kreativitas guru dalam mengajar dengan minat belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi kepala madrasah, pengurus, dan para guru MI Ngadirwo Sukorejo Kendala agar dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam mengajar untuk mengembangkan Minat Belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal. Untuk memudahkan memahami, berikut peneliti.

(39) 16. sertakan tabel hasil, perbedaan, persamaan, dan orisinalitas penelitian pada tabel berikut : Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian JUDUL PENELITIAN. HASIL. PERSAM AAN. PERBEDAAN. ORISINALIT AS PENELITIA N INI. Kreativitas Guru Agama Dalam Meningkatka n Kualitas Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Kota BATU. kreativitas guru yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama islam di MTs Negeri Batu tercebut menggunaka n berbagai cara, diantaranya pada kegiatan pembelajaran , yang menyangkut perbaikan sistem mengajar, guru dituntut untuk menciptakan sistem pembelajaran dikelas lebih menarik, nyaman, aman, dan menyenangka n. Sehingga kesimpulan yang didapat adalah bahwa. Kreativit as guru dalam meningka tkan kualitas pendidika n. Kreativitas guru pada pembelajaran Tematik yang di ukur dengan menggunaka n pemaham belajar siswa terhadap materi.. Berdasarkan dari hasil beberapa analisis. Bahwa kreativitas guru itu sangat berpengaruh terhadap proses pemahaman belajar siswa. Karena dengan guru kreativ maka tingkat hasil belajar siswa itu sangat bagus..

(40) 17. Pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap minat belajar pai kelas v di mi nu ngadiwarno sukorejo kendal.. kreativitas setiap guru bervariasi dan penerapan kreativitas guru agama tersebut disesuaikan dengan materi, keadaan siswa dan lingkungan. Dari hasil perhitungan statistic analisa produk moment yaitu rxy = 0,797 jika di konsultasikan dengan rtabel pada level 5% dengan nilai 0,754 dan pada level 1% dengan nilai 0,874, dan pada level 5% rhitung lebih besar dari pada rtabel. Demikian pula perhitungan uji signifikansi korelasi melalui uji t dengan cara membanding kan thitung. Kreativitas. Kreativitas guru. guru yang. pada. dilihat. pembelajaran. dalam. Tematik yang. minat. di ukur dengan. belajar. menggunakan. siswa pada. pemaham. pembelajar. belajar siswa. an. terhadap materi.. pendidikan agama Islam..

(41) 18. dengan ttabel dengan ketentuan jika karena thitung > ttabel maka ada hubungan yang signifikan. Dengan demikian hasil penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan berbunyi “ Ada Hubungan kreativitas guru dalam mengajar dengan minat belajar PAI di MI NU Ngadiwarno Kendal” telah terbukti. H. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini terdapat definisi operasional sebagai berikut : 1. Kreativitas Guru adalah menciptakan media pembelajaran yang menarik dan di ajarkan kepada pesrta didik..

(42) 19. 2. Pemahaman belajar adalah membantu siswa atau peserta didik untuk memahami topik dengan memberikan ulangan harian yang di lihat dari hasilnya. I. Sistematika Pembahasan Skripsi ini terdiri dari IV (enam ) Bab yang masing- masing terdiri dari sub bab, antara satu dengan lainnya saling berhubungan. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut : Bab I (Satu), pendahuluan berisi tentang latar belakang permasalahan, mengapa tema skripsi ini diangkat, karena latar belakangnya sangat luas penulis menyempitkan dengan membuat rumusan masalah, disamping itu penulis mempunyai tujuan dan kegunaan penelitian dan terakhir telah dibuat sistematika pembahasan. Bab II (Dua), kajian teori berisi tentang sub pertama yaitu : pembelajaran Tematik yang mencangkup pengertian, landasan, prinsip dasar, karakteristik, strategi pembelajaran tematik. Sub bab kedua yakni kreativitas Guru, yaitu mencangkup pengertian, ciri- ciri, kemampuan yang harus dimiliki seorang guru Kreatif. Sub bab ketiga adalah Hasil Belajar, yang mencangkup pengertian, ciri- ciri, prinsip- prinsip, hakikat hasil belajar. sub bab yang ke empat adalah Pemahaman yang mencangkup: pengertian, tolak ukur, faktor pemahaman, langkah- langkah dalam meningkatkan pemahaman siswa. Bab III (Tiga), Penulis ini memaparkan metode penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, data dan.

(43) 20. sumber data, populasi dan sampel, instrument penelitian, teknik Pengumpulan Data, dan teknik analisis data. Bab IV (Empat), menyajikan hasil penelitian lapangan dan meliputi latar belakang obyek dan penyajian serta analisis data, yaitu mengenai pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. Bab V (Lima) merupakan konsep akhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dari seluruh kajian dan beberapa saran yang berkaitan dengan pengaruh. kreativitas. guru. dalam. pembelajaran. tematik. dalam. meningkatkan pemahaman belajar siswa di SD Alam Al- Ghifari Blitar. Bab VI (Enam) merupakan penutup. pada akhir pembahasan. skripsi ini penulis mengemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran yang berkaitan dengan pengaruh kreativitas guru dalam pembelajaran tematik dalam meningkatkan pemahaman belajar siswa di SD Alam AlGhifari Blitar. demi keberhasilan dan pencapaian tujuan yang diharapkan..

(44) BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pembelajaran Tematik Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran yang di rancang berdasarkan tema-tema tertentu.22Dalam pembahasanya tema itu di tinjau dari berbagai mata pelajaran.. Pembelajaran. tematik. menyediakan. keluasan. dan. kedalaman. implementasi kurikulum. Pembelajaran Tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.23 Pembelajaran. tematik. merupakan. pola. pembelajaran. yang. mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema. Pembelajaran tematik dengan demikian adalah “pembelajaran terpadu atau terintegrasi” yang melibatkan beberapa pelajaran, bahkan lintas rumpun mata pelajaran yang diikat dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar 22. Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2009), Hlm. 78 23 Depdiknas, 2006:5. 21.

(45) 22. mengajar. Diterapkannya pendekatan tematik dalam pembelajaran, membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan.24 Pendekatan tematik dalam pembelajaran sangat membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan berbagai strategi dan metodologi yang paling tepat. Pemilihan. dan. pengembangan. strategi. pembelajaran. mempertimbangkan. kesesuaian dengan tema-tema yang dipilih sebelumnya. Pembelajaran tematik dalam hal ini, menjadi salah satu alternatif untuk mensiasati kurikulum yang padat dan muatan kegiatan yang banyak dengan berbagai mata pelajaran. Pendekatan tematik tidak mengesampingkan kurikulum nasional, justru merupakan upaya strategis untuk mengembangkan dan melaksanakanya secara efesien dan efektif.25 Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema. Pembelajaran tematik sebagai bagian dari pada pembelajaran terpadu memiliki banyak keuntungan yang dapat dicapai sebagai berikut:26 a. Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu. b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang sama. c. Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 24. Departemen Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hlm. 3 25 Ibid., hlm. 4-5 26 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematki, (Jakarta : Pt. Kencana, 2009), hlm. 153.

(46) 23. d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. e. Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat mempelajari mata pelajaran lain. g. Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang di sajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan materi. Pembelajaran tematik dapat pula dipandang sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, terutama untuk menghadapi padatnya materi kurikulum yang di madrasah. Pembelajaran tematik terpadu ini menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam belajar. Peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini menumbuhkan kreatifitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Pembelajaran tematik memiliki ciri berpusat pada peserta didik (student centered). Peserta didik di dorong untuk menemukan, melakukan, dan mengalami secara kontekstual dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki dan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran menjadi lebih bermakna, karena peserta.

(47) 24. didik secara langsung “melakukan” dan “mengalami” sendiri suatu aktifitas pembelajaran.27 Pembelajaran tematik merupakan proses pembelajaran yang penuh makna dan berwawasan penguasaan dua hal pokok, yaitu: pertama, penguasaan bahan ajar yang yang lebih bermakna bagi kehidupan peserta didik. Kedua, pengembangan kemampuan berpikir matang dan bersikap dewasa agar dapat mandiri dalam memecahkan masalah kehidupan. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut di atas, dapatlah di ambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik/ terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran.28 1. Landasan Pembelajaran Tematik Landasan pembelajaran tematik berangkat pada 3 (tiga) landasan yaitu, sebagai berikut :29 a) Landasan Filosofis Pembelajaran. Tematik. berdasarkan. pada. filsafat. pendidikan. progresivisme, sedangkan progresivisme bersandar pada filsafat naturalisme, realisme dan pragmatisme. Disamping itu pembelajaran tematik bersandar juga pada filsafat pendidikan konstruktivisme dan humanisme. 27. Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 8 Trianto, Op. Cit., hlm.. 154 29 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2009), Hlm. 101- 105 28.

(48) 25. Secara filosofis bahwa anak didik mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan secara signifikan dalam kehidupannya walaupun bersifat evalusionis, karena ligkungan hidup anak didik merupakan suatu dunia yang terus berproses (becoming) secara evolusionis pula. Pengetahuan anak didik adalah kumpulan kesan-kesan dan informasi yang terhimpun dalam pengalaman empirik yang partikular seharusnya siap untuk di gunakan. b) Landasan Psikologis Secara teoritik maupun praktik pembelajaran tematik berlandaskan pada psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menetukan isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada anak didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan konstribusi dalam hal bagaimana isi atau materi pembelajaran tematik tersebut di sampaikan kepada anak didik dan bagaimana pula anak didik harus mempelajarinya. Pembelajaran tematik dilakukan pada kelas awal ketika usia anak didik mencapai usia sekitar 6-9 tahun. Anak didik dalam rentangan usia demikian biasanya secara fisik berkembang sedemikian rupa dan sudah di anggap matang dalam untuk belajar di sekolah formal. Teori perkembangan mental Piaget yang biasa juga disebut teori perkembangan intelektual atau Teori perkembangan kognitif bahwa setiap.

(49) 26. tahap perkembangan intlektual dilengkapi denga ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi. ilmu. pengetahuan.. Pada. anak. kecil. perkembangan. berpikirnya ditandai dengan gerakan-gerakanya, kemudian berpikir melalui benda konkret sampai berpikir secara abstrak. Kemampuan berpikir semacam ini tidak sama persis antara satu anak dengan anak lainya, tetapi bergantung dan sesuai dengan irama perkembangan anak. Pengetahuan anak menurut Piaget, tidak diperoleh secara pasif melainkann melalui tindakan, perkembangan kognitif anak bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkunganya. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pembelajar dengan faktor ekstern atau lingkungan, sehingga melahirkan perubahan. Walaupun kecepatan perkembangan intelektual anak itu berbeda, tetapi secara gradual setiap anak mengalami proses perkembangan yang sama, dalam arti bahwa perkembangan intelektual anak mengalami alur dan urut-urutan yang sama. Setiap tahap perkembangan itu didefinisikan oleh Piaget dengan cluster pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Hal demikian menunjukkan adanya operasi mental yang ditandai dengan adanya prilaku intlektual. Dari sisi psikologi belajar bahwa anak didik : a. Memiliki kognitif, tidak diperoleh secara pasif, tetapi anak didik secara aktif mengkonstruksi struktur kognitifnya..

(50) 27. b. Belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan anak didik. c. Pengetahuan sesuatu dikonstruksi secara personal. d. Pembelajaran perlu melibatkan pengaturan situasi kelas. e. Kurikulum adalah seperangkat pembelajaran, materi, dan sumber. Arti penting interaksi anak didik dengan lingkunganya sebagaimana tersebut diatas adalah bahwa pengetahuan anak didik tidak semata dapat ditransfer dari pengetahuan orang lain melainkan juga melalui pengalaman langsung yang hanya bisa didapat dari lingkungannya. Untuk anak didik harus aktif. secara. mental. membangun. struktur. pengetahuannya. berdasarkan. kematangan kognitif yang dimilikinya. Fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang dimiliki anak. Anak didik tidak diharapkan sebagai bank yang siap menerima setoran dari berbagai pihak. Sehingga perlu ditekankan pada anak didik : -. Peran aktif anak didik dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna.. -. Pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna.. -. Mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima. Dalam upaya mengimplementasikan teori belajar yang mendorong. tercapainya pembelajaran tematik dari sisi psikologi belajar, maka ada baiknya mengambil saran dari Tytler, bahwa rancangan pembelajaran, sebagai berikut :.

(51) 28. -. Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mengemukakan gagasanya dengan bahasa sendiri.. -. Memberi. kesempatan. kepada. anak. didik. untuk. berpikir. tentang. pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif. -. Memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencoba gagasan baru.. -. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki anak didik.. -. Mendorong anak didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka.. -. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Beberapa pandangan sebagaimana disebutkan di atas, memberikan arah. bahwa pembelajaran lebih menfokuskan pada kesuksesan anak didik dalam mengorganisasikan pengalaman mereka, bukan sekedar refleksi atas berbagai informasi dan gejala yang di amati. Anak didik lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui asimilasi dan akomodasi. c) Landasan Yuridis Dalam implementasi pembelajaran tematik diperlukan payung hukum sebagai landasan yuridisnya. Payung hukum yuridis adalah sebagai legalitas penyelenggaraan pembelajaran tematik, dalam arti bahwa pembelajaran tematik dianggap sah bilamana telah mendapatkan legalitas formal. Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah.

(52) 29. dasar. Landasan yuridis tersebut adalah: UUD 1945,UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan Anak: dan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Selain landasan sebagaiman telah dikemukakan, pembelajaran tematik juga. dikembangkan. dengan. landasan. pemikiran. Progresivisme,. konstruktivisme, Developmentally Approppriate Practice (DAP), landasan Normatif dan Landasan Praktis. Aliran Progresivisme menyatakan bahwa pembelajaran. seharusnya berlangsung. secara. alami,. tidak. artifisial.. Pembelajaran di sekolah tidak seperti keadaan dalam dunia nyata sehingga tidak memberikan makna kepada kebanyakan siswa. Pembelajaran tepadu juga dilandasi oleh Landasan Normatif dan Landasan Praktis. Landasan Normatif menghendaki bahwa, pembelajaran terpadu hendaknya dilaksanakan berdasarkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh tujuan-tujuan pembelajaran. Sedangkan, Landasan Praktis, mengharapkan. bahwa. pembelajaran. terpadu. dilaksanakan. dengan. memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaanya mencapai hasil yang optimal. 1. Arti Penting Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain :30. 30. Trianto, M. Pd., Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta : Pt. Kencana, 2009), hlm. 156.

(53) 30. -. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.. -. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu ( learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu :31 a. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang-tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. b. Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab isi / materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. c. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. d. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran, maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.. 31. Ibid ., hlm. 157.

(54) 31. Selain itu, pembelajaran tematik juga memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, antara lain :32 a. Dunia anak adalah dunia nyata Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka tidak melihat mata pelajaran berdiri sendiri. Mereka melihat objek atau peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsep / materi beberapa mata pelajaran. b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/ objek lebih terorganisasi Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu objek sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya. Masing-masing anak selalu membangun sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek” pembangun gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitator” atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung. Anak dapat gagasan baru jika pengetahuan yang disajikan selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. c. Pembelajaran akan lebih bermakna Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah dipelajari siswa dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya. 32. Ibid., hlm. 158.

(55) 32. d. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri Pengajaran terpadu memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu meliputi, sikap (jujur, teliti, tekun dan terbuka terhadap gagasan ilmiah), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif (pengetahuan). e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain. f. Efisiensi waktu Guru lebih menghemat waktu dalam menyusun persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih bermakna terhadap konsepkonsep sulit yang akan diajarkan. Pembelajaran tematik dalam kenyataanya memiliki beberapa kelebihan seperti pembelajaran terpadu. Menurut Departemen pendidikan dan kebudayaan (1996), pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut :33 1. Pengalaman. dan. kegiatan. belajar. anak. relevan. dengan. tingkat. perkembangannya. 2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. 33. Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta : Pt. Kencana, 2009),. hlm 159.

(56) 33. 3. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehinnga hasilnya dapat bertahan lama.. 4. Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.. 5. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak.. 6. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial antara lain : kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain. Selain keenam kelebihan tersebut, apabila pembelajaran tematik. dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja sama antarguru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik denga peserta didik, peserta didik/ guru dengan narasumber, sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna. Pembelajaran terpadu. juga. menyajikan. beberapa. keterampilan. dalam. suatu. proses. pembelajaran. Adapun keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain : 1 Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar. 2 Menghilangkan batas semu antarbagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. 3 Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang di kaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan mereka. 4 Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas..

(57) 34. 5 Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman. Sehingga kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan, terutama dalam pelaksanaanya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Mengidentifikasi beberapa keterbatasan pembelajaran tematik, antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut :34 a. Aspek Guru Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak berfokus pada bidang kajian tertentu. b. Aspek Peserta Didik Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik” baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis (mengurai),. kemampuan. asosiatif. (menghubung-hubungkan),. eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menghubungkan).. 34. Ibid., hlm. 161. kemampuan.

(58) 35. c. Aspek Sarana dan Sumber pembelajaran Pembelajaran tematik memerlukan bahan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet, semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. d. Aspek Kurikulum Kurikulum harus luwes, berorientansi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu di beri kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. e. Aspek penilaian Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang di padukan. f. Aspek Suasana Pembelajaran Pembelajaran tematik berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan tenggelamnya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajar sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri..

(59) 36. 2. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pengajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi. pembelajaran. yang. dapat. dipadukan. dalam. satu. tema. perlu. mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. Materi pelajaran yang dapat dipadukan tidak perlu terlalu di paksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.Secara. umum. prinsip-prinsip. pembelajaran. tematik. dapat. di. klasifikasikan menjadi :35 a) Prinsip Penggalian Tema Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang-tindih dan ada keterkaitan menjadi di target utama dalam pembelajaran. Dalam penggalian tema pengajar harus memerhatikan beberapa persyaratan, yaitu: a. Tema hendaknya tidak terlalu luas b. Tema harus bermakna 35. Trianto, M. Pd., Op. Cit., hlm. 155-156.

(60) 37. c. Tema harus di sesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak d. Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa autentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar b) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Pengelolaan. pembelajaran. dapat. optimal. apabila. guru. mampu. menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut : a. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar. b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok. c. Guru perlu ,mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan. c) Prinsip Evaluasi Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Dalam hal ini, maka dalam melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran tematik, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara lain:.

(61) 38. -. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri.. -. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah di capai. d) Prinsip Reaksi Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Adapun prinsip yang mendasari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :36 a. Terintegrasi dengan lingkungan atau bersifat kontekstual. Artinya, pembelajaran dikemas dalam sebuah format keterkaitan antara “kemampuan peserta didik dalam menemukan masalah” dengan “memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari”. Sementara bentuk belajar didisain agar peserta didik bekerja secara sungguh-sungguh dalam menemukan tema pembelajaran yang nyata, kemudian melakukanya. b. Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata pelajaran atau bahan kajian. c. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning. d. Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik.. 36. Departemen Agama RI,Op. Cit.,hlm. 14.

(62) 39. e. Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu. f. Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan. g. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik. h. Pembelajaran bersifat fleksibel. i. Penggunaan variasi metode dalam pembelajaran. 3. Karakteristik Pembelajaran Tematik Menurut Depdiknas pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas yaitu :37 1. Pengalaman. dan. kegiatan. belajar. sangat. relevan. dengan. tingkat. perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar. 2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. 3. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. 4. Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. 5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya. 6. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.. 37. Ibid., hlm. 162-163.

(63) 40. Sebagai model pembelajaran di sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah, pembelajaran tematik memiliki karakteristik antara lain :38 a. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student center), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. b. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.. 38. Trianto, M. Pd.,Op. Cit., hlm. 163-165.

(64) 41. e. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mkengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainya. f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. -. Aktif, bahwa dalam pembelajaran peserta didik aktif secara fisik dan mental dalam hal mengemukakan penalaran (alasan), menemukan kaitan yang. satu. dengan. yang. lain,. mengomunikasikan. ide/. gagasan,. mengemukakan bentuk representasi yang tepat, dan menggunakan semua itu untuk memecahkan masalah. -. Kreatif, berarti dalam pembelajaran peserta didik, melakukan serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambungan yang meliputi :. -. Efektif, artinya adalah berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang di harapkan.. -. Menyenangkan, berarti sifat terpesona dengan keindahan, kenyamanan, dan kemanfaatanya sehingga merka terlibat dengan asyik dalam belajar sampai lupa waktu, penuh percaya diri, dan tertantang untuk melakukan hal serupa atau hal yang lebih berat lagi. Selain keempat karakter utama tersebut, pembelajaran tematik sebagai. bagian dari pembelajaran terpadu juga memiliki karakter sebagaimana.

Gambar

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.2 Data Siswa
Tabel 4.4  sarana pendidikan
Tabel  di  atas  merupakan  hasil  distribusi  frekuensi  untuk  jenis  kelamin  responden
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dapatkan dokumen prosedur tetap, tata laksana yang ditetapkan pleh Kepala Daerah/Kepala SKPD dalam bentuk SOP sebagai penjabaran dari kebijakan teknis pada

berbagai lomba diadakan untuk memeriahkan HUT RI ke 64 // Segenap warga Indonesia menyambut dengan penuh antusias // seperti halnya warga dodogan / dlingo / bantul yang memeriahkan

Berdasarkan fluktuasi pemakaian air tesebut direncanakan sistem operasional PDAM Kota Pekalongan dengan mengatur pola pemompaan sumber air baku setiap

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Di Desa Kutarakyat Kecamatan Namanteran Kabupaten.. Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU

Curahan Tenaga Kerja dan Total Biaya Tenaga Kerja pada Buncis Sesudah Erupsi di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo Pengolahan

Dengan adanya rakerprov / peran dan fungsi kadin lebih nampak nyata / untuk membangun perekonomian bangsa yang baik dan mandiri // menurut ketua umum kadin provinsi diy / H..

yang telah di tentukan oleh atasan atau pihak pemberi tugas. Pemerintah banyak mengalami kendala dalam mengelola barang milik daerah karena dalam penata usahaan

● Sabtu, 16 Januari 2021 masih terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan beberapa sungai antara lain Sungai Balangan dan Pitap meluap.. ● Saat ini berbagai elemen