• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sa roni, Lucie Widowati Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes. R.I. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sa roni, Lucie Widowati Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes. R.I. Abstract"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RAMUAN PENGOBAT TRADISIONAL (BATTRA) DI PULAU JAWA

UNTUK MENGOBATI KELUHAN PADA SISTEM SIRKULASI DARAH

DAN PEMBULUH DARAH

(Traditional healers’ ingredients (Battra) in Java to treat Blood Circulation

System and Blood Vessels Disorder)

Sa’roni, Lucie Widowati

Puslitbang Biomedis dan Farmasi

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes. R.I.

Abstract

Traditional healers’ ingredients (Battra) have a role to improve the degree of public health. To identify the existence of Traditional Healers ingredients to devise the various of ingredients for therapy, and to find‘ the possible failure of application, the survey of Traditional healers’ ingredients was conducted in West Java , Central Java, and East Java. Survey was carried out by using questionnaire.

The results showed, that the used of various ingredients for therapy was related to blood circulation system and blood vessel disorders such as diabetes mellitus, hypertension, and haemorrhoids. Keywords: Traditional healers ingredients, Blood circulation System, Blood Vessels.

Naskah diterima tanggal 5 Oktober 2006, disetujui dimuat tanggal 1 Desember 2006 Alamat koresponden:

Departemen Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Depok, 16424 email:

-PENDAHULUAN

Dewasa ini, Pengobatan tradisional (Batantra) merupakan piliihan pengobatan yang telah diterima secara luas di negara berkembang dan negara maju. Kecenderungan penggunaan pengobatan tradisional adalah karena perubahan lingkungan hidup dan perkembangan pola penyakit.

Departemen Kesehatan melalui Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (1) mengakui keberadaan pengobatan tradisional dan obat tradisional sebagai bagian yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan kesehatan. Sural keputusan Menkes No. 1076 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional, membagi pengobat tradisional (Battra) dalam 4 (empat) kelompok yaitu : Battra ramuan, Battra ketrampilan, Battra supranatural dan Battra dengan pendekatan agama (2).

Praktek Pengobatan tradisional di Indonesia terus meningkat.Berdasarkan survei yang dilakukan Depkes, disebutkan bahwa terjadi peningkatan jumlah pengobat tradisional yang tersebar di 27 Propinsi di Indonesia dari 112.975 orang pada tahun 1990 meningkat menjadi 213.866 orang pada tahun 1996. Dari data tersebut, persentase jumlah Battra ketrampilan sebanyak 73 %, Battra ramuan 18 %. Battra pendekatan agama 5 % dan Battra supranatural 4 % (3). Di sini terlihat bahwa Battra ramuan merupakan urutan kedua, di mana dalam pengobatan digunakan tanaman obat dalam bentuk simplisia tunggal maupun ramuan. Bahkan belakangan bentuk ekstrak

maupun bentuk sediaan jadi yang sudah terdaftar di Badan POM juga menjadi andalan pengobatan.

Indonesia dikenal kaya akan spesies tanaman obat, dan menduduki urutan kedua di dunia setelah Brazilia. Di dunia diperkirakan tumbuh 40.000 spesies tanaman, dan 30.000 spesies tumbuh di kepulauan Indonesia. Sekitar 950 spesies diantaranya telah diidentifikasi memiliki khasiat obat. Hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa pengobatan tradisional menggunakan ramuan makin berkembang.

Untuk mengetahui keberadaan dan kemampuan Battra ramuan, serta inventarisasi tanaman obat yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, Badan Litbangkes telah melakukan survey pada Battra di 3 Propinsi di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang masing-masing diwakili oleh 2 Kabupaten. Propinsi Jawa Barat diwakili oleh Kabupaten Karawang dan Kabupaten Indramayu; Propinsi Jawa Tengah diwakili oleh Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Sragen ; Jawa Timur diwakili oleh Kabupaten Malang dan Kabupaten Pamekasan.

Penyakit yang berkaitan dengan sistem sirkulasi darah dan pembuluh darah seperti kencing manis, tekanan darah tinggi dan wasir merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat. Hasil survey ini akan menambah data ramuan yang digunakan dan dari data ini, dapat dikembangkan arah penelitian selanjutnya dalam rangka pemanfaatan pengobatan tradisional yang memenuhi persyaratan safety, efficacy, quality dan rational use menuju ke dalam pelayanan kesehatan formal.

(2)

METODE

1. Jenis penelitian : Survei. Instrumen survei berupa kuesioner.

2. Desain Penelitian : Cross sectional.

3. Tempat survei : Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa timur

4. Jumlah sample Battra 40 responden/propinsi, dengan kriteria inklusi pengobat telah berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah, menggunakan

ramuan untuk obat dan bersedia menjadi responden. 5. Cara Survei.

a. Melakukan perizinan survei di Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten. b. Permintaan tenaga peneliti daerah dari Dinas

Kesehatan Propinsi dan tenaga pendamping dari Dinas Kabupaten.

c. Mengumpulkan data pengobat tradisional

Tabel I. Ramuan Untuk Keluhan Gula Darah di JawaBarat

Ranuan /Tanaman yang digunakan No

Nama daerah Nama latim

Bagian ta naman yang digunakan

Cara

pengo-lahan Cara pa kai a Kunyit Curcuma domestica Val Rhizom direbus diminum

Temu putih Curcuma zedoaria Rose rhizom

Sirih Piper betle L daun

b. T emu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb Rhizom direbus diminum Temu ireng Curcuma aeruginosa Roxb rhizom

Kedawung Parkia biglobosa Benth biji Kayu minis Cinnamomum burmanii BL batang Kayu secang Caesalpinnia sappan L batang

c. Daun pletekan Reelia tuberosa L daun direbus diminum Sambiloto Andrographis paniculata Ness daun

d. Kumis kucing Orthosiphon aristatus Blume daun direbus diminum

Salam Eugenia poIyanta daun

Sereh Andropogon citratus daun Alang-alang Imperata cylindrica Baeu akar

e.Mimba Melia azedarachta daun direbus diminum

Sendok Plantago mayor daun

Ciplukan Physalis minima L seluruh bgn. Brotowali Tinospora crispa L batang Sambiloto Andrographis paniculataNess daun,batang

f. Secang Caesalpinnia sappan L batang diseduh diminum Kumis kucing Orthosiphon arisstatus Blume daun

Jahe Zingibar officinale Rosc rhizom Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

g. Tapak dara Vinca alba Rosea daun direbus diminum Ciplukan Physalis angulata semua bgn

Mahoni Swietenia macrophylla King Buah Petai selong Leucaena glauca Benth Buah h. Sambiloto Andrographis paniculata Nees daun,batang

Mahoni Swietenia macrophyla King buah diseduh diminum Meniran Phy/anthus niruri L daun

i. Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Scheff buah diseduh diminum j. Sambiloto Andrographis paniculata Nees daun.batang

Kumis kucing Orthosiphon aristatus Blume daun diseduh diminum Mahkota dewa Phaleria macrocarpa Scheff buah

Alang-alang Imperata cylindrica Beau akar

(3)

di Kabupaten dan menentukan pengobat

yang akan dijadikan responden.

d. Pelaksanaan survei dilakukan oleh peneliti daerah, didampngi peneliti dari pusat. Penggunaan peneliti daerah untuk mengatasi masalah komunikasi bahasa sebelum melakukan survei peneliti daerah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner oleh peneliti pusat. 6. Analisa data : Diskriptif.

HAS1L DAN PEMBAHASAN

Responden Battra ramuan terdiri dari Pengobat tradisional ramuan Indonesia, gurah, tabib, sinshe dan

pengobat tradisional lainnya yang metoda pengobatannya sejenis. Dari survei yang dilakukan, diperoleh profit Battra dalam hal pendidikan, pekerjaan pokok, sebab ketertarikan pada pengobatan tradisional dan dari mana kemampuan Battra diperoleh.

Dari hasil survei diketahui tingkat pendidikan Battra ramuan pada umumnya rendah, 40 - 47,5% tidak sekolah atau hanya tamat SD. Responden yang menjadi Battra ramuan juga menjadi Pegawai negeri sekitar 2,5 % sampai 17,5%. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan Battra ra-muan, Battra ramuan yang mempunyai pendidikan S1 sekitar 2,5 sampai 15 %. Kemampuan sebagai Battra ramuan terbanyak adalah secara turun

Tabel II. Ramuan Untuk Keluhan Wasir/Ambei di Jawa Barat

Ranuan/Tanaman yang digunakan Bagian ta- Cars pengo- Cara

No naman yang lahan pakai

Nama daerah Nama latim digunakan

a. Centongan Plantago mayor L daun diseduh diminum Picisan Ponpodium nummularifolius akar

b. Kunir putih Curcuma zedoaria Rose akar direbus diminum Kunir Curcuma domestica Val rhizom

Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom Pala Myristica fragans Hout buah

c. Sirih Piper betle L daun diremas

Bengle Zingiber cassumunar Roxb rhizom bungkus masuk daun sirih dubur d. Kedawung Parkia biglobosa G.Don biji digoreng dimakan. e. Lidah buaya Aloe vera L batang diseduh diminum

Daun ungu Graptophyllum pictum L daun Sudamala Taphrosia candida DC daun

f. Jagung Zaa mays L akar direbus diminum

g. Saga Abrus pracatorius L daun diseduh diminum Pegagan Centella asiatica Urb daun

Patikan cina Euphorbia thymifolia Burm daun

h. Handelum Graptophyllum pictum L daun diseduh diminum Rumput belang Imperata cylindrica Beauw akar

i. Kunt putih Curcuma domestica Val rhizom diremas diminum Daun duduk Prero/oma triquetum Benth daun

Srigading Nyctanthes arbidica daun,bunga Lempuyang Zingiber americana BL rhizom

j Tomat Solanum lycopersicum L buah jus diminum lobak Rhapanus sativus L umbi

Wortel Daucus carota L umbi

k Daun ungu Graptophyllum pictum L daun direbus diminum Pegagan Centella asiatica Urb semua bgn.

(4)

menurun 47,5 - 67,5%. Belajar sendiri diperoleh dari membaca buku atau bertanya dari Battra ramuan lain.

Dalam rangka membina upaya pengobatan tradisional, memberikan perlindungan kepada masyarakat dan menginventarisasi jumlah pengobat tradisional jenis dan cara pengobatannya, pemerintah melalui Surat keputusan Menkes No.1076 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional, mensyaratkan Battra ramuan yang berpraktek di Indonesia paling tidak mendaftarkan prakteknya ke Departemen Kesehatan,

dalam hal ini ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk memperoleh Surat Terdaftar Pengobat Tradisional. Dari survei, dicoba mandata bagaimana status kegiatan Battra ramuan dalam prakteknya. Walaupun sosialisasi melalui pembinaan dari pihak Pemerintah terhadap Battra telah seringkali dilakukan, namun belum sepenuhnya terlihat kesadaran Battra untuk mendaftarkan prakteknya. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan. Hasil survei juga menunjukkan bahwa banyak Battra ramuan yang tidak

Tabel 3. Ramuan Untuk Keluhan Gula Darah di Jawa Tengah

Ranuan/Tanaman yang digunakan No

Nama daerah Nama Latin

Bagian tanaman yang di- gunakan Cara pengolahan Cara pakai

a Duwet Eugenia cumini M biji Mengkudu Morinda citrifolia L buah

Kumis Kucing Orthisiphon grandiflora Bold daun direbus diminum Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

b Pulai Alstonia scholaris R.Br batang

Duwet Eugenia cumini M biji direbus diminum Mengkudu Morinda citrifolia L buah

Mahoni Swietenia mahagoni BL biji c. Duwet Eugenia cumini M biji

Pulai Alstonia scholaris R .Br. daun direbus diminum Mengkudu Morinda citrofolia L buah

Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

d Duwet putih Eugenia cumini M biji disangrai

ditumbuk, diminum diseduh

e Salam Eugenia polyantha Wight daun

Mondokaki T abernaemantana coronaria daun direbus diminum Wight

f. Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

Sinh Piper betle L daun direbus diminum

Bawang merah Allium cepa Bemh umbi g. Pare Momordica charantia L buah

Salam Eugenia poyantha Wight daun direbus diminum Sambiloto Andrographis paniculata Nees daun

h. Kumis kucing OrthosiphonsmmeusBemh daun Adas Foeniculum vulgare Mill rhizom

Lempuyang Zingiber aromaticum Val rhizoma direbus diminum Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizoma

Bidara laut Strichnos ligustrina Zipp batang Secang Caesalpinnia sappan L batang

i. Murbei Morus albus L daun direbus diminum Kumis kucing Orthosiphon stamineus Bemh daun

(5)

memiliki buku catatan tentang pasiennya. Sekitar 50 - 90% Battra ramuan belum mempunyai buku catalan tentang pasiennya. Battra ramuan yang mempunyai izin dari Dinas Kesehatan setempat baru 2,5 %. Battra ramuan yang belum terdaftar 52,5 - 65%. Kerlihatan bahwa harapan Pemerintah belum tercapai.

Untuk pengobatan keluhan yang berkaitan dengan sirkulasi darah, telah dicoba menggali berbagai ramuan dengan tanaman obat untuk obat keluhan gula

darah, darah tinggi dan wasir. Tabel yang berisi ramuan, nama tanaman, bagian tanaman yang diguna- kan, cara pengolahan dan cara pemakaian dapat dilihat pada tabel 1 sampai tabel 7.

Cara pengolahan pada umumnya direbus dan cara pemakaiannya diminum.Ra- muan untuk mengobati keluhan yang sama misalnya gula darah, jenis ramuan yang digunakan tidak sama meskipun dalam satu daerah apalagi dengan daerah lain. Hal ini menggambarkan kekayaan

Tabel 3. Ramuan Untuk Keluhan Gula Darah di Jawa Tengah

Ranuan/Tanaman yang digunakan No

Nama daerah Nama Latin

Bagian tanaman yang di- gunakan Cara pengolahan Cara pakai

a Duwet Eugenia cumini M biji Mengkudu Morinda citrifolia L buah

Kumis Kucing Orthisiphon grandiflora Bold daun direbus diminum Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

b Pulai Alstonia scholaris R.Br batang

Duwet Eugenia cumini M biji direbus diminum Mengkudu Morinda citrifolia L buah

Mahoni Swietenia mahagoni BL biji c. Duwet Eugenia cumini M biji

Pulai Alstonia scholaris R .Br. daun direbus diminum Mengkudu Morinda citrofolia L buah

Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

d Duwet putih Eugenia cumini M biji disangrai

ditumbuk, diminum diseduh

e Salam Eugenia polyantha Wight daun

Mondokaki T abernaemantana coronaria daun direbus diminum Wight

f. Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizom

Sinh Piper betle L daun direbus diminum

Bawang merah Allium cepa Bemh umbi g. Pare Momordica charantia L buah

Salam Eugenia poyantha Wight daun direbus diminum Sambiloto Andrographis paniculata Nees daun

h. Kumis kucing OrthosiphonsmmeusBemh daun Adas Foeniculum vulgare Mill rhizom

Lempuyang Zingiber aromaticum Val rhizoma direbus diminum Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb rhizoma

Bidara laut Strichnos ligustrina Zipp batang Secang Caesalpinnia sappan L batang

i. Murbei Morus albus L daun direbus diminum Kumis kucing Orthosiphon stamineus Bemh daun

(6)

khasanah tanaman obat di Indonesia. Yang menarik adalah bahwa dalam menjalani prakteknya, battra ramuan yang hanya menggunakan ramuan tanaman obat hanya sekitar 20-40%. Sebagian besar Battra ramuan selain dengan ramuan tanaman obat juga dipadukan dengan ketrampilan, tenaga dalam atau kaidah-kaidah agama. Dosis, cara pengolahan dan Cara pemakaian banyak yang tidak jelas, karena diantaranya tergantung dari keyakinan atau perasaan pada saat mengobati.

Dengan diketahuinya keberadaan Battra ramuan dengan ramuan tanaman obat yang digunakan, merupakan tantangan bagi para peneliti untuk melakukan penelitian dan pengembangan ramuan tersebut, sehingga dapat dikembangkan arah penelitian selanjutnya dalam rangka pemanfaatan pengobatan tradisional yang memenuhi persyaratan safety, efficacy, quality dan rational use menuju ke dalam pelayanan kesehatan formal.

KESIMPULAN

Sumber daya manusia Battra ramuan rendah, 47,5 -67,5% tidak sekolah atau hanya tamat SD. Pada umumnya Battra ramuan tidak hanya menggunakan ramuan tanaman obat sebagai obat, tetapi dipadukan dengan cara lain yaitu ketrampilan, tenaga dalam dan kaidah agama. Battra ramuan yang hanya menggunakan ramuan sebagai obat hanya 20 -40%. Tiap tiap daerah mempunyai ramuan obat tradisional yang berbeda, meskipun untuk obat keluhan yang sarna. Battra ramuan yang mempunyai izin dari Dinas Kesehatan setempat sekitar 2,5%.

SARAN

Perlu dilakukan pembinaan Battra ramuan yang berkelanjutan melalui orga- nisasi/asosiasi atau instansi terkait mengingat SDM Battra ramuan rendah, banyak yang belum mempunyai buku catatan tentang pasien, dan banyaknya Battra ramuan yang belum terdaftar. Ramuan Battra dapat dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka pemanfaatan pengobatan tradisional yang memenuhi persyaratan menuju ke dalam pelayanan kesehatan formal.

DAFTAR PUSTAKA.

1. Departemen Kesehatan, 1992. Undang-undang No.23, tahun 1992 Tentang Kesehatan

2. Departemen Kesehatan, 2003. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor : 1076/ Menkes /SK/VI1/ 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.

3. Dirjen Binkesmas, 1977. Pengobat Tradisional di Indonesia. Dirjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Depkes. R.I.

4. Depertemen Kesehatan R.I. 2002, Panduan Kerja Sentra Pengembangan dan Pene- rapan Pengobatan Tradisional.

5. Nani Sukasediati, 2002. Pedoman Review, Modifikasi dari Indicator Survey Form Global Mapping- Survey Quality Assesment Form TM/CAM Practices and Utilization WHO Kobe Center.

Gambar

Tabel   II. Ramuan Untuk Keluhan Wasir/Ambei di Jawa Barat

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk menguji penerapan sikap disiplin siswa menggunakan konseling kelompok behavioristik dalam

Aspek yang mempengaruhi karakteristik roti baik roti tawar biasa maupun roti tawar klasik selain aspek bahan baku dan proses produksi ada pula bentuk dari

Konsep percobaan ( poging ) yang diatur dalam Pasal 53 KUHP dan Pasal 54 KUHP 7 memiliki suatu karakteristik yang berbeda dengan percobaan melakukan tindak pidana

Dari hasil analisis data aktivitas siswa tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan Model Creative Problem Solving

Perkembangan Kemampuan Berhitung Anak Pada Siklus III BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB (Berkembang Sangat Baik) pada Kondisi Awal yaitu : Anak dapat mengenali angka

[r]

Penelitian ini dapat membantu siswa karena siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar, mengajar melalui model Make A Match, menambah pemahaman siswa pada Mata

yang terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen baik.. tingkatan kemampuan, latar belakang etniknya, dan jenis kelamin. STAD dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran