BAB V KESIMPULAN
Perkembangan kawasan Senen antara periode 1950an hingga 1970an dapat dibagi menjadi tiga periodeisasi. Tahun 1950an, adalah periode dimana kota Jakarta mengalami ledakan penduduk pertama yang masif, dan ledakan penduduk yang disebabkan oleh arus imigrasi besar-besaran tersebut sebagian besar menuju kawasan Senen. Pada periode inilah keberagaman yang terjadi di kawasan Senen semakin berkembang. Pada tahun 1960an adalah periode dimana kawasan ini mengalami perkembangan aktifitas sosial dan ekonomi, dan kawasan ini dijadikan salah satu dari segelintir dari Proyek Mercusuar milik Soekarno. Periode keemasan kawasan Senen, tahun 1970‟an, merupakan periode dimana kawasan Senen ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat hiburan di Jakarta pada waktu itu, ditambah dengan kehadiran pasar inpres dalam Proyek Senen.
Sama seperti periode-periode sebelumnya, pasar Senen tetap merupakan objek yang paling penting dalam sejarah dan perkembangan kawasan Senen ini, namun sejak dibangunnya Proyek Senen, ada perubahan penting, yaitu eksistensi terminal. Setelah
didirikannya Proyek Senen, kawasan Senen ini terbagi menjadi dua zona. Zona pertama adalah zona utama yang terdiri dari Pasar Senen, Terminal Senen, dan juga Stasiun Senen. Di zona pertama ini lah merupakan pusat dari segala aktifitas kawasan ini. Zona yang kedua adalah zona pinggiran kawasan Senen. Zona ini kebanyakan merupakan pemukiman warga, yang terdiri dari Bungur, Keramat, Tanah Tinggi, Kwitang, Kenari, dan Paseban. Pada zona kedua ini, walaupun bukan merupakan kawasan utama dari kawasan Senen, namun beberapa aktifitas ekonominya juga berjalan disini, contohnya Tanah Tinggi dengan kawasan prostitusinya, Kenari dengan pusat barang elektroniknya, Kwitang dengan pusat buku bekas, dan sebagainya.
Masalah-masalah sosial yang terjadi pada kawasan Senen sebenarnya sudah terjadi sejak jaman pemerintah kolonial, namun ada tiga masalah pokok pada periode „50an hingga „70an yang membuat kawasan ini terkenal hingga ke seluruh penjuru kota Jakarta. Masalah-masalah tersebut adalah mengenai keberagaman etnis, kriminalitas, dan juga prostitusi. Berkembangnya tiga masalah sosial tersebut jika ditilik sejarahnya ternyata dapat berkembang menjadi semakin kompleks salah satunya adalah sejak dibangunnya Proyek Senen.
Aktivitas sosial-ekonomi di kawasan Senen sebenarnya sudah dimulai sejak kawasan ini menjadi kawasan pinggiran dari Weltevreden, namun aktivitas tersebut semakin memuncak karena kehadiran Proyek Senen. Keberadaan proyek ini seakan semakin membuka mata orang-orang bahwa kawasan ini sangat ideal dan strategis untuk dijadikan lahan usaha. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pada periode tahun „50an hingga „70an, kawasan ini adalah kawasan terpadat di Jakarta dengan kehadiran orang-orang dari luar kota Jakarta yang datang ke Senen yang sebagian besar motif mereka adalah untuk mencari nafkah, padahal di saat yang sama kota Jakarta pada waktu itu masih terbilang sepi.
Kawasan Senen dilihat oleh Soekarno sebagai salah satu kawasan yang penting saat ia masih menjabat sebagai presiden. Ia kemudian memutuskan untuk memasukan kawasan ini menjadi salah satu dari sekian banyak proyek yang dianggap penting dalam Proyek Mercusuar miliknya. Namun, karena kekurangan waktu, Soekarno sudah keburu lengser dan digantikan oleh Soeharto, dan keterbatasan biaya untuk menggarap kawasan ini, maka pengerjaan Proyek Mercusuar di kawasan Senen kurang maksimal. Baru pada periode setelahnya, orang yang ditunjuk langsung oleh Soekarno sekaligus tangan kanannya, Ali Sadikin, yang berhasil melanjutkan
perkembangan kawasan ini secara serius dan dinamakan Proyek Senen.
Perkembangan kawasan Senen, khususnya setelah dibangunnya Proyek Senen, berdampak luas terhadap masyarakat sekitar. Salah satu hal yang terlihat adalah munculnya masalah-masalah sosial yang menjadi semakin kompleks. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa kawasan Senen menjadi semakin berkembang sejak Proyek Senen dibangun. Ironisnya, Proyek Senen yang dirancang dan dibangun dengan megah pada masanya dan menjadikan kawasan ini semakin berkembang, ternyata tidak mampu mengubah kondisi sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Proyek Senen „hanya‟ dapat menjadi tempat tujuan awal dari orang-orang dengan tingkat sosial menengah ke bawah. Perkembangan dan kemajuan yang dibawa oleh Proyek Senen hanya mencapai permukaan masyarakatnya saja, tidak mampu menjangkau ke lapisan masyarakat yang lebih dalam dan mengubah keadaan sosial-ekonomi masyarakat kawasan Senen.
Terakhir, penelitian ini ingin menunjukan bahwa segala sesuatu yang eksis di dunia nyata pasti punya cerita. Siapa sangka jika kawasan Senen yang „hanya‟ terdiri pasar, stasiun, terminal, dan
sebagainya mempunyai cerita yang menarik jika kita teliti lebih dalam lagi. Disitulah tugas sejarawan untuk mengungkapkan realita dan menceritakannya ke publik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Artikel
Abdul Chaer, Folklor Betawi: Kebudayaan dan Kehidupan Orang Betawi. Jakarta: Masup Jakarta, 2012.
Adams, Cindy, Bung Karno Penyambung Lidah Rakjat Indonesia. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1966.
Arie Laksono, Sejarah Singkat Patung-Patung dan Monumen di Jakarta. Jakarta: Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Dinas Museum dan Sejarah, 2008.
Bastin, John, Singapura Tempo Doeloe 1819-1942. Jakarta: Komunitas Bambu, 2011.
Blackburn, Susan, Jakarta: Sejarah 400 Tahun. Jakarta: Masup Jakarta, 2011.
Castles, Lance, Profil Etnik Jakarta. Jakarta: Masup Jakarta, 2007. Cribb, Robert, Gangsters and Revolutionaries: The Jakarta People’s
Militia and The Indonesian Revolution 1945-1949. Honolulu: University of Hawaii Press, 1991.
Columbijn, Freek, Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak, 2005.
Daerah Khusus Ibukota, Peringatan Ulang Tahun ke-435 kota Djakarta. Jakarta: Pemerintah DKI, 1962.
Farabi Fakih, Membayangkan Ibukota Jakarta di Bawah Soekarno. Jakarta: Ombak. 2005.
Firman Lubis, Jakarta 1950-an: Catatan Semasa Remaja. Jakarta: Masup Jakarta, 2011.
_____________, Jakarta 1960-an: Kenangan Semasa Mahasiswa. Jakarta: Masup Jakarta, 2008.
_____________, Jakarta 1970-an: Kenangan Semasa Menjadi Dosen. Jakarta: Masup Jakarta, 2010.
Grijns, Kees dan Peter J.M. Nas., Jakarta: socio-cultural essay. Leiden: KITLV Press, 2000.
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah: Edisi Kedua. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.
Lamijo. Prostitusi di Jakarta Dalam Tiga Kekuasaan, 1930-1959, Sejarah dan Perkembangannya.
Lindblad, Thomas (ed), Sejarah Ekonomi Modern Indonesia: Berbagai Tangtangan Baru, Jakarta: LP3S, 2000.
M. Fauzi, “Lain di Front, Lain pula di Kota: Jagoan dan Bajingan di Jakarta di tahun 1950-an.”
Misbach Yusa Biran, Keajaiban di Pasar Senen. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2008.
Mona Lohanda, Sejarah Pembesar Mengatur Batavia. Jakarta: Masup Jakarta, 2008.
______________, The Kapitan Cina of Batavia 1837-1942: a History of Establishment in Colonial Society. Jakarta: Djambatan, 2001. Niejmeijer, Hendrik E., Batavia: Masyarakat Kolonial Abad XVII.
Jakarta: Masup Jakarta, 2012.
Purnawan Basundoro, Dua Kota Tiga Zaman Surabaya dan Malang: Sejak Kolonial Sampai Kemerdekaan, Yogyakarta: Ombak, 2009.
Rachmat Ruchiat, Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta. Jakarta: Masup Jakarta, 2011.
Ramadhan K.H., Ali Sadikin: Membenahi Jakarta Menjadi Kota Yang Manusia. Jakarta: Ufuk Press, 1992.
Ricklefs, M. C., Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi, 2008.
Ridwan Saidi, Sejarah Jakarta dan Peradaban Melayu-Betawi. Jakarta: Perkumpulan Renaissance Indonesia Timpani Building, 2010.
S.M. Ardan, Terang Bulan Terang di Kali: Cerita Keliling Jakarta. Jakarta: Masup Jakarta, 2007.
Silver, Christopher, Planning The Megacity: Jakarta in The Twentieth Century. New York: Routledge, 2008.
Taylor, Jean Gelman, Kehidupan Sosial di Batavia. Jakarta. Masup Jakarta, 2009.
Thorn, Mayor William, Penaklukan Pulau Jawa: Pulau Jawa di Abad Sembilan Belas dari Amatan Serdadu Inggris. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004.
Turner, Jack, Sejarah Rempah: Dari Erotisme Sampai Imperialisme. Jakarta: Masup Jakarta, 2011.
Vermeulen, Johannes Theodorus, Tionghoa di Batavia dan Huru Hara 1740. Jakarta: Masup Jakarta, 2010.
Wertheim, W. F., Masyarakat Indonesia dalam Transisi: Studi Perubahan Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999.
Yasmine Zaki Shahab. Betawi dalam Perspektif Kontemporer: Perkembangan, Potensi, dan Tantangannya. Jakarta: Lembaga Kebudayaan Betawi, 1997.
Skripsi dan Tesis
Asep Rusmana, “Implementasi Perencanaan Strategis Perusahaan Daerah Pasar Jaya 2006-2009”. Skripsi. Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2008.
Musadad, Arsitektur dan Fungsi Stasiun Kereta Api Bagi Perkembangan Kota Purworejo Tahun 1901-1930 (nomor 06). Wildan Sena Utama, “Modernisasi Masyarakat Tionghoa di Batavia
1900an-1930an”. Skripsi. (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, 2011.
Surat Kabar
Kompas, “Di Ibukota, Penjambret dan Pencopet Makin Berani”, 21 Mei 1977.
Kompas, “Proyek Senen dan Bioskop2 Sepi Pengunjung”, 4 Juni 1973.
Republika, “Pasar Senen Tahun „50an”, 3 Juni 2007. Sinar Harapan, “Aksi Copet di Proyek Senen”, 7 Mei 1975
Sinar Harapan, “Penduduk Kecamatan Senen Paling Padat di Indonesia”, 17 Mei 1975.
Tempo, “Antri di Jakarta”, 15 April 1972. Tempo, “Menuju Anti-Senen”, 3 Juni 1972.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Distribusi Etnis Populasi Batavia, Tahun 1885
Sumber: Susan Blackburn, Jakarta: Sejarah 400 Tahun. (Jakarta, Masup Jakarta, 2011), hlm 99.
Lampiran 2 Peta Batavia, Tahun 1931
Lampiran 3 Peta Jakarta 1946
Sumber: Susan Blackburn, Jakarta: Sejarah 400 Tahun. (Jakarta, Masup Jakarta, 2011), hlm 210.
Lampiran 4 Perbandingan Jakarta 1950 dan 1965
Sumber: Susan Blackburn, Jakarta: Sejarah 400 Tahun. (Jakarta, Masup Jakarta, 2011), hlm 234
Lampiran 5 Pedagang Cina di Pasar Senen tahun 1890
Sumber: KITLV.NL
Lampiran 6 Deretan toko di Pasar Senen tahun 1900
Lampiran 7 Para Pedagang di Pasar Senen tahun 1928
Sumber: KITLV.NL
Lampiran 8 Stasiun Senen 1930an
Lampiran 9 Pedagang dan Pembeli di Pasar Senen Tahun 1930
Sumber: KITLV.NL
Lampiran 10 Berjualan di Pinggir Rel Kereta Tahun 1936
Lampiran 11 Peninjauan pra-Proyek Senen Masa Soekarno, 1962
Lampiran 12 Dibangunnya Proyek Senen tahun 1970
Sumber: Tropen Museum
Lampiran 13 Proyek Senen Pertengahan Tahun 1970an
Lampiran 14 Antri Menonton di Bioskop Kramat, 15 April 1972
Lampiran 15 Menuju Anti-Senen, 3 Juni 1972
Lampiran 16 Berita Kriminalitas di Kawasan Senen, Mei 1973
Lampiran 17 Lowongan Pekerjaan oleh PT Pembangunan Jaya, Mei 1973
Lampiran 18 Berita Mengenai Proyek Senen, Juni 1973
Lampiran 19 Padatnya Penduduk Kecamatan Senen, 17 Mei 1975
Lampiran 19 Aksi Pencopet di Proyek Senen, 7 Mei 1975
Lampiran 20 Berita Mengenai Kriminalitas, Mei 1977