Page 0
MARKET BRIEF
PELUANG USAHA PRODUK MEBEL (HS 94)
2016
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN
Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 http://www.itpcmilan.com
Page 1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI 1 KATA PENGANTAR 2 I. PENDAHULUAN . I. 1 Pemilihan Produk 4
I. 2 Profil Geografi Italia 7
II. POTENSI PASAR PRODUK MEBEL DI ITALIA
II. 1 Ekspor Produk Mebel Italia ke Dunia 9
II. 2 Potensi Pasar Mebel di Italia 11
II. 3 Regulasi Impor Mebel di Italia 13
II. 4 Saluran Distribusi Produk Mebel di Italia 16
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya 17
III. PELUANG & STRATEGI
III. 1 Peluang 17
III. 2 Strategi 18
IV. INFORMASI PENTING 19
Page 2
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu menyiapkan 10 Market Brief.
Pada topik ini dipilih produk mebel (HS 94) sesuai data yang mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk produk mebel di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan. Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan informasi tentang produk mebel.
Milan, Maret 2016
Kepala ITPC Milan Agung Pramudya FR.
Page 3
ABSTRAKSI
Saat ini pasar furnitur dan kerajinan global bernilai hingga 440 miliar dolar AS, sedangkan pangsa pasar Indonesia baru mencapai 1 persen. Berdasarkan data dari World Integrated Trade Solution (WITS), nilai impor Italia dari Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain di dunia adalah sebesar 1,84%. Secara keseluruhan nilai impor Italia dari Indonesia telah mengalami kenaikan sejak tahun 2014, dari USD 2,543,221,44 di tahun 2014 menjadi USD 2,651,596,97 di tahun 20151.
Meskipun mengalami kenaikan, nilai ini masih tertinggal jauh dengan nilai impor Italia dari Negara-negara di region Asia Pasifik yang terus meningkat. Sebagian besar impor Italia dari region ini adalah Tiongkok, yang menempati ranking kedua Negara asal impor setelah Amerika Serikat2.
Asosiasi Mebel Kayu dan Rotan Indonesia (AMKRI) mencatat bahwa 40 persen ekspor produk mebel masih bertujuan ke negara-negara Eropa3.
Kalangan perajin masih mengandalkan pasar ekspor tradisional, seperti Eropa, Amerika Utara, Cina, dan Australia. Namun pasar yang paling banyak menyerap adalah Eropa dimana permintaan ekspor (mebel dan kerajinan) naik 10-20 persen. Di antara barang yang cukup diminati pasar itu adalah mebel, kerajinan kayu, kerajinan daur ulang, dan kerajinan berbahan tanah, seperti gerabah.4
Dengan dibangunnya sistem regulasi dan ketenagakerjaan, ekspor mebel dapat terus ditingkatkan. Untuk dapat mengambil peluang tersebut, maka Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:
Strategi produksi
1 “Italy All Products Import Trade Value,” World Integrated Trade Solution, 3 Maret 2016, diakses pada 3 Maret 2016,
http://wits.worldbank.org/CountryProfile/Country/ITA/StartYear/2009/EndYear/2013/TradeFlow/Import/Indicator/MPRT -TRD-VL/Partner/IDN/Product/Total
2 “Goods Imports All Countries and Regions 2009-2013,” World Integrated Trade Solution, 7 Juli 2015, diakses pada 7 Juli
2015, http://wits.worldbank.org/CountryProfile/Country/all/StartYear/2009/EndYear/2013/Indicator/BM-GSR-MRCH-CD
3 “Eropa Masih jadi Tumpuan Ekspor Furnitur Indonesia,” 29 Desember 2014, diakses pada 8 Juli 2015,
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/29/183732726/Eropa.Masih.jadi.Tumpuan.Ekspor.Furnitur.Indonesia
4 ”Ekspor Mebel Indonesia ke Eropa ; Jumlah Menurun Nilai Tetap”. 26 Maret 2015, diakses pada 9 Maret 2016
https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/02/090697079/ekspor-mebel-indonesia-ke-eropa-jumlah-menurun-nilai-tetap
Page 4
Membangun trading house untuk menyediakan bahan baku sehingga mengurangi ongkos produksi lebih dari 20%. Selain itu, pemerintah juga harus menghentikan ekspor kayu log agar tidak mengancam industri mebel dalam negeri. Strategi lain yang perlu dilakukan adalah sosialisasi kepada pengusaha mebel tentang ketentuan ekspor ke Italia dan sertifikasi ISO untuk produk ramah lingkungan serta mempermudah regulasi impor bahan baku produk mebel
Strategi produk
Menjadikan produk mebel Indonesia sebagai produk yang ramah lingkungan, disertai dengan desain yang inovatif dan berstandar internasional. Dengan desain yang orisinil dan tidak hanya menjadi manufaktur, tidak hanya berupa bahan mentah atau partisi (mebel setengah jadi), melainkan sampai ke tahap finishing touch atau penyelesaian tahap akhir berupa produk jadi sehingga meningkatkan marjin keuntungan bagi pengusaha mebel Indonesia, dan tidak hanya berupa bahan mentah atau partisi (mebel setengah jadi)
Strategi promosi
Pendampingan bagi pelaku usaha untuk memuluskan ekspor produknya dan memetakan cara menyaingi efisiensi industri mebel Vietnam. Strategi lain yang bisa dilakukan adalah meningkatkan penggunaan produk furniture dan kerajinan dalam negeri.
Strategi policy (kebijakan)
Merevisi/ upgrade kebijakan pengurusan Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu, menjadi sertifikat yang juga sesuai / memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk mendapatkan sertifikasi ecolabelling
Page 5
I. PENDAHULUAN
I.1. Pemilihan Produk
Industri mebel mempunyai peran yang penting bagi perekonomian, khususnya dalam memberikan kontribusi kepada penciptaan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Efek berlipat yang diberikan industri ini sangat besar. Mulai dari pengrajin barang setengah jadi, pedagang kayu, pengusaha bahan-bahan pendukung industry mebel, sampai pada penjual makanan yang berada di sekitar daerah industri5.
Selain itu, industri mebel Indonesia memiliki daya saing dibanding industri dari Negara lain, yaitu dibidang ketrampilan mengukir dan tenaga kerja murah. Faktor pendukung lainnya adalah bahan baku kayu tidak tergantung pada Negara lain dan pasar ekspor yang masih berpeluang luas6. Pasar
Eropa adalah pasar tradisional ekspor mebel dari Indonesia. Di satu sisi, hingga 2014, pasar Eropa masih menyerap sebagian besar pasar produk mebel. Namun di sisi lain, khusus pasar Italia, ekspor Indonesia di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 7,1% dibandingkan nilai ekspor tahun 2013. Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan menegaskan komitmennya untuk menumbuhkembangkan industri mebel dan kerajinan nasional sebagai upaya mencapai peningkatan ekspor.
Pada tahun 2014, Indonesia menempati peringkat ke-21 negara rekanan impor Italia. Dari dua puluh besar Negara asal impor, hanya dua negara yang berasal dari luar Eropa yang berhasil menempati peringkat pertama, yaitu Tiongkok, dan peringkat ke-16 yaitu Vietnam.
5 “Studi Hambatan Kebijakan Bagi Industri Furnitur: Hasil Studi di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” USAID dan SENADA,
Agustus 2007, diakses pada 9 Juli 2015, http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNADN181.pdf
6 Strategi Memajukan Ekspor Furniture Indonesia, diakses pada 9 Maret
Page 6
Tabel 1. Pangsa Pasar Impor Mebel Italia Berdasarkan Negara Asal
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa produk mebel Indonesia kalah bersaing dengan produk Vietnam meskipun potensi hutan Indonesia jauh lebih besar. Salah satu penyebab tertinggalnya ekspor Indonesia dari Vietnam adalah adanya regulasi yang menghambat7. Nilai ekspor mebel
dan furniture Indonesia pada 2014 lalu hanya 2 miliar dolar Amerika. Sedangkan Vietnam hampir mencapai 6 miliar dolar Amerika8.
Selain itu, sistem Verifikasi Legalitas Kayu seharusnya tidak diterapkan kepada industri mebel melainkan ditetapkan di industri hulu. Sebagian pengusaha juga masih mengimpor bahan baku mebel yang mengurangi nilai tambah produk.
7 “Industri Mebel Kalah dari Vietnam, Jokowi Akui Banyak Hambatan,” Rimanews, 12 Maret 2015, diakses pada 7 Juli
2015, http://ekonomi.rimanews.com/bisnis/read/20150312/201417/Industri-Mebel-Kalah-dari-Vietnam-Jokowi-Akui-Banyak-Hambatan
8 Jokowi Tantang Nilai Ekspor Industri Mebel dan Kerajinan Tembus 5 Miliar Dollar AS, 12 Maret 2015, diakses pada 9
Maret 2016http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/03/12/jokowi-tantang-nilai-ekspor-industri-mebel-dan-kerajinan-tembus-5-miliar-dolar-as?page=2
Rank Country Share (% )
2014 1 China - 28.52 2 Germany - 14.99 3 Romania - 8.18 4 Poland - 7.45 5 France - 5.20 6 Austria - 3.96 7 Spain - 3.23 8 Slovenia - 2.17 9 Hungary - 2.17 10 Netherlands - 2.15 11 Bulgaria - 1.83 12 Lithuania - 1.40 13 Czech Republic - 1.27 14 United Kingdom - 1.24 15 Turkey - 1.20 16 Vietnam - 1.13 17 United States - 1.12 18 Slovakia - 1.12 19 Sweden - 1.11 20 Belgium - 0.87 Others 9.70 Source: WTA/Istat
Page 7
Berdasarkan data dari ISTAT (Istituto Nazionale di Statistica), sebuah lembaga statistik Italia, nilai ekspor Indonesia ke Italia masih lebih besar dari nilai ekspor Italia ke Indonesia. Ini berarti neraca perdagangan Indonesia masih positif sebesar USD 14,48 Juta. Meskipun demikian, ekspor Italia ke Indonesia terus meningkat sedangkan ekspor Indonesia ke Italia menunjukkan trend sebaliknya. Untuk itulah, pangsa pasar mebel di Italia harus terus ditingkatkan oleh Indonesia. Berikut grafik perbandingan ekspor Indonesia ke Italia dengan ekspor Italia ke Indonesia dari tahun 2010-2014:
Tabel 2. Ekspor Indonesia vs Ekspor Italia – Mebel (dlm Juta USD)
Sumber: ISTAT
Berdasarkan data di atas, Indonesia memiliki pekerjaan besar untuk meningkatkan ekspor mebel ke pasar potensial Italia. Dengan didukung oleh kualitas dan inovasi mebel Indonesia yang sudah diakui secara internasional, maka pasar ekspor mebel masih memiliki peluang yang cukup besar. 58.51 47.77 36.71 29.61 29.40 7.25 10.75 12.10 19.10 14.93 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 2010 2011 2012 2013 2014 Ekspor Ind-Ita Ekspor Ita-Ind
Page 8 I.2. Profil Geografi Italia
Italia sebelah utara berbatasan langsung dengan empat negara Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia. Memiliki posisi yang strategis yaitu berada di tengah-tengah antara Eropa dan Afrika, Italia meiliki keuntungan sebagai negara yang memberikan akses ke negara-negara Eropa Utara, negara-negara-negara-negara Mediterania dan negara-negara Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk
dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik.
Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500 perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba meningkatkan ekspornya ke Italia
Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor
Page 9
Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95 miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui Lombardia.
Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami
Page 10
reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
II. POTENSI PASAR PRODUK MEBEL DI ITALIA
II.1 Ekspor Produk Mebel Italia ke Dunia
Ekspor produk mebel (HS 94) Italia kepada dunia terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yaitu selama periode 2010-2014. Namun dalam kurun satu tahun terakhir (2014 ke 2015), kinerja ekspor mebel Italia menurun sebesar 11,47%. Persentase penurunan yang cukup besar diakibatkan oleh adanya stagnansi pada pertumbuhan nilai ekspor Italia ke negara-negara di dunia. Ekspor Italia ke Indonesia sendiri misalnya, mengalami penurunan sebesar 7,34%. Akan tetapi jumlah ini masih lebih baik dibandingkan dengan penurunan tingkat ekspor Italia ke Indonesia pada tahun 2013 ke 2014 lalu sebesar 21,84%. Penurunan nilai ekspor terbesar terjadi pada produk klasifikasi yang tidak diketahui (HS9400) sebesar 17,39%, diikuti dengan produk lampu tempat tidur (HS 9494) sebesar 16,60% seperti terlampir di bawah ini.
Page 11 Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk Mebel Italia ke Dunia
Italy's Export of Furniture to World
Value: Million USD
HS Description 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 10-14 Change (%) 14/13 Jan-Nov Change (%) 15/14 2014 2015 94 Furniture 13,006.65 14,082.71 13,137.54 14,036.91 14,373.10 1.98 2.40 13,172.28 11,661.98 -11.47 9403 Other Furnit,Not Seat 7,054.35 7,741.23 7,294.36 7,729.71 7,903.66 2.28 2.25 7,244.76 6,380.18 -11.93 9401 Seat (Not Dental,Etc) 3,163.10 3,412.34 3,163.05 3,363.91 3,544.02 2.15 5.35 3,250.97 2,890.19 -11.10 9405 Lamps,Lightng,Fitting 1,725.21 1,952.60 1,831.55 1,969.60 2,033.69 3.43 3.25 1,862.15 1,650.06 -11.39 9404 Articles Of Bedding 321.81 349.98 327.06 345.83 356.62 1.95 3.12 331.16 276.20 -16.60 9406 Prefabricated Buildng 449.93 341.54 249.96 332.87 255.28 -10.94 -23.31 226.78 237.88 4.90 9402 Med/Surg/Den/Vet/Etc . 133.66 135.67 140.44 157.85 157.03 4.85 -0.53 132.46 125.02 -5.62 9400 Unknown Classification 158.60 149.33 131.12 137.13 122.80 -5.79 -10.45 124.02 102.45 -17.39 Source: WTA/Ista t Sumber: Istat
Produk mebel lain yang masih mengalami pertumbuhan positif adalah produk prefabricated building (HS9406) dan alat kesehatan (HS9402). Namun, ekspor ke sepuluh negara terbesar penyerap produk mebel Italia mayoritas mengalami penurunan seperti terlihat pada tabel dibawah. Dalam kurun satu tahun terakhir kenaikan nilai ekspor hanya terjadi di Amerika Serikat, Cina dan Saudi Arabia. Sedangkan untuk ekspor ke Indonesia, Italia mengalami penurunan dari USD 14,93 Juta di tahun 2014 menjadi hanya USD 11,53 Juta di tahun 2105.
Page 12 Tabel 4. Kinerja Ekspor Produk Mebel Italia ke Dunia berdasarkan
Negara Tujuan (sepuluh besar dan Indonesia)
Italy's TOP 25 Export Partners of Furniture
Value: Million USD
HS Description 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 10-14 Change (%) 14/13 Jan-Nov Change (%) 15/14 2014 2015 1 France - 2148.14 2336.15 2109.98 2122.19 2117.79 -1.24 -0.21 1969.00 1698.66 -13.73 2 Germany - 1575.18 1799.51 1574.92 1608.35 1624.19 -0.51 0.98 1511.79 1318.34 -12.80 3 United Kingdom - 1022.95 1059.49 1028.25 1081.35 1203.67 3.52 11.31 1127.62 1113.75 -1.23 4 United States - 637.42 712.99 784.61 894.83 1016.44 12.30 13.59 916.33 928.78 1.36 5 Russia - 837.62 979.90 988.40 1127.86 986.90 4.80 -12.50 884.54 531.19 -39.95 6 Switzerland - 582.75 668.84 639.74 743.08 728.47 5.67 -1.97 663.36 580.76 -12.45 7 Spain - 580.19 567.57 433.19 393.90 445.80 -8.54 13.18 416.98 407.29 -2.32 8 Belgium - 401.74 443.49 376.36 357.39 363.49 -4.07 1.71 337.96 279.68 -17.24 9 China - 155.91 223.71 211.21 274.54 332.55 18.77 21.13 295.51 308.18 4.29 10 Saudi Arabia - 172.90 207.60 221.13 258.50 296.47 13.86 14.69 257.05 284.02 10.49 78 Indonesia - 7.25 10.75 12.10 19.10 14.93 22.38 -21.84 12.45 11.53 -7.34 Source: WTA/Istat Sumber: Istat
Dengan rata-rata nilai ekspor yang masih positif ke dunia, Italia masih memiliki potensi pasar yang cukup besar ke luar negeri. Italia menggunakan reputasi “Made in Italy” yang telah dikenal konsumen dan retailer di seluruh dunia. Kunci keberhasilan produk mebel Italia di pasar dunia adalah investasi yang besar di desain, model bisnis yang dibuat berdasarkan distrik, dan orientasi tinggi pada ekspor9. Menurut majalah World Outlook
2015, di tahun 2015, lima negara eksportir mebel terbesar adalah Tiongkok, Italia, Jerman, Polandia, dan Vietnam10. Nilai ekspor furniture Indonesia
kurang dari 3 % ekspor furniture dunia. Indonesia kalah jauh dari China
9“Italy Furniture Outlook,” World Furniture Online, September 2014, diakses pada 10 Juli 2015,
ttp://www.worldfurnitureonline.com/research-market/italy-furniture-outlook-0058478.html
10 Stefania Pelizzari, “Global Furniture Demand Keeps Growing,” World Furniture: International Market Review, Maret
Page 13
yang nilai ekspor furniturenya mencapai 45%. Padahal China merupakan importir terbesar produk hutan Indonesia (kayu dan rotan) 11.
Tabel 5. Kinerja Ekspor Produk Mebel Italia dibandingkan dengan kinerja Dunia
Source: The Atlas of Economic Complexity
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan kinerja ekspor mebel Italia (other
furniture and parts thereof) bila dibandingkan dengan dunia produk mebel
selain produk medis dan berbasis metal. Perkembangan pasar mebel dunia saat ini didominasi oleh produk mebel kantor dimana tingkat konsumsinya mencapai 11% dari total konsumsi mebel dunia. Dari persentase tersebut, 52%-nya berasal dari ekspor negara maju yang antara lain terdiri dari Tiongkok, Jerman, Kanada, Italia, Amerika Serikat, dan Swedia.
II.2 Potensi Pasar Produk Mebel di Italia
Kinerja impor mebel Italia di tahun 2015 secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar 8,53%, hal
11 Strategi Peningkatan Produk Ekspor, diakses pada 11 Maret 2016.
Page 14
ini sejalan dengan tren selama 2010-2014 yang mengalami penurunan 0,69%. Produk impor yang mengalami penurunan paling kecil selama setahun terakhir dengan perkembangan tren yang positif sejak 2010 adalah produk lampu (HS 9405) yang hanya mengalami penurunan sebesar 3,63%% dan produk kursi (HS 9401) yang mengalami penurunan sebesar 3,91%. Namun demikian, secara keseluruhan peningkatan impor Italia lebih besar bila dibandingkan dengan peningkatan nilai ekspornya. Dengan demikian pasar Italia masih memberikan sinyal positif untuk penyerapan produk dari luar Italia. Dari tren selama lima tahun, nilai tertinggi impor mebel Italia adalah pada tahun 2011 yaitu sebesar USD 3,9 Juta, bahkan nilai di tahun 2014 dengan USD 3,7 Juta belum dapat mencapai nilai tersebut. Hal ini berarti bahwa potensi pertumbuhan impor Italia masih cukup besar.
Tabel 5. Kinerja Impor Produk Mebel Italia terhadap Dunia Italy's Import of Furniture From World
Value: Million USD
HS Description 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 10-14 Change (%) 14/13 Jan-Nov Change (%) 15/14 2014 2015 94 Furniture 3,658.15 3,915.71 3,306.92 3,400.96 3,791.34 -0.69 11.48 3,534.50 3,232.95 -8.53 9403 Other Furnit,Not Seat 1,344.43 1,405.93 1,118.24 1,131.74 1,272.09 -3.22 12.40 1,176.58 1,041.92 -11.44 9401 Seat (Not Dental,Etc) 997.88 1,052.33 919.12 946.09 1,028.36 -0.46 8.70 951.23 914.00 -3.91 9405 Lamps,Lightng,Fitting 781.00 891.19 799.47 836.84 982.84 4.05 17.45 911.72 878.60 -3.63 9404 Articles Of Bedding 260.82 291.04 233.16 249.26 283.18 0.10 13.60 266.89 225.71 -15.43 9406 Prefabricated Buildng 83.31 101.51 91.41 89.16 81.09 -1.82 -9.05 75.87 54.78 -27.80 9402 Med/Surg/Den/Vet/Etc. 86.16 76.32 65.66 70.32 80.30 -2.20 14.19 72.61 58.59 -19.31 9400 Unknown Classification 104.55 97.39 79.86 77.55 63.48 -11.54 -18.14 79.61 59.35 -25.45 Source: WTA/Istat
Meskipun berada di peringkat ke 21 (lihat Tabel 1), Indonesia dan negara-negara lain di luar 20 besar hanya menguasai 9,7% pasar. Sedangkan negara Asia Tenggara lain yang berkontribusi pada pasar impor Italia yaitu Vietnam berhasil menduduki peringkat ke-16 dengan pangsa pasar sebesar 1,13%.
Page 15 Tabel 6. Negara Rekanan Impor Mebel Italia
(dlm Jutaan USD)
Italy's TOP 25 Import Partners of Furniture
Value: Million USD
HS Description 2010 2011 2012 2013 2014 Trend (%) 10-14 Change (%) 14/13 Jan-Nov Change (%) 15/14 2014 2015 1 China 1,056.57 1,065.53 912.74 944.38 1,081.31 -0.74 14.50 1,009.67 974.46 -3.49 2 Germany 559.12 646.30 542.20 516.92 568.21 -1.89 9.92 528.98 447.68 -15.37 3 Romania 242.19 262.17 238.72 268.75 310.10 5.33 15.38 286.38 281.07 -1.86 4 Poland 242.32 285.03 235.03 247.35 282.36 1.65 14.15 261.50 252.94 -3.27 5 France 192.98 213.33 179.14 192.16 197.17 -0.61 2.61 177.10 161.49 -8.82 6 Austria 196.58 188.20 145.89 152.23 150.17 -7.23 -1.35 145.21 111.91 -22.94 7 Spain 99.12 133.05 102.62 104.84 122.31 1.84 16.66 115.90 107.42 -7.32 8 Slovenia 81.64 90.12 90.03 94.22 82.38 0.63 -12.56 79.76 65.17 -18.30 9 Hungary 67.37 78.36 64.87 76.34 82.22 3.79 7.70 76.42 61.98 -18.90 10 Netherlands 49.86 56.96 58.09 63.94 81.48 11.61 27.43 78.71 65.57 -16.69 11 Bulgaria 38.35 49.07 46.67 57.67 69.30 14.39 20.17 65.46 52.54 -19.74 12 Lithuania 42.70 42.69 41.34 47.83 53.03 5.62 10.87 49.92 44.77 -10.32 13 Czech Republic 36.25 45.88 37.87 34.97 48.34 3.09 38.20 42.22 45.57 7.92 14 United Kingdom 47.83 48.99 43.53 45.54 46.88 -1.12 2.94 45.82 49.51 8.05 15 Turkey 42.51 40.72 37.46 41.25 45.40 1.46 10.07 41.66 41.52 -0.34 16 Vietnam 61.59 62.23 46.36 41.02 43.02 -10.72 4.88 40.14 40.43 0.71 17 United States 52.70 46.09 34.99 34.88 42.45 -6.86 21.69 39.11 39.49 0.98 18 Slovakia 37.69 36.13 32.96 35.80 42.32 2.25 18.21 38.02 38.27 0.66 19 Sweden 57.57 61.73 46.01 41.54 42.07 -9.73 1.27 39.49 30.87 -21.83 20 Belgium 44.14 53.35 38.64 33.48 33.17 -9.85 -0.91 29.72 29.18 -1.83 21 Indonesia 58.51 47.77 36.71 29.61 29.40 -16.92 -0.71 28.02 24.24 -13.49 22 Taiwan 35.75 35.11 27.04 28.62 28.49 -6.37 -0.44 26.45 20.61 -22.07 23 Denmark 27.94 30.18 27.70 27.31 27.58 -1.25 0.97 26.28 19.62 -25.34 24 Croatia 31.99 35.72 33.18 25.76 27.25 -6.27 5.80 26.10 16.08 -38.38 25 Switzerland 29.33 28.97 21.06 25.97 24.15 -4.86 -7.03 19.89 31.66 59.14 Source: WTA/Istat
Vietnam telah menjadi pesaing utama produk mebel Indonesia. Pada tahun 2010, nilai impor Italia untuk mebel dari Vietnam hanya USD 3 Juta lebih besar dari nilai impor Italia untuk mebel dari Indonesia. Namun dalam perkembangannya selisih ini semakin jauh. Indonesia semakin tertinggal dari Vietnam, pada tahun 2014, Italia mengimpor USD 13,5 Juta lebih banyak dari Vietnam dibandingkan dari Indonesia. Pesaing dari
Page 16
Negara Asia Tenggara lain yang potensial adalah produk dari Malaysia dan Singapore12. Secara nominal, impor Italia dari Malaysia yang menduduki
peringkat ke-36 dan Singapore yang berada di peringkat 58 tidak sebesar Vietnam dan Indonesia seperti dapat dilihat di Tabel 7, namun secara strategis kedua Negara telah melakukan langkah peningkatan mutu produk mebel mereka. Pada tahun 2012, Malaysia membuat Malaysia Pride sebagai quality brand yang mensertifikasi standar kualitas yang terdiri dari desain yang orisinal, ramah lingkungan, penggunaan bahan dasar bersertifikat, dan inovasi pada proses pembuatan. Sedangkan Singapura sebagai Negara kecil, telah membuat strategi rencana peningkatan ekspor selama tiga tahun kedepan yang melibatkan pelaku bisnis.
Meskipun demikian, daya saing industri mebel dan kerajinan Indonesia turut meningkat seiring dengan penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Kini semua negara sudah mengakui produk kayu yang dihasilkan Indonesia diproduksi secara legal dan lestari dengan SVLK. Tidak perlu lagi sertifikasi dari pihak lain. Saat ini sekitar 60 persen industri mebel telah mengantongi sertifikat SVLK. Pemerintah mewajibkan seluruh ekspor produk mebel dan kerajinan telah dilengkapi dokumen SVLK mulai 1 Januari 2015. SVLK lebih baik dibandingkan sertifikasi yang keluarkan pihak asing karena dikembangkan oleh bangsa sendiri, sehingga pihak-pihak terkait tahu persis mana kayu yang legal dan mana yang tidak13
12 Roberta Mutti, “Southeast Asia Seen Up Close,” World Furniture: International Market Review, Maret 2015, diakses
pada 10 Juli 2015,
http://www.worldfurnitureonline.com/PDFres/65-Mgazine/#p=10http://www.worldfurnitureonline.com/PDFres/65-Mgazine/#p=16
13 ”Ekspor Mebel Diprediksi Capai 2 Milyar Dollar” Antara News, 13 Maret 2015, diakses pada 11 Maret
Page 17 Tabel 7. Negara Rekanan Impor Italia dari Asia Tenggara
(dlm Jutaan USD)
II.3 Regulasi Produk Mebel di Italia
Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor serta regulasi ekspor yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara detail dapat disimak pada portal EU Help Desk (http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan kode HS pada kolom yang telah ditentukan.
Kementrian Luar Negeri Italia14 membuat ringkasan laporan untuk
peraturan dan regulasi masuknya produk mebel ke Italia sebagai berikut:
Tabel 7. Kebijakan dan Regulasi Ekspor Produk Mebel yang diterapkan oleh Uni Eropa
Legislasi Dasar Hukum Deskripsi Singkat
Keamanan Produk Secara Umum Directive 2001/95/EC of the European Parliament and of the Council
Semua produk di pasar Uni Eropa termasuk produk jasa dan tidak termasuk produk barang antic harus patuh pada syarat dan ketentuan Directive 2001/95/EC of the European Parliament and of the Council yang dirancang untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan
14 “CBI Product Factsheet: Tropical timber furniture components in Italy,” CBI EU Market Inteligent, Maret 2015, diakses
pada 10 Juli 2015, http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/product-factsheet-tropical-timber-furniture-components-italy-2014.pdf 61.59 62.23 46.36 41.02 43.02 58.51 47.77 36.71 29.61 29.40 15.13 13.56 12.97 10.30 9.75 0.98 0.55 0.38 0.77 0.79 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 2010 2011 2012 2013 2014 Vietnam Indonesia Malaysia Singapore
Page 18
Legislasi Dasar Hukum Deskripsi Singkat
pelanggan. Termasuk di dalamnya adalah:
persyaratan keamanan umum, kewajiban
produsen dan distributor, dan pengawasan pasar. Kandungan
Bahan Kimia
REACH regulation (Regulation (EC) 1907/2006)
Uni Eropa memiliki daftar bahan kimia yang dilarang dan atau dibatasi penggunaanya dalam produk yang dipasarkan di Uni Eropa. Untuk kayu, Uni Eropa melarang penggunaan creosote,
arsenic, dan mercury
http://europa.eu/legislation_summaries/internal_ market/single_market_for_goods/chemical_prod ucts/l21282_en.htm. Produk dari tanaman dan hewan liar Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) - Regulation 338/97
Produk yang beredar di pasar Uni Eropa tidak boleh melanggar nilai-nilai yang telah disepakati
dalam konvensi perdagangan international
spesies punah. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di http://www.cbi.eu/market-information/home- decoration-textiles/buyer-requirements#sthash.ajdpNxwE.dpuf Regulasi Kayu Uni Eropa EU Timber Regulation
Semua kayu yang masuk ke Uni Eropa harus melalui proses due diligence dan dapat dilacak sumbernya. http://ec.europa.eu/environment/forests/pdf/Final %20Guidance%20document.pdf Kebijakan pengadaan barang yang berkelanjutan ICLEI Europe (Asosiasi pemerintah lokal yang bekerjasama untuk pembanguunan berkelanjutan)
Produk kayu yang masuk ke Uni Eropa pada umumnya dan Italia pada khususnya harus memenuhi syarat dan ketentuan keberlanjutan. http://www.iclei-europe.org/products-activities/?cmd=view&aid=219 Labelling Ecolabel’s Technical Manual for Timber Furniture
Merupakan análisis teknis dari produk mebel kayu dan partisinya di pasar Eropa. Analisis ini meliputi aspek kayu, keberadaan sertifikasi, penggunaan bahan kimia dan lain sebagainya.
http://www.isprambiente.gov.it/files/ecolabel/docu menti-prodotti/mobililegno/manualetecnico-mobiliinlegnorev.pdf Corporate Responsibility ISO 14000 (lingkungan), OHSAS 18001 (kesehatan dan keselamatan), SA8000 (estándar buruh)
Produsen produk yang dipasarkan di kawasan Uni Eropa harus memperhatikan program
corporate social responsibility dan standarisasi
ISO untuk kepatuhan dengan standar sosial dan lingkungan. Manajemen Hutan Berkelanjutan Chain of Custody Certification
Manajemen hutan berkelanjutan menjadi hal yang penting dan umum dilakukan di Uni Eropa. Untuk mengetahui proses sertifikasi lebih lanjut, dapat diakses alamat website berikut:
http://gftn.panda.org/practical_info/basics/sound_ forest/certification/coc_certification/coc_guide/ Standar Perdagangan Internasional International Trade Centre’s Standards Map
Perangkat online yang dapat digunakan untuk menilai produk yang kita miliki telah sesuai dengan standar keberlanjutan.
Page 19 II.4 Saluran Distribusi Produk Mebel di Italia
Sebagian besar eksportir produk mebel dari Negara berkembang menjual produknya ke importer grosir dan pabrik mebel di Italia. Peran agen perantara dalam proses jual beli sudah berkurang. Mebel diproses lebih lanjut dan disalurkan ke pedagang retail.
Tabel 8. Skema Distribusi Mebel di Italia
Penjualan oleh eksportir langsung ke end-user juga menjadi salah satu pilihan jalur distribusi.
Tabel 9. Segmentasi Pasar Retail
Retail
Small Contractors
Processors
Page 20 II.5 Hambatan dan Tantangan
Hambatan dan tantangan terhadap produk mebel Indonesia yang diekspor ke Italia dapat dirumuskan menjadi dua faktor, yaitu eksternal dan internal. Eksternal adalah yang berasal dari luar rantai produksi mebel Indonesia, sedangkan internal adalah hambatan dan tantangan yang berasal dari produsen mebel sendiri. Berikut untuk lebih jelasnya:
Hambatan dan tantangan internal
Kualitas produksi mebel Indonesia harus dapat meningkatkan nilai tambah sebelum diekspor ke Italia, sehingga meningkatkan marjin keuntungan bagi pengusaha mebel Indonesia. Apabila produk mebel yang diekspor berupa bahan mentah atau partisi, maka nilai tambah akan lebih banyak dinikmati oleh pengrajin mebel Italia yang mengimpor mebel setengah jadi dari Indonesia. Selain itu, untuk meningkatkan nilai tambah produknya, pengusaha mebel Indonesia dianjurkan untuk menggunakan bahan baku lokal yang harganya lebih murah. Pemerintah juga dapat membantu dengan mempermudah regulasi impor bahan baku mebel untuk meningkatkan pertumbuhan industry mebel. Karena regulasi impor, bersama dengan krisis keuangan global dan suku bunga, merupakan beberapa faktor penentu yang menyebabkan peningkatan atau penurunan industri mebel. Oleh karena itu regulasi impor yang mendukung berkembangnya bisnis mebel sangat diperlukan. Pasalnya, untuk membuat produk bagus, tak bisa hanya mengandalkan bahan baku lokal, melainkan juga konten luar15.
Selain itu, kemahiran ukir pengrajin Indonesia kurang didukung dengan standarisasi kualitas produk, sehingga merusak citra furniture Indonesia. Rusaknya citra ini mengurangi minat pembeli dari luar negeri,
15 Ekspor Mebel Indonesia Kalah Jauh Dibanding Vietnam, Kompas.com 14 Maret 2015, diakses pada 13 Maret 2016,
Page 21
dan pada akhirnya mengurangi permintaan mereka. Ketepatan waktu produksi juga masih kurang sehingga mengecewakan pelanggan.
Pemasaran furniture Indonesia ke pasar global juga masih pasif, sehingga peluang pasar yang luas menjadi tidak kelihatan. Pada umumnya pengusaha mencari pelanggan dengan menunggu calon pelanggan datang, maksimal dengan cara pameran. Hampir tidak ada upaya untuk mengenal selera pasar pemakai akhir (end user), menyesuaikan produk, harga, dan citra dengan selera pasar, mengidenfikasi jalur distribusi, dan melakukan pendekatan pada jalur distribusi, atau membangun jalur distribusi di luar negeri. Hampir tidak ada eksportir furniture Indonesia yang mempunya kantor perwakilan di luar negeri. Pemasaran pasif ini hanya mempertemukan pengusaha furniture dengan broker-broker yang memperpanjang rantai distribusi.
Sebanyak 77% ekspor furniture Indonesia terkonsentrasi pada Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan Australia. Dampak negatif dari konsentrasi tersebut adalah: konsekuensi kerugian di bidang ekonomi dan perdagangan, ketika permintaan furniture di negara-negara tersebut mengalami perubahan drastis (seperti kondisi ekonomi global saat ini).
Untuk produk ekspor, produsen furniture Indonesia tidak mendesain sendiri produknya namun para pembeli yang menyediakan desainnya. Perusahaan furniture hanya menjadi manufaktur atau istilah teknisnya
original equipment manufacturer (OEM). Cara seperti ini menghalangi
furniture Indonesia memasuki pasar yang lebih luas. Dampak lainnya, industri furniture Indonesia mudah jatuh pada perang pasar persaingan harga, karena buyer yang menyediakan desain bisa menawarkan ke banyak perusahaan untuk mencari biaya produksi terendah16.
16 “Srategi Memajukan Furniture Indonesia”, Indonesian-Furnitures.com, diakses pada 13 Maret 2016,
Page 22 Hambatan dan tantangan eksternal
Selain tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, industri mebel Indonesia harus tangga terhadap isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk sertifikasi produk dan ecolabelling. Perdagangan internasional dan aturannya menjadi hambatan dan tantangan tersendiri. Forest Stewartship Council (FSC) dan Smart Wood mensyaratkan adanya sertifikasi produk kayu sebagai upaya menyeimbangkan kepentingan perdagangan dengan perlindungan hutan. Aturan ecolabelling pada produk kayu menuntut setiap produk harus didasarkan pada kelestarian lingkungan hidup dimulai dari pengambilan bahan baku, pengangkutan bahan baku ke pabrik, proses dalam pabrik, dan pengangkutan ke konsumen, yang secara keseluruhan tidak mencemari konsumen17. Aturan ini membuat biaya
produksi menjadi lebih mahal.
Standar yang harus dipenuhi selain ecolabelling adalah sertifikasi kandungan bahan kimia dan proses pembuangan limbah. Hal ini menambah biaya produksi.
III PELUANG DAN STRATEGI
III.1 Peluang
Keunggulan komparatif Indonesia yang utama adalah pada komoditas yang berkaitan dengan sumber daya alam. Selain itu, seiring dengan pertumbuhan industri kreatif, inovasi pada produk kerajinan dan mebel juga menjadi keunggulan Indonesia18. Melemahnya nilai rupiah saat
ini dinilai berpengaruh terhadap permintaan dari pasar ekspor Indonesia. Dari kenaikan sebesar 10-20% pada Maret 201519, pasar yang menyerap
paling banyak masih Eropa. Di Italia sendiri yang selera masyarakatnya
17 Desy Nur Aini, “Tantangan dan Solusi Alternatif dalam Perdagangan Internasional: Studi Kasus Pengalaman NGO APIKRI
dan D’Best Furniture,” diakses pada 9 Juli 2015,
http://www.academia.edu/9405231/TANTANGAN_DAN_SOLUSI_ALTERNATIF_DALAM_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL _Studi_Kasus_Pengalaman_NGO_APIKRI_dan_D_Best_Furniture_
18 Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, “Peluang dan Tantangan Ekspor ke Negara-negara Non-Tradisional,”
Warta Ekspor, Februari 2013, diakses pada 10 Juli 2015,
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/webroot/admin/docs/publication/9421384233412.pdf
19 “Peluang Ekspor Mebel Terbuka Lebar Saat Rupiah Keok,” Tempo, 26 Maret 2015, diakses pada 9 Juli 2015,
Page 23
beragam dan unik, produk mebel Indonesia yang inovatif dan unik menjadi peluang tersendiri.
Berdasarkan ulasan majalah World Furniture Online, pasar untuk
office furniture terus berkembang dan memiliki prospek yang bagus. Ini
merupakan peluang yang patut dipertimbangkan oleh produsen mebel di Indonesia dalam mengembangkan produknya di pasar ini. Selain itu, peluang yang selalu terbuka adalah mebel rumah karena bisnis properti yang selalu berkembang. Untuk memulai bisnis di Italia, informasi penting telah disediakan oleh World Bank melalui website
http://www.doingbusiness.org/ yang dapat diakses oleh umum.
III.2 Strategi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut:
Tabel 10. Strategi Peningkatan Ekspor Produk Mebel ke Italia
No Strategi Deskripsi Outcome
1 Strategi Produksi Sosialisasi, workshop, dan
pendampingan kepada
pengusaha mebel
Indonesia mengenai aturan-aturan dan prosedur ekspor ke Italia. Memetakan para buyer yang mampu serta memiliki komitmen untuk menampung, memasarkan
produk Indonesia serta
memberi perlindungan dan konsultasi bisnis
Pengusaha akan memahami prosedur dan peluang ekspor sehingga memudahkan dan memotivasi kiinerja ekspor mereka.
Membangun trading house dan penghentian ekspor kayu log.
Menekan biaya
produksi,mengamankan supplai bahan baku
Membidik pasar office
furniture sebagai upaya perluasan pasar melalui diversifikasi pasar untuk memasuki peluang-peluang baru.
Indonesia mulai mengambil alih market share produk
office furniture di Italia.
Sertifikasi ISO 14001
tentang keseimbangan
bisnis dan lingkungan
hidup.
Memenuhi standar produksi di pasar Eropa sehingga
mempermudah penetrasi
pasar.
2 Strategi Produk Inovasi desain produk
mebel yang dilengkapi
dengan sertifikasi
pembangunan
Pasar Italia akan semakin
tertarik untuk menyerap
Page 24
No Strategi Deskripsi Outcome
berkelanjutan dan
ecolabelling.
Kualitas yang memuaskan
pelanggan juga perlu
dibangun, agar terjadi
pembelian ulang
Agar terjadi pembelian ulang (repeat customer), produk
harus memuaskan
pelanggan dengan
memberikan kualitas yang memenuhi harapan mereka. Mendesain sendiri produk
furniturenya, tidak hanya menjadi manufaktur. Selain itu Kualitas produksi mebel
Indonesia harus dapat
meningkatkan nilai tambah sebelum diekspor ke Italia,
sehingga meningkatkan
marjin keuntungan bagi
pengusaha mebel
Indonesia, dan tidak hanya berupa bahan mentah atau
partisi (mebel setengah
jadi), melainkan sampai ke tahap finishing touch atau penyelesaian tahap akhir berupa produk jadi
Supaya produk furniture
Indonesia bisa memasuki
pasar yang lebih luas,
Mendapatkan margin
keuntungan yang lebih besar dan supaya industri furniture Indonesia tidak mudah jatuh
pada perang pasar
persaingan harga, karena desain tidak disediakan oleh buyer yang bisa menawarkan ke banyak perusahaan untuk
mencari biaya produksi
terendah
3 Strategi Promosi Mengikuti Pameran
Furniture di Milan (Fuori Salone). Fuori Salone 2016 adalah pameran furniture tersesar di Italia yang diadakan setiap satu tahun sekali pada bulan April.
Sebagai sarana
memerkenalkan produk
mebel Indonesia dan
meningkatkan nilai transaksi impor mebel dari Indonesia.
Mengenal peluang pasar dengan mempelajari lebih dalam dan luas akan kondisi pasar atau buyer Italia
Dengan mengenal selera dan alasan mereka dalam membeli produk, daya beli
dan perilaku membeli
mereka, para produsen
furniture Indonesia dapat menyesuikan produk mereka
sehingga dapat terserap
lebih banyak Himbauan kepada kantor
perwakilan dan masyarakat Indonesia di Italia untuk
menggunakan produk
furniture Indonesia.
Memperkenalkan produk
Indonesia melalui
Masyarakat Indonesia di
Italia yang sekaligus
berperan sebagai sales
agent secara tidak langsung
4 Strategi Policy Merevisi/ upgrade kebijakan
pengurusan Sertifikat
Verifikasi Legalitas Kayu, menjadi sertifikat yang juga
Supaya pengusaha mebel yang telah memenuhi syarat untuk mendapatkan Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu
Page 25
No Strategi Deskripsi Outcome
sesuai / memenuhi
persyaratan yang
ditetapkan untuk
mendapatkan sertifikasi
ecolabelling
memenuhi syarat untuk
mendapatkan sertifikasi
ecolabelling sehingga tidak
perlu dua kali mengurus perijinan, atau hanya tinggal
melakukan beberapa
tahapan saja untuk
mendapatkan sertifikasi
ecolabelling tersebut karena sebagian besar persyaratan yang harus dipenuhi sudah dilakukan pada proses SVLK
IV INFORMASI PENTING
4. 1 Major player dan Asosiasi Perdagangan di Italia 1. European Furniture Industries Confederation.
Rue Montoyer, 24, BE-1000 Bruxelles http://www.efic.eu/
2. Calligaris
Viale Trieste, 12, 33044, Manzano. Tel: +39 (04) 32 748 397. Fax: +39 (04) 32 748 304. Email: export.east@calligaris.it
http://www.calligaris.it 3. Interstyle
Via Argine, 94, 35040, Casale di Scodosia. Tel: (39) 42987465. Fax: (39) 429879212. Email: info@interstyle.it
http://www.interstyle.it/ 4. Siloma s.r.l
Via Toti Dal Monte, 71, 31050, Barbisano. Email: siloma@siloma.it http://www.siloma.it/en/
5. SMA Mobili Spa
Viale Europa, 50, 31018 Albina di Gaiarine, Treviso. Tel: + (39) 0434 756..319/320. Fax: + (39) 0434 756 311. Email: info@sma-mobili.com.
http://www.smamobili.it/ 6. CALIA Italia S.p.A
Contrada Serritello la Valle, 75100, Matera. Tel: +390835 3031. Fax: +390835 303777. Email: marketing@caliaitalia.com.
Page 26
http://www.caliaitalia.com/en 7. DEARKIDS
Dear s.n.c. Via Monte Grappa no. 11, 22040, Cremnago di Inverigo. Tel: +39031698242. Fax: +39031698079. Email: info@dearkids.it. http://www.dearkids.it/
8. Miniforms
Via Ca’Corner Meolo, 30020, Venezia. Tel: +390421618255. Fax: +390421618524. Email: miniforms@miniforms.com.
http://www.miniforms.com/ 9. Ditre Italia S.p.A.
Via del Lavoro, 21 z.i., 31016, Cordignano. Tel: +390438 9999. Fax: +390438 999993. Email: info@ditreitalia.it.
http://www.ditreitalia.com/ 10. ALF Group
Via S. Pio X, Francenigo, 17-31919, Treviso. Tel: +390434769111. Fax: +390434769245. Email: alf@alf.it.
http://www.alf.it/en/index.aspx 11. Moroso
Via Nazionale 60, 33010, Cavalicco di Tavagnacco. Tel: +39 0432577111. Fax: +39 0432570761. Email: info@moroso.it.
http://www.moroso.it/ 12. AltaModa Italia srl
Via Valdera C.183/a, 56038, Ponsacco. Tel: +39 0587735355. Fax: +39 0587734950. Email: info@altamodaitalia.it.
http://www.altamodaitalia.it/ 13. Zanotta SPA
via Vittorio Veneto 57, 20054, Nova Milenese. Tel: +39 (03) 624981. Fax: +39 (03) 62451038. Email: zanottaspa@zanotta.it.
http://www.zanotta.it/#/en/ 4. 2 Alamat dan Website Penting
1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310, Indonesia.
Page 27
2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association
Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.
Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.
Email: luigicarlo.gastel@pirelli.com. Kontak person: Dr. Luigi Carlo Gastel (President)
3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel: +39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian perdagangan
Italiahttp://www.mincomes.it/. atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm 6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro
Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya, dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail: mailto:info@euromonitor.comhttp://www.euromonitor.com
7. International Chamber of Commerce. E-mail: mailto:webmaster@iccwbo.org. http://www.iccwbo.org
8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO
E-mail: mailto:tirc@intracen.org. http://www.intracen.org
9. Pameran Perdagangan Fuori Salone (http://fuorisalone.it/2014/) 10. Informasi pameran mebel yang akan diadakan di seluruh dunia dapat
diakses di http://www.worldfurnitureonline.com/ bagian “Fairs Calendar”.
Page 28
ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21, 00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 59921 Telefax: (39) 6-59926900
12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National
Statistics (http://www.istat.it).
13. Ulasan terbaru tentang produk mebel dapat di akses di http://www.worldfurnitureonline.com/PDFres/65-Mgazine/#p=18 14. Peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk ekspor ke
Italia dapat dilihat di situs CBI Ministry of Foreign Affairs di http://www.cbi.eu/
15. Referensi untuk syarat dan ketentuan memulai bisnis di Italia juga disediakan oleh World Bank di situs http://www.doingbusiness.org/data/exploreeconomies/italy/#enforci ng-contracts
V REFERENSI
1. “Catalogue of companies.” Diakses pada tanggal 15 Juli 2015, http://www.furniture.eu/
2. “Italy All Products Import Trade Value.” World Integrated Trade Solution. 7 Juli 2015. Diakses pada 3 Maret 2016.
3. http://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/ITA/StartYear/2
010/EndYear/2014/TradeFlow/Import/Indicator/MPRT-TRD-VL/Partner/IDN/Product/Total
4. “Goods Imports All Countries and Regions 2010-2014.” World Integrated Trade Solution. 7 Juli 2015. diakses pada 3 Maret 2016. 5. http://wits.worldbank.org/CountryProfile/en/Country/all/StartYear/20
10/EndYear/2014/Indicator/BM-GSR-MRCH-CD
6. “Eropa Masih jadi Tumpuan Ekspor Furnitur Indonesia.” 29 Desember 2014. Diakses pada 4 Maret 2016.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/12/29/183732726/Er opa.Masih.jadi.Tumpuan.Ekspor.Furnitur.Indonesia
Page 29 7. ”Ekspor Mebel Indonesia ke Eropa ; Jumlah Menurun Nilai Tetap”.
26 Maret 2015, diakses pada 9 Maret 2016,
https://bisnis.tempo.co/read/news/2015/09/02/090697079/ekspor-mebel-indonesia-ke-eropa-jumlah-menurun-nilai-tetap
8. “Studi Hambatan Kebijakan Bagi Industri Furnitur: Hasil Studi di Jawa Timur dan Jawa Tengah.” USAID dan SENADA. Agustus 2007. Diakses pada 4 Maret 2016,
http://pdf.usaid.gov/pdf_docs/PNADN181.pdf
9. Strategi Memajukan Ekspor Furniture Indonesia, diakses pada 9 Maret 2016, http://indonesian-furnitures.com/2009/05/16/strategi-memajukan-ekspor-furniture-indonesia/
10. “Industri Mebel Kalah dari Vietnam, Jokowi Akui Banyak
Hambatan.” Rimanews. 12 Maret 2015. Diakses pada 7 Juli 2015. http://ekonomi.rimanews.com/bisnis/read/20150312/201417/Industri -Mebel-Kalah-dari-Vietnam-Jokowi-Akui-Banyak-Hambatan
11. “Jokowi Tantang Nilai Ekspor Industri Mebel dan Kerajinan Tembus 5 Miliar Dollar AS", 12 Maret 2015, diakses pada 9 Maret 2016, http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/03/12/jokowi-tantang-nilai-
ekspor-industri-mebel-dan-kerajinan-tembus-5-miliar-dolar-as?page=2
12. “Italy Furniture Outlook.” World Furniture Online. September 2014. Diakses pada 10 Maret 2016.
http://www.worldfurnitureonline.com/research-market/italy-furniture-outlook-0058478.html
13. Stefania Pelizzari. “Global Furniture Demand Keeps Growing.” World Furniture: International Market Review. Maret 2015. Diakses pada 10 Maret 2016.
Page 30
14. Strategi Peningkatan Produk Ekspor, diakses pada 11 Maret 2016, http://nursal576.blogspot.it/2014/11/strategi-peningkatan-produk-ekspor.html)
15. Roberta Mutti. “Southeast Asia Seen Up Close.” World Furniture:
International Market Review. Maret 2015. Diakses pada 11 Maret 2016.
http://www.worldfurnitureonline.com/PDFres/65- Mgazine/#p=10http://www.worldfurnitureonline.com/PDFres/65-Mgazine/#p=16
16. 13.”Ekspor Mebel Diprediksi Capai 2 Milyar Dollar” Antara News, 13 Maret 2015, diakses pada 11 Maret 2016 http://www.asmindo.or.id/index.php/iffina-2015/news/77-ekspor-mebel-diprediksi-capai-2-miliar-dolar
17. “CBI Product Factsheet: Tropical timber furniture components in Italy.” CBI EU Market Inteligent. Maret 2015. Diakses pada 12 Maret 2016, http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/product-factsheet-tropical-timber-furniture-components-italy-2014.pdf
18. Ekspor Mebel Indonesia Kalah Jauh Dibanding Vietnam, Kompas.com 14 Maret 2015, diakses pada 13 Maret 2016 http://properti.kompas.com/read/2015/03/14/214147821/Ekspor.Me bel.Indonesia.Kalah.Jauh.Dibanding.Vietnam
19. “Strategi Memajukan Furniture Indonesia”, Indonesian-Furnitures.com, diakses pada 13 Maret 2016, http://indonesian- furnitures.com/2009/05/16/strategi-memajukan-ekspor-furniture-indonesia/
20. Desy Nur Aini. “Tantangan dan Solusi Alternatif dalam
Perdagangan Internasional: Studi Kasus Pengalaman NGO APIKRI dan D’Best Furniture.” Diakses pada 13 Maret 2016.
21. http://www.academia.edu/9405231/TANTANGAN_DAN_SOLUSI_A LTERNATIF_DALAM_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL_Studi_ Kasus_Pengalaman_NGO_APIKRI_dan_D_Best_Furniture_
Page 31
22. Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. “Peluang dan Tantangan Ekspor ke Negara-negara Non-Tradisional.” Warta Ekspor. Februari 2013. Diakses pada 14 Maret 2016,
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/webroot/admin/docs/publ ication/9421384233412.pdf
23. “Peluang Ekspor Mebel Terbuka Lebar Saat Rupiah Keok.” Tempo. 26 Maret 2015. Diakses pada 14 Maret 2016,
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/03/26/090653220/peluang-ekspor-mebel-terbuka-lebar-saat-rupiah-keok