EFEKTIVITAS PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR TAPING
PADA ACTIVE ISOLATED STRETCHING UNTUK
MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS M. HAMSTRING
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh:
RIZKY HARI WIBOWO J 120 150 008
PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR TAPING PADA ACTIVE ISOLATED STRETCHING UNTUK MENINGKATKAN
FLEKSIBILITAS M. HAMSTRING
PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Oleh:
Nama : Rizky Hari Wibowo
NIM : J120150008
Telah Disetujui Oleh
Pembimbing,
Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis., Ftr., M.Kes NIK/NIDN: 750/0620117301
ii
HALAMAN PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR TAPING PADA ACTIVE ISOLATED STRETCHING UNTUK MENINGKATKAN
FLEKSIBILITAS M. HAMSTRING
Disusun Oleh : RIZKY HARI WIBOWO
J 120 150 008
Telah dipertahankan di Depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 24 Januari 2019 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui Tim Penguji Skripsi
Nama Penguji Tanda Tangan
1. Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis., Ftr., M.Kes ___________ 2. Arin Supriyadi, S.ST.Ft.,M.Fis. ___________ 3. Farid Rahman, SST.Ft., M.Or. ___________
Mengetahui DEKAN FIK UMS
Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes NIK/NIDN : 786/06-1711-7301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalm naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 6 Januari 2019 Penulis
RIZKY HARI WIBOWO J120150008
1
EFEKTIVITAS PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR TAPING PADA ACTIVE ISOLATED STRETCHING UNTUK MENINGKATKAN
FLEKSIBILITAS M. HAMSTRING Abstrak
Penyebab tergganggunya fleksibilitas yaitu muscle tightness. Tightness yang sering terjadi di masyarakat yaitu tightness m. Hamstring , walaupun kadang masyarakat tidak merasakan suatu masalah yang serius. Bagi penderita muscle tightness jika dilihat dari pemeriksaan fisik tidak terlihat adanya kelainan bentuk tubuh namun penderita merasakan rasa tegang, nyeri, dan keterbatasan pada otot yang tightness ketika melakukan gerakan Penanganan yang bisa dilakukan untuk kasus ini yaitu dengan active isolated stretching (AIS) dan neuromuscular taping
(NMT), manfaat dari latihan ini dapat meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring. Untuk mengetahui pengaruh pemberian AIS dan NMT terhadap peningkatan fleksibilitas m. Hamstring. Jenis dari penelitian ini adalah quasi experimental
dengan desain pre-test and post-test with control group design. Pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling. Jumlah subjek dari penelitian ini 20 orang dengan pembagian 10 orang kelompok control dan 10 orang kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menggunakan uji pengaruh menggunakan paired samplext test pada kelompok kontrol didapatkan p-value 0,0001 dan pada kelompok perlakuan didapatkan p-value 0,0001 jika dilihat dari p-value maka terdapat pengaruh antara AIS saja dan AIS ditambah NMT, sedangkan pada uji independent sample t test didapatkan p-value 0,001 maka terdapat beda pengaruh antara kelompok control yang diberikan AIS dan kelompok perlakuan yang diberikan AIS ditambah NMT. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu Active isolated stretching ditambah dengan NMT atau hanya AIS saja dapat meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring.
Kata kunci: tightness m. hamstring, active isolated stretching, neuromuscular taping.
Abstract
The cause of the disruption of flexibility is muscle tightness. Tightness that often occurs in society is tightness m. Hamstring, although sometimes people don't feel a serious problem. For people with muscle tightness when viewed from a physical examination, there are no abnormalities in the body, but the patient feels tense, pain, and limitations in the muscles, which is tightness when making movements. The treatment that can do for this case is active isolated stretching (AIS) and
neuromuscular taping (NMT) the benefits of this exercise can increase flexibility m. Hamstring. to determine the effect of the provision AIS and NMT on increasing flexibility m. Hamstring. The type of this research is quasi experimental with the design of pre-test and post-test with control group design. Sampling uses Purposive Sampling. The number of subjects from this study were 20 people by dividing 10 control groups and 10 treatment groups. The results of the effect test using paired sample t test in the control group obtained p-value
2
0,0001 and in the treatment group obtained p-valuex0,0001 when viewed from the p-value there is an influence between AIS only and AIS plus NMT, while in the independent test sample t test obtained p-value 0.001 so there was a difference of influence between the control group given AIS and the treatment group given AIS plus NMT. The conclusion: Active isolated stretching coupled with NMT or just AIS alone can increase flexibility. Hamstring.
Keywords: tightness m. hamstring, active isolated stretching, neuromuscular taping.
1. PENDAHULUAN
Fleksibilitas dan mobilitas otot adalah bagian yang sangat penting dalam suatu gerakan manusia. . Fleksibilitas otot yang baik dapat mengurangi muscle soreness,
mencegah terjadinya cidera, serta meningkatkan ketepatan dalam melakukan semua aktivitas tubuh. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terganggunya fleksibilitas otot salah satunya yaitu muscle tightness. Bagi penderita muscle tightness jika dilihat dari pemeriksaan fisik tidak terlihat adanya kelainan bentuk tubuh namun penderita merasakan rasa tegang, nyeri, dan keterbatasan pada otot yang tightness ketika melakukan gerakan (Amin et al., 2015).
Penanganan pada orang dengan keterbatasan fleksibilitas m. Hamstring
dapat diberikan stretching dengan metode Active Isolated Stretching (AIS) (Natalia & Irfan., 2008). Active isolated stretching atau yang biasa disebut metode mattes yang diciptakan oleh Aaron Mattes adalah teknik penguluran panjang otot dengan kontraksi otot agonis sedangkan pada otot antagonisnya mengalami rileksasi melalui reciprocal inhibition dan pemanjangan tanpa adanya peningkatan ketegangan otot. Pemanjangan kekuatan disarankan bahwa penguluran lebih besar diperoleh melalui AIS karena keadaan otot antagonis yang rileks (Longo, 2016).
Neuromuscularxtapingxmerupakanxsalahxsatuxvariasi dari taping yang merupakanxmetodezterapi biomekanikal inovatif dengan stimulasi kompresi danxdekompresixuntukamenghasilkanc efekc xyangxxpositif pada sistem muskuloskeletal.Fungsi dasar NMT adalah aktivasi sistem pada kulit, otot, vena, danxlimfatikxserta sendixdenganxtujuanxmenormalisasixketegangan otot, mengkoreksixsendixdanxmempengaruhixposturx(Blow, 2009). Permasalahan
3
keterbatasan fleksibilitas m. Hamstring banyak di temukan pada mahasiswa UMS satu kelas jurusan teknik mesin dan bukan atlet olahraga.
BerdasarkanXlatarXbelakangxyangXtelahXdisebutkanxdixatas, penulis berkeingingan untuk membuat judul tentang “efektivitas pemberian active isolated stretching dengan penambahan neuromuscular taping untuk meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring”.
2. METODE
Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi eksperimen menggunakan desainxpenelitian denganxpretest-postest with control group design. Penelitianxinixdilakukan di UMS selamaX4 mingguupadaxbulan Desember 2018-Januari 2019 dengan dosis seminggu 3 kali. Responden dibagi menjadi 2 kelompok dengan purposive sampling yaitu group perlakuan dan gropu kontrol yang telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
Penelitian ini menggunakan populasi mahasiswa UMS dengan jumlah sebanyak 20 orang dengan kriteria inklusi yaitu (a) Responden merupakan Laki-laki (b) Umur responden 18-25 tahun, (c) Hasil dari pengukuran Active Knee Extension (AKE) dibawah 160o (d) Bukan seorang atlit (e) Bersedia untuk menjadi responden, (f) Nilai Indek Masa Tubuh (IMT) normal. Lalu pada kriteria
ekslusi yaitu (a) Responden tidak mendapat persetujuan dari orang tua/wali atau tidak mau menjadi subyek penelitian, (b) Memiliki cidera lumbal, hip, knee, ankle, (c) Sedang mengikuti penelitian lain. Sedangkan pada kriteria drop out
yaitu (a) Responden sakit, (b) Responden tidak mengikuti prosedur terapi, (c) Alergi dengan taping.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil
Karakteristik Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan p-value
n = 10 % n = 10 % Umur 0,806 Mean ± SD 21,60 ± 0,843 21,70 ± 0,949 Minimal 21 21 Maksimal 23 24
4
Median 21 21,5
IMT 0,355
Karakteristik Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan p-value
n = 10 % n = 10 % Normal 6 60% 8 80% Kecenderungan Obesitas 0 0 Obesitas 0 0 Sudut Keterbatasan 0,923 Mean ± SD 128,20 ± 3,356 127,80 ± 7,421 Minimal 109 118 Maksimal 140 140 Median 128,5 127,5
Sumber : Data Primer 2019 3.1.1 Karakteristik Data
Berdasarkan Tabel 1 menunjukanxbahwaxpadaxkelompok kontrol memiliki karakteristik umur maksimal 23, umur minimal 21, dan mean 21,60. Pada karakteristik IMT didapatkan 4 responden memiliki IMT kurang dan 6 responden memiliki IMT normal. Untuk karakteristik sudut keterbatasan kaki memiliki angka minimal 1090, maksimal 1400, dan mean 128,200.
Sedangkan pada kelompok perlakuan memiliki karakteristik umur maksimal 24, umur minimal 21, dan mean 21,70. Pada karakteristik IMT didapatkan 2 responden memiliki IMT kurang dan 8 responden memiliki IMT normal. Untuk karakteristik sudut keterbatasan kaki memiliki angka minimal 1180, maksimal 1400, dan mean 127,500.
3.1.2 Analisis Data 3.1.2.1Uji Normalitas
Tabel 2. Uji Normalitas
Kelompok Keterangan Shapiro-Wilk Kesimpulan
Mean p-value
Kontrol Nilai Pre Test 128,20 0,422 Normal
Nilai Post Test 131,00 0,396 Normal
Perlakuan Nilai Pre Test 127,80 0,555 Normal
Nilai Post Test 132,60 0,431 Normal
5
Berdasarkan pengujian data normalitas diatas diketahui pada kelompok kontrol nilai p-value pada pre test didapatkan 0,422 dan nilai p-value pada post test 0,396. Sedangkan kelompok perlakuan diperoleh nilai p-value pada nilai pre test didapatkan 0,555 dan nilai p-value pada post test 0,431. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa semua data berdistribusi normal karena semua nilai p>0,05, 3.1.2.2UjiXHomogenitas
Tabel 3. UjixHomogenitas
Karakteristik Lavene’s statistik Uji Lavene’s Kesimpulan
p-value Umur 0,008 0,929 Homogen IMT 3,429 0,081 Homogen Sudut Keterbatasan (Pre) 1,346 0,261 Homogen Sudut Keterbatasan (Post) 1,152 0,297 Homogen Selisih Pre
dan Post 4,210 0,055 Homogen
Sumber : Data Primer 2019
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen, karena p-value>0,05. Setelah data diuji dan dikatakan normalxdanxhomogen maka pengujian dapat dilanjutkan dengan uji paired sample t test dan
ujixindependentxsamplx tXtest.
3.1.2.3Uji Pengaruh
Tabel 4. Uji Pengaruh
Kelompok
Paired Sample t Test
Kesimpulan Mean
Selisih SD p-value
Kontrol 2,800 1,476 0,0001 Ha diterima
Perlakuan 4,800 0,789 0,0001 Ha diterima
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 4 hasil uji paired sample t test pada kelompok kontrol didapatkan hasil mean selisih yaitu 2,800 dengan p-valuex0,0001 dimanaxp<0,05xmakaxHaxditerima, sehinggaxdapatxdisimpulkan bahwa
6
pemberian activexisolated stretching terdapat pengaruh pada peningkatanxfleksibilitas m. Hamstring.x
Sedangkan padaxkelompok perlakuan didapatkan nilai mean selisih 4,800 dengan p-value 0,0001 dimana nilai p<0,05, maka Haxditerimaxsehinggaxdapatxdisimpulkan bahwa pemberian active isolated stretching dengan penambahan neuromuscular taping terdapat pengaruh pada peningkatan fleksibilitas m. Hamstring.
3.1.2.4Uji Beda Pengaruh
Tabel 5. Uji Beda Pengaruh
Kelompok
Independent Sample t Test
Kesimpulan N Mean SD Lavene’s Test p-value Kontrol 10 2,80 1,476 0,055 0,001 Ha diterima Perlakuan 10 4,80 0,789
Sumber : Data Primer 2019
Dari Tabel. 5 dapat diketahui hasil uji beda pengaruh antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan didapatkan hasil p-value 0,0001 maka Ha diterima, karena p-value<0,05. Sehingga dapat dipastikan bahwa terdapat beda pengaruh antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terhadap peningkatan fleksibilitas m. Hamstring
Namun pada hasil mean yang didapatkan dari kedua kelompok tersebut, kelompok kontrol mendapatkan nilai mean 2,80 sedangkan nilai mean pada kelompok perlakuan adalah 4,80. Dari perbandingan hasil mean kedua kelompok tersebut kelompok perlakuan memiliki nilai mean yang lebih tinggi, sehingga dapat disimpulkan pemberian active isolated stretching dengan penambahan
neuromuscular taping memiliki pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan hanya diberikan active isolated stretching.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji paired sample t-test, pengaruh active isolated stretching
dalam meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring p-value sebesar 0,022, hal ini berarti p-value<0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh active isolated stretching dalam meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring.
7
Menurut Wismanto (2011) activexisolatedcstretchingxdilakukan untuk mendapatkanxpenambahanxpanjang ototXdarijaringanxikat. Apabila suatu otot terulurcdenganxsangatxcepatxmakaxspindelxototxakanxberkontraksi untukx menghantarkanXrangsangan serabutXaferenXprimer yang menimbulkanXekstrafusalxmelaju dan tegangan otot meningkat. Sedangkan jika ototxdiulur denganxkekuatanxsedangxdanxperlahanxmaka laju golgixtendonxorganxdan inhibisi menyebabkan sarkomer memanjang.
Alasanxpenerapan teknikxinixbahwaXkontraksiXisotonik yang dialakukanxsaatxactiveXisolatedXstretchingXdariXotot yang mengalami pemendekan akan menghasilkanXotot memanjang secaraXmaksimal tanpa adanyaXperlawanan. AdanyaXkontaksi otot isotonik akan membantu menggerakan stretchXreseptor dari spindeXototXuntuk segeraXmengulur panjangXototXyang maksimal. Golgi tendon organXakanXterlibat dan menghambat ketegangan otot bilaXototXsudah mengulurXsecara maksimalXsehinggaXototXmudah untuk diperpanjang.
Berdasarkan Tabel. 4 pada hasil ujiXpairedXsampleXt-test, pengaruh active isolated stretching dengan penambahan neuromuscular taping dalam meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring diperoleh p-valuexsebesarX0,0001, hal ini berarti p-value<0,05. MakaCdapat disimpulkanXterdapat pengaruh active isolated stretching dalam meningkatkan fleksibilitas m. Hamstring.
Karena dalam penerapannya neuromuscular taping adalah salah satu terapi biomekanikal inovatif adanya stimulasi kompresi dan dekompresi sehingga menghasilkan efek positif sistem muskuloskeletal. NMT memiliki fungsi aktivasi sistem pada limfatik, kulit, otot, vena, menormalisasi tegangan otot dan mempengaruhi postur. Penggunaan NMT tanpa adanya tarikan menyebabkan
wrinkel sehingga ruang antara kulit terbuka dan lapisan bawahnya. Setelah ruang terbuka maka sirkulasi darah yang membawa oksigen lancar, meningkatkan limfatik dan regenerasi jaringan membaik, sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas otot akibat otot mendapat asupan oksigen yang cukup (Blow, 2009).
Berdasarkan Tabel. 5 dengan menggunakan ujiXIndependent sample t
8
sebesarX0,001 halXini berarti p-value<0,005 maka dapat disimpulkanXbahwa adaXperbedaan pengaruhXantara kelompokxkontrol danxkelompokxperlakuan.
Namunzpada hasilzmean yangXdidapatkan dariXkeduaXkelompok tersebut,xkelompok kontrolXmendapatkan nilaixmean 2,80 sedangkan nilai mean pada kelompok perlakuan adalah 4,80. Dari hasil mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pada kelompok perlakuan lebih signifikan terhadap peningkatan fleksibilitas m. Hamstring daripada kelompok kontrol.
Pada kelompok kontrol yang hanya diberikan active isolated stretching
terdapat peningkatan karena ketika dilakukannya active isolatedxstretching secara perlahanan akan menghasilkan peregangan pada sarkomerXsehinggaXperegangan akan mengembalikanXelastisitas sarkomer yangXterganggu. Sedangkan kelompok perlakuan diberikan active isolated stretching dan ditambah
neuromuscular taping didapatkan peningkatan yang lebih signifikan terhadap fleksibilitas m. Hamstring. Karena setelah pemberian active isolated stretching,
pada otot belakang paha diberikan NMT yang memiliki fungsi mampu meningkatkan limfatik dan regenerasi jaringan yang bagus sehingga dalam otot mendapatkan asupan oksigen yang cukup.
4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan
1) TerdapatXpengaruh pemberianXactive isolated stretching dalam peningkatan fleksibilitas m. Hamstring.
2) Terdapat pengaruh pemberian active isolated stretching ditambah pemberian
neuromuscular taping dalam peningkatan fleksibilitas m. Hamstring.
3) Terdapat perbedaan pengaruh antara active isolated stretching dan pemberian
active isolated stretching ditambah pemberian neuromuscular taping dalam peningkatan fleksibilitas m. Hamstring.
4.2 Saran
Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat mampu menerapkan metode
active isolated stretching agar terhindar dari penurunan fleksibilitas m. Hamstring.
9 DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. A., Purnawati, S., & Lesmana, S. I. (2015). Metode Active Isolated Stretching (Ais) Dan Metode Hold Relax Stretching (Hrs) Sama Efektif Dalam Meningkatkan Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Mahasiswa Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang Yang Mengalami Hamstring Muscle Tightness (Hmts). Sport And Fitness Journal Volume, 3(2), 11–22. Blow, D. (2009). Neuromuscular Taping. From Theory To Practice. Italy: Edi
Ermes.
Linklater, J. M., Hamilton, B., Ch, M. B. B., Carmichael, J., Orchard, J., Ph, D., & Wood, D. G. (2010). Hamstring Injuries : Anatomy , Imaging , And Intervention. Seminars In Musculoskeletal Radiology, 14(2), 131–161. Longo, A. (2016). Active Isolated Stretching : An Investigation Of The
Mechanical Mechanisms.
Natalia, & Irfan., M. (2008). Beda Pengaruh Auto Stretching Dengan Contract Relax And Stretching Terhadap Penambahan Panjang Otot. Jurnal Fisioterapi Indonusa, 8(1).
Wismanto. (2011). Pelatihan Metode Active Isolated Stretching Lebih Efektif Daripada Contract Relax Stretching Dalam. Jurnal Fisioterapi, 11(1), 77–95. Yuliartha, I. N. O., Silakarma, D., & Bagiada, N. A. (2017). Perbandingan Penambahan Pelatihan Mobilisasi Saraf Dengan Myofascial Release Pada Active Isolated Stretching Terhadap Peningkatan Fleksibilitas Otot Hamstring Pada Mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. E-Jurnal Medika, 6(9), 7–14.