• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEGIATAN MT.2012 TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

TAKSASI KEHILANGAN HASIL OPT

INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN &

PENGENDALIAN

WILAYAH (IP3OPT) TIROANG PINRANG

Yang di laksanakan di ;

KABUPATEN PINRANG, SIDRAP & BARRU

DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UPTD. BALAIPROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PROPINSI SULAWESI SELATAN

(2)

T

AKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT

DESA MATTIRO DECENG, KECAMATAN TIROANG,

KABUPATEN PINRANG, MT.2011

INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN &

PENGENDALIAN

(IP3OPT) TIROANG PINRANG

DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UPTD. BALAIPROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN

(3)

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , atas limpahan Rahmat dan Taufik – Nya, sehingga laporan Pemantauan Taksasi Kehilangan Hasil oleh OPT Musim Tanam 2011 yang merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan di Instalasi Pengamatan Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (IP3OPT) Tiroang – Pinrang dapat di selesaikan dengan baik.

Pada Laporan ini berisi gambaran Pelaksanaan kegiatan taksasi kehilangan hasil yang didalamnya mengupas besarnya Potensi kehilangan hasil, Kehilangan hasil yang terjadi dilapang dan Kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani akibat serangan OPT, Mamfaat penggunaan pestisida dalam menyelamatkan hasil akibat serangan OPT dan Kemampuan petani dalam mengendalikan OPT (menyelamatkan produksi).

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, kritikan dan saran yang sifatnya melengkapi laporan ini diucapkan banyak terima kasih. Namun demikian kami mengharap agar data ini dapat dijadikan dasar dan sumber informasi bagi pengembangan kegiatan perlindungan tanaman pangan dimasa yang akan datang. Amin

Tiroang, 15 September 2011 Pimp. IP3OPT Pinrang

Ir. H.RUSLAN PATIHONG NIP. 19580925 198303 1 009

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……….………… i

DAFTAR ISI ……….………. ii

DAFTAR TABEL ……….…….. iii

I. PENDAHULUAN ………..…….. 1

1. Latar Belakang ………..…… 1

2. Tujuan, Saran……….………... 1

3. Masukan, Keluaran, Manfaat………..……. 2

II. BAHAN DAN METODE ……….…….. 3

1. Tempat dan Waktu ………... 3

2. Bahan dan Alat ……….. 3

3. Metode Pelaksanaan ………. 3

4. Wawancara Petani ………... 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 8

1. Pengamatan Populasi / Intensitas Serangan OPT………. 8

2. Pengamatan Populasi Musuh alami ………. 8

3. Jumlah dan Jenis Pestisida………. 11

4. Produksi ……….. 11

5. Wawancara petani ………. 13

IV. KESIMPULAN ……….. 18

(5)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Lokasi dan tanggal Tanam serta Vareietas yang ditanam untuk

setiap wilayah Pengamatan ……….… 3

2. Rerata Dosis dan Jenis Pupuk yang digunakan pada Tanaman

Padi masing-masing Wilayah pengamatan di Kab. Pinrang..…..…. 5 3. Daftar jumlah dan jenis Pestisida yang digunakan pada setiap

Perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang. MT.2011... 11 4. Produksi setiap perlakuan untuk Masing masing

pada petak Ulangan pada kegiatan Taksasi kehilangan hasil

di Kab.Pinrang. MT.2011…….………... 12 5. Hasil Perhitungan Persentase Kehilangan Hasil oleh OPT.

di Desa MattiroDeceng, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang, MT. 2011... 13

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Rerata Hasil pengamatan perkembangan jumlah anakan

Tanaman padi setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan

pada kegiatan Taksasi kehilangan hasil... 20

2. Hasil pengamatan perkembangan Pop/serg.OPT tanaman padi

pada setiap perlakuan dan priode pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan hasil di Desa Mattiro Deceng,

Kab. Pinrang MT.2011... 21

3. Rerata Populasi Musuh alami yang ditemukan di Setiap

Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan hasil... 22 4. Rerata hasil wawancara 10 petani di sekitar petak

taksasi kehilangan hasil pada tanaman Padi di lokasi

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Denah petak kegiatan pemantauan kehilangan hasil

Desa Mattirodeceng, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang... 4 2. Ukuran petak ubinan didalam petak perlakuan/ulangan... 4

3. Hasi pengamatan jumlah anakan untuk disetiap

Perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2011... 9

4. Hasi pengamatan Perkembangan populasi W.hijau disetiap

Perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2011... 9

5. Hasi pengamatan Perkembangan serangan W.Coklat

Disetiap perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2011... 10

6. Hasi pengamatan Perkembangan serangan P.Batang

Disetiap perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2011... 10

7. Hasi pengamatan populasi Musuh Alami Faederus

Disetiap perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2011... 11

8. Hasi pengamatan populasi Musuh Alami Coccinelled

Disetiap perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2011... 11 9. Rata rata produksi tiap perlakuan pada kegiatan

Taksasi kehilangan Hasil akibat seranga OPT MT.2011... 13 10/11 Keadaan lokasi kegiatan Taksasi kehilangan hasil

Di desa Mt.Deceng, Kec.Tiroang, Kab.Pinrang MT.2011... 16 12/13 Letak petak perlakuan Insektisida (A1) dan Perlakuan

(7)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Upaya peningkatan produksi tanaman padi akan tetap memegang peranan strategis, karena masih harus memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang terus meningkat dan mengingat sektor ini masih merupakan andalan sebagian besar angkatan kerja untuk mendapatkan sumber mata pencaharian utamanya di pedesaan. Tak dapat disangkal lagi bahwa dalam peningkatan produksi padi Rata rata 5 % Tahun 2010 merupakan tantangan yang kita akan menghadapi. Berbagai hambatan dan masalah yang merupaka resikon yang tidak hanya timbul karena gejolak harga produksi pertanian, akan tetapi juga terjadi selama proses produksi, kuhususnya gangguan Organisme Penggangggu Tanaman (OPT) dan iklim.

Kehilangan hasil akibat OPT masih tinggi dan penerapan PHT padi di Propinsi Sulawesi Selatan dengan perakitan komponen utama yaitu tanam serempak pada waktu yang tepat, penggunaan varietas tahan hama penyakit dengan potensi produksi tinggi disertai dengan pergiliran varietas, pada ekosistem tertentu telah terbukti memberikan dampak yang sangat positif.

Upaya ini perlu terus ditingkatkan dengan pengembangan strategis teknologi dan pemasyarakatan PHT dan PTT yang bersifat menyeluruh tanpa mengabaikan aspek-aspek yang mempengaruhinya baik akibat serangan OPT maupun ekologi. Informasi tentang kehilangan hasil akibat serangan OPT, kemampuan petani mengendalikan OPT dan biaya masih dapat ditolerir dalam pengendalian OPT sangat diperlukan.

2. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan taksasi kehilangan hasil bertujuan untuk mengetahui : - Gambaran susut hasil akibat serangan OPT

- Mamfaat penggunaan pestisida dalam menyelamatkan hasil akibat serangan OPT - Kemampuan petani dalam mengendalikan OPT

3. Sasaran

Mendapatkan inpormasi mengenai potensi kehilangan hasil serta mengetahui

(8)

4. Masukan

- Dukungan dana dari pemerintah - Sarana pelaksanaan kegiatan - Sumber daya manusia (SDM) 5. Keluaran

- Diperoleh informasi mengenai tingkat kehilangan hasil dilapang. - Diperoleh informasi mengenai serangan OPT padi dilapangan 6. Mamfaat

- Meningkatnya inplementasi teknologiPHT

(9)

II. BAHAN DAN METODE 1. Tempat dan Waktu

Pemantauan kehilangan hasil oleh pengaruh gangguan OPT pada tanaman padi untuk daerah Kabupaten Pinrang dilaksanakan di 3 tempat dalam 1 hamparan sentra pertanaman padi. Pelaksanaan kegiatan dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2012 (MT.2012) di Kabupaten Pinrang, Jarak 200 Km arah utara Kota Makassar untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi dan Tanggal Tanam serta Varietas yang ditanam di Lokasi Wil. Pengamatan Kab. Pinrang MT. 2012

Wil.Pengamatan (Kecamatan) Lokasi (desa) Waktu tanam (Tgl/Bln) Varietas/ komoditi

Tiroang Mattiro Deceng Tgl 19 Juni 2012 Inpari 9

2. Bahan dan Alat

Adapun bahan dan Alat yang digunakan dalam pelaksanaan taksasi kehilangan hasil sebagai berikut :

- bibit padi - Pupuk NPK

- Ajir/patok - Pestisida

- Papan Plot - Alat tulis-menulis

3. Metode Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan kegiatan kehilangan hasil ini dilaksanakan/ditetapkan pada wilayah sentra pertanaman padi ditentukan secara purposif yang dianggap bahwa lokasi tersebut dapat mewakili sebagian besar dari unit pengamatan (Kabupaten/Kota), baik dalam hal umur tanaman maupun jenis varietas yang ditanam pada musim itu.

Kehilangan hasil oleh OPT. pada setiap wilayah pengamatan setiap musim untuk masing-masing Kabupaten diamati paling sedikit 4 unit/Ulangan petak contoh pengamatan. Petak contoh ini diharapkan dimiliki/dan digarap oleh petani yang sama dalam wilayah pengamatan. Ukuran petak contoh untuk taksasi kehilangan hasil adalah 6 petak perlakuan (setiap petak ukuran 7 x 7 m2 ) dan terletak pada 4 lokasi yang mewakili sebagai ulangan, seperti pada gambar 1. di bawah ini ;

(10)

---7 m ---

b-1 c-1 e-1 d-1 a-1 f-1

e-2 d-2 b-2 f-2 c-2 a-2

a-3 e-3 d-3 f-3 b-3 c-3

Gambar 1. Denah petak kegiatan pemantauan kehilangan hasil Desa Mattiro Deceng Kecamatan Tiroang.

Ukuran petak perlakuan/Ulangan Ukuran ubinan --- 7 m --- --- 5 m ---

(11)

Tiap bagian contoh diberperlakuan :

a. Pengendalian Insektisida (Bassa 500 EC) bila serangan serangga hama telah mencapai ambang pengendalian yang telah ditetapkan.

b. Pengendalian dengan fungisida (Conasol 50 SC) bila serangan penyakit yang berasal dari golongan cendawan telah mencapai ambang pengendalian yang telah ditetapkan.

c. Pengendalian dengan Bakterisida (Nordox 56 WP) bila serangan dari golongan OPT.

serangga dinilai sudah ada sehingga ditetapkan secara berjadwal 2 kali yaitu fase vegetatif,dan premordia.

d. Pengendalian (berjadwal) dengan insektisida, fungisida dan Baktarisida pelaksanaan perlakuan dilakukan secara berkala (5 kali) yaitu pada tanaman berumur 15, 30, 50, 70 dan 80 HST, untuk mencegah kerusakan oleh serangga hama, penyakit cendawan dan Bakteri.

e. Pembanding (tanpa perlakuan pestisida). Pada petak/bagian ini tidak diberi perlakuan pestisida apapun (kontrol).

f. Perlakuan petani. Perlakuan dengan pestisida disesuaikan dengan perlakuan yang dilaksanakan dalam melindungi usahataninya dari gangguan OPT.

Kegiatan plot ini menggunakan perlakuan pupuk dan pemeliharaan sesuai dengan anjuran untuk tanaman padi.

Tabel 2. Rerata Dosis dan Jenis Pupuk yang digunakan pada petak

pemantauan taksasi kehilangan hasil tanaman Padi Wil. Kab. Pinrang MT. 2012.

Jenis pupuk digunakan

Penggunaan pupuk (Kg/Ha)

Jumlah Jenis Pestisida 15 Hst 45 Hst Urea 100 100 200 Mipsinta ZA 50 - 50 SP.36 50 - 50 Fujiwan NPK Pelangi - - - Nordox Jumlah 200 100 300

Keterangan : Dosis pupuk sesuai / mendekati anjuran tekhnis.

Pada tabel 2. terlihat bahwa penggunaan pupuk dan dosis yang dalam 1 Ha pada setiap pengamatan dianggap sesuai dengan anjuran (rekomendasi setempat). Adapun jarak tanam yang digunakan pada tanaman padi setiap wilayah pengamatan adalah 25 x 25 cm2.

(12)

Pengamatan terhadap tingkat populasi dan serangan hama/penyakit dilakukan pada sepuluh rumpun tanaman per petak contoh perlakuan. Rumpun contoh ditentukan secara diagonal. Waktu pengamatan dilakukan 2 minggu sekali, dimulai pada umur 2 minggu setelah tanam sampai seminggu sebelum panen.

Untuk membandingkan hasil antara perlakuan dalam rangka melihat potensi

kehilangan hasil karena OPT, kehilangan hasil yang terjadi di lapang dan kemampuan petani menekan kehilangan hasil, dari tiap petak perlakuan contoh di panen ubinan dari masing-masing bagian tersebut dengan ukuran ubinan 5 m x 5 m. Hasil panen ubinan dari masing-masing bagian petak contoh tersebut dianalisa untuk mendapatkan rerata kehilangan hasil tiap Kabupaten dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1. Potensi Kehilangan Hasil (A) (d – e )

A = --- x 100% F

2. Kehilangan Hasil yang masih terjadi di lapang (B) (d – f )

B = --- x 100 % f

3. Kehilangan Hasil yang Dapat diselamatkan petani (C)

(f – e )

C = --- x 100% f

Untuk menghitung efektivitas penggunaan pestisida dari masing-masing perlakuan digunakan rumus :

1. Hasil yang dapat diselamatkan dengan menggunakan insektisida berdasarkan ambang kendali, terhadap perlakuan petani :

(d – e) – (a – f )

I = --- x 100 % f

(13)

2. Hasil yang dapat diselamatkan dengan penggunaan Fungisida berdasarkan ambang pengendalian, terhadap perlakuan petani :

( d – e ) – ( b – f )

F = --- x 100 % f

3. Hasil yang dapat diselamatkan dengan penggunaan Bakterisida berdasarkan ambang

pengendalian, terhadap perlakuan petani : ( d – e ) – ( c – f )

B = --- x 100 % f

4. Wawancara petani

Untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petani, maka perlu dilakukan wawancara petani terutama petani-petani yang lahannya berdekatan dengan petak pengamatan dapat dilihat pada lampiran 1.

(14)

Secara umum areal pertanaman padi di Kabupaten Pinrang sedikit mengalami peningkatan produksi dari akibat adanya hujan pada akhir Juli dan Agustus 2012 (Anomali iklim) yang berdampak pada tanaman padi sementara pengisian bulir sehingga beberapa areal tanaman padi mengalami peningkatan produksi walaupun sebagian mengalami puso karena banjir bulan Agustus 2012. Sedangkan untuk lokasi kegiatan Taksasi hasil, populasi/serangan OPT yang ditemukan dilapang masih jauh dibawah batas ambang kendali. Hasil pengamatan yang dilakukan setiap minggu pada setiap petak perlakuan pemantauan kehilangan hasil tanaman padi sampai panen untuk lokasi daerah yang mewakili Kabupaten Pinrang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengamatan Populasi dan Intensitas Serangan OPT

Pada gambar dibawah terlihat bahwa jenis OPT. Yang ditemukan selama

pengamatan adalah populasi OPT Wereng hijau, Wereng Coklat yang dominan sedangkan popuilasi ulat grayak dan gejala serangan Hama Putih Palsu hanya s1 kali pengamatan muncul dan selanjut tidak ditemukan lagi, untuk jelasnya lokasi dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil pengamatan rata populasi/serangan OPT pada petak perlakuan kelihatannya tidak ada jenis populasi/intensitas serangan yang melawati ambang pengendalian, sehingga pengendalian Insektisida, Fungisida dan Bakterisida pada perlakuan ambang pengendalian tidak pernah diperlakukan, keadaannya sama dengan perlakuan kontrol, untuk jelasnya dapat dilihat pada dan Gambar 3, 4, 5 dan 6. Rata rata populasi/intensitas serangan yang dominan adalah populasi Wereng hijau sejak dari awal pertanaman sampai tanaman berbuah, Sedangkan Populasi W.coklat dan serangan hama putih Palsu muncul pada stadia anakan maximum tanaman padi sampai keluar malai sehingga tidak banyak pengaruhnya terhadap produksi,

2. Pengamatan Populasi Musuh alami

Hasil pengamatan rata rata populasi Musuh alami pada setiap lokasi dan petak perlakuan, kelihatannya populasi cukup stabil kecuali pada perlakuan Jadwal yang lebih banyak aplikasi pestisida jauh lebih rendah, untuk jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil pengamatan lapang perkembangan populasi Musuh alami di Lokasi Kecamatan Tiroang nampaknya populasi lebih rendah karena pengaruh iklim.

(15)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Jumlah anakan di setiap Perlakuan dan Priode

Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab. Pinrang MT.2012

Tabel 4. Hasil Pengamatan populasi OPT W.hijau disetiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab. Pinrang MT.2012.

Tabel 5. Hasil Pengamatan populasi W.coklat disetiap Perlakuan & Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangandi Kab.Pinrang MT.2012.

0 0.2 0.4 0.6

I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

Jm

l an

akan

Perkembangan jumlah anakan disetiap perlakuan

A.Kendali Jadwal Kontrol Petani

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 14 21 28 35 42 49 56 63 70 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Perkembangan populasi W.hijau setiap perlakuan MT.2012

Jadwal Kontrol Petani Bakt A.Kendali

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 28 35 42 49 56 63 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Grafik perkembangan populasi W.coklat setiap perlakuan MT.2012.

(16)

Tabel 6. Hasil Pengamatan populasi Laba laba disetiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2012

Tabel 7. Hasil Pengamatan populasi Coccinelled disetiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2012

Tabel 8. Hasil Pengamatan populasi Capung disetiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2012

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 Pop u lasi ( e k/ R p n )

Perkembangan populasi Laba laba setiap perlakuan MT.2012

Jadwal Kontrol Petani A.Kendali

0 0.1 0.2 0.3 0.4 14 21 28 42 49 56 63 70 77 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Grafik perkembangan populasi Coccinelled setiap perlakuan MT.2012.

Jadwal Kontrol Petani A.Kendali

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Grafik perkembangan populasi Capung setiap perlakuan MT.2012

(17)

3 Jumlah dan Jenis Pestisida

Aplikasi pestisida terhadap OPT. pada petak ambang pengendalian (Petak perlakuan Insektisida, Fungisida dan Bakterisida) tidak pernah dilakukan karena hasil pengamatan dari awal pertanaman sampai panen tidak pernah mencapai ambang pengendalian. Sedangkan perlakuan Jadwal tetap dilakukan berdasarkan umur tanaman yang sudah ditentukan sebelumnya, dan untuk petak perlakuan petani aplikasi pestisida dilakukan pada satu hari setelah petani disekitar petak contoh melakukan aplikasi pada lahan disekitar petak contoh ( sesuai perilaku petani setempat), untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Daftar jumlah dan jenis pestisida yang digunakan pada Setiap Wilayah pengamatan pada petak taksasi di Kabupaten Pinrang MT. 2012

No Perlakuan

Aplikasi Jenis pestisida

Umur (HST) Pest. digunakan Dosis Volume

1. Insektisida (AK) - - - -

2. Fungisida (AK) - - - -

3. Bakterisida(AK) - - - -

4. Jadwal 15,30,45,65, Bassa 500 EC,

Conasol 50 SC & Nordox 56 WP 1 ltr 1 ltr 1 ltr 300-400 300-400 300-400 5. Kontrol - - - -

6. Petani 30 dan 45 Spontan 400 AS 1 ltr 400

Keterangan : AK = Ambang Kendali HST = Hari Sesudah Tanam

Untuk petak perlakuan Jadwal pestisida (Insektisida + Fungisida + Baktersida) aplikasi dilakukan sesuai dengan jadwal, Jumlah dan jenis pestisida yang digunakan pada setiap unit/ lokasi pengamatan.

4. Produksi

Untuk mengetahui besarnya produksi pada setiap perlakuan pada semua pengamatan dilakukan pengambilan ubinan dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Produksi ubinan kelihatan normal tinggi antara 9.706 kg/Ha sampai 11.184 Kg/ha dan perbedaan yang kelihatan lebih besar berturut turut perlakuan Jadwal, Bakterisida dan Kontrol, Untuk jelasnya rata-rata produksi untuk setiap petak perlakuan dapat dilihat pada tabel 4 dan Gambar 10, berikut.

(18)

Tabel 4. Produksi Setiap Perlakuan untuk Wilayah Pengamatan di Kabupaten Pinrang Musim Tanam 2012.

No Perlakuan Hasil ubinan (Kg/25 m2) Produktivitas

Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ubinan Rata2 Konversi (Kg/Ha) 1. Insektisida(AK) 6.47 5.94 6.91 6.44 10.304 2. Fungisida (AK) 6.11 6.23 6.23 6.19 9.904 3. Bakterisida (AK) 5.47 6.49 6.24 6.07 9.706 4. Jadwal 7.38 7.39 6.19 6.99 11.184 5. Kontrol 5.97 6.23 6.44 6.21 9.936 6. Petani 6.63 6.97 5.94 6.51 10.416

Gambar 10. Rata rata Produksi Tiap Perlakuan kegiatan Taksasi kehilangan Hasil Oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman, MT.2012

Data pada tabel 4 bahwa produksi setiap perlakuan menunjukkan perlakuan jadwal jauh lebih tinggi karena selalu dikendalikan dengan insektisida, fungisida dan Bakterisida secara bergantian masing masing 4 kali aplikasi, yang memberi kesan bahwa perlakuan ini merupakan potensi produksi tertinggi karena tidak diserang oleh OPT golongan serangga dan Penyakit cendawan/bakteri. Cara perlindungan tanaman seperti perlakuan jadwal ini sebaiknya tidak diperlakukan petani karena dampaknya merugikan dari segi biaya dan merusak ekosistem pertanaman dan Lingkungan hidup. Untuk solusi pengendalian yang menguntungkan perlu cara lain yang lebih efisien yaitu aplikasi dilakukan apabila membahayakan produksi atau populasi/intensitas serangan OPT. mencapai ambang pengedalian. 8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.5

Insekt Fungs Bakts Jadwal Kontr Petani

Pr o d u ksi (To n /H a)

Grafik hasil Produksi ubinan dikonversi (Ton/Ha) tiap, perlakuan Taksasi kehilangan hasil MT.2012

(19)

Dari hasil analisa hasil ubinan diatas ternyata potensi kehilangan hasil yang ditemukan (A), kehilangan hasil yang tejadi di lapang (B) dan kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani (C) kelihatannya lebih tinggi dari angka yang biasa, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Persentase Kehilangan Hasil oleh OPT.

Di Desa Mattiro Deceng, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang Musim Tanam. 2012

Jenis Komoditi

Kehilangan hasil (Persen)

Potensi (A) Di Lapang (B) Diselamatkan (C)

Tanaman Padi 11.98 % 7.37 % 4.69 %

Pada Tabel 7 di atas menunjukkkan bahwa potensi kehilangan hasil rata rata pada tanaman padi 11.98 %, Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 7.37 % dan sedangkan kehilanagan hasil yang dapat diselamatkan petani 4.69 % serata dengan 488 Kg Gabah Kering panen (GKP)/Ha atau senilai Rp.1.659.200.- (Harga Gabah Rp.3.400.-/Kg GKP). Pengendalian OPT Penggerek batang, Tikus dan Kresek tidak mencapai Ambang Kendali dan kelihatannya ini dilakukan petani pada pada waktu umur 30 Hst, yang diperhitungkan menyelamatkan produksi sampai 4.05 %.

Dari hasil yang ditemukan diatas kelihatannya kehilangan hasil yang terjadi dilapangan relatif dianggap tidak bermasalah (dibawah batas ambang pengendalian menurut petugas PHP). Data hasil pengamatan populasi dan Serangan OPT sangat berhubungan dengan kehilangan hasil yang terjadi dilapang. sehingga perlunya ada penyempurnaan dan penyegaran tentang metode pengamatan dilapang..

5. Wawancara Petani

Hasil wawancara petani tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi pada petani yang lahannya berdekatan dengan petak contoh pengamatan taksasi kehilangan hasil pada tanaman padi sebanyak 10 (sepuluh) petani. Kelihatan petani menggunakan pupuk hanya 2 Jenis dan semuanya

(20)

menggunakan pestisida sebagai alat pengendali baik herbisida sawah maupun insektisdida untuk mengendalikan populasi OPT serangga, untuk jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Kalau petani umumnya menggunakan pestisida untuk pengendalian OPT berarti anggapan kita mengenai penurunan produksi akibat serangan OPT dibawah ambang pengendalian tidak terbukti dari hasil wawancara petani dilokasi

(21)

15

Gambar 11 & 12. Kedaan lokasi kegiatan Taksasi kehilangan hasil oleh OPT Di Desa Mattiro Deceng, Kec.Tiropang, Kab.Pinrang MT.2010

(22)

16

Gambar 13 & 14. Letak petak perlakuan kegiatan Taksasi kehilangan hasil oleh OPT Di Desa Mattiro Deceng, Kec.Tiropang, Kab.Pinrang MT.2012

(23)

17

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pemantauan taksasi kehilangan hasil di lapang dapat disimpulkan bahwa :

1. OPT. Padi yang dominan pada setiap perlakuan adalah populasi Wereng hijau dan Wereng batang coklat, sedangkan Garayak dan hama puti palsu muncul hanya 1 kali pengamatan dengan populasi/serangan sangat rendah jauh dibawah ambang kendali 2. Serangan OPT tersebut tidak mencapai ambang pengendalian sehingga perlakuan,

aplikasi pestisida tidak pernah dilakukan pada perlakuan Insektisida, Fungisida dan Bakterisida

3. Populasi musuh alami dilapang berimbang ditinjau dari penekanan OPT karena cuaca

kering, (populasi OPT dan Musuh alami kurang).

4. Potensi Kehilangan hasil pada tanaman padi 11.98 %, Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 7.37 %, sedangkan kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani 4.69 %.

5. Kemampuan petani dalam pengendalian OPT cukup baik, kehilangan hasil yang dapat

diselamatkan 4.69 % serata dengan 488 Kg GKP/Ha atau senilai Rp.1.659.200.-

2. Saran

Gejala serangan OPT Wereng batang coklat dan Wereng hijau dilapang

kelihatannya sangat rendah, (tidak mencapai ambang kendali) tapi kelihatan data dapat mengurangi produksi, sehingga penyegaran metoda pengamatan yang bersifat latihan dan penyegaran perlu dilakukan pada petugas Pengamat hama (PHP/POPT) di lapang.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Petunjuk Operasional Laboratorium Pengamatan dan Peramalan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Jakarta

Anonim. 2007. Pedoman Sekolah Lapangan PHT Tanaman Pangan. Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman. Departemen Pertanian.

Pius Sunaryo 1989. Pestisida dan Teknik Aplikasi. Pendidikan Program Diploma Satu Pengendalian Hama Terpadu, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Ati Wasiati et al., 2002. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu pada

Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian Jakarta.

Supriadi et al., 2004. Metode Pengamatan, Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Tanaman Biofarmaka. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura.

(25)

Lampiran 1. Rata rata hasil pengamatan perkembangan jumlah anakan tanaman padi pada setiap perlakuan dan priode pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan hasil di Desa Mattiro Deceng, Kab. Pinrang MT.2011

No. Tanggal

Petak perlakuan

Insek Fungi Bakt Jadwal Kontrol Petani

1. 14 Hst 5.53 5.73 5.93 6.13 6.33 5.93 2. 21 Hst 18.1 23.33 23.13 2.93 23.83 23.73 3. 28 Hst 33.93 33.33 32.47 34.20 32.07 33.93 4. 35 Hst 41.27 40.33 41 40.27 40.6 39 5. 42 Hst 43.87 43.33 40.33 43.27 40.87 42.6 6. 49 Hst 43.63 41.87 40.93 41.33 40.20 41.53 7. 56 Hst 43.60 41.49 41.4 41.6 40.2 41.53 8. 63 Hst 43.53 42.73 42.80 42.80 41.27 41.60 9. 70 Hst 43.07 42.6 442.67 30.47 41.27 41.67 10. 77 Hst 41.2 41.4 41.53 41.33 40.47 40.87

(26)

Lampiran 2. Hasil pengamatan perkembangan Pop/serg.OPT tanaman padi pada setiap perlakuan dan priode pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan hasil di Desa Mattiro Deceng, Kab. Pinrang MT.2012

Tanggal (Umur)

Jenis OPT Petak perlakuan serangan (%) atau populasi (Ekor/Rpn)

Keter. Insek Fungi Bakt Jadwal Kontrol Petani

14 Hst P.Batang - - - - Tikus - - - - W.hijau 0.06 0.33 0.13 0.2 0.2 0.3 Populasi 21 Hst P.Batang - - - - Tikus - - - - W.hijau 0.3 0.13 0.13 0.3 0.3 0.3 Populasi 28 Hst P.Batang - - - - W.Coklat - - - - W.Pg Putih 1 0.7 0.8 0.53 0.5 1 Populasi 35 Hst P.Batang - - - - W.Coklat 0.2 0.26 0.2 0.4 0.26 0.13 Populasi W.Pg Putih 1.33 0.73 0.46 0.8 0.73 0.66 Populasi 42 Hst P.Batang - - - - U.Grayak 0.06 0.06 - - - - Populasi W.hijau 0.13 0.2 0.13 0.4 0.26 0.2 Populasi 49 Hst P.Batang 0.06 - - - - - W.Coklat 2 3.4 2.26 2.2 1.93 1.86 Populasi W.hijau - - - 0.13 - - Populasi 56 Hst H.P.Palsu 0.4 0.26 0.2 0.2 0.06 0.13 Serangan W.coklat 2 1.93 2 1.86 1.93 1.6 Populasi W.hijau 0.46 0.33 0.2 0.46 0.4 0.4 Populasi 63.Hst W.Coklat 1.06 0.73 0.8 0.53 0.40 0.3 Populasi W.hijau 0.2 0.2 0.2 0.13 0.13 - Populasi 70 Hst W.hijau 0.4 0.33 0.2 0.2 0.26 0.26 Populasi 77 Hst W.sangit 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.13 Populasi

(27)

Lampiran 3. Hasil pengamatan perkembangan Musuh Alami pada tanaman padi di setiap perlakuan dan priode pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan hasil di Desa Mattiro Deceng, Kab. Pinrang MT.2012

Umur Tanaman (Hst)

Jenis Musuh alami

Petak perlakuan Keter. Insek Fungi Bakt Jadwal Kontrol Petani

14 Hst Laba Laba - - - - Coccinellid - - - - Capung - - - - 21 Hst Laba Laba - - - - Coccinellid - - - - Capung - - - - 28 Hst Laba Laba 0.26 0.26 0.2 0.53 0.26 0.4 Coccinellid - - - - Capung - - - 0.33 0.13 0.2 35 Hst Laba Laba 2.2 1.8 2.13 2.33 1.8 2.46 Coccinellid - - - - Capung 0.2 0.26 0.2 0.2 0.06 0.13 42 Hst Laba Laba 0.46 0.46 0.66 0.6 0.66 0.73 Coccinellid 0.1 0.06 0.06 0.06 0.06 - Capung - - - 0.13 - 0.06 49 Hst Laba Laba 0.8 1.13 1.6 1.06 2.06 2 Coccinellid - - - - 0.06 - Faederus 0.06 - 0.06 - 0.06 - 56 Hst Laba Laba 0.6 0.66 0.66 1.06 1.33 1 Coccinellid - - - - Capung - - - - 63 Hst Laba Laba 0.73 0.73 0.63 0.53 0.46 0.33 Coccinellid - - - - Capung 0.06 0.13 - 0.06 0.06 - 70 Hst Laba Laba 0.46 0.4 0.53 0.53 0.46 0.46 Coccinellid - - - - Faederus - - - 0.06 - - 77 Hst Laba Laba 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 Coccinellid 0.13 0.13 0.2 0.2 0.13 0.2 Faederus 0.13 0.13 0.13 - 0.06 0.06

(28)

Lampirn 4. Rerata hasil wawancara 10 petani di sekitar petak taksasi kehilangan hasil pada tanaman Padi di Desa Mattiro Deceng, Kab. Pinrang MT.2012

No. Nama Petani

Responden Luas Garapan (Ha) Penggunaan Pupuk (Kg/Ha) Penggunaan Pestisida (Kg-Ltr/Ha) Urea SP. ZA NPK Jenis Pestisida DOSIS Volume Semprot 1. H. Ali 1.30 150 - - - Kempo Spontan 40 Gr 1 Ltr 250 400 2. Kallara 0.70 200 - - 50 Ally Spontan 40 Gr 1 Ltr 250 400 3. La Sada 1.5 200 - - Ally Dupon 40 Gr 1 Ltr 250 400 4. Iwan 2 200 - - Ally Finalti 40 Gr 1 Ltr 250 400 5. La Kasi 1 200 - - - Ally Virtaco 40 Gr 1 Ltr 250 400 6. Mas’ud 1 200 - - - Ally Spontan 40 Gr 1 Ltr 250 400 7. La Rappe 1.30 150 - - 50 Ally Dupon 40 Gr 1 Ltr 250 400

8. Abd. Muis 0.70 150 - 50 - Ally

Dupon 40 Gr 1 Ltr 250 400 9. La Cali 0.70 200 - - - Ally Cliffer 40 Gr 1 Ltr 250 350 10. Mawan 0.30 250 - - - Ally Dupon 40 Gr 1 Ltr 250 400

(29)

Lampirn 4. Rerata hasil wawancara 10 petani di sekitar petak taksasi kehilangan hasil pada tanaman Padi di Desa Mattiro Deceng, Kab. Pinrang MT.2011

No. Nama Petani

Responden Luas Garapan (Ha) Penggunaan Pupuk (Kg/Ha) Penggunaan Pestisida (Kg-Ltr/Ha) Urea SP.18 ZA NPK Jenis Pestisida DOSIS Volume Semprot 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Rata-rata

Gambar

Gambar 1. Denah petak kegiatan pemantauan kehilangan hasil Desa Mattiro Deceng                    Kecamatan Tiroang
Grafik perkembangan populasi W.coklat setiap perlakuan  MT.2012.
Tabel 7. Hasil Pengamatan populasi Coccinelled disetiap Perlakuan dan Priode                   Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab.Pinrang MT.2012
Grafik hasil Produksi ubinan dikonversi (Ton/Ha)  tiap, perlakuan Taksasi kehilangan hasil MT.2012

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, aplikasi berbasis web yang dibangun dengan metode performance ini diharapkan dapat menjadi media untuk mempermudah semua pengguna dalam melakukan

Kabupaten Merangin yang memiliki kepadatan penduduk yang rendah, secara nyata masih memiliki ruang yang cukup untuk penyediaan perumahan dan penyediaan prasarana

Dia punya mata seperti anjing pit bull, dengan rambut hitam gondrong acak-acakan, dan dia selalu mengenakan pakaian yang mahal tapi berantakan, seolah dia ingin memberi tahu

untuk dilakukan.Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dan memberikan gambaran mengenai hubungan antara gaya

Pada sub bab ini akan menjelaskan tentang perancangan program sistem informasi penjualan yang dibangun meliputi perancangan input dan perancangan output yang ada pada

Safeguards adalah tindakan yang diambil oleh pemerintah suatu negara untuk memulihkan suatu kerugian serius atau dan/atau ancaman kerugian serius terhadap industry dalam

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini untulc 1 mengetahui manakah diantara komuniasi internal dan kepemimpinan yang lebih dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja Pegawai

Hasil penelitian ini mengungkapkan tiga temuan yaitu: (1) perencanaan program supervisi akademik yang dilakukan kepala madrasah dalam mengembangkan profesionalisme