• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI, KABUPATEN SIDRAP, MT.2012"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TAKSASI KEHILANGAN HASIL AKIBAT OPT

DESA PASSENO, KECAMATAN BARANTI,

KABUPATEN SIDRAP, MT.2012

INSTALASI PENGAMATAN PERAMALAN &

PENGENDALIAN

(IP3OPT) TIROANG PINRANG

DINAS PERTANMIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

UPTD. BALAIPROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROPINSI SULAWESI SELATAN

(2)

i DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ……….………… v DAFTAR ISI ……….………. i DAFTAR TABEL ……….…….. ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

I. PENDAHULUAN ………..…….. 1

1. Latar Belakang ………..…… 1

2. Tujuan, Saran……….………... 1

3. Masukan, Keluaran, Manfaat………..……. 2

II. BAHAN DAN METODE ……….…….. 3

1. Tempat dan Waktu ………... 3

2. Bahan dan Alat ……….. 3

3. Metode Pelaksanaan ………. 3

4. Wawancara Petani ………... 7

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 8

1. Pengamatan Populasi / Intensitas Serangan OPT………. 8

2. Pengamatan Populasi Musuh alami ………. 10

3. Jumlah dan Jenis Pestisida………. 11

4. Produksi ……….. 12

5. Wawancara petani ………. 15

IV. KESIMPULAN ……….. 20

(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Lokasi dan tanggal Tanam serta Vareietas yang ditanam untuk

setiap wilayah Pengamatan ……….… 3

2. Rerata Dosis dan Jenis Pupuk yang digunakan pada Tanaman

Padi masing-masing Wilayah pengamatan di Kab. Sidrap……..…. 5 3. Daftar jumlah dan jenis Pestisida yang digunakan pada setiap

Perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2012... 11 4. Produksi setiap perlakuan untuk Masing masing

pada petak Ulangan pada kegiatan Taksasi kehilangan hasil

di Kab. Sidrap. MT.2012…….………... 12 5. Hasil Perhitungan Persentase Kehilangan Hasil oleh OPT.

di Desa Passeno, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap.

Musim Tanam. 2012... 13

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman 1. Rerata Populasi dan Intensitas Serangan OPT yang ditemukan

Setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan... 19

2. Rerata Populasi Musuh alami yang ditemukan di Setiap

Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan hasil... 20 3. Rerata hasil wawancara 10 petani di sekitar petak

taksasi kehilangan hasil pada tanaman Padi di lokasi

(4)

iii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Denah petak kegiatan pemantauan kehilangan hasil

Desa Passeno Kecamatan Baranti Kab.Sidrap... 4 2. Ukuran petak ubinan didalam petak perlakuan/ulangan... 4

3. Hasi pengamatan jumlah anakan untuk disetiap

Perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2012... 8

4. Hasi pengamatan Perkembangan populasi W.hijau disetiap

Perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2012... 9

5. Hasi pengamatan Perkembangan serangan P.Batang

Disetiap perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2012... 9

6. Hasi pengamatan populasi Musuh Alami Laba laba

Disetiap perlakuan dan priode Pengamatan pada kegiatan

Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap. MT.2012... 10 7. Rata rata produksi tiap perlakuan pada kegiatan

Taksasi kehilangan Hasil akibat seranga OPT MT.2012... 14 8/9 Keadaan lokasi kegiatan Taksasi kehilangan hasil

Di desa Passeno Kec.Baranti, Kab. Sidrap MT.2012... 16 10/11 Letak petak perlakuan Insektisida (A1) dan Perlakuan

(5)

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Upaya peningkatan produksi tanaman padi akan tetap memegang peranan strategis, karena masih harus memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang terus meningkat dan mengingat sektor ini masih merupakan andalan sebagian besar angkatan kerja untuk mendapatkan sumber mata pencaharian utamanya di pedesaan. Tak dapat disangkal lagi bahwa dalam peningkatan produksi padi Rata rata 5 % Tahun 2011 merupakan tantangan yang kita akan menghadapi. Berbagai hambatan dan masalah yang merupaka resiko yang tidak hanya timbul karena gejolak harga produksi pertanian, akan tetapi juga terjadi selama proses produksi, khususnya gangguan Organisme Penggangggu Tanaman (OPT) dan iklim.

Kehilangan hasil akibat OPT masih tinggi dan penerapan PHT padi di Propinsi Sulawesi Selatan dengan perakitan komponen utama yaitu tanam serempak pada waktu yang tepat, penggunaan varietas tahan hama penyakit dengan potensi produksi tinggi disertai dengan pergiliran varietas yang dirumuskan dalam musyawarah Tudang Sipulung, pada ekosistem tertentu telah terbukti memberikan dampak yang sangat positif. Upaya ini perlu terus ditingkatkan dengan pengembangan strategis teknologi dan pemasyarakatan PHT dan PTT yang bersifat menyeluruh tanpa mengabaikan aspek-aspek yang mempengaruhinya baik akibat serangan OPT maupun ekologi. Informasi tentang kehilangan hasil akibat serangan OPT, kemampuan petani mengendalikan OPT dan biaya masih dapat ditolerir dalam pengendalian OPT sangat diperlukan.

2. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan taksasi kehilangan hasil bertujuan untuk mengetahui : - Gambaran susut hasil akibat serangan OPT

- Mamfaat penggunaan pestisida dalam menyelamatkan hasil akibat serangan OPT - Kemampuan petani dalam mengendalikan OPT

3. Sasaran

Mendapatkan inpormasi mengenai potensi kehilangan hasil serta mengetahui besarnya hasil yang dapat diselamatkan akibat serangan OPT.

(6)

2

4. Masukan

- Dukungan dana dari pemerintah - Sarana pelaksanaan kegiatan - Sumber daya manusia (SDM)

5. Keluaran

- Diperoleh informasi mengenai tingkat kehilangan hasil dilapang.

- Diperoleh informasi mengenai kemampuan petani menyelamatkan produksi

dengan melakukan pengendalianserangan OPT dilapangan

6. Mamfaat

- Meningkatnya inplementasi teknologiPHT

(7)

II. BAHAN DAN METODE 1. Tempat dan Waktu

Pemantauan kehilangan hasil oleh pengaruh gangguan OPT pada tanaman padi untuk daerah Kabupaten Sidrap dilaksanakan didalam 1 hamparan sentra pertanaman padi dengan 3 ulangan. Pelaksanaan kegiatan dari bulan Mei sampai bulan September 2012 (MT. 2012) di Kabupaten Sidrap, Jarak sekitar 200 Km arah utara Kota Makassar untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi dan Tanggal Tanam serta Varietas yang ditanam di Lokasi Wil. Pengamatan Baranti, Kab. Sidrap MT. 2012

Wil.Pengamatan Lokasi (desa) Waktu tanam Varietas

Baranti Passeno Tgl 16 – 6 – 2009 Inpari 9

2. Bahan dan Alat

Adapun bahan dan Alat yang digunakan dalam pelaksanaan taksasi kehilangan hasil sebagai berikut :

- bibit padi - Pupuk NPK

- Ajir/patok - Pestisida

- Papan Plot - Alat tulis-menulis

3. Metode Pelaksanaan

Lokasi pelaksanaan kegiatan kehilangan hasil ini dilaksanakan/ditetapkan pada wilayah sentra pertanaman padi ditentukan secara purposif yang dianggap bahwa

lokasi tersebut dapat mewakili sebagian besar dari unit pengamatan

(Kabupaten/Kota), baik dalam hal umur tanaman maupun jenis varietas yang ditanam pada musim itu.

Kehilangan hasil oleh OPT. pada setiap wilayah pengamatan setiap musim untuk masing-masing Kabupaten diamati paling sedikit 4 unit/Ulangan petak contoh pengamatan. Petak contoh ini diharapkan dimiliki/dan digarap oleh petani yang sama dalam wilayah pengamatan. Ukuran petak contoh untuk taksasi kehilangan hasil adalah 6 petak perlakuan (setiap petak ukuran 7 x 7 m2 ) dan terletak pada 4 lokasi yang mewakili sebagai ulangan, seperti pada gambar 1. di bawah ini ;

(8)

4 ---7 m ---

b-1 c-1 e-1 d-1 a-1 f-1

e-2 d-2 b-2 f-2 c-2 a-2

a-3 e-3 d-3 f-3 b-3 c-3

Gambar 1. Denah petak kegiatan pemantauan kehilangan hasil Desa Passeno Kecamatan Baranti Kab.Sidrap.

Ukuran petak perlakuan/Ulangan Ukuran ubinan --- 7 m --- --- 5 m ---

(9)

Tiap bagian contoh diberperlakuan :

a. Pengendalian Insektisida (Bassa 500 EC) bila serangan serangga hama telah mencapai ambang pengendalian yang telah ditetapkan.

b. Pengendalian dengan fungisida (Conasol 50 SC) bila serangan penyakit yang berasal dari golongan cendawan telah mencapai ambang pengendalian yang telah ditetapkan.

c. Pengendalian dengan Bakterisida (Nordox 56 WP) bila serangan dari golongan OPT. serangga dinilai sudah ada sehingga ditetapkan secara berjadwal 2 kali yaitu fase vegetatif,dan premordia.

d. Pengendalian (berjadwal) dengan insektisida, fungisida dan Baktarisida

pelaksanaan perlakuan dilakukan secara berkala (5 kali) yaitu pada tanaman berumur 15, 30, 45, 60 dan 70 HST, untuk mencegah kerusakan oleh serangga hama, penyakit cendawan dan Bakteri.

e. Pembanding (tanpa perlakuan pestisida). Pada petak/bagian ini tidak diberi perlakuan pestisida apapun (kontrol).

f. Perlakuan petani. Perlakuan dengan pestisida disesuaikan dengan perlakuan yang dilaksanakan dalam melindungi usahataninya dari gangguan OPT.

Kegiatan plot ini menggunakan perlakuan pupuk dan pemeliharaan sesuai dengan anjuran untuk tanaman padi.

Tabel 2. Rerata Dosis dan Jenis Pupuk yang digunakan pada petak

pemantauan taksasi kehilangan hasil tanaman Padi Wil. Kab.Sidrap MT. 2012.

Jenis pupuk digunakan

Penggunaan pupuk (Kg/Ha)

Jumlah Jenis Pestisida 15 Hst 45 Hst Urea 100 50 200 Mipsinta SP.36 50 - 50 Fujiwan NPK Pelangi 50 150 150 Nordox Jumlah 200 200 400 Applaud 10 WP

Keterangan : Dosis pupuk sesuai / mendekati anjuran tekhnis.

Pada tabel 2. terlihat bahwa penggunaan pupuk dan dosis yang dalam 1 Ha pada setiap pengamatan dianggap sesuai dengan anjuran (rekomendasi setempat). Adapun jarak tanam yang digunakan pada tanaman padi setiap wilayah pengamatan adalah 25 x 25 cm2.

(10)

6 Pengamatan terhadap tingkat populasi dan serangan hama/penyakit dilakukan pada sepuluh rumpun tanaman per petak contoh perlakuan. Rumpun contoh ditentukan secara diagonal. Waktu pengamatan dilakukan 2 minggu sekali, dimulai pada umur 2 minggu setelah tanam sampai seminggu sebelum panen.

Untuk membandingkan hasil antara perlakuan dalam rangka melihat potensi kehilangan hasil karena OPT, kehilangan hasil yang terjadi di lapang dan kemampuan petani menekan kehilangan hasil, dari tiap petak perlakuan contoh di panen ubinan dari masing-masing bagian tersebut dengan ukuran ubinan 5 m x 5 m. Hasil panen ubinan dari masing-masing bagian petak contoh tersebut dianalisa untuk mendapatkan rerata kehilangan hasil tiap Kabupaten dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1. Potensi Kehilangan Hasil (A) (d – e )

A = --- x 100% f

2. Kehilangan Hasil yang masih terjadi di lapang (B) (d – f )

B = --- x 100 % f

3. Kehilangan Hasil yang Dapat diselamatkan petani (C)

(f – e )

C = --- x 100% f

Untuk menghitung efektivitas penggunaan pestisida dari masing-masing perlakuan digunakan rumus :

1. Hasil yang dapat diselamatkan dengan menggunakan insektisida berdasarkan ambang kendali, terhadap perlakuan petani :

(d – e) – (a – f )

I = --- x 100 % f

2. Hasil yang dapat diselamatkan dengan penggunaan Fungisida berdasarkan ambang pengendalian, terhadap perlakuan petani :

(11)

( d – e ) – ( b – f )

F = --- x 100 % f

3. Hasil yang dapat diselamatkan dengan penggunaan Bakterisida berdasarkan ambang pengendalian, terhadap perlakuan petani :

( d – e ) – ( c – f )

B = --- x 100 % f

4. Wawancara petani

Untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh petani, maka perlu dilakukan wawancara petani terutama petani-petani yang lahannya berdekatan dengan petak pengamatan dapat dilihat pada lampiran 1.

(12)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum areal pertanaman padi di Kabupaten Sidrap sedikit mengalami peningkatan produksi dari akibat terjadinya Dampak Perobahan Iklim (DPI) yang mendapat hujan pada akhir bulan Juli dan Agustus 2012 berdampak pada pengisian bulir yang lebih sempurna, tetapi serangan OPT sangat rendah dibawah batas ambang kendali. Populasi dan gejala serangan OPT yang ada dilapang yaitu W.Hijau, P.Batang dan Walang sangit dengan intensitas serangan yang sangat rendah. Hasil pengamatan yang dilakukan setiap minggu pada setiap petak perlakuan pemantauan kehilangan hasil tanaman padi sampai panen untuk lokasi daerah yang mewakili Kab. Sidrap dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengamatan Populasi dan Intensitas Serangan

Pada Lampiran 2 dan gambar grafik yang ditampilkan terlihat bahwa jenis OPT. yang ditemukan selama pengamatan adalah Gejala serangan Penggerek Batang padi, populasi Wereng hijau dan Walang sangit (lihat gambar 4, 5 dan Lampiran 2), Hasil pengamatan rata rata intensitas serangan OPT pada setiap petak perlakuan kelihatannya tidak ada jenis populasi/intensitas serangan OPT yang melawati ambang pengendalian, sehingga perlakuan pengendalian Insektisida, Fungisida dan Bakterisida tidak pernah diperlakukan, keadaannya sama dengan perlakuan pembanding atau control.

Gambar 3. Hasil Pengamatan Jumlah anakan di setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab. Sidrap MT.2012

0 10 20 30 40 14 21 28 35 42 49 56 73 80 87 94 101 Perkembangan jumlah anakan disetip perlakuan

(13)

Gambar 4. Hasil Pengamatan Perkembangan Ints.Serangan OPT. P.Batang Setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kabupaten Sidrap Musim Tanam 2012

Gambar 5. Hasil Pengamatan Perkembangan Populasi Wereng hijau

Setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kabupaten. Sidrap Musim Tanam 2012.

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 In ts. ser an g ( % )

Perkembangan serangan OPT. P.Batang tiap perlakuan MT.2012

A.Eko Jadw Kont Petani

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 14 21 28 35 42 49 56 63 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Perkembangan populasi OPT. Wereng hijau tiap perlakuan MT.2012

(14)

10

2. Pengamatan Populasi Musuh alami

Hasil pengamatan rata rata populasi Musuh alami Laba laba dab Coccinelled pada setiap petak perlakuan, kelihatannya populasi cukup stabil pada semua perlakuan, untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7, 8 dan Lampiran 3. Hasil pengamatan lapang perkembangan populasi Musuh alami di Lokasi Kecamatan Baranti nampaknya populasi lebih rendah karena populasi OPT sebagai kebutuhan juga sangat rendah.

Gambar 7. Hasil Pengamatan populasiLaba laba untuk Setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan

di Kabupaten Sidrap Musim Tanam 2012

Gambar 8. Hasil Pengamatan populasi Coccinelled Setiap Perlakuan dan Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan

di Kabupaten Sidrap Musim Tanam 2012

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Perkembangan populasi Laba Laba setiap perlakuan MT.2012

A.Eko Jadw Kont Petani

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 Pop u lasi ( Eko r/ R p n )

Perkembangan populasi Coccinelled setiap perlakuan MT.2012

(15)

3 Jumlah dan Jenis Pestisida

Aplikasi pestisida terhadap OPT. pada petak ambang pengendalian yaitu Petak perlakuan insektisida(a), Fungisida(b) dan Bakterisida(c) tidak pernah dilakukan karena hasil pengamatan dari awal sampai panen tidak mencapai ambang pengendalian. Sedangkan perlakuan Jadwal (d) tetap dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, dan untuk petak perlakuan petani aplikasi pestisida dilakukan pada satu hari setelah petani disekitar petak contoh melakukan aplikasi pada lahan disekitar petak contoh ( sesuai perilaku petani setempat), untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Daftar jumlah dan jenis pestisida yang digunakan pada Setiap Wilayah pengamatan pada petak taksasi di Kabupaten Sidrap MT.2012

No Perlakuan

Aplikasi Jenis pestisida

Umur (HST) Pest. digunakan Dosis Volume

1. Insektisida (AK) - - - -

2. Fungisida (AK)

- - - -

3. Bakterisida(AK) - - - -

4. Jadwal 15,30,45,60,80 Bassa 500 EC,

Conasol 50 SC & Nordox 56 WP 1 Kg/Ha 1 Lt/Ha 1 Kg/Ha 300-400 Lt/Ha 5. Kontrol - - - -

6. Petani 20 dan 45 Spontan 500 SC

& Vista 500 SC

1 Ltr/Ha 1 Ltr/Ha

300 Lt/Ha Keterangan : AK = Ambang Kendali

HST = Hari Sesudah Tanam

Untuk petak perlakuan Jadwal pestisida (Insektisida + Fungisida + Baktersida) aplikasi dilakukan sesuai dengan jadwal, Jumlah dan jenis pestisida yang digunakan pada setiap unit/ lokasi pengamatan.

(16)

12

4. Produksi

Untuk mengetahui besarnya produksi pada setiap perlakuan pada semua pengamatan dilakukan pengambilan ubinan dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m. Produksi ubinan kelihatan normal tinggi antara 8.917 kg/Ha sampai 9.860 Kg/ha dan perbedaan yang kelihatan lebih besar berturut turut perlakuan Jadwal, Petani, dan Bakterisida. Untuk jelasnya rata-rata produksi untuk setiap petak perlakuan dapat dilihat pada tabel 4, berikut.

Tabel 4. Produksi Setiap Perlakuan untuk Wilayah Pengamatan di Kabupaten Sidrap Musim Tanam 2012.

No Perlakuan Hasil ubinan (Kg/25 m2) Produktivitas

I II III Ubinan Rata2 Konversi (Kg/Ha) 1. Insektisida(AK) 6.48 5.56 6.82 6.29 10.056 2. Fungisida (AK) 5.88 6.22 6.52 6.21 9.930 3. Bakterisida (AK) 6.01 7.23 5.75 6.33 10.128 4. Jadwal 7.03 7.11 6.79 6.98 11.162 5.Kontrol 6.01 7.23 5.75 6.33 10.126 6. Petani 6.43 7.08 6.62 6.71 10.736

Keterangan : Tanam pindah Tgl. 16 Juni 2012

Pengambilan ubinan Tgl. 24 September 2012

Data pada tabel 4 bahwa produksi setiap perlakuan menunjukkan perlakuan jadwal jauh lebih tinggi karena selalu dikendalikan dengan insektisida, fungisida dan Bakterisida secara bergantian yang memberi kesan bahwa perlakuan ini merupakan potensi produksi tertinggi karena tidak diserang oleh OPT golongan serangga dan Penyakit cendawan/bakteri. Cara perlindungan tanaman seperti perlakuan jadwal ini sebaiknya tidak diperlakukan petani karena dampaknya merugikan dari segi biaya dan merusak ekosistem pertanaman dan Lingkungan hidup.

(17)

Untuk solusi pengendalian yang menguntungkan perlu cara lain yang lebih efisien yaitu aplikasi dilakukan apabila membahayakan produksi atau populasi/intensitas serangan OPT. mencapai ambang pengedalian.

Gambar 7. Rata rata Produksi Tiap Perlakuan Pada Kegiatan Taksasi kehilangan Hasil akibat serangan Organisme Pengganggu Tanaman, MT.2012

Dari hasil analisa hasil ubinan diatas ternyata potensi kehilangan hasil yang ditemukan (A), kehilangan hasil yang tejadi di lapang (B) dan kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani (C) kelihatannya lebih tinggi dari angka yang biasa, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 5. Hasil Perhitungan Persentase Kehilangan Hasil oleh OPT. Di Desa Passeno, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidrap Musim Tanam. 2012

Jenis Komoditi

Kehilangan hasil (Persen)

Potensi (A) Di Lapang (B) Diselamatkan (C)

Tanaman Padi 9.65 3.97 5.65 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 7.2

Insek Bakt. Fungs Jadwal Kontr Petani

Ub in an ( Kg /6.25 m 2)

Grafik hasil ubinan tiap perlakuan Taksasi kehilangan hasil akibat serangan OPT MT.2012

(18)

15 Pada Tabel 5 di atas menunjukkkan bahwa potensi kehilangan hasil rata rata pada tanaman padi 9.65 %, Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 3.97 % dan sedangkan kehilanagan hasil yang dapat diselamatkan petani 5.65 % atau setara dengan 606 Kg Gabah Kering panen (GKP)/Ha atau senilai Rp.2.060.000- (Harga Gabah Rp.3.400.-/Kg GKP). Pengendalian OPT Penggerek batang dan Wereng hijau tidak mencapai Ambang Kendali dan kelihatannya ini dilakukan petani pada pada waktu umur 20 dan 45 Hst, yang diperhitungkan menyelamatkan produksi sampai 5.65 %.

Dari hasil analisis yang ditemukan diatas kelihatannya kehilangan hasil yang terjadi dilapangan relatif dianggap tidak bermasalah (dibawah batas ambang pengendalian menurut Buku petunjuk petugas PHP). Data hasil pengamatan populasi dan Serangan OPT sangat berhubungan dengan kehilangan hasil yang terjadi dilapang, sehingga perlunya ada penyempurnaan dan penyegaran tentang metode pengamatan dilapang..

5. Wawancara Petani

Hasil wawancara petani tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi pada petani yang lahannya berdekatan dengan petak contoh pengamatan taksasi kehilangan hasil pada tanaman padi sebanyak 10 (sepuluh) petani. Kelihatan petani menggunakan pupuk hanya 2 Jenis dan semuanya menggunakan pestisida sebagai alat pengendali baik herbisida sawah maupun insektisdida untuk mengendalikan populasi OPT serangga, untuk jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.

Kalau petani umumnya menggunakan pestisida untuk pengendalian OPT berarti anggapan kita mengenai penurunan produksi akibat serangan OPT dibawah ambang pengendalian tidak terbukti dari hasil wawancara petani dilokasi

(19)

Gambar 8 & 9. Kedaan lokasi kegiatan Taksasi kehilangan hasil akibat serangan OPT di Desa Passeno, Kec.Baranti, Kab.Sidrap MT.2012

(20)

17

Gambar 10 & 11. Letak petak perlakuan Insektisida (B1), dan Perlakuan Petani (E1) Di Desa Passeno, Kec.Baranti, Kab.Sidrap MT.2011

(21)

1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pemantauan taksasi kehilangan hasil di lapang dapat disimpulkan bahwa :

1. OPT. Padi tidak ada yang dominan berpengaruh pada setiap perlakuan, seperti, serangan Penggerek Batang, populasi Wereng hijau dan Walang sangit yang masih jauh dibawah batas ambang kendali.

2. Serangan OPT tersebut dianggap tidak berpengaruh terhadap produksi sehingga

aplikasi pestisida tidak dilakukan pada perlakuan Insektisida, Fungisida dan Bakterisida karena tidak mencapai ambang kendali sesuai hasil pengamatan 3. Pertimbangan populasi musuh alami dilapang cukup stabil dan berimbang

dengan populasi OPT dilapang.

4. Potensi Kehilangan hasil pada tanaman padi 9.65 %, Kehilangan hasil yang masih terjadi di lapang 3.97 %, sedangkan kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani 5.65 %.

5. Kemampuan petani dalam pengendalian cukup berarti, kehilangan hasil yang dapat diselamatkan petani 5.65 % serata dengan 606 Kg Gabah Kering panen (GKP)/Ha atau senilai Rp.2.060.000.- per hektar

2. Saran

Serangan OPT Peggerek Batang padi, Tikus dan populasi Wereng hijau jauh dibawah batas ambang kendali sehingga tidak berpengaruh terhadap produksi. Hasil pengamatan dan penghitungan intensitas serangan OPT masih perlu penyegaran metoda pengamatan yang bersifat latihan untuk petugas Pengamat hama (PHP/POPT) di lapang.

(22)

21

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Petunjuk Operasional Laboratorium Pengamatan dan Peramalan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, Jakarta

Anonim. 2007. Pedoman Sekolah Lapangan PHT Tanaman Pangan. Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman. Departemen Pertanian.

Pius Sunaryo 1989. Pestisida dan Teknik Aplikasi. Pendidikan Program Diploma Satu Pengendalian Hama Terpadu, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang.

Ati Wasiati et al., 2002. Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu pada

Tanaman Padi. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian Jakarta.

Supriadi et al., 2004. Metode Pengamatan, Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Tanaman Biofarmaka. Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura.

(23)

Lampiran 1. Data hasil pengamatan Curah hujan harian SMPK Tiroang Priode MT 2012

Tgl. C.hujan harian setiap bulan

April Mei Juni Juli Agust Sept

1. - 13 - 0 6 - 2. 12 36 - 18 - - 3. 0 - - - - - 4. 4 - - - - - 5. - 6 - - - - 6. - - - 24 - - 7. - - - 35 - - 8. - 1 - 0 - - 9. - 5 - - - - 10. 16 - 2 - - - 11. - - 4 5 - - 12. - - - 1 - - 13. - - 6 37 - - 14. - - - 3 15. 6 - 2 - - - 16. 10 - - - - - 17. 2 1 - 3 - - 18. 7 - - - - - 19. 12 3 2 - - 14 20. - - 7 - - - 21. 5 - - - - - 22. 3 - - - - - 23. 8 3 10 - - - 24. - 25 - - - - 25. 2 4 - - - 26. - - - - 3 27. 22 - - - 2 28. - 1 - - 1 29. 4 - - - - 30. - - 3 - - 31. - - - - Jml 113 98 36 123 12 Keterangan ; Tanam Tgl. 16 Juni 2012 Panen Tgl. 24 September 2012 Priode pengamatan mingguan

(24)

21 Lampiran 2. Rerata Populasi/Intensitas Serangan OPT tiap Perlakuan dan Priode Pengamatan di

Desa Passeno, Kec Baranti, Kabupaten Sidrap MT. 2012

Umur Tanaman

Jenis OPT

Rata serangan setiap perlakuan Keterangan

A B C D E F 14 Hst P.Batang - - - Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau 0.06 0.33 0.13 0.2 0.2 0.3 Populasi 21 Hst P.Batang 0.2 0.06 0.2 0.13 0.2 0.2 Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau 0.3 0.13 0.13 0.3 0.3 0.3 Populasi 28 Hst P.Batang 0.53 0.53 0.4 0.3 0.6 0.53 Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau 1 0.7 0.8 0.53 0.5 1 Populasi 35 Hst P.Batang 0.3 0.3 0.13 0.4 0.2 0.3 Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau 0.8 0.5 0.53 0.6 0.9 0.6 Populasi 42 Hst P.Batang - - - Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau 0.8 1.13 0.5 0.8 0.93 0.6 Populasi 49 Hst P.Batang 0.06 - 0.13 - - - Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau - 0.13 - - 0.13 - Populasi 56 Hst P.Batang 0.06 0.06 0.06 - - - Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Hijau 1.06 0.93 0.6 0.73 0.73 0.53 Populasi 63 Hst P.Batang - - - Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan W.Sangit 0.66 0.73 0.73 0.66 0.93 0.8 Populasi 70 Hst P.Batang - 0.06 - - 0.06 - Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan 77 Hst P.Batang 0,06 0,06 - - 0.13 0.13 Ints.Serangan Tikus - - - Ints.Serangan

(25)

22 Lampiran 3. Rerata Populasi/Intensitas Serangan MUSUH ALAMI tiap Perlakuan dan Priode

Pengamatan di Desa Passeno, Kec Baranti, Kabupaten Sidrap MT. 2012

Umur Tanaman

Jenis OPT Rata serangan setiap perlakuan Keterangan

A B C D E F

14 Hst Laba Laba 0.6 0.5 0.33 0.4 0.5 0.4 Populasi

Coccinellid - - - Populasi

Capung 0.13 0.2 0.13 0.13 - 0.13 Populasi

21 Hst Laba Laba 0.7 1 0.6 0.7 0.7 0.8 Populasi

Coccinellid 0.16 0.03 0.4 0.33 0.33 0.33 Populasi

Capung - - - Populasi

28 Hst Laba Laba 1 0.93 0.53 0.66 0.93 0.13 Populasi

Coccinellid - - - Populasi

Capung 0.5 0.53 0.53 0.9 0.5 0.73 Populasi

35 Hst Laba Laba 1.3 1.13 1.2 1.1 1.5 1.13 Populasi

Coccinellid 0.4 0.33 0.33 0.2 0.33 0.5 Populasi

Capung - - - Populasi

42 Hst Laba Laba 2.1 2 3 2.1 1.4 2,12 Populasi

Coccinellid 0.2 0.4 0.3 - - - Populasi

Capung - - - Populasi

49 Hst Laba Laba 1.8 1.93 2.13 2.53 3 3.3 Populasi

Coccinellid - - - Populasi

Capung - - - Populasi

56 Hst Laba Laba 2 1.7 1.7 1.93 2.1 2.1 Populasi

Coccinellid - - - Populasi

Capung - - - Populasi

63 Hst Laba Laba 2.5 1.53 1.6 1.7 1.53 1.7 Populasi

Coccinellid - - - Populasi

Capung - - - Populasi

70 Hst Laba Laba 1 0.93 1.53 1.26 1.53 1.1 Populasi

Coccinellid 0,13 0.1 - - 0.4 0.1 Populasi

Capung - - - Populasi

77 Hst Laba Laba 1 0.13 1 0.93 0.7 0.7 Populasi

Coccinellid - - - Populasi

(26)

23 Lampiran 4. Rerata hasil wawancara 10 petani disekitar petak taksasi kehilangan hasil pada

tanaman padi di Kabupaten Baranti MT. 2012

No. Nama Petani Responden Luas Garapan (Ha) Penggunaan Pupuk (Kg/Ha) Penggunaan Pestisida (Kg-Ltr/Ha) Urea TSP ZA NPK Jenis Pestisida DOSIS Volume Semprot

1 Ramli 0.75 150 50 - - Spontan 400SL 1,5 lt/Ha 400 lt/ha

2 Sudirman 1.50 250 100 - 100 Spontan &

Furadan

1,5 lt/Ha 17 Kg/Ha

400 lt/ha

3 Umar 0.50 250 100 - - Furadan 17 Kg/Ha

4 H.baba 1.00 150 100 - 50 Score 250 Sc 200 ml/ha 400 lt/ha

5 La. Dullah 1.00 200 50 - 50 Hypolax 1,5 lt/Ha 400 lt/ha

6 Bakri 1.00 250 50 - - Actara 25 WA 25 gr/Ha 400 lt/ha

7 Wa Made 1.50 250 100 - 50 Furadan 3 G 15 Kg/Ha

8 La Musa 0.30 150 100 - - Spontan 400SL 1,5 lt/Ha 400 lt/ha

9 La Umma 1.35 150 100 - - Poryza 1,5 lt/Ha 400 lt/ha

10 Dahlan 1.00 200 100 - 50 Amistartop 300 ml/ha 400 lt/ha

Rata rata 190 85 - 60

(27)

Lampirn 4. Rerata hasil wawancara 10 petani di sekitar petak taksasi kehilangan hasil pada tanaman Padi di lokasi Desa Passeno, Kecamatan Baranti,

Kabupoaten Sidrap MT. 2011

No. Nama Petani

Responden Luas Garapan (Ha) Penggunaan Pupuk (Kg/Ha) Penggunaan Pestisida (Kg-Ltr/Ha) Urea SP.18 ZA NPK Jenis Pestisida DOSIS Volume Semprot 1. La. Ramang 1.00 250 - - 100 - 24. D - Spontan 500 mL 1 Ltr 500 400 2. La Sinau 0.80 300 - - 100 - Spontan 1 Ltr 400 3. A L I 1.50 250 100 - - - Ally 50 gram 400 4. A m i r 0.80 300 100 - -

5. T o n o .60 200 - - 100 - Sun Rice 50 gram 400

6. La. Taming 0.60 250 50 - - - Decis 1 Ltr 400

7. Abd. Latif 0.80 300 50 - - - Spontan

- Score

1 Ltr 160 mL

400 400

8. P. S u d i 1.40 300 50 - - - Sun Rice 50 gram 400

400 9. La Onding 1.00 200 - - 100 - Ally - Spontan 50 gram 400 mL 400 500 10. Bambang 0.80 200 100 - - - Ally - Decis 50 gram 100 mL 400 400 Rata-rata 0.79 255 45 40 Spontan 400 ml 400 Ltr

(28)

Gambar

Gambar 3. Hasil Pengamatan Jumlah anakan di setiap Perlakuan dan Priode                     Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan di Kab
Gambar 8.  Hasil Pengamatan populasi Coccinelled Setiap Perlakuan dan                               Priode Pengamatan pada kegiatan Taksasi kehilangan
Grafik hasil ubinan tiap perlakuan Taksasi kehilangan hasil  akibat serangan OPT MT.2012

Referensi

Dokumen terkait

Dimana pada sistem yang baru ini bagian keuangan akan dapat melakukan aktivitas dengan cepat dan akurat serta akan dapat menghemat waktu dalam aktivitas

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas bunyi dengan kejadian sensorineural hearing-loss pada pekerja salah satu

o Sirkulasi Kendaraan 1 Pemisahan zona emplasemen kedatangan (EK) dan emplasemen Pemberangkatan (EP) guna memudahkan dalam orientasi pergerakan dan menghindari penumpukan kendaraan

Garis atau benang itulah arah kiblat untuk tempat yang bersangkutan Berbagai metode-metode di atas adalah menunjukan dalam penentuan arah kiblat dengan langkah yang berbeda-beda

Dengan jumlah kunjungan pasien rawat jalan poli mata (SEC) RSI Sultan Agung Semarang yang selalu mengalami peningkatan pada tahun 2015-2019 perlu dilakukan

Dalam tin3a padat ditemukan stadium kista 4ang berperan untuk  mempertahankan diri. =ila kista * inti tertelan oleh manusia, maka orang tersebut akan terin"eksi. Didalam

Kaitannya dengan penggunaan bahasa kasual guyub tutur di wilayah Perumahan BTN Kefamenanu, terdapat sejumlah kata yang dipadankan dalam bahasa Indonesia, namun terjadi

Kendala-kendala yang di hadapi selama memberikan proses pelayanan kepada masyarakat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Kediri adalah adanya