• Tidak ada hasil yang ditemukan

dilakukan, antara lain dengan olahraga (exercise), diet rendah kalori dan obatobatan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "dilakukan, antara lain dengan olahraga (exercise), diet rendah kalori dan obatobatan."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara berkembang terus memacu meningkatkan pendapatan per kapita. Seiring dengan peningkatan pendapatan per kapita ini, masalah kurang gizi berangsur-angsur dapat dikurangi. Namun di lain pihak timbul permasalahan baru yang jauh lebih serius dan sulit diatasi yaitu obesitas dengan berbagai penyakit penyertanya seperti Diabates Mellitus, Hiperlipidemia, Hipertensi, Penyakit Jantung Koroner dan penyakit Batu Empedu.(1)

Pada orang yang obesitas angka kematian berkisar antara 2.5 – 11 kali di banding dengan orang dengan berat badan normal. Keadaan ini sangat memprihatinkan karena itu perlu segera diupayakan antisipasi. Berbagai cara untuk mengatasi obesitas ini telah

dilakukan, antara lain dengan olahraga (exercise), diet rendah kalori dan obat-obatan.(2)

Di tinjau dari segi biaya yang dikeluarkan, pengobatan obesitas dengan obat modern relatif cukup mahal, di samping itu juga menimbulkan toleransi dan efek samping yang cukup serius. Untuk itu perlu di cari obat alternatif yang cukup murah dan relatif aman.(3) Tanaman asam (Tamarindus indica.L) sudah alam digunakan masyarakat, terutama di pedesaan, sebagai obat tradisional. Salah satu kegunaannya adalah seduhan daun digunakan sebagai pelansing dan penurun berat badan. Penelitian Rosmanadewi, menunjukkan bahwa infusa daun asam dapat mencegah peningkatan kolesterol total pada tikus yang di beri diet lemak tinggi. Hasil ABSTRACT

The boiling of asam leaf (Tamarindus indica.L) used at population to long time, that be used for maintenance of stream-line and decrease obese. The first research founded diklorometana fraction that came from infus of asam leaf can decrease trigliserida in blood the experimental. animal. The investigation as a pupose to know preventive effect dan cure infusa of asam leaf for experimental animal that be gived high calori diet.

The investigation used 32 male white rats. Galur Wistar of Rattus Novergisus is 1 – 1.5 month old, with weight as 100 g. Experimental animal was divided in to four groups, that each groups was gived followed: First group was gived standart diet and aquadest orally until 12 weeks, second groups was gived high calori and 1 ml aquadest until 8 weeks and be continued with standart diet and 1 ml aquadest until 4 weeks. The Third group was gived high calori diet and 1 ml infusa of asam leaf, the some as with 0.1575 g fresh leaf until 8 weeks. Fourth groups was gived high calori diet with 1 ml aquadest until 8 weeks, and be continued with standart diet and 1 ml infusa of asam leaf, the same as 0.1575 g fresh leaf until 4 weeks. Each experimental animal was placed to stable, 40 x 30 x 20 cm. The experimental animal was gived foods and water, ad libitum. The giving to aquadest orally and infusa was done at same time. The measurement of weigh of body experimental animal was done every 14 days. The data was analized with anova two way and be continued with t test.

From result of research, We have been known that giving 1 ml infusa asam leaf, the same as with 0.1575 g fresh leaf can prevent and speed up weigh decreased experimental animal with be gived high calori.

keywords;asam leaf, Trigliserida, high calori diet

(2)

penelitian yang lain menunjukkan infusa daun asam mengandung senyawa-senyawa pektin, saponin, glikosida, flavonoid, triterpen dan fenol. Julizar, juga meneliti fraksi diklorometana yang berasal dari infusa daun asam yang dapat menurunkan kadar trigliserida darah tikus yang di induksi dengan diet lemak tinggi.(4-6)

Terdapat hubungan yang erat antara tingginya kadar lemak darah (asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol) terhadap timbulnya obesitas. Kadar lemak yang tinggi dalam darah sebagian akan di simpan dalam jaringan lemak yang umumnya dalam bentuk trigliserida. Meskipun infusa daun asam

dapat menurunkan kadar lemak

trigliserida darah tikus, namun penelitian tentang efek pencegahan dan pengobatan terhadap obesitas belum pernah dilaporkan. Dari uraian di atas timbul permasalahan apakah infusa daun asam

dapat mencegah dan mengobati

obesitas.(7)

TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mencari data tentang efek infusa daun asam terhadap pencegahan dan pengobatan obesitas. Secara khusus penelitian ini bertujuan mencari data tentang efek infusa daun asam terhadap pencegahan pertambahan berat badan dan penurunan berat badan pada tikus yang di beri diet kalori tinggi.

Manfaat

Bagi ilmu pengetahuan diharapkan penelitian ini akan menambah data ilmiah tentang obat tradisional, khususnya mengenai efek infusa daun

asam terhadap pencegahan dan

pengobatan obesitas pada tikus yang di beri diet kalori tinggi, serta menjadi

pangkal tolak untuk melakukan

penelitian lanjutan dalam rangka

pengambangan obat alami. Bagi pengobatan obesitas berguna untuk mendapatkan bahan baku obat yang relatif murah dan mudah serta merupakan obat alternatif untuk mengatasi obesitas. Bagi pembangunan diharapkan dapat meningkatklan potensi sumber alam Indonesia khususnya daun asam sebagai pencegah dan penurun berat badan serta meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

HASIL

1. Analisa kalori diet hewan coba A. Nilai kalori diet standart

Diet standart yang digunakan pada penelitian ini adalah makanan ikan tawar dengan merek ‘888’ produksi PT.

Cheroen Pokhand, Medan dengan

komposisi seperti yang tertera pada label berikut: Protein 29%. Lemak 4%. Karbohidrat 35%. Serat 8%. Abu 12%. Kadar air 12%.

Dengan menganggap hanya protein, lemak dan karbohidrat saja yang memberikan kalori maka setiap 100 gram diet standart mengandung kalori sebanyak : Kalori protein : 29% x 100 gr x 4 kkal/gram = 116 kkal Kalori lemak : 4% x 100 gr x 9 kkal/gram = 36 kkal Kalori karbohidrat: 35% x 100 gr x 4 kkal/gram = 140 kkal Total = 292 kkal

B. Nilai kalori diet kalori tinggi (DKT) Formulasi DKT yang digunakan adalah sebagai berikut :

(3)

Telur itik 10%.

Diet standart 80%.

Nilai kalori untuk 100 gram DKT adalah

Kalori Lemak Sapi

10% x 100 gram x 9 kkal = 90 kkal

Kalori protein telur

10% x 100 gram x 4 kkal = 40 kkal

Kalori diet standart

80% x 292 kkal =233.6kkal

Total =363.6kkal

Jadi terdapat kelebihan 71.6 kkal untuk 100 gram DKT di banding diet standart. Dengan kelebihan kalori yang terdapat pada DKT diharapkan ada perbedaan pertambahan BB yang nyata dari hewan coba yang mendapat DKT ini di banding dengan hewan coba yang mendapat diet standart.

2. Jumlah konsumsi diet oleh hewan coba

Penimbangan jumlah diet yang

dikonsumsi oleh hewan coba

dimaksudkan untuk mendapatkan

gambaran apakah diet yang di konsumsi sama untuk tiap kelompok perlakuan, jika jumlah diet yang dikonsumsi ini sama, hal ini menunjukkan bahwa tidak

ada pengaruh perbedaan jumlah konsumsi diet terhadap pertambahan berat badan hewan coba. Hasil

penimbangan jumlah diet yang

dikonsumsi per kelompok dapat di ringkas pada tabel 1.

Analisis statistik dengan anova 2 jalan dan uji t, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0.05) dalam hal jumlah diet yang dikonsumsi antar kelompok pada periode yang sama. Tabel 1 juga memperlihatkan bahwa diet yang di konsumsi meningkat

sampai 2 minggu keempat (lebih kurang hewan coba berumur 3 bulan) dan stabil

pada 2 minggu berikutnya dan

menunjukkan kecenderungan menurun dua minggu berikutnya lagi.

3. Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan berat badan (BB) hewan coba

Ringkasan hasil penimbangan BB hewan coba selama perlakuan secara keseluruhan dapat di lihat pada tabel 2. Untuk memudahkan analisa statistik dan pengambilan kesimpulan, data di bagi atas data perlakuan uji preventif dan kuratif.

Tabel 1. Diet rata-rata per hari yang di konsumsi hewan coba

selama perlakuan (gram)

Kelompok Hari Ke

1 - 14 15 - 28 28 - 42 43 - 56 57 - 70 71 – 84

I. Blanko 13.67 15.96 17.99 18.52 18.33 16.37

II. Kontrol 12.78 15.42 18.02 19.41 19.57 18.02

III. Uji Preventif 13.36 15.80 17.95 18.83

IV. Uji Kuratif 14.72 18.05 18.79 19.88 19.44 18.42

Tabel 2. Distribusi hasil penimbangan BB hewan coba pada uji preventif

Kelompok Berat awal (gram)

BB pada hari akhir minggu ke

I II III IV

I. Blanko 93.96 132.55 156.50 179.69 186.12

II. Kontrol 96.78 152.32 199.25 233.12 254.73

(4)

A. Berat badan hewan coba pada uji preventif

Hasil penimbangan BB hewan coba pada uji preventif dapat di ringkas pada tabel 2. Untuk melihat apakah efek pemberian perlakuan (pemberian infusa daun asam 1 ml yang setara dengan 0.1575 gram daun segara setiap hari) mempunyai efek mencegah pertambahan BB hewan coba, selanjutnya data di olah berdasarkan data pertambahan BB hewan coba. Tabel 3 adalah ringkasan pertambahan BB hewan coba pada uji preventif. Hasil analisa dengan uji t menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0.05) dalam hal pertambahan berat badan hewan coba baik pada periode 2 minggu pertama maupun pada periode 2 minggu kedua, ketiga dan keempat. Dalam hal ini kelompok kontrol negatif yang mendapat diet kalori tinggi dan 1 ml aquadest mempunyai pertambahan BB yang lebih besar di banding kelompok blanko yang mendapat diet standart. Hal ini menunjukkan bahwa formulasi DKT yang di buat cukup baik untuk meningkatkan BB hewan coba.

Jika dibandingkan dengan

pertambahan BB hewan coba kelompok

3, yaitu hewan coba yang mendapat DKT dan 1 ml infusa daun asam, pertambahan BB hewan coba kelompok ini tidak berbeda bermakna (p > 0.05) dengan pertambahan BB hewan coba kelompok blanko pada setiap

periode penimbangan BB. Namun

sebaliknya, pertambahan BB kelompok 3 ini berbeda bermakna (p < 0.05) di banding dengan kelompok 2. Dari tabel 3 terlihat bahwa pertambahan BB hewan coba kelompok 3 lebih kecil di banding kelompok 2, hal ini menunjukkan bahwa pemberian 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar dapat mencegah pertambahan hewan coba yang di beri DKT. Gambar 2 memperlihatkan grafik pertambahan BB hewan coba selama uji preventif.

a. Penimbangan BB hewan coba pada Uji kuratif

Pada uji kuratif ini kelompok 1 (blanko) mulai dari awal perlakuan sampai akhir perlakuan hewan coba mendapat diet standart dan 1 ml aquadest. Sedangkan kelompok II dan III mendapat DKT dan 1 ml aquadest mulai

dari awal perlakuan sampai hari akhir 2 minggu keempat. Setelah penimbangan 2 Tabel 3. Distribusi pertambahan berat badan hewan coba selama

perlakuan uji efek preventif (gram)

Kelompok Berat awal (gram)

BB pada hari akhir minggu ke

I II III IV

I. Blanko 93.96 38.61 22.92 19.84 9.44

II. Kontrol 96.78 55.53 46.77 33.88 21.62

III. Uji Preventif 83.37 44.91 27.16 21.57 10.28

Tabel 4. Ringkasan rata-rata berat bedan hewan coba pada uji kuratif (gram)

Kelompok Berat awal (gram)

BB Hewan coba pada hari akhir dua minggu ke

I II III IV V VI

I1. Blanko 93.96 132.55 156.50 179.69 186.12 199.75 208.06

III. Kontrol 96.78 152.32 199.25 233.12 254.73 274.62 291.87

(5)

minggu keempat ini kelompok 2 di beri diet standart dan 1 ml aquadest

sedangkan kelompok 3 juga di beri diet standart dan 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar. Hasil penimbangan BB hewan coba selama periode kuratif di ringkas pada tabel 4. Untuk melihat apakah efek pemberian perlakuan (pemberian infusa daun asam 1 ml yang setara dengan 0.1575 gram daun segar setiap hari) mempunyai efek kuratif (menurunkan BB hewan coba) selanjutnya data di olah berdasarkan pertambahan BB masing-masing hewan coba. Tabel 5 adalah ringkasan pertambahan BB hewan coba pada uji kuratif.

Analisa statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p < 0.05) dalam hal pertambahan berat badan hewan coba antara kelompok 1 yang mendapat diet standar dengan kelompok 2 dan 3 yang mendapat DKT baik pada periode 2 minggu pertama maupun pada periode 2 minggu kedua, ketiga dan keempat. Dalam hal ini kelompok 2 dan 3 mempunyai pertambahan BB yang lebih besar di banding kelompok blanko yang mendapat diet standar. Sebaliknya, tidak terdapat perbedaan pertambahan BB yang bermakna (p > 0.05) antara kelompok 2 dan 3. Hal ini menunjukkan bahwa formulasi DKT sama-sama meningkatkan BB hewan coba pada kelompok 2 dan 3.

Hasil analisa statistik selanjutnya

memperlihatkan bahwa terdapat

perbedaan yang bermakna (p < 0.05)

antara kelompok 2 dan 3 pada periode 2 minggu ke 5 dan keenam, yaitu

periode di mana kelompok 3 mendapat 1 ml infusa daun asam. Dalam hal ini pertambahan BB hewan coba kelompok 3 lebih kecil di banding kelompok 2. Jika dibandingkan dengan kelompok 1 tidak terdapat perbedaan pertambahan BB yang bermakna (p < 0.05) dengan kelompok 3 ini. Hal ini menunjukkan bahwa infusa daun asam di samping dapat mencegah pertambahan berat

badan juga dapat mempercepat

menurunkan berat badan hewan coba. Gambar 4 memperlihatkan grafik pertambahan BB pada uji kuratif.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Pemberian diet kalori tinggi dengan formulasi lemak sapi 10%, telur itik 10% dan makanan standart ‘888’ 80% dapat meningkatkan berat badan hewan coba lebih besar di banding hewan coba yang hanya mendapat makanan standar saja. Pemberian 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar yang dapat mencegah pertambahan berat badan hewan coba yang di beri diet kalori tinggi. Pemberian 1 ml infusa daun asam yang setara dengan 0.1575 gram daun segar dapat mempercepat penurunan berat badan hewan coba yang telah ditingkatkan berat badannya terlebih dahulu dengan diet kalori tinggi.

Table 5. Distribusi pertambahan berat badan hewan coba pada uji kuratif (gram)

Kelompok Berat awal (gram)

BB Hewan coba pada hari akhir dua minggu ke

I II III IV V VI

I. Blanko 93.96 38.61 22.92 19.84 9.44 13.62 8.94

II. Kontrol 96.78 55.53 46.77 33.88 21.62 19.87 17.25

(6)

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek samping pemberian infusa daun asam setiap hari pada berbagai sistem organ tubuh hewan coba. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memisahkan zat yang berkasiat mencegah pertambahan berat badan dan mempercepat penurunan berat badan.

KEPUSTAKAAN

1. Basha A. Obesitas dan penyakit kardiovaskuler. Dalam: Naskah lengkap

Simposium obesitas dan penyakit

penyertanya. PAPDI. Padang. 1995: 42 – 7.

2. Elsworth BS. Obesity. In: James S.

Exercise testing and exercise

prescription for special cases:

Theoritical basis and clinical

application, 2 nd ed. Lea & Febiger. Philadelphia. 1993. 82 – 6.

3. Soegih R. Obat-obat anti obesitas. Dalam: Naskah lengkap Dalam: Naskah

lengkap Simposium obesitas dan

penyakit penyertanya. PAPDI. Padang. 1995: 55 – 6.

4. Rosmanadewi LJ. Pengaruh infus daun

asam (Tamarindus indica Linn)

terhadap kolesterol serum darah tikus putih. Skripsi sarjana Farmasi Fak. Farmasi UGM. Yogyakarta. 1993. 5. Pramono S. Julizar. Identifikasi

golongan senyawa yang terdapat dalam infus daun asam. Laporan Penelitian Obat Tradisional. UGM. Yogyakarta. 1993.

6. Julizar. Efek fraksi diklorometana, air

dan pectin infus daun asam

(Tamarindus indica) pada profil lipida darah tikus putih jantan yang diberi diet lemak tinggi. Tesis Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta. 1993.

7. Mayes PA. Lipid. In: Harpe’s biochemistry 20 th ed. Diterjemahkan oleh: Darmawan I. Biokimia ed.20. EGC. Jakarta. 1990: 257 – 62.

8. Lawrence, Bacharah AA. Evaluation of drug activities. Pharmachimetrics. London. 1964: 24 – 8.

9. Spector EG, Spector TD. An

introduction to general patology. 3 ed. Longman group. Churchil Livingstone. London. 1989: 45 – 8.

10. Zilva JF, Pannal PR. Clinical chemistry in diagnosis and treatment. Third edition. Year Book Medical Publisher inc. Chicago. 1979: 75 – 9.

Gambar

Tabel 4. Ringkasan rata-rata berat bedan hewan coba pada uji kuratif (gram)  Kelompok  Berat
Gambar  4  memperlihatkan  grafik  pertambahan BB pada uji kuratif.

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Dengan Siklus menstruasi Pada Akseptor KB Suntik DMPA di BPS Harijati Ponorogo” ini adalah

Untuk keperluan ini, suatu jalur atau rute dalam jaringan tersebut harus dipilih, sehingga akan muncul lebih dari satu kemungkinan rute untuk mengalirkan

Pada modalitas kemungkinan bisa yang diikuti oleh verba, dapat dikelompokkan sebagai leksem pendamping verba yang menyatakan modalitas.. Pada modalitas bisa yang diikuti

Berdasarkan analisis Galtung yang membagi kekerasan menjadi dua yaitu kekerasan struktural dan kekerasan personal inilah, peneliti akan mengkaji dua bentuk kekerasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi lemak dengan indeks aterogenik

Penulis dapat menegakkan diagnosa sesuai dengan teori, diagnosa kehamilan normal yaitu tanpa adanya keluhan dan hasil pemeriksaan fisik yang normal dan hasil pemeriksaan

Although diabetes mellitus is an independent risk factors of peptic ulcer bleeding, this study did not find significant difference in proportion of patients with diabetes mellitus