• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB IMPLANT DI RB SRI ADIKA KECAMATAN SUKATANI TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB IMPLANT DI RB SRI ADIKA KECAMATAN SUKATANI TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB

IMPLANT DI RB SRI ADIKA KECAMATAN SUKATANI TAHUN 2014

DESCRIPTION OF MOTHER'S KNOWLEDGE ABOUT THE IMPLANT CONTRACEPTION TOOLS IN SRI ADIKA HOME OF BIRTH SUKATANI BEKASI YEAR OF 2014

Rudy Irwin1, Dewi Agustin2

Akademi Kebidanan Bhakti Husada Cikarang Bekasi

ABSTRAK

Latar Belakang - Alat kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dalam mencegah kehamilan adalah kontrasepsi yang bersifat jangka panjang (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang terdiri dari IUD,Implan,MOP, dan MOW. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) selama periode 2007, angka penggunaan kontrasepsi terbesar adalah suntik sebesar 71,6%, pil 13,2%, IUD 4,8%, Implant 2,8%, MOW 3,1%, MOP 0,2%, Pantang berkala 1,5%, senggama terputus 2,2%, dan metode lainnya 0,4%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi KB implant di RB Sri Adika tahun 2014. Implant adalah alat kontrasepsi dibawah kulit (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukan dibawah kulit. (Bahiyatun 2009).

Metodologi - Desain penelitian ini menggunakan metode deskritif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memakai alat kontrasepsi dengan sampel berjumlah 125 responden variable yang diteliti adalah cara pemakaian KB implant, keuntungan KB implant, kerugian KB implant, efek samping KB implant, indikasi KB implant dan kontra indikasi KB implant. Yang digunakan adalah analisi univariat.

Hasil - Penelitian yang dilakukan di RB Sri Adika Sukatani Bekasi Tahun 2014, didapatkan data bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang tentang cara pemakaian alat kontrasepsi KB Implant(52,8%), lebih banyak responden memiliki pengetahuan cukup tentang keuntungan KB implant (38,4%),lebih banyak responden memiliki pengetahuan cukup tentang kerugian KB implant, lebih banyak responden memiliki pengetahuan kurang tentang efek samping KB implant(56,0%),lebih banyak responden memiliki pengetahuan baik tentang indikasi KB implant(65,6%), lebih banyak reponden memiliki pengetahuan, tentang kontra indikasi (50,4%).

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi KB Implant

ABSTRACT

Background - Contraceptives that have high effectiveness in preventing pregnancy are long term contraceptives (Long Term Contraception Method) consisting of IUD, Implant, MOP, and MOW. Results of Indonesia Demographic and Health Survey (SDKI) during 2007 period, the biggest contraceptive usage rate was 71,6%, pill 13,2%, IUD 4,8%, implant 2,8%, MOW 3,1%, MOP 0.2%, periodic abstinence 1.5%, intercourse interrupted 2.2%, and other methods 0.4%. The purpose of this research is to know the description of mother's knowledge level about implant contraception tool at RB Sri Adika 2014. Implant is a contraceptive under the skin (AKBK) or implant is a contraceptive device inserted under the skin. (Bahiyatun 2009).

Methodology - This research design uses quantitative descriptive method. The population of this study were mothers using contraceptives with a sample of 125 respondents. The variables studied were how to use implantable KB, implant implant gain, implant implant implant, KB implant side effects, implant implant indication and contraindications implant implant. What is used is univariate analysis.

Results - The research conducted in RB Sri Adika Sukatani Bekasi Year 2014, obtained the data that majority of respondents have less knowledge about how to use contraceptive tool KB Implant (52,8%), more respondent have enough knowledge about implant KB advantage (38,4% %), more respondents have sufficient knowledge about implant implantation impairment, more respondents have less knowledge about side effect of implant KB (56,0%), more respondents have good knowledge about indication of KB implant (65,6%), more many respondents have knowledge, about contra indication (50,4%).

(2)

14 PENDAHULUAN

Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti. Salah satu tolak ukur pembangunan nasional adalah meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Semakin berkualitas maka kesejahteraan masyarakatnya semakin baik pula (Notoatmodjo,2007)

Pemerintah melakukan pembangunan dalam berbagai bidang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah mengatasi mengatasi kependudukan antara lain sumber daya manusia yang rendah dan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat (Wiknjosastro, 2010). Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakam cara, alat atau obat-obatan. (Proverawati,2010).

Di Indonesia pada tahun 2009 peserta KB aktif sebesar 75.70%. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka penggunaan kontrasepsi terbesar adalah suntik sebesar 62,6%, pil 14,2%, IUD 4.8%,implant 3.8%, Metode Operasi Wanita (MOW) 3,1%, Metode Operasi Pria (MOP) 0,2%, Pantang berkala 1,5%, senggama terputus 2,2%, dan metode lainya 0,4% (http://batampos.co.id). Alat kontrasepsi yang digunakan di Indonesia adalah pil, suntik, intrauterine device (IUD), Medis Operatif Pria (MOP), Medis Operatif Wanita (MOW), implant dan kondom. Data terakhir tahun 2008 menunjukkan, jumlah akseptor KB di Indonesia sebanyak 6.665.203 orang. Pengguna IUD sebanyak 4,59 %, MOP sebanyak 0,22 %, MOW sebanyak 1,34 %,

implant sebanyak 4,76 %, suntik 56,16 %, pil sebanyak 30,19 % dan pengguna kondom sebanyak 2,74 %. Jumlah akseptor KB di Jawa Barat sendiri sebanyak 1.423.800 orang. Pengguna IUD sebanyak 8,04 %, MOP sebanyak 0,29 %, MOW 2,65 %, implant sebanyak 2,50 %, suntik sebanyak 55,36 %, pil sebanyak 29,85 % dan kondom sebanyak 1,31 %.

Alat kontrasepsi dibawah kulit (AKBK) atau implant adalah alat kontrasepsi yang disisipkan di bawah kulit implant terdiri dari 6 kapsul yang secara total bermuatan 216 mg levonorgestrel. Panjang kapsul adalah 34 mm dengan diameter 2,4 mm. kapsul terbuat dari bahan silatik medik ( polydimethylsiloxane) yang fleksibel dimana kedua ujungnya ditutup dengan penyumbat sinetik yang tidak menggangu kesehtan klien. Setelah penggunaan selama 5 tahun, ternyata masih tersimpan 50% bahan aktif levonorgestrel asal yang belum terdistribusi kejaringan instereisial dan sirkulasi. Enam kapsul norplant dipasang menurut konfigurasi kipas lapisan subdermal lengan atas (BPPPK, 2012).

Metode kontrasepsi implant merupakan salah satu dari metode yang tersedia saat ini. Namun masih banyak perempuan yang kurang mengetahui tentang alat kontrasepsi implant ini meskipun banyak perempuan yang mengalami kesulitan didalam menentukam pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia. Tetapi juga ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping, konskuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya dan lingkungan serta orang tua, namun pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan program KB diharapkan kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi (Prawirohardjo, 2010 ) Hasil penelitian Kurnia (2012) tentang tingkat pengetahuan ibu tentang KB implant di Desa Mantingan Kecamatan Mantingan Kabupaten

(3)

15 Ngawi tahun 2012. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang KB implant yang berpengetahuan baik ada 22 responden (14%), yang berpengetahuan cukup ada 111 responden (70,7%), yang berpengetahuan kurang ada 24 responden (15,3). Dengan demikian dapat disimpulkan mayoritas ibu memiliki pengetahuan cukup tentang KB Implant. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Ganbaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang KB Implant.

Berdasarkan Data di RB Sri Adika, akseptor yang menggunakan KB pada Januari-Desember 2013 adalah 2787 dengan rincian akseptor pil KB sebanyak 0%, akseptor Suntik 3 – 1 bulan sebanyak 99%, akseptor Implant sebanyak 1 %, akseptor IUD 0%, memang akseptor KB Implant di RB Sri Adika masih sangat sedikit, namun demikian akseptor KB hormonal lain yang berisiko lebih besar untuk gagal (Pil) masih banyak.

Survei awal dilakukan kepada 11 Ibu akseptor KB di RB Sri Adika tahun 2014, didapatkan 5 ibu (45,45% ) mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi KB Implant. 5 orang ibu (45,45 %) mempunyai pengetahuan cukup tentang alat kontrasepsi KB Implant. 1 orang ibu (9%) mempunyai pengetahuan baik tentang alat kontrasepsi KB Implant. Hal ini menunjukan masih kurangnya pengetahun ibu tentang alat kontrasepsi KB implant. Berdasarkan hal tesebut perlu diteliti bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi KB Implant di RB Sri Adika tahun 2014.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif suatu keadaan secara objektif. (Notoatmodjo, 2010). Dari hadil penghitungan sampel, maka didapatkan jumlah sampel yang diambil sekitar 125 orang, dimana criteria sampel yang dipilih adalah : (1) Wanita yang telah menikah, (2) Wanita

usia subur, (3) Dapat membaca dan menulis dan (4) bersedia menjadi responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Non Random sampling dengan Accidental Sampling dimana penelitian mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilakukan pada bulan Pebruari Tahun 2014 di Rumah Bersalin Sri Adika Sukatani Kab. Bekasi. Jenis data yang diku,pulkan adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari objek yang teliti, misalnya jumlah ibu hamil, jumlah bidan, jumlah akseptor KB. (Sunyoto, 2012). Pada umumnya data primer ini sebelumnya belum tersedia, sehingga seorang peneliti melakukan pengumpulan sendiri data ini berdasarkan kebutuhannya. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan kuesioner. Kuesioner terdiri dari 31 pertanyaan mengenai tentang cara pemakaian KB Implant 5 pertanyaan, pengetahuan tentang keuntungan KB Implant 5 pertanyaan, pengetahuan tentang kerugian KB Implant 5 pertanyaan, pengetahuan tentang efek samping KB Implant 5 pertanyaan, pengetahuan yang boleh mengunakan KB Implant 5 pertanyaan, pengetahuan yang tidak boleh menggunakan KB Implant 6 pertanyaan. HASIL

Tingkat Pengetahuan Tentang KB Implant Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi KB Implant

Pengetahuan (f) (%)

Baik 13 10,4

Cukup 81 64,8

kurang 31 24,8

Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Berdasarkan hasil penelitian dari 125 responden didapat jumlah terbanyak pengetahuan cukup sebanyak 81 (64,8%), dan yang terendah pada kelompok yang pengetahuannya baik sebanyak 13 (10,4%).

(4)

16 Notoatmodjo (2010) mengatakan

pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Semakin tinggi pengetahuan semakin baik dalam prilaku kesehatannya. Hasil penelitian di atas tidak sejalan dengan teori Notoatmodjo yang bisa disimpulkan bahwa sebagian besar rata-rata ibu memiliki pengetahuan cukup tentang alat kontrasepsi KB Implant cukup dan kurang, hal ini peneliti bisa disebabkan karena kurangnya informasi dari nakes maupun non nakes

Pengetahuan Cara pemakaian

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemakaian Alat Kontrasepsi KB Implant di RB Sri Adika tahun 2014 Pengetahuan (f) (%) Baik 10 8,0 Cukup 49 39,2 kurang 66 25,8 Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Berdasarkan hasil penelitian dari 125 responden didapat jumlah terbanyak pengetahuan baik sebanyak 66 (52,8%), dan yang terendah pada kelompok ibu yang pengetahuannya kurang sebanyak 10 ( 8,0%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan yayuk (2012) tingkat pengetahuan ibu tentang cara pemakaian, dari 66 responden yang mengetahui tentang cara pemakaian kontrasepsi baik sebanyak (76,4%), dan 6 orang pengetahuan cukup sebanyak (13,5%). Ibu yang berpengetahuan tentang cara pemakaian alat kontrasepsi KB Implant terbanyak berpengetahuan baik. Ibu mengetahui dari berbagai sumber seperti media cetak ataupun elektronik (Hanato, 2006).

Hal ini sesuai dengan teori yang didapat pada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2010 tentang perilaku kesehatan seseorang atau masyrakat dapat ditentukan oleh ada atau

tidaknya suatu informasi tentang kesehatan atau fasilitas tertentu. Dari hasil analisa penelitian diatas, responden yang mengetahui tentang cara pemakaian kontrasepsi dengan pengetahuan baik sebanyak 76,4% hal ini di karenakan pengetahuan ibu yang di pengaruhi oleh konseling dari tenaga kesehatan, pengalaman ibu dalam menggunakan kontrasepsi, teknologi dan informasi.

Keuntungan KB Implant

Tabel 3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Keuntungan Alat Kontrasepsi KB Implan di RB Sri Adika tahun 2014

Pengetahuan (f) (%)

Baik 37 29,6

Cukup 48 38,4

kurang 40 32,0

Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh 125 responden didapati jumlah terbanyak pengetahuan tentang keuntungan KB Implan terdapat pada kelompok ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 40 orang (32,0%) dan yang terendah pada kelompok pengetahuan baik sebanyak 37 orang (29,6%).

Notoadmojo (2010) menyatakan bahwa informasi memberikan landasan kognitif baru terbentuknya sikap terhadap suatu inovasi yang berpengaruh perubahan prilaku yang biasanya melalui media masa. Sabrina (2009) menyatakan bahwa keuntungan KB Implant dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi KB Implant tetap masih banyak ibu yang takut memakai alat kontrasepsi KB Implant tersebut.

Menurut penulis hasil penelitian sesuai dengan teori Notoadmojo (2010) yang bisa disimpulkan bahwa rata-rata ibu berpengetahuan kurang. Hal ini disebabkan karena kurangnya Nakes dalam memberikan informasi/konseling tentang keuntungan dan hasil penelitian juga sesuai dengan teori Sabrina (2009) dimana pengetahuan baik sebanyak (29,6%) tentang keuntungan KB

(5)

17 Implant sehingga hanya sedikit ibu yang

mengerti KB Implant hal ini disebabkan sebagian besar pendidikan ibu rendah.

Pengetahuan kerugian KB Implan

Tabel 4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kerugian Alat Kontrasepsi KB Implant di Rb Sri Adika Tahun 2014

Pengetahuan (f) (%)

Baik 23 18,4

Cukup 50 40,0

kurang 52 41,6

Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 125 responden, sebanyak 52 responden (41,6%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang kerugian KB Implant. Hanya 23 responden (18,4%) yang memiliki pengetahuan baik tentang kerugian KB Implant. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh 125 responden didapati jumlah terbanyak pengetahuan tentang kerugian KB Implant terdapat pada kelompok ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 52 orang (41,6%) dan yang terendah pada kelompok pengetahuan baik sebanyak 23orang (18%). Hasil penelitian penulis tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nurmala.Karena masih banyak ibu yang pengetahuan kurang tentang kerugian KB Implant karena kurangnya informasi dari tenaga kesehatan, kurangnya bersosialisasi sehingga responden kurang mengetahui tentang kerugian KB implant.

Notoadmojo (2010) mengatakan pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Menurut Penulis penelitian diatas sejalan dengan teori Notoadmojo yang sebagian besar responden berpendidikan rendah ( SD dan SMP). Hal ini menurut peneliti karena pengetahuan dan pendidikan bisa menuntun prilaku seseorang dalam mengambil keputusannya mengenai kesehatan.

Pengetahuan efek samping

Tabel 5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Alat Kontrasepsi KB Implant di RB Sri Adika Tahun 2014 Pengetahuan (f) (%) Baik 20 16 Cukup 35 28 kurang 70 56 Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 125 responden, sebanyak 70 responden (56,0%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang efek samping KB Implant. Hanya 20 responden (16,0%) yang memiliki pengetahuan baik tentang efek samping KB Implant. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh 125 responden didapatkan sebagian besar pengetahuan tentang efek samping KB Implant terdapat pada kelompok ibu yang pengetahuan kurang sebanyak 70 orang (56,0%) dan sebagian kecil pada kelompok pengetahuan baik sebanyak 20 orang (16,0%). Hasil penelitian yang dilakukan Rika Maryati (2013) dimana pengetahuan ibu tentang efek samping 2 orang (5,9%) pengetahuan baik, 28 orang (82,3%) pengetahuan cukup dan 4 orang (11,8) pengetahuan kurang,

Hasil penelitian penulis bahwa tidak sesuai dengan teori karna masih banyak ibu yang pengetahuan kurang tentang efek samping KB Implant, karena responden kurang mendapatkan konseling/informasi dari petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori azwar dimana responden memiliki sebagian besar pengetahuan kurang (56,0%). Hal ini kemungkinan disebabkan karena responden kurang mendapatkan informasi dari Nakes/Non nakes.

(6)

18 Tabel 6. Distribusi Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Indikasi Alat Kontrasepsi KB Implant di Rb Sri Adika Tahun 2014

Pengetahuan (f) (%)

Baik 82 65,6

Cukup 32 25,6

kurang 11 8,8

Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 125 responden, sebanyak 82 responden (65,6%) yang mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang indikasi KB Implant, namun terdapat 11 responden (8,8%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang indikasi KB Implant. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh 125 responden didapatkan sebagian besar pengetahuan tentang indikasi KB Implant terdapat pada kelompok ibu yang pengetahuan baik sebanyak 82 orang (65,6%) dan sebagian kecil pada kelompok pengetahuan kurang sebanyak 11 orang (8,8%).

Berdasarkan hasil penelitian aliah (2011) tingkat pengetahuan ibu tentang indikasi KB Implant, responden yang mengetahui tentang indikasi kontrasepsi baik sebanyak (15,3%), dan (14,0%) orang pengetahuan kurang. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian aliah bahwa pengetahuan ibu tentang indikasi KB implant Baik (65,6%). hal ini di karenakan pengetahuan ibu yang di pengaruhi oleh konseling dari tenaga kesehatan dan pengalaman ibu dalam menggunakan kontrasepsi, teknologi dan informasi.

Dari hasil analisa penelitian diatas, responden yang mengetahui indikasi KB implant pengetahuan baik, hal ini dikarenakan sumber informasi yang diperoleh dari teman/keluarga, penyuluhan atau konseling dari petugas kesehatan dan media elektronik.

Menurut Notoatmodjo, (2010). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Dari hasil penelitian yang telah didapatkan diuraikan secara rinci sesuai dengan variabel yang telah diteliti

Pengetahuan Kontra Indikasi KB Implant Tabel 7. Distribusi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontra Indikasi alat kontrasepsi KB Implant di Rb Sri Adika Tahun 2014 Pengetahuan (f) (%) Baik 63 30,4 Cukup 44 35,2 kurang 18 14,4 Total 125 100

Sumber : Data Primer Sukatani, Maret 2014 Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap 125 responden, sebanyak 63 responden (50,4%) mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang kontra indikasi KB Implant. Namun masih terdapat 18 responden (14,4%) yang memiliki pengetahuan kurang tentang kontra indikasi menggunakan KB Implant. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh 125 responden didapatkan sebagian besar pengetahuan tentang kontra indikasi KB Implant terdapat pada kelompok ibu yang pengetahuan baik sebanyak 63 orang (50,4%) dan sebagian kecil pada kelompok pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (14,4%).

Berdasarkan hasil penelitian mayang (2012) tingkat pengetahuan ibu tentang kontra indikasi, dari 65 responden yang mengetahui tentang kontra indikasi KB implant kontrasepsi baik sebanyak (76,4%), dan 5 orang pengetahuan cukup sebanyak (13,5%). hal ini di karenakan pengetahuan ibu yang di pengaruhi oleh konseling dari tenaga kesehatan, pengalaman ibu dalam menggunakan kontrasepsi, teknologi dan informasi.

Menurut Notoatmodjo (2010) menyatakan bahwa kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan dan pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang . Dan status ekonomi tinggi mudah tercukupi kehidupannya dibandingkan dengan status ekonomi rendah, hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan sekunder sehingga dapat disimpulkan ekonomi

(7)

19 dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang

tentang berbagai hal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mayang dan teori Notoatmodjo (2010) yang bisa disimpulkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak (50,4%) hal ini menurut peneliti bisa disebabkan karena pengetahuan dan kebudayaan bisa menuntun seseorang dalam mengambil keputusan

KESIMPULAN

1. Sedikit lebih banyak responden 81 (64,8%) memiliki tingkat pengetahuan Cukup tentang pengetahuan ibu tentang KB Implant.

2. Sedikit lebih banyak responden 66 (52,8%) memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang cara pemakaian KB Implant.

3. Mayoritas reponden 48 (38,4%) memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang keuntungan KB Implant. 4. Mayoritas responden 52 (41,6%)

memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang kerugian KB Implant.

5. Sedikit lebih banyak reponden 70 (56,6%) memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang efek samping KB Implant.

6. Sedikit lebih banyak responden 82 (65,6%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang indikasi KB Implant. 7. Sedikit lebih banyak responden 63

(50,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik tentang kontra indikasi KB Implant

SARAN

1. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas terhadap Kontrasepsi Implant dan menjadikan acuan sehingga dapat dijadikan acuan untuk promosi kesehatan tentang kontrasepsi Implant sebagai pilihan utama kontrasepsi jangka panjang yang aman.

2. Diharapakan dapat meningkatkan kualitas pengetahuan mengenai kontrasepsi Implant dan dapat menggunakan kontrasepsi Implant sebagai pilihan metode jangka panjang dengan cara konseling, memberikan pelayanan KB, pasang poster dan leaflet

3. Diharapkan dapat menambah bahan referensi perpustakaan khususnya tentang kontrasepsi dengan menyediakan buku-buku terbaru tentang kontrasepsi untuk mendukung sarana proses belajar mahasiswi serta mengadakan seminar mengenai kontrasepsi KB Implant

4. Diharapkan dapat mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai Kontrasepsi Implant.bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan variabel dan metode yang lebih mendalam contohnya dengan penambahan variabel dan metode analitik dengan penelitian yang meneliti tentang ada kaitan/hubungan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

BKKBN. 2010 Profil Kesehatan Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Manuaba, I.A.C. 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan, Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Prawirohardjo, sarwono.2012. buku panduan

praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

(8)

20 Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga

Berencana dan Pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media

Wawan, A. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medik

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap,

Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Pangan ini adalah salah satu kebutuhan primer. Dimana kebutuhan ini harus dan wajib dilengkapi oleh

Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2011 Tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.. Sementara

Dalam Kompilasi Hukum Islam orang tua angkat secara serta merta dianggap telah meninggalkan wasiat (dan karena itu diberi nama wasiat wājibah) maksimal sebanyak 1/3 dari harta

Untuk 4 hari setelah infestasi lalat buah yang mengllasilkan parasitoid sangat sedikit yaitu hanya 1 ekor parasitoid, ini dimungkinkan larva yang acta dalam buah belimbing

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Kearsipan untuk Siswa/i jurusan Administrasi Perkantoran ini dapat

1) Domisili kantor / tempat calon nasabah bekerja / tempat pembayaran gaji / upah berada dalam wilayah kerja kantor BPRS Jabal Nur Surabaya. 2) Memiliki Asli Surat