• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tia Setiawati, Yeni Rustina, Kuntarti 2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Derajat Neuropati Diabetikum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tia Setiawati, Yeni Rustina, Kuntarti 2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Derajat Neuropati Diabetikum"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2 | Nomor 2 | Desember2015

1. Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami

Demam

Tia Setiawati, Yeni Rustina, Kuntarti

2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Derajat Neuropati Diabetikum

Afrieani Deasy

3. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi pada Ibu Hamil di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Gisting Lampung Tahun 2015

Apri Sulistianingsih, Desi Ari Madi Yanti, Evi Agustina

4. Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja

Rahayu Savitri

5. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum Persalinan Normal Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Handapherang Kabupaten Ciamis

Neli Sunarni

6. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kebersihan Tangan Petugas Kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2014

Lia Nugraha, Iyus Yosef

7. Hubungan antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II Dustira Cimahi

Kiki Rizki Octaviani, Dadang Darmawan

8. Kualitas Hidup pada Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan Aspek Kepatuhan Terhadap Pengobatan di Puskesmas Padasuka Kota Bandung

Suci Tuty Putri

9. Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung

Mulyanti

10. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyaraka Terhadap Pencegahan Penyakit Filariasis di RW 13 Kelurahan Dangdeur Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang

(2)

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA) Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015

Pelindung:

Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung Penanggung Jawab:

Reyni Purnama Raya, SKM., M.Epid. Ketua:

Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO. Sekretaris/Setting/Layout: Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara: Riza Garini, A.Md.

Penyunting/Editor :

Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep

Pemasaran dan Sirkulasi :

Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.

Mitra Bestari :

Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yusep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat.

Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN.

Alamat Redaksi:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

E-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com

DEWAN REDAKSI

(3)

DAFTAR ISI

1. Pengaruh Tepid Sponge terhadap Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan pada Anak yang Mengalami Demam

Tia Setiawati, Yeni Rustina, Kuntarti ... 1 - 9 2. Pengaruh Terapi Pijat Terhadap Derajat Neuropati Diabetikum

Afrieani Deasy ... 11 - 16 3. Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi pada Ibu Hamil

di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Gisting Lampung Tahun 2015

Apri Sulistianingsih, Desi Ari Madi Yanti, Evi Agustina ... 17 - 24 4. Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja

Rahayu Savitri ... 25 - 29 5. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Rupture Perineum Persalinan Normal

Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Handapherang Kabupaten Ciamis

Neli Sunarni ... 31 - 40 6. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Kebersihan Tangan Petugas Kesehatan di

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2014

Lia Nugraha, Iyus Yosef ... 41 - 47 7. Hubungan antara Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan Discharge Planning

di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II Dustira Cimahi

Kiki Rizki Octaviani, Dadang Darmawan ... 49 - 59 8. Kualitas Hidup pada Pasien Tuberkulosis Paru Berdasarkan Aspek Kepatuhan

Terhadap Pengobatan di Puskesmas Padasuka Kota Bandung

Suci Tuty Putri ... 61 - 67 9. Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA

Muhammadiyah 1 Kota Bandung

Mulyanti ... 69 - 77 10. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyaraka Terhadap Pencegahan Penyakit

Filariasis di RW 13 Kelurahan Dangdeur Wilayah Kerja Puskesmas Sukarahayu Kabupaten Subang

(4)

69

ARTIKEL PENELITIAN

JKA.2015;2(2):69-77

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN REMAJA PUTRI PADA SAAT MENSTRUASI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KOTA BANDUNG

Mulyanti ABSTRAK

Remaja sehat menjadi aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa mendatang, setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang cepat. Masa pubertas bagi perempuan ditandai dengan menstruasi, dalam menghadapinya seorang remaja membutuhkan kesiapan mental yang baik. Kesiapan menghadapi menstruasi adalah keadaan yang menunjukan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah suatu kematangan fisik. Remaja yang tidak siap dapat menimbulkan rasa khawatir, takut bahkan cemas.Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung.Jenis Penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dengan jumlah responden sebanyak 38 siswi kelas X, XI, XII SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung.Hasil penelitian ini terdapat 57,89% termasuk kedalam tingkat kecemasan kategori sedang pada saat menstruasi, kecemasan kategori sedang berdasarkan perubahan psikologis 47,37%, kecemasan kategori sedang berdasarkan perubahan fisik 50%, dan kecemasan kategori sedang berdasarkan lingkungan sekolah 42,11%.Simpulan penelitian yaitu tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi sebagian besar berada pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak 57,89%.

Kata Kunci : tingkat kecemasan, remaja putri, menstruasi Abstract

Adolescent health would be valuable national asset for the sustainability of national development in the future, everyone on teenage years would experience growing up in fairly rapid manner. Women when puberty would experience menstrual period, to pass the period teenage women necessarily to have mental preparation. Being mentally prepared menstrual period proof that women was ready to attain physical maturity. As for being unprepared for the matter will generate feelings of worry, fear and anxiety.The purpose of this studyresearch was to find describe the anxiety level of adolescent during menstrual period on SMA Muhammadiyah 1 Bandung City.The research were using descriptive method, with cross sectional approach, and applying questionnaire research instrument with 38 adolescent school respondents sample from the population of the Xth, XIth, and XIIth grade of SMA Muhammadiyah 1, Bandung. The result of the research were, that 57.89% of sample were involved in medium anxiety during menstrual periods, 47.37% were involved in medium anxiety during psychological changes, 50% were involved in medium anxiety during physical changes 42,11% involved in average anxiety based on school environment.The conclusions of this research was majority 58.89% adolescent were involved in medium anxiety during menstrual period.

Key Words : anxiety, adolescent, menstrual periods

STIKes Aisyiyah Bandung PENDAHULUAN

Remaja sehat menjadi aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa mendatang. Dengan demikian status

kesehatan remaja merupakan hal yang dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, dan produktif serta mampu bersaing (Depkes RI, 2009a). Menurut World Health Organization (WHO)

(5)

70 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015

dalam (Depkes RI, 2009b) kelompok remaja yaitu penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, di Indonesia memiliki proporsi kurang lebih 1/5 dari jumlah seluruh penduduk. Ini sesuai dengan proporsi remaja di dunia dimana jumlah remaja diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia.

Penduduk Jawa Barat berjumlah 43.053.732 orang,di Kota Bandung berjumlah 2.393.633 orang. Sementara jumlah penduduk remaja di Jawa Barat mencapai 11.358.704 jiwa atau sebesar 26,6% dari total jumlah penduduk di Jawa Barat (BKKBN, 2011). Setiap anak ketika memasuki masa remaja akan mengalami perubahan fisik yang cepat. Anak perempuan biasanya mengalami perubahan fisik yang lebih dahulu dibandingkan anak laki-laki. Salah satu perubahan fisik tersebut adalah proses reproduksi yang erat hubungannya dengan pubertas (Sarwono, 2010). Masa pubertas bagi perempuan ditandai dengan menstruasi awal (menarche) yang merupakan salah satu hal terpenting bagi perempuan yang berusia remaja (Dirga Sunarsa, 2004).

Setelah mengalami menstruasi maka remaja putri akan mengalami siklus menstruasi yang berjarak rata-rata 28 hari menjelang menstruasi selanjutnya. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang bisa dilihat melalui indikator klinis, seperti panjang tidaknya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan, seperti rasa nyeri dan perubahan payudara (Janiwarty, 2013). Dalam menghadapi menstruasi seorang remaja membutuhkan kesiapan mental yang baik. Kesiapan menghadapi menstruasi adalah keadaan yang menunujukan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik (Fajri & Khairani, 2010).

Kesiapan remaja yang tidak tercapai dapat menimbulkan rasa khawatir, takut bahkan cemas, rasa cemas yang dimiliki anak perempuan merupakan hal yang normal khususnya dalam menghadapi berbagai hal baru yang akan terjadi dalam hidupnya sebagai proses menjadi perempuan dewasa seperti menstruasi dan diikuti dengan siklus menstruasi, akan tetapi apabila kecemasan tersebut mengarah ke gejala patologis, hal tersebut tidaklah dianggap wajar. Oleh karena itu perlu ada pemberian informasi tepat agar kecemasan dalam menghadapi datangnya menstruasi dapat berkurang dan anak perempuan dapat menerima menstruasi (Sherr & Lawrence, 2000).

Hasil penelitian Haniah, 2011 di SMA Negeri 1 Karanganyar Demak mengenai “Dampak Kecemasan terhadap Siklus Menstruasi”, didapatkan hasil 19 responden atau 54,3% terjadi perubahan siklus menstruasi dengan kategori amenore, sebanyak 16 responden atau 45,7% tidak terjadi perubahan siklus menstruasi dengan kategori amenore. Dari hasil penelitian Ninawaty pada tahun 2006 yang berjudul “Hubungan antara Sikap Terhadap Menstruasi dan Kecemasan terhadap Menarche” menunjukan adanya hubungan negatif antara sikap terhadap menstruasi dengan kecemasan, hal ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap menstruasi berarti semakin kurang kecemasan yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif sikap menghadapi menstruasi maka semakin tinggi kecemasan menghadapi menstruasi. Adapun hasil penelitian Fifi pada tahun 2008 yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Kecemasan di SMP Muhammadiyah Gombong” menyatakan bahwa dari jumlah responden 30 orang, 1 orang responden (3,33%) mengalami kecemasan ringan, 7 orang responden (23,33%) mengalami kecemasan sedang, 9 orang responden (30%) mengalami kecemasan berat dan 13

(6)

Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung 71

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015 responden (43,33%) mengalami kecemasan

berat sekali, dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan remaja yang paling banyak ada pada tingkat kecemasan berat .

Al-Qur’an juga menerangkan mengenai kecemasan dengan beriman kepada allah merupakan solusi terbaik yang tiada banding, karena iman kepada Allah dapat menyembuhkan gangguan kejiwaan, kecemasan, sekaligus memberikan rasa aman dan tentram pada diri seseorang. Allah SWT berfirman “ (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”(QS. Ar-Ra’du: 28). Keamanan dan ketentraman dalam jiwa akan tercipta karena keimanannya yang tulus kepada Allah. Allah senantiasa menaungi dan memberi pertolongan kepada orang-orang yang beriman.

Orang yang beriman tidak akan merasa takut kepada sesuatu pun di dunia ini. Ia mengetahui bahwa ia tidak akan ditimpa oleh suatu keburukan kecuali jika itu sudah menjadi kehendak Allah. Oleh karena itu, mukmin yang tulus imannya adalah manusia yang tidak dapat dikuasai oleh rasa takut dan cemas. Allah SWT berfirman didalam surat Al-Baqarah: 112 yaitu “(Tidak demikian), bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Najati, 2008).

SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung didirikan pada tanggal 12 Agustus 1954. Terletak di jalan Kancil no. 1 Bandung, sekolah ini memiliki visi unggul dalam prestasi, cerdas terampil dan berakhlaq mulia. Dari hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan di SMA Muhamadiyah 1 Bandung pada tanggal 26 Februari 2015, dalam wawancara dengan ibu Dra. Marsiana Harahap Kepala

Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung. Diperoleh informasi bahwa SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung ini merupakan salah satu sekolah yang belum memiliki pembelajaran tambahan mengenai kesehatan reproduksi, materi tersebut hanya didapatkan oleh siswa atau siswi dalam mata pelajaran biologi saja. Dari hasil wawancara dari bagian Tata Usaha di peroleh informasi bahwa jumlah siswi di SMA Muhammadiyah 1 Bandung kelas X, XI, dan XII berjumlah 38 orang. Diberikan kuisioner kepada 14 siswi terdapat 2 orang siswi tidak mengalami kecemasan, 4 orang mengalami kecemasan ringan, 3 orang mengalami kecemasan sedang, 5 orang mengalami kecemasan berat. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung”

METODOLOGI

Metode penelitian ini adalah kuantitatif digunakan untuk penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual dengan pendekatan cross sectional (Nazir, M. 2011). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X, XI dan XII SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung. Jumlah populasi dalam penelitian ini ada 38 orang. Sementara ampel dari penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X, XI dan XII SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara total sampling. Menurut Arikunto (2010), apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas X, XI dan

(7)

72 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015

XII SMA Muhamadiyah 1 Kota Bandung dengam jumlah 38 orang.

Dalam penelitian kriteria sampel meliputi kriteria inklusi (Hidayat, 2011), dengan kriteria inklusi sebagai berikut: a.) remajaputriyangsu dahmengalamimenstruasi, b.)Tercatat sebagai siswi di SMA Muhammadiyah 1 Bandung. Kriteria Eksklusinya yaitu: a.) Siswi yang tidak hadir pada saat pengisian kuesioner, b.) Siswi yang menolak menjadi responden dalam penelitian.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Penilaian pada intrumen penelitian yang digunakan yaitu Hamilton Rating Scale for Axienty (HRS-A) yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Jenis pertanyaan dalam kueisoner adalah skala likert (1, 2, 3, 4) dengan rumus product moment dan menggunakan program Microsoft Excel 2010. Untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian tingkat kecemasan, uji reliabilitasnya menggunakan rumus Cronbrach’s Alpha, dengan ketentuan yaitu; keputusan uji :bila nilai Cronbach’s Alpha>konstanta (0,6), maka pertanyaan reliable dan bila nilai Cronbach’s Alpha<konstanta (0,6) maka pertanyaan tidak reliable.(Riyanto,2011). Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis univariat.

HASIL PENELITIAN

Tingkat Kecemasan Remaja Putri Pada Saat Menstruasi

Frekuensi Tingkat Kecemasan Remaja Putri

No Tingkat Kecemasan F % 1 Ringan 10 26,32 2 Sedang 22 57,89 3 Berat 6 15,79 4 Berat Sekali 0 0 Total 38 100

(sumber: data primer)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di SMA

Muhammadiyah 1 Kota Bandung

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 38 responden sebanyak (57,89%) memiliki tingkat kecemasan sedang pada saat menstruasi

Tingkat Kecemasan Berdasarkan Perubahan Psikologis

Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Perubahan Psikologis No Tingkat Kecemasan F % 1 Ringan 11 28,95 2 Sedang 18 47,37 3 Berat 9 23,68 4 Berat Sekali 0 0 Total 38 100

(sumber: data primer)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung Berdasarkan

Perubahan Psikologis

Tabel 2 menunjukan bahwa dari 38 responden, sebanyak (28,95%) memiliki tingkat kecemasan ringan, (47,37%) memiliki tingkat kecemasan sedang dan (23,68%) memiliki tingkat kecemasan berat pada saat menstruasi berdasarkan perubahan psikologis.

Tingkat Kecemasan Berdasarkan Perubahan Fisik

Frekuensi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Perubahan Fisik No Tingkat Kecemasan F % 1 Ringan 15 39,47 2 Sedang 19 50,00 3 Berat 4 10,53 4 Berat Sekali 0 0 Total 38 100

(sumber: data primer)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung Berdasarkan

Perubahan Fisik

Tabel 3 menunjukan bahwa dari 38 responden, sebanyak (39,47%) memiliki tingkat

(8)

Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung 73

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015 kecemasan ringan, (50%) memiliki tingkat

kecemasan sedang dan (10,53%) memiliki tingkat kecemasan berat pada saat menstruasi berdasarkan perubahan fisik.

Tingkat Kecemasan Berdasarkan Lingkungan Sekolah

Frekuensi Tingkat KecemasanBerdasarkan Lingkungan Sekolah No Tingkat Kecemasan F % 1 Ringan 16 42,11 2 Sedang 16 42,11 3 Berat 6 15,79 4 Berat Sekali 0 0 Total 38 100

(sumber : data primer)

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung Berdasarkan

Lingkungan Sekolah.

Tabel 4 menunjukan bahwa dari 38 responden, sebanyak (42,11%) memiliki tingkat kecemasan ringan dan sedang, (15,79%) memiliki tingkat kecemasan berat pada saat menstruasi berdasarkan lingkungan sekolah.

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung presentase yang paling tinggi yaitu pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 57,89% dan tidak ada siswi yang mengalami kecemasan berat sekali. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nur Rohmah tahun 2010 tentang hubungan tingkat kecemasan remaja putri dengan nyeri haid di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Polokarto Sukoharjo, terdapat 23 responden yang memiliki tingkat kecemasan paling tinggi yaitu kecemasan kategori sedang (52,3,4%), dan tidak ada siswi yang mengalamikecemasan berat sekali.

Maka dalam hal ini siswi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung sebagian besar memiliki tingkat kecemasan sedang, yang berarti dalam keadaan cemas siswi tersebut lebih memusatkan perhatian pada hal yang penting saja, namun tetap dapat melakukan sesuatu dengan terarah (Sheila, 2008). Dapat disimpulkan bahwa pengalaman menghadapi kecemasan pada saat menstruasi dapat diatasi salah satunya karena pengalaman menstruasi yang sudah sering dialami setiap bulan, dan kegiatan pembelajaran yang harus tetap diikuti setiap hari sehingga memusatkan perhatian siswi kepada hal tersebut sehingga kecemasan yang dialami termasuk kedalam kategori sedang

Tingkat Kecemasan Berdasarkan Perubahan Psikologis

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan remaja berdasarkan perubahan psikologis di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung presentase yang paling tinggi yaitu pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak 47,37% dan presentase paling rendah yaitu pada tingkat kecemasan kategori berat sebanyak 23,68%. Hal ini menunjukan bahwa perubahan psikologis yang terjadi pada saat menstruasi masih bisa diatasi oleh siswi di SMA Muhammdiyah 1 Kota Bandung yang termasuk pada tingkat kecemasan kategori sedang, yang dimaksud dengan kecemasan sedang adalah suatu keadaan yang menjadikan seseorang lebih terfokus pada hal yang penting saja tetapi masih terarah. Sementara masih ada 9 siswi yang termasuk pada tingkat kecemasan pada kategori berat dialami oleh 3 orang kelas X, 3 orang kelas XI dan 3 orang kelas XII. Kecemasan kategori berat pada perubahan psikologis ini paling tinggi dibandingkan dengan perubahan fisik maupun lingkungan sekolah, ini bisa dikarenakan kekurangan dari instrumen penelitian ini yaitu menghendaki ingatan responden, sehingga pengalaman yang dirasakan responden

(9)

74 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015

berdasarkan perubahan psikologis pada saat menstruasi dapat diingat kembali.

Menurut Nazir (2005) hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat kuesioner yaitu menggunakan bahasa sederhana, tidak ambigu, hindari pertanyaan yang menyinggung responden, dan hindari pertanyaan yang menghendaki ingatan. Perubahan psikologis pada saat menstruasi menurut (Janiwarty, 2013) diantaranya adalah mudah marah, mudah tersinggung, dan malas untuk beraktivitas. Perubahan psikologis merupakan hal yang alamiah pada remaja yang sedang mengalami menstruasi, tetapi apabila remaja tersebut tidak dapat menyesuaikan perubahan tersebut maka hal ini akan menimbulkan stres. Efek psikologis yang ditimbulkan yaitu remaja pada saat menstruasi menjadi sulit berpikir jernih, ketakutan, mudah gugup (Janiwarty, 2013). Adapun hasil penelitian yang terkait yaitu penelitian Ninawaty pada tahun 2006 yang berjudul “Hubungan antara Sikap Terhadap Menstruasi dan Kecemasan terhadap Menarche” menunjukan adanya hubungan negatif antara sikap terhadap menstruasi dengan kecemasan, hal ini menunjukkan bahwa semakin positif sikap terhadap menstruasi berarti semakin kurang kecemasan yang dimiliki. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif sikap menghadapi menstruasi maka semakin tinggi kecemasan menghadapi menstruasi.

Cara mengatasi kecemasan terhadap perubahan psikologis pada saat menstruasi diantaranya adalah membaca alqur’an, dzikir. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ar-rad ayat 28 “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah menjadi tenang”.

Tingkat Kecemasan Berdasarkan Perubahan Fisik

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan remaja berdasarkan perubahan fisik di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung presentase yang paling tinggi yaitu pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak 50% dan presentase paling rendah yaitu pada tingkat kecemasan kategori berat sebanyak 10,53%. Hal ini menunjukan bahwa perubahan fisik pada saat menstruasi masih bisa diterima dan disikapi oleh siswi di SMA Muhammdiyah 1 Kota Bandung, perubahan fisik pada saat menstruasi diantaranya adalah nyeri tekan payudara, nyeri pada otot-otot, perubahan kulit menjadi berjerawat, mual juga merupakan perubahan fisik pada saat menstruasi (Janiwarty, 2013).Kecemasan yang dialami oleh remaja adalah hal yang wajar namun jika kecemasan tidak dapat diatasi salah satunya dapat berdampak pada menstruasi seperti siklus menstruasi yang tidak teratur.

Dari hasil penelitian Haniah, 2011 di SMA Negeri 1 Karanganyar Demak mengenai “Dampak Kecemasan terhadap Siklus Menstruasi”, didapatkan hasil 19 responden atau 54,3% terjadi perubahan siklus menstruasi dengan kategori amenore, sebanyak 16 responden atau 45,7% tidak terjadi perubahan siklus menstruasi dengan kategori amenore. Menstruasi adalah perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan perempuan tersebut telah berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2014). Rasa ketidaknyamanan terhadap menstruasi menimbulkan perilaku yang berbeda - beda antara satu remaja dengan remaja lainnya antara lain malas melakukan aktivitas sehari – hari seperti tidak mau berolahraga (Anurogo, 2009).

Menghadapi menstruasi seorang remaja membutuhkan kesiapan mental yang baik. Kesiapan menghadapi menstruasi adalah keadaan yang menunujukan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah suatu kematangan fisik (Fajri & Khairani, 2010). Kecemasan yang terjadi

(10)

Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung 75

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015 pada remaja terhadap perubahan fisik maka

akan berdampak pada perubahan psikologis yang terjadi pada saat menstruasi mendorong perubahan emosional (Salovey,dkk, 2000). Bentuk emosi yang menyertai di masa menstruasi adalah rasa tertekan. Kondisi ini sering mempengaruhi kesehatan fisik yaitu menekan kekebalan fungsi tubuh (Janiwarty, 2013).

Tingkat Kecemasan Berdasarkan Lingkungan Sekolah

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan remaja berdasarkan lingkungan sekolah presentase yang paling tinggi yaitu pada tingkat kecemasan kategori ringan dan kategori sedang masing-masing sebanyak 42,11% dan presentase paling rendah yaitu pada tingkat kecemasan kategori berat sebanyak 15,79%. Hal ini menunjukan bahwa siswi di SMA Muhammadiyah Bandung dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dengan baik sehingga pengaruh terhadap kecemasan pada saat menstruasi ada dalam tingkat kecemasan kategori ringan dan kategori sedang.

Kecemasan yang dialami siswi tersebut berkaitan dengan kehidupan sehari hari menyebabkan siswi tersebut lebih waspada tetapi kecemasan tersebut dapat memotivasi belajar dan menumbuhkan kreatifitas (Sheila, 2008). Kecemasan remaja yang berada dalam kategori berat dapat berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswi dan terhadap nyeri pada saat menstruasi. Adapun penelitian terkait dengan hal tersebut yaitu penelitian Fersta pada tahun 2013 yang berudul “hubungan disminore dengan aktivitas belajar remaja putri di SMA Kristen I Tomohon” Berdasarkan hasil penelitian didapatkan angka kejadian dismenore di SMA Kristen I Tomohon mencapai 91,7%, responden yang mengalami dismenore menunjukan bahwa aktivitas belajar mereka terganggu akibat nyeri haid yang dirasakan dengan presentase 68,9%,

ada hubungan antara dismenore dengan aktivitas belajar remajaputri di SMA Kristen I Tomohon. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan siswi berdasarkan lingkungan sekolah yaitu faktor kurikulum misalkan target kurikulum yang tinggi, ujian yang sulit, tugas banyak. Faktor guru misalkan sikap guru yang kurang bersahabat, galak (Sudrajat, 2010). Keterlibatan remaja dengan teman sebaya merupakan salah satu faktor kecemasan, karena teman sebaya menjadi sumber dukungan emosional yang penting sepanjang transisi masaremaja, namun sekaligus dapat menjadi sumber tekanan bagi remaja diantaranya mencakup ungkapan empati, kepedulian danperhatian terhadap orang yang bersangkutan (Papalia, 2008).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung terhadap 38 responden. Maka hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : 1) Tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi, presentase paling tinggi pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak 22 orang (57,89%), 2) Tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi berdasarkan perubahan psikologis, presentase paling tinggi pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak 18 orang (47,37%), 3)Tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi berdasarkan perubahan fisik, presentase paling tinggi pada tingkat kecemasan kategori sedang sebanyak 19 orang (50%) dan 4) Tingkat kecemasan remaja putri pada saat menstruasi berdasarkan Lingkungan sekolah, presentase paling tinggi pada tingkat kecemasan kategori ringan dan kategori sedang masing - masing sebanyak 16 orang (42,11%).

SARAN

(11)

76 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015

informasi mengenai kesehatan reproduksi khususnya kesiapan remaja menghadapi menstruasi dalam berbagai bentuk informasi seperti artikel, atau dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler serta penyuluhan yang diadakan sekolah dengan bekerjasama dengan puskesmas atau tenaga kesehatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Anurogo. 2009. “Segala Sesuatu tentang Nyeri Haid”. Kabar Indonesia. (4 April 2015). Cutler, Howard C. (2004). Seni Hidup Bahagia.

(Alih Bahasa: Alex Tri Kantjono Widodo). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Desi, 2010. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Menstruasi pada siswi SMP Negeri 4 Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 7 (2) 200 – 210. http://digilib.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 27 Maret 2015.

Dirga Gunarsa, S. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.

Fajri, A.K. Maya. 2010. Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh. http:// download.portalgaruda.org. Diakses pada tanggal 27 Maret 2015.

Fifi, Pancawati. 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Kecemasan di SMP Muhammadiyah Gombong. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 4 (1) Oktober, 22 – 28. http://digilib. stikesmuhgombong.ac.id. Diakses pada tanggal 26 Maret 2015.

Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Haniah. 2011. Dampak Kecemasan terhadap Siklus Mesntruasi di SMA 1 Karanganyar Demak. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 4 (1) Juni, 23 – 28. http://e-journal. stikesmuhkudus.ac.id. Diakses pada tanggal 30 Maret 2015.

Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FK Universitas Indonesia. Hidayat, A.Aziz. 2011. Metodologi Penelitian

Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Surabaya. Salemba Medika.

Kusmiran, Eni. 2014. Kesehatan Reproduksi Remaja & Wanita. Jakarta: Salemba Medika.

Janiwarty, 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Jessy, Ninawati, Kuryadi. 2006. Hubungan antara Sikap Terhadap Menstruasi dan Kecemasan terhadap Menarche. Jurnal Psikologi, 4 (1) Juni, 38 – 52. http://ejurnal.esaunggul. ac.id. Diakses pada tanggal 28 Maret 2015. Jiwo, Tirto. 2012. Anxienty (Kecemasan). www. tirtojiwo.org.pdf diakses pada tanggal 18 Februari 2015.

“Jumlah Remaja di Indonesia”.2011. www.bkkbn. go.id diakses pada tanggal 18 Februari 2015.

Lubis, Namora, Lumongga. 2013. Psikologi Kespro Wanita & Perkembangan Reproduksinya. Jakarta: Kencana prenada Media Group. Manuaba, I.B.G.et.al. 2010. Memahami Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Najati, Muhammad Utsman. 2008. Psikologi Qur’ani. Surakarta : Aulia Press.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Papalia, Diane, Old, S. W., Feldman, R. D. (2008). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

“Penduduk Indonesia”. 2010. http://www.bps. go.id/ diakses pada tanggal 19 Februari

(12)

Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri pada Saat Menstruasi di SMA Muhammadiyah 1 Kota Bandung 77

JKA | Volume 2 | Nomor 2 | Desember 2015 2015.

Prayitno , Erman. 2006. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Ramaiah, Savitri. 2005. Kecemasan Bagaimana Mengatasi Penyebabnya.Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Riyanto, Agus. 2011. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 2.

Yogyakarta: Kanisius.

Sheila, Videbeck. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.

Sherr, L., & Lawrence J.S. 2000. “Women health and the mind”. Canada : John Wiley & Sons. Stuart. 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi :

Lima. Jakarta : EGC.

Sudrajat, Akhmad. 2010. “Upaya Mencegah Kecemasan Siswa di Sekolah”.www. wordpress.com diakses pada tanggal 26 Maret 2015.

Sulistyaningsih. 2012. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta. Graha Medika.

Suliswati. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Sumartiningsih, S. Maria. 2007. Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian Kesehatan. Bandung. Dewa Ruchi.

(13)

Gambar

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 38  responden sebanyak  (57,89%) memiliki tingkat  kecemasan sedang pada saat menstruasi
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan  Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di SMA  Muhammadiyah 1 Kota Bandung Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Kolaborasi antara unit-unit Marching Band di Indonesia dan negara lain merupakan salah satu langkah konkrit yang dapat didukung oleh pemerintah Indonesia, dalam

KEPALA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BULELENG.. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. 1 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau Pulau

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

IREO Padang adalah perusahaan swata di Sumatera Barat yang mengolah minyak IREO Padang adalah perusahaan swata di Sumatera Barat yang mengolah minyak sawit mentah (CPO) menjadi

Yang penting dampak yang paling organisasi- teori Abdellah untuk praktek keperawatan adalah bahwa ia membantu mengubah fokus profesi dari menjadi &#34;penyakit-berpusat&#34;

Cara tersebut dilakukan karena pada periode tiga minggu pertama setelah tanam kondisi tanaman masih lemah, sehingga diperlukan fungisida yang mampu menekan serangan penyakit

Gordon dan Milakovich (1995:6), mendefinisikan pentadbiran awam sebagai segala proses, organisasi, dan individu yang terlibat dalam perlaksanaan undang-undang dan peraturan