• Tidak ada hasil yang ditemukan

LP nifas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LP nifas"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

“ POST POST PARTUM PARTUM NORMAL, NORMAL, BAYI BAYI BARU BARU LAHIR LAHIR NORMAL, NORMAL, MANEJEMENMANEJEMEN

LAKTASI, RAWAT GABUNG LAKTASI, RAWAT GABUNG

““

DI RUANG 10 IRNA III

DI RUANG 10 IRNA III

RUMAH SAKIT DAERAH DR SAIFUL ANWAR MALANG

RUMAH SAKIT DAERAH DR SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh :

Oleh :

Nur Aini

Nur Aini

Nim:

Nim: 11507020911

115070209111036

1036

Kelompok 13

Kelompok 13

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

MALANG

2013

2013

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM NORMAL POST PARTUM NORMAL 1. NIPAS

1. NIPAS A.

A. Definisi Definisi NifasNifas  Adalah

 Adalah masa masa sesudah sesudah persalinan persalinan dimulai dimulai setelah setelah kelahirankelahiran plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti plasenta dan berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama

keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama  66 minggu.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)

minggu.(Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)

Nipas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk Nipas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri Fisiologi, 1983)

Fisiologi, 1983)

B. Priode B. Priode

Masa nifas dibagi dalam 3 periode: Masa nifas dibagi dalam 3 periode: 1)

1) Early post partumEarly post partum

Dalam 24 jam pertama. Dalam 24 jam pertama. 2)

2) Immediate Immediate post post partumpartum

Minggu pertama post partum. Minggu pertama post partum. 3)

3) Late Late post post partumpartum

Minggu kedua sampai dengan minggu keenam. Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.

C.

C. Tanda Tanda dan dan GejalaGejala 1) Perubahan Fisik 1) Perubahan Fisik

a.

a. Sistem Sistem ReproduksiReproduksi   Uterus  Uterus

(3)

No Waktu TFU Konsistensi After pain Kontraksi 1. 2. 3. 4. Segera setelah lahir 1 jam setelah lahir 12 jam setelah lahir setelah 2 hari Pertengahan simpisis dan umbilikus Umbilikus 1 cm di atas pusat Turun 1 cm/hari Lembut Terjadi Berkurang

Proses ini dipercepat oleh rangsangan pada puting susu. - Lochea

  Komposisi

Jaringan endometrial, darah dan limfe.   Tahap

1) Rubra (merah) : 1-3 hari. 2) Serosa (pink kecoklatan)

3) Alba (kuning-putih) : 10-14 hari

Lochea terus keluar sampai 3 minggu.

 Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

- Siklus Menstruasi

Ibu menyusui paling awal 12 minggu rata-rata 18 minggu, untuk itu tidak menyusui akan kembali ke siklus normal.

- Ovulasi

 Ada tidaknya tergantung tingkat proluktin. Ibu menyusui mulai ovulasi pada bulan ke-3 atau lebih.

Ibu tidak menyusui mulai pada minggu ke-6 s/d minggu ke-8. Ovulasi mungkin tidak terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

(4)

Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari, struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan tampak bercelah.

- Vagina

Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi mukus normal dengan ovulasi.

- Perineum   Episiotomi

Penyembuhan dalam 2 minggu.   Laserasi

TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan s/d otot TK II : Meluas sampai dengan otot perineal

TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter TK IV : Melibatkan dinding anterior rektal 2) Payudara

Payudara membesar karena vaskularisasi dan engorgement (bengkak karena peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang tidak disusui, engorgement akan berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil bila dirangsang. Pada ibu yang tidak menyusui akan mengecil pada 1-2 hari.

3) Sistem Endokrin

- Hormon Plasenta

HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus menstruasi.

- Hormon pituitari

Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan pada minggu I post partum.

4) Sistem Kardiovaskuler - Tanda-tanda vital

Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.

(5)

- Volume darah

Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu

Persalinan normal : 200

 –

 500 cc, sesaria : 600

 –

 800 cc. - Perubahan hematologik

Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat. - Jantung

Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.

5) Sistem Respirasi

Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-basa kembali setelah 3 minggu post partum.

6) Sistem Gastrointestinal

- Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi. - Nafsu makan kembali normal.

- Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg. 7) Sistem Urinaria

- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena trauma.

- Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam. - Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.

8) Sistem Muskuloskeletal

Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.

9) Sistem Integumen

Hiperpigmentasi perlahan berkurang. 10) Sistem Imun

Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.

D. Psikologis masa nifas 1. Defresi postpartum

Depresi postpartum dialami 20% ibu yang baru melahirkan, menurut Boback & Jensen (1993). Depresi dapat digambarkan sebagai

(6)

perasaan sedih, galau, tak bahagia, susah atau kehilangan semangat hidup. Kebanyakan dari kita merasakan hal seperti ini pada suatu periode singkat di dalam suatu waktu. Biasanya gejala akan tampak pada bulan pertama setelah melahirkan, bisa hingga bayi berumur satu tahun.

2. Post partum blues

Post partum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar 2 hari hingga 10 hari sejak kelahiran bayinya.

3. Post partum psikis

Post partum psikosa adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan

E. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

1) Nutrisi dan Cairan

Kualitas dan jumlah makanan yang akan dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata-rata memproduksi ASI sekitar 800cc yang mengandung 600 kkal, sedangkan ibu yang status ggizinya kurang biasnya akn sedikit menghasilkan ASI. Pemberian ASI sangatlah penting , karena bayi akan tumbuh sempurna sebagai menusia yang sehat dan pintar, sebab ASI mengandung DHA.

2)  Energy

Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca post partum mencapai 500 kkal. Rata-rata produksi ASI sehari 800 cc yang mengandung 600 kkal. Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih dari 3 bulan, selama itu pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan harus ditingkatkan.

Sesungguhnya, tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara sisanya (sekitar 200 kkal) diambil dari cadanagn indogen, yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingatkan efisiensi kofersi energy hanya 80-90 % maka energy dari makanan yang dianjurkan (500 kkal) hanya akan menjadi energy ASI sebesar 400-500 kkal. Untuk menghasilkan 850cc ASI dibutuhkan energy 680-807 kkal energy. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan ASI, berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat.

(7)

3)  Protein

Selama menyusui ibu membutuhkan tambahan protein di atas normal sebesar 20 gram/hari. Maka dari itu ibu dianjurkan makan makanan mengandung asam lemak omega 3 yang banyak terdapat di ikan kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA yang akan keluar sebagai ASI. Selain itu ibu dianjurkan makan makanan yang mengandung kalsium , zat besi, vitamin C, B1,B2, B12, dan D

Selain nutrisi, ibu juga membutuhkan banyak cairan seperti air minum. Dimana kebutuhan minum ibu 3 liter sehari ( 1 liter setiap 8 jam)

4) Ambulasi Dini

 Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan. Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat.

 Ambulasi dini dilakukan secara perlahan namun meningkat secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi.

5) Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar

Biasanya dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah dapat buang air kecil. Semakin lama urine ditahan, maka dapat mengakibatkan infeksi. Maka dari itu bidan harus dapat meyakinkan ibu supaya segera buang air kecil, karena biasany ibu malas buang air kecing karena takut akan merasa sakit. Segera buang air kecil setelah melahirkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi post partum.

Dalam 24 jam pertama , pasien juga sudah harus dapat buang air besar. Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir, maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan. Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air putih.

(8)

Bidan harus bijaksana dalam memberikan motivasi ibu untuk melakukan personal hygiene secara mandiri dan bantuan dari keluarga.  Ada beberapa langkah dalam perawatan diri ibu post partum, antara lain : a. Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah infeksi dan alergi

kulit pada bayi.

b. Membersihakan daerah kelamin dengan sabun dan air, yaitu dari daerah depan ke belakang, baru setelah itu anus.

c. Mengganti pembalut minimal 2 kali dalam sehari.

d. Mencuci tangan denag sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluan

e. Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh daerah luka agar terhindar dari infeksi sekunder.

7)  Istirahat

Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali kekeadaan fisik. Kurang istirahat pada ibu post partum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya :

a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

b. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan c. Menyebabkan depresi dan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan

diri sendiri.

8)  Seksual

Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Tetapi banyak budaya dan agama yang melarang sampai masa waktu tertentu misalnya 40 hari atau 6 mingggu setelah melahirkan. Namun kepiutusan itu etrgantung pada pasangan yang bersangkutan.

9) Latihan / Senam Nifas

 Agar pemulihan organ-organ ibu cepat dan maksimal, hendaknya ibu melakukan senam nifas sejak awal (ibu yang menjalani persalinan normal).

F. Jadwal Kunjungan Pada Masa Nifas

Kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan ulang yaitu untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah masalah yang terjadi,  jadwal kunjungan masa nifas.Menurut Eni Ambarwati, (2008)

(9)

1) Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)

- Mencagah perdarahan masa nifas karena antonia uteri

- Mendeteksi dan merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila perdarahan

- Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaiman mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri - Pemberian ASI awal

- Melakukan hubungan ibu dan bayi (bounding Attachement) - Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi

2) Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan)

- Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal

- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

- Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat - Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

3) Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan)

- Memastikan involusi berjalan normal : uterus berkontraksi fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

- Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

- Memastikan ibu mendapat cukum makanan, cairan dan istirahat

- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperliahtkan tanda-tanda penyulit

- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari

4) Kunjungan ke -4 (6 minggu setelah persalinan)

- Menanyakan kepada ibu mengenai penyulit-penyulit ya ibu dan bayi alami

- Memberikan konseling KB secara dini. G. Tanda-Tanda Bahaya Nifas

(10)

Dalam minggu pertama hingga minggu keenam setelahpulang kerumah, masih terdapat kemungkinanterjadinya komplikasi persalinan.Ini dapat ditunju kkan oleh satu atau lebih tanda berikutini.

1)Perdarahan yang membasahi lebih dari satu pembalutwanita dalam satu  jam selama beberapa jam. Cara mengatasi :

minta seseorang untuk mengantarkankepusat kesehatan tedekat untuk mendapat perawatandan pengobatan

2)Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelah minggu ke-4

paska persalinan

3)Lokhea yang berbau tidak enak. Bau yang normal adalah seperti bau menstruasi biasa.

4)Terdapat gumpalan darah vang besar pada lokea. Namur. gumpalan-gumpalan kecil pada hari pertamaadalah normal.

5)Tidakadanya lokea sel2ma dua minggu paskapersalinan

6)Nyeri atau rasa tidak enak dengan atau tampa pembengkakkan pada perut bagian bawah beberapa hari pasca persalinan

7)Setelah 24 jam pertama suhu tubuh lebih dari 37,7 -C

selama lebih dari satu hari. Namun kenaikan suhu tubuh hingga 38-C segera setelah persalina (akibatdehidrasi) atau demam yang

tidak terlalu tinggiketika ASI mulai terbentuk adalah hal biasa

8) Adanya benjolan atau bagian yang keras dipayudara setelah pembesaran mereda. Ini dapat menunjukkanadanya penyumbatan pada saluran ASI.

9)Nyeri setempat, pembengkakan, kemerahan, panas dan nyeri tekan pada payudara setelah pembesaran mereda, yang merupakan tanda dari

mastitis atau infeksi payudara.

10) Sulit buang air kecil, nyeri atau panas ketika buang air kecil, sering ingin buang air kecil, tetapi tidak banyak keluar, air kemih berwarna gelap dan atau berbau

11) Depresi yang mempengaruhi kemampuan ibu untuk menghadapi hidup atau yang tidak mereda setelah beberapa hari, perasaan marah terhadap bayi, terutama jika perasaan itu ditambah dengan dorongan keerasan.

(11)

F. Pathways

Post partum fisiologis

Episiotomi ( insisi ) Tak terpenuhi Proses parenting Psikologis Reva rubing mekanis Kelemahan fisik Luka jahitan perineum Perubahan pola peran Gangguan pemenuhaan ADL

Fase taking hold Fase taking in Terputusnya inkontinuitas  jaringan Penambahan anggota baru Fase fetinggo

(12)

2. BAYI BARU LAHIR NORMAL A. DEFINISI

Bayi baru lahir normal merupakan janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada umur 36 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500

 –

 4000 gram.

B. CIRI-CIRI BAYI BARU LAHIR NORMAL 1. Berat badan 2500

 –

 4000 gr

2. Panjang badan lahir 48

 –

 52 cm 3. LIDA 30

 –

 38 cm

4. LIKA 33

 –

 35 cm

5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 160x/menit, kemudian menurun -120x/menit.

6. Pernafasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x.menit, kemudian menurun kira-kira 40x/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa.

8. Rambut lainnya telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

9.

Genetalia: ♀: Labia mayora sudah menutupi labia minora. ♂: Testis

sudah turun

10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

11. Reflek morro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.

12. Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan bayi akan menggenggam.

13. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

(13)

C. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAYI BARU LAHIR 1) Perubahan Metabolisme Karbohidrat

Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam lemak.

2) Perubahan Suhu Tubuh

Ketika bayi baru lahir, bayi berada dalam suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, akibatnya metabolisme jaringan meningkat dan kebutuhan O2 juga.

3) Perubahan Pernafasan

Selama dalam uterus janin mendapat O2  dari plasenta, setelah lahir

melalui paru-paru bayi. 4) Perubahan Sirkulasi

Dengan berkembangnya paru tekanan O2  meningkat CO2  menurun

mengakibatkan resistensi pembu;uh darah sehingga aliran darah meningkat, hal ini menyebabkan darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru puctus arterosus menutup. Dengan munculnya arteri dan vena umbilikasi dan terpotongnya tapi pisat, aliran darah dalam plesenta melalui vena kawa inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti, sirkulasi janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai berfungsi.

D. PENATALAKSANAAN

Segera setelah melahirkan bayi:

1. sambil secara ceepat menilai pernafasannya, letakkan bayi edngan handuk diatas perut ibu.

2.  Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah dan lahir dari wajah bayi.

3. Untuk mencegah jalan udaranya terhalang.

4. Klem dipotong tali pusat.

 Mengklem tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3 cm dari pengkal pusat bayi.

 Mempertahankan tali pusat diantara kedua kklem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri anda.

(14)

  Mempertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Mengganti sarung tangan bila ternyata sudah kotor. Memotong tali pusat dengan pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi.

  Memeriksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila masih ada perdarahan, lakukan pengikatan ulang yang lebih hanyat.

5. Jagalah agar bayi tetap hangat

 Memastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu.

 Mengganti handuk atau kain yang basah, dan bungkus bayi terebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala yang telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.

6. Kontak dini dengan ibu.

 Memberikan bayi kepada ibunya secepat mungkin untuk kehangatan.

 Untuk ikatan batin dan pemberian ASI.

7. Pernafasan

Periksa pernafasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit.

8. Perawatan mata

Obat mata eritromisin 0,5%/ tetrasikklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia.

9. Pemeriksaan fisik bayi

 Gunakan tempat yang aman (hangat dan bersih) untuk pemeriksaan.

  Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, menggunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi.

 Lihat, dengarkan dan raasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki.

 Menulis hasil pengamatan. Pemeriksaan fisik bayi

 Kepala: Simetris/ tidak, terdapat caput succedanum/ tidak, terdapat cephal hematoma.

 Telinga: Periksa hubungan letak dengan mata dan kepala.

(15)

 Hidung dan Mulut: Bibir dan langitan, periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu.

 Leher: Ada pembengkakan/ tidak

 Dada: Simetris/ tidak, bunyi nafas, bunyi jantung, putingnya menonjol/ tidak

 Bahu, lengan dan tangan gerakan normal atau tidak, jumlah jari.

 Perut: Bentuk penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat.

 Jenis kelamin

: Testis berada dalam skrotum, penis berulang dan pada ujung letak lubang ini.

♀:

Vagina berlubang, uretra berlubang, labia minor dan mayor.

 Tungkai dan kaki : Gerakan normal, tampak normal, jumlah jari.

 Punggung dan anus: Pembengkakan/ ada cekungan, spina bifida/ tidak, ada anus/ tidak, berlubang/ tidak.

 Kulit : Verniks, warna, pembengkakan, tanda-tanda lahir.

  Sistem syaraf: Adanya reflek morro, lakukan rangsangan dengan suara keras yaitu pemeriksa bertepuk tangan.

 Identifikasi bayi

o Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan.

o Alat yang digunakan, hendaknya keap air, dengan tepi yang harus

tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, dan tidak mudah lepas.

o Pada alat/ gelang identifiksi harus tercantum: Nama (bayi, ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit.

o Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.

 Ukurlah BB, PB, LIKA, LIDA, LILA, lingkar perut bayi dan catat rekam medis.

(16)

E. TANDA-TANDA BAHAYA YANG HARUS DI WASPADAI PADA BBL 1) Pernafasan: Sulit/lebih dari 60 kali per menit.

2) Kehangatan: Terlalu panas (> 38 C/terlalu dingin < 36 C)

3) Warna: Kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru/pucat, memar. 4) Pemberian makan: Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah.

5) Infeksi: Suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan/ nanah, bau busuk, pernafasan sulit.

6) Tinja/kemih: Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir/ darah pada tinja.

7) Aktivitas: Menggigil/ tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemah, mudah mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus-menerus.

3. MANEJEMEN LAKTASI A. Definisi Asi

 Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.

B. Manfaat Asi

1) Ditinjau dari aspek gizi

 Kandungan gizi lengkap

 Mudah dicerna dan diserap

 Mengandung lipase untuk pencernaan lemak

 Mempertinggi penyerapan kalsium

 Mengandung zat kekebalan tubuh (imunitas) 2) Ditinjau dari aspek psikologis

 Mendekatkan hubungan ibu dan bayi

 Menimbulkan rasa aman bagi bayi

 Mengembangkan dasar kepercayaan (Basic sence of trust) 3) Ditinjau dari aspek KB

(17)

 Menunda kembalinya kesuburan

 Menjarangkan kehamilan 4) Bagi ibu

 Mengurangi insiden kanker leher rahim dan kanker payudara

 Mengurangi insiden HPV (Human Papilo Virus)

 Mempercepat involusi uterus 5) Bagi keluarga

 Aspek Ekonomi : hemat karena tidak membeli susu formula dan bayi  jarang sakit sehingga biaya pengobatan dapat dihemat

 Aspek kemudahan : tidak perlu mengganggu orang lain C. Jenis Asi

Berdasarkan waktu dproduksinya, ASI dibagi menjadi 3 yaitu 1) Kolostrum

Kolustrum yaitu ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke 4 setelah melahirkan

2) ASi Transisi/Peralihan

 ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum  ASI matang, yaitu sejak hari ke4 sampai hari ke 10 selama 2 minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar munoglobin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat

3) ASI matur

 ASI matur disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih.kandungan ASI matur relative konstan, tidak menggumpal dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau saat 5 menit pertama disebut foremik. Foremik lebih encer, foremik mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air. Selanjutnya air susu berubah menjadi hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat bayi akan lebih cepat kenyang.

D. Cara menyusui 1) Posisi Ibu :

(18)

 dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau sandaran kasur.  Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang

akan memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.

 Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang cukup tinggi.

 Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.

2) Posisi bayi :

 Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan

mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.  Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap

payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.

 Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan badan ibu.

 Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.  Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga

lengan.

 Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan lengan yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang menggendong.

3) Posisi payudara :

 Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui. Secara manual pijatlah payudara untuk

(19)

mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan melembabkan payudara ibu.

 Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di atasnya.

 Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu, hal ini bertujuan untuk menghindari

kontaminasi. 4) Memulai menyusui :

 Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi dengan lembut untuk merangsang refleks menghisap pada bayi.

 Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.

 Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini nyeri pada payudara selama menyusui bisa dihindari.  Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.

 Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya membebani mulut dan bibir bayi.

 Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan dahulu

hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar penghentian menyusui ini tidak melukai

payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga infeksi payudara. 5) Cara Menyendawakan Bayi

(20)

Inilah cara yang banyak dilakukan Ibu karena mudah menyendawakan. Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke belakang. Lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya memegang leher dan menepuk-nepuk punggungnya. Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas sendawa.

b. Posisi Telungkup

Telungkupkan bayi di pangkuan Ibu. Lalu tepuk-tepuklah bagian punggunya. Ketika Ibu melakukannya, usahakan supaya posisi dada bayi lebih tinggi dari perutnya. Cara ini juga bisa dilakukan di boks atau ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa membuat bayi lebih rileks.

c. Metode tick tock

Gerakan metode ini akan membuat udara dari lambung bayi akan keluar melalui sendawa. Caranya, pegang bayi di bawah ketiaknya. Lalu tahan bagian kepala dan leher bayi dengan jari. Setelah itu biarkan kaki bayi menjuntai/mengayun-ayun dengan bebas. Pegang bayi sehingga menghadap sejajar dengan wajah Ibu. Miringkan bayi Ibu dari samping ke samping dengan hati-hati/pelan-pelan. Saat menyendawa, buat suasana menyenangkan baginya, misalnya

dengan bersenandung: tick tock-tick tock seperti suara jam. Saat bayi tampak akan bersendawa, pindahkan dari hadapan muka Ibu,

terutama jika sendawa bayi disertai dengan air liur.

4. RAWAT GABUNG

A. Defenisi Rawat Gabung

Rawat gabung adalah bayi bersama ibunya dirawat dalam satu kamar atau satu ruangan dan dapat juga diartikan bahwa membuat ibu dan anaknya bergabung daam satu ruangan atau tempat tidur sama dan dapat mencegah terjadinya infeksi serta akan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI, terutama bila digabungkan dengan penyediaan pedoman-pedoman pemberian ASI.

(21)

B. Tujuan Rawat Gabung

1) Memberikan bantuan emosional

a. Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi b. Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk

mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi 2) Penggunaan ASI

a. Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI  ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara, menetekkan sejak bayi lahir dengan cara menetekkan sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar adalah colostrums yang jumlahnya sedikit.

b. Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin

3) Pencegahan infeksi

Mencegah terjadinya infeksi silang, pada perawatan bayi dimana banyak bayi yang disatukan, infeksi silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung lebih mudah mencegah infeksi silang. Bayi yang melekat pada kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi dari si ibu. Colostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi akan melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan mencegah infeksi terutama pada diare.

4) Pendidikan kesehatan Kesempatan melaksanakan rawat gabung da apat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu, terutama primipara.

5) Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

C. Manfaat Rawat Gabung

 Adapun manfaat rawat gabung yaitu: 1) Aspek fisik

(22)

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan (nir-jadwal). 2) Aspek fisiologis

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim.

3) Aspek psikologis

Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.

4) Aspek Edukatif 

Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit.

5) Aspek Medis

Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.

D. Pelaksanaan Rawat Gabung

Kriteria yang diambil sebagai syarat rawat gabung yaitu: 1) Nilai Apgar lebih dari 7

2) BB lebih dari 2500 gram dan kurang dari 4000 gram

3) Masalah kehamilan lebih dari 36 minggu dan kurang dari 42 minggu 4) Lahir spontan persentasi kepala

5) Ibu sehat

Pelaksanaan rawat gabung diantaranya: 1) Di poliklinik kebidanan

a. Memberikan Penyuluhan mengenai kebaikan ASI dan merawat gabung.

(23)

b. Memberikan penyuluhan mengenai perawatan payudara, makanan ibu hamil, nifas, perawatan bayi.

c. Mengadakan ceramah, Tanya jawab. Dan motivasi KB.

d. Membantu ibu yang mempunyai masalah dalam kesehatan ibu dan anak sesuai dengan kemampuan.

2) Di ruang perawatan

Bayi diletakkan di dalam tempat tidur bayi dan ditempatkan di samping ibu. Pada waktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya di tempatkan ke ruangan lain, perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan-keadaan yang tidak normal, bayi bisa menyusu sewaktu ia menginginkan dan bayi tidak boleh menyusu dari botol.

3) Di ruang follow up

 Aktifitas di ruang follow up: a. Menimbang berat bayi

b. Anamnesis mengenai makanan bayi c. Cara menyusukan bayi

d. Pemberian imunisasi menurut instruksi dokter 

E. ASI Ekslusif pada Rawat Gabung

Menurut Professor Guido Moro dari Macedonis Melloni Maternity Hospital di Milan dua pertiga dari sistem kekebalan tubuh bayi ada di bagian perutnya, sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan apa yang ia makan dan minum. Itulah sebabnya mengapa buah hati Ibu yang baru lahir sangat membutuhkan ASI terutama selama 6 bulan pertama kehidupannya. Sebagai makanan pertama si buah hati, ternyata ASI bukan hanya nutrisi sempurna untuk buah hati dan mendekatkan hubungan emosi antara ibu dan sang bayi, namun sekaligus memberi perlindungan karena ASI bermanfaat memperkuat imunitas alami bayi yang baru lahir. Manfaat ASI untuk sang buah hati, sepuluh keajaibannya antara lain:

1) ASI memperkuat sistem kekebalan tubuh. Komponen utama pembangun sistem kekebalan tubuh pada ASI adalah prebiotik.

(24)

3) ASI menurunkan resiko terjadinya penyakit pada saluran cerna, seperti diare dan meningkatkan kekebalan pada sistem pencernaan.

4) ASI menurunkan resiko gangguan pernafasan, seperti flu dan batuk.

5) ASI kaya akan AA dan DHA yang medandukung pertumbuhan kecerdasan anak.

6) ASI mengandung prebiotik alami untuk mendukung pertumbuhan flora usus.

7) ASI memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang. 8) Bayi-bayi yang diberikan ASI menjadi lebih kuat.

9) Menyusui juga menurunkan terjadinya resiko obesitas saat ia tumbuh besar kelak.

10) Bayi-bayi yang menerima ASI memiliki resiko lebih rendah dari penyakit jantung dan darah tinggi di kemudian hari.

11) Menurut hasil penelitian, menyusui telah terbukti dapat menurunkan resiko kanker payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis.

12) Sebagai sumber gizi utama dikala buah hati belum dapat mencerna makanan padat, ASI yang diproduksi langsung oleh tubuh bunda setelah proses melahirkan dengan bantuan hormon prolactin dan oxytocin ini, ternyata mengandung nutrisi lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan buah hati. Adapun nutrisi yang dimaksud yaitu nutrisi makro seperti protein, lemak dan karbohidrat, serta nutrisi mikro seperti vitamin dan mineral. Nutrisi lainnya seperti DHA, AA, asam lemak Omega 3 dan Omega 6 merupakan kandungan ASI yang membantu proses pembentukan sel otak, memelihara jaringan otak, dan kemampuan penglihatan.

F. Kontra Indikasi Rawat Gabung

 Adapun kontra indikasi pada rawat gabung yaitu: 1. Keadaan ibu diantaranya:

a. Kondisi kardiorespirasi yang tidak baik, penyakit jantunng fungsional.

b. Pasca preklampsia, kesadaran belum baik. c. Penyakit infeksi akut, TBC.

(25)

e. Terbukti menderita karsinoma payudara. 1) Keadaan bayi diantaranya:

a. Bayi kejang atau kesadaran menurun. b. Sakit berat oada jantung dan paru.

c. Bayi yang memerlukan pengawasan intensif atau terapi khusus. d. Cacat bawaan sehingga tidak mampu menyusui.

2) Kesulitan Rawat Gabung

a. Kasus tidak terdaftar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih takut untuk menerima rawat gabung.

b. Kekurangan tenaga pelaksana kesehatan untuk mencapai tujuan yang maksimal.

c. Secara terpaksa masih digunakan susu formula untuk keadaan-keadaan dimana ASI sangat sedikit.

(26)

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM FISIOLOGIS

I. PENGKAJIAN

A. Pemeriksaan Fisik

1. Monitor Keadaan Umum Ibu

- Jam I : tiap 15 menit, jam II tiap 30 menit - 24 jam I : tiap 4 jam

- Setelah 24 jam : tiap 8 jam 2. Monitor Tanda-tanda Vital

3. Payudara

Produksi kolustrum 48 jam pertama. 4. Uterus

Konsistensi dan tonus, posisi tinggi dan ukuran. 5. Insisi SC

Balutan dan insisi, drainase, edema, dan perubahan warna. 6. Kandung Kemih dan Output Urine

Pola berkemih, jumlah distensi, dan nyeri. 7. Bowel

Pergerakan usus, hemoroid dan bising usus. 8. Lochea

Tipe, jumlah, bau dan adanya gumpalan. 9. Perineum

Episiotomi, laserasi dan hemoroid, memar, hematoma, edema, discharge dan approximation. Kemerahan menandakan infeksi.

10. Ekstremitas

Tanda Homan, periksa redness, tenderness, warna. 11. Diagnostik

Jumlah darah lengkap, urinalisis.

II. PEMERIKSAAN KEPERAWATAN

1. Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi. 2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.

(27)

4. Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum anak. 5. Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.

peningkatan kebutuhan untuk menyusui.

6. Resiko tinggi konstipasi b.d. ketidaknyamanan perineal dan peristaltik yang lemah.

7. Resiko tinggi gangguan eliminasi urine: retensi urine b.d. edema pemeal, trauma perineal.

8. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d. kehilangan darah, penurunan intake oral.

9. Cemas b.d. kurangnya pengetahuan tentang perawatan bayi/ibu, kondisi bayi/ibu.

10. Resiko tinggi perubahan ikatan/peran b.d. konflik tentang bayinya.

III. RENCANA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. episiotomi, laserasi. Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.

KH :

- Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4.

- Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur nyaman.

- Tanda-tanda vital dalam batas normal:

Suhu 36-37 C, N 60-100 x/menit, R 16-24 x/menit, TD 120/80 mmHg.

Intervensi

- Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skala nyeri. - Inspeksi perbaikan perineum, dan episiotomi.

- Perhatikan adanya tanda REEDA.

- Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjang dan dalam, mengalihkan perhatian).

- Monitor tanda-tanda vital.

2. Gangguan Integritas Jaringan b.d. Episiotomi, Laserasi Tujuan:

(28)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, integritas  jaringan meningkat.

Kriteria Hasil :

- Luka episiotomi menunjukkan tanda penyembuhan sesuai proses (tahap-tahap penyembuhan luka)

- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-) - Nyeri dapat ditoleransi.

Intervensi

- Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar, hematoma, keutuhan (sambungan dan pendarahan).

- Berikan kompres es, untuk menurunkan edema.

- Berikan penghangat (rendam pantat) 3-4 x/hari, setelah 24 jam untuk meningkatkan vaskularisasi.

- Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.

- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah genetalia.

3. Resiko tinggi infeksi b.d gangguan integritas kulit Tujuan: Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil:

- Luka bebas dari infeksi

- Tidak timbul tanda-tanda infeksi

- Tanda-tanda vital dalam batas normal Intervensi:

- Kaji riwayat prenatal dan intranatal - Kaji tanda-tanda vital

- Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus

- Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensi lochea - Inspeksi sisi perbaikan episiotomi

- Monitor input dan output cairan - Monitor tanda-tanda vital

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Darah lengkap

Hb, Ht, Leukosit, trombosit.  Urine lengkap.

(29)

DAFTAR PUSTAKA

 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Depkes RI: 1993.

 Ambarwati, Eny. 2010. Asuhan kebidanan III( Nifas ). Yogyakarta : Fitramaya

Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi , Edisi 2, 2001, EGC, Jakarta.

FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal , Cetakan 1, 2002, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

FKUI, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, 1999, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta. FKUI, Obstetri Fisiologi , 1993, E. Leman: Bandung.

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

Persis Mary Hamilton, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, 1995, EGC, Jakarta.

Sarwono, Prawirohardjo. 2000.Ilmu kebidanan. Jakarta

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perancangan video dokumenter ini, penulis menyampaikan informasi mengenai kekayaan alam yang dimiliki Indonesia salah satunya yang terletak di Kabupaten

. Den2a Den2an !rakt n !raktek dan di ek dan diskusi k skusi kelom! elom!ok !ese ok !eserta didi rta didik da!at m k da!at menera! enera!kan layo kan layout dan ut dan kom!osisi

Unit Pelaksana Teknis Daerah Pangkalan Pendaratan Ikan Popoh (PPI Popoh) sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (1) huruf a mempunyai tugas melaksanakan sebagian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi berbasis IoT pada sektor pertanian dengan menganalisis metadata publikasi ilmiah yang relevan pada database akademik

Tidak adanya penurunan skor HAI Knodell yang bermakna pada semua kelompok menunjukkan bahwa efek anti hepatotoksik Nigella sativa dosis 0,008 ml maupun 0,08 ml terhadap kerusakan

Tanpa pengembalian unsur hara yang memadai berupa masukan pupuk atau pembenah tanah, produktivitas lahan akan cepat merosot yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman untuk

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik pengguna handphone NO dan SE (2) Mengidentifikasi gaya hidup pengguna handphone NO

b. Diskusikanlah dengan murid bahwa ada yang lebih penting dari sekedar mengingat materi. Dorong mereka untuk menghubungkan apa yang mereka pelajari sekarang dengan