• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFEKSI torch presentasi 2003.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INFEKSI torch presentasi 2003.ppt"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

INFEKSI

T O R C H

CoAss Sovani Lia Chandra 11 2011 063

Stase Obgyn

(2)

Pendahuluan

Latar Belakang

Wanita hamil dan janinnya rentan terhadap banyak infeksi dan penyakit infeksi. Infeksi kehamilan mungkin cukup serius dan mengancam nyawa bagi ibu dan neonatus.

(3)
(4)

Pendahuluan

Pengertian TORCH

TO Toxoplasma gondii (Parasit protozoa) R Rubella

C Cytomegalovirus

H Herpes Simplex Virus

Other (Sifilis, Hepatitis, Virus EbsteinBarr, hpV,dll)

(5)

TOXOPLASMA

• Disebabkan oleh toxoplasma gondii

• Penularan melalui makanan mentah, atau kurang masak, tercemar kotoran kucing

• Gejala klinik tidak spesifik, diluar kehamilan tidak menimbulkan masalah, pada kehamilan muda sering menimbulkan abortus, jika pada kehamilan terjadi kelainan kongenital .

(6)
(7)

TOXOPLASMA

• Diagnosis prenatal

Tindakan kordosentesis dan amniosintesis dengan paduan ultrasonografi → memperoleh darah janin ataupun cairan ketuban.

Diagnostic prenatal lebih efektif untuk menghindari atau menekan risiko toksoplasmosis kongenital karena upaya prevensi primer pada ibu hamil ( nasihat ) kurang berhasil. Oleh karena itu, upaya diagnostik prenatal disebut sebagai prevensi sekunder

(8)

TOXOPLASMA

• Diagnosis prenatal dilakukan usia kehamilan 14-27 minggu (trimester II).

• Infeksi pd bumil, Trimester I → 20% janin terinfeksi toksoplasma atau kematian janin

Trimester III → 65% janin akan terinfeksi. Infeksi ini dapat berlangsung selama kehamilan.

• Risiko bayi lahir memperoleh infeksi congenital adalah sebesar 4-7/1.000 ibu hamil.

Risiko meningkat menjadi 50/1.000 ibu hamil bila ibu tidak mempunyai antibodi spesifik.

(9)

TOXOPLASMA

• Aktivitas diagnosis prenatal meliputi sebagai berikut: 1. Kordosentesis ataupun amniosentesis dengan

tuntunan ultrasonografi. Syarat :

– Antibody IgM +

– Serokonversi dengan interval waktu 2 sampai 3 minggu, perubahan dari seronegatif menjadi seropositif IgM dan IgG.

– Titer IgG yang tinggi ≥ 1/1024 (ELISA) – Aviditas IgG ≤ 200

(10)

TOXOPLASMA

• Aktivitas diagnosis prenatal meliputi sebagai berikut:

2. Pembiakan darah janin atau cairan ketuban dalam kultur sel fibroblast, ataupun diinokulasi ke dalam ruang peritoneum tikus diikuti isolasi parasit, ditunjukkan untuk mendeteksi adanya parasit. Pemeriksaan dengan teknik PCR guna mendeteksi DNA T.gondii pada darah janin atau cairan ketuban. Pemeriksaan dengan teknik ELISA pada darah janin guna mendeteksi antibody IgM janin spesifik (anti-toksoplasma).

(11)

TOXOPLASMA

• Aktivitas diagnosis prenatal meliputi sebagai berikut:

3. Pemeriksaan tambahan berupa penetapan enzim liver, platelet, leukosit (monosit dan eosinofil) dan limfosit khususnya ratio CD4 dan CD8. Daffos et al. (1988) mengembangkan tindakan diagnosis prenatal untuk toksoplasmosis congenital dengan serial/berulang. Dikatakan prosedur ini relative aman bila mulai dilakukan pada umur kehamilan 19 minggu dan seterusnya.

(12)

TOXOPLASMA

• Adapun interpretasi dari hasil pemeriksaan aviditas antibody, adalah sebagai berikut :

– Bila IgG (-) dan IgM (-) – Bila IgG (-) dan IgM (+) – Bila IgG (+) dan IgM (+) – Bila IgG (+) dan IgM (-)

• Pemeriksaan PCR-spesifitas 96% dan sensitivitas 81% terhadap T.gondii. Sampel = cairan amnion.

Tingginya hasil pada pemeriksaan PCR sebelum janin berusia 20 minggu merupakan factor resiko terhadap prognosis yang buruk.

(13)

TOXOPLASMA

• Terapi diberikan terhadap 3 kelompok penderita berikut:

I. Kehamilan dengan infeksi akut

• Spiramisin (dewasa) 2-4g/hari per oral dibagi dalam 4 dosis untuk 3 minggu, diulangi setelah 2 minggu sampai kehamilan aterm.

• Piremitamin 1mg/kg/hari secara oral untuk 3-4 hari.

(14)

TOXOPLASMA

• Terapi diberikan terhadap 3 kelompok penderita berikut:

II. Toksoplasma congenital

Sulfadiazine dengan dosis 50-100 mg/kg/hari dan piremitamin 0,5-1 mg/kg diberikan setiap 2-4 hari selama 20 hari. injeksi intramuscular asam folinik 5 mg setiap 2-4 hari. Pengobatan dihentikan ketika anak berumur 1 tahun

III. Penderita imunodefisiensi (sda)

Profilaksis adalah tindakan yang paling efektif berupa perlindungan atas populasi yang berisiko seperti ibu hamil dengan seronegatif.

(15)

Rubella

disebut sebagai campak Jerman. selama kehamilan, virus ini menjadi penyebab langsung kematian janin dan, bahkan yang lebih penting, malforasi congenital berat.

(16)

Congenital Rubella sindrome

1. Lesi mata: katarak,glaukoma,micropthalmia,dll

2. Jantung: PDA,septal defek,stenosis A Pulmonalis

3. Tuli saraf

4. Defek SSP: meningoencefalitis 5. PJT

6. Trombositopenia,dan anemia

7. Hepatitis, hepatosplenomegali dan ikterik 8. Kronik difus interstisial pneumonitis

9. Perubahan Osseus 10. Kelainan kromosom

(17)
(18)

Pencegahan

1. Program vaksinasi dan imunisasi

2. Deteksi status kekebalan tubuh sebelum hamil

3. Bila ibu hamil mengalami rubella, pastikan apakah janin tertular atau tidak

4. Hindari penderita demam dan tempat berkumpulnya anak

(19)

Diagnosis

• Sering sulit karena gejala tidak khas tetapi juga ¼ infeksi rubella subklinik walaupun telah terjadi viremia dan terjadi infeksi bayi.

• IgM mula2 terbentuk pada awal kehamilan dan mencapai puncaknya pada 7-10 hari dan

menetap selama 4 minggu setelah

(20)

Diagnosis

• Reinfeksi rubella akan menaikkan IgM

• Tidak ada kemoterapi atau antibiotik yg dapat mencegah viremia,penggunaan imunoglobulin tidak dianjurkan

(21)

Pengobatan

• Dengan obat antiviral seperti acyclovir dan pemberian immunomodulator

(22)

Cytomegalovirus

• Ada dimana-mana dan sering menimbulkan infeksi fetal ½ - 2 % dari seluruh neonatus

• Penularan dapat terjadi melalui: droplet, kontak dengan saliva dan urin, hub sex, dari ibu ke bayi.

(23)

Cytomegalovirus

• 120.000 infeksi pada bayi asimptom pada saat lahir namun mempunyai kegagalan neurologi

• Sebagian besar penyakit asimptomatik,namun 15% dewasa mengalami mononucleosis-like syndrome yaitu demam,faringitis,limfadenopati,dan poliartritis.

• Infeksi primer 40% akan menular ke bayi dan sering dihubungkan dengan beratnya penyakit.

(24)

Infeksi Kongenital

• Cytomegalic inclusion disease; BBLR, mikrosefal, intra kranial kalsifikasi, korioretinitis, mental & motor retardasi, sensioneural defisit, hepatosplenomegali, ikterik, anemia hemolitik, dan trombositopenik purpura.

• Perlman & Argyle (1992) dari 40.000 bayi terinfeksi hanya 10% yg menderita sindroma,dimana lebih sering dialami pada awal kehamilan.

• Fowler dkk (1992), 197 bayi dengan kongenital CMV viremia, 20% simptom, setelah 4,7 th sequele didapatkan 25%. 13% anak IQ < 70, tuli saraf 15%.

(25)

Manajemen

• Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya titer IgM CMV atau kenaikkan 4x IgG CMV  infeksi primer • Amniosentesis atau kordosentesis penting untuk

deteksi infeksi bayi,kultur dan memantau kondisi bayi • Tidak ada terapi yg efektif untuk infeksi CMV

(26)
(27)

Herpes Simplex Virus

• di India kejadian IgM pada kelompok pasien dengan riwayat obstetric buruk (lahir mati, kematian neonatal) ditemukan hanya 3,6%. Infeksi yang terjadi pada bayi relative jarang, berupa infeksi paru, mata, dan kulit.

• infeksi yang baru terjadi pada kehamilan akan mempunyai risiko, sehingga dianjurkan persalinan dengan seksio sesarea

(28)

Herpes Simplex Virus

• Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan

lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal (Pada lebih dari 50 kasus).

• Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV II IgG dan IgM sangat penting untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.

(29)

PEMERIKSAAN TORCH SAAT HAMIL

• Anti-Toxoplasma IgM dan Anti-Toxoplasma IgG (untuk mendeteksi infeksi Toxoplasma)

• Anti-Rubella IgM dan Anti-Rubella IgG (Untuk mendeteksi infeksi Rubella)

• Anti-CMV IgM dan Anti-CMV IgG (untuk mendeteksi infeksi Cytomegalovirus)

• Anti-HSV2 IgM dan Anti-HSV2 IgG (untuk mendeteksi infeksi virus Herpes)

Infeksi toksoplasma dan CMV dapat dapat bersifat laten tetapi yang berbahaya adalah infeksi primer (infeksi yang baru pertama terjadi di saat kehamilan, terutama pada trimester pertama)

(30)

Dampak Infeksi TORCH pada Janin

dan bayi

• kerusakan mata (radang mata) • kerusakan telinga (tuli)

• kerusakan jantung

• gangguan pertumbuhan • gangguan saraf pusat

• kerusakan otak (radang otak) • keterbelakangan mental

(31)

Tanda dan gejala infeksi TORCH

• keterbelakangan mental

• Masalah belajar, perilaku, atau emosional

• mikrosefali, atau kepala kecil dan ukuran otak

• penyakit kuning , atau warna kuning abnormal dari kulit dan mata

• anemia

• berat lahir rendah atau PJT

• kebutaan atau masalah penglihatan , seperti katarak , sebuah kekeruhan dari lensa mata

• keadaan tuli

• penyakit jantung bawaan , atau cacat jantung yang hadir saat lahir

(32)

Bahaya TORCH pada

kesuburan/kehamilan

• Menurut penelitian medis, TORCH dapat mempengaruhi kesuburan karena menimbulkan turunnya kesuburan dan rusaknya fertilitas pada wanita. Sel telur maupun inti sel dirusak oleh virus TORCH sehingga sel terlurnya mengecil dan tidak bisa dibuahi.

• bisa menyebabkan terbentuknya mioma,

penyumbatan atau perlengketan, sehingga sel telur tidak bisa dibuahi atau mengakibatkan sulit hamil.

(33)

Cara Penularan TORCH

• Makan daging setengah matang yang berasal dari hewan yang terinfeksi

• Makan makanan yang tercemar ookista dari feses (kotoran) kucing yang menderita TORCH. • Transfusi darah (trofozoid), transplantasi organ

atau cangkok jaringan (trfozoid, kista)

• Hubungan seksual antara pria dan wanita juga bisa menyebabkan menularnya TORCH

(34)

Cara Penularan TORCH

• Ibu hamil yang kebetulan terkena salah satu penyakit TORCH ketika mengandung

• Air Susu Ibu

• Keringat yang menempel pada baju atau pun yang masih menempel di kulit

• kebiasaan makan sayuran mentah dan buah - buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu,

mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup

(35)

Cara Menghindari TORCH

• Bila mengkonsumsi daging seperti daging ayam, sapi, kambing, kelinci, babi dan lainnya terlebih dahulu dimasak dengan matang hingga suhu mencapai 66 derajat Celcius, agar ookista -

ookista yang mungkin terbawa di dalam daging

tersebut bisa mati.

• Kucing peliharaan di rumah hendaknya diberi daging matang untuk mencegah infeksi yang masuk ke dalam tubuh kucing. Tempat makan, minum dan alas tidur harus selalu dicuci /

(36)

Cara Menghindari TORCH

• Hindari kontak dengan hewan - hewan mamalia liar, seperti rodensia liar (tikus,

bajing, musang dan lain - lain) serta reptilia

kecil seperti cicak, kadal, dan bengkarung yang kemungkinan dapat sebagai hewan perantara TORCH.

• Penanganan kotoran kucing sebaiknya dilakukan melalui sarung tangan yang disposable (dibuang setelah dipakai).

(37)

Cara Menghindari TORCH

• Bagi wanita yang sedang hamil, terutama yang dinyatakan secara serologis sudah negatif, jangan memelihara atau menangani kucing kecuali

dengan sarung tangan.

• Bila sedang memegang daging, bekerja di tempat atau perusahaan daging atau organ yang masih mentah, hindari untuk tidak menyentuh mata, mulut, dan hidung dan peralatan dapur setelah selesai sebaiknya dicuci dengan sabun.

(38)

Cara Menghindari TORCH

• Bagi yang senang berkebun atau bekerja di kebun, sebaiknya menggunakan sarung

tangan, mencuci sayuran atau buah sebelum dimakan.

• Darah penderita seropositif tidak boleh

ditransfusikan pada penderita yang menderita imunosupresif, demikian pula transplantasi

organ pada penderita seronegatif harus dari orang dengan seronegatif TORCH.

(39)

Cara Menghindari TORCH

• Pemberantasan terhadap lalat dan kecoa sebagai pembawa ookista perlu dilakukan.

• Penggunaan desinfektan komersial yang ada di toko - toko dapat berguna untuk membasmi ookista.

• Memeriksakan hewan peliharaan secara kontinyu ke dokter hewan atau poliklinik hewan agar supaya hewan kesayangan selalu dalam keadaan sehat.

(40)

Diagnosa Penyakit TORCH

• diagnosa laboratorik dengan memeriksa serum darah, untuk mengukur titer-titer antibodi IgM atau IgG-nya.

(41)

Pengobatan TORCH

• Pengobatan TORCH secara medis diyakini bisa dengan menggunakan obat-obatan seperti isoprinocin, repomicine, valtrex, spiromicine, spiradan, acyclovir, azithromisin, klindamisin, alancicovir, dan lainnya.

• Pengobatan TORCH secara medis pada wanita hamil dengan obat spiramisin (spiromicine), azithromisin dan klindamisin misalnya bertujuan untuk menurunkan dampak (resiko) infeksi yang timbul pada janin.

• IgM nya positif (IgG bisa positif atau negative), maka pasien baru perlu mendapatkan pengobatan.

(42)
(43)

Komplikasi

Efek jangka panjang dari infeksi. Infeksi TORCH dapat menyebabkan cacat lahir permanen. Mereka dapat meninggalkan anak dengan keterbelakangan mental atau gangguan belajar . Beberapa anak tampak normal saat lahir, hanya untuk memiliki perilaku, emosi, atau masalah belajar timbul di kemudian hari.

(44)

Kesimpulan

Penyakit ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan keguguran, cacat pada bayi, juga pada wanita belum hamil bisa akan sulit mendapatkan kehamilan

(45)

Saran

Untuk selalu waspada terhadap penyakit TORCH dengan cara mengetahui media dan cara penyebaran penyakit ini kita dapat menghindari kemungkinan tertular. Hidup bersih dan makan makanan yang dimasak dengan matang.

(46)

THANK

YOU …

Referensi

Dokumen terkait

Kemenkes 2014 tujuan kunjungan II yaitu menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering, menjaga kebersihan bayi, pemeriksaan tanda bahaya sepeti ikterik, kemungkinan infeksi