• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA BANJARTURI KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA BANJARTURI KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

40

DI DESA BANJARTURI KECAMATAN WARUREJA KABUPATEN TEGAL

A. Gambaran Umum Desa Banjarturi Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal

Pada bab ini penulis akan menguraikan lebih jelas dan meneliti secara mendalam mengenai lokasi penelitian. Mengingat lokasi yang diteliti secara khusus tidak dibahas dan dijelaskan karena hanya nama kelurahan di kecamatan Warureja. Maka dalam pembahasan ini, peneliti akan menjelaskan secara singkat meliputi letak desa Banjarturi, keadaan penduduk dan keadaan

single parent

1. Letak Desa Banjarturi

Kelurahan Banjarturi merupakan salah satu desa di kecamatan warureja. Kelurahan banjarturi terletak kurang lebih 3 kilometer dari jalan pantura. Wilayah keluarahan banjarturi terdiri dari, perumahan, persawahan, dan kebun.

Kelurahan banjarturi mempunyai luas wilayah 575.720 Ha, kelurahan banjarturi mempunyai dua dukuh, yaitu dukuh banjarturi dan dukuh banjarharjo

(2)

dan terbagi menjadi 9 RW dan 30 RT. Kelurahan desa banjarturi mempunyai jarak menuju pusat pemerintahan kecamatan sekitar 4km.1

Adapun batas kelurhan banjarturi sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Kedungkelor b. Sebelah Timur : Desa Banjaragung c. Sebelah Selatan : Desa Warureja

d. Sebelah Barat : Desa Rangimulya / Ds. Demangharjo2

2. Struktur Pemerintahan

Sebuah kelurahan pasti mempunyai pemerintahan yang mengatur jalannya dinamika dan perkembangan masyarakat di berbagai sektor kehidupan. Sedangkan sebuah lembaga pemerintahan dikatakan baik apabila didalamnya terdapat struktur keanggotaan yang bertanggung jawab sesuai dengan bidang garapannya. Lembaga pemerintahan yang sehat akan membawa masyarakatnya menuju ketertiban, kerukunan dan kesejahteraan. Lembaga pemerintahan tidak hanya ada pada sebuah negara saja, namun harus di tempatkan sampai sektor terkecil, dari mulai pemerintahan negara, pemerintahan provinsi, pemerintahan kota, pemerintahan kabupaten, pemerintahan kecamatan dan pemerintahan desa.

1

Observasi di desa Bnajarturi, tanggal 17 Desember 2014

2

(3)

Tabel 1

Struktur Pemerintahan dan Tata Kerja Kelurahan Banjarturi3

3. Jumlah Penduduk

Desa Banjarturi mempunyai penduduk sebanyak 5.010 jiwa dengan 1.664 KK. Jumlah tersebut secera detail sebagai berikut:

Tabel 2

Jumlah Penduduk Desa Banjarturi tahun 20134

NO JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

1. Menurut Jenis Kelamin Jumlah

o Laki-laki 2.539

o Perempuan 2.471

Jumlah 5.010

3

Papan Struktur Organisasi Kelurahan Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014

4

Data Kependudukan Desa Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014

BPD KEPALA DESA

DULHADI

LPMD

KASI PEMER.

SAHURI

KASI KESRA SEKDES

ALI ASIKIN, SH

Kasi Pembangunan

M. Abu Rifai

Kasi Trantib

Sutopo Kaur Umum

Suhro Wardi Kaur Keuangan Kastoro Kadus I Sunarto Kadus II Teguh W

(4)

Tabel 3

Jumlah Penduduk Desa Banjarturi Tahun 2013 Dalam Kelompok Umur5

Menurut Kelompok Umur Jumlah

o 00 – 05 Tahun 382 o 06 – 12 Tahun 604 o 13 – 16 Tahun 355 o 17 – 20 Tahun 342 o 21 – 30 Tahun 772 o 31 – 40 Tahun 804 o 41 – 50 Tahun 838 o 51 – 60 Tahun 461 o 61 – 65 Tahun 266 o > – 65 Tahun 186 Jumlah 5.010 4. Keadaan Ekonomi

Daerah desa banjarturi merupakan daerah yang mengandalkan hasil buminya, ini bisa dilihat dari daerahnya yang banyak terdapat persawahan, beberapa hasil bumi yang di hasilkan adalah bawang merah, padi, kacang-kacangan dan sebagainya. Namun ini hanya sebagian warga saja yang menggarap sawahnya sendiri atau menggarap sawah milik orang lain, karena kebanyakan warganya pergi merantau ke luar daerah untuk bekerja di pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jabodetabek. Ada juga yang membuka wirausaha di daerah-daerah tersebut, terutama membuka warung makan tegal (warteg).6

5

Data Kependudukan Desa Banjarturi tahun 2013, diambil tanggal 17 September 2014

6

(5)

Berikut peneliti sajikan data tentang mata pencaharian penduduk Desa Banjarturi Kecamatan Warureja:

Tabel 4

Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Banjarturi7

Menurut Mata Pencahariah Jumlah

o Petani 207 o Buruh Tani 683 o Nelayan 0 o Pengusaha 5 o Buruh Industri 288 o Buruh Bangunan 214 o Pedagang 201 o Pengrajin 3 o PNS / TNI / POLRI 29 o Pensiunan 8 o Lain-lain 3372 Jumlah 5.010 5. Keadaan Pendidikan

Tingkat Pendidikan di desa Banjarturi masih kurang tinggi, walaupun demikian dengan meningkatnya informasi faktor-faktor lainnya masyarakat mulai sadar dan tahu akan pentingnya pendidikan bagi

7

(6)

keluarga atau anak-anak mereka tapi karena terbentuk dengan masalah ekonomi maka hanya sebagian kecil dari mereka anaknya yang hanya mampu menyeleseikan pendidikan sampai sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolah menengah atas (SMA) saja.8

Berikut peneliti sajikan data tentang daftar tingkat pendidikan penduduk Desa Banjarturi Kecamatan Warureja :

Tabel 5

Data Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Banjarturi9

Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah

o Belum Sekolah 439

o Tidak Tamat SD 383

o SD 771

o SLTP 485

o SLTA 429

o Perguruan Tinggi / Akademi 93

o Lain-lain 2410

Jumlah 5.010

No Keterangan JUMLAH

1 Jumlah Kepala Keluarga 115

2 Janda 103

3 Duda 12

8

Observasi di desa Bnajarturi, tanggal 17 Desember 2014

9

(7)

Dalam bab tiga akan membahas tentang hasil penelitian dari data yang diperoleh. Penelitian ini dilaksanakan di desa banjarturi Kecamatan Warureja. Terdapat... desa, pembahasaan pada hasil penelitian ini diawali dengan profil para subjek penelitian.

B. Problematika Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Single Parent di Desa Banjarturi Kecamatan Warureja

1. Kondisi Keluarga Single Parent Desa Banjarturi

a. Kondisi mental single parent menjadi lemah diakibatkan merasakan kehilangan pasangannya.

Tidak ada sebuah keluarga yang menginginkan anggota keluarganya terutama salah satu orang tua itu menghilang dari bagian keluarga. Keadaan orang tua tunggal tidak dapat dihindarkan oleh siapa pun, karena itu salah satu cobaan dari Allah swt. Orang tua tunggal menjadi hambatan tersendiri bagi orang tua, karena melakukan pekerjaan dengan dua kebribadian tidaklah mudah seperti membalikan telapak tangan. Berbagai macam kondisi baik itu mental dan fisik pasti akan dialami bagi yang di tinggalkan. HL selaku single parent menyatakan: " Kalau kondisi mental ya sempat ngedrop, ketika 1 sampai 2 bulan, tapi lama-lama ya biasa saja."10

10

(8)

b. Kondisi single parent biasa-biasa saja. artinya tidak mengalami gejolak batin yang berarti walaupun menjadi single parent.

Lain halnya, pendapat (DN), selaku single paren jugamenuturkan bahwa: "Kalau di bilang biasa-biasa saja. Ya biasa-biasa saja."11

Sedangkan (KL) juga menyatakan mengenai kondisi keluarga

single parent bahwa tidak terlalu berpengaruh dengan kehidupan keluarganya : " Kondisine awake kulo piyambek ya alhamdulillah diparingi lancar usahane, keluarga ya paringi selamet kabeh, mboten wonten masalah"12

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa ada juga kondisi single parent yang biasa-biasa saja artinya tidak mengalami gejolak batin yang berarti walaupun menjadi single parent.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh, (NR) yang menyatakan: Karena saya selama menikah dengan mantan suami saya, saya selalu menerima tekanan atau tindak kekerasan, jadi lebih baik memisahkan diri, apalagi waktu itu saya tidak biasa menjalani keadaan yang normal karena kecelakaan, saya ya tidak biasa melakukan kegiatan seperti dahulu lagi. Ya sempat menjadi pikiran jg, tapi ya kondisi keluarga sekarang ya biasa-biasa saja, karena semuanya ya demi anak.13

11

DN, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

12

KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 4 Oktober 2014

13

(9)

Lebih lanjut (PR) juga menyatakan : " Mumet lah orang sendirian. Tapi ya sudah jadi biasa-biasa saja sekarang."14

c. Anak merasa kehilangan orang tua sehingga merasa kurang dengan perhatian satu orang tua saja, namun denagn berjalannya waktu semua menjadi biasa-biasa saja.

Dari beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa kondisi keluarga yang menjadi single parent terjadi pergolakan dalam diri masing-masing keluarga baik itu anak maupun orang tua yang di tinggalkan pasangannya. Orang tua baik itu bapak atau ibu pasti merasakan kehilangan. Namun karena ada anak menjadikan bapak atau ibu menjadi kuat untuk menjalankan kehidupannya. Karena dengan menbahagiakan anak orang tua akan menjadi lebih bahagia. Bagi anak pun kehilangan salah satu orang tua menjadikan beban tersendiri bagi mereka. Karena bagaimanapun antara bapak dan ibu mempunyai kharakteristik yang berbeda dalam mendidik anaknya.

Hal senada juga dikatakan anak HL yaitu BY menyatakan: "Ya, sebenarnya sih karena sejak kecil ya jadinya gakpapa lah di ikhlasin saja. Apalagi ibu baik dengan saya jadi ya sudah seperti bapak juga kayak meranain peran ayah. Ya baiklah gak papa."15

14

PR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

15

BY, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

(10)

Begitu juga dengan pernyataan (AG) selaku dari anak ibu (DN) yang menyiratkan pernyataan bahwa setelah salah satu orangtuanya tidak ada, tidak menjadikan beban yang berlarut-larut: " Baik-baik saja."16 Namun sedikit berbeda dengan pernyataan anak (KL) yaitu (AM) yang menyatakan bahwa ia merasa kurang mendapat perhatian pasca ditinggalkan ibunya : " Ya ada pengaruhnya lah. kurangnya perhatian dari seorang ibu. kurang perhatian."17 Di dukung oleh anak dari ibu (PR) yaitu (DT) bahwa: " Ya baik-baik aja sih, tapi tidak ada sosok ayah yang melengkapi keluarga."18

Sesuai dengan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat dipahami bahwa setelah ketidakhadiran pasangan hidup dan ketidakhadiran salah satu orang tua merupakan suatu pukulan yang menyakitkan, apalagi orang-orang yang meninggalkan baik itu karena perceraian maupun meninggal dunia merupakan bagian terpenting dalam keluarga yang tidak mampu dipisahkan begitu saja. Baik orang tua maupun anak rasa kehilangan itu sangat terasa, namun dengan berjalannya waktu semuanya mulai bisa menerima dan keadaan dan kondisi keluarga menjadi normal kembali. Hal

16

AG, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

17

AM, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

18

DT, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

(11)

ini juga di sampaikan oleh (SM) yang menyatakan bahwa: "Dari awal merasa sangat sedih, tapi sekarang mulai biasa saja."19

2. Problematika Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Single Parent

di Desa Banjarturi

a. Kesulitan membagi waktu antara bekerja dengan mendidik anak dalam hal pendidikan agama Islam.

Masalah-masalah yang hadir dalam mengajarkan pendidikan agama Islam sangatlah beragam, namun di sini peneliti mulai melihat bahwa kesulitan membagi waktu dan bekerja serta kepatuhan anak dalam menaati perintah orang tua ketika diajari ilmu agama Islam merupakan poin-poin yang sangat penting, hal tersebut di karenakan orang tua tunggal akan benar-benar menjadi sendirian dalam urusan mendidik dan mencari nafkah dalam menghidupi keberlangsungan keluarganya ke depan, bagaimanapun mereka harus bekerja untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan karakteristik anak yang sangatlah beragam. Sehubungan dengan masalah Pendidikan Agama Islam dalam keluarga single parent HL berpendapat bahwa: " Ya kesulitannya, cuman membagi waktunya yang sulit jadi yang menjadi masalah adalah dalam hal membagi waktu untuk mendidik anak saya"20

19

SM, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

20

(12)

Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh, NR yang menyatakan bahwa: "Ya waktu ya biasanya yang menjadi masalah, karena susah dan bingung membagi waktu antara kerja dan mendidik anak".21 Sesuai pernyataan-pernyataan tersebut, masalah membagi waktu sangatlah krusial, anak menjadi jarang terkontrol karena kesibukan orang tua ketika mencari nafkah. Pendidikan agama Islam anak pun menjadi terabaikan, yang menjadikan orang tua hanya menyekolahkan anak-anaknya ke sebuah madrasah, padahal campur tangan orang tua juga sangatlah penting bagi pertumbuhan anak, karena bagaimanapun keluarga merupakan awal pertama anak menerima pendidikan. Hal senada juga diungkapkan oleh (KL), selaku single parent: "Ya masalah kerja, tidak bisa di tentukan setiap hari ya.dadi mendidik anak sewaktu kita gak kerja kesempatan, saya memberi tahu, memberi peringatan. Mendidik anak suruh itu dan ini, ya istilahnya memberi wawasan dengan semampunya."22

Hal yang sama dijelaskan oleh (PR) juga menyatakan bahwa: " Yang paling utama ya bisa membagi waktu antara bekerja dan mendidik anak, jadi seimbang. Mengajarkan pendidikan agama Islam biasanya seringnya itu sehabis maghrib.23

21

NR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 3 Oktober 2014

22

KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

23

(13)

b. Kesulitan ekonomi karena ditinggal salah satu orang tua sehingga membebani orang tua yang ditinggalkan

Setelah ditinggal salah satu pasangan, faktor ekonomi menjadi penghambat bagi orang tua mendidik anaknya dalam urusan ilmu agama Islam. Sehingga orang tua lebih mementingkan mencari nafkah ketimbang mendidik anak-anaknya yang terutama dalam mendidik pendidikan agama Islam.

Seperti pendapat (KL) menyatakan bahwa kesusahan ekonomilah yang menjaga kendala, sehingga beliau harus mencari nafkah terus menerus sehingga waktu untuk mendidik anak tentang masalah agama terkadang terpinggirkan: "Kendalane ya terutama capek, terus kecapean karena kerja, terus keduanya karena fulus, karena gak punya fulus akhirnya pikiranya lemah."24

Dari tersebut memang banyak keluarga yang menjadi single parent

pemenuhan pendidikan anak terutama dalam masalah pendidikan agama Islam berkurang, berkurangnya dikarenakan orang tua lebih memprioritaskan terhadap pekerjaan. Terutama dalam hal pemenuhan waktu dari orang tua terhadap anak. Sehingga kebanyakan orang tua sedikit mempunyai waktu luang untuk mengajari anak-anak mereka tentang ilmu agama di waktu malam hari, itu pun ditambah dengan keadaan orang tua yang sudah cukup lelah dengan kondisi fisiknya setelah bekerja. Seperti pernyataan (DN) tentang pembagian waktu

24

KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

(14)

dalam mendidik anak-anaknya: "Iya supaya seimbang, antara kerja dan mendidik ya seimbang. kalau kerja ya kan esuk-esuk, mendidik ya kalau sedang bareng-bareng di rumah."25

c. Kesurakan anak dalam mematuhi kedua orang tuanya

Selanjutnya (DN) pun menambahkan lagi masalah yang beliau hadapi dalam mendidik anak-anaknya tentang masalah pendidikan agama Islam. Beliau sebagai single parent sering mendapati kurangnya kepatuhan sang anak yang menjadikannya kesulitan dalam mendidik anak-anaknya: "Ya seperti kalau nakal dan tidak nurut. Karena mengerti kemampuan anak. Intinya ya kita ikhlas sebagai orang tua."26

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa dapat di simpulkan masalah-masalah yang di hadapi keluarga single parent masih cukup klasik semisal kurangnya waktu orang tua bersama anak-anaknya dikarenakan sang orang tua hanya mencari uang demi kehidupannya, orang tua tidak melihat dampak psikis yang dapat ditimbulkan sehingga jalanin antara anak dan orang tua kurang harmonis, sehingga menjadikan kendala lagi yaitu kurangnya kepatuhan anak terhadap orang tua.

25

DN, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

26

(15)

3. Cara Mengatasi Problematika Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Single Parent di Desa Banjarturi

a. Memberikan pengertian kepada anak-anak, tentang keadaan yang sedang terjadi di dalam keluarganya dan kesabaran dalam menghadapi tingkah laku anak-anak

Setiap orang tua pasti mempunyai cara khusus dalam menghadapi masalah-masalah dalam mendidik anaknya masing-masing. Karena setiap orang punya kharakteristik yang berbeda-beda jadinya cara mengatasinya pun berbeda-beda, namun pada intinya yaitu sama satu dengan yang lain. Tujuannya sama yaitu supaya anak lebih patuh dengan orang tua, mampu beribadah dengan baik, karena bagaimanapun pendidikan agama Islam merupakan salah satu bekal nanti di akhirat kelak. Seperti yang di ungkapkan HL yang menyatakan bahwa : " Terkadang di kasih pengertian, ibu itu capek cari duit nanti ngerti, akhirnya anaknya tahu, malahan ya uda ibu duduk nanti gantian aja gantian".27

HL yang juga menambahkan:" Ya sudah patuh sekarang, karena sudah mengerti, dulu waktu masih kecil iya, kalau sekarang sudah mengerti".28 Hal senada juga disampaikan BY, sebagai berikut:

27

HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

28

(16)

"Pastinya sungguh-sungguh karena katanya untuk di akhirat kelak, apalagi bapak sudah enggak ada buat biasa doa buat bapak."29

Lebih lanjut (PR) menambahkan tentang pentingnya kesabaran dalam mendidik anak, apalagi orang tua tunggal sepertia dirinya: "Ya wau, kulo ajari piyambek di rumah. Sing penting tah ya sabar, namine geh lare."30 Kemudian di tambhkan lagi oleh (KL) bahwa sebagai orang tua memang harus memiliki kesabaran yang luar biasa dalam mendidik anak: "Ya terutama sabar, nerima, syukur kepada yang kuasa."31

b. Menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan agama Islam

Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas menjelaskan bahwa cara yang digunakan oleh keluarga single parent dalam menghadapi masalah-masalah yang timbul adalah dengan kesabaran. Karena mereka menyadari bahwa memberikan pendidikan agama Islam kepada anak dengan pasangan yang utuh saja terkadang tidak bisa maksimal apalagi dengan seorang single parent . Namun tidak hanya kesabaran, dengan waktu bekerja lebih banyak orang tua yang berstatus single parent

memilih menyekolahkan anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan yang berbasis agama semisal Madrasah maupun pesantren, seperti yang

29

BY, Anak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

30

PR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 5 Oktober 2014

31

KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

(17)

di ungkapkan oleh (HL) bahwa: "Cuman dulu di banjarsari yah madrasah, cuman di banjarsari disini belum ada."32

Kemudian (KL) juga memberikan hal yang sama tentang pemberian pendidikan agama Islam lewat lembaga ataupun melalui perorangan:"...diberi pendidikan agama melalui ustad di madrasah."33 Hal senada juga di utaran (NR) yang menyatakan: "Ya waktu dulu itu ke pesantren dekat kampung. "34 Selanjutnya (PR) juga mengutarakan hal yang senada: " Iya di madrasah sekitar kampung."35 c. Mampu adil untuk tetap memberikan waktu mendidik anak dalam hal

pendidikan Agama Islam.

Meskipun disadari waktu dalam memberikan pendidikan agama Islam dalam sebuah keluarga single parent sangatlah sulit karena dikaitkan dengan masalah ekonomi yang membebani orang tua tunggal, sehingga cenderung mengabaikan pendidikan agama Islam. Namun orang tua tetap meluangakn waktu untuk memberikan pelajaran pendidikan agama Islam. seperti pendapat (KL): "Ya masalah kerja, tidak bisa di tentukan setiap hari ya.dadi mendidik anak sewaktu kita gak kerja kesempatan, saya memberi tahu, memberi peringatan. Mendidik anak suruh itu dan ini, ya istilahnya memberi wawasan dengan semampunya", didukung pendapat (HL) sebagai berikut:

32

HL, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

33

KL, Bapak single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 2 Oktober 2014

34

NR, Ibu single parent Desa Banjarturi, Wawancara Pribadi. Banjarturi. 3 Oktober 2014

35

(18)

"Kalau tutup warung, berarti dari jam 10-jam 11, tiap malam itu warahan ngaji sampai sekarang. Setiap tutup warung itu ya sekitar jm 10-11 malam. Tadinya diajar guru ngaji, tapi tidak selesai jadinya di ulangi lagi sempatnya malem ya malem tutup warung, sampai 3 kali guru. Karena gak sempat nyuruh guru untuk bulanan sampai tiga kali guru tidak sampai selesai sempatnya malem habis tutup warung"

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan keagamaan pada anak yang diterapkan oleh orang tua single parent di Desa Dukuh Wringin Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal terdapat problematika, yaitu

Ada lima jenis dikotomi yang telah terbentuk dalam pemikiran dan sikap umat sehingga menimbulkan stagnasi dalam hidup, yaitu: (1) dikotomi vertical; antara si

Peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan langkah yang sesuai dengan penilaian dari para ahli media dan ahli materi dalam mengukur tingkat kelayakan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tukar menukar kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan tanah negara bebas (GG) Pemerintah Kabupaten Pekalongan

Di samping juga buku–buku lain yang membahas tentang pemikiran Muhammad Husein Heikal seperti buku Islam dan Tata Negara karya Munawir Sjadzali sebagai sumber data

ketidakserasian yang disebabkan oleh tidak sejalannya pikiran antara kedua pihak yang terlibat dalam hubungan interpersonal. „ Strategi Penyelesaian

Titi Purwandari dan Yuyun Hidayat – Universitas Padjadjaran …ST 57-62 PENDEKATAN TRUNCATED REGRESSION PADA TINGKAT. PENGANGGURAN TERBUKA PEREMPUAN Defi Yusti Faidah, Resa

Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pertumbuhan Ekonomi Kota Batu sebagai Daerah Otonom Baru” agar dapat diketahui peran yang dilakukan