• Tidak ada hasil yang ditemukan

Outline Dokumen RUED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Outline Dokumen RUED"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN

RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI JAMBI 2016-2026

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang dan Arti Penting RUED

Secara konsep, perencanaan adalah proses yang kontinyu, terdiri dari keputusan atau

pilihan dari berbagai cara untuk menggunakan sumber daya yang ada, dengan sasaran

untuk mencapai tujuan tertentu di masa mendatang. Dengan merencanakan

berarti memilih berbagai alternatif tujuan agar tercapai kondisi yang lebih baik atau

memilih cara/kegiatan untuk mencapai tujuan/sasaran dari kegiatan tersebut.

Sebagai suatu perencanaan, RUED harus bersifat sebagai berikut :

a.

Sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya: SDA, SDM, Modal

akibat keberadaannya yang terbatas. Sebagai konsekuensi, pengumpulan dan

analisis data dan informasi mengenai ketersediaan sumber daya yang ada

menjadi sangat penting.

b.

Sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran. Sebagai konsekuensi

proses perencanaan akan membutuhkan dokumen perencanaan,

organisasi, anggaran dan sebagainya.

c.

Berhubungan dengan masa depan. Sebagai konsekuensi perencanaan

akan membutuhkan perkiraan, penjadwalan, monitoring dan evaluasi.

Dalam kaitannya dengan RUED, UU No.30 tahun 2007 menyatakan bahwa Rencana

Umum Energi adalah rencana pengelolaan energi di suatu wilayah, antar wilayah, atau

nasional (pasal 1 angka 27). Dari uraian tersebut, RUEN dan RUED sangat

mempertimbangkan perencanaan spasial. Kedudukan RUEN dan RUED merupakan

gabungan dari rencana spasial (RTRWN/D) dengan rencana aspasial (RPJPN/D –

RPJMN/D) seperti pada gambar berikut ini.

(2)

1

Keterkaitan RUEN dan RUED dengan Perencanaan Lainnya

Rencana umum energi dilakukan di pusat dan di daerah sesuai dengan kewenangannya

masing-masing sesuai dengan semangat otonomi daerah. RUEN dan RUED idealnya

harus dapat menjadi pedoman bagi perencanaan subsektor energi seperti Rencana

Umum Kelistrikan Nasional dan Rencana Pengelolaan Migas Nasional. RUEN dan RUED

seyogyanya harus dapat menggambarkan Arus Energi, Energy Balance,

Hubungan KEN dengan RUEN dan RUED

Rencana umum energi yang akan disusun terdiri dari Rencana Umum Energi

Nasional (RUEN) dan Rencana Umum Energi Daerah (RUED). RUEN disusun

pemerintah berdasarkan KEN yang sudah ditetapkan dengan mengikutsertakan

pemerintah daerah serta memperhatikan pendapat dan masukan dari masyarakat.

Penetapan RUEN ini akan dilakukan DEN (Pasal 12) melalui Peraturan Presiden

(pasal 17 ayat 3). Dengan mengacu pada RUEN yang telah ditetapkan melalui

Peraturan Presiden, pemerintah daerah menyusun Rencana Umum Energi Daerah

(RUED). Intinya, RUEN dan RUED merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan

dari KEN yang meliputi :

a.

Pentahapan untuk mencapai sasaran KEN

b.

Pengalokasian kegiatan pelaksanaan per provinsi/kota/kabupaten

Dari pedoman RUEN tahun 2015, kurun waktu dari RUEN dan RUED ini akan

mengikuti kurun waktu horizon KEN dengan siklus 5 tahunan (Gambar 10).

Siklus Penyusunan KEN, RUEN, dan RUED

RENCANA A SPASIAL

RENCANA SPASIAL

RPJPN/D RPJMN/D

RTRWN/D

RUEN - RUED

Masterplan Tansportasi

Masterplan Industri

RPP Lingkungan Hidup

Perencanaan lainnya:

RAN GRK, dsb

(3)

B.

Rencana Umum Energi Daerah (RUED) adalah kebijakan Pemerintah Daerah

mengenai rencana pengelolaan energi daerah yang bersifat lintas sektor.

Potensi sumber energi Jambi terdiri dari minyak bumi 35 juta meter kubic, gas bumi 1,3

TCF, batubara sekitar 400 juta ton. Potensi minyak bumi, gas bumi dan batubara tersebar

di Propinsi Jambi. Sedangkan potensi panas bumi yang diperkirakan 358 MW dan tenaga

air 370 MW terdapat di Kabupaten Kerinci. Dan juga potensi panas bumi sebesar 358 MWe

Energy memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia.

Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energy. Berbagai

alat pendukung, seperti motor penggerak, alat penerangan, peralatan rumah tangga, dan

mesin-mesin industry dapat difungsikan jika ada energy. Namun, seperti yang telah

diketahui terdapat dua kelompok besar energy yang didasarkan pada pembaharuan. Dua

kelompok tersebut adalah energy yang terbarukan dan energy yang terbatas di alam.

Energy terbarukan ini meliputi energy matahari, Energi biomasa (biomass energy),

Hydropower (sumber daya air), energy dari laut (ocean energy), energy gheotermal, energy

angin, Hidrogen, Biodesel, Biotanol, dan glasifigasi batu bara (gasified coal).

Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) sangat mendesak untuk dilakukan

karena merupakan dasar bagi kebijakan yang hendak diambil oleh Pemerintah Daerah.

Sebagaimana Pasal 18, ayat (1) dan (2), Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang

Energi, bahwa Pemerintah Daerah menyusun Rencana Umum Energi Daerah dengan

mengacu kepada Rencana Umum Energi Nasional, dan ditetapkan dengan Peraturan

Daerah.

RUED akan berfungsi sebagai acuan dan pedoman dalam pengelolaan energi di tingkat

daerah yang bersifat lintas sektor, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi di

daerah secara berkelanjutan, berkeadilan dan optimal dalam rangka mencapai ketahanan

energi daerah dan sesuai dengan tujuan pengelolaan energi secara nasional.

C.

Landasan Hukum

a)

Undang-Undang Terkait Kebijakan Energi Nasional

Undang Undang Energi no. 30 tahun 2007 adalah

untuk menuju kemandirian dan

ketahanan energi nasional yang berdaulat.

KEN yang telah disusun didasarkan atas

asas kemanfaatan, rasionalitas, efisiensi berkeadilan, peningkatan nilai tambah,

keberlanjutan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian fungsi lingkungan hidup,

ketahanan nasional, dan keterpaduan dengan mengutamakan kemampuan nasional

Tujuan pengelolaan energi sendiri seperti dicantumkan pada Bab II pasal 3 UU Nomor

30 Tahun 2007, diantaranya :

i.

tercapainya kemandirian pengelolaan energi nasional,

ii.

terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam

negeri maupun di luar negeri, ...

iii.

terjaminnya pengelolaan pengelolaan sumber daya energi secara optimal,

terpadu, dan berkelenjutan,

iv.

tercapainya akses masyarakat yang tidak mampu,

v.

tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi dalam

negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia,

vi.

terciptanya lapangan kerja dan

vii.

terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup

b)

Arah kebijakan Energi Nasional: Berdasarkan PP-KEN

PP No. 79 Tahun 2014

Tujuan: Kebijakan Energi Nasional disusun sebagai pedoman untuk memberi arah

Pengelolaan Energi Nasional Guna mewujudkan Kemandirian Energi dan Ketahanan

Energi Nasional untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Kemandirian dan

ketahanan Energi dapat dicapai dengan mewujudkan:

1.

Sumber daya energi tidak dijadikan sebagai komoditas ekspor semata tetapi

sebagai modal pembangunan nasional,

2.

Kemandirian Pengelolaan Energi,

3.

Ketersediaan Energi dan terpenuhinya kebutuhan Suber Energi Dalam Negeri,

4.

Pengelolaan Sumber Daya Energi secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan,

5.

Pemanfaatan energi secara efisien di semua sektor,

(4)

3

6.

Akses Masyarakat terhadap Energi Secara Adil dan Merata,

7.

Pengembangan Kemampuan Teknologi, Industri Energi dan Jasa Energi Dalam

Negeri Agar Mandiri dan Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Manusia,

8.

Terciptanya lapangan Kerja,

9.

Terjaganya Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup

Kebijakan Pendukung :

1.

Konservasi Energi, Diversifikasi Sumber Daya Energi dan Diversifikasi Energi

2.

Lingkungan Hidup dan Keselamatan

3.

Harga, Subsidi, dan Insentif Energi

4.

Infrastruktur, Akses untuk Masyarakat, dan Industri Energi

5.

Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Teknologi Energi

6.

Kelembagaan dan Pendanaan

c)

Pedoman Penyusunan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Pedoman Penyusunan RUEN/RUED

“RUEN, RUED-P, dan RUED-Kab/Kota disusun dengan memperhatikan prinsip

efisiensi, transparansi, dan partisipasi” (Pasal 4)

“Penyusunan rancangan RUED-P dilaksanakan sesuai dengan sistematika

sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Presiden ini.”(Pasal 16 Ayat 4)

d)

Prinsip Penyusunan Sistematika Penyusunan

“Unit kerja yang menyelenggarakan fungsi di bidang penyusunan RUEN pada

Kementerian melakukan sinkronisasi dan integrasi penyusunan rancangan RUEN dan

rancangan RUED-P.”(Pasal 21 Ayat 1)

e)

Pembinaan Dalam Penyusunan Rued-P

“Memberikan pedoman dalam penyusunan RUEN bagi Pemerintah, RUED-P bagi

pemerintah provinsi, dan RUED-Kab/Kota bagi pemerintah kabupaten/kota”dan

“Mewujudkan konsistensi materi dan keseragaman sistematika dalam penyusunan

RUEN bagi Pemerintah, RUED-P bagi pemerintah provinsi, dan RUED- Kab/Kota bagi

pemerintah kabupaten/kota”( Pasal 3 butir a danb)

D.

Kondisi Umum

Asumsi Dasar RUEN/RUED

Catatan:

1)

Angka PDB*: Atas dasar harga konstan tahun 2000;

2)

Pertumbuhan ekonomi tahun 2015, berdasarkan realisasi tahun 2015;

3)

Pertumbuhan ekonomi tahun 2016, berdasarkan asumsi dalam UU No. 14/2015

Tentang APBN tahun 2016;

4)

Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 s.d. 2019, berdasarkan asumsi dalam Perpres

No. 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019;

(5)

E.

Pola Pikir dan Karakteristik Penyusunan RUED

Alur proses penyusunan dan penetapan KEN dan RUEN meliputi dua ranah berbeda yaitu

ranah legislatif dan ranah eksekutif. Kedua ranah tersebut saling berhubungan dalam

melakukan persiapan dan penetapan KEN maupun RUEN. Berikut adalah skema alur proses

penyusunan dan penetapan KEN dan RUEN yang sedang berlangsung.

Alur Proses Penyusunan dan Penetapan KEN dan RUEN

RUED akan berfungsi sebagai acuan dan pedoman dalam pengelolaan energi di tingkat

daerah yang bersifat lintas sektor, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan energi di

daerah secara berkelanjutan, berkeadilan dan optimal dalam rangka mencapai ketahanan

energi daerah dan sesuai dengan tuj uan pengelolaan energi secara nasional.

RUED dapat disusun apabila RUEN sudah ada. Demikian halnya juga KEN harus sudah ada

untuk menjadi pedoman dalam penyusunan RUEN. RUEN dan RUED disusun berdasarkan

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan sasaran:

a.

Tercapainya keamanan pasokan energi domestik dengan cara pengalokasian

energi untuk kebutuhan domestik (bahan baku dan bahan bakar) dan ekspor

serta pengalokasian energi perwilayah dengan tetap mengutamakan

keberpihakan kepada masyarakat tidak mampu;

b.

Tercapainya pemenuhan kebutuhan energi domestik (energi tersedia dalam

jumlah yang cukup);

c.

Tercapainya nilai tambah ekonomi yang maksimal;

d.

Tercapainya pengelolaan, penyediaan dan pemanfaatan sumberdaya dan

sumber energi secara optimal, terpadu, efisien dan berkelanjutan;

e.

Tercapainya pembangunan infrastruktur energi;

f.

Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup

g.

Tercapainya kemandirian pengelolaan energi.

(6)

5

Proyeksi Nasional pada Sektor Energi yang tertuang dalam Dokumen RUEN

2015-2050 (Sumber : Dokumen RUEN - Dewan Energi Nasional)

Kegiatan Utama Dalam RUEN yang di Jadikan Acuan RUED di Bidang Minyak dan

gas bumi

A.

Kemandirian dan ketahanan energi

B.

Reserve Replacement Ratio 2025: 100%

1.

Membangun 4 kilang baru dan revitalisasi kilang s.d. 2025

2.

Menghentikan impor BBM paling lambat tahun 2025

3.

Mengendalikan impor LPG di bawah 50% mulai tahun 2025

4.

Menyediakan jaringan gas kota untuk 4,7 juta rumah tangga tahun 2025

5.

Menetapkan Cadangan Penyangga Energi

Kegiatan Utama Dalam RUEN yang di Jadikan Acuan RUED di Bidang Penyediaan

Batubara

A.

Peningkatan pemanfaatan batubara domestik

B.

Mengendalikan produksi

1.

Mengendalikan produksi batubara maksimal 400 juta ton mulai 2019

2.

Mengurangi ekspor batubara bertahap & menghentikan ekspor paling lambat

2046

3.

Membangun industri gasifikasi dan likuifikasi batubara

4.

Mewajibkan pemanfaatan teknologi energi batubara yang ramah lingkungan

Kegiatan Utama Dalam RUEN yang di Jadikan Acuan RUED di Bidang

Ketenagalistrikan

A.

Rasio elektrifikasi 100% pada Tahun 2020

B.

kapasitas pembangkit listrik 135 mw

1.

Program 35 ribu MW

2.

Program Indonesia Terang

3.

Kemudahan penyediaan lahan

4.

Pinjam pakai kawasan hutan

5.

Kemudahan perizinan

(7)

Kegiatan Utama Dalam RUEN yang di Jadikan Acuan RUED di Bidang

Konservasienergi

A.

Penurunan emisi 29% #2030 (COP21)

B.

Penurunan intensitas energi 1%/tahun

C.

Elastisitas < 1 #2025

D.

Energi hijau

1.

Sosialisasi hemat energi (potong 10%)

2.

Program audit dan manajemen energi

3.

Restrukturisasi permesinan industri dan insentif fiskal dan nonfiskal bagi industri

yang melaksanakan efisiensi energi

4.

Reklamasi lahan pasca tambang

Kegiatan Utama Dalam RUEN yang di Jadikan Acuan RUED di Bidang Energi Baru

Terbarukan

A.

Target 23% dari Bauran Energi Nasional Pada Tahun 2025

B.

45 GW Dari total pembangkit 135 GW

1.

Menerapkan kebijakan harga EBT yang menarik (Feed in Tariff)

2.

Membentuk badan usaha khusus EBT

3.

Penyertaan Modal Negara kepada BUMN untuk pengembangan panas bumi

4.

Meningkatkan TKDN untuk teknologi, peralatan dan jasa produksi EBT sampai

50% pada tahun 2025

5.

Menyiapkan benih tanaman sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN)

6.

Menyediakan lahan 4 juta hektar untuk 16,4 juta KL biofuel

F.

Definisi dan Istilah

1)

Definisi dan Istilah

a.

Rencana Umum Energi Nasional, yang selanjutnya disingkat RUEN, adalah

kebijakan Pemerintah mengenai rencana pengelolaan energl tingkat nasional

yang merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan Kebijakan Energi

Nasional yang bersifat lintas sektor untuk mencapai sasaran Kebijakan Energi

Nasional.

b.

Rencana Umum Energi Daerah Provinsi, yang selanjutnya disingkat RUED-P,

adalah kebijakan pemerintah provinsi mengenai rencana pengelolaan energi

tingkat Provinsi yang merupakan penjabaran dan rencana pelaksanaan RUEN

yang bersifat lintas sektor untuk mencapai sasaran RUEN.

c.

Rencana Umum Energi Daerah Kabupaten/Kota, yang selanjutnya disingkat

RUED-Kab / Kota, adalah kebijakan pemerintah kabupaten / kota mengenal

rencana pengelolaan energl tingkat kabupaten / kota yang merupakan

penjabaran dan rencana pelaksanaan RUED-P yang bersifat lintas sektor untuk

mencapai sasaran RUED-P.

d.

Kebijakan Energi Nasional, yang selanjutnya disingkat KEN adalah kebijakan

pengelolaan energl yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan

berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian dan ketahanan energi

nasional.

2)

Satuan dan Konversi

(8)

7

Curie

Environmental

Curie

1 Accidents = 1 Curie

Deaths

Environmental

Deaths

1 Accidents = 1 Deaths

Injuries

Environmental

Injuries

1 Accidents = 1 Injurie

Person-REM

Environmental

Pers-REM

1 Accidents = 1 Pers-RE

Work Days Lost

Environmental

WDL

1 Accidents = 1 WDL

Unspecified Unit

Unspecifed Unit

Unspec

1 Unspec = 1 Unspec

Saturation

Percent Saturation

Saturation

1 Building = 1 Saturati

No data

No data

No data

1 Building = 1 No data

Fuel Share

Fuel ShareFuel share

1 Fuel share = 1 Fuel s

Efficiency

Efficiency Efficiency

1 Efficiency = 1 Effici

Share

Share

Share

1 Building = 1 Share

L/100 km Diesel eq.

Fuel Economy

L/100 km D

2.068.550.183 MPG GUS = 1 L/100 km

L/100 km Ethanol eq.

Fuel Economy

L/100 km E

3.681.480.105 MPG GUS = 1 L/100 km

L/100 km Gasoline eq.

Fuel Economy

L/100 km G

2.352.145.968 MPG GUS = 1 L/100 km

L/km Diesel eq.

Fuel Economy

L/km D

2.068.550.183 MPG GUS = 1 L/km D

L/km Ethanol eq.

Fuel Economy

L/km E

3.681.480.105 MPG GUS = 1 L/km E

L/km Gasoline eq.

Fuel Economy

L/km G

2.352.145.968 MPG GUS = 1 L/km G

MJ/100 km

Fuel Economy

MJ/100 km

7.797.834.312 MPG GUS = 1 MJ/100 km

MPG Diesel UK eq.

Fuel Economy

MPG DUK

1.365.601.366 MPG GUS = 1 MPG DUK

MPG Diesel US eq.

Fuel Economy

MPG DUS

1.137.098.818 MPG GUS = 1 MPG DUS

MPG Ethanol UK eq.

Fuel Economy

MPG EUK

0,767304148

MPG GUS = 1 MPG EUK

MPG Ethanol US eq

Fuel Economy

MPG EUS

0,638913127

MPG GUS = 1 MPG EUS

MPG Gasoline UK eq.

Fuel Economy

MPG GUK

1.200.952.235 MPG GUS = 1 MPG GUK

MPG Gasoline US eq.

Fuel Economy

MPG GUS

1 MPG GUS = 1 MPG GUS

kWh/100km

Fuel Economy

kWh/100 km

2.166.065.087 MPG GUS = 1 kWh/100 k

km per m3 CNG eq.

Fuel Economy

km/m3 CNG

7.065.264.251 MPG GUS = 1 km/m3 CNG

km per m3 Gasoline eq.

Fuel Economy

km/m3 Gas

4.251.436.832 MPG GUS = 1 km/m3 Gas

km per m3 LPG eq.

Fuel Economy

km/m3 LPG

3.276.217.342 MPG GUS = 1 km/m3 LPG

km/L Diesel eq.

Fuel Economy

km/L D

0,483430379

MPG GUS = 1 km/L D

km/L Ethanol eq.

Fuel Economy

km/L E

0,27162988

MPG GUS = 1 km/L E

km/L Gasoline eq.

Fuel Economy

km/L G

0,425143683

MPG GUS = 1 km/L G

(9)

Gramme

Mass

g

0,001

kg = 1 g

Kilogramme

Mass

kg

1 kg = 1 kg

Long Hundredweight (UK)

Mass

Long Hwt

5.080.234 kg = 1 Long Hwt

Long Ton (UK)

Mass

Long Ton

1.016.047 kg = 1 Long Ton

Metric Tonne

Mass

Tonne

1000 kg = 1 Tonne

Milligramme

Mass

mg

1,00E-06 kg = 1 mg

Ounce

Mass

Ounce

0,02834952

kg = 1 Ounce

Pound

Mass

lb

0,4535924

kg = 1 lb

Short Hundredweight (US)

Mass

Short Hwt

4.535.924 kg = 1 Short Hwt

Short Ton (US)

Mass

Short Ton

9.071.847 kg = 1 Short Ton

Stone

Mass

Stone

6.350.293 kg = 1 Stone

Barrel of Oil Equivalent

Energy

SBM

58.147 GJ = 1 SBM

British Thermal Unit

Energy

BTU

1,05E-03 GJ = 1 BTU

Electonvolt

Energy

eV

1,60E-19 GJ = 1 eV

Erg

Energy

erg

1,00E-10 GJ = 1 erg

Exajoule

Energy

EJ

1000000000 GJ = 1 EJ

Foot-Pound

Energy

ft-lb

0,001355781

GJ = 1 ft-lb

Gallons Gasoline Equiv (US)

Energy

Gal Gas Eq

0,125493979

GJ = 1 Gal Gas Eq

Gigajoule

Energy

GJ

1 GJ = 1 GJ

Gigawatt-Hour

Energy

GWh

3600 GJ = 1 GWh

Joule

Energy

J

1,00E-09 GJ = 1 J

Kilocalorie

Energy

kcal

4,19E-02 GJ = 1 kcal

Kilojoule

Energy

kJ

1,00E-06 GJ = 1 kJ

Kilowatt-Hour

Energy

kWh

0,0036

GJ = 1 kWh

Megajoule

Energy

MJ

0,001

GJ = 1 MJ

Megawatt-Hour

Energy

MWh

3,6

GJ = 1 MWh

Megawatt-Year

Energy

MW-yr

31536 GJ = 1 MW-yr

Million BTU

Energy

MMBTU

1.054 GJ = 1 MMBTU

Petajoule

Energy

PJ

1000000 GJ = 1 PJ

Quad

Energy

Quad

1054000000 GJ = 1 Quad

Terajoule

Energy

TJ

1000 GJ = 1 TJ

Terawatt-Hour

Energy

TWh

3600000 GJ = 1 TWh

Therm

Energy

therm

0,1054

GJ = 1 therm

Tonnes of Coal Equivalent

Energy

TCE

293.076 GJ = 1 TCE

Tonnes of Oil Equivalent

Energy

TOE

41.868 GJ = 1 TOE

Acre-foot

Volume

Acre-ft

1233482 liter = 1 Acre-ft

Barrel

Volume

bbl

1.589.873 liter = 1 bbl

Cubic Centimeter

Volume

cm3

0,001

liter = 1 cm3

Cubic Feet

Volume

ft3

2.831.685 liter = 1 ft3

Cubic Meter

Volume

m3

1000 liter = 1 m3

Cubic Yard

Volume

yd3

7.645.549 liter = 1 yd3

Gallon (UK)

Volume

UK Gal

4.546.099 liter = 1 UK Gal

Gallon (US)

Volume

US Gal

3.785.412 liter = 1 US Gal

Liter

Volume

liter

1 liter = 1 liter

Pint (UK)

Volume

UK Pint

0,5682624

liter = 1 UK Pint

Pint (US)

Volume

US Pint

0,4731765

liter = 1 US Pint

Centimeter

Length

cm

1,00E-05 km = 1 cm

Feet

Length

ft

0,0003047

km = 1 ft

Furlong

Length

Furlong

0,201168

km = 1 Furlong

(10)

9

League

Length

League

4.828.032 km = 1 League

Meter

Length

m

0,001

km = 1 m

Mile

Length

mi

1.609.344 km = 1 mi

Millimeter

Length

mm

1,00E-06 km = 1 mm

Yard

Length

Yd

0,000914

km = 1 Yd

Acre

Area

Acre

0,40469446

ha = 1 Acre

Hectare

Area

ha

1 ha = 1 ha

Square Kilometer

Area

km2

100 ha = 1 km2

Square Meter

Area

m2

0,0001

ha = 1 m2

Square Mile

Area

mi2

259.000.259 ha = 1 mi2

BBL Oil Equiv/Year

Power

BOE/Y

0,184382927447996

kW = 1 BOE/Y

BTU/Hour

Power

BTU/Hr

0,0002930722

kW = 1 BTU/Hr

Gigajoules/Year

Power

GJ/Y

0,0317098

kW = 1 GJ/Y

Gigawatt

Power

GW

1000000 kW = 1 GW

Horsepower

Power

HP

0,7456999

kW = 1 HP

Kilowatt

Power

kW

1 kW = 1 kW

Megawatt

Power

MW

1000 kW = 1 MW

Tonne Coal Equiv/Year

Power

TCE/Y

0,930236

kW = 1 TCE/Y

Tonnes Oil Equiv/Year

Power

TOE/Y

132.889 kW = 1 TOE/Y

Chinese Yuan Renminbi

Currency CNY

1 USD = 1 CNY

European Euro

Currency EUR

1 USD = 1 EUR

Indian Rupee

Currency INR

1 USD = 1 INR

Japanese Yen

Currency JPY

1 USD = 1 JPY

Juta Rupiah

Currency IDR

1 USD = 1 IDR

Rupiah

Currency IDR

7,69E+00 USD = 1 IDR

South African Rand

Currency ZAR

1 USD = 1 ZAR

U.S. Dollar

Currency USD

1 USD = 1 USD

U.S. cent

Currency Cent

0,01

USD = 1 Cent

UK Pound

Currency GBP

1,6

USD = 1 GBP

Kendaraan-km

Transport knd-km

1 knd-km = 1 knd-km

Passenger-km

Transport pass-km

1 knd-km = 1 pass-km

Passenger-mile

Transport pass-mile

1 knd-km = 1 pass-mile

Penumpang-km

Transport Pnp-km

1 knd-km = 1 Pnp-km

Short Ton-mile

Transport ton-mile

1 knd-km = 1 ton-mile

Ton-km

Transport Ton-km

1 knd-km = 1 Ton-km

Tonne-km

Transport tonne-km

1 knd-km = 1 tonne-km

Vehicle-km

Transport veh-km

1 knd-km = 1 veh-km

Vehicle-mile

Transport veh-mile

1.609 knd-km = 1 veh-mile

Cubic Meter

TDLoss

m3

1 m3 = 1 m3

Cubic Meter-Kilometer

TDLoss

m3-km

1 m3 = 1 m3-km

Kilometer

TDLoss

km

1 m3 = 1 km

Tonne-Kilometer

TDLoss

t-km

1 m3 = 1 t-km

Total Distance Transported

TDLoss

Tot Dist

1 m3 = 1 Tot Dist

Building

Other

Building

1 Building = 1 Building

Device

Other

Device

1 Building = 1 Device

Household

Other

Household

1 Building = 1 Househol

Lumens of light

Other

Lumen

1 Building = 1 Lumen

Person

Other

Person

1 Building = 1 Person

Vehicle

Other

vehicle

1 Building = 1 vehicle

Accidents

Environmental

Accidents

1 Accidents = 1 Acciden

3)

Definisi

(11)

BAB II KONDISI ENERGI SAAT INI DAN EKSPEKTASI MASA

MENDATANG

A.

Isu dan Permasalahan Umum Pengelolaan Energi

1.

Isu dan Permasalahan Umum Energi Global

a)

Prioritas Pembangunan Energi Nasional

Maksimumkan pemanfaatan Energi Terbarukan

Minimumkan penggunaan minyak

Optimalkan penggunaan gas bumi

Batubara sebagai andalan pasokan energi nasional

Energi nuklir pilihan terakhir

b)

Sasaran Pengelolaan Energi Nasional

Sumber Energi dan/atau Sumber Daya Energi ditujukan untuk modal

pembangunan guna sebesar-besar kemakmuran rakyat, dengan cara

mengoptimalkan pemanfaatannya bagi pembangunan ekonomi nasional,

penciptaan nilai tambah di dalam neberi dan penyerapan tenaga kerja.

c)

Potensi Energi Fossil Di Indpotensi Energi Fossil Di Indonesia Tahun 2015

Minyak Bumi 151 Miliar barel 3,6 Miliar barel 288 Juta barel 12 tahun

Gas Bumi 487 TCF 98,0 TCF 3,0 TSCF 33 tahun

Batubara 120,5 Miliar ton 32,4 Miliar ton 393 Juta ton 82 tahun

CBM 453 TSCF - - -

(12)

11

Shale Gas 574 TSCF - - -

Catatan:

*) asumsi apabila tidak ada temuan cadangan baru

d)

Hasil Pemodelan Kebutuhan Energi Final Nasional

e)

Hasil Pemodel Pasokan Batubara

Mengendalikan produksi batubara maksimal sebesar 400 juta ton mulai

tahun 2019 dengan prioritas pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan

menghentikan ekspor pada saat kebutuhan domestik mencapai 400 juta

ton. (KESDM)

Mengurangi porsi ekspor batubara secara bertahap dan menghentikan

ekspor batubara paling lambat pada tahun 2046. (KESDM)

Membangun industri gasifikasi batubara. (Kemenperin)

Meningkatkan kapasitas industri kimia dasar berbasis migas dan

batubara untuk peningkatan nilai tambah dan subtitusi impor.

(Kemenperin)

Menyusun master plan rencana pembangunan pelabuhan terpadu

batubara. (Kemenhub)

Meningkatkan pemanfaatan batubara untuk sektor industri dengan

target mencapai 55,2 juta ton pada tahun 2025. (Kemenperin)

(13)

f)

Hasil Pemodelan Minyak Dan Gas Bumi

Menerapkan keterbukaan data migas dan tidak menjadikan data migas

sebagai objek Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) semata.

Melakukan riset dasar eksplorasi migas dalam rangka meningkatkan

cadangan migas antara lain riset migas non-konvensional, riset sistem

petroleum pra-tersier, riset sistem petroleum gunung api, dan riset gas

biogenik

Menyiapkan WK migas konvensional minimal 9 WK per tahun dan

penandatangan WK migas konvensional minimal 6 WK per tahun

Melakukan survei umum migas minimal 3 wilayah per tahun

Mengoptimalkan produksi lapangan migas antara lain dengan

memberlakukan kontrak bagi hasil (PSC) khusus untuk kegiatan Enhanced

Oil Recovery (EOR) dan segera memutuskan status kontrak yang akan

berakhir pada lapangan-lapangan yang mempunyai potensi EOR.

Mempercepat penyelesaian proyek gas bumi, antara lain Blok Sengkang,

Blok Matindok, Proyek IDD, Lapangan MDA-MBH, Blok A, Lapangan

Jangkrik, Lapangan Jambaran Tiung Biru, Proyek Tangguh Train-3,

Lapangan Abadi (Masela), dan Blok East Natuna

Meningkatkan rasio pemulihan cadangan minyak dan gas bumi hingga

mencapai 100% pada tahun 2025, dengan meningkatkan kegiatan

eksplorasi secara masif menjadi tiga kali lipat.

Meningkatkan keterlibatan negara dalam pendanaan kegiatan eksplorasi

melalui mekanisme pendanaan dari sebagian pendapatan negara dari

migas (petroleum fund) yang merupakan bagian dari premi pengurasan

(depletion premium) atau dari sumber pendanaan lainnya

(14)

13

g)

Pasokan Minyak Mentah Domestik Dan Impor Minyak Mentah

Memastikan produksi minyak bumi tidak kurang dari 567,7 ribu barrel oil

per day (bopd) dan produksi gas bumi menjadi tidak kurang dari 6.700

juta kaki kubik per hari (mmscfd) pada tahun 2025

Mengurangi ketergantungan impor BBM secara bertahap dan

menghentikan impor BBM paling lambat tahun 2025.

Meningkatkan kapasitas kilang minyak nasional menjadi lebih dari 2 juta

barel per hari pada tahun 2025, melalui pembangunan kilang baru dan

Rencana Induk Pengembangan Kilang (RDMP)

Mengurangi ekspor minyak mentah semaksimal mungkin dalam rangka

memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dan menghentikannya pada

saat kilang dalam negeri sudah mampu menyerap seluruh produksi dalam

negeri.

Memastikan produksi gas bumi menjadi tidak kurang dari 6.700 juta kaki

kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2025nMengurangi porsi ekspor gas

bumi menjadi kurang dari 20% pada tahun 2025 dan menghentikan

ekspor gas bumi paling

lambat tahun 2036, dengan menjamin penyerapan produksi

gas dalam negeri untuk industri yang terintegrasi hulu-hilir,

transportasi dan sektor lainnya.

7. Menyelesaikan kebijakan harga gas bumi dengan

membentuk badan penyangga gas nasional.

2.

Isu dan Permasalahan Umum Energi Daerah

a)

Kondisi Ketenagalistrikandi Provinsi Jambi

Beban Puncak : 289MW

Kapasitas Terpasang : 312,87 MW

Daya Mampu : 203MW DefisitDaya : 109,87 MW

Jumlah RumahTangga : 847.813

Jumlah PelangganTotal : 723.316 (PLN + Non PLN)

Rasio Elektrifikasi : 81,5%

b)

Panjangnya Mata Rantai Kontrak Jual Beli Gas (PJBG) untuk Pembangkit

Tenaga Listrik yang Diusahakan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

c)

Sulitnya Pelepasan Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk jaringan SUTET dan

Tenaga Panas Bumi

d)

Lambatnya Pengurusan Kontrak Jual Beli Tenaga Listrik s/d 10MW yang

berasal dari Energi Baru dan Terbarukan dan Excess Power

e)

Beberapa Poin Penting Peran Daebeberapa Poin Penting Peran Daerah

Penyelarasan lahan energi dengan RTRW

Lahan untuk BBN

Pembangunan pembangkit EBT

(15)

Audit energi dalam rangka konservasi energi

Subsidi energi yang bersumber dari APBD

Penyederhanaan perizinan

Pengembangan transportasi massal

Optimalisasi layanan penerbitan izin pemanfaatan kawasan hutan

B.

Kondisi Energi Provinsi Jambi Saat Ini

1.

Indikator Sosio Ekonomi

Provinsi Jambi mendapat tantangan yang cukup berat kedepan, dimana dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahu 2015 – 2019,

Provinsi Jambi ditargetkan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2019 untuk

meningkatkan perumbuhan ekonomi 8,9%, menurunkan angka kemiskinan

4,2%, serta menurunkan angka pengangguran 2,6%.

melihat kondisi capaian ekonomi makro nasional dan Provinsi Jambi saat ini,

maka diambil kebijakan memasang target ekonomi makro dalam RPJMD

Provinsi Jambi Tahu 2021 sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 7,8%, inflasi

3,0%, persentase penduduk miskin 3,8%, Indeks Gini 0,27% dan Indeks

Williamson 0,35%

2.

Indikator Energi

Kondisi Pengusahaan Pertambangan Batubara

Provinsi Jambi miliki potensi bahan galian yang begitu banyak, mulai dari

batuan, mineral logam, mineral non logam sampai batubara serta Minyak Bumi

dan Gas Bumi.

Pengusahaan pertambangan mineral dan batubara di Provinsi Jambi

berkembang dengan pesat, hal ini di tandai dengan banyaknya Izin Usaha

Pertambangan (IUP) Mineral dan Batubara yang telah di terbitkan oleh

Pemerintah Kabupaten/kota. Sebagian besar Pengusahaan pertambangan yang

ada merupakan Pertambangan Batubara, sedangkan sebagian lagi

mengusahakan Bijih Besi, Emas dan Kuarsa.

Kondisi bulan Oktober Tahun 2015 Kegiatan Usaha Pertambangan di Provinsi

Jambi sebanyak 80 dalam tahap Ekplorasi dan 116 dalam tahap Operasi

Produksi. Selain Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Provinsi Jambi juga terdapat

3 Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Produksi

Batubara di Provinsi Jambi dihasilkan oleh Kabupaten Bungo, Tebo,

Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Batanghari dan Muaro Jambi. Sedangkan

untuk Bijih Besi di Provinsi Jambi di Produksi oleh PT. Sitasa Energi yang

terletak di Desa Baru Nalo Kecamatan Nalo Tantan Kabupaten Merangin.

Produksi Bijih Besi tahun 2013 mencapai 148.657 ton, sedangkan pada tahun

2014 mencapai 30.003 ton

Jumlah Produksi Batubara dan Bijih Besi dapat dilihat pada data dibawah ini :

Tabel Jumlah Produksi Sampai Oktober 2015

*per Oktober 2015

Tahun

Batubara

(Ton)

Bijih Besi

(Ton)

2009

2.690.971

213.276

2010

4.175.424

305.081

2011

7.760.173

527.096

2012

7.118.038

116.401

2013

7.737.549

148.657

2014

7.797.959

30.003

2015*

3.563.994

-Jumlah Produksi Batubara dan Bijih

Besi di Provinsi Jambi

(16)

15

Batubara merupakan bahan tambang utama yang telah diproduksi di Provinsi

Jambi. Potensi Batubara hampir terdapat di seluruh Kabupaten di Provinsi

Jambi kecuali Kabupaten Kerinci, Tanjung Jabung Timur dan Kota Jambi.

Sebagian besar batubara di Provinsi Jambi tergolong batubara dengan kualitas

rendah dengan nilai kalori berkisar anatara 4.800 s/d 5.300 Kkal/Kg. Saat ini

Kabupaten penghasil batubara terbesar di Provinsi Jambi adalah Kabupaten

Bungo.

Sumber Daya Batubara di Provinsi Jambi sebanyak 2.115,70 Juta Ton yang

terdiri dari :

Hipotetik

:

190,84 Juta Ton

Tereka

:

1.508,66 Juta Ton

Terunjuk

:

243,00 Juta Ton

Terukur

:

173,20 Juta Ton

Sebaran Batubara di Provinsi Jambi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Sebaran Batubara Provinsi Jambi

NO

KABUPATEN

LOKASI

KETERANGAN

1

Bungo

Mampun Pandan, Kec. Rantau

Pandan.

Kalori 6.160 kal/g.

Cadangan terukur 40 juta ton. Nilai

2

Bungo

Daerah Jujuhan, Kec. Jujuhan

Hipotetik 157 juta ton. Bekas wilayah

PT. NTC yang sudah dikembalikan

3

Bungo

Daerah Sungai Serdang/ Sungai

Beringin Kec. Pelepat

kalori antara 5.205-6.075 kal/g.

Cadangan terukur 9,75 juta ton. Nilai

4

Tebo

Daerah Lubuk Mandarsah, Kec.

Tengah Ilir

210.356 ton. Nilai kalori 4.915-4.957

Cadangan S. Buluh seluas 25 ha :

kal/g.

5

Tebo

Daerah Mangupeh, Kec. Tengah Ilir

Indikasi Batubara berupa singkapan.

6

Sarolangun

Daerah Mengkua, Kec. Limun

Cadangan Tereka 58 juta ton. Nilai

kalori 4.685-5.630 kal/g

7

Sarolangun

Daerah Mensao, Kec. Limun

Cadangan Terukur 1,5 juta ton dan

Tereka 34 juta ton. Nilai kalori

4.980-6.885 kal/g.

8

Sarolangun

Daerah Air Meruap, Kec.

Sarolangun

kalori 5.250-5.640 kal/g.

Cadangan Terukur 32,4 juta ton. Nilai

9

Sarolangun

Daerah Guruh Baru, Kec.

Mandiangin

Nilai kalori 4.820-5.455 kal/g.

10

Sarolangun

Daerah Lubuk Resam, Kec. Limun

Indikasi Batubara berupa singkapan.

11

Sarolangun

Daerah Sungai Telisa, Kec. Pauh

Indikasi Batubara berupa singkapan.

12

Sarolangun

Daerah Lubuk Kepayang, Kec. Pauh

Indikasi Batubara berupa singkapan.

13

Sarolangun

Daerah Sukadamai, Kec. Mestong

Indikasi Batubara berupa singkapan.

14

Sarolangun

Daerah Lubuk Napal, Kec. Pauh

Indikasi Batubara berupa singkapan.

15

Sarolangun

Daerah Sungai Dingin, Kec. Limun

Ketebalan 1 – 7. Nilai kalori

3.318-6.359 kal/g.

16

Sarolangun

Daerah Sekeladi, Kec. Batang Asai

Indikasi Batubara berupa singkapan.

17

Merangin

Daerah Sungai Gedang, Kec.

Pamenang

kalori 4.171-5.750 kal/g.

Cadangan Terukur 2,25 juta ton. Nilai

18

Merangin

Daerah Lubuk Gaung, Kec. Bangko

Indikasi Batubara berupa singkapan.

19

Merangin

Daerah Bedeng Rejo, Kec. Bangko

Indikasi Batubara berupa singkapan.

20

Merangin

Daerah Tanjung Putus, Kec. Tabir

Ulu

Indikasi Batubara berupa singkapan.

21

Merangin

Desa Tanjung Putus, Kec. Tabir

Barat

Indikasi Batubara berupa singkapan.

22

Merangin

Desa Muara Jernih Kec. Tabir Barat

Indikasi Batubara berupa singkapan.

(17)

23

Merangin

Desa Bedeng Rejo, Kec. Tiang

Pumpung

Indikasi Batubara berupa singkapan.

24

Merangin

Desa Tanjung Benuang Kec. Renah

Pamenang

Indikasi Batubara berupa singkapan.

25

Batanghari

Daerah Jangga, Kec. Batin XXIV

Indikasi Batubara berupa singkapan.

26

Batanghari

Daerah Bajubang, Kec. Bajubang.

Nilai kalori 5.000-5.500 kal/g.

Ketebalan rata-rata 3 m.

27

Batanghari

Daerah Petaling, Kec. Jambi Luar

Kota

Indikasi Batubara berupa singkapan.

28

Batanghari

Daerah Jebak, Kec. Muaratembesi

Cadangan untuk Areal Prospek seluas

100 ha 4.700.000 ton. Nilai kalori

4.712-5.410 kal/g.

29

Batanghari

Daerah Ladang Peris, Kec. Muara

Bulian

Cadangan 390.000 ton.

Nilai kalori 4.000-4.500 kal/g.

30

Tanjab Barat

Daerah Lubuk Kambing, Kec.

Tungkal Ulu

Indikasi Batubara berupa singkapan.

31

Tanjab Barat

Daerah Lubuk Bernai, Kec. Tungkal

Ulu

Indikasi Batubara berupa singkapan.

32

Tanjab Barat

Daerah Suban, Kec. Tungkal Ulu

Indikasi Batubara berupa singkapan.

33

Tanjab Barat

Daerah Dusun Mudo, Kec. Merlung

Indikasi Batubara berupa singkapan.

34

Tanjab Barat

Daerah Rantau Benar, Kec.

Merlung

Indikasi Batubara berupa singkapan.

35

Muaro Jambi

Daerah Tempino, Kec. Mestong

Cadangan Tereka 70 juta ton. Nilai

kalori 5.315-5.975 kal/g.

36

Muaro Jambi

Daerah Desa Baru, Kec. Mestong

Cadangan Tereka 7 juta ton.

Gambar 4.1.

Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Jambi

(18)

17

Tabel Neraca Batubara Beberapa Kabupaten Penghasil Batubara Utama di

Provinsi Jambi

(19)
(20)

19

Bidang Minyak Dan Gas Bumi

Saat ini tercatat sebanyak 22 Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang ada

di Provinsi Jambi. Dari 22 KKKS tersebut 12 KKKS masih dalam kegiatan

eksplorasi sedangkan 10 KKKS Migas telah berproduksi. Produksi Minyak dan

Gas Bumi tahun 2014 tercatat sebanyak 22.124.723 Barel Oil Ekivalen (BOE).

Perusahaan Minyak Dan Gas

NO

BLOCK_NAME

OPERATOR

STATUS

1

MERANGIN - III

COOPER ENERGY MERANGIN III LTD

EXPLORATION

2

SOUTH LIRIK

CONSORTIUM INDRILLCO SOUTH LIRIKLTD-TEXCALSOUTH

LIRIK LTD-CENTRAL SUMATRA

EXPLORATION

3

PALMERAH BARU

CONSORTIUM BUKIT ENERGY PALMERAH-NZOG PALMERAH

BARU-PT. SURYA SELARAS SEJAHTERA

EXPLORATION

4

EAST JABUNG

TALISMAN EAST JABUNG B.V.

EXPLORATION

5

SOUTH BETUNG

TECHWIN ENERGY SOUTH BETUNG LIMITED

EXPLORATION

6

WEST BELIDA

ORCHARD ENERGY (WEST BELIDA) LTD

EXPLORATION

7

WEST TUNGKAL

PT. THREE GOLDEN ENERGY WEST TUNGKAL

EXPLORATION

8

SOUTH EAST TUNGKAL

GUJARAT STATE PETROLEUM CORPORATION LIMITED (GSPC)

EXPLORATION

9

LEMANG

PT. HEXINDO GEMILANG JAYA

EXPLORATION

10

BATANGHARI

CNOOC BATANGHARI. LTD

EXPLORATION

11

BATU GAJAH

RANHIL JAMBI INC. PTE. LTD

EXPLORATION

12

MERANGIN-I

PT. MEDCO E&P MERANGIN

EXPLORATION

13

JAMBI-PT. PERTAMINA

PERTAMINA EP

PRODUCTION

14

MERUAP

PERTAMINA EP

PRODUCTION

15

PALMERAH

TATELY N.V. (COMPANY NO.87301)

PRODUCTION

16

MERANGIN-II

PT. SELE RAYA MERANGIN DUA

PRODUCTION

17

BANGKO BLOCK

PETROCHINA INT BANGKO LTD

PRODUCTION

18

JABUNG

PETROCHINA INT JABUNG LTD

PRODUCTION

19

TUNGKAL BLOCK

MONTD’OR OIL (TUNGKAL) LIMITED

PRODUCTION

20

SOUTH JAMBI BLOCK B

CONOCOPHILLIPS (SOUTH JAMBI) LTD

PRODUCTION

21

JAMBI-MERANG BLOCK

(21)

22

CORRIDOR

CONOCOPHILLIPS (GRISSIK) LTD

PRODUCTION

Lifting Minyak Dan Gas Bumi Di Provinsi Jambi

*sampai dengan triwulan II Tahun 2015

Lifting Minyak Bumi Per KKS Di Provinsi Jambi

NO

Nama Perusahaan

TAHUN

2010

2011

2012

2013

2014

2015

1

PT. Pertamina EP Area Jambi

0

0

0

0

0

2

Unit Bisnis Pertamina EP (Jambi)

1.558.221 1.429.696 1.348.717 1.368.338 1.398.315

335.499

3

PT. PBMS (TAC)

13.424

806

35.156

70.362

134.549

107.701

4

Elnusa Tristar Ramba (TAC)

19.157

0

0

0

0

5

PT. BWP Meruap (TAC)

1.272.646 1.275.038 1.257.370 1.273.495

941.023

394.426

6

PetroChina Intl Jabung Ltd

3.278.916 3.297.430 3.119.192 2.591.933 2.402.601

676.223

7

PT. Akar Golindo (TAC)

0

3.056

12.271

11.730

26.649

7.740

8

PT. EMP Gelam (TAC)

95.688

167.558

164.566

146.761

241.775

90.181

9

Montd'Or (Tungkal) Ltd ex PearlOil

327.001

226.997

276.520

230.814

167.720

142.763

10

PetroChina Intl Bangko Ltd

22.999

2.830

32.170

12.400

5.448

0

Total

6.588.052 6.403.411 6.245.962 5.705.833 5.318.080 1.754.533

Ket : Tahun 2015 sampai dengan triwulan II

Gambar 4.2.

Grafik Lifting Minyak Bumi per KKKS Di Wilayah Provinsi Jambi

Tahun

M inyak Bumi

(Barel)

Gas Bumi

(BOE)

Total

2010

6.588.052

17.410.599

23.998.651

2011

6.403.411

16.001.213

22.404.624

2012

6.245.962

17.044.213

23.290.175

2013

5.705.833

16.731.991

22.437.824

2014

5.318.080

16.806.643

22.124.723

2015*

1.754.533

9.367.824

11.122.357

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 PT. Pertamina EP Area Jambi Unit Bisnis Pertamina EP (Jambi) PT. PBMS (TAC) Elnusa Tristar Ramba (TAC) PT. BWP Meruap (TAC) PetroChina Intl Jabung Ltd PT. Akar Golindo (TAC) PT. EMP Gelam (TAC) Montd'Or (Tungkal) Ltd ex PearlOil PetroChina Intl Bangko Ltd 0 1558221 13424 19157 1272646 3278916 0 95688 327001 22999

Barel

2010

2011

2012

2013

2014

2015

(22)

21

Lifting Gas Bumi Per KKS Di Provinsi Jambi

NO

Nama Perusahaan

TAHUN

2010

2011

2012

2013

2014

2015

1

Conoco Phillip (South

Jambi) Ltd

- Gas Alam (MMBTU)

1.034.656

206.797

0

0

0

- Condensate (Barrel)

20.153

7.042

0

0

0

2

PetroChina Intl Jabung

Ltd

- LPG (Metric Tone)

473.420

489.934

534.755

541.450

536.208

18.044.40

4

- Gas Alam (MMBTU)

53.925.120

49.181.096

50.681.200

48.553.711

47.432.012

23.392.40

4

- Condensate (Barel)

3.483.954

2.947.614

3.194.389

3.046.222

3.255.871

1.743.066

3

TAC Pertamina EMP

Gelam

- Gas Alam (MMBTU)

1.051.824

1.110.644

1.647.735

546.586

4

PT. Pertamina EP

- Gas Alam

(MMBTU)/Ma Jambi

837.452

919.213

470.717

Nama Perusahaan

TAHUN

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Conoco Phillip (S Jambi) Ltd

- Gas Alam

185.824

37.141

0

0

0

0

- Condensate (Barrel)

20.153

7.042

0

0

0

0

PT. PetroChina Jabung Intl

- LPG

4.035.716

4.176.491

4.558.572

4.615.645

4.570.959

3.240.775

- Gas Alam

9.684.952

8.832.925

9.102.344

8.720.246

8.518.789

4.201.276

- Condensate (Barel)

3.483.954

2.947.614

3.194.389

3.046.222

3.255.871

1.743.066

TAC Pertamina EMP Gelam

- Gas Alam (MMBTU)

188.908

199.472

295.933

98.167

PT. Pertamina EP

0

150.406

165.091

84.541

(23)

Grafik Perkembangan Lifting Gas Bumi di Wilayah Provinsi Jambi

Peta Wilayah Kerja Migas Di Provinsi Jambi Tahun 2015

0

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

14,000,000

16,000,000

18,000,000

2010

2011

2012

2013

2014

2015

BOE

Tahun

(24)

Potensi Energi Terbarukan

Gambar 4.3.

Peta Potensi Energi Nasional di Provinsi Jambi

Provinsi Jambi memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup besar

yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu pemenuhan kebutuhan

energi di Provinsi Jambi , namun sebagian besar diantaranya belum

dimanfaatkan sehingga belum menjadi penyokong penyedia energi yang

bermanfaat. Dan berikut ini adalah potensi energi terbarukan yang ada di

Provinsi Jambi :

1)

Kelapa Sawit

CPO yang berasal dari kelapa sawit merupakan sumber bahan baku

biosolar yang sudah tersedia, meskipun saat ini CPO masih

diperuntukkan untuk keperluan non energi seperti minyak goreng

dan sabun. Namun perlu dipertimbangkan pengembangan dan

pemanfaatannya sebagai bahan baku pembuatan biosolar yang

bermanfaat sebagai sumber energi pengganti minyak solar mengingat

kebutuhan akan minyak solar tiap tahun pasti mengalami peningkatan

seiring meningkatnya jumlah penduduk dan kemampuan ekonomi

masyarakat. Pemanfaatan CPO sebagai biosolar dikarenakan setiap ton

CPO dapat menghasilkan 0,39 ton biodiesel.

2)

Kotoran Ternak

Kotoran sapi dan kerbau telah lama diteliti dan dipraktekkan sebagai

pengganti gas LPG untuk keperluan memasak dalam rumah tangga.

Karena begitu banyaknya ternak sapi dan kerbau yang ada di propinsi

Lampung, dan sangat mudahnya untuk membuat alat pengkonversi

kotoran ternak menjadi biogas, maka seharusnya teknologi itu sudah

(25)

saatnya untuk diterapkan, agar penggunaan gas LPG dapat dikurangi.

Sehingga ketergantungan masyarakat Lampung pada minyak tanah dan

LPG akan hilang. Menurut penilitian Houdkav, 1991 kotoran sapi

memiliki kadar energy 2,09 X 107J tiap kilo gramnya, dan kotoran kerbau

2,11 X 107 Joule.

3)

Bioetanol

Bioetanol dapat dihasilkan dari ubi kayu dan ubi jalar serta tebu, dimana

tanaman tersebut merupakan salah satu komoditi unggulan dari

Provinsi Jambi . Namun permasalahan yang sama untuk pemanfaatannya

menjadi bioetanol, yaitu penggunaan bahan dasar yang masih menjadi

bahan baku untuk keperluan produk sektor non energi, seperti ubi kayu

untuk pembuatan tepung tapioka dan tebu sebagai bahan dasar

pembuatan gula putih. Disamping itu teknologi yang sangat mahal juga

menjadi kendala untuk menjadikan beberapa bahan baku tersebut

menjadi bioetanol. Padahal dalam tiap ton bahan baku dapat dikonversi

menjadi bioetanol secara berurutan, untuk ubi kayu 0,215 ton, ubi jalar

0,215 ton dan untuk tebu 0,211 ton.

4)

Ampas Tebu (Baggase)

Ampas tebu sering dianggap oleh masyarakat luas sebagai limbah dari

pemerasan tebu setelah diambil sarinya yang kemudian dibuang begitu

saja. Padahal dalam ampas tebu ini terkandung nil;ai kalori yang juga

dapat dimanfaatkan sehingga menjadi potensi energi yang baik bagi

penggunanya. Dari LDA 2011 terlihat hasil panen tebu sebesar 99.473

ton, kemudian dari angka tersebut didapat ampasnya 37.302 ton.

Dengan nilai kadar air 50%, tiap satu kilo gram ampas tebu mengandung

nilai kalor 7.600 kj/kg. Sehingga jika semua ampas tebu tersebut dapat

termanfaatkan dengan benar, maka dapat menghasilkan energi

sebesar 283.498 GJ.

5)

Kulit Kakao

Telah diakui bahwa kakao atau yang lebih akrab disebut kopi cokelat

merupakan salah satu komoditi unggulan dari Provinsi Jambi . Terutama

di daerah-daerah yang lahan perkebunannya masih sangat luas. Namun

sayangnya kulit dari buah kakao ini tidak dianggap sebagai barang yang

bermanfaat, dan hanya dibuang begitu saja. Padahal nilai energi yang

terkandung dalam kulit ini dapat juga bermanfaat bagi yang

memanfaatkannya. Dari LDA 2011 dalam tabel pertanian dapat dilihat

bahwa hasil panen kakao pada tahun 2010 adalah sebesar 36.378 ton.

Dalam tiap ton buah kakao 70% nya adalah kulitnya, dan tiap satu kilo

gram kulit dengan kadar air 85% mengandung nilai kalor 16.998 kj/kg.

Sehingga jika semua kulit buah kakao dapat dimanfaatkan menjagi

energi, maka besar energi yang dihasilkan adalah 432.847 GJ.

6)

Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang fungsinya

secara biologis adalah pelindung inti buah dan terlatak di bagian sebelah

dalam sabut dengan ketebalan berkisar antara 3-6 mm. Tempurung

kelapa dikategorikan sebagai kayu keras tetapi mempunyai kadar lignin

yang lebih tinggidan kadar selulosa yang lebih rendahdengan kadar air

sebesar 8%. Dalam tiap kilo gram tempurung kelapa tersebut

mengandung nilai kalor 4.300 kj/kg. (Tilman, 1981). Sehingga dapat

(26)

25

terlihat bahwa potensi energi dari tempurung kelapa ini sangatlah besar

karena nilai kalor yang terkandung di dalamnya setengah dari nilai kalor

yang dimiliki oleh bagasse tebu. Hal ini tentunya sangat baik untuk

dikelola dengan baik sehingga energi ini dapat bermanfaat, mengingat

panen kelapa di Provinsi Jambi ini sangatlah besar tiap tahunnya.

7)

Sekam Padi

Sekam adalah pembungkus padi atau kulit padi yang biasanya hanya

terbuang begitu saja pada saat penggilingan padi berlangsung. Padahal

sekam padi dapat juga dikonversi menjadi energi panas yang tentunya

dapat dimanfaatkan oleh manusia. Karena kadar selulosanya yang cukup

tinggi sehingga sekam padi ini dapat memberikan pembakaran yang

merata dan stabil. Sekamn padi memiliki kerapatan jenis 125 kg/m3,

dengan nilai kalor 3500 Kkal/kg sekam dengan konduktivitas panas

0,271 BTU (Houston, 1972). Jadi dengan panen padi di Provinsi Jambi

tahun 2010 adalah sebesar 2.673.844 ton, sehingga dari hasil panen

tersebut dapat menghasilkan 25% sekam padi sehingga didapat 668.461

ton yang tentunya akan menjadi sumber energi yang sangat besar bila

dimanfaatkan dengan benar.

8)

Sampah

Sampah merupakan limbah buangan dari masyarakat atau industri yang

dianggap tidak bermanfaat dan menjijikkan bagi sebagian orang. Namun

sebenarnya di dalam sampah ini juga terkandung energi yang ternyata

dapat bermanfaat bagi manusia. Nilai kalor yang terkandung dalam

sampah sangat tergantung dari jenis sampah itu sendiri, untuk sampah

yang tergolong organik terkandung nilai kalor rata-rata 22.100 kj/kg

sampah. Sementara itu untuk sampah yang tergolong sampah non

organik terkandung nilai kalor rata-rata 60, 833 kj/kg. Maka dapat

menjadi energi yang besar jika tiap manusia perhari menghasilkan

sampah sebesar 1 kg dan tentunya sampah itu dapat terkonversi menjadi

energi yang bermanfaat sehingga semua limbah tidak akan menjadi

ancaman bagi kelestarian lingkungan.

9)

Potensi Tenaga Angin

Merujuk ke Bangka-Belitung yang memiliki pembangkit listrik tenaga

bayu berkapasitas 80 KW, dan banyak penelitian yang menyatakan

pantai barat Sumatera memiliki kecepatan angin diatas 6 m/detik maka

akan dapat disimpulkan bahwa provinsi Jambi pun memiliki potensi

yang tinggi untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin

terutama untuk daerah pesisir pantainya.

10)

Potensi Tenaga Surya

Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia mempunyai potensi energi

surya yang cukup besar. Berdasarkan data intensitas radiasi matahari

yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, untuk Kawasan Barat

Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2 dengan variasi bulanan sekitar

10%. Namun penelitian yang dilakukan oleh BMKG menyebutkan bahwa

Provinsi Jambi memiliki intensitas radiasi matahari sebesar 5,2

kWh/m2. Ini berarti Provinsi Jambi memiliki nilai intensitas radiasi

matahari diatas rata-rata intensitas radiasi matahari Kawasan Barat

Indonesia.

(27)

11)

Energi Listrik Tenaga Air dan Panas Bumi

Berdasarkan informasi dari Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi

Jambi . potensi sumber energi utama yang berada di provinsi ini adalah

panas bumi dan tenaga air sebagaimana diberikan pada tabel 2 dan tabel

3 berikut ini.

Potensi PLTP

Potensi PLTA

No

Lokasi

Nama sungai air terjun

Debit air

Daya

M²/dtk

Kva

1

Desa tuo kec. Lembah masurai,

kab merangin

sungai siau ktg ±± 34 mtr

1,67

550

2

Desa nilau dingin kec.lembah

masurai, kab merangin

Batang nilo ktg ± 192 mtr

3,24

1.ooo

3

Desa tanjung kasri kec. Jangkat,

kab merangin

Btg .langkup ktg ± 80 mtr

15,3

20

4

Desa rantau suli kec.sungai

tenang, kab merangin

Air terjun telun tujuh

5,64

3.6

5

Desa telentam kec. Tabir barat,

kab merangin

Air terjun telentam

0,57

150

6

Desa berkun, kec. Limun, kab

sorolangun

Sungai tembulun

0,3

20

7

Dusun pulau teluk, desa tambang

tinggi, kec. Cermin nan gedang,

kab sorolangun

Sungai pabongo

0,16

15

8

Desa muara pemuat kec. Batang

asai, kab sorolangun

Sungai pemuat

0,8

30

(28)

27

10 Kec. Gunung tujuh, kab kerinci

Telun berasap

7,45

11 Kec. Gunung kerinci, kab kerinci

Sungai air bahan

3,59

12 Kec. Gunung kerinci, kab kerinci

Napal melintang

1,85

13 Kec. Gunung raya, kab kerinci

Sungai air terjun siluang bersisik

emas

0,314

14

Dusun belukar panjang, desa

batu kerbau, kec. Pelepat, kab

bungo

Sungai batang pelepat

2,81

20

Profil Pembangkit Listrik yang Sudah Beroperasi

1)

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (Pltmh) Yang Sudah

beroperasi

Lokasi Pembangunan PLTMH

No

Kabupaten

Lokasi Desa/Kec

Kapasitas

(KVA)

Sumber

Dana

Tahun

Pembangunan

1 MERANGIN

1.

Desa Dusun Tuo, Kec.

Lembah Masurai

60

APBN

1997

2

BUNGO

2.

Desa Renah Sungai Besar,

Kec.

Lembur

Lubuk

Mingkuang

50

APBN

1999

3

MERANGIN

3.

Desa Talang Tembago, Kec,

Jangkat

50

APBN

2001

4

MERANGIN

4.

Desa Rantau Suli, Kec.

Jangkat

50

APBN

2003

5

MERANGIN

5.

Desa Baru, Kec. Jangkat

20

APBN

2004

6

MERANGIN

6.

Desa Gedang, Kec. Jangkat

50

APBN

2005

7

BUNGO

7.

Desa Renah Sungai Ipuh,

Kec.

Lembur

Lubuk

Mingkuang

50

APBD I

2006

8

MERANGIN

8.

Desa Koto Rami Kec.

Lembah Masurai

60

APBD I

2009

9

BUNGO

9.

Desa Batu Kerbau

43

APBD I

2011

10

SAROLANGUN

10.

Desa Raden Anom Kec.

Batang Asai

18

APBD I

2012

11

BUNGO

11.

Desa Senamat Ulu Kec.

Bathin III Ulu

27

APBD I

2013

12

SAROLANGUN

12.

Desa Tangkui Kec. Batang

Asai

24

APBD I

2013

13

TANJUNG

JABUNG BARAT

13.

Desa Lubuk Lawas Kec.

Sungai Asam

24

APBD I

2013

Gambar

Gambar 4.1.  Peta Wilayah Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Provinsi Jambi
Tabel Neraca Batubara Beberapa Kabupaten Penghasil Batubara Utama di  Provinsi Jambi
Gambar 4.2.  Grafik Lifting Minyak Bumi per KKKS Di Wilayah Provinsi Jambi Tahun M inyak Bumi (Barel)  Gas Bumi (BOE)  Total 2010        6.588.052       17.410.599     23.998.6512011        6.403.411       16.001.213     22.404.6242012        6.245.962
Grafik Perkembangan Lifting Gas Bumi di Wilayah Provinsi Jambi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penaksir tersebut diajukan oleh Gupta dan Shabbir [2] yang merupakan review dari artikel mereka “Variance Estimation in Simple Random Sampling Using Auxiliary

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis perkembangan kinerja keuangan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur dari sisi penerimaan maupun pengeluaran;

Selain draft spesifik, ada juga istilah draft spesifik efektif, yaitu besarnya draft dibagi dengan luas potong efektif, sedangkan luas potong efektif adalah

Jadi, masalah yang akan dikaji adalah apakah pikukuh tilu ( Tritangtu di Bumi ) - yang merupakan konsep pemerintahan Sunda masa lalu - masih digunakan oleh

Hasil penelitian didapatkan: peta subak Kota Denpasar, peta luas lahan subak di Kota Denpasar, tabel dan grafik analisis hubungan luas subak hasil digitasi citra dan luas dari BPS,

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kekerabatan genetik antara jagung Lokal Bebo asal Sangalla Tana Toraja Sulawesi Selatan dengan jagung Carotenoid Syn 3

Staf Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang penulis ucapkan terimakasih atas partisipasinya dalam penyelesaian skripsi

Adanya kenaikan kekerasan secara signifikan pada baja karbon rendah setelah mengalami perlakuan proses karburising yang besarannya pada proses karburising dengan lama