SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PEMILIHAN UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) DI UNIVERSITAS SILIWANGI
DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Achmad Mirza Fairil Multazam, Eka Wahyu Hidayat dan Alam Rohmatullah. Teknik Informatika Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Email : achmad.mirza@student.unsil.ac.id
ABSTRACT
The development of today's information technology system is running very fast and plays an important role in many ways. While the computer is one important part of the improvement of the information technology. Decision support systems are part of a computer based information system including a knowledge based system or the management of knowledge that is used to support decision making in an organization or company. Collage students are highest education leve study. In developing its role they are also need to hone skills and habits reflective act effectively. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) is a forum for them to hone his talents and abilities. The relevance of the decision support system closely, especially for new students who often feel confused in determining the Unit Kegiatan Mahsiswa (UKM) what will be chosen. With the decision support, it is expected that the students do not feel one vote in determining the Unit Kegiatan Mahsiswa (UKM), which will be chosen later. Of the problems that, then made an application on " Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Siliwangi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process" which is expected to be a tool that can be used in taking a decision to determine the Unit Kegiatan Mahsiswa (UKM).
Keywords : Decision Support System, Analytical Hierarchy Process, College Students, Unit Kegiatan Mahasiswa
ABSTRAK
Perkembangan sistem teknologi informasi sekarang ini berjalan sangat cepat dan memegang peranan penting dalam berbagai hal. Sedangkan komputer merupakan salah satu bagian penting dalam peningkatan teknologi informasi tersebut. Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Mahasiswa, merupakan pelajar tertiggi dalam level pendidikan. Dalam mengembangkan perannya, mahasiswa perlu mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan bertindak efektif. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah bagi para mahasiswa dalam mengasah bakat dan kemampuan nya. Relevansi antara sistem pendukung keputusan dan mahasiswa erat kaitannya,terutama untuk mahasiswa baru yang terkadang merasa bingung dalam menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) apa yang akan dipilih. Dengan adanya pendukung keputusan, diharapkan agar mahasiswa tidak merasa salah memilih dalam menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang akan dipilih nantinya. Dari permasalahan itulah, maka dibuat aplikasi tentang “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Siliwangi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process” yang diharapkan menjadi alat yang dapat digunakan dalam mengambil sebuah keputusan untuk menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Moore dan Chang (Principle of Service Marketing, 1983), sistem pendukung keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa (Masrun, 2005). dasar dari suatu sistem pendukung keputusan yakni menggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan
Mahasiswa Dalam mengembangkan perannya perlu mengasah kemampuan reflektif dan kebiasaan
bertindak efektif, sebab peranan mahasiswa lebih ditunggu dalam lingkungan masyarakat untuk mengubah tatanan kehidupan lingkungan sekitar agar lebih maju dan baik. Orginasasi adalah salah satuh wadah untuk mengembangkan ide dan pola pikir mahasiswa di lingkungan kampus. Sedangkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah bagi para mahasiswa dalam menuangkan bakat dan kemampuan nya secara fisik.
Analytical Hierarchy Process merupakan salah satu metode dalam sistem pendukung keputusan yang digunakan sebagai alat bantu proses dalam pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty pada sekitar tahun 1970. Prosedur ini sudah diaplikasikan secara luas dalam
pengambilan keputusan yang penting. dalam Analytical Hierarchy Process, suatu prioritas disusun dari berbagai pilihan yang dapat berupa kriteria yang sebelumnya telah didekomposisi (struktur) terlebih dahulu sehingga dapat membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menysun suatu hirarki kriteria, dinilai secara subjektif oleh pihak yang berkepentingan lalu menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas (kesimpulan).
Dengan menyimpan informasi dan himpunan aturan penalaran yang memadai memungkinkan komputer memberikan kesimpulan atau mengambil keputusan yang akan diambil sebagai alternatif seseorang mahasiswa dalam menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) apa yang akan dipilihnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemikiran latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana menentukan kriteria - kriteria yang
sesuai dengan minat untuk memilih Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang akan diambil 2. Bagaimana sistem dapat menghasilkan sekumpulan alternatif sebagai solusi untuk menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang akan di pilih
3. Bagaimana membuat aplikasi sistem pendukung keputusan yang mampu menghasilkan sekumpulan alternatif berdasarkan kriteria – kriteria yang digunakan untuk memilih Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat dalam penyampaian tujuannya. Maka terdapat batasan permasalahan yang akan diteliti dalam pembuatan skripsi ini. Adapun batasan masalah yang dikemukakan penulis, adalah sebagai berikut : 1. Objek penelitian ini di titik beratkan pada
mahasiswa yang belum mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Siliwangi 2. Metode yang digunakan adalah Analytical
Hierarchy Process (AHP), yang tidak membandingkan atau menyangkut pautkan dengan metode dalam sistem pendukung keputusan lainnya
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dikemukakan untuk menguraikan materi yang akan dibahas. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Membangun aplikasi sistem pendukung
keputusan untuk memilih Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Siliwangi
2. Memberikan solusi untuk mendukung pengambilan keputusan Unit Kegiatan Mahasiswa mana yang akan di ambil
II. LANDASAN TEORI
A. Analytical Hierarchy Process (AHP)
Pada dasarnya AHP merupakan suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menentukan skala rasio dari perbandingan berpasangan. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. Dengan metode ini, kerangka untuk mengambil keputusan dinilai efektif atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan proses tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian variabel dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mengukur berbagai pertimbangan untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Analytical Hierarchy Process (AHP) mempunyai landasan aksiomatik (Kardi Teknomo,2005) yang terdiri dari: 1. Resiprocal Comparison, yang mengandung arti
bahwa matriks perbandingan berpasangan yang terbentuk harus bersifat berkebalikan. Misalnya, jika A adalah k kali lebih penting dari pada B maka B adalah 1/k kali lebih penting dari A. 2. Homogenity, yaitu mengandung arti kesamaan
dalam melakukan perbandingan. Misalnya, tidak dimungkinkan membandingkan jeruk dengan bola tenis dalam hal rasa, akan tetapi lebih relevan jika membandingkan dalam hal berat. 3. Dependence, yang berarti setiap level
mempunyai kaitan (complete hierarchy) walaupun mungkin saja terjadi hubungan yang tidak sempurna (incomplete hierarchy).
4. Expectation, yang berarti menonjolkan penilaian yang bersifat ekspektasi dan preferensi dari pengambilan keputusan. Penilaian dapat merupakan data kuantitatif maupun bersifat kualitatif.
Secara umum pengambilan keputusan dengan metode AHP didasarkan pada langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif pilihan yang di ranking.
3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan konstribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing
tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
4. Menormalkan data yaitu dengan menentukan nilai kriteria dengan cara membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5. Melakukan penjumlahan matriks tiap baris, yakni
dengan mengkalikan prioritas hasil dari penentuan nilai kriteria dengan nilai elemen setiap barisnya dari matriks perbandingan berpasangan
6. Menghitung rasio konsistensi (CR). Jika nilai <= 0.1, maka perhitungan dapat diterima dan akan bernilai konsisten
7. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
8. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
Rasio Konsistensi (CR) merupakan batas ketidak konsistenan (inconsistency) yang ditetapkan Saaty. Rasio Konsistensi (CR) dirumuskan sebagai perbandingan indeks konsistensi (IR). Angka pembanding pada perbandingan berpasangan adalah skala 1 sampai 9, dimana :
Tabel 1.Skala Nilai Tingkat Kepentingan Definisi Keterangan 1 Equal Emportance (Sama Penting) Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama. 3 Weak Importance of one over Another (Sedikit Lebih Penting) Pengalaman dan penilaian sangat memihak satu elemen dibandingkan dengan pasangannya. 5 Essential or strong Importance (Lebih penting) Satu elemen sangat dikuasai dan secara praktis dominasinya sangat nyata, debandingkan dengan elemen pasangannya. 7 Demonstated Importance (Sangat Penting) Satu elemen terbukti sangat disukai dan secara praktis dominasinya sangat baik, dibandingkan dengan pasangannya. 9 Extreme Importance (Mutlak Lebih Penting) Satu elemen mutlak sangat disukai dibandingkan dengan pasangannya, pada tingkat keyakinan tertinggi. 2,4,6,8 Intermediate Values Between the two adjacent judgments
Nilai diantara dua pilihan yang berdekatan.
B.
Kelebihan dan Kekurangan Metode AHP
(Analytical Hierarchy Process)
Pada dasarnya bersifat setiap metode ataupun sistem dalam melakukan analisa yang mendukung pengambilan keputusan, tentunya ada kekurangan dan kelebihan pada metode tersebut. Seperti halnya pada pengimplementasian sistem pendukung keputusan dengan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process).
Ada beberapa kekurangan dan kelebihan metode AHP (Analytical Hierarchy Process), (Yuda, 2008) yaitu sebagai berikut:
Kekurangan:
a. AHP (Analytical Hierarchy Process), sebagai prosedur untuk menilai alternatif cenderung bersifat atau subjektif pada ranking alternatif yang dihasilkan.
b. Bukti empiris sebanyak apapun tidak bisa benar-benar mendukung sebuah teori dengan kontradiksi internal seperti pada AHP (Analytical Hierarchy Process). Tetapi, teori tersebut adalah dasar yang baik untuk dikembangkan.
c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai kevalidan dari AHP (Analytical Hierarchy Process) sampai saat ini masih belum dapat diselesaikan, jadi kebenaran dari metode AHP (Analytical Hierarchy Process) belum terbukti 100% tepat.
Kelebihan:
a. AHP (Analytical Hierarchy Process) memberikan satu model yang mudah dimengerti, luwes untuk macam-macam persoalan yang tidak terstruktur.
b. AHP (Analytical Hierarchy Process) mencermikan cara berfikir alami untuk memilah-milah elemen-elemen dari satu sistem ke dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
c. AHP (Analytical Hierarchy Process) memberikan suatu skala pengukuran dan memberikan metode untuk menetapkan prioritas. III.METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Perancangan Sistem
Gambar 1.Metode Waterfall
Metode perancangan sistem yang digunakan adalah Waterfall dengan langkah-langkah analisis kebutuhan (Requirement), desain sistem (Design
System), penulisan kode program / implementasi
(Coding & Testing), Penerapan / Pengujian
Program (Integration & Testing) dan
Pemeliharaan (Operation & Maintenance) sebagai proses dibangunnya sebuah sistem.
B. Design
Gambar 2.Diagram konteks
Gambar 3. ERD
Gambar 4. DFD
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perangkat lunak
Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di Universitas Siliwangi yang dibangun mempunyai beberapa halaman untuk penggunanya. yang terdiri dari halaman home yaitu halaman utama, halaman AHP yaitu berisi penjelasan tentang sejarah singkat AHP, halaman UKM yang berisi hasil alternatif pilihan yang diambil untuk mendukung suatu keputusan dalam menentukan (UKM) Unit Kegiatan Mahasiswa mana yang akan dipilih, halaman login berisi username dan password yang harus di inputkan dengan benar oleh administrator untuk menambah, mengubah, menghapus, serta mengatur nilai dalam halaman kriteria,dan sub kriteria, dalam halaman alternatif untuk menambah, mengubah, dan menghapus alternatif Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang
dijadikan sebagai pilihan dalam mendukung keputusan, serta dalam halaman admin untuk mengubah password.
Secara garis besar aplikasi dapat menghasilkan informasi berupa nilai alternatif yang sudah di isi oleh mahasiswa untuk mendukung (UKM) Unit Kegiatan Mahasiswa yang akan dipilihnya nanti. B. Implementasi Antar Muka
Implementasi antarmuka dilakukan dengan setiap halaman Halaman aplikasi yang dibuat
.
1. Halaman HomeGambar 5. Halaman Home 2. Halaman Login Admin
Gambar 6. Halaman Login admin 3. Halaman set nilai kriteria
Gambar 7. Set Nilai Kriteria 4. Gambar Hasil Nilai Kriteria
Gambar 8. Hasil Nilai Kriteria
5. Halaman Isi Nilai UKM
Gambar 9. Isi Nilai UKM 6. Halaman Hasil Alternatif
Gambar 10. Hasil Alternatif C. Pengujian Tertulis
1. Menentukan Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria. Nilai dari setiap kriteria dituangkan dalam matriks perbandingan berpasangan sebagai berikut
:
Tabel 2.Matriks Perbandingan Berpasangan
Minat Bakat Pengalaman
Minat 1 3 5
Bakat 0.33 1 3
Pengalaman 0.2 0.33 1
Jumlah 1.53 3.5 6
2. Menentukan Matriks Nilai kriteria. Dari matriks nilai perbandingan berpasangan pada tabel 3 diatas selanjutnya dibuat matriks nilai kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.Matriks Nilai Kriteria
Minat Bakat Pengalaman Jumlah Prioritas
Minat 0.65 0.69 0.56 1.9 0.63
Bakat 0.22 0.23 0.33 0.78 0.26
Pengalaman 0.13 0.08 0.11 0.32 0.11 3. Menentukan Matriks Penjumlahan Tiap Baris.
Matriks ini dibuat dengan mengkalikan nilai prioritas pada tabel 3 dengan matriks perbandingan berpasangan pada tabel 2. Hasil perhitungan disajikan dalam tabel 4.
Tabel 4. Matriks Penjumlahan tiap baris
Minat Bakat Pengalaman Jumlah
Minat 0.63 0.78 0.55 1.96
Bakat 0.21 0.26 0.33 0.8
Pengalaman 0.13 0.09 0.11 0.32 4. Menentukan Rasio Konsistensi
Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0,1. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1, maka matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki dan dihitung ulang.
Untuk menghitung rasio konsistensi, dibuat tabel seperti terlihat dalam tabel 5.
Jumlah per baris Prioritas Hasil Minat 1.96 0.63 2.59 Bakat 0.8 0.26 1.06 Pengalaman 3.2 0.11 0.43
Dari tabel 5, diperoleh nilai – nilai sebagai berikut :
Jumlah (penjumlahan dari nilai – nilai hasil) : 4.08 n (jumlah kriteria) : 3
λ maks (jumlah/n) : 1.36 CI ((λ maks – n)/n) : -0.55 CR (CI/IR) : - 0.94
Oleh karena CR < 0.1, maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut bisa di terima
5. Menentukan nilai prioritas sub kriteria dari setiap kriteria. Penghitungan sub kriteria dilakukan terhadap sub – sub dari semua kriteria. Dalam hal ini, terdapat 3 kriteria yang berarti akan ada 3 perhitugan prioritas sub kriteria. Langkah – langkah perhitungan sama persis dengan langkah – langkah dari tabel 2 sampai tabel 5.
6. Matriks hasil Tabel 6. Matriks Hasil
Minat Bakat Pengalaman
0.63 0.26 0.11
Sangat Ahli Lama
1.00 1.00 1.00
Biasa Sedang Sebentar
0.33 0.36 0.56
Tidak Rendah Tidak
0.10 0.13 0.30
Matriks hasil didapat dari nilai prioritas kriteria, serta perhitungan prioritas dari sub kriteria yang kemudian prioritas dari kriteria dan sub kriteria dituangkan dalam satu tabel.
D. Kelebihan dan Kekurangan Sistem 1. Kelebihan Sistem
Berikut adalah kelebihan dari Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di Universitas Siliwangi :
a) Nilai Bisa disimpan atau di rubah tanpa masuk ke dalam database secara manual
b) Tampilan aplikasi yang user friendly
c) Hasil alternatif dari seorang mahasiswa bisa di cetak
2. Kekurangan Sistem
adapun kelemahan dari aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di Universitas Siliwangi, diantaranya :
a) Tidak ada backup data otomatis. b) Aplikasi bersifat single user.
c) Aplikasi tidak dapat diakses melalui internet V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan serangkaian penelitian, seperti yang tertera pada Bab III dan Bab IV, maka dapat diuraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari rangkaian penelitian tersebut. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Telah berhasil menentukan kriteria serta menyelesaikan perhitungan dalam aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di Universitas Siliwangi
2. Aplikasi dapat memberikan kemudahan kepada pengguna yakni mahasiswa Universitas Siliwangi Tasikmalaya untuk menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa mana yang akan dipilih B. Saran
1. Dapat di akses melalui internet. Agar mahasiswa yang kesulitan untuk menentukan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dapat mengakses aplikasi tersebut dimanapun, kapanpun
2. Ditambahkan fasilitas untuk backup/restore basis data sehingga keamanan data dari aplikasi lebih terjamin
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, 2007. “Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan”. Andi Offset Yogyakarta
Subekti, I. 2002. “Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System”.ITS. Surabaya