• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pelayanan Darah Di Bank Darah (Autosaved)-3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pelayanan Darah Di Bank Darah (Autosaved)-3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PELAYANAN DARAH DI BANK DARAH

RUMAH SAKIT SENTRA MEDIKA CIBINONG

(2)

DEFINISI

A. Definisi Transfusi Darah

Transfusi darah adalah pemindahan darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima (resipien). Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan menigkatkan derajat kesehatan . Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabakan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain.

Terselenggaranya pelayanan transfusi yang bermutu dan aman sangat tergantung pada upaya

perbaikan mutu yang dilakukan oleh rumah sakit atau unit transfusi darah secara terus menerus. WHO dalam Guidelines for Quality Assurance Programmes for Blood Transfusion Services (1993) memberikan definisi mutu sebagai pemberian pelayanan atau produk yang teratur dan dapat dipercaya serta sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. WHO telah mengembangkan strategi untuk transfusi darah yang aman dan meminimalkan resiko transfusi. Strategi tersebut terdiri dari pelayanan transfusi darah yang terkoordinasi secara nasional, pengumpulan darah hanya dari donor sukarela dari populasi resiko rendah, pelaksanaan skrining terhadap semua darah donor dari penyebab infeksi serta pelayanan laboratorium yang baik disemua aspek, termasuk golongan darah, uji kompatibilitas, persiapan komponen darah, mengurangi transfusi darah yang tidak perlu dengan penentuan indikasi transfusi darah yang tepat.

B. Definisi Bank Darah Rumah Sakit

Bank Darah Rumah Sakit merupakan suatu unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah transfuse yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk transfuse yang aman,

(3)

berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pelayanan transfusi yang aman tergantung pada penyediaan produk darah yang aman, kecocokan antara darah yang akan diberikan dan pasien yang menrima transfusi, serta ketepatan indikasi pemberian transfusi. Semua hal tersebut membutuhkan dukungan

faktor-faktor berikut :

- Ketersediaan dan ketaatan terhadap pedoman klinis transfusi - SOP

- Checklist

- Keaktifan komite transfusi darah Rumah Sakit - Sumber daya manusia yang berkualitas

- Dukungan teknologi yang menjamin mutu dan kemanan produk darah. a. Ruang Lingkup Pelayanan

(1)Administrasi

(2)Melayani permintaan darah (3)Menyimpan persediaan darah (4)Uji Cocok Serasi (cross match)

(5)Pemeriksaan Serologi Gol.Darah (blood typing) (6)Uji Saring ( blood screening).

(4)

BAB III

TATA LAKSANA

A. Waktu pelayanan

Bank Darah RS Sentra Medika Cibinong melakukan pelayanan selama 24 jam secara terus menerus.

B. Pendaftaran dan pencatatan

C. Permintaan darah dan/atau komponen darah dari Ruang

Perawatan N

o

Kegiatan Persyaratan

1 Instruksi permintaan

darah - Setiap permintaan darah harus disertai dengan formulir permintaan darah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) disertai sampel darah pasien

- Untuk permintaan darah persiapan harus dibuat maksimal tiga hari sebelum rencana pelaksanaan transfusi

- Untuk permintaan darurat harus dilengkapi dengan alasan permintaan darurat menggunakan formulir khusus yang ditentukan Rumah Sakit

2 Pengisian formulir permintaan darah yang disediakan oleh Rumah Sakit

Harus diisi dengan informasi:

a. Identitas pasien terdiri dari : nama lengkap (minimal nama depan dan belakang), tanggal lahir, nomor rekam medis, jenis kelamin

b. Ruang perawatan

c. Tanggal permintaan dan tanggal rencana transfusi

d. Diagnosis klinis

e. Indikasi transfusi

f. Jenis permintaan (elektif, rutin dan darurat)

g. Kadar hemoglobin atau trombosit pasien h. Golongan darah pasien

i. Riwayat transfusi sebelumnya j. Riwayat reaksi transfusi

k. Jenis dan volume komponen darah yang diminta

l. Nama dokter DPJP, dilengkapi tanda tangan DPJP atau dokter yang meminta m. Nama dan tanda tangan personil yang

(5)

mengambil sampel darah

3 Pengambilan sampel

darah pasien Sampel darah pasien untuk pemeriksaan pratransfusi diambil langsung dari pembuluh darah pasien dan harus

ditampung di dalam tabung tersendiri 4 Penyerahan formulir

permintaan darah ke BDRS

Formulir permintaan darah diserahkan secara bersamaan dengan sampel darah pasien ke BDRS oleh petugas Rumah Sakit yang telah dilatih rantai dingin darah 5 Penyerahan darah dari

BDRS ke Ruang

Perawatan - Pada tanggal rencana transfusi, perawat atau dokter mengkonfirmasi apakah transfusi tetap berlangsung atau ditunda. - Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, darah dapat diberikan kepada pasien yang lebih membutuhkan

6 Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan darah di ruang perawatan yang disimpan didalam folder rekam medis pasien

D. Penerimaan permintaan darah dan/atau komponen darah serta sampel pasien

No Kegiatan Persyaratan

1 Pengecekan identitas

pasien Petugas BDRS harus memeriksa identitas pasien pada formulir permintaan dan pada label sampel darah

2 Pengecekan sampel

darah pasien - Petugas BDRS harus memeriksa kondisi sampel.

- Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, menggumpal, volume kurang, label tidak sesuai dengan formulir permintaan darah atau sampel tanpa label) sampel darah dibuang dan harus dimintakan sampel darah yang baru

3 Pengecekan formulir

permintaan darah Apabila formulir permintaan darah tidak lengkap atau tidak terbaca, formulir permintaan darah dikembalikan ke ruangan 4 Pengecekan usia

sampel darah Pengecekan usia sampel darah

Jenis sampel Suhu simpan Max usia sampel Darah EDTA 18 – 250C 24 jam Darah EDTA 40C 3 hari Serum/Plasma 40C 1 minggu 5 Penyerahan darah dari

BDRS ke Ruang Perawatan

- Pada tanggal rencana transfusi, perawat atau dokter mengkonfirmasi apakah transfusi tetap berlangsung atau ditunda.

- Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, darah dapat diberikan kepada pasien yang lebih membutuhkan

6 Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan darah di ruang perawatan yang disimpan didalam folder rekam medis pasien

(6)

E. Penyimpanan darah dan komponen darah

1. Penyimpanan darah dan komponen darah dilakukan dalam tempat dan suhu optimal yaitu :

Jenis Darah Suhu

Penyimpanan (0C ) Lama Penyimpan an Tempat Penyimpanan WB ( Whole Blood ) 2-6 35 hari

(antikoagul an CPDA)

Blood Bank Refrigerator PRC ( Packed Red Cell

) 2-6 35 hari (antikoagul an CPDA) Blood Bank Refrigerator

(7)

TC ( Trombocyte Concentrate)

20-24 5 hari Platelet Agitator Trombocyte Apheresis 20-24 5 hari Platelet Agitator FFP ( Fresh Frozen

Plasma )

-30 1 tahun Freezer AHF ( Anti Hemofili

Faktor)/Cryopresipitat e

-30 1 tahun Freezer

WE ( Wash

Eritrosit)/PRC cuci

2-6 24 jam Blood Bank Refrigerator 2. Penyimpanan darah dengan system First In First Out (FIFO)

3. Tersedia SPO penyimpanan darah.

F. Penyerahan darah yang diminta pasien

1. Penyerahan darah dilakukan berdasarkan permintaan dokter dengan formulir permintaan.

2. Darah dikeluarkan setelah melalui pemeriksaan crossmatch dengan hasil compatible

3. Petugas BDRS Sentra Medika Cibinong mencocokan dan meneliti identitas pada formulir permintaan darah transfuse/pengeluaran darah dengan label kantong darah. 4. Petugas ruangan/perawat meneliti kembali Sentra Medika

Cibinong mencocokan dan meneliti kembali identitas pada formulir permintaan darah transfuse/pengeluaran darah dengan label kantong darah.

5. Petugas ruangan/perawat membawa darah yang akan ditransfusikan dari BDRS ke Ruangan dengan Coolbox yang disertai ice pack.

6. Kantong darah yang dikeluarkan satu per satu kantong dari Bank Darah kecuali atas permintaan dokter.

G. Prosedur Transfusi darah yang Aman

Proses yang terjadi di rumah sakit adalah dimulai dari diagnose penentuan indikasi yang tepat oleh dokter, serta penentuan jenis komponen darah yang dibutuhkan. Dokter akan mengisi formulir

(8)

permintaan darah yang disiapkan oleh rumah sakit dengan format standar UTD, ke BDRS disertai dengan sampel darah resipien yang terbaru, selanjutnya petugas BDRS akan melakukan pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rhesus) resipien dan pemeriksaan konfirmasi darah donor yang ada dalam stock. Selanjutnya dilakukan uji silang serasi antara darah resipien dan dari dari kantong darah yang akan diberikan. Kantong darah uyang kompatibel diserahkan oleh petugas BDRS kepada perawat ruangan dengan memperhatikan prinsip rantai dingin darah (darah dijaga selalu berada pada suhu 2-60C) diserrtai formulir lapaoran yang harus dikembalikan ke BDRS setelah tindakan medis selesai dilakukan.

Kantong darah yang telah dinyatakan kompatibel tersebut diserahkan kepada perawat yang diberikan kewenangan melakukan tindakan transfuse darah pada resipien dibawah pengawasan dokter. Perawat ruangan harus melakukan pemantauan reaksi transfuse, minimal 15 menit pertama pada setiap pemberian kantong darah yang ditransfusikan. Bila terjadi reaksi transfuse darah maka harus segera dilakukan penanganannya sesuai dengan SPO dan pelaporan kepada BDRS sebagai feedback. Selanjutnya secara berkala unit Bank Darah RS melaporkan kejadian reaksi transfuse ke UTD pengirim sebagai feedback.

H. Kualitas dan keamanan darah

Pelayanan darah yang berkualitas adalah pelayanan darah dengan sistem distribusi tertutup dengan metode rantai dingin sesuai standart, yaitu pelayanan yang dilakukan seluruhnya oleh petugas kesehatan dan UTD dengan memperhatikan suhu penyimpanan darah saat didistribusikan. Pada sistem tertutup ini keluarga pasien tidak lagi dilibatkan sebagai pelaksana distribusi Salah satunya yang sangat mempengaruhi kualitas pelayanan darah adalah sistem distribusi atau transportasi tertutup. Dalam

(9)

sistem distribusi / transportasi tertutup ini darah mulai proses penyadapan dari pendonor baik sukarela maupun pengganti, skrening di UTD, pengiriman ke Bank Darah Rumah Sakit, pengiriman ke ruang perawatan serta proses transfusi dilakukan oleh petugas. Dalam sistem distribusi / transportasi darah tertutup ini tidak melibatkan keluarga pasien sebagai pelaksanan distribusi / transportasi.

Di Rumah Sakit yang bertanggung jawab untuk menjaga agar darah tidak dikeluarkan dari Bank Darah sebelum siap untuk di transfusikan ada pada staf Bank Darah. Untuk distribusi / pengiriman darah suhu harus terjaga tetap pada suhu 2⁰ - 6⁰ C dan harus menggunakan Cool Box

Pelayanan transfusi darah aman harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:

a. Darah berasal dari donor sukarela, sehat dan memenuhi kriteria sebagai donor darah resiko rendah (low risk donor) terhadap tertular penyakit infeksi menular lewat transfusi darah. b. Seluruh proses pengamanan, pengolahan dan peynimpanan serta kualitas bahan habis pakai sesuai standar.

c. Distribusi dilakukan dengan rantai dingin oleh petugas yang berwenang serta mengikuti standar prosedur operasional (sistem distribusi tertutup).

d. Pemakaian secara rasional, indikasi dan pemilihan komponen berdasarkan analisa medis yang tepat.

I. Cross matching dan tes kecocokan

Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknyadarah donor dengan darah penerima untuk persiapan

transfusi darah.Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk

memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapaimasa hidup maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada antibodi

(10)

pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah diketahui, adalah hal mutlak untuk melakukan uji silang serasi.Mayor crossmatch adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur dengan sel penerima.

A.

CARA KERJA CROSS MATCH DENGAN BIORAD/DIAMED GEL TES

I. Buat Sspensi sel pasien dan donor 0.8 - 1%.

1. Masukkan 0,5 ml Dil 2 dengan Dispenser ke dalam tabung 2. Ambil 5 ul (mikroliter) PRC atau 10 ul WB, masukkan tabung 3. Campur dan homogenkan Suspensi 0,8 – 1%

II. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien / Donor, buka

penutup alumunium. Dengan bantuan mikropipet, masukkan :

• MAYOR : 50 ul Suspensi Sel Donor + 25 ul Serum Pasien

• MINOR : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Donor • AUTO KONTROL : 50 ul Suspensi Sel Os + 25 ul Serum Pasien

III. Masukkan kartu ke Inkubator.

Inkubasi 37º C, 15 menit ( tekan tombol timer 1 / 2 / 3 ) IV. Pindahkan kartu ke Centrifuge

Tekan tombol Start ( Centrifuge selama 10 menit ) V. Baca Reaksi secara makroskopis

B. CARA KERJA DIRECT COOMBS TES

1. Buat Suspensi Os 0,8 – 1% ( cara sama seperti diatas ) 2. Ambil Liss / Coombs Card, tandai dengan identitas Pasien. 3. Masukkan 50 ul Suspensi Sel Pasien.

4. Putar di Centrifuge ( tekan tombol Start )

(11)

5. Baca Reaksi

C. CARA POOLING UNTUK INTER CROSS DONOR ( AUTO POOL )

Maksimum pooling untuk 3 kantong darah Cara Pooling :

a. Potong selang pada kantong donor yang akan di PoolinG b. Teteskan pada 2 tabung kosong masing-masing sel darah merah

donor yang akan di-pool dan serum/plasma donor yang akan di-pool dengan jumlah yang sama .

c. Homogenkan sel darah merah pada tabung yang berisi pooling sel darah merah donor, buat suspensi 1% dengan Diluent 2 dengan cara seperti di atas.

d. Lakukan Cross Match seperti biasa

INTER CROSS : 50 ul pool Suspensi Sel Donor + 25 ul pool serum Donor

D.

INTEPRETASI HASIL CROSS MATCH

No Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan

1 - - - Darah keluar

2 + - - Ganti darah donor/rujuk

3 - + - Berikan PRC/Ganti

Darah Donor

4 - + + Beri PRC bila minor

lebih kecil atau sama dengan AC/DCT

5 + + + Lihat Ket. No. 5

Keterangan :

1. Crossmatch Mayor, Minor dan AC = negatif Darah pasien kompatibel dengan darah donor Darah boleh dikeluarkan

(12)

Periksa sekali lagi Golongan darah Os apakah sudah sama dengan donor, apabila gol. Darah sudah sama :

Artinya ada Irregular Antibody pada Serum Os

Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai didapat hasil cross negatif pada mayor dan minor

Apabila tidak ditemukan hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah donor telah diganti maka harus dilakukan Screening dan Identifikasi Antibody pada Serum Os, dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat

3. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Negatif Artinya ada Irregular Anti Body pada Serum / Plasma Donor. Solusi : Ganti dengan darah donor yang lain, lakukan crossmatch lagi

4. Crossmatch Mayor = negatif, Minor = positif, AC = Positif Lakukan Direct Coombs Test pada OS

Apabila DCT = positif, hasil positif pada crossmatch Minor dan AC berasal dari autoantibody

Apabila derajad positif pada Minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah boleh dikeluarkan

Apabila derajad positif pada Minor lebih besar dibandingkan derajad positif pada AC / DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah donor, lakukan crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada Minor sama atau lebih kecil dibanding AC / DCT 5. Mayor, Minor, AC = positif :

Periksa ulang golongan darah Os maupun donor, baik dengan cell grouping maupun back typing, pastikan tidak ada kesalahan gol. Darah

Lakukan DCT pada Os, apabila positif, bandingkan derajat positif DCT dg Minor, apabila derajat positif Minor sama atau lebih rendah dari DCT, maka positif pada Minor dapat diabaikan, artinya positif tersebut berasal dari autoantibody.

(13)

Sedangkan positif pada Mayor, disebabkan adanya Irregular Anti Body pada Serum Os, ganti dengan darah donor baru sampai ditemukan hasil Mayor negatif

J. Pengembalian darah yang tidak terpakai

Pengembalian darah ke UTD sesuai kesepakatan dan tertuang dalam IKS/MOU antara BDRS Sentra Medika Cibinong dengan UTD.

K. Screening darah terhadap beberapa penyakit tertentu Screening darah adalah pemeriksaan terhadap darah yang akan ditransfusikan kepada resipien terhadap penyakit menular melalui darah seperti hepatitis B, hepatitis C, HIV dan syphilis yang sebelumnya darah tersebut telah diperiksa di UTD PMI.

Untuk skrining darah donor yang aman

a. Pemeriksaan harus dilakukan secara individual (setiap individual bag atau satu unit plasma) dan tidak boleh dilakukan secara pooled plasma

b. Jenis pemeriksaan yang digunakan sesuai dengan standar WHO, dalam hal ini meliputi pemeriksaan atas sifilis, hepatitis B, hepatitis C dan HIV

c. melakukan uji saring darah terhadap Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) dengan metode Nucleic Acid Amplification Technology (NAT), Chemiluminescence Immuno Assay (ChLIA)/Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA), Rapid Test, dan slide test malaria untuk daerah endemis;

Bank Darah Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong tidak melakukan screening ulang terhadap darah donor, melakukan screening jika ada permintaan langsung dari pasien.

L. Pencatatan dan pelaporan dari reaksi yang timbul dari transfusi darah

(14)

Reaksi Transfusi adalah reaksi tubuh resipien terhadap darah donor, reaksi transfusi darah dapat ringan sampai berat, dan dapat berupa reaksi cepat, sedang, dan lambat. Standar angka kejadian reaksi transfusi adalah <0,01%. Reaksi transfusi dipengaruhi oleh fasilitas Skrining Pretransfusi dan uji Cocok serasi yang berkualitas, SDM yang trampil dan kondisi pasien yang ditransfusi.

1. Semua kejadian reaksi transfuse harus dilaporkan ke Bank Darah Rumah Sakit

2. Semua kejadian reaksi transfuse dilaporkan ke kepala BDRS yang selanjutnya dilanjutkan ke UTD PMI

3. Setiap kejadian reaksi transfuse dilaporkan dalam laporan bulanan kepada direktur Rumah Sakit

4. Adanya SPO Penanganan, Pencatatan dan Pelaporan Kejadian reaksi transfuse.

M. Pengadaan darah rutin dan darurat. a. Permintaan Darah Rutin

1. Permintaan darah ke UTD sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang dalam Ikatan Kerja Sama (IKS)

2. Tersedia SPO

3. Transportasi distribusi darah dengan menggunakan coolbox transportasi darah yang disertai icepack.

b. Permintaan Darah Dalam Keadaan Khusus

Permintaan dalam keadaan khusus adalah dalam keadaan keadaan darurat, jika persediaan darah di BDRS sudah habis sesuai kesepakatan dengan UTD dan tertuang dalam IKS

1. Permintaan darah diluar perencanaaan rutin, misalanya permintaan dalam bentuk komponen darah, Rhesus negatif, darah langka dan pada kejadian luar biasa (KLB)

2. Formulir permintaan darah diisi lengkapa dan ditandatangani oleh kepala BDRS atau petugas yang diberi wewenang oleh kepala BDRS.

3. Tersedia SPO permintaan darah dalam keadaan khusus. N. Pengelolaan limbah

Labaratorium kesehatan termasuk laboratorium BDRS dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas

(15)

yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar penanganan dan penampungan limbah terdiri dari :

1. Menyediakan sarana penampungan untuk limbah yang memadai, diletakan pada tempat yang tepat, aman dan hygienis.

2. Pemisahan limbah untuk memudahkan mengenai berbagai jenis limbah yang akan dibuang dengan cara menggunakan kantong berkode (kode warna).

3. Pengelolaan limbah infektif dengan desinfeksi, dekontaminasi, sterilisasi atau insinerasi.

Pemusnahan Darah

1. Darah yang akan dimusnakan sesuai standar pengelolaan limbah rumah sakit adalah darah yang kadaluarsa atau rusak. 2. Tersedia SPO pemusnahan darah.

O. Laporan

1. Permintaan rutin dan darurat  golongan darah

 jenis darah (komponen)  jumlah (kantong/unit/cc). 2. Stok darah per bulan/minggu.

3. Pengembalian darah yang tidak terpakai  golongan darah

 jenis darah (komponen)  jumlah

 nomor kantong/unit. 4. Jumlah darah rusak/expired. 5. Jumlah pemakaian darah

 golongan darah

 jenis darah (komponen)  jumlah kantong/unit/cc. 6. Jumlah pemeriksaan

(16)

 cross match

 uji saring (screening). 7. Kejadian reaksi transfusi darah

 Jumlah

 nomor kantong/unit darah  tanggal

(17)

BAB IV

DOKUMENTASI

Semua kegiatan pelayanan darah transfuse di BDRS Sentra Medika Cibinong harus di dokumentasikan di dalam SPO. Pencatatan harus dibuat dan disimpan sebagai bukti bahwa persyaratan mutu pelayanan darah di BDRS Sentra Medika Cibinong telah dipenuhi. Petugas BDRS harus mengerti bahwa semua kegiatan harus dilakukan dengan ketat sesuai prosedur.

SPO yang ada diantaranya yaitu :

 SPO Perencanaan Kebutuhan Darah  SPO Permintaan Darah ke UTD

 SPO Penyimpanan Darah/komponen darah  SPO Monitoring suhu alat penyimpanan darah  SPO Validasi reagen

 SPO Perawatan alat

 SPO Cara pemakaian alat

 SPO Persiapan sampel pemeriksaan

 SPO Pemeriksaan golongan darah ABO/Rhesus  SPO Uji silang serasi

 SPO penerimaan sampel dan formulir darah

 SPO darah titip yang telah dilakukan pemeriksaan uji silang serasi  SPO Pengeluaran darah

 SPO Pengembalian darah  SPO Pelacakan reaksi transfusi  SPO Pencatatan

 SPO Pelaporan  SPO Rujukan

 SPO Permintaan darah CITO

 SPO Kualitas dan Keamanan Darah  SPO Darah Incompatible

 SPO Penanganan limbah infeksius  SPO Kewaspadaan universal

Pencatatan di BDRS meliputi :

 permintaan darah rutin dan khusus ke UTD  penerimaan darah rutin dan khusus dari UTD  Berita acara penerimaan darah dari UTD

(18)

 Dokumentasi permintaan darah dari para klinisi lengkap dengan indikasi, jenis dan jumlah darah beserta identitas paasien

 Stok darah di Bank Darah,

 permintaan darah dari ruangan,

 pemeriksaan golongan darah (ABO/Rhesus) dan uji silang serasi,  pengeluaran darah,

 Dokumentasi darah titipan dan pemakaian darah  Darah yang harus dikembalikan ke UTD

 Kebutuhan darah yang tidak terpenuhi  Hasil monitoring dan evaluasi

 Validasi reagen , kalibrasi alat, pencatatan suhu tempat penyimpanan darah,

Referensi

Dokumen terkait

Diantara model pengembangan harta wakaf di atas tampaknya pembiayaan dengan model wakaf uang adalah model yang paling ideal dimana para nazhir tidak perlu lagi memikirkan

Analisis dan karakterisasi komponen minyak atsiri merupakan masalah yang cukup rumit, ditambah dengan sifatnya yang mudah menguap pada suhu kamar sehingga

Tipe breeding habitat nyamuk tersangka vektor malaria, evaluasi kepadatan jentik pasca aplikasi bio-larvasida (piriproksifen), Dusun Berjoko/Lordes, Desa Sungai Limau,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai determinan kejadian tuberkulosis pada orang dewasa di wilayah kerja Puskesmas Boom Baru Palembang tahun 2010 diketahui bahwa dari

Metoda penetapan prioritas masalah kesehatan beradasarkan pencapaian program tahunan yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara target yang ditetapkan dari

Lokasi yang dijadikan studi instalasi cahaya panggung pertunjukan ini adalah gedung kesenian Sunan Ambu STSI Bandung.. Gambar 3.1 denah

Fidel Castro terpaksa turun dari jabatannya sebagai presiden karena mengalami sakit. Dan posisinya pun akhirnya digantikan oleh Raul Castro yaitu adik

Dengan melihat Grafik 1 diperoleh beberapa temuan dalam penelitian ini yaitu 1) terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai setiap indikator kemampuan pemecahan