KINERJA PEGAWAI BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH KABUPATEN BOYOLALI DITINJAU
DARI KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN
MOTIVASI KERJA
Roy Sulistio
Universitas Islam Batik Surakarta
roysulistio93@gmail.com
Eny Kustiyah
Universitas Islam Batik Surakarta
Fithri Setya Marwati
Universitas Islam Batik Surakarta
Abstrak
:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial
kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BPBD Kabupaten Boyolali.
Metodologi dalam penelitian ini adalah kuantatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini
sebanyak 54 orang. Alat analisis yang di gunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 54 item karena penelitian ini menggunakan metode
populasi sehingga seluruh pegawai adalah respondennya. Hasil uji hipotesis 1 di peroleh
constanta sebesar 17,524 dan sig. 0,000 < 0,05 artinya kepemimpinan, lingkungan kerja dan
motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Hasil uji hipotesis 2
di peroleh constanta 2,951 dan sig.0,017 < 0,05 artinya kepemimpinan secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hipotesis 3 di peroleh nilai constanta
2,320 dan sig. 0,024 < 0,05 artinya lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terjahap kinerja. Hasil uji hipotesis 4 di peroleh constanta 1,618 dan sig. 0,112 <
0,05 artinya motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terjahap
kinerja..
Kata Kunci:
Kepemimpinan, lingkungan Kerja, Motivasi Kerja,Kinerja pegawai
1.
Pendahuluan
Kemampuan suatu instansi pemerintahan dalam menjalankan kegiatan bukan hanya di tentukan oleh kemampuan instansi itu sendiri melainkan dari berbagai kemampuan sumber daya manusia yang berada di dalamnya. Setiap instansi pasti akan meningkatkan kinerja pegawainya agar dapat terwujutnya visi, misi dan tujaun pekerjaannya. Tak terkecuali dengan instansi yang bergerak pada bidang Pelayanan khususnya pada instasi penanggulanan bencana. Badan Penenggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali merupakan saalah satu instansi pemerintahan yang bergerak pada bidang pelayanan masyarakat tersebut, dengan maka perlu adanya SDM yang tanggap, tangkas, dantangguh, ungkapnya (Adolfina,2015).
Kepemimpinan (leadership) merupakan salah satu sumber yang bernilai tinggi dalam sistem manajemen instansi kepada para pegawai. Seseorang pemimpin dapat menjadi pemimpin melalui
aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi bawahan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau instansi, ungkapnya (Suprayitna,2008).
Adolfina (2015) mengungkapkan Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pegawai yang dapat mempengaruhi dalam diri seorang pegawai untuk dapat menjalankan tugasnya, baik lingkungan kerja yang berbentuk fisik maupun non fisik. Lingkungan kerja yang baik di harapakan mampu menumbuhkan motivasi guna mendukung pekerjaan para pegawai. Sehingga dengan demikian di harapkan pula mampu memberikan semangant kerja pegawai untuk lebih aktif, ungkapnya (Kustiyah,2018).
Menurut (Suprayitna, 2008) mengungkapakan bahwa motivasi kerja merupakan pemahaman baik yang ada dalam diri karyawan maupun dari lingkungan akan dapat membantu dalam meningkatkan kinerja pegawai. Peningkatan kinerja pegawai perlu di laksanakan dengan baik oleh sebab itu seorang pemimpin perlu mempersiapkan dirinya dengan memenuhi kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi untuk dapat meningkatakan kinerja pegawainya (Jamaludin,2017). Badan Penanggulangan Benca Daerah merupakan salah satu lembaga pemerintah daerah non departemen yang bergerak paada bidang penanggulangan bencana dengan mengutamakan pelayanan jasa pada masyarakat yang terdampak terjadinya bencana. Oleh karena itu seorang pegawai BPBD perlu mempersiapkan dirinya untuk dapat selalu siap siaga dalam bekerja keras menghadapi bencana yang sewaktu-waku dapat terjadi.
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari :
1. Mengetahui secara simultan kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penanggulang Bencan Daerah Kabupaten Boyolali.
2. Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Bandan Penanggulangan Benca Daerah Kabupaten Boyolali.
3. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali.
4.
Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Penanggulanagan
Bencana Daerah Kabupaten Boyolali.
2.
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.1 KinerjaMenurut (Dharma,2008:5) mengungkapakan bahwa suatu prestasi kerja dalam melaksanakan tanggung jawab, tugas pokok dan fungsinya sehingga sesorang dapat mencapai kinerjanya yang sudah di tetapkan pimpinan atau instansi merupakan istilah dari kinerja pegawai. Menurut (Flippo,1999:149) mengemukakan bahwa kinerja pegawai dapat di nilai dengan beberapa indikator yang terdiri dari:
1) Kualitas kerja meliputi ketepatan waktu, ketelitian, keterampilan dan ketepatan sasaran.
2) Kuantitas kerja meliputi keluaran yang tidak hanya berupa tugas rutin dan regular namun juga berupa tugas yang ekstra mendesak.
3) Hubunagan kerja meliputi perubaahn kerja, teman kerja dan kerjasam dengan rekan kerja serta dengan atasan.
4) Ketangguhan kerja meliputi ketaatan kerja terhadap aturan yang telah di tetapkan, kedisiplinan, inisiatif dan loyalitas.
Dari pendapat para ahli tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu usaha tau tenaga yang di keluarakan oleh seorang pegawai untuk dapat mencetak suatu prestasi dan melaksanakan tanggungjawabnya seuai dengan kemampauan dan kehliannya.
2.2 Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses memberikan pengaruh terhadap orang lain untuk mencapai tujuan instansi (Bartol, 1991 dalam Tika, 2006:63). Hersey - Blanchard dalam Robbins (1996:45),Wirjana dan Supardo (2005:48) mengungkapkan variabel kepemimpinan ini secara operasional diukur dengan menggunakan empat indikator yang diambil dari teori kepemimpinan situasional antara lain:
1. Telling merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk memberi petunjuk bawahan apa yang harus mereka kerjakan.
2. Selling merupakan kemampuan pemimpin dalam menjual atau memberikan ide-ide kepada anggota.
3. Participating kemampuan pemimpin dalam berpartisipasi dengan bawahannya. 4. Delegating merupakan kemampuan pemimpin untuk mendelegasikan kepada anggota. Dari pendapat para ahli tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah perwujudan sikap dan tingkah laku seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain dalam melaksanakan pekerjaan atau kegiatan yang sesui dengan kehendak atau perintah yang di sampaikan kepada bawahannya.
2.3 Lingkungan Kerja
George R. Terry (2006:23) mengungkapkan bahwa lingkungan kerja mempunyai arti sebagai kekuatan-kekuatan yang dapat mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja pegawai di suatu organisasi atau instansi. Sedarmayanti (2009:46) mengungkapkan bahwan ada beberapa indikator - indikaor lingkungan kerja yang dapay mempengaruhi kinerja prgawai. Di antaranya adalah:
1) Penerangan adalah cukup atau tidaknya cahaya yang masuk pada setiap masing - masing ruang kerja pegawai.
3) Suara kebisingan adalah tingkat penggerak atau kekuatan yang mempengaruhi aktifitas kerja pegawai.
4) Penggunaan warna yaitu pemilihan warna ruangan yang dipilih untuk memper indah ruangan sehinngan banguan yang ada menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. 5) Ruang gerak, yang di perluakan yaitu letak seorang pegawai satu dengan yang lainnya
membutuhkan ruangan yang cukup leluasa dalam bergerak.
6) Kemampuan bekerja adalah suatu keadaan dalam melakukan pekerjaan dapat menumbuhkan rasa aman.
7) Hubungan pegawai dengan pegawai lainnya adalah setiap hubungan pegawai perlu menumbuhkan rasa keharmonisan untuk dapat berkerja sama dalam menjalankan tugasnya.
Dari uraian para ahli di atas penliti dapat menyimpulkan bahawa lingkungan kerja merupakan suatu benda atau lingkungan yang ada disekitar pegawai yang dapat mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dalam mencapai target atau tujuan instansi.
2.4 Motivasi Kerja
Menurut suwanto dan Priansa,(2011:171) mengungkapkan bahwa dorongan, daya peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan pegawai maka dapat di sebut dengan motivasi kerja. (Natan,2007:277) mengungkapkan bahwa ada lima indikator yang di rancang untuk memenuhi kebutuhan yang paling bawah adalah yang wajib di penuhi lebih dahulu. Hal ini biasanya di kenal sebagai herarki kebutuhan motivasi yang di kemukakan oleh Abraham Maslow. Kelima indikator tersebet meliputi:
1. Kebutuhan fisik beruapa kebutuhan pokok, seks dan rumah.
2. Kebutuhan rasa aman berupa jaminan rasa aman, perlindungan berupa ancaman, perlindungan.
3. Kebutuhan sosial berupa rasa kasih sayang, menerima dan memberi cinta, persahabatan, pergaulan, harta milik dan dukungan.
4. Kebutuhan harga diri berupa kebutuhan akan kebebasan, prestasi, kecukupan, dan kekuasaan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri berupa kebutuhan menyadari keahlian seseorang guna terus mengembangkan pribadi dan keingingan guna menjadi orang yang lebih baik dan di akui sebagai orang.
Dari uraian para ahli tersebut maka motivasi merupakan kekuatan energi penggerak soseorang untuk dapat mempengaruhi tindakan orang lain sehingga dapat bertindak dengan sesuai hakekatnya seorang pegawai.
2.5 Kerangka pemikiran
Gambar 1. Kerangka pemikiran
Sumber : Kajian Teori 2020
2.6 Hipotesis Penelitian
1) Di duga kepemimpinan, linkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali.
2) Di duga kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali.
3) Di duga linkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali.
4) Di duga motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali
3.
Metode Penelitian
3.1. Jenis PenelitianPada penelitian ini, jenins penelitian yang gunakan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Kustiyah,(2018) ungkapnya bahwa kuantitatif deskriptif dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dan perhitungan dengan angka-angka diperkirakan lebih obyektif karena untuk menentukan kesimpulan yang akan diperoleh dalam penelitian ini.
3.2. Tempat dan Waktu
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan kantor/instansi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Alamat: Jln. Raya Boyolali Solo Km 1-57321, sebagai objek penelitian. Waktu yang di butuhkan peneliti untuk dapat meneliti variabel dependen dan independen kurang lebih selama tiga bulan. Terhitung dari bulan Oktober samapi dengan bulan Desember 2019.
3.3.Populasi
Populasi dari penelitian yang di lakukan adalah semua karyawan yang bekerja di kantor BPBD Kabupaten Boyolali. Populasi dari penelitian ini sejumlah 54 karyawan/pegawai. Dari jumlah populasi tersebut maka penulis menetapkan 54 pegawai sebagai respondennya.
Penelitian ini, metode analisis data yang di gunakan peneliti adalah Uji Vaiditas dan reliabilitas, uji regresi linier berganda, Uji hiptesis F dan uji hipotesis T.
4.
Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Reliabilitas
Dari hasil uji validitas di atas dapat dinyatakan bahwa pernyataan dalam setiap variabel adalah valid. Sebab rhitung pada setiap pernyataan lebih besar dari rhitung > rtabel (rhitung > 0,268).
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Dari hasil uji reliabilitas menunjukkan setiap variabel dinyatakan reliabel sebab rhitung > rtabel (rhitung > 0,268). Sehingga item pernyataan dalam setiap variabel dapat di gunakan sebagai penelitian.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Liner Berganda
Hasinya adalah lingkungan kerja, dan motivasi kerja, konstantanya 6,531 nilai sig.0,017 < 0,05. Artinya apa bila Variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, dan motivasi kerja sama dengan 0 maka kinerja pegawai meningkat sebesar 6,531.
Hasil Uji F
Tabel 4. Hasil Uji F
Hasil dari uji tersebut menunjukkan terdapat nilai Fhitung sebesar 17,524 dengan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, dengan begitu dapat di simpulkan berpengaruh secara simultan seluruh variabel kepemimpinan, lingkungan kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, artinya Hipotesis 1 di terima.
Hasil Uji T
Hasil dari penguujian hipotesis secara parsial dapat di jelaskan sebagai berikut:
1) Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dengan demikian hipotesi 2 di terima.
2) Lingkungan Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dengan demikian hipotesi 3 di terima.
3) Motivasi Kerja (X3) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai dengan demikian hipotesi 4 di tolak.
5.
PEMBAHASAN
1) Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Hasil analisis di atas menunjukukkan secara bersama - sama variabel kepemimpinan, lingkungan kerja, dan motivasi kerja berpengaruh positih dan sinifikan terhadap kinerja pegawai di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Boyolali. Karena nilai Constanta sebesar 17,524 dengan sig. 0,017 < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa secara bersama - sama berpengaruh positf dan signifikan.
2) Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil dari Analisis di atas menunjukkan bahwa secara parsial variabel kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai BPBD Kabupaten Boyolali dengan nilai sig. 0,005 < 0,05. Hal ini sesui dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh, Suprayitna (2008) menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
3) Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil dari analisis di atas menunjukkan bahwa secara individu variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai denagn sig.0,024 < 0,05. Hal ini sesui dengan penelitian terdahulu yang di lakukan oleh, Nitisemito (2008) mengungkapkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.
4) Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil dari analisis memperlihatkan bahwa variabel motivasi kerja secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan denagn nilai sig. 0,112 > 0,05.
Hal ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang di lakukakn oleh Silvia(2015) yang menyatakan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Namun dalam penelitian ini sesui dan di dukung oleh penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Lakoy (2013) yang menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan. 6. Kesimpulan, Implikasi, dan Keterbatasan
1) Secara simultan kepemimpinan, lingkungan kerja dan motifasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
2) Secara parsial kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
3) Secra parsial lingkungan kerja secra parsial berpengaruh positif dan signifikan 4) Secra parsial motivasi kerja secra parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan 7. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1) Segi kepemimpinan, pemimpin di hendaknya bisa menciptakan komunikas dan bubungan yang baik dengan para pegawainya sehingga dapat menciptakan kondisi atau suasana yang harmonis dan kondusif dalam bekerja.
2) Segi lingkungan kerja, hendaknya lebih di perhatikan dalam setiap pembangunan gedung sehingga dapat terwujudnya bangunan yang sesuai dengan harapan para pegawainya.
3) Segi kinerja pegawainya, hendaknya para pegawai BPBD Kabupaten Boyolali dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan penuh semangat yang tinggi dan penuh dengan rasa tanggungjawab yang tinggi.