MENTERIKEUANGAN REPUBLIK I N D O N ESIA
SALIN AN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185/PMK.06/2014
TENTANG
PENILAIAN BARANG JAMINAN DAN/ATAU HARTA KEAYAAN LAIN DALAM ANGKA PENGURUSAN PIUTANG NEGARA OLEH PANITIA URUSAN
PIUTANG NEGARA/ DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAN NEGARA
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa dalam rngka mengetahui nilai barang jaminan dan/ atau harta kekayaan lain milik penanggung hutangjpenjamin hutang dalam pengurusan piutang negara oleh Panitia Urusan Piutang NegarajDirektorat Jenderal Kekayaan Negara, telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/ PMK.06/2009 tentang Penilaian Barang Jaminan D11j Atau Harta Kekayaan Lain Dalam Rangka Pengurusan Piutang Negara Oleh Panitia Urusan Piutang Negara/ Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
b. bahwa dalam rangka menyikapi perkembangan kondisi dan kebutuhn serta praktik pelaksanaan penilaia1, perlu melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Keungan Nomor 180/ PMK.06/2009 tentang Penilaian Barang J aminan Dan/ A tau Harta Kekayaan Lain Dlam Rangka Pengurusan Piutang Negara Oleh Panitia Urusan Piutang NegarajDirektorat Jenderal Kekayaan Negara;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penilaian Barang Jaminan Dan/ Atau Harta Kekayaan Lain Dalam Rangka Pengurusn Piutang Negara Oleh Panitia Urusn Piutang Negara/ Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
1. Undng-Undang Nomor 49 Prp. Thun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara ( Lembaran Negra Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 156, Tambahan Lembarn Negara Republik Indonesia Nomor 2104);
2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan," Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negra Serta Susuna. Organisasi, Tugas, Dn Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terl(hir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2 5);
3. Peratura. Menteri Keuangan Nomor 2/ PMK.06/2014 tentang Penilai Internl Di Lingkungan Direktorat Jenderl Kekayaan Negara;
MEMUTUSKAN.. . . .
Menetapkan
MENTERI I<EUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-2
-MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENILAIAN BARANG JAMINAN DAN/ ATAU HARTA KEKAYAN LAIN DALAM RANGKA PENGURUSAN PIUTANG NEGARA OLEH PANITIA URUSAN PIUTANG NEGARA/ DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang limaksud dengan: 1.
Penilaian adalah suatu proses kegiatan yang lilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai yang lidasarkan pala data fakta yang objektif dan relevn dengn menggunakan metodejteknik tertentu atas objek tertentu pada saat tanggal penilian.
Barang J aminan adalah harta kekayaan milik Penanggung Hutang lan/ atau Penjamin Hutang yang diserhkan sebagai jaminan penyelesaian hutang.
Harta Kekayaan Lain adalah harta kekayaan milik Penanggung Hutang yang tidak diikat sebagai jaminn hutang namun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangn menjadi jaminan penyelesaian hutang.
Penilai Internal Di Lingkungan Direktorat Jenleral
Kekayaan Negara, yang selanjutnya lisebut Penilai Direktorat Jenderal, alalah penilai Pegawai Negeri Sipil li lingkungan Direktorat Jenleral yang lingkat oleh kuasa Menteri, yang diberi tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk melakukan Penilaian secara indepenlen.
Penilai Eksternal alalah penilai selain Penilai Direktorat Jenleral, yang mempunyai izin prktik Penilaian lan menjali anggota asosiasi Penilian yang liakui oleh Kementerian Keuangan.
Menteri alalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut Direktorat Jenderal, adalh unit eselon I li lingkungan Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan ln standrdisasi teknis li bilang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya lisebut Direktur Jenderal, adalh salh satu pejabat unit eselon I li lingkungan Kementerin Keuangan yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan stanlardisasi teknis li bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.
Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah
Jenderal. pada Direktorat
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
3
-10. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayann Kekayaan Negara dan Lelang pada Direktorat Jenderal.
11. Piutang Negara adalah jumlh uang yang wajib libayar kepada negara berdasarkan suatu peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
12. Panitia Urusan Piutang Negara, yang selanjutnya lisingkat PUPN, adalah panitia interlepartemental yang bertugas mengurus Piutang Negara sebagaimana limaksul· dalam Unlng-Unlang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, terliri atas PUPN Pusat dan PUPN Cabang.
13. Penyerah Piutang adalah Instansi Pemerintah, Lembaga Negara, Komisi Negara, atau Badan Usaha Milik Negara ( BUMN)/Badan Usaha Milik Daerh ( BUMD) yang menyalurkan dana yang berasal dari lnstansi Pemerintah melalui pola channeling atau risk shaing, yang menyerahkan pengurusan Piutang Negara.
14. Penanggung Hutang adlah badan atau orang yng berhutang menurut peraturan, perjnjian atau sebab apapun, termasuk balan atau orang yang menjmin penyelesaian seluruh hutang Penanggung Hutang.
15. Penjamin Hutang alalah balan atau orang yang menjamin penyelesaian sebagian atau seluruh hutang Penanggung Hutang.
16. Nilai Pasar alalah perkiraan jumlah uang pada tanggal Penilaian, yang lapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu properti, antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual, dalm suatu transaksi bebas ikatan, yang penawarannya dill{ukan secara layak dalam waktu yang cukup, dimana kedua pihak masing-masing mengetahui kegunaan properti tersebut, bertindak hati-hati, lan tanpa paksaan.
17. Lelang alalah penjualan barang li muka umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18. Penjualan Tanpa Melalui Lelang adalah penjualan barang yang dilakukan oleh Penanggung Hutang atau Penjmin Hutang dengan persetujuan PUPN Cabang.
19.
Nilai Likuidasi alalah nilai properti yang dijual melalui Lelang setelah memperhitungkan risiko penjualannya.20. Nilai Pembebanan alalah nili yang tercantum lalam akta hipotik/ credietverbandjhak tanggungan/fidusia.
21. Penebusan alalah pembayaran yang dilakukan oleh Penjamin Hutng untuk mengambil kembali Barang Jaminan.
22. Basis Data alalah kumpulan data dan informasi penlukung lainnya yang berkaitan dengan Penilaian Barng Jaminan lan/ atau Harta Kekayaan Lain yang lisimpan lalam media penyimpanan data.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
4
-BAB II RUANG LINGKUP
Bagian Kesatu Objek Penilaian
Pasl 2
Objek Penilaian meliputi Barang Jaminan lanjatau Harta Kekayaan Lain milik Penanggung Hutang lanjatau Penjamin Hutang yang menjali jaminan penyelesaian Piutang Negara yang liurus oleh PUPN CabangjKantor Pelayanan.
Bagian Kelua Tjuan Penilaian
Pasl 3
(1)
Penilaian Barang Jaminan lanjatau Harta Kekayaan Lainlilakukan lalam rangka: a. penjualan melalui Lelang;
b. Penjualan Tanpa Melalui Lelang;
c. Penebusan lengan nilai permohonan Penebusan li bawah Nilai Pembebanan; lan/ atau
d. keringanan hutang.
(2) Penilaian sebagaimana limaksul pala ayat
(1)
huruf a lilakukan lengan tujuan menentukan Nilai Pasar lan Nilai Likuilasi.(3) Penilaian sebagaimana limksul pala ayat
(1)
huruf b, huruf c, lan huruf l lilakukan lengan tujuan menentukn Nilai Pasar.{4) Dalam hal terlapat nilai Barang Jaminan lan/ atau Harta Kekayaan Lain yang berbela dengan Nilai Pasar dan Nilai Likuilasi, hasil Penilian yang digunakan yaitu Nilai Pasar lan Nilai Likuilasi sebagaimana diml{sud pala ayat (2) atau Nilai Pasar sebagaimana limaksul pala ayat (3).
Pasal4
Penilaian sebagaimana limaksul lalam Pasal
3
ayat(1)
lilal:ukan lengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pengurusan Piutang Negara yang dilakukan oleh PUPN/ Direktorat Jenderal.BAB III
SUBJEK PENILAIAN
Pasl 5
Penilaian Barang J aminan dan/ a tau Harta Kekayaan Lain lilal{ukan oleh Tim Penilai Direktorat Jenderal.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
5 -Pasal6
Penilaian Barang Jaminan danjatau Harta Kekayan Lin dapat dilakukan oleh Penilai Eksternal dlam hal:
a. dibiayai oleh Penyerah Piutang; dan/ a tau b. terjadi kekurangan Penilai Direktorat Jenderal.
Pasal 7
Kepala Kantor Pelayanan membentuk Tim Penilai Direktorat Jenderal dengan Keputusan Kepala Kantor Pelayanan.
Pasal 8
( 1) Tim Penilai Direktorat J enderl beranggotalcan dalam jumlah bilangan ganjil.
(2) Tim Penilai Direktorat Jenderal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit bernggotakan
3
( tiga) orng dengan 1 ( satu) orang sebagai ketua merangkap anggota.(3)
Ketua merangkap anggota sebagaimna dimaksud padaayat (2) adalah Penilai Direktorat Jenderal.
( 4) Anggota Tim Penilai Direktorat J enderal adalah Penili Direktorat Jenderal lanjatau pegawai yang lianggap cakap untuk melakukan Penilaian.
Pasal 9
( 1) Dalm hal objek Penilain berala li luar ilayh keja Kantor Pelayanan tempat berkas kasus Piutang Negara lillmkan penurusan, pelal{snaan Penilaian dilal{ukan lengan meminta bantuan secra tertulis kepala Kntor Pelaynan yang wilyah kejanya meliputi tempat objek Penilaian berada. (2) Dikeculikn lari ketentun sebagaimana limal{sul pala ayat ( 1), Penilaian dapat lilksnl{an oleh Tim Penili Direktorat Jenleral lari Kntor Pelaynan yang bersangkutn llam hal objek Penilian berala li kabupatenjkota yang berbatasan lengn wilayh keja Kntor Pelynn.
(3) Penilaian sebagaimana limaksul pala ayat (2)
lilaksanakan lengn mempertimbangkan prinsip efisiensi lan efektivitas.
BAB IV
PELAKSANAN PENILAIAN
Bagian Kesatu
Penugasan Pelaksanakan Penilaian
Pasal
10
( 1) Tim Penilai Direktorat J enleral melaksanakn Penilaian berlasarkan surat tugas lari Kepala Kantor Pelayanan.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
6
-(2) Surat tugas sebagimana li maksul pala yat (1) lilasarkan pala permohonan Penilain lari seksi teknis yang mempunyai tugas lan fungsi li bilang pengurusan Piutng Negara atau permohonan bantuan Penilaian lari Kantor Pelayanan yang melakukan pengurusan berkas kasus Piutang Negara.
(1)
Pasal 11
Kepala Kantor penggunaan Jasa Jenleral.
Pelayann mengajukn permohonn Penilai Eksternl kepala Direktur
(2) Permohonn sebagaimana limaksul pala ayat (1) lisampaikan secara tertulis liserti lengan pertimbangn penggunaan jasa Penilai Eksternal.
Pasal 12
(1) Direktur Jenleral memberikan persetujuan atau penolakan permohonan penggunaan jasa Penilai Eksternal secara tertulis kepala Kepla Kantor Pelayanan.
(2) Persetjuan atau penolakan permohonan sebagaimana limaksul pala ayat (1) liberikan oleh Direktur Jenlerl setelah memperhatikan pertimbngn lari Direktur Penilaian lan Sekretaris Direktorat J enleral.
(3) Pertimbangn sebagaimana limaksul pala ayat (2) telah lilasarkan pula pala ketentun sebagaimana limaksul lalam Pasal 6.
Pasal 13
Penunjukan ln penugasan Penilai Eksternal lilalcsanakan berlasarkan ketentuan peraturan perunlang-unlangan.
Bagian Kelua Proses Penilian
Paragraf 1 Umum
Pasal 14 Proses Penilaian meliputi:
a. ilentiikasi permohonan Penilaian atau penugasan Penilaian;
b. penentuan tujuan Penilaian;
c. pengumpulan data lan informasi awal; d. survei lapangan;
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
7 -e. analisis data;
f. penentuan penlekatan Penilaian; g. simpulan nilai; dan
h. penyusunan laporan Penilaian.
Paragraf 2
Ilentifikasi Permohonan Penilaian atau Penugasn Penilaian
Pasal 1 5
Tim Penilai Direktorat Jenderal melakukan ilentiikasi permohonan atau penugasan Penilaian, dengan cara melkukan veriikasi atas:
a. kelengkapan data dan informasi yang disampaikan; lan b. kelayakan data dan informasi permohonan lan/ atau
penugasan Penilaian.
Paragraf 3
Penentuan Tujuan Penilaian
Pasal 16
Tim Penilai Direktorat Jenderal menentukan tujuan Penilain berdasarkan:
a. permohonan atau penugasan Penilaian; lan
b. ketentuan sebagaimna climaksud lalam Pasal 3.
Paragraf 4
Pengumpulan Data lan Informasi Awal
Pasal 17
Tim Penilai Direktorat Jencleral mengumpulkan data ln informasi awal yng lapat bersumber lari:
a. permohonan lan/ atau penugasn Penilaian; b. pembahasan bersama lengan pemohon Penilaian;
c. pendapat tenaga ahli;
l. lokumentasi aset terkait; e. survei penlahuluan; lan/ a tau f. berkas kasus Piutang Negara.
Pasal 18
Permohonan Penilaian berupa tanah danjatau bangunan lilengkapi lengan data clan informasi meliputi:
a. tujuan Penilaian;
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
8 -b. dokumen legalitas; dan c. deskripsi objek Penilaian.
Pasal 19
(1) Data d. informasi sebagaimana dimaksud lalam Pasal 17 untuk objek Penilin selain tanah dan/ atau bangunan meliputi:
a. tujuan Penilaian; lan b. leskripsi objek Penilaian.
(2) Dalam hal objek Penilaian berupa kendaraan bermotor, Tim Penilai Direktorat Jenderal mengumpulkan data lan informasi se bagaimna limaksud pada ayat ( 1) lan fotokopi dokumen legalitas.
Pasal 20
Dokumen legalitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf b antara lain:
a. fotokopi sertipikat tanah; b. fotokopi akta jual beli;
c. fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (1MB); lanjatau
d. surat keterangan tanah dan/ atau bangunan lari instnsi yang berwenang.
Pasal21
Deskripsi objek Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf c sekurang-kurangnya meliputi:
a. lokasi; b. jumlah; dan
c. luas bilang tanah dan/ atau bangunan.
Pasal 22
Deskripsi objek Penilaian sebagaimana dimaksud lalam Pasal 19 ayat (1) hun1f b sekurang-kurangnya meliputi:
a. lokasi; b. jumlah; dan c. spesifikasi.
(1) (2)
Paragraf 5 Survei Lapangan
Pasal23
Tim Penilai Direktorat Jenleral melakukan suvei lapangan. Suvei lapangan sebagaimana limaksud pala ayat (1) lapat dilakukan oleh paling selikit 2 ( lua) orang anggota Tim Penilai Direktorat Jenleral.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
9 -Pasal24
Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data dan/ atau
informasi tambahan, melakukan peninjauan fisik, lan
pengmatan lingkungan atas:
a. objek Penilaian; atau
b. objek Penilaian dan objek pembanling.
Pasal2 5
Untuk Penilaian tanah, data lan/ atau informasi tambahan sebagaimana dimaksul lalam Pasl 24 antara lain:
a. rencana umum tata ruang;
b. data transaksi atau keterangan harga;
c. informasi ganti rugi atas pengalaan tanah untuk kepentingan umum;
d. data harga penjualan melalui Lelang;
e. informasi harga transaksi lan/ atau penawaran; lan/ atau f. leskripsi fisik tanah.
Pasal26
Data lan/ atau informasi tambahan sebagaimana limaksul lalam Pasal 2 5 bersumber lari:
a. Penyerah Piutang;
b. Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah, Kepala DesajLurh, lan/ atau agen properti;
c. pihak yang berwenang lan/ atau masyarakat yng menerima ganti rugi;
d. Instansi Pemerintal. terkait;
e. media cetalc, media elektronik, media komunikasi, masyarakat sekitar, lan/ atau media lainnya; lan/ atau f. sumber data lan informasi lain yng liyakini kebenarannya
oleh Tim Penilai Direktorat J enleral.
Pasal27
Untuk Penilaian bangunan, data lan/ atau informasi tambhan sebagaimana dimalcsud dalam Pasal 24 antara lain:
a. lenah konstruksi ban gun an (as built drawing); b. spesifikasi bangunn;
c. leskripsi fisik bangunan;
d. tahun selesai libangun lan tahun renovasijrestorasi; e. data stanlar harga satuan bangunan; dan/ atau
f. rencana umum tata ruang danjatau rencana detail tata kota.
MENTERIKEUANGAN REPU BLIK INDONESIA
-10 -Pasal 28
Data danjatau informasi tambahan sebagaimana dimaksud dalm Pasal 27 bersumber dari:
a. Penyerah Piutang, pemilik, pengguna, dan/ a tau pengelola bangunan;
b. Instansi Pemerintah lan/ atau pihak terkait; lan/ a tau
c. sumber data lan informasi lain yang liyakini kebenarannya oleh Tim Penilai Direktorat J enleral.
Pasal 29
Untuk Penilaian selain tanah ln/ atau bangunn, data dan/ atau informasi tambahan sebagaimana limaksul lalam Pasal 24 antara lain:
a. spesifikasi teknis dari objek Penilaian atau lari objek Penilian dn objek pembanding; dan
b. konlisi umum dri objek Penilaian atau dari objek Penilaian lan objek pembanling.
Pasal30
Data dan/ atau informasi tambahan sebagaimana dimaksul dalam Pasal 29 bersumber dari:
a. Penyerah Piutang;
b. pemilik, pengguna, lan/ atau pengelola objek Penilaian; danjatau
c. sumber data lan informasi lain yng liyakini kebenarannya oleh Tim Penilai Direktorat Jenleral.
Pasal31
Survei lapangan untuk Penilaian dalam rangka penjualan melalui Lelang lilakukan pula atas faktor risiko penjualan melalui Lelang yang berupa pengosonganjpenguasaan objek Penilaian.
Pasal32
Faktor risiko penjualan melalui Lelang berupa pengosongan / penguasaan o bj ek Penilaian se bagaimana dimaksud dalam Pasal 31 meliputi:
a. tanah:
1. yang li atasnya berdiri bangunan milik pihak ketiga;
2. yang ligarapjlikelola oleh penggarapjpengelola resmi ( lengan izin pemilik) danjatau penggarapjpengelola liar ( tanpa izin pemilik);
3. yang likontrakkan lalam waktu tertentu; 4. yang lisewakan terus-menerus;
5. yang dikuasai secara tidak sah;
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
11 -b. bangunan:
1. yang dihuni oleh Penanggung Hutang dan/ atau Penjamin Hutang;
2. yang dihuni oleh pengontrak; 3. yang dihuni secra tidak sah;
4. yang dihuni secara sewa permanen;
5. yang dihuni berdasrkan Surat Izin Penghunian ( SIP); c. tanah danjatau bangunan yang terdapat permasalahan
hukum; dan/ a tau
d. selain tanah lan/ atau bangunan:
1. yang likuasai oleh Penanggung Hutang atau Penjamin Hutang;
2 . yang likuasai oleh pihak lain;
3. yang disewakan lalam waktu tertentu; 4. yang disewakan terus-menerus.
Pasal33
Hasil suvei lapangan litungkan lalam berita acara surve1 lapngan dengan format sebagaimana tercantum lalam Lampiran I yng merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal34
(1) Dalam survei lapangan, Tim Penilai Direktorat Jenderl dapat tidak melakukan peninjauan fisik secara langsung dalam hal:
a. keterbatasan akses dan transportasi;
b. terjadi peristiwa yang dapat dikategorikan sebagi keadaan kahar force majeure);
c. pihal{ yang menguasi objek Penilian melakukan perlawanan;
d. adanya pihak lain yang melakukan tindakan menghambatjmenghalangi; dan/ atau
e. tidak terjminnya keamananjkeselamatn.
(2) Tim Penilai Direktorat Jenderal menyatalmn penyebab tilak dapat dilakukannya survei lapangan sebagaimana dimaksul pad a ayat ( 1) dalm be rita acara tidak lap at melakukan survei lapangan dengan format sebagaimana tercantum lalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(3) Dalam hal Tim Penilai Direktorat Jenderal tilak lapat melakukan survei lapangan, Penilaian tidak dilanjutkan.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-12 -Pasal3 5
Tim Penilai Direktorat Jenderal melaporkan tidak lilanjutkannya Penilaian sebagaimna limaksul lalam Pasal 34 ayat (3 ) kepala Kepala Kantor Pelayanan melalui Kepala Seksi yang mempunyai tugas lan fungsi li bilang Penilaian.
Paragraf 6 Analisis Data
Pasal36
Data lan informasi yang liperoleh, baik lari berkas permohonan danjatau penugasan, berkas kasus Piutang Negara, maupun pala saat survei lapangan, ligunakan sebagai lasar untuk melakukan analisis.
Pasal 3 7
Faktor yng lipertimbangkan dalm nalisis data objek Penilaian benlpa tnah antara lin let:jlokasi, jenis, luas, bentuk, ukuran, kontur, elevasi, lrainase, fasilitas umum, peruntukan area (zoning), perizinan, lan/ a tau lokumen legalitas.
Pasal3 8
Faktor yang lipertimbangkan lalam analisis data objek Penilain berupa bangunan antara lain tahun selesai libangun, tahun renovasijrestorasi, konstruksi lan materil, luas, bentuk, tinggi, jumlah lantai, model arsitektur, konlisi bangunan secara umum, kualitas konstruksi, sarana pelengkap, be ban pajak, lan/ atau penggunaan bangunan.
Pasal3 9
Faktor yang lipertimbangkan lalam analisis data objek Penilaian selain tnh lan/ atau bangunan an tara lain jenis, fl:tur pembelian, merek, nomor seri, prolusen, kapasitas, tahun pembuatan, harga perolehan, lan/ atau konlisi objek Penilaian secara umum.
Pasal 4 0
( 1) Analisis penggunaan tertinggi lan terbaik lilakukan se bagai bahan lalam menlukung proses analisis data objek Penilaian berupa tanah atau tanah berikut bangunan.
(2) Analisis penggunaan tertinggi lan terbaik sebagaimana limaksul pala ayat (1) meliputi:
a. aspek legalitas; b. aspek isik;
c. aspek keuangan; lan
l. aspek proluktivitas maksimal.
(3 ) Analisis penggunan tertinggi lan terbik sebagaimana limaksul pala ayat (2) dilakukan secara ringkas.
f
Pasal41 . . .(1)
(2)
MENTERIKEUANGAN REPU BLIK INDONESIA
-13 -Pasal41
Berdasarkan permohonan atau penugasan, analisis penggunaan tertinggi dan terbaik dapat dilakukan secara kom prehensif.
Permohonan atau penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara terpisah dari permohonan atau penugasan Penilaian.
Pasal42
Ketentun lebih lanjut mengenai tata cara permohonanjpenugasan lan pelaksanaan analisis penggunaan tertinggi lan terbaik sebagaimana limaksul lalam Pasal 40 lan Pasal 41 liatur lengan Peraturan Direktur J enderal.
Paragraf 7
Penentuan Penlekatan Penilaian
Pasal43
Penilaian dilakukan dengan menggunakn: a. pendekatan data pasar;
b. pendekatan biaya; dan/ atau c. pendekatan penlapatan.
Pasal44
( 1) Penlekatan data pasar lilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian dengan cara mempertimbangkan data penjualan lan/ atau data penawaran lari objek pembanling sejenis atau pengganti lan data pasar yang terkait melalui proses perbanlingan.
(2) Pendekatan biaya lilakukan untuk mengestimasi nilai objek Penilaian lengan cara menghitung seluruh biaya yang likeluarkan untuk membuatjmemperoleh objek Penilain atau penggantinya pala wl:tu Penilaian lilkukn kemulin likurangi lengn peyusutan isik atau penyusutn telnis, keusangan fungsional, lan/ atau keusangan ekonomis. (3) Penlekatn pendapatan dilalmkn untuk mengestimasi nili
objek Penilaian lengan cra mempertimbangkn pendapatan lan biaya yang berhubungan dengan objek Penilain melalui proses kapitalisasi langsung atau penliskontoan.
(1)
(2)
Pasal45
Penilaian lengan menggunakan penlekatan sebagaimana limaksul lalam Pasl 44 lapat menggunakan Peloman Teknis Penilaian yang ditetapkan oleh Direktur J enleral atau pejabat yang litunjuk.
MENTERIKEUANGAN REPU BLIK INDONESIA
-14
-Pasal46
Penilaian dengan menggunakan pendekatan data pasar lilakukan lengan cara:
a. mengumpulkan data dan informasi yang liperlukan terkait objek Penilaian dan objek pembanding;
b. membandingkan objek Penilaian lengan objek pembanling dengan menggunakan ktor pembanling yang sesuai lan melakukan penyesuaian; lan
c. melakukan pembobotan terhalap inlikasi nilai lari hasil penyesuaian untuk menghasilkan Nilai Pasar.
Pasal47
Objek pembanling sebagaimana limaksul lalam Pasal 46 huruf a harus mempunyai karakteristik yang sebanling dengan objek Penilaian.
Pasal48
( 1) Data penjualan dan/ a tau penawarn yang digunakan sebagai pembanling dievaluasi dan dianalisis untuk proses penyesuian.
(2) Proses penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kegiatn untuk menyesuaikan faktor perbedaan objek Penilaian lengan objek pembnding.
(3) Proses penyesuaian sebagaimana dimaksul pala ayat (2) dilakukan lengan cara menambahkan atau mengurangkan lalam persentase atau jumlh lalam satuan mata uang.
Pasal49
Faktor perbedaan sebagimna dimksud dalm Pasl 48 ayat (2) meliputi:
a. waktu, seperti wdu antara tanggal transaksi objek pembanding lengan tanggal Penilaian;
b. lokasi lan lingkungan, seperti letak, konlisi masyarakat sekitar, danjatau jarak ke pusat bisnis/ Central Business District (CBD);
c. sumber informasi harga, yitu informasi harga objek pembanding berupa harga penawaran atau harga jual beli; d. karakteristik fisik, seperti bentuk, limensi, elevasi, luas,
kondisi, umur, lisain, dan/ atau spesiikasi; e. peruntukan area (zoning);
f. aksesibilitas;
g. fasilitas, seperti keterseliaan jaringan listrik, jaringan air, jaringan telepon, lan fasilitas so sial; lan/ atau
h. faktor lainnya, disesuaikan dengan karakteristik lari objek Penilaian.
MENTERIKEUANGAN REP U BLIK INDONESIA
-1 5
-Pasal 50
( 1) Besarnya persentase a tau jumlah dalam satuan mata uang dari ktor perbedaan sebagaimana limaksud dalm Pasal 49 dijumlahkan seluruhnya untuk memperoleh jumlah penyesuaian.
(2) Jumlah penyesuain sebagimna dimaksud pala ayat (1) digunakan untuk menentukan besarnya indikasi nilai objek Penilaian.
(3) lnlikasi nilai se bagaimana limaksud ligunakan untuk menlapatkan Nilai menggunakn pembobotan.
Pasal 51
pada ayat (2) Pasar lengn
Penilaian lengan menggunakan pendekatan biaya lilakukn dengn tahap:
a. menghitung biaya pembuatan baru atau biaya penggantian baru objek Penilaian;
b. menghitung besarnya penyusutan lan/ atau keusangan objek Penilaian; dan
c. menurangkan biaya pembuatan baru atau penggantian baru dengan penyusutan lan/ atau keusangn objek Penilaian.
Pasal 52
(1) Perhitungan biaya pembuatan bru sebagaimana limaksul lalam Pasal 51 huruf a dilakukan dalam hal pala saat pelaksanaan Penilaian, seluruh informasi biaya pembuatanjperolehan dan/ atau material objek Penilain lapat liperoleh li pasaran.
(2) Perhitungan biaya penggantian baru sebagaimana dimaksul lalam Pasal 51 huruf a dilakukan dalam hal pala saat pelaksanan Penilian, seluruh atau sebagian informasi biaya pembuatanjperolehan lanjatau material objek Penilaian tilk lapat liperoleh li pasaran.
Pasal 53
(1) Penilaian objek Penilaian berupa bangunan lanjatau barang bergerak memperhitungkan biaya langsung ln biaya tilak langsung.
(2) Biaya langsung sebagaimna limaksud pala ayat (1) meliputi tetapi tilak terbatas pala biaya material, biaya upah, lan/ atau biaya peralatan.
(3) Biaya tidal: langsung sebagaimana limaksul pala ayat (1) meliputi tetapi tidal< terbatas pala biaya jasa tenaga ahli, pajak, asuransi, lan/ a tau biaya overhead.
(4) Besaran biaya lngsung lan biaya tidal< langsung lapat dihitung berdasarkn Peloman Teknis Penilaian yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
MENTER! <EUANGAN REPUBLI< INDONESIA
16 -Pasal 54
Penyusutan dan/ atau keusangan sebagaimana dimaksul lalam Pasal 51 huruf b meliputi:
a. penyusutan isik atau penyusutan teknis; b. keusangan ekonomis; dan/ atau
c. keusangan fungsionl.
Pasal 55
(1) Besaran penyusutan fisik atau penyusutan teknis ditentukan lengan cara mengalikan persentase penyusutan isik atau penyusutan teknis lengan biaya pembuatanjpenggntian baru objek Penilaian.
(2) Besaran persentase penyusutan fisik atau penyusutan teknis sebagaimana dimaksul pada ayat (1) ditentukan oleh Tim Penilai Direktorat J enderal berdasarkan tabel penyusutan fisik atau penyusutn teknis dan/ a tau formula perhitungan penyusutan isik atau penyusutan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
(3) Tim Penilai Direktorat Jenderal dapat menentukan besarn persentase penyusutan fisik atau penyusutan teknis lebih besar lari tabel penyusutan fisik atau tabel penyusutn teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dalam hal berdasarkan pengamatan, Tim Penilai Direktorat Jenderal meyakini objek Penilaian memiliki penyusutan fisik atau penyusutan teknis lebih besar.
(4) Tim Penilai Direktorat Jenderal dapat menentukan besrn persentase penyusutn isik atau penyusutan teknis lebih kecil dari tabel peusutn isik atau tabel penyusutan teknis sebagaimana limal:sud pada ayat (2), dalm hal berdasrkan pengamatn Tim Penilai Direktorat Jenderal meyalcini objek Penilaian memilili konlisi isik atau teknis lebih bik.
Pasal 56
Keusangan ekonomis liperhitungkn dlam hal terlapat kondisi eksternal yang mengurngi nilai objek Penilaian.
Pasal
57
Keusangan fungsional diperhitungkan dalam hal terlapat: a. perubahan fungsi objek Penilaian; dn/ atau
b. ketidaksesuaian objek Penilaian dengan standar yang berlaku umum.
Pasal 58
(1) Keusangan ekonomis sebagimna limal:sud dlam Pasal 56 lan/ atau keusangan fungsional sebagaimana dimaksul dalam Pasal
57
diperhitungkan setelh nilai pembuatan baru atau penggantian baru likurangi dengan penyusutn isik atau penyusutn teknis.(2)
MENTERIKEUANGAN REPU BLIK INDONESIA
17
-Be saran keusangan ekonomis lan/ a tau keusangan fungsional litentukan oleh Tim Penilai Direktorat Jenleral berlasarkan perhitungan keusangan ekonomis lan keusangan fungsional atau tabel keusangan ekonomis lan keusngan fungsionl yang litetapkan oleh Direktur Jenlerl.
Pasal 59
Penilaian lengan menggunakan penlekatan penlapatan lilal:ukan lengan thapan:
a. mengestimasi penlapatan kotor efektif per tahun yang dihasilkan oleh objek Penilaian;
b. mengestimasi pendapatan bersih per tahun yang lihasilkan oleh objek Penilaian;
c. menentukan tingkat kapitalisasi lan/ atau tingkat diskonto yang sesuai; dan
d. menghitung nilai kini dari penlapatan bersih sebagaimana dimaksud pala huruf b lengan tingkat kapitalisasi lan/ atau tingkat liskonto sebagaimana limaksul pala huruf c.
Pasal60
Penlapatan kotor efektif per tahun sebagaimana limal:sul lalm Pasal 59 huruf a diperoleh lengan tahapn:
a. mengurangkan penlapatan kotor potensial lengan kerugian penlapatan tak tertagih lan kerugian karena kekosongan; lan
b. hasil pengurangan sebagaimana limaksul pala huruf a litambahkan lengan penlapatan lain.
Pasal61
Penlapatan bersih per tahun sebagaimana limal:sul lalam Pasal 59 huruf b cliperoleh lengan cara mengurangkan penlapatan kotor efektif per thun lengan biaya operasional.
Pasal62
Nilai Pasar objek Penilaian lapat liperoleh dengan cara: a. metole kapitalisasi langsung; atau
b. metole arus kas yang liliskontokan.
Pasal63
( 1) Metole kapitalisasi langsung lilakukan lengan cara mengkapitalisasi langsung penlapatan bersih operasi objek Penilaian lengan tingkat kapitalisasi tertentu.
(2) Metole arus kas yang lidiskontokan lilakukan lengan cara mengalikan proyeksi penlapatan bersih operasional objek Penilaian lengan faktor liskonto tertentu.
(1)
Tim Penilai Direktorat J enderal dapat memilih penlekatan yang dianggap paling mencerminkan nilai objek Penilaian. Dalam hl digunakan 2 ( dua) atau lebih penlekatn Penilaian, Tim Penilai Direktorat Jenleral:
a. melakukan rekonsiliasi berlasarkan bobot atas inlikasi nilai lari penlekatan yang ligunakan; atau b. memilih pendekatan yang lianggap paling
mencerminkan nilai objek Penilaian.
Bobot atas inlikasi nilai lari masing-masing penlekatan sebagaimana limal:sul pala ayat (2) huruf a litentukan berlasarkan pertimbangan profesional penilai.
Paragraf 8 Simpulan Nilai
Pasal6 5
Hasil perhitungan nilai dengan menggunakan 1 ( satu) pendekatan Penilaian atau hasil rekonsiliasi sebagaimana limaksul lalam Pasal 64 ayat (2) huruf a lituangkan lalam simpulan nilai.
Pasa166
Terhadap Penilaian llam rangka penjualan melalui Lelang, Tim Penilai Direktorat Jenderal menghitung Nilai Pasar dan Nilai Likuidasi.
Pasa167
(1) Nilai Likuilasi sebagaimna dimaksud lalam Pasal 66 dihitung dengan cara mengurangi Nilai Pasar lengan risiko penjualan melalui Lelang.
(2) Risiko penjualan melalui Lelang sebagaimana liml:sul pala ayat ( 1) meliputi:
a. bea Lelang pembeli;
b. waldu pembayaran; c. cara pembayaran; lan
d. biaya pengosonganjpenguasaan objek Penilaian.
Pasa168
( 1) Besarn risiko sebagaimana limal:sud llam Pasal 67 liperhitungkan berlasrkan hasil survei Tim Penilai Direktorat Jenleral, lengan memperhatikan besaran risiko penjualan melalui Lelang sebagaimana tercantum lalam Lampiran III yng merupl:n bagin tilak terpisahkan lari Peraturan Menteri ini.
(2) Tim Penilai Direktorat Jenleral menetapkan besaran risiko se bagaimana dimal:sul pad a ayat ( 1) paling ban yak 30% ( tiga puluh persen) lari Nilai Pasar.
f
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-19
-Pasal69
(1) Simpulan nilai licantumkan lalam satuan mata ung Rupiah.
(2) Dalam hal perhitungan nilai menggunakan satuan mata uang asing, lilakukan konversi lalam satuan mata ung Rupiah lengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pala tanggal Penilaian.
(3) Simpulan nilai libulatkan lalam ribuan terlekat.
Paragraf 9 Laporan Penilian
Pasal 70
(1) Hasil Penilaian lituangkan lalm laporan Penilaian.
(2) Laporan Penilaian yang libuat oleh Tim Penilai Direktorat Jenleral paling selikit memuat:
a. uraian objek Penilaian; b. tujuan Penilaian;
c. tanggal survei lapangan;
d. tanggal Penilaian;
e. hasil analisis data;
f. penlekatan Penilain; lan
g. simpulan nilai.
(3) Tanggal Penilaian sebagaimana limaksul pala ayat (2) huruf l alalah tanggal terakhir pelaksanan survei lapangan atas objek Penilaian.
Pasal 71
Laporan Penilaian yang libuat oleh Tim Penilai Direktorat J enleral lalam rangka:
a. Penjualan Tanpa Melalui Lelang, penebusan lengan nilai permohonan penebusn li bawh Nilai Pembebanan, lan keringanan hutang, mencantumkan Nilai Pasar;
b. Penjualan melalui Lelang, mencantumkan Nilai Pasar lan Nilai Likuilasi.
Pasal 72
Laporan Penilain litulis lalam bhasa Indonesia.
Pasal 73
( 1) Laporan Penilaian litanlatangani oleh seluruh anggota Tim Penilai Direktorat Jenleral.
(2) Anggota Tim Penilai Direktorat Jenleral sebagaimana limaksul pala ayat (1) bertanggung jawab penuh atas Laporn Penilaian.
(3) Anggota. . .
f
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
20
-(3) Anggota Tim Penilai Direktorat Jenderal dapat tidak menanlatangani Laporan Penilaian, dengan alasan tertulis yang lilampirkan dalam Laporan Penilaian.
(4) Lapor. Penilaian hanya lapat dipergunakan sepanjang ditanlatangani oleh paling sedikit 2/3 ( dua per tiga) anggota Tim Penilai Direktorat J enderal.
Pasal 74
( 1) Laporan Penilain yang dibuat oleh Tim Penilai Direktorat Jenderal lari Kantor Pelayanan disampaikan kepala Kepala Kantor Pelayanan.
(2) Laporan Penilaian yang dibuat oleh Tim Penilai Direktorat J enderal lari Kantor Pelayanan yang melakukan Penilain berlasarkan permintaan bantuan Penilaian, lisampaikn kepala Kepala Kantor Pelayanan yang meminta bantuan Penilaian mellui Kepala Kantor Pelayanan yang memberikn bantun Penilaian.
(3) Laporan Penilaian yang libuat oleh Tim Penilai Direktorat Jenlerl lari Kantor Wilayah yang melakukan Penilain berlasarkan permintaan bantuan Penilian disampaikan kepala Kepala Kantor Pelaynan yang meminta bantuan Penilaian melalui Kepla Kantor Wilayah yang memberikan bantuan Penilaian.
(4) Laporan Penilaian yang libuat oleh Penilai Eksternal lisampaikan kepala Direktur Jenleral untuk selanjutnya diteruskn kepala Kepala Kantor Pelayanan.
Pasal 75
(1) Laporn Penilaian yang lisampaikan oleh Penyerah Piutang dapat digunakan lalam pengurusan Piutang Negara, dengan persyaratan:
a. Penilai Eksternal yang litunjuk oleh Penyerah Piutang tidak mempunyai hubungan kepemilikanj ailiasi lengan Penyerah Piutang dan/ atau tidal< memiliki kepentingan lengan objek Penilaian;
b. Laporan Penilaian masih sesuai lengan konlisi barang lan konlisi pasar yang ada; lan
c. Laporan Penilaian masih berlaku.
(2) Persyaratn sebagaimana dimaksul pala ayat (1) linyatalmn oleh Penyerah Piutng dalam surat pernyataan bermeterai cukup.
Pasal 76
Laporan Penilaian yang libuat oleh Tim Penilai Direktorat J enderal lan Penilai Eksternal berlaku paling lama 6 ( en am) bulan terhitung sejalz tanggal Penilaian.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
-21 -Pasal 77
( 1) Kepala Kntor Pelayanan lap at:
a. memperpendek masa berlal:u laporan Penilaian kurng dari 6 ( enm) bulan; atau
b. memperpanjang masa berlaku laporn Penilin sampai lengn 6 ( enam) bulan,
berdasarkan rekomenlasi lari Tim Penilai Direktorat J enleral yng sesuai lengan hasil survei lapngan yng libuat lan lismpikn Tim Penilai Direktorat Jenlerl kepala Kepla Kantor Pelayanan.
(2) Survei lapangan sebagaimana dimaksul pala ayat (1) lilasarkan pada alanya permohonan perpenlekan atau perpanjangan masa berlaku laporan Penilaian dari pemohon Penilaian.
(3) Perpendekan masa berlaku sebagaimana limaksul pala ayat (1) huruf a dilakukan dalam hal hasil survei lapangan Tim Penilai Direktorat Jenleral memperkirakan terdapat perubahan nilai paling rendah sebesar 10% ( sepuluh persen) lan/ atau paling sedikit senilai
Rp 10.000.000,00 ( sepuluh juta rupiah).
(4) Perpanjangan masa berlaku sebagaimana dimaksul pala ayat ( 1) huruf b lill:ukan lalam hal Tim Penilai Direktorat Jenderal memperkirakan:
a. tilak terlapat perubahan nilai; atau
b. terlapat perubahan nilai kurang lari 10% ( sepuluh persen) lanjatau kurang lari Rp10.000.000,00 ( sepuluh juta rupiah).
(5) Perpanjangan masa berlaku laporan penilaian sebagaimana limaksul pala ayat ( 1) huruf b berlaku untuk laporan Penilaian objek penilaian berupa selain tanah dan/ a tau bangunan.
Pasal 78
( 1) Dalam hal laporan Penilaian libuat oleh Tim Penilai Direktorat Jenderal yang melakukan Penilaian berdasarkn permintaan bantuan Penilaian, perpenlekan atau perpanjangan masa berlaku laporan Penilaian lilal:ukn oleh Kepala Kntor Pelayanan tempat berkas kasus Piutang Negara dilakukan pengurusan.
(2) Perpendekan atau perpanjangan masa berlaku laporn Penilaian sebagaimana limaksud pala ayat (1) lilal:ukan berlasarkan rekomendasi dari Tim Penilai Direktorat Jenderal dari Kantor Pelayanan yang membuat laporan Penilaian sesuai dengn hasil suvei lapangan.
(3) Perpendekan atau perpanjangan masa berlaku laporn Penilaian yng dibuat oleh Penilai Eksternal dilakukan oleh Kepala Kantor Pelayanan berlasarkan rekomenlasi lari Penilai Eksternal yang sesuai lengan hasil survei lapangn yang dibuat lan lisampaikan Penilai Eksternal kepala Kepala Kantor Pelayanan.
MENTERIKEUANGAN REPUBLI K INDONESI A
-
22-Pasal 79Perpendekan atau perpanjangn masa berlaku laporan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 ayat (1) dituangkan dalm Keputusan Kepala Kantor Pelayanan.
Bagian Ketiga Bantuan Penilaian
Pasal 80
(1) Kntor Pelayanan lapat meminta bantuan tenaga Penilai Direktorat Jenderal kepala Kantor Wilayah dalam hal terjadi kekurangan tenaga Penilai Direktorat Jenderal.
(2) Dalam hal Kantor Wilayh tidak dapat memberikan bantuan tenaga Penilai Direktorat Jenleral kepala Kantor Pelayanan, Kantor Wilayah meneruskan permintaan bantuan tenaga Penilai Direktorat Jenderal dari Kantor Pelayanan kepada:
a. Kantor Pelaynan lain dalam wilayah kerja Kantor Wilayah; atau
b. Kantor Pusat.
Pasa1 81
( 1) Pem berian ban tuan tenaga Penili Direktorat J enleral oleh Kantor Pelayanan, Kantor Wilayah atau Kantor Pusat merupakan bantuan tenaga penilai perorangan.
(2) Penilai Direktorat Jenderl yang memberikan bantuan tenaga secara perorangan tidak boleh menjadi ketua Tim Penilai Direktorat Jenderal.
Pasal 82
(1) Dalam hal mengalami kesulitan teknis, Kantor Pelayanan dapat meminta bntuan teknis Penilaian kepada Kantor Wilayh.
(2) Dalam hal Kantor Wilayah tilak lapat memberikan bantuan teknis, Kantor Wilayah meneruskan permintaan bantuan teknis dari Kantor Pelayanan kepala Kntor Pusat.
(3) Bantuan teknis lari Kantor Pusat lapat melibatkan tenaga ahli li bilangnya.
Bagian Keempat Stanlar Penilain
Pasal 83
(1) Pelaksanaan Penilaian dilakukan lengan berpeloman pala prinsip Penilaian yng berlaku umum.
(2) Dikecualikan. . ...
(
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
23
-(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana limaksul pala ayat (1), pelaksnan Penilaian li luar negeri lilakukan dengan berpedoman pala prinsip Penilaian yang berlaku umum dengan memperhatikn stanlar Penilain li negara setempat, sepanjang stnlar tersebut berpeloman pala standar Penilaian internasionl.
BAB V
BASIS DATA PENILAIAN
Pasa1 84
(1 ) Kepala Kantor Pelayanan membentuk Basis Data Penilaian Barang J aminan lan/ a tau Harta Kekayaan Lain.
(2) Pembentukan Basis Data lilasarkan pala data lan informasi lari sumber yang kompeten lan likelola secara profesional untuk menlukung tugas pokok Penilian.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 85
Pala saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Penilaian yang telah selesai lilaksanakan linyatakan tetap sah; dan
b. Penilaian yang masih belum selesai lilaksanakan tetap
lapat dilanjutkan pelaksanaannya, lengan ketentuan proses yang belum lilakukan selanjutnya mengikuti ketentuan sebagimana liatur lalam Peraturan Menteri ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 86
Pala saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 180/ PMK.06/2009 tentang Penilain Barang Jaminan Dan/ Atau Harta Kekayaan Lain Dalam Rangka Pengurusan Piutang Negara Oleh Pnitia Urusan Piutang Negara/ Direktorat Jenleral Kekayaan Negara, licabut lan linyatakan tilak berlaku.
Pasal 87
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK I N D O NES I A
-
24-Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Diundangkan di Jakarta
pada tangg� 2 S e p t e m b e r 2 0 1 4
Ditetapkn di Jakarta
pada tnggal 2 S e p t e m b e r 2 0 1 4
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd .
MUHAMAD CHATIB BAS RI
M E NTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUB LIK INDO NESIA,
ttl .
AMIR SYAM SUDIN
LAMPIRAN I
PERATURAN M E NTER! KEUANGAN REPUBL!K I N D O N ESIA NOMOR 1 8 5 / PMK . 0 6 / 2 0 1 4
TENTANG PENILAIAN B ARAN G JAMINAN DAN/ ATAU HARTA K EYAAN LAIN DALAM RANGI<A PENGURUSAN PIUTANG N EGARA OLEH PANITIA URUSAN PI UTANG NEGARA/ DIREKTORAT J E N D E RA L K E IAYAAN N E GARA.
MENTERIKEUANGAN REPUBL IK INDONESIA
. . . (1)
. . .B ERITA ACARA SURVEI LAPANGAN
NOM OR: BASL-
. . .(2)
. . . I
...(3) . . . I
..
.(4) .. .
Pada hari
. ..
(5)
..
. tanggal
.
. .(6) . . . , Tim Penilai D irektorat Jenderal
Kekayaan Negara dari
..
.
(7)
..
. sesuai surat tugas Nomor:
... (8)
...tanggal
.
.. (9)
..
.telah melakukan survei lapangan atas barang j aminan hutang kepala negara c . q
.
. . . (1 0)
. . . atas nama Penanggung Hutangi Penj amin Hutang
. .
.(1 1)
.. .
berupa .
.
.
(12)
. . . terletak li
..
.(1 3) . . .
, lengan hasil sebagai berikut:
1 .
2 .
... . . .
(1 4) .. . .
.
Berita Acara ini libuat dengan sebenarnya.
Tim Penilai :
1 .
Nama
N I P
2.
Nama
NIP
3.
Nama
NIP
. . . (1 5) . . .
Mengetahui :
1 .
. . .. . (1 6) . . .
Nama
Jabatan
2.
Nama
Jabatan
3.
Nama
Jabatan
MENT E RIKEUANGAN REPUBLIK I N D O N E S I A
Keterangan :
( 1 )
Diisi kop Kantor Pelayanan .
2
-(2)
Diisi nomor urut berita acara survei lapangan.
(3)
D ii si kode tata persuratan yang berlaku di Kantor Pelayanan .
(4)Diisi tahun survei lapangan dilaksanakan .
(5)
Diisi nama hari saat survei atas objek Penilaian dilakukan . Apabila survei
dilaksanakan lebih dari 1 (satu) hari, agar dicantumkan nama hari survei
dimulai dan nama hari survei diakhiri, dengan diberikan kalimat
sambung sampai dengan ( . . . sampai dengan . . . ).
(6)
D iisi tanggal, bulan , dan tahun saat survei atas obj ek Penilaian
dilakukan . Apabila survei dilaksanakan lebih dari 1 (satu) hari, agar
dicantumkan tanggal survei dimulai dan tanggal survei diakhiri , dengan
diberikan kalimat sambung sampai dengan ( . . . sampai dengan . . . ) .
(7)
Diisi nama Kantor Pelayanan .
(8)
Diisi nomor surat tugas .
(9)
Diisi tanggal surat tugas .
( 1 0)
Diisi nama Penyerah Piutang.
( 1 1 )
Diisi nama Penanggung Hutang/ Penj amin Hutang.
( 1 2 )
Diisi uraian singkat obj ek Penilaian.
( 1 3)
Diisi lokasi o bj ek Penilaian berada.
( 1
4)
Diisi uraian hasil surve1 lapangan. Dalam hal Penilaian dalam rangka
penj ualan melalui lelang, diuraikan juga faktor risiko penjualan melalui
lelang.
( 1 5)
D iisi tanda tangan , nama, dan NIP anggota Tim Penilai Direktorat
J enderal yang melaksanakan survei lapangan .
( 1 6)
Diisi tanda tangan , nama, dan j abatan saksi yang mengetahui
pelaksanaan survei lapangan .
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd .
LAMPIAN I I
PERATURAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N D O N ES I A NOMOR 1 8 5 / PMK . 0 6 / 2 0 1 4
TENTANG PENILAIAN BARANG JAMI NAN DAN / ATAU HARTA KEKYAAN LAI N DALAM RANGKA PENGURUSAN PIUTANG N EGARA OLEH PANITIA URUSAN PI UTANG NEGARA/ DIREKTO RAT J E N D ERAL KEKAYAAN N EGARA.
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDON E S IA
. . . (1) .. . .
B E RITA ACARA TIDAK DAPAT M E LAKUKA N
SURVEI LAPANGAN
NOMOR: BATSL- . . . (2)
. . . I
. . .
(3) . .
.
I
. . . (4) . . .
Pada hari . . . (5) . . . tanggal . . . (6) . . . , Tim Penilai D irektorat Jenderal
Kekayaan Negara d ari . .
. (7)
. .
.
sesuai surat tugas Nomor: . . .
(8)
. . . tanggal . . .
(9)
.
..
dengan ini menyatakan b ahwa kami tidak dapat melakukan survei lapangan atas
barang j aminan hutang kepada negara c . q . . . . (1
0)
.
..
atas nama Penanggung
Hutangi Penj amin Hutang . . . (1 1) . . . berupa . . . (1 2) . . . terletak di . . . (1
3
) . . . , karena:
1 .
2 .
. . . (1 4) . . . .
Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya.
Tim Penilai:
1 .
Nama
NIP
2.
Nama
NIP
3.
Nama
NIP
. . . (1 5) . . .
Mengetahui :
1 .
. . . (1 6) . . .
Nama
Jabatan
2.
Nama
Jabatan
3.
Nama
Jabatan
Keterangan . . .
MENT ERI KEUANGAN R E PUB L I K I N D O N E S I A
Keterangan :
( 1 )
D iisi kop Kantor Pelayanan .
2
-(2)
Diisi nomor urut berita acara survei lapangan .
(3 )
Diisi kode tata persuratan yang berlaku di Kantor Pelayanan .
(4)
Diisi tahun survei lapangan dilaksanakan .
( 5)
Diisi nama hari saat berita acara dibuat.
(6)
D iisi tanggal, bulan dan tahun saat berita acara dibuat.
(7)
Diisi n ama Kantor Pelayanan .
(8 )
D ii si nomor surat tugas .
(9)
Diisi tanggal surat tugas .
( 1 0)
Diisi nama Penyerah Piutang.
( 1 1 )
Diisi nama Penanggung Hutang/ Penj amin Hutang .
( 1 2 )
Diisi uraian singkat obj ek Penilaian.
( 1 3 )
Diisi lokasi o bj ek Penilaian berada.
( 1 4)
Diisi penyebab tidak dapat dilaksanakannya survei lapangan .
( 1 5)
D iisi tanda tangan, nama, dan NIP anggota Tim Penilai Direktorat
J enderal yang melaksanakan survei lapangan .
( 1 6)
Diisi tanda tangan, nama, dan j abatan saksi yang mengetahui
pelaksanaan survei lapangan .
M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N D O N ESIA,
ttd .
MUHAMAD C HATIB BASRI
JENIS RIS I KO
( 1 )
Risiko penj ualan
melalui Lelang
MENTERIKEUANGAN REPUBLIK I N D O N E S I A
LAMPIRAN I I I
PERATU RAN M ENTER! KEUANGAN REPUBLIK I N D O N E S I A NOMOR 1 8 5 I PMK • 0 6 I 2 0 1 4
TENTANG PENILAIAN BARANG JAMINAN DAN/ ATAU HARTA KEKAYAAN LJ N DALAM RAN GKA PENGURUSAN PI UTANG NEGARA OLEH PANITIA URUSAN PI UTANG NEGARA/ D I R E KTORAT J END ERAL KEAYAN NEGARA.
B ESARAN RI SIKO PENJUALAN MELALUI LELANG
PERKIRAN
B ESAAN RI SIKO
(2)
(3)
-
Be a Lelang Pem beli
2% (dua persen)
-
Waktu pembayaran
5% (lima persen)
-
Cara pembayaran
5% (lima persen)
-