• Tidak ada hasil yang ditemukan

sambutanSekjen rakornisDitjenPlanologi2010 0.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "sambutanSekjen rakornisDitjenPlanologi2010 0."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SAMBUTAN SEKRETARI S JENDERAL

KEMENTERI AN KEHUTANAN

PADA PEMBUKAAN RAKORNI S

DI TJEN PLANOLOGI KEHUTANAN

TAHUN 2010

Jakarta, 26 Juli 2010

Para pejabat Eselon I lingkup Kementerian Kehutanan yang saya hormati;

Para Pejabat Eselon II lingkup Ditjen Planologi Kehutanan, Para Kepala Dinas Kehutanan Provinsi,

Para Mitra Kerja Kementerian Kehutanan,

Para Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I s/d XVII serta seluruh peserta RAKORNIS yang berbahagia,

Pertama-tama marilah kita awali pertemuan ini dengan

senantiasa memanjatkan puji syukur ke hadapan ALLAH

SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-NYA yang tak

terhingga, sehingga malam ini kita masih diberi nikmat

kesehatan sehingga dapat berkumpul di tempat ini dalam

rangka menghadiri pembukaan RAKORNIS Ditjen Planologi

Tahun 2010.

(2)

Pembangunan kehutanan tahun 2011 secara umum

dilatarbelakangi dengan kondisi bahwa perspektif

optimalisasi pemanfaatan hutan perlu lebih

dikembangkan tidak hanya bertumpu pada produk kayu

tetapi juga hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan

sebagai penyedia udara bersih, penyerap karbon,

keanekaragaman hayati, penyedia air dan wisata alam

perlu terus digali dan ditingkatkan optimalisasi

pemanfaatannya sehingga bisa dirasakan oleh seluruh

lapisan masyarakat. Era kayu, era logging diluar

kemampuan hutan untuk memproduksinya sudah saatnya

dibatasi dan selanjutnya dilakukan penggalian potensi di

luar kayu. Banyak ahli yang berpendapat bahwa kayu

berkontribusi hanya sebesar 1% dari seluruh potensi

hutan yang ada, dan ketika pohon di eksploitasi, 99%

potensi lainnya ikut tercabut. Kita harus benar-benar bijak

memanfaatkan sumber daya hutan yang tidak tak

terbatas untuk kepentingan generasi saat ini dan yang

akan datang.

Tahun 2011 juga merupakan tahun yang sangat penting

karena merupakan tahun kedua dari pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun

2010-2014, dan pada tahun inilah Pemerintah

benar-benar mulai melaksanakan Pengganggaran Berbasis

Kinerja (PBK) secara utuh. Berdasarkan prinsip keutuhan,

keterpaduan dan keberlanjutan, maka penyelenggaraan

pembangunan tahun 2011 masih melanjutkan dan

menyempurnakan pembangunan kehutanan tahun

sebelumnya yang diimplementasikan ke dalam Kebijakan

Prioritas Kementerian Kehutanan Tahun 2010-2014, yaitu:

1) Pemantapan Kawasan Hutan, 2) Rehabilitasi Hutan dan

Peningkatan Daya Dukung DAS, 3) Pengamanan Hutan

dan Pengendalian Kebakaran Hutan, 4) Konservasi

Keanekaragaman Hayati, 5) Revitalisasi Pemanfaatan

Hutan dan Industri Kehutanan, 6) Pemberdayaan

Masyarakat di Sekitar Hutan, 7) Mitigasi dan Adaptasi

Perubahan Iklim Sektor Kehutanan dan 8) Penguatan

(3)

Saudara-saudara sekalian,

Melihat Kebijakan Prioritas yang telah ditetapkan di atas,

peran Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dalam

melaksanakan Kebijakan Prioritas yang pertama yaitu

Pemantapan Kawasan Hutan sungguh sangat sentral,

karena pemantapan kawasan hutan merupakan syarat

mutlak bagi prakondisi pengelolaan hutan lestari.

Cepat lambatnya kinerja Ditjen Planologi Kehutanan

dalam melaksanakan pemantapan kawasan hutan akan

sangat berpengaruh terhadap kinerja Eselon I lain dalam

mengelola hutan yang telah menjadi tanggung jawabnya.

Saudara-saudara sekalian,

Jika berbicara mengenai isu kehutanan, kita tidak hanya

melihat dari satu sisi, karena sektor kehutanan

merupakan isu lintas sektoral, seperti sektor pertanahan,

kelautan, pertanian dan pertambangan dan lain-lain.

Sehingga posisi kehutanan merupakan institusi

kelembagaan yang memiliki peran penting dalam

rancangan pembangunan nasional. Hal ini berarti pula

bahwa pengambilan keputusan di bidang kehutanan

sudah tidak bisa lagi ditentukan sendiri, namun harus

mempertimbangkan dan melibatkan banyak pihak agar

keputusan tersebut bisa berjalan dengan baik. Sehingga

penetapan rencana pembangunan kehutanan selain perlu

mempertimbangkan penentuan target dan sasaran

Rencana Strategis 2010-2014, perlu juga mengakomodir

pertimbangan kondisi lintas sektor yang ada.

Saudara-saudara peserta Rakornis,

Terkait dengan Prioritas Nasional, Direktorat Jenderal

Planologi Kehutanan telah menetapkan beberapa target

pembangunan kehutanan yang harus dicapai selama 5

(lima) tahun yaitu mulai tahun 2010-2014 adalah

Pembangunan KPH sebanyak 48 lokasi pada tahun 2010,

dan 60 lokasi di 2011; tata batas kawasan hutan

sepanjang 25.000 km; dan fasilitasi review tata ruang

(4)

Target tersebut tidaklah ringan, sehingga Direktorat

Jenderal Planologi Kehutanan perlu mengerahkan daya

dan upaya serta bekerjasama dengan eselon I lain serta

dengan stakeholders terkait. Untuk itu Rakornis ini saya

anggap sangat penting dalam rangka

mengharmonisasikan dan me-sinergikan pembangunan

kehutanan di Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan

baik di Pusat maupun di Daerah.

Saudara-saudara sekalian,

Pada kesempatan ini saya ingin menekankan kembali

hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan kawasan hutan

untuk kepentingan non kehutanan. Sejak diterbitkannya

PP No. 2 Tahun 2008 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan

Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Penggunaan

Kawasan Hutan untuk Kepentingan di Luar Kegiatan

Kehutanan telah berhasil dipungut PNBP sebesar

Rp.213.065.941.074,- (Dua ratus tiga belas milyar enam

puluh lima juta sembilan ratus empat puluh satu ribu

tujuh puluh empat rupiah). Penerimaan tersebut

equivalen dengan penggunaan kawasan hutan terganggu

seluas sekitar 31.850 ha Hutan Produksi dan Hutan

Lindung atau rata-rata sebesar Rp 6,7 juta per ha.

Selanjutnya, areal yang terganggu ini juga akan

direklamasi dengan beban penerima izin penggunaan

kawasan hutan dan kawasannya dikembalikan kepada

Negara , mana kala kegiatannya sudah berakhir.

Adapun target PNBP dari Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

selama 5 tahun hingga tahun 2014 diharapkan mencapai

angka Rp. 1,2

Trilyun,-Selain dari PNBP pinjam pakai kawasan Ditjen Planologi

Kehutanan perlu menggali potensi sumber PNBP lain yang

berasal dari sektor kehutanan seperti pelepasan kawasan

hutan untuk budi daya pertanian, perdagangan karbon,

(5)

semakin menurunnya Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) sektor kehutanan dari produksi kayu (PSDH-DR).

Saudara-saudara sekalian,

Sebagai tindak lanjut penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara Indonesia dengan Negara Norwegia, salah satu langkah persiapan yang penting adalah penetapan lembaga independen Monitoring, Reporting and Verification (MRV). Dalam konteks MRV inilah peran Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan sangat vital, karena data dan informasi kawasan hutan merupakan tugas Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan bersama-sama dengan eselon I lainnya harus segera merumuskan secara konkrit dan jelas tentang suspensi konversi hutan alam primer dan konversi hutan gambut.

Untuk itu Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan harus bisa menyajikan data lahan gambut dan kawasan hutan alam primer yang menjadi dasar suspensi penebangan

hutan alam primer dan lahan gambut selama 2 (dua) tahun mulai tahun 2011.

Saudara-saudara peserta Rakornis yang berbahagia, Terkait dengan penyusunan anggaran tahun 2011, saya

berharap agar dapat diidentifikasi dan disepakati peran

antara Pusat, UPT dan Dinas Provinsi yang membidangi

kehutanan sesuai dengan tupoksi dan kewenangan

masing-masing berdasarkan peraturan yang berlaku.

Mengingat kemampuan dan keterbatasan anggaran,

diharapkan setiap Satker dalam mengusulkan anggaran

memperhatikan kegiatan yang bersifat prioritas nasional

dan bidang SDA-LH, sehingga anggaran yang terbatas

tersebut dapat digunakan untuk membiayai kegiatan yang

tepat sasaran, jelas hasilnya dan dapat

dipertanggung-jawabkan.

Peserta Rakornis yang berbahagia,

Salah satu kunci keberhasilan pengelolaan hutan adalah

(6)

maupun secarade juredan mantapnya kelembagaan yang

berbasis pengelolaan kawasan, untuk itu maka saya

sangat mendukung terhadap program yang diemban

Ditjen Planologi Kehutanan yaitu :” PERENCANAAN MAKRO BIDANG KEHUTANAN DAN PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN”. Program ini mengandung harapan agar Saudara-saudara sekalian khususnya di jajaran Ditjen

Planologi Kehutanan untuk segera mewujudkan

pra-kondisi pengelolaan hutan yang mantap dan legitimate

guna mencapai pengelolaan hutan lestari dimasa yang

akan datang.

Hadirin yang berbahagia,

Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada pembukaan

Rakornis Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan pada

malam ini, semoga apa yang saya sampaikan dapat

dijadikan sebagai bahan diskusi dan

pembahasan-pembahasan selanjutnya sehingga pembangunan

kehutanan bidang Planologi kehutanan dapat mencapai

hasil yang diharapkan.

Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillah

hirrohmaannirahim, “RAPAT KOORDINASI TEKNIS

DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN TAHUN

2010 saya nyatakan resmi dibuka.

Semoga Allah SWT, Tuhan YME senantiasa melindungi kita

sekalian.

Wabillahit Taufiq Wal hidayah.

Wassalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh

SEKRETARIS JENDERAL

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi remaja terhadap penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran di Masashi online shop. Penelitian ini menggunakan metode

Terdapat perbedaan pengelompokan berbasis DNA dengan marka RAPD dan dengan kunci determinasi berbasis karakter fenotipik. Perbedaan tersebut dapat disebabkan

Penggunaan metode perlu dukungan Fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuaidengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan. Ada metode mengajar tertentu

Selanjutnya disarankan dalam pemeliharaan Itik Mojosari jantan bahwa untuk mendapatkan persentase karkas yang tinggi dan persentase lemak abdominal yang relatif

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan dengan spirit THK membangun manusia hita yaitu manusia yang jiwa/ruhnya atau software bersih/clear, badan fisik atau hardware nya sehat,

Bahkan demi niatnya itu, dia mendekati pejabat yang lebih tinggi kedudukannya (Ngantos Kanjeng Dalem), tetapi sia-sia harapannya tidak terkabul (lempa lempi lempong,

Tablet yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian sifat fisik, meliputi kekerasan, kerapuhan, waktu disintegrasi, waktu pembasahan, rasio absorpsi air, dan uji

Studi ini mempunyai tujuan mengetahui faktor internal dan eksternal pendirian LSPro Agroindustri, berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang