SKRIPSI
Oleh :
MEILANI AISYATUR RIDLO D07212054
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
viii ABSTRAK
Meilani Aisyatur Ridlo, 2016; PENINGKATAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT ID
MELALUI METODE WORD SQUARE SISWA
KELAS 4B MI AL-ASYHAR GRESIK.
Kata kunci: Pemahaman Siswa, Fiqih, Metode Word Square
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman. Untuk itu siswa harus benar-benar bisa memahami materi yan telah diajarkan. Akan tetapi hasil wawancara peneliti dengan guru fiqih di kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik menunjukkan bahwa dari 20 siswa, hanya 25% siswa yang memahami materi, dan selebihnya belum memahami materi tersebut. Hal ini disebabkan karena guru kurang memberikan variasi metode kepada siswa. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan perbaikan pengajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
metode Word Square.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penerapan
metode Word Squaredalam meningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi
Sholat Id siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik, 2) Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id setelah diterapkan metode Word Square siswa kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik.
Peningkatan pemahaman siswa dalam PTK ini dilakukan dalam dua siklus
dengan menggunakan model penelitian dari teory Kurt Lewin, yang mana dalam
satu siklus terdapat empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas 4B MI Al-Asyhar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan metode Word Squre dalam
meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id dari siklus I ke siklus berikutnya berjalan sangat baik dengan langkah-langkah sebagai berikut: guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada, siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal, guru memberikan poin setiap jawaban dalam kotak. Dalam
penerapan metode Word Square diperoleh hasil observasi aktivitas guru pada
xi
HALAMAN JUDUL...ii
HALAMAN MOTTO...iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...iv
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...v
HALAMAN PERSEMBAHAN...vi
ABSTRAK...viii
KATA PENGANTAR...ix
DAFTAR ISI...xi
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...6
C. Tindakan yang Dipilih...6
D. Tujuan Penelitian...8
E. Lingkup Penelitian ...8
F. Manfaat Penelitian...9
G. Sistematika Pembahasan ...11
BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman Siswa...13
1. Pengertian Pemahaman ...13
xii
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fiqih ...29
3. Ruang Lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih ...30
C. Sholat Id ...32
1. Pengertian Sholat Id ...32
2. Waktu Pelaksanaan Sholat Id...35
3. Tata Cara Sholat Id...36
D. MetodeWord Square...38
1. Pengertian MetodeWord Square...38
2. Kelebihan dan KekuranganWord Square ...40
3. Langkah-Langkah pembelajaranWord Square...40
BAB III METODE PTK A. Metode Penelitian...41
B. Subyek dan Setting Penelitian...42
C. Variabel yang Diteliti ...43
D. Rencana Tindakan ...43
E. Data dan Cara Pengumpulannya ...53
F. Indikator Kinerja ...60
G. Tim Peneliti dan Tugasnya...61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Penggunaan MetodeWord Square...62
1. Siklus I ...62
2. Siklus II ...75
B. Pembahasan………...87
xiii DAFTAR PUSTAKA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN RIWAYAT HIDUP
1 A. Latar Belakang
Fikih adalah suatu ilmu yang mempelajari bermacam-macam
hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik bersifat
individu maupun sosial. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah
mendefinisikan fikih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang
kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah.1
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu
bagian mata pelajaran PAI yang diarahkan untuk mnyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam,
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, serta penggunaan pengalaman.2
Pembelajaran fiqih merupakan sebuah proses belajar untuk
membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok-pokok
hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli
maupun dalil naqli. Pembelajaran fiqih berarti proses belajar mengajar
tentang ajaran islam dalam segi hukum syara’ yang dilaksanakan didalam
1
Nazar Bakry,Fikih dan Ushul Fikih, (Jakarta: Rajawali, 1994), hlm 7.
2
kelas antara guru dan peserta didik dengan materi dan strategi
pembelajaran yang telah direncanakan.3
Mengajar bukan hanya sebuah proses mekanis untuk menyajikan
pelajaran dan kemudian menguji siswa, namun mengajar merupakan seni
yang menyajikan kreativitas yang sistematis untuk mencapai tujuan
pendidikan yang ditetapkan dengan beragam latar belakang siswa. Dengan
rancangan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat hendaknya dapat
mengakomodasi itu semua.4
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Ini berarti
bahwa bila guru bertindak mengajar, maka diharapkan siwa berajar atau
belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar disekolah ditemukan hal-hal
berikut:1) guru telah mengajar dengan baik. 2) ada siswa belajar dengan
giat. 3) ada siswa pura-pura belajar. 4) ada siswa belajar dengan setengah
hati. 5) ada siswa yang tidak belajar.5Oleh karena itu guru dituntut untuk
memberikan yang terbaik kepada muridnya.
Realitasnya banyak ditemui oleh peneliti bahwa guru menguasai
mata pelajaran dengan baik tetapi tidak melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Hal ini terjadi karena rendahnya tingkat
perencanaan yang harus disiapkan oleh guru sehingga mengakibatkan
pembelajaran kurang maksimal. Selain itu, kegiatan pembelajaran yang
3
Dede Rosyada,Hukum Islam dan Pranata Sosial,(Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995), hlm 4.
4
Ameliasari T. Kusuma,menyusun PTK itu gampang(Jakarta: Esensi Erlangga group, 2013), hlm 5.
5
tidak didasarkan pada penggunaan metode pembelajaran sehingga
berakibat rendahnya hasil pembelajaran.6
Penyebab utama rendahnya hasil belajar siswa yaitu kurangnya
pemahaman siswa dalam materi yang diajarkan, hal ini dikarenakan
kegiatan dalam proses pembelajaran yang masih didominasi paradigma
mengajar dengan ciri-ciri sebagai berikut: guru aktif menyampaikan
informasi, siswa pasif menerima, peserta didik dipaksa mempelajari apa
yang diajarkan pendidik dengan sanksi mendapat hukuman jika tidak
mengerjakan tugas, tidak dengan menumbuhkan kesadaran dan
kebermaknaan dari proses belajar, siswa sangat bergantung pada guru,
kesempatan untuk melakukan refleksi dan negosiasi melalui interaksi antar
siswa, atau dengan guru juga kurang dikembangkan sehingga proses
pembelajaran cenderung kaku, statis, monoton, tidak dialogis dan bahkan
membosankan.7
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru
Fiqih di MI Al-Asyhar desa Sugonlegowo Kecamatan Bungah kabupaten
Gresik pada tanggal 8 November 2015. Dari hasil wawancara tersebut,
masih banyak siswa yang belum memahami materi Sholat Id. Dari 20
siswa yang ada di kelas 4B hanya 25% siswa yang memahami materi, dan
selebihnya belum memahami materi tersebut. Hal ini bisa dilihat dari
kemampuan siswa kelas 4B MI Al-Asyhar nilainya belum mencapai
KKM yang telah ditentukan yaitu 75, dari 20 siswa nilai rata-ratanya 59,5,
6
Hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas 4B MI Al-Asyhar, 8 November 2015
7
Sedangkan siswa yang dapat mencapai nilai KKM 75 hanya 5 siswa atau
25% dari jumlah siswa.8
MI Al-Asyhar merupakan suatu lembaga yang berada di Gresik,
tepatnya di Kecamatan Bungah desa Sungonlegowo. Madrasah ini sudah
berdiri sejak 1955. Bangunan yang dimiliki cukup bagus, beberapa
fasilitas sudah ada, meski kurang lengkap. Sekolah ini tidak hanya tesedia
untuk unit MI saja, tapi unit MTs dan MA pun juga tersedia. Tenaga
pendidik di MI Al-Asyhar kebanyakan sudah sarjana dari lulusan beberapa
perguruan tinggi di Jawa Timur.
Bapak M. Rofi’uddin, S.Ag. adalah guru mata pelajaran fiqih
Kelas 4B MI Al-Asyhar, beliau mengajar selama 5 tahun. Ruang kelas 4B
ini memiliki fasilitas yang kurang lengkap. Di dalamnya hanya ada jam
dinding, kipas angin, lampu, kalender, papan tulis, bangku dan kursi untuk
Guru dan siswa. minimnya media pembelajaran yang ada.
Suasana pembelajaran di kelas ini berlangsung aktif dan agak
ramai. 8 siswa mengikuti pembelajaran, sedangkan 12 lainnya ada yang
bermain dan mengobrol dengan temannya. Proses pembelajaran di kelas
4B dilaksanakan dengan menyusun RPP terlebih dahulu. Namun
terkadang aplikasi pembelajaran tidak sesuai dengan apa yang ada di RPP.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran cenderung
konvensional.9
8
Hasil wawancara oleh guru kelas 4B MI Al-Asyhar Gresik, 8 November 2015
9
Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, masalah mendasar
yang membuat anak kurang memahami materi Sholat Id adalah karena
pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah pendekatan
konvensional. Guru menjelaskan dengan metode ceramah sehingga anak
hanya pasif menerima penjelasan guru.
Sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi Sholat Id siswa
kelas 4B MI Al-Asyhar, peneliti ingin mencoba metode yang lebih banyak
melibatkan siswa, adanya metode pembelajaran lain dalam menyampaikan
pelajaran yaitu dengan metode Word Square. Hal ini dikarenakan Word
Square merupakan metode pembelajaran yang memadukan kemampuan
menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada
kotak-kotak jawaban.Word Squaremerupakan penerapan metode bermain
yang mana dengan sejumlah pertanyaan terpilih dapat merangsang siswa
untuk berfikir efektif, siswa akan mudah tertarik untuk memperhatikan
konsep yang sedang dipelajari dan siswa akan lebih mudah memahaminya.
Dari paparan peneliti di atas, peneliti merasa tertarik untuk
mengangkat masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dengan judul :
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan Metode Word Square dalam meningkatan
pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B MI
Al-Asyhar Gresik?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi Sholat
Id setelah diterapkan Metode Word Square siswa kelas 4B MI
Al-Asyhar Gresik?
C. Tindakan yang Dipilih
Dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Word
Square terhadap peningkatan pemahaman dengan judul “Peningkatan
Pemahaman Mata Pelajaran Fiqih Materi Sholat Id Melalui Metode Word
Square Siswa Kelas 4B Al-Asyhar Gresik”.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini direncanakan dengan
mengunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Sesuai dengan
penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, penelitian ini
menggunakan model Kurt Lewin. Pada masing-masing siklus terdiri dari
1. Perencanaan (planning)
pada tahap perencanaan peneliti menyusunan instrumen dan
skenario penelitian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), menyusun instrument observasi, menyiapkan alat peraga/
media dan sumber belajar
2. Tindakan(action)
Tahap ini peneliti melakukan implementasi mengenai metode
Word Square untuk meningkatkan pemahaman siswa yang mengacu
pada RPP dan skenario pembelajaran
3. Pengamatan (observation)
Pengumpulan data proses yang berupa lembar observasi guru dan
siswa selama proses pembelajaran, untuk selanjutnya diolah, dianalisis
dan diinterprestasikan. Pada tahap pengamatan ini hal-hal yang perlu
diamati adalah sebagai berikut :
a. Keseluruhan aktifitas guru dan siswa dalam proses kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembar instrument observasi
guru dan lembar instrument observasi siswa.
b. Kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP
4. Refleksi (reflection)
Pada tahap ini peneliti memeriksa instrument penelitian dan catatan
hasil observasi, melakukan diskusi dengan guru kolaborator untuk
dan waktu dari setiap macam tindakan, memperbaiki pelaksanakan
tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan pada penelitian ini
sebagai berikut :
1. Mengetahui penerapan metode Word Square dalam meningkatan
pemahaman Mata Pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B MI
Al-Asyhar Gresik.
2. Mengetahui peningkatan pemahaman Mata Pelajaran Fiqih materi
Sholat Id setelah diterapkan metode Word Square siswa kelas 4B MI
Al-Asyhar Gresik.
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi kesimpangsiuran
pembahasan, permasalahan tersebut akan dibatasi pada hal-hal tersebut di
bawah ini :
1. Mata Pelajaran Fiqih materi Sholat Id. SK 3. Mengenal ketentuan
sholat Id. KD 3.1 Menjelaskan tata cara sholat Id. Indikator 1. Siswa
mampu menjelaskan pengertian sholat Id, 2. Siswa mampu
menyebutkan macam-macam sholat Id, 3. Siswa mampu menjelaskan
waktu pelaksanaan sholat Id, 4. Siswa mampu menjelaskan tata cara
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas 4B MI
Al-Asyhar Gresik.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015
–2016.
4. Metode yang dipakai adalah metode Word Square untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada materi Sholat Id.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Penelitian dilaksanakan agar menjadikan pembelajaran yang aktif,
tidak hanya aktif pada guru, tetapi siswa juga berperan langsung
dalam pembelajaran yang dilakukan, sehingga pembelajaran yang
dilakukan akan mudah diingat oleh siswa.
b. Siswa bisa mendapatkan suasana belajar baru yang lebih
menyenangkan sesuai dengan karakteristik mereka yang masih
senang bermain-main dan melakukan hal-hal yang mereka suka.
2. Bagi guru
a. Penelitian dilaksanakan agar dapat mengevaluasi pembelajaran
yang telah dilakukan, setelah guru dapat mengetahui
memecahkan permasalahan, sehingga pembelajaran akan lebih
efektive.
b. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari hasil penelitian dan
dapat langsung diterapkan di sekolah terutama dalam proses
pembelajaran. Dengan menggunakan metode baru ini diharapkan
mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam proses belajar yang
selalu sama.
3. Bagi sekolah
Sebagai bahan rujukan bagi sekolah untuk mengadakan bimbingan
dan pelatihan bagi guru-guru agar menggunakan metode word square
untuk diterapkan pada mata pelajaran lain.
4. Bagi peneliti
a. Dengan adanya Penelitian tindakan kelas, akan memberikan
pengalaman yang sangat berharga buat peneliti, karena secara
langsung peneliti akan melihat keadaan kelas, dan mengetahui
problematika yang terdapat dikelas, sehingga dari penelitian itu,
peneliti dapat belajar sebagai bekal mengajar pada masa yang akan
datang.
b. Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan tentang
bagaimana penggunaan metode word square sebagai salah satu
metode pembelajaran Fiqih.
c. Menjadi motivasi bagi mahasiswa bahwa proses pembelajaran
masih banyak strategi ataupun metode lain yang dapat digunakan.
Serta dapat menambah perbendaharaan teknik bagi calon guru
yang sebentar lagi akan benar-benar terjun ke masyarakat untuk
mengabdikan diri dengan ilmu yang dimilikinya.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk menghindari tumpang tindih atau berulang-ulangnya
pengkajian, dipandang perlu untuk memaparkan sitematika pembahasan.
Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,
rumusan masalah, tindakan yang dipilih, tujuan penelitian, lingkup
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II adalah landasan teori yang mencakup empat bagian. Bagian
pertama mencakup kajian teori yang terdiri dari: Pertama, pemahaman
siswa meliputi pengertian pemahaman, indikator pemahaman,
faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman, dan cara untuk meningkatkan
pemahaman. Kedua, tentang mata pelajaran Fiqih meliputi pengertian
mata pelajaran Fiqih, Fungsi dan Tujuan mata pelajaran Fiqih, dan ruang
lingkup dan karakteristik mata pelajaran Fiqih. Ketiga, tentang Sholat Id
meliputi pengertian Sholat Id, Waktu pelaksanaan Sholat Id, dan Tata cara
Sholat Id. Keempat, tentang metode Word Square meliputi pengertian
metode Word Square, kelebihan dan kekurangan Word Square, dan
langkah-langkahWord Square.
Bab III adalah Metode PTK yang memuat tentang Metode
tindakan, data dan cara pengumpulannya, indikato kinerja dan tim peneliti
dan tugasnya
Bab IV adalah hasil penelitian yang membahas tentang deskripsi
hasil penelitian dan pembahasannya.
Bab V adalah penutupan yang terdiri dari saran dan kesimpulan.
Pembahasan ini juga dilengkapi dengan pengantar, abstraksi, daftar
kepustakaan dan lampiran-lampiran yang memungkinkan untuk
13 BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Siswa
1. Pengertian Pemahaman
Secara bahasa peningkatan adalah proses, cara, perbuatan
meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya). Sedangkan
pemahaman adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kefahaman terhadap suatu hal, yang dimaksud adalah meningkatkan
kefahaman siswa terhadap suatu materi atau topik.10
Pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang
dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus
lain.11
Berbicara mengenai peningkatan pemahaman, Bloom telah
merumuskannya didalam sebuah teori pendidikan yaitu Taksonomi
Bloom yang mengklasifikasikan tujuan pendidikan kedalam bentuk
domain/ ranah/ kawasan, yaitu:12
10
Depdikbus, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pusaka, 1989), hlm 51.
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm 24.
12
a. Cognitive Domain/ Ranah Kognitif
Berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek, yaitu:13
1) Aspek pengetahuan, mencakup ingatan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan.
2) Aspek pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dari bahan yang dipelajari.
3) Aspek penerapan, mencakup kemampuan untuk menerapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/ problem
yang konkrit dan baru.
4) Aspek analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu
kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan
atau organisasinya dapat difahami dengan baik.
5) Aspek sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
kesatuan atau pola baru.
6) Aspek evaluasi, mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama
dengan tanggung jawab pendapat itu, yang berdasarkan criteria
tertentu.
13
b. Affektive Domain/ Ranah Afektif
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan
emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara menyesuaikan diri.
Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek, yaitu:14
1) Aspek penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu
perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan
itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh
guru.
2) Aspek partisipasi, mencakup kerelaan umtuk memperhatikan
secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3) Aspek penilaian/ penentuan sikap, mencakup kemampuan
untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa
diri sesuai dengan penilaian itu.
4) Aspek organisasi, mencakup kemampuan untuk membentuk
suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam
kehidupan.
5) Aspek pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai-nilai kehidupansedemikian rupa, sehingga
menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan
nyata dan jelas dalam mengukur kehidupannya sendiri.
14
c. Psychomotoric Domain/ Ranah psikomotorik
Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik, seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Ranah ini terbagi dalam beberapa aspek, yaitu:15
1) Aspek persepsi, mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,
berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada
masing-masing rangsasngan.
2) Aspek kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan
dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau
rangkaian gerakan.
3) Aspek gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk
melakukan suaturangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh
yang diberikan (imitasi).
4) Aspek gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena
sudah dilatih secukupnya, tanpa memperlihatkan lagi contoh
yang diberikan.
5) Aspek gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk
melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa
komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.
15
6) Aspek penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik
dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu arah
keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
7) Aspek kreatifitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan
aneka pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar
prakarsa dan inisiatif sendiri.16
2. Indikator Pemahaman
Indikator pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman
mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan.
Dengan pengetahuan, seseorang belum tentu memahami sesuatu yang
dimaksud secara mendalam, hanya sekedar mengetahui tanpa bisa
menangkap makna dan arti dari sesuatu yang dipelajari. Sedangkan
dengan pemahaman, seseorang tidak hanya bisa menghafal sesuatu
yang dipelajari, tetapi juga mempunyai kemampuan untuk menangkap
makna dari sesuatu yang dipelajari juga mampu memahami konsep
dari pelajaran tersebut.17
16
Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abdi, 2004), hlm 272-279.
17
Tabel 1.12: Kategori Hubungan dan Dimensi Proses Kognitif. 18
dari kejadian yang ditayangkan video
2.5 Menduga
Contoh, mengambil kesimpulan
dasar-dasar contoh dari pembelajaran bahasa
asing
peristiwa penting di prancis abad ke 18
18
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Pencapaian terhadap Tujuan Intruksional Khusus (TIK) merupakan
tolak ukur awal dari keberhasilan suatu pembelajaran. Secara
procedural, siswa dapat dikatakan berhasil dalam belajar ketika mereka
dapat mencapai tuuan pembelajaran yang ditentukan, baik melalui
tes-tes yang diberikan guru secara langsung dengan Tanya jawab atau
melalui tes sumatif dan tes formatif yang dilakukan olh lembaga
pendiikan dengan baik. Kategori baik ini dilihat dengan tingkat
ketercapaian KKM. Untuk itu pasti terdapat hal-hal yang
melatarbelakangi keberhasilan belajar siswa.19
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman sekaligus
keberhasilan belajar siswa ditinjau dari segi kemampuan pendidikan
adalah sebagai berikut:20
a. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sarana yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan tujuan akan
mempengaruhi kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru
sekaligus mempengaruhi kegiatan belajar siswa . dalam hal ini
tujuan yang dimaksud adalah pembuatan. Tujuan Intruksional
Khusus (TIK) oleh gurur yang berpedoman pada pada Tujuan
Intruksional Umum. Penulisan Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
19
Ibid, hlm 288.
20
ini dinilai sangat penting dalam proses belajar mengajar, dengan
alasan:21
1) Membatasi tugas dan menghilangkan kekaburan dan kesulitan
di dalam pembelajaran.
2) Menjamin dilaksanakannya proses pengukuran dan penilaian
yang tepat dalam menetapkan kualitas dan efektifitas
pengalaman belajar siswa.
3) Dapat membantu guru dalam menentukan strategi yang optimal
untuk keberhasilan belajar.
b. Guru
Guru adalah tenaga pendidikan yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan pada peserta didik di sekolah. Guru adalah
orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Di dalam
satu kelas peserta didik satu berbeda dengan lainnya. Untuk itu
setiap individu berbeda tingkat keberhasilan belajarnya.22
Dalam keadaan yang demikian itu seorang guru dituntut
untuk memberikan suatu pendekatan atau belajar yang sesuai
dengan keadaan peserta didik akan mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
21
Ivor K. Davies, Pengelolaan Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali Pers, 1991), hlm 96.
22
c. Peserta didik
Peserta didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke
sekolah untuk belajar bersama guru dan teman sabayanya.
Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, bakat, minat dan
potensi yang berbeda pula. Sehingga dalam satu kelas pasti
terdiri dari peserta didik yang bervariasi karakteristik dan
kepribadiannya. 23
Hal ini berakibat pada berbeda pula cara penyerapan materi
atas tingkat pemahaman setiap peserta didik. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa peserta didik adalh unsur manusiawi
yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sekaligus hasil
belajar atas pemahaman peserta didik.
d. Kegiatan Pengajaran
Kegiatan Pengajaran adalah proses terjadinya informasi
antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan pengajaran ini merujuk pada proses
pembelajaran yang diciptakan guru dan sangat dipengaruhi oleh
bagaimana keterampilan guru dalam mengolah kelas.
komponen-komponen tersebut meliputi: pemilihan strategi
pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar,
pengajaran guru, sarana prasarana pendukung. Kesemuanya itu
akan sangat membentuk kualitas belajar siswa. Dimana hal-hal
23
tersebut jika dipilih dan digunakan secara tepat, maka akan
menciptakan suasana belajar yang PAKEMI (Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Inovatif).24
e. Suasana evaluasi
Keadaan kelas yang tenang, aman dan disiplin juga
berpengaruh terhadap tingkat pemahaman peserta didik pada
materi (soal) ujian yang sedang mereka kerjakan. Hal itu terkait
denga konsentrasi dan kenyamanan siswa. Mempengaruhi
bagaimana siswa memahami soal berarti pula mempengaruhi
jawaban yang diberikan siswa. Jika hasil belajar siswa tinggi,
maka tingkat keberhasilan proses belajar mengajar akan tinggi
pula.25
f. Bahan dan alat evaluasi
Bahan dan alat evaluasi adalah salah satu komponen yang
terdapat dalam kurikulum yang digunakan untuk mengukur
pemahaman siswa. Alat evaluasi memiliki cara-cara dalam
menyajikan bahan evaluasi, misalnya dengan memberikan butir
soal bentuk benar salah (true-false), pilihan ganda
(multiple-choice), menjodohkan (matching) , melengkapi (completation),
satu alat evaluasi tetapi bisa menggunakan lebih dari satu alat
evaluasi.26
Penguasaan secara penuh (pemahaman) siswa tergantung
pada bahan evaluasi atau soal yang diberikan guru kepada
siswa. Jika siswa telah mampu mengerjakan atau bahan
evaluasi dengan baik, maka siswa dapat dikatakan paham
terhadap materi yang diberikan.
4. Cara Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Setelah diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pemahaman maka diketahui pula kalau pemahaman dapat dirubah.
Pemahaman sebagai salah satu keampuan manusia yang bersifat
fleksibel, sehingga pasti ad acara untuk meningkatkannya. Berdasarkan
keterangan para ahli, dapat diketahi bahwa cara tersebut merupakan
segala upaya perbaikan terhadap keterlaksanaan factor diatas yang
belum berjalan secara maksimal.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan dalam
upaya meningkatan pemahaman siswa: 27
a. Memperbaiki proses pengajaran
Langkah ini merupakan langkah awal dalam meningkatkan
proses pemahaman siswa dalam belajar. Proses pengajaran tersebut
melipiti: memperbaiki tujuan pembelajaran, bahan (materi)
,pembelajaran strategi, metode, dan media yang tepat serta
26
Ibid, hlm 130.
27
pengadaan evaluasi belajar. Yang mana evaluasi ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang diberikan. Tes ini bisa berupa tes formatif, tes
subsubmatif dan sumatif.
b. Adanya kegiatan bimbingan belajar
Keiatan bimbingan belajar merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu tertentu agar mencapai taraf perkembangan dan
kebahagiaan secara optimal. Adapun tujuan dari kegiatan
bimbingan belajar adalah:28
1) Mencarikan cara-cara belajar yang efektif dan efisien bagi
siswa.
2) Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku
pelajaran.
3) Memberikan informasi dan memilih bidang studi sesuai dengan
bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau
kesehatannya.
4) Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan
atau ujian.
5) Menunjukkan cara-cara mengatasi kesulitan belajar.
c. Menumbuhkan waktu belajar
Berdasarkan perumusan Jhon Aharoil (1963) dalam
observasinya mengatakan bahwa bakat untuk suatu bidang studi
28
tertentu ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang
disediakan pada tingkat tertentu.29
Ini megandung arti bahwa waktu yang tepat untuk
mempelajari suatu hal akan memudahkan sesorang dalam mengerti
hal tersebut dengan cepat cepatdan tepat.
d. Pengadaan umpan balik (feedback) dalam belajar
Umpan balik merupakan respon terhadap akibat pebuatan
dari tindakan kita dalam belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan
bahwa guru harus sering mengadakan umpan balik sebagai
pemahaman belajar. Hal ini dapat diberikan kepastian kepada siswa
terhadap hal-hal yang masih dibingungkan terkait materi yang
dibahas dalam pembelajaran. Juga dapat dijadikan tolak ukur guru
atau kekurangan-kekurangan dalam penyampaian materi. Yang
paling penting adalah dengan adanya umpan balik, jika terjadi
kesalahan pemahaman pada siswa akan memperbaiki
kesalahannya.30
e. Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald, motivation is a energy change within
the person characterized by affective arousal and anticipatory goal
reactions. Motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
29
Mustaqim dan Abdul Wahid, Psilkologi Pendidikan, (Jakarta: Rinek Cipta, 2003), hlm 13.
30
untuk mencapai tujuan.31 “perubahan energy dalam diri seseorang
itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena
seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya
dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.32
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa dapat yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai.33
f. Pengajaran perbaikan (Remedial Teaching)
Remedial Teaching adalah upaya perbaikan terhadap
pembelajaran yang tujuannya belum tercapai secara maksimal.
Pembelajaran remidi ini dilakukan oleh guru terhadap siswanya
dalam rangka mengulang kembali materi pelajaran yang
mendapatkan nilai kurang memuaskan sehingga setelah dilakukan
pengulangan tersebut siswa dapat meningkatkan hasil belajar lebih
baik.
31
Oemar Hamalik, Proses Belajar Menajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), hlm 115.
32
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm 114.
33
Pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan
sebagai brikut:34
1) Mengulang pokok bahasan seluruhnya
2) Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai
3) Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal secara
bersama-sama
4) Memberikan tugas khusus
g. Keterampilan mengadakan variasi
Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran
adalah suatu kegiatan dalam proses interaksi belajar mengajar yang
menyenangkan. Ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa pada
strategi pembelajaran yang monoton. Sehingga dalam situasi
belajar mengajar siswa senantiasa aktif dan berfokus pada materi
pelajaran yang disampaikan.35
B. Mata Pelajaran Fiqih
1. Pengertian Mata Pelajaran fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan
Agama Islam yang mempelajari tentang fiqih ibadah, terutama
menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara
pelaksanaan rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara
pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan
34
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm 25.
35
ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan,
qurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.36
Sedangkan kata fiqih itu sendiripun memiliki arti, Fiqih menurut
bahasa “tahu atau faham, atau pemahaman yang mendalam yang
membutuhkan pengarahan potensi akal. Abdul Wahhab Khallaf
berpendapat bahwa fiqih adalah “hukum-hukum syara’ yang bersifat
praktis (amaliah) yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci”. 37
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha),
fiqih merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan atau
membahas tentang hukum-hukum islam yang bersumber pada
Al-Qu’an, as-Sunnah dan dalil-dalil terperinci.38
Ibnu Al-Qoyyim mengatakan bahwa fiqih lebih khusus daripada
faham, yakni pemahaman mendalam terhadap berbagai isyarat
Al-Qur’an, secara tekstual maupun kontekstual. Tentu saja, secara logika,
pemahaman akan diperoleh apabila sumber ajaran yang dimaksudkan
bersifat tekstual maupun kotekstual. Hasil dari pemahaman terhadap
teks-teks ajaran islam disusun secara sistematis agar mudah diamalkan.
Oleh karena itu, ilmu fiqih merupakan ilmu yang mempelajari ajaran
islam yang disebut dengan syariat yang besifat amaliah (praktis) yang
diperoleh dari dalil-dalil yang sistematis.39
36A. Syafi’I Karim,
Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka, 2006), hlm 11.
37
Totok Jumantoro dan Samsul Munir, Kamus Ilmu Ushul Fiqih, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm 64.
38
Murni Djamal , Methodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1986), hlm 2.
39
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa Fiqih adalah
ilmu yang menjelaskan tentang hukum syari’ah, yang berhubungan
dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun
perbuatan. Pembelajaran Fiqih adalah sebuah proses belajar untuk
membekali siswa agar dapat mengetahui dam memahami pokok-pokok
hokum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli
atau naqli.40
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Fiqih
a. Fungsi Pembelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi
mengarahkan dan mengantarkan peserta didik agar dapat
memahami pokok-pokok hukum islam dan tata cara
pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga
menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam secara
Kaaffah (sempurna). 41
b. Tujuan Pembelajaran Fiqih
Tujuan dari fiqih adalah menerapkan aturan-aturan atau
hukum-hukum dalam kehidupan. Sedangkan tujuan dari penerapan
aturan-aturan itu untuk mendidik manusia agar memiliki sikap dan
karakter taqwa dan menciptakan kemaslahatan bagi manusia. Kata
“taqwa” adalah kata yang memiliki makna luas yang mencakup
40
Ibid, hlm 13.
41Ahmad Rofi’i,
semua karakter dan sikap yang baik. Dengan demikian fiqih dapat
digunakan untuk membentuk karakter.42
Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:43
a. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hokum islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli,
melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hokum islam
dengan benar.
b. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaa hukum Islam
baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalahuntuk
dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan social.
c. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan huku islam dengan
baik dan benar sebagai perwujudan dari ktaatan dalam
menjalankan ajaran agama islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah SWT dengan diri manusia itu sendiri.
3. Ruang lingkup dan Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih
a. Ruang lingkup Mata Pelajaran Fiqih
Ruang lingkum mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:44
42
Ibid, hlm 7.
43
Permenag RI No.02 Tahun 2008, Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta: Direktorat Pendidikan Madrasah, 2008), hlm 34.
44
1) Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun islam yang baik dan benar,
seperti: tata cara thaharah, sholat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2) Fiqih Muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan
pemahaman ketentuan makan dan minum yang halal dan
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam.
b. karakteristik Mata Pelajaran Fiqih
Mata Pelajaran fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran
agama di Madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan
pelajaran lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul
tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensansi
sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan
mengamalkan hukum islam yang berkaitan dengan ibadah
mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekkannya dengan
benar dalam kehidupan sehari-hari.
Disamping mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus
juga materi yang diajarkannya mencakup ruang lingkup yang
sangat luas yang tidak hanya dikembangkan dikelas, penerapan
hokum Islam yang ada di dalam mata pelajaran fiqih pun harus
sesuai dengan yang berlaku dalam masyarakat.45
45
C. Sholat Id
1. Pengertian Sholat Id
Sholat Id adalah sholat Sunnah 2 rokaat yang dilaksanakan satu
tahun sekali pada dua hari raya yaitu hari raya Idul Fitri dan hari raya
Idul Adha yang sering dikenal dengan sholat Idain. Sholat ini
dilaksanakan umat islam untuk menyambut ke dua hari raya sehingga
disebut dengan istilah Idain artinya dua hari raya. 46 Adapun ke dua
hari raya yaitu:
a. Sholat Idul Fitri
Idul Fitri berasal dari Bahasa Arab yaitu dari kata Id dan
Fitri. Kata Id berarti kembali dan kata Fitri berarti suci atau bersih.
Jadi kata Idul Fitri berarti kembali menjadi suci. Sholat Idul Fitri
adalah sholat Sunnah dua rokaat yang dilaksanakan oleh seluruh
umat islam setiap tanggal 1 syawal. Sholat ini dilaksanakan setelah
kaum muslimin melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh.47
Di Indonesia hari raya Idul Fitri sudah popular, seluruh
umat islam melaksanakan sholat ini, karena hari raya Idul Fitri
dijadikan peristiwa tersendiri untuk dapat brkumpul dan
bersilaturrahmi dengan keluarga dan seluruh masyarakat baik di
kampong, desa maupun kota. Hari raya ini adalah hari raya yang
sangat istimewa karena juga sebagai hari kemenangan umat Islam
46
Syekh Zainuddin Al-Malibari Asy-Syafi’I, Fathul Muin, (Kudus: Menara Kudus, 1984), hlm 268.
47
Ainul Yakin Makki Abdullah, Fiqih (Untuk Madrasah Ibtidaiyah yang Sederajat kelas 4),
setelah selama satu bulan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan
yang diakhiri dengan pembagian Zakat Fitrah.
Hal- hal yang disunnahkan sebelum Shalat Idul Fitri adalah : 48
1) Mandi sebelum berangkat ke tempat shalat
2) Memakai pakaian yang paling bagus dari yang dimiliki
3) Makan dan minum terlebih dahulu sebelum shalat Id
4) Memakai wangi-wangian
5) Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari
Shalat Id
6) Mendengarkan khutbah Idul Fitri
7) Mengumandangkan takbir dari terbenamnya matahari akhir
bulan Ramadhan sampai selesainya pelaksanaan shalat Id.
b. Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah 2 rekaat yang
dilaksanakan ummat Islam setiap tanggal 10 Zulhijjah. Idul Adha
berasal dari kata Id dan Adha. Id berarti kembali dan Adha berarti
qurban. Jadi, kata Idul Adha berartikembali berqurban, maksudnya
kembali melakukan penyembelihan hewan qurban, sehingga dapat
disebut juga dengan istilah Idul Qurban. Idul Adha dapat disebut
juga dengan istilah Idul Haji karena pada tanggal 10 Zulhijjah
48
tersebut umat Islam yang menunaikan ibadah haji telah
menyelesaikan rangkaian ibadah haji.49
Rangkaian Shalat Id ini senantiasa dikaitkan dengan
penyembelihan hewan Qurban baik sapi, kerbau, maupun kambing
yang dilaksanakan selama 4 hari yaitu tanggal 10 Zulhijjah ( Hari
Raya Idul Adha) dan tanggal 11,12,13 Zulhijjah atau juga disebut
hari Tasyrik. Sebagaimana firman Allah dalam Al-qur’an surat Al
-Kautsar ayat 2:50
Artinya: maka dirikanlah sholat dan berkorbanlah
Hal-hal yang dikerjakan sebelum melaksanakan shalat Idul
Adha adalah sebagai berikut:51
1) Mandi terlebih dahulu
2) Memakai pakaian yang paling bagus dari yang dimiliki
3) Tidak makan dan minum sebelum shalat Id
4) Memakai wangi-wangian
5) Melewati jalan yang berbeda ketika berangkat dan pulang dari
tempat Shalat Id
6) Mendengarkan khutbah Idul Adha
49
Ibid, hlm 64.
50
Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah., hlm 602.
51
7) Mengumandangkan takbir mulai malam tanggal 10 sampai
dengantanggal 13 Zulhijja.
2. Waktu pelaksanaan Sholat Id
Salat idul fitri dilaksanakan pada tanggal 1 syawal yaitu sejak
matahari terbit dua penggalah sampai tergelincirnya matahari atau
mulai pukul 06.30 sampai pukul 11.30. Sedangkan salat idul adha
dilaksanakan pada tanggal 10 dzulhijah yaitu pada pagi hari pikul
06.00 sampai 11.30.
Sebagai orang Islam kita tidak lepas adanya ketentuan-ketentuan
yang selalu mengikat baik hukum sunah maupun wajib. Ketentuan
shalat Idul fitri dan idul adha perlu dihayati dan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari agar mendapat manfaat dan hikmahnya.
Diantara manfaat dan hikmah idain adalah:52
Hikmah yang terkandung dari hari raya Idul Fitri adalah:
a. Meningkatkan kasih sayang kepada fakir miskin
b. Mempererat hubungan persaudaraan
c. Menyempurnakan pahala ibadah pada bulan Ramadhan.
d. Lebih menekatkan diri kepada Allah Swt melalui takbir, tahmid
dan tahlil, serta dzikir dan doa
e. Menghapuskan dosa dan kesalahan terhadap orang lain dengan
saling memaafkan.
52
Hikmah yang terkandung pada Idul Adha:53
a. Tanggung jawab sebagai pondasi aktivitas. Nabi Ibrahim AS
mencontohkan tingginya rasa tanggung jawab itu dalam
menunaikan tugasnya. Ia berupaya istiqamah terhadap amanah
yang diembannya.
b. Semangat yang tinggi dalam menjalani sebuah pengorbanan seperti
yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan keluarganya yang harus
merelakan buah hatinya di Makkah yang masih tak berpenduduk
saat itu.
c. Kemampuan bekerjasama dengan pihak lain. Nabi Ibrahim dan
Ismail mencontohkan kerjasama yang apik di saat mengutarakan
maksudnya hendak mengorbankan putranya karena menjalankan
perintah Allah Swt. Bak gayung bersambut, Ismail dengan lapang
dada merespon dengan baik maksud ayahnya. Kendati yang
disambelih ternyata seekor domba, karena Allah tidak
menghendaki qurban dalam bentuk manusia, tetapi dalam bentuk
hewan.
3. Tata Cara Sholat Id
Syarat dan rukun salat id sama dengan salat fardu. Bedanya pada
niat dan takbir. Salat idul; fitri terdapat 12 kali takbir. Yaitu 7 kali
takbir pada rekaat pertama dan 5 kali takbir pada rekaat kedua.
53
Adapun niat salat id : 54
a. Niat Salat Idul fitri
ِرْطِفْلاِدْيِعةَنس ْيِ لصا
ىلاعت ِ ِلاًم ْومْأم ِنْيتعْكر
Artinya : saya sengaja salat sunah idul fitri dua rekaat sebagai
makmum karena Allah ta’ala.
b. Niat salat idul Adha
ىلاعت ِ ِلاًم ْومْأم ِنْيتعْكر ىحْض ْْاِدْيِعةَنس ْيِ لصا
Artinya : saya sengaja salat sunah idul adha dua rekaat sebagai
makmum karena Allah ta’ala.
Adapun tata cara ( kaifiat ) salat Idul Fitri adalah :55
a. Tidak terdapat adzan dan iqomah
b. Menghadap kiblat
c. Niat
d. Mengerjakan salat Idul Fitri 2 Rekaat dengan berjamaah
e. Disunahkan takbir 7 kali pada rekaat pertama dan 5 kali pada
rekaat ke dua
f. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu setiap kali takbir
g. Imam menyaringkan bacaan salat
54
As-shiddiq Quraisy, Fasholatan Lengkap Menggunakan Bahasa Jawa, (Surabaya: Wisma Pustaka, 1981), hlm 138.
55
h. Dibacakan Khotbah setelah selesai salat
i. Khotbah salat Idul Fitri diawali dengan takbir
Dalam pelaksanaan salat idul adha terdapat 12 kali takbir. Adapun tata
cara salat Idul Adha adalah :56
a. Tidak terdapat adzan dan iqomah
b. Menghadap kiblat
c. Niat
d. Mengerjakan salat Idul Adha 2 Rekaat dengan berjamaah
e. Disunahkan takbir 7 kali pada rekaat pertama dan 5 kali pada
rekaat ke dua
f. Mengangkat kedua tangan setinggi bahu setiap kali takbir
g. Imam menyaringkan bacaan salat
h. Dibacakan Khotbah setelah selesai salat
i. Khotbah salat Idul Fitri diawali dengan takbir
D. Metode Word Square
1. Pengertian Metode Word Square
Word Square (Acak Kata) adalah permaian menemukan kata kata
tertentu dalam kolom yang tersusun secara acak. Mencari dan
menemukan kata dalam pembelajaran melalui metode Word Square
(Acak Kata) adalah aktivitas yang dilakukan siswa dengan cara
mencari sampai tahap menemukan kata, kata yang dicari adalah
56
kosakata yang mengandung arti dari materi ajar diantara sederet
kata-kata yang tersusun secara acak.57
Word square adalah model pengembangan dari metode ceramah
yang diperkaya dan berorientasi pada keaktifan siswa dalam
pembelajaran model ini juga model yang memadukan kemampan
menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban
pada kotak-kotak jawaban.
Model ini sedikit mirip dengan mengisi teka-teki silang, akan tetapi
perbedaan yang mendasar adalah model ini sudah memiliki jawaban,
namun disamarkan dengan menambah kotak tambahan dengan
sembarang huruf atau angka penyama atau pengecoh.58
Istimewanya model pembelajaran ini adalah bisa dipraktikkan
untuk semua mata pelajaran. Hanya tinggal bagaimana guru dapat
memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang
siswa untuk bisa berpiki efektif.
Metode pembelajaran Word square secara teknis adalah kegiatan
belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau
lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. Adapun instrument
utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan
57
Alamsyah Said dan Andi Budimanjaya, 95 Strategi Mengajar MultipleIntelligences (Mengajar Sesuai Kerja Otak dan Gaya Belajar Siswa), (Jakarta: Prenadameda Group, 2015), hlm 107.
58
Model Pembelajaran Word Square di akses dari
atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak
pada kolom yang telah disediakan.
2. Kelebihan dan kekurangan Word Swuare
a. Kelebihan Word Square ini antara lain: 59
1) Dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
2) Siswa akan terlatih untuk disiplin
3) Sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis
4) Merangsang siswa untuk berfikir efektif
b. Kekurangan Word Swuare ini antara lain:60
1) Dengan materi yang telah dipersiapkan, akhirnya dapat
menumpulkan kreatifitas siswa.
2) Siswa tinggal menerima bahan mentah
3) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya.
3. Langkah-langkah pembelajaran Word Square 61
a. Guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran
materi tersebut.
b. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada
c. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal.
d. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
59
Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2015), hlm 97.
60
Ibid, hlm 98.
61
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang di desain untuk membantu guru
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di kelas, informasi ini bermanfaat
untuk mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan metode yang
seharusnya digunakan dalam proses pembelajaran, demi peningkatan
profesionalisme guru, prestasi belajar, kelas dan sekolahan.
Menurut Suyanto, PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas.61
Karakteristik utama penelitian tindakan adalah bahwa penelitian
dilakukan memalui refleksi diri. Artinya, dalam penelitian tindakan, pelaku
praktik, seperti pendidik, merupakan pelaku utama penelitian.Karakteristik
lainya adalah adanya latar belakang permasalahan praktis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari pendidik, diselenggarakan secara kolaboratif antara peneliti,
pendidik, kepala sekolah atau ketua penyelenggara, peserta didik dan orang
tua dan adanya peran ganda pendidik sebagai praktisisekaligus sebagai
peneliti praksisnya sendiri.Selain itu terdapat prinsip penelitian tindakan yang
61
merujuk pada berbagai ketentuan atau arahan dasar agar penelitian tindakan
dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memberikan hasil yang optimal.62
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan
kualitatif yaitu prosedure pemecahan masalah yang diselidiki dengan
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, yang intrepetasinya
bergantung pada ketajaman analisis, objektfitas, sistematik dan sistemik.63
Kemudian Setelah itu dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yang
berupa rumus-rumus sederhana seperti penilaian hasil belajar serta ketuntasan
dalam pembelajaran secara perorangan maupun klasikal.
B. Subyek dan Setting Penelitian 1. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4B MI Al-Asyhar
Sungonlegowo Bungah Gresik tahun ajaran 2015 – 2016 dengan jumlah
20 siswa yang mana seluruhnya adalah siswa perempuan.
2. Setting penelitian
a. Tempat penelitian : MI Al- Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik
b. Waktu penelitian : semester genap tahun ajaran 2015 – 2016.
62
Ishak Abdulhak, Penelitian Tindakan Dalam Pendidikan Non Formal(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm 56.
63
C. Variable yang Diteliti
Dalam penelitian ini yang diselidiki mengenai upaya meningkatkan
pemahaman siswa dengan menggunakan Metode Word Square pada mata
pelajaran Fiqih kelas 4B MI Al-Asyhar.
Adapun rincian yang diteliti yaitu:
1. Variable Input: siswa kelas 4B Madrasah Ibtidaiayah Al-Asyhar
Sungonlegowo Bungah Gresik.
2. Variable Output: peningkatan pemahaman mata pelajaran Fiqih materi
Sholat Id
3. Variable proses: Penerapan Metode Word Square
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan berupa:
1. Rencana penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tindakan dengan
menggunakan metode Word Square, mata pelajaran Fiqih, pada materi
Sholat Id, dengan harapan adanya peningkatan pemahaman pada siswa,
dalam perencanaan penelitian dilakukan kegiatan antara lain:
a. Persiapan pelaksanaan PTK
b. Persiapan penyusunan intrumen dan skenario penelitian
1) Menyusun RPP
2) Menyusun instrument observasi
4) Menentukan pelaku observasi
c. Menyiapakan alat peraga yang digunakan dalam penelitian
d. Menyusun rencana tindakan
Tindakan yang akan diberikan adalah berupa penerapan metode Word
Square, dan bidang pengembangan yang diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa.
2. Pelaksanaan penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari
teory Kurt Lewin.Karena di dalam model tersebut menyatakan bahwa
didalam satu siklus terdapat empat langkah yaitu planning (perencanaan),
acting (tindakan), observing (observasi), reflecting (refleksi).64
64
Adapun penelitian ini terdiri dari 2 siklus.
Tindakan Siklus 1 a. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Menentukan pokok bahasan
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran siklus 1 yang
difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan atau
skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman siswa pada materi Sholat Id. Dalam rencana perbaikan
pembelajaran ini peneliti menerapkan metode Word Square.
Identifikasi
3) Mengembangkan skenario pembelajaran
4) Menyiapkan sumber belajar
5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
6) Menyiapkan instrumen pengumpulan data yaitu:
a) Lembar pengamatan aktivitas siswa
b) Lembar pengamatan aktivitas guru
c) Lembar instrumen RPP
d) Lembar validasi instrumen RPP
7) Merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan pembelajaran
a) Hasil observasi aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran telah mencapai prosentase 85%
b) Hasil berapa siswa tuntas secara perorangan maupun secara
klasikal
b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus 1 peneliti melakukan
pembelajaran yang didampingi oleh guru. Yang pelaksanaanya sebagai
berikut:
Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan kegiatan
sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam.
2) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan basmalah
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran.
(are you ready?? Yes I’am ready. Bagaimana kabarnya hari ini?
Paling happy, paling siap papap cuap aye-aye Semangat.huuuu
haaaa^_^)
5) Guru melakukan apersepsi yaitu mengajukan pertanyaan sekilas
tentang sholat Id (siapa yang pernah melakukan sholat Id)
6) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan disampaikan
dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai
Kegiatan inti (50menit)
1) Siswa membuka buku paket Fiqih halaman 61
2) Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi sholat Id
dalam buku dengan waktu 5 menit.
3) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang sholat Id yang telah
dipelajari dengan cara siswa mengangkat tangan.
4) Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum difahami
5) Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum difahami siswa.
6) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada
7) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal
8) Siswa berlomba-lomba mengumpulkan tercepat (untuk mengukur
nilai waktu).
9) Guru memberi nilai waktu pada lembar kerja siswa yang sudah
dikumpulkan
10) Guru bersama siswa membahas soal yang telah diujikan
11) Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah
diajarkan.
Kegiatan Akhir
Tahap Akhir dilaksanakan selama 10 menit dengan rincian
kegiatan sebagai berikut:
1) Guru memberikan umpan balik dengan cara mengajukan
pertanyaan- pertanyaan kepada siswa secara merata.
2) Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
3) Guru melakukan evaluasi
4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan memberi tugas membaca materi selanjutnya di
rumah
5) Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran
6) Guru menutup pembelajaran dengan salam
c. Tahap Observasi
Pada tahap ini peneliti dibantu dengan guru melakukan
siswa selama proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan
mengevaluasi satu persatu di akhir pembelajaran. Untuk selanjutnya
diolah, dianalisis dan diinterprestasikan. instrumen penelitian yang
digunakan adalah lembar pengamatan saat pembelajaran. Instrumen ini
digunakan untuk mengukur kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Serta digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Lembar pengamatan ini diisi oleh peneliti dan
dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung. (Lihat Lampiran
tentang observasi aktivitas guru dan siswa pada lampiran No. 5 hlm. 20 dan lampiran No. 6 hlm. 25)
d. Tahap Refleksi
Hasil yang didapatkan dalam proses observasi dikumpulkan
serta diananlisis. Dari analisis tersebut, tim peneliti melakukan refleksi
diri apakah metode Word Square dapat meningkatkan pemahaman
pada mata pelajaran Fiqih materi Sholat Id siswa kelas 4B di MI Al
Asyhar Gresik. Setelah tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I
guru dan observer melakukan diskusi untuk membahas
kendala-kendala maupun hasil dari tindakan secara keseluruhan mulai dari awal
Tindakan Siklus II a. Tahap Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif
pemecahan masalah
2) Menentukan pokok bahasan
3) Membuat ulang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
metode Word Square
4) Mengembangkan skenario pembelajaran
5) Menyiapkan sumber belajar
6) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tahap pelaksanaan Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan selama 10 menit dengan kegiatan
sebagai berikut:
1) Guru mengucapkan salam
2) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan basmalah
bersama-sama
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Guru memotivasi dan mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif
(are you ready?? Yes I’am ready. Bagaimana kabarnya hari ini?
Paling happy, paling siap papap cuap aye-aye Semangat.huuuu
haaaa^_^)
5) Guru melakukan apersepsi yakni mengenai pembelajaran
sebelumnya tentang sholat Id
6) Guru menerangkan secara singkat materi yang akan disampaikan
dan menyampaikan tujuan yang akan dicapai
Kegiatan Inti
1) Siswa membentuk 3 kelompok sesuai dengan barisan bangkunya.
2) Siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi sholat Id
dalam buku dengan waktu 5 menit.
3) Guru mengadakan game dengan aturan:
Masing-masing kelompok berebut menjawab pertanyaan
dari guru yang berkaitan dengan materi yang telah dibaca,
kelompok yang menjawab terlebih dahulu dan jawabannya benar
mendapat skor, dan kelompok yang mendapatkan skor tinggi
adalah pemenangnya.
4) Siswa bertanya tentang hal-hal yang belum difahami
5) Guru menjelaskan tentang hal-hal yang belum difahami siswa.
6) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai arahan yang ada
7) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak
sesuai jawaban secara vertical, horizontal maupun diagonal
8) Siswa berlomba-lomba mengumpulkan tercepat (untuk mengukur
nilai waktu).
9) Guru memberi nilai waktu pada lembar kerja siswa yang sudah
dikumpulkan
10)Siswa yang nilainya tertinggi mendapat reward dari guru
11)Guru bersama siswa membahas soal yang telah diujikan
12)Guru memberikan penguatan terhadap materi yang telah
diajarkan.
Kegiatan Akhir
Tahap Akhir dilaksanakan selama 10 menit dengan rincian
kegiatan sebagai berikut:
1) Guru memberikan umpan balik dengan cara mengajukan
pertanyaan- pertanyaan kepada siswa secara merata.
2) Bersama-sama siswa dan guru membuat kesimpulan hasil belajar
3) Guru melakukan evaluasi
4) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya dan memberi tugas membaca materi selanjutnya di
rumah
5) Siswa bersama guru membaca hamdalah untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran