BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Langkah atau prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan
data dan informasi guna memecahkan permasalahan pada penelitian
diperlukan sebuah metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan karena beberapa
pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode lebih mudah apabila
berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini secara langsung
hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih
peka dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak penajaman
pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. (Moleong,
2007:9). Sejalan dengan pendapat tesebut Nazir (2005:54), meyatakan
bahwa :
Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa metode deskriptif adalah salah
satu jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan kondisi yang diteliti. Di samping itu
juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data harus berkaitan
dengan keadaan dan kejadian sekarang, sehingga dalam melaporkan
Selanjutnya Whitney (1960) dalam Nazir (2005:54) menyebutkan : “Metode deskriptif merupakan pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat”. Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa, penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara
yang berlaku dalam masyarakat serta, situasi-situasi tertentu, termasuk
tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari
suatu fenomena.
Berdasarkan pernyataan diatas, metode deskriptif dalam penelitian
kualitatif merupakan studi pengumpulan data suatu objek secara langsung
dari responden berupa kata-kata dan gambar secara sistematis, akurat,
alamiah, yang merupakan hubungan antar fenomena, sehngga menjadi
kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
Terkait dengan masalah di atas, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang didasarkan pada dua alasan. Pertama
permasalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah penerapan blended
learning dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa di
FPTK UPI Bandung dalam hubungannya dengan Undang-undang Nomor
14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan dosen,yang
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual. Kedua,
pemilihan pendekatan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji
dengan sejumlah data primer dari subjek penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sukmadinata (2006:94) yang menyatakan bahwa:
Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivisme yang
berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan
suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterprestasikan oleh
individu-individu. Penelitian kualitatif ditunjukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut perspektif
diobservasi, diminta memberikan data, pendapat
pemikiran,persepsinya.
Selain pendapat di atas, David Williams (1995) dalam Moleong
(2007:5) menulis bahwa : “ Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data
pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.”.
Maksud pemaparan di atas, bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya : perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain. Secara holistik, meneliti kata-kata, laporan-laporan, merinci
pandangan-pandangan dari responden, dan melakukan suatu pengaturan
yang alami.
Sehubungan dengan masalah tersebut, Nasution (2003:5) menyatakan bahwa : “Hakikat penelitian kualitatif adalah untuk mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan
mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.” Sejalan pendapat tersebut, bahwa penelitian yang berusaha mengamati perilaku orang dan memahami kehidupan serta penafsirannya
lebih tepat menggunakan penelitian secara kualitatif dimana peneliti secara
langsung dapat berinteraksi dengan responden.
Implementasi di lapangan, penelitian kualitatif digunakan untuk
kepentingan yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian kuantitatif.
Sugiyono (2008:35) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dilakukan
ketika :
1. Bila masalah penelitian belum jelas,
2. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak.
3. Untuk memahami interaksi sosial.
4. Untuk memahami perasaan orang
6. Untuk memastikan kebenaran data.
7. Meneliti sejarah perkembangan.
Mengacu pada pendapat para ahli di atas, pendekatan kualitatif
sangat tepat digunakan dalam penelitian ini, karena sangat memungkinkan
untuk meneliti fokus permasalahan yang akan diteliti secara mendalam.
Adapun fokus permasalahan yang akan diteliti yaitu, sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pandangan para dosen akan penerapan blended
Learning dengan profesionalisme dosen dan kepuasan belajar
mahasiswa di FPTK UPI Bandung dalam hubungannya dengan
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme
Guru dan dosen.
2. Mengetahui hubungan antara kompetensi yang harus dimiliki oleh
dosen dalam halnya kompetensi pedagogik dengan model
pembelajaran blended learning.
3. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendukung penerapan blended
learning dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung
4. Mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penerapan proses
blended learning
3.2. Desain Penelitian
Desain yang dirancang dalam metode penelitian kualitatif adalah
studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang menempatkan objek yang
dieliti sebagai kasus, dimana di dalamnya terdapat sekelompok orang atau
kegiatan, organisasi. Sejalan dengan hal tersebut Komara (2009:105)
menyatakan bahwa :
Penelitian kasus adalah penelitian yang bertujuan untuk
mempelajari secara intensif latar belakang dan keadaan sekarang
(termasuk interaksinya) mengenai unit social tertentu, yang
Selanjutnya John W. Best (1977) dalam Komara (2009:105) menyatakan bahwa : “Studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk
memahami siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok, pranata sosial suatu masyarakat).”
Dari pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa penelitian kasus
dilakukan melalui penggalian data secara mendalam dan menganalisis
secara intensif interaksi factor-faktor yang terlibat di dalamnya.
Faktor-faktor yang terlibat diantaranya adalah : Peneliti sendiri dan Para Dosen
Departemen Pendidikan Teknik Elektro.
Jenis penelitian ini eksploratif dengan pendekatan kualitatif.
Analisis dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui penerapan blended
learning dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung.
Pemilihan desain penelitian ini didasarkan atas pertimbangan
sebagai berikut :
1. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan latar dan
interaksi yang kompleks dari informan, serta memberikan informasi
yang lebih mendalam.
2. Desain ini cocok untuk menggali informasi-informasi mengenali
penerapan blended learning dengan profesionalisme dosen.
3. Secara pragmatis, biaya lebih murah, rancangan penelitian dapat
dimodifikasi selama penelitian berlangsung.
3.3. Definisi Operasional
Beberapa konsep yang menjadi fokus dalam penelitian ini perlu
dijelaskan secara operasional untuk menjelaskan makna yang terkandung
didalamnya. Membatasi ruang lingkup dan masalah penelitian dan
parameter yang akan diteliti. Konsep-konsep tersebut yaitu : model
3.3.1 Blended Learning
Blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan
pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis. Perpaduan
antara peserta didik konvensional di mana pendidik dan peserta didik
bertemu langsung dengan pembelajaran online yang bisa diakses kapan
saja, dimana saja. Adapun bentuk lain dari blended learning adalah
pertemuan virtual antara pendidik dengan peserta didik. Semuanya
dilakukan secara real time. Sebagian menyebutnya dengan Long Distance
Intructed Learning, yang lain menyebutnya Virtual Instructor Led
Training yang dipandu oleh instruktur virtual.
Berdasarkan pengutipan teori di atas, Blended Learning dapat
dikatakan model pembelajaran yang dapat menjawab semua keterbatasan
kegiatan belajar mengajar. Dengan model pembelajaran Blended learning
ini kegiatan belajar mengajar akan menutupi keterbatasan bahan ajar, jam
ajar dan ruang ajar, dan akan memenuhi komponen belajar mengajar
seperti online learning, pembelajaran tatap muka dan belajar mandiri.
3.3.2 Profesionalisme Guru dan Dosen
Profesionalisme guru dan dosen dapat diartikan sebagai dasar
dalam melaksanakan tugas professional yang bersumber dari pendidikan
dan pengalaman yang diperoleh. Kompetensi professional tersebut berupa
kemampuan dalam memahami landasan kependidikan, kemampuan
merencanakan proses pembelajaran, kemampuan melaksanakan proses
pembelajaran, dan kemampuan mengevakuasi proses pembelajaran.
Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru dan dosen
yang telah memyandang predikat guru profesional adalah yang telah
memenuhi kriteria dan kompetensi profesionalisme dosen.
3.4 Lokasi dan Populasi/Sampel Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat
dipisahkan dari penelitian. Selain itu juga merupakan sumber diperolehnya
data pada penelitian yang dilakukan. Adapun lokasi penelitian adalah
sekolah yang secara langsung merupakan unit observasi sebagai sumber
data, yaitu FPTK UPI Bandung, Pemilihan tempat ini dengan alasan
bahwa di FPTK UPI Bandung terdapat unit pengamatan (observasi) yang
relevan dengan materi dan tujuan peneliti, serta merupakan salah satu
Departemen di UPI Bandung yang menerapkan model pembelajaran
Blended Learning.
3.4.2 Populasi dan Sampel
Keseluruhan subjek dalam penelitian biasa disebut sebagai populasi. Komara (2009:128) mengatakan bahwa : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.” Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah Para Dosen serta mahasiswa
yang telah mengikuti penerapan pembelajaran Blended Learning di DPTE
FPTK UPI Bandung .
Sampel dalam penelitian merupakan sebagian dari populasi.
Menurut Komara (2009 : 129) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel
dilakukan dengan Probability Sampling dengan cara Stratified Random
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dikatakan simple
(sederhana) karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu. Dengan menggunakan teknik ini, Para Dosen dan mahasiswa DPTE
FPTK UPI Bandung terpilih sebagai sampel yang memiliki peluang untuk
menjadi informan dan responden penelitian yang akan menghasilkan
sekumpulan data.
3.5 Instrumen penelitian dan Sumber Data
Instrumen dalam penelitian merupakan alat untuk menetapkan fokus
penelitian. Sugiyono (2011:222) menyatakan bahwa : Peneliti kualitatif
sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Menurut pernyataan tersebut, bahwa penelitian kualitatif sebagai
instrumen adalah peneliti sendiri yang menentukan fokus penelitian.
Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2011:223) menyatakan :
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian,
prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang
diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan tidak jelas
itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat
satu-satunya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan dua pernyataan tersebut dapat difahami bahwa, dalam
penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan
pasti, maka yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah
masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, peneliti adalah
sebagai alat yang peka dapat menyesuaikan diri, menangkap keseluruhan
situasi, melibatkan interaksi manusia, menganalisis data yang diperoleh, dan
mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan. Selain itu
peneliti sebagai instrumen akan merespon hal yang aneh dan menyimpang
untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan pemahaman terhadap aspek
yang diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada
natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan
observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.
(Sugiyono, 2011:225).
3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
sumber data kepada pengumpul data melalui teknik pengumpulan data
berupa obsevasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi. Dalam penelitian
kualitatif jumlah sumber data/responden tidak ditentukan sebelumnya.
Namun kerangka dasar yang akan dijadikan responden sudah direncanakan.
Berdasarkan uraian tersebut, sumber data primer dalam penelitian ini adalah
Para Dosen dan mahasiswa DPTE FPTK UPI Bandung.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak
langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah :
1. Data dan dokumen tentang model pembelajaran blended learning dan
profesionalisme dosen di FPTK UPI
2. Buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, terutama
yang berkaitan dengan hubungan antara model pembelajaran blended
Data yang dianalisis agar tidak mengakibatkan bias maka dilakukan
cross check setiap data pada informan kunci maupun data hasil wawancara
serta hasil pengamatan, berkaitan hal tersebut Moleong (2011:330)
menyatakan: sebagai teknik trianggulasi yaitu, pengecekan keabsahan data
mempergunakan informasi di luar data itu sendiri, sedangkan Sugiyono
(2011:273) berpendapat bahwa :
Trianggulasi dalam pengujian kridibilitas diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu.
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa trianggulasi sumber,
menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui
beberapa sumber atau instrumen. Trianggulasi teknik, menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan cara yang berbeda, misal : data yang diperoleh dari wawancara dicek
dengan pengamatan dan dicocokan dengan dokumen yang ada. Trianggulasi
waktu, menguji kredibilitas dengan melakukan pengulangan untuk
mengumpulkan data dalam waktu yang berbeda.
3.6 Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian diperlukan cara-cara
atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat
berjalan dengan lancar. Cara-cara atau teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Pedoman Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk
mengetahui persepsi para dosen mengenai penerapan model
pembelajaran blended learning dengan profesionalisme dosen dan
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 mengenai profesionalisme Guru dan
dosen.
Observasi atau pengamatan dapat diklasifikasikan atas
pengamatan melalui cara berperanserta dan yang tidak
berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat hanya
melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan. Pengamat
berperanserta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai
pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang
diamatinya (Moleong, 2007:176).
Hal yang diobservasikan dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran blended learning dengan
profesionalisme dosen dan kepuasan belajar mahasiswa dalam
hubungannya dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005
mengenai profesionalisme Guru dan dosen.
2. Pedoman Wawancara
Instrumen untuk memperoleh keterangan data dalam
penelitian secara langsung menggunakan pedoman wawancara. Nazir (2005:193) mengatakan bahwa : “Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab, sambil bertatap muka antara sipenanya atau si pewawancara
dengan si penjawab atau responden dengan menggnakan alat yang dinamakan interview guide.”
Fungsi wawancara dalam penelitian ini untuk mengadakan
komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian
antara lain Para dosen dan mahasiswa DPTE dalam rangka
memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum
tercantum dalam observasi dan dokumentasi.
learning dengan profesionalisme dosen di FPTK UPI Bandung”
secara tatap muka langsung dengan para dosen DPTE FPTK UPI
Bandung. Wawancara menggunakan alat perekam (Voice
Recorder) secara terencana, artinya pertanyaan disusun dan
direncanakan oleh peneliti dan divalidasi oleh pakar. Namun dalam
pelaksanaannya bersifat fleksibel, maksudnya pertanyaan dapat
berubah sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara.
3. Kuisioner
Teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan
analisis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan
karakteristik dapat dilakukan menggunakan kuisioner. Sejalan
dengan pernyataan tersebut Arikunto (1985:107) mengatakan bahwa : “Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam ari
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”
Penelitian ini menggunakan kuisioner tertutup, artinya sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
4. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data
yang bersumber dari arsip dan, yang ada hubungannya dengan
penelitian tersebut.
Menurut Moleong, (2007:216) Dokumen ialah setiap bahan
tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik. Record adalah setiap
pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk
keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.
Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalkan.
3.6.2 Teknik Pengolahan Data
Cara untuk memperoleh angka ringkasan dalam penelitian harus
melalui pengolahan data. Senada dengan itu Hasan (2002 : 11) mengatakan bahwa : “Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan
cara-cara atau rumus-rumus tertentu.”
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut :
Observasi dengan mengkategorikan data yang diperoleh, hasil kuisioner
dengan persentase, wawancara dengan mengelompokkan jawaban
responden, Penelitian kualitatif, teknik analisis data lebih banyak
dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian
kualitatif adalah tahap memasuki lapangan dengan grand tour dan minitour
question, analisis datanya dengan analisis domain. Tahap ke dua adalah
menentukan fokus, teknik pengumpulan data dengan minitour question,
analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi. Selanjutnya pada tahap
selection, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan struktural,
analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis komponensial
dilanjutkan analisis tema. ( Sugiyono, 2011:203)
Metode penarikan sampel pada kuesioner yang digunakan adalah
metode Stratified Random Sampling, yaitu salah satu bagian dari metode
Probability Sampling yang memiliki populasi tidak homogen, dimana
pada penelitian ini akan menggunakan responden mahasiswa yang telah
mengikuti proses pembelajaran blended learning yaitu mahasiswa
angkatan 2009-2011 kemudian setiap angkatan aan diambil sample secara
Jumlah kecukupan sample dihitung berdasarkan rumus Taro
Ya mane yang dikutip oleh Rakhmat (1998:82) Sebagai berikut :
n =
dimana : n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
= presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus di atas maka jumlah kecukupan sampel dengan tingkat
presisi 10 % adalah sebagai berikut :
n =
=
= 54,54
= 56 responden
3.6.3 Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang
disaranakan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema
dan hipotesis.
Inti analisis terletak pada tiga proses yang berkaitan yaitu :
mendeskripsikan fenomena, mengklasifikasikannya, dan melihat
bagaimana konsep-konsep yang muncul itu satu dengan yang lainnya
berkaitan. Proses itu merupakan proses siklikal (Moleong, 2007:289).
data yang diperoleh dalam bentuk catatan lapangan dan
dokumentasi.eluruh data didokumentasikan dalam buku catatan.
3.7 Prosedur dan Alur Penelitian
3.7.1 Diagram Alur Penelitian
Berikut ini diagram alir penelitian yang dilakukan :
Mulai
Identifikasi Masalah Perumusan Masalah Rancangan Penelitian
Penentuan Sampel
Penyusunan Instrumen kuesioner & wawancara Pengambilan Data kuesioner & wawancara
Data sample Terpenuhi
Tidak
ya
Triangulasi Data
3.7.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:
60). Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian
ini variabel bebasnya adalah Penerapan Pembelajaran Blended
Learning dalam hubungannya dengan Profesionalisme dosen.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah Persepsi para dosen mengenai profesionalisme
dosen dan tingkat kepuasan mahasiswa mengenai penerapan
pembelajaran Blended Learning.
3.7.3 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap perlakuan
penelitian. Selain itu, paradigma penelitian menjelaskan bagaimana
peneliti memahami suatu masalah serta kriteria pengujian sebagai landasan
untuk menjawab masalah penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: Display Data
Analisis Data Kesimpulan
Selesai
Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan
diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan
masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Berdasarkan tujuan dari paradigma penelitian di atas, maka gambaran
paradigma penelitian yang digunakan sebagai berikut:
Penerapan Model Pembelajaran Blended
Learning
Persepsi dosen mengenai hubungan blended learning
dan profesionalisme dosen Instrumen Wawancara
Dosen
Persepsi Mahasiswa mengenai kepuasan menggunakan model pembelajaran blended learning
Instrumen Kuesioner Mahasiswa
Dosen Profesional ? Tingkat Kepuasan Mahasiswa
Variabel Bebas
[image:17.595.84.516.329.639.2]Variabel Terikat