INSPEKTORAT BURU KONTRAKTOR
www.gudangart.com
Inspektorat Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengklaim banyak rekanan atau kontraktor belum membayar dendai keterlambatan penuntasan proyek yang dilaksanakan 2014.
Denda yang belum dibayarkan pihak ketiga ini merujuk hasil temuanii bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap kegiatan yang dikerjasamakan Pemkab Lombok Utara.
“Kita targetkan 2015 ini semua denda yang belum dibayarkan pihak ketiga bisa diselesaikan,” kata Kepala Inspektorat Lombok Utara Zaenal Idrus kemarin.
Menuruthya, setelah mendapatkan penilaian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)iii, kini pihaknya dihadapkan pada pekerjaan lanjutan yakni menagih komitmen denda rekanan. Umumnya keterlambatan ini ditemukan pada proyek-proyek yang ditender.
“Dari data kami sekitar kurang lebih Rp400 juta nilai denda rekanan yang harus kami tagih,” ungkapnya.
Dijelaskannya, denda rekanan itu akan masuk kas daerahiv sebagai bentuk komitmen rekanan kepada Pemkab. Untuk jumlah denda, masing-masing rekanan bervariasi sesuai kontrak perjanjiannyav.
Meski tidak menyebut detail nama rekanan yang harus membayar denda, namun semua rekanan yang terlambat menyelesaikan pekerjaannya itu samuanya lokal atau dari Lombok Utara.
Baginya, jumlah denda itu tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan daerah lain. Namun, harus tetap dibayarkan sesuai dengan komitmen awal pada saat kontrak kerja
Sumber berita:
1. Metropolis, Inspektorat Buru Kontraktor Nunggak, Belum Bayar Denda Sampai Sekarang, Sabtu, 13 Juni 2015.
2. Suara NTB, Proyek Telat, Inspektorat Kejar Denda Rekanan, Senin, 15 Juni 2015.
Catatan:
Mengenai denda keterlambatan, sesuai dengan Pasal 120 Peraturan Presiden Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dinyatakan bahwa selain perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118 ayat (1), Penyedia Barang/Jasa yang terlambat menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dapat dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari harga Kontrak atau bagian Kontrak untuk setiap hari keterlambatan atau tidak melampaui besarnya Jaminan Pelaksanaan.
i. Denda, sanksi, baik sanksi administratif maupun sanksi pidana yang berupa keharusan membayar sejumlah uang tertentu (karena melanggar perundang-undangan atau melakukan tindak pidana).
ii. Temuan Pemeriksaan (TP), 1. himpunan dan sintetis dari data dan informasi yang
dikumpulkan dan diolah selama dilakukan pemeriksaan pada entitas tertentu dan disajikan sescara sistematis dan analistis meliputi unsur kondisi, kriteria, akibat, dan sebab; 2. indikasi permasalahan yang ditemui di dalam pemeriksaan lapangan
iii. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan entitas yang diperikasa menyajikan secara wajar : dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
iv. Kas Daerah, tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah.