• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA “SUATU STUDI DI KANTOR KECAMATAN AMURANG, KABUPATEN MINAHASA SELATAN | Piay | JURNAL EKSEKUTIF 3202 5983 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA “SUATU STUDI DI KANTOR KECAMATAN AMURANG, KABUPATEN MINAHASA SELATAN | Piay | JURNAL EKSEKUTIF 3202 5983 1 SM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS

SUMBER DAYA MANUSIA

SUATU STUDI DI KANTOR KECAMATAN AMURANG, KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Oleh : LIBERTY PIAY

Abstrak

Seiring dengan berjalannya era globalisasi, dan semakin ketatnya persaingan kerja seharusnya Camat Amurang Kabupaten Minahasa Selatan lebih memperhatikan keterampilan pegawai, dari tingkat pendidikan mereka yang disesuaikan dengan keahlian atau keterampilan berdasarkan kebutuhan organisasi pada masa sekarang, dan harus bertindak tegas terhadap pegawai yang tidak melaksanakan pekerjaannya dengan memberikan sanksi yang seharusnya. Tindakan tegas tersebut diambil agar hasil kerja pegawai sesuai dengan standar yang ada, namun tentunya agar hasil pekerjaan itu dapat sempurna haruslah didukung dengan menciptakan suasana linkungan kerja yang baik, agar pegawai tidak merasa tertekan didalam melaksanakan pekerjaannya, dengan demikian ada hubungan timbal balik antara pimpinan dan bawahan untuk saling mengisi sebagai tugas dan tanggung jawabnya.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pemerintah kecamatan memerlukan adanya seorang pemimpin yang

selalu mampu untuk menggerakkan bawahannya agar dapat melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan secara berdayaguna dan berhasilguna. Keberhasilan pembangunan akan

terlihat dari tingginya produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara merata

(Budiman, 1995:4). Pendapat seperti itu di atas sejalan dengan Undang-undang Nomor 8

Tahun 1974. Tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang No. 43 Tahun 1999 yang dalam penjelasannya menyatakan bahwa kelancaran

(2)

kesempurnaan aparat Negara khususnya pegawai

negeri.

Kecamatan di lihat dari sistem pemerintahan Indonesia, merupakan ujung tombak dari

pemerintahan daerah yang langsung berhadapan dengan masyarakat luas. Cara birokrasi

pemerintahan secara keseluruhan akan banyak ditentukan oleh kinerja organisasi tersebut.

Masyarakat perkotaan yang peradabannya sudah cukup maju, mempunyai kompleksitas

permmasalahan lebih tinggi dibandingkan pada masyarakat tradisional sehingga diperlukan

aparatur pelayanan yang profesional.

Semangat de-birokratisasi menyongsong era industrialisasi sudah mulai dijiwai oleh

aparat pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun aparat pemerintah pusat yang ada di

daerah. Tetapi semangat tersebut saja tidak cukup untuk menguasai berbagia masalah

manajerial yang masilih melilit organisasi kecamatan dalam usaha mencapai tujuan

organisasi secara berhasil guna dan berdaya guna. Padahal capai organisasi di tingkat

kecamatan sebagai subsistem, berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap hasil

capai organisasi pemerintah secara keseluruhan. Hal ini sejalan yang di kemukakan oleh

Supriatna(2003:30) bahwa kualitas sumberdaya manusia dan kualitas pemimpin khususnya

merupakan faktor penentu sukses tidaknya organisasi atau usaha baik didunia bisnis maupun

didunia pendidikan, kesehatan, agama, sosial, politik, pemerintahan dan menentukan

keberhasilan lembaga dan organisasinya. Pemimpin harus mampu mengantisipasi perubahan

yang terjadi, dapat mengoreksi kelemahan, sanggup membawa organisasi kepada sasaran

dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji

permasalahan tersebut dan mencari alternatif pemecahan yang dituangkan dalam bentuk

laporan penelitian yang berjudul Peran Camat dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

(3)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut

: Bagaimana Peran Camat dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data di lakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif dan penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi. Disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul analisisnya lebih

bersifat kualitatif (Sugiyono, 2008)

Pada prinsipnya peneliti melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun

alam. Oleh karenanya dalam meneliti harus ada alat ukur yang tepat untuk bisa memperoleh

hasil penelitian yang baik. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

daftar pertanyaan penelitian atau yang dirumuskan dalam beberapa pertanyaan untuk dijawab

oleh informasi sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

PEMBAHASAN

Fungsi Pemberdayaan SDM Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.

Pelaksanan Pemberdayaan yang dilakukan pada Kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan apabila dihubungkan dengan proses-proses pokok

(4)

1. Faktor pendayagunaan dalam menciptakan suasana/iklim yang baik

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada kecamatan Amurang Kabupaten

Minahasa Selatan, tidak adanya pendayagunaan dalam menciptakan susana/iklim yang baik

antara atasan dan bawahan. Hal ini terlihat dari tidak adanya pengarahan dan petunjuk yang

diberikan camat kepada para pegawainya untuk penyelesaian tugas dan pekerjaan sering

dalam pemberian tugas dan pekerjaan tidak sesuai dengan bidang dan kemampuan para

pegawai sehingga para pegawai merasa tertekan.

Berdasarkan observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisisa tidak adanya

pendayagunaan dalam menciptakan suasana/iklimyang baik pada Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, terbukti tidak adanya pengarahan dan petunjuk untuk

penyelesaian tugas-tugas yang diberikan kepada para pegawai, tugas yang diberikan tidak

sesuai dengan kemampuan dan bidang pegawai tersebut, sedangkan untuk mengelola

suatu organisasi atau intansi diperlukan adanya suasana kebersmaan dan keserasian dalam

penyelesaian tujuan, ini untuk meningkatkan kontribusi pegawai terhadap organisasi

dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, karena dengan terciptanya suasana/iklim

yang baik akan menjauhkan terjadinya ketegangan dan perasaan tertekan dalam penyelesaian

pekerjaan.

2 Faktor Potensi Pegawai dan Upaya-upaya Nyata

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, bahwa factor potensi yang dimiliki oleh masing-masing

pegawai sudah dapat dikatakan cukup dan sudah sesuai dengan bidang pekerjaan

pegawainya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan potensi yang dimiliki pegawai

(5)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket pada kantor Kecamatan

Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, peneliti telah menganalisis bahwa factor potensi

merupakan hal yang utama bagi seorang pegawai didalam melaksanakan segala tugas

yang ada demi untuk memperbesar tanggung jawabnya, sehingga tujuan yang ada

dalam suatu badan usaha atau organisasi tersebut dapat tercapai dengan hasil yang maksimal,

karena mengingat banyaknya persaingan kerja yang begitu ketat sehingga keunggulan kerja

begitu diperhatikan oleh setiap organisasi baik swasta maupun pemerintah, maka pegawai

yang memiliki potensi bagus sangat diharapkan dan dibutuhkan dalam dunia kerja.

Dan lebih jelasnya peneliti akan mengemukakan tanggapan responden mengenai

langkah-langkah positif yang diambil pada kantor Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa

Selatan, dalam pelaksanaan Pemberdayaan SDM bahwa langkah-langkah positif itu berupa

pemberian peluang atau kesempatan bagi setiap pegawai untuk mengembangkan

kemampuannya agar pelaksanaan Pemberdayaan SDM tercapai dengan hasil yang lebih baik

lagi, dan melihat kenyataan itu bahwa langkah-langkah positif tersebut telah benar-benar

dijadikan penentu bagi keberhasilan tujuan yang akan dicapai.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, bahwa factor peluang yang diberikan pada setiap pegawai telah

sesuai dengan standar yang ada terbukti dengan adanya pembukaan akses pada berbagai

peluang yang upaya utamanya adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan

dan akses-akses yang lain, sehingga kualitas kerja dan potensi pegawai dapat berkembang

sesuai dengan yang diharapkan,dengan demikian pelaksanaan pekerjaan akan selesai

dengan arahan dan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket pada kantor Kecamatan

Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, peneliti telah menganalisis bahwa pemberdayaan

(6)

pekerjaannya tersebut. Dengan adanya factor peluang yang diberikan kepada pegawai

tersebut maka pegawai akan terlepas dari ketidak bebasannya untuk lebih mengembangkan

potensi yang dimilikinya, tanpa adanya tekanan yang dapat menghambat perkembangan

sumber-sumber potensi pegawai tersebut.

2. Faktor Konsep Pemberdayaan atau Peraturan

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, factor konsep pemberdayaan yang disesuaikan dengan

peraturan dan perundangan yang berlaku sudah cukup diperhatikan. Hal ini terlihat ketika

adanya pegawai yang melanggar pelaksanaan pekerjaan, maka pegawai tersebut langsung

mendapat sanksi yang telah ditetapkan sesuai dengan perturan yang ada.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa

factor konsep perturan tersebut memang sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dan dengan adanya sanksi-sanksi yang tegas maka diharapkan para pegawai

bisa melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga tercapai hasil kerja

yang maksimal. Dan konsep pemberdayaan merupakan gagasan yang ingin menempatkan

manusia itu sebagai subyek dari dunianya sendiri. Konsep pemberdayaan ini menekankan

pada proses menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu dari pegawai agar

mempunyai kemampuan dan pemberdayaan yang dimiliki oleh setiap pegwai. Namun hal itu

tidak lepas dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan bersama.

3. Faktor Pengukuran Nilai/prestasi kerja

Berdasarkan hasil observasi, bahwa hasil kerja yang dicapai pegawai belum

dapat memenuhi standar kinerja pegawai yang sesungguhnya, dan kurang diperhatikan oleh

(7)

pegawai yang kurang mampu menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan selesai tepat pada

waktu yang ditentukan, ini membuktikan pegawai belum menyadari akan arti penting dari

ketepatan waktu seorang pegawai didalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,

sehingga hasil kinerjanya pun kurang memuaskan dan tidak maksimal.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis bahwa

hasil kerja dari kinerja pegawai tidak tepat pada waktu yang ditentukan, merupakan inti

permasalahan dari Kantor Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, hal ini terjadi

karena kurangnya kesadaran dari pegawai itu sendiri yang seharusnya menjadi tanggung

jawab pegawai, namun mereka tidak melaksanakannya dengan baik, walaupun kepala

Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan sering memberikan himbauan dan

peringatan keras, serta melakukan pengawasan yang intensif pada jam-jam kerja, namun hal

ituy kurang ditanggapi dengan baik oleh pegawainya. Adapun usaha-usaha lain

yang dilakukan adalah dengan memberikan semangat dan penghargaan kepada pegawai yang

mampu bekerja dengan baik, berdasarkan waktu yang telah ditentukan tapi tetap sja hal itu

terjadi berulangkali, sehingga kinerja yang ada tidak memuaskan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa faktor tanggung jawab

kurang diperhatikan oleh pegawainya, pegawai yang tidak menggunakan waktu dengan

efektif merupakan kesalahan yang cukup besar, karena tugas dan tanggung jawab itu tidak

hanya terbatas pada beberapa hal saja, tapi tentunya mencakup berbagai hal yang harus

diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan. Dengan demikian pegawai tersebut, tidak

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, sedangkan tanggung jawab seorang pegawai harus

dipenuhi karena merupakan kewajiban untuk kemudian mendapatkan hak sebagai seorang

pegawaipada kantor Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, jika seluruh pihak

dalam suatu organisasi selalu melaksnakan tugas dan tanggung jawabnya masing- masing,

(8)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis bahwa

factor tanggung jawab pegawai belum diterapkan dengan baik sebagaimana

mestinya, akan tetapi kepala Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan kurang

memperhatikan factor tanggung jawab pegawai sebagai dasr untuk Pemberdayaan SDM, seg

tidak menggunakan dan memanfaatkan fasilitas komputerisasi yang merupakan alat yang

efektif dan mudah didalam penyelesaian pekerjaan, dibanding denga system manualisasi,

sedangkan pegawai yang mampu menyelesaikan pekerjaannya secara baik dan efektif sangat

dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja pegawai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket, peneliti menganalisis bahwa

factor pengetahuan kerja masih kurang diperhatiakan. Ini terlihat dari masih adanya

paegawai yang belum bisa dan kurang terampil dalam pengoperasian fasilitas

komputerisasi. Ini terjadi karena kurangnya pendidikan dan pelatihan kerja, karena

pendidikan yang tinggi sekalipun tidak menjamin pegawai tersebut menjadi mahir dan

terampil dalam penggunaan fasilitas tersebut jika tidak adanya pelatihan kerja, karena dengan

kahlian dan pengetahuan tersebut akan dapat meningkatkan kinerja pegawai dan mampu

mempercepat penyelesaian tugas dan pekerjaan secara optimal dan memuaskan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, bahwa Camat memang kurang memeperhatikan tentang

gagasan-gagasan yang dimunculkan oleh setiap pegawai. Sudah seharusnya para pegawai

memiliki gagasan atau ide kreatif yang dimunculkan pada penyelesaian persoalan yang

menghambat pekerjaan dan tidak hanya bergantung kepada Pimpinan, begitu pula dengan

Kepala Kecamatan harus selalu siap menerima dan memberikan kebebasan kepada setiap

pegawai untuk memberikan gagasan-gagasan yang positif dalam memberikan solusi terhadap

penyelesaian pekerjaan. Dengan demikian semua unsur didalam suatu organisasi ikut andil

(9)

Berdasarkan hasil observasi, bahwa kehadiran kerja pegawai sangat diperhatikan dan

dilaksanakan dengan baik, terbukti ketika peneliti tiba sekitar pukul 07:00 WIB pagi di kantor

Kecamatan Amurang untuk penelitian, para pegawai telah berada di tempat, dan pada pukul

12:00-12:30 WIB waktu istirahat pegawai sampai akhirnya pada pukul 15:00 WIB pegawai

bersiap untuk pulang kerja. Dengan demikian absent kehadiran pegawai penuh sesuai dengan

peraturan yang diterapkan.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan angket peneliti menganalisis bahwa

factor kehadiran telah diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik, Karena dengan adanya

disiplin korektif yang diterapkan merupakan disiplin pegawai. Dan bagi yang melanggar

disiplin tersebut akan diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan hasil observasi, bahwa semangat kerja yang dimiliki masing- masing

pegawai sudah cukup diperhatikan, hal ini terlihat dari kehadiran pegawai yang selalu penuh

hal itu bias dikatakan bahwa para pegawai memiliki semangat kerja yang tinggi untuk

melaksanakan pekerjaan, yang sudah merupakan tugas dan tanggung jawab pegawai itu

sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Kecamatan Amurang Kabupaten

Minahasa Selatan, bahwa semangat kerja pegawai telah sesuai dengan apa yang diharapkan,

karena merupakan langkah awal bagi seorang pegawai untuk memulai melaksanakan

pekerjaan, karena tanpa adanya semangat kerja yang tinggi maka pelaksanaan kerja tidak

akan berjalan secara efektif sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan yang ada. Kepala

Kecamatan Amurang tidak hanya memberikan motivasi dan arahan saja namun juga

memberikan semangat kepada pegawai untuk selalu bekerja dengan cepat dan penuh

ketelitian. Dan tentinya hal itu didukung dengan suasana lingkungan organisasi yang

membuat para pegawai tidak merasa jenuh dan tertekan dalam bekerja, menciptakan

(10)

juga penghargaan (reward) bagi pegawai yang berprestasi merupakan salah satu factor yang

dapat menumbuhkan semangat kerja pegawai semakin tinggi.

C. Usaha-usaha Yang Dilakukan Dalam Menanggulangi Hambatan- hambatan Dalam

Pelaksanaan SDM Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan

Usaha-usaha yng dilakukan untuk mengatasi masalah yang menjadi hambatan dalam

pelaksanaan pemberdayaan SDM dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah sebagai

berikut :

1. Dalam upaya pemberdayaan SDM, Kepala Kecmatan Amurang Kabupaten Minahasa

Selatan berusaha melakukan factor kuantitas/hasil kerja pegawai dengan tidak

memberikan sifat kepemimpinan yang monoton yang tidak menekan pegawai dalam

melaksnakan pekerjaannya, namun tetap tegas dan selalu memberlaukan sanksi-sanksi yang

ada, memberikan peringatan dan menjelaskan kepada pegawa bahwa begitu pentingnya

menggunakan dan memanfaatkan waktu yang tersedia agar hasil dari pekerjaan tersebut

berjalan secara optimal. Selain itu pimpinan sering memberikan motivasi, semangat dan

penghargaan (reward) bagi pegawai yang berprestasi.

2. Kepala Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan telah berusaha memperhatikan

pengetahuan/keterampilan memberikan teknik-teknik bekerja yang baik, memberikan

kebebasan pegawai untuk dapat mengembangkan potensi, keahlian/keterampilan yang ada,

mengenai dunia teknologi dan informasi agar mendapatkan SDM yang lebih berkualitas dan

berdaya guna.

(11)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, maka dapat disimpulkan :

- Fungsi Pemberdayaan SDM pada kantor Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa

Selatan terhadap kinerja pegawainya adalah merupakan suatu upaya nyata bagi

terciptanya SDM yang berkualitas, memiliki kemampuan memanfaatkan,

mengembangkan dan menguasai iptek, serta kemampuan manajemen. Untuk dapat

memenuhi tantangan peningkatan perkembangan yang semakin cepat, efisien dan

produktif.

- Faktor penghambat dari kantor Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan,

adalah kurangnya kepala Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan dalam

memperhatikan kuantitas/jumlah hasil kerja dan keterampilan pegawai, dikarenakan

kurangnya ketegasan dari kepala Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan

memberikan peringatan dan pengarahan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki para

pegawai harus diseimbangkan dan disesuaikan dengan keahlian dan pengetahuan kerja,

agar seseorang pegawai mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif

dan berkualitas.

- Usaha yang dilakukan kepala Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, dengan

tidak memberikan sifat kepemimpinan yang monoton yang tidak menekan pegawai dalam

melaksanakan tugas pekerjaannya, namun tetap tegas dan selalu memberlakukan

sanksi yang ada, memberi peringatan dan menjelaskan kepada pegawai bahwa

begitu pentingnya menggunakan dan memanfaatkan waktu yang tersedia agar hasil dari

pekerjaan tersebut berjalan secara optimal, selain itu pimpinan sering memberikan

(12)

memberikan teknik bekerja yang baik untuk dapat mengembangkan potensi, keahlian dan

keterampilan pegawai mengenai dunia teknologi dan informasi.

- 1) Komunikasi pimpinan camat sangat berperan dalam meningkatkat kinerja

pegawai pada kantor camat Amurang. Hal ini terlihat sebagaimana peranan camat sebagai

seorang pencipta, sebagai perencana, sebagai ahli, sebagai pemegang tanggung jawab

kelompok, sebagai pemberi informasi, mengendalikan konflik, membangun tim,

pengambilan keputusan. Secara keseluruhan peranan tersebut sudah berjalan dengan

baik, terlihat adanya hubungan komunikasi yang baik antara pimpinan dengan

bawahan dan sebaliknya serta komunikasi sesama pegawai, dimana instruksi yang

disampaikan pimpinan jelas dan dapat diterima serta dijalankan dengan baik oleh

pegawai. Terciptanya suasana kerja yang kondusif, penuh kekeluargaan dan kerja

sama. 2) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pimpinan dalam

meningkatkan kinerja pegawai pada kantor camat Amurang kabupaten Minahasa Selatan.

Faktor tersebut adalah pertama faktor pendukung yaitu kemampuan komunikasi

pimpinan, adanya keterbukaan antara camat dan pegawai. Kedua faktor penghambat

yaitu tingkat pengalaman dan pendidikan pegawai, gangguan psikologi, rintangan budaya

atau kebiasaan, keahlian dan sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana.

- Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari temuan di lapangan, penulis memberikan

saran saran sebagai berikut : 1) Dalam menjalin komunikasi dengan pegawai

dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, camat diharapkan mampu melakukan

komunikasi kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 2) Camat

diharapakan menerapkan sanksi yang tegas terhadap pegawai yang tidak disiplin, karena

ketidakdisplinan pegawai tersebut berdamapak buruk pada kinerja dan pencapaian tujuan

instansi yang dipimpin serta dapat merekrut pegawai sesuai dengan kualifikasi

(13)

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, saran yang dapat dianjurkan adalah

sebagai berikut :

o Untuk dapat meningkatkan Pemberdayaan SDM pada kantor Kecamatan Amurang

Kabupaten Minahasa Selatan, diperlukan pegawai yang berwawasan mengenai iptek

maupun dibidangnya, memiliki skill untuk lebih ditingkatkan, berpengalaman, selalu

mengembangkan potensi dan kemampuannya, agar menjadikan seorang pegawai lebih

berkualitas, untuk dapat meningktakan perkembangan yang cepat, efisien dan produktif

didalam pekerjaannya sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan hasil

kerja yang maksimal.

o Seiring dengan berjalannya era globalisasi, dan semakin ketatnya persaingan kerja

seharusnya Camat Amurang Kabupaten Minahasa Selatan lebih memperhatikan

keterampilan pegawai, dari tingkat pendidikan mereka yang disesuaikan dengan

keahlian atau keterampilan berdasarkan kebutuhan organisasi pada masa sekarang, dan

harus bertindak tegas terhadap pegawai yang tidak melaksanakan pekerjaannya dengan

memberikan sanksi yang seharusnya. Tindakan tegas tersebut diambil agar hasil kerja

pegawai sesuai dengan standar yang ada, namun tentunya agar hasil pekerjaan itu dapat

sempurna haruslah didukung dengan menciptakan suasana linkungan kerja yang baik,

agar pegawai tidak merasa tertekan didalam melaksanakan pekerjaannya, dengan

demikian ada hubungan timbal balik antara pimpinan dan bawahan untuk saling mengisi

sebagai tugas dan tanggung jawabnya.

o Seharusnya pimpinan meniadakan batasan-batasan bahwa pimpinan adalah seorang yang

mempunyai wewenang penuh didalam pengambilan setiap keputusan dalam pekerjaan,

(14)

lingkungan organisasi yang baik, adalah dengan adanya saling dukungan dan jarak antara

pimpinan kepada bawahan, sehingga pegawai tidak menganggap bahwa seorang

pimpinan adalah orang yang harus ditakuti dan disegani, dan dapat membuat para

pegawai tidak berkembang dan akhirnya pegawai selalu bekerja dengan penuh tekanan,

yang dapat menghambat proses pekerjaan, namun tentunya semua itu dilandasi

semata-mata untuk kepentingan dan kebutuhan organisasi atau intansi tersebut, dan

pimpinan tidak menganggap bahwa bawahan adalah objek untuk pimpinan melakukan

hal yang sewenang-wenang ketika pegawai melakukan kesalahan dalam pekerjaan,

pimpinan langsung menegur didepan pegawai yang lainnya dengan penuh kemarahan,

dan tanpa ada kesopanan yang melandasi dirinya sebagai pimpinan, sedangkan didalam

suatu organisasi atau intansi tersebut antara pimpinan dan bawahan saling bergantung

satu sama lain agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat terwujud dengan hasil

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Gomez, Faustinu Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi.

Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Bumi aksara.

Kartasasmita, Ginanjar.1996. Pemberdayaan Masyarakat. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Prijono, Onny. S., dan A.M.W Pranaka.1996. Pemberdayaan Konsep Kebijakan dan Implementasi

Sedarmayanti.1999. Restrukturisasa Dan Pemberdayaan Organisasi Untuk Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan.

2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Minahasa Selatan : CV. Mandar Maju.

N.Graafland, Inilah Kitab Deri Hal Tanah Minahasa Rotterdam, 1874. Adrianus Kojongian dkk., Ensiklopedia Tou Manado .

Arief, Budiman, 1995, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Umum

Budiharto, Widodo, 2006, Belajar Sendiri Membuat Robot Cerdas, Jakarta : Ex Media Komputindo

Baban Soebandi dkk, Desentralisasi dan Tuntutan Penataan Kelembagaan Daerah, Bandung. Cushway, Barry, Derek Lodge, 1987, Organisasi Behaviour And Design Perilaku dan Desain

Organisasi. Jakarta. PT. Elexmedia Komputindo.

Goems, Faustino Cardoso, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset.

Fattah, Nanang, 1999, Landasan Manajemen, Bandung : Rosda Karya

Hasibuan Malayu S. P. (2002) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Hasibuan, Sayuti (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia : Pendekatan Non Sekunder : Surakarata. Penerbit Muhammadiyah University Press.

Horton Paul B dan Hunt Chester, 1999. Sosiologi Jilid I edisi ke Enam. Jakarta Erlangga. Nawawi, Hadari, 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta. Gadjah Mada University. Prawirosentono, Suryadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta : BPFE.

Rivai, Veithzal, 2005. Performance Appraisal. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Soedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung : Mandar Maju.

Sadili Samsudi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia.

Supriatna, Tjaya, 2000, Administrasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, Nimas, Multima Jakarta.

Soerjono Sokanto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT. Rajawali. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas. 2008 Tjiptono. 1995. Strategi Pemasaran. Andi Offset, Jogyakarta.

Wasistiono, Sadu, 1991. Organisasi Kecamatan, Mekar Rahayu, Bandung. -N.Graafland, Inilah Kitab Deri Hal Tanah Minahasa Rotterdam, 1874. -Adrianus Kojongian dkk., Ensiklopedia Tou Manado .

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

Terlebih dahulu bersihkan debu dan sisa – sisa kotoran yang ada pada ruang bakar dengan cara membuka semua pintu ruang bakar, atas dan bawah!. Setelah semua debu sisa pembakaran

yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Aru Nomor : 40 Tahun 2008 sampai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan AruNomor 64 Tahun 2008 tentang

Pihak Puskesmas Kecamatan Tnjung Karang Pusat harus mempersiapkan diri untuk membuat lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakst, sebab

Apabila Laporan Skripsi/Tugas Akhir yang telah direvisi sebagaimana yang dimaksud pada point (6) butir b, tidak diserahkan kembali sesuai dengan jangka waktu yang

Berdasarkan sifat istimewa yang ditawarkan superkonduktor, yaitu dapat menghantarkan arus tanpa kehilangan daya sedikitpun dan tidak adanya energi yang terbuang menjadi

Adakah perbedaan prestasi belajar pada mata pelajaran akhlak antara siswa kelas reguler dengan kelas boarding school di MTs Muhammadiyah 2 Karanganyar?” sedangkan tujuan

Artinya, ketika isu-isu etnisitas dan agama merebak sebagai sumber-sumber konflik kekerasan horizontal – yang kerap terjadi dengan hebat di antara mereka yang berasal dari

a. Menu aturan umum squash, dalam menu ini materi yang akan disampaikan yaitu aturan umum squash yang terdiri dari aturan cara bermain olahraga squash, standar lapangan yang