IURNAL
METODE PENANAMAN
NILAI
MORAL
UNTUK ANAK
USIA
DINI
Mukhamad Murdiono
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum - FISE Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
This study was intended to describe the instilling of moral values
at assigned kindergartens oJ 'Aisyiyah Bustanul Athfal' in Yogyakarta
Ci4,. The description wqs expected to picture the method thLt inlluenced
moral education to be chosen
for
the qppreciative instilling of earl,v chlldhood. The subiectsof
the study cortsistedof
teachers atfte
Aisyiyah Bustanul AthJAl
68A)
Muhammadiyah kindergartenscovering: TK ABA Gedongkiu,o, TK ABA Karangkajen, TK AB'A Karqngkunthi, TK ABA Pandeyan II, and TK ABA Karqngqrryqr. Data
were
gatheredby
observation, interview,and
documentation. Authenticity probing techniques were utilized as triangulation. Theresults indicated that methods of moral value education were; stol1'
telli g, plcty,
field
trip, singing, out bond, inuring, figure of speech,poem, and discussion. One method which was usually being utilized \a'as relating and inuring. Instilling methods indicqted that moral teachittg qpparently led to students' behavioural change, from one itxauspicious to turning good. Faced constraints in performing moral point instilling covered: its reducing of gnostic deep relates and its reducing media to
be utilized Jbr deep relates, and inconsistencies which often happened bet'',veen h'hat
the
teacher did at school and. what other elders did at home of in the sutounding environments .Key words: childhood, moral and values
Alamat Korespondens i : Mukhamacl Murdiono
Jn'usan PKn fuin H
-
FISE U ivelsitas Negeli Yog)akatta, Kar angna I an g, Yog,, akarta. 5 5 2 8I
JURNAL KEPXNDIDIKA\ Volarne 3g, No wot 4Noaetn6et zoog
Pendahuluan
-^..-.,^,1tuk
nerupakan
1or.:,^j^J_":g
_.sangatpenting
bagipenylapan
sumberdaya manusia
isrinaf
ai
misa
jepan.
Dalamrangka..mempersiapkan SDxrl yang' berkualitar
-unirfi
.uru
o"pu",
pendidikan merupakan salah satutA
V""g p.*lrg"ir'or.rr.
aiU".lt
unsejak
usia
dini.
pendidikan_ merupakanin"vestasi
iru.u"O"pun
yungdiyakini
dapat memperbaikikehiiupan
*r*
l"rg*"vemberikan
perhatian
yang lebih
kepadaanak
uri" Ji,li
unf,rt'
n',*noupu,t*
pendidikan
yang
sesuai, merupakan salahsal
l_r!k;
yang
reparuntuk
menyiapkan generasr
unggul
yang
akan
meneruskan perjuangan bangsa.Usia
dini
merunakal
masa keemasan (golctenage)
yang
hanya
terjadi
satu
kali
dalam
perkembunguor.it
iJui*
manusia.Masa
.
ini
sekaligus merupakan
rnu.u'
yu.rg-;;is
dalam
perkembangan
anak.
Jika
prdu
*uru
il-;;'i*";
mendapat perhatian dalam hal pendidil
i",
"r,","",".,"
ffi
ililTi,fi
T,l*ffffiT*fi
l
iffi
f
r.TXl
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Salah
saru bagian penting yang harus mendapatkan perhatianterkait
denganpendidikan
yang dibirikan ,.;uH
',iriu'iin;
uourur, penanaman
nilai
moral
melaluipendidikr" di
iu;;;-K;ak-kanak.
Pendidikaa
nilai
dan
moral yang
;li"k
il^|iai
usia
dini,
diharapkan pada rabap pe.kembangui
,.*rr*;
#iluun
rnu,nou
membedakan
baik
U"riu.
salah.
l.ni"gg"""
i.
dapatmenerapkannya
dalam kehidupr"
..irri_n*."''ft"rl
,*
uuuo berpengaruh padamudah+idakn;"
""uk
;;;".i;
ot"n
rnuryu.utu,
sekitarnya dalam hal bersosialisasiPendidikan
nilai
dan moral
sejak usia
dini
merupakantanggung
jawab
bersama
semua_
pihak.
Salah
satu
lembagapendidikan
yans
dapat melakukanh;l-il .;;ffi #an
ranak-l(3iakr
(TK)
yang
merupakan. salah saru Iembaga pendidikanAnak
UsiaDini (pAUD)
yang bersitatf".."i.
;j
'r";;;,r*
Mukhanwd Mtrrdiono: Metctde penanaman
"'
(halanan: 167-186)lembaga
PAUD
iain
yang
dapat digunakan sebagai
tempat penanamannilai moral
seperti: Kelompok Bermain
(KB),
Taman-Penitipan
Anak (TPA),
pendidikan keluarga,
dan
pendidikanlingkungan.
Murid
TK
adalah
anak
yang
sedang
dalam
tahap perkernbangan praoperasional kongkret, sedangkannilai-nilai
moral me.upakutt kooiep-konsep yang abstrak sehingga dalam halini
anakbelum dapat dengan serla merta menerima apa yang diajarkan guru atau orang tua yang sifatnya abstrak secara cepat.
Untuk
irulah guru ataupcndidik
di
TK
harus pandai dalammemilih
dan menentukan metode yang akan digunakan untuk menanamkannilai
moral kepadaanak agar
plsan
moral yang
ingin
disampaikanguru
dapat benar-benar sampai dan dipahami oleh anak untuk bekal kehidupannya di masadepin.
Pemahamanyang
dimiliki
guru
ataupendidik
akan mempengaruhi keberhasilan penanamannilai
moral secara optimal'Nilai
dan
moral
merupakan
dua kata
yang
seringkalidigunakan secara bersamaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kaiangun Poerwadarminta (2007:801) dinyatakan bahwa
nilai
adalah harga, hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. MenurutI
Wayan
Koyan
(2000:12),
nilai
adalah
segala sesuatu
)'ang berharga. Menurutnya ada duanilai
yaitunilai
ideal dannilai
akrualNilai
ideal
adalahnilai-nilai
yang menjadi cita-cita
setiap orang'sedangkan
nilai
aktual
adalah
nilai
yang
diekspresikan
dalamkehidupan sehari-hari.
Menurlt
Richard
Merill
dalam
I
WayanKoyan
(2000:13)
nilai
adalah patokan
atau
standaryang
dapatmembirnbing
seseorangatau kelompok
ke
arah
"satisfication'fuffi
I lment, and meaning "-Pendidikan
nilai
dapat disampaikan dengan metode langsungatau
tidak
langsung.Metode
langsung
mulai
dengan penentuanperilaku yang
dinilai
baik
sebagai
upaya indoktrinasi
berbagai uju.an.Ciranya
dengan memusatkan perhatian secara langsung padau.lurun
tersebut
melalui
mendiskusikan,
mengilustrasikan,,URNAT KEPENDIDIKAry Volhfle 38/ Nonrot t,Noaember zoog
menghafalkan,
dan
mengucapkannya.Metode
pembelajarantidak
langsung
dimulai
dengan
menentukanperilaku yang
diinginkan tetapi, dengan menciptakansituasi yang ,r"-rrrgkin"kun
perilaku yangbaik
dapatdipraktikkan.
Keseluruhanp".rgulu-un
di
sekolahdimanfaatkan
untuk
mengembangkanperilaku
ying baik
bagi anak
didik
(Darmiyati
Zuchdi, 2003 : 4).Kirschenbaum
(1995:1)
mengemukakanbahwa
pendidikannilai
yang
dilakukan
tidak
hanya
menggunakanstrategi
tunggal,seperti melalui indoktrinasi,
melainkan
harus diiakukan
secarakomprehensif. Sffategi tunggal dalarn pendidikan
nilai
su<jah tidak cocoklagi
apalagi yang bemuansa indoktrinasi. pemberian teladanatau
contoh.juga
kurang
efektif
diterapkan, karena
sulitnyamenentukan siapa yang paling tepat untuk dijadikan teladan.
Istilah
komprehensif,yang
digunakan dalam pendidikan
nilai
mencakupberbagai aspek. Komprehensif
meliputi
semua permasalahan yangberkaitan dengan
nilai,
meto<le
yang
digunakan
juga
haruskomprehensil pendidikan
nilai
hendainyaterjidi
dalam Leseturuhanproses pendidikan. dan pendidikan
nilai
hendaknyaterjadi
melaluiKenldupan dalam lnasvarakat.
,
^^^
^l{upuo
.
pengertian
moral
menurut
prent
(Soenarjati,1989:25) berasal
dari
bahasalatin
mores, d,ari sukukata
mos yangafiinya
adat istiadat, kelakuan, watak,
tabiat,
akhlak.
Oalamperkembangannya
moral
diartikan setagai iebiasaan
dalam
bertingkah
laku
yang
baik, yang
susila.
D"arip""g*lun
tersebutdinyatakan
bahwa
moral
adalah
berkenauo
a.nfun'-
k"ruriluan.
l"op"g
-individu
dapat dikatakan
baik
secara".o.at
upaUitu
bertingkah
laku
sesuai dengan
kaidah_taiAahmorai yang
ada.
Sebaliknya
jika
perilaku individu
itu
tidak
sesuaidenejn
kaidah_ kaidah yang ada, maka ia akan dikatakan
;.f.t
,..uru
,oiui.
Hoffman
(William
M.
Kurtines,
1992:470) mengemukakanl1l*:
1:T5"-
se-seorang mengenai kesejahteraandaniak
orangMukhamad Murdiono: Metode penanaman ... (halaman: 167-186)
mungkin tercermin dalam
kepedulian seseorang akan konsekuensitindakannya
bagi
orang
lain,
dan dalam
orientasinya
terhadappemilikan
bersamaserta
pengalokasiansumber pada
umumnya.Ketika
anak-anak berhadapan pada pertentangan seperti yang telahdikernukakan
di
atas,maka
diharapkanteoi
developmental dapatmengatasinya.
Dengan
kata
lain, teori
ini
mernusatkan perhatiansecara khusus
pada
bagaimana
cara
anak-anak
menghadapi pertentangan tersebut. Selainitu,
proses yang mereka lakukan dalammenyelesaikan permasalahan
moral
dapatuntuk
memotivasi
agarmemperhatikan kepentingan
orang
lain
dan
kecenderungan untukmerasa
tidak
senang manakala mereka
tidak
memperhatikan kepentingan orang lain.Pendidikan
untuk
anak
usia
dini
(0-8 tahun)
merupakanpendidikan
yang
memiliki
karakteristik berbeda dengan anak usialain,
sehingga pendidikannya punperlu
dipandang sebagai sesuatuyang dikhususkan. Pendidikan anak usia
dini di
negara-negara majumendapat
perhatian
yang
luar
biasa. Karena
pada
dasamya pengembangan manusia akan lebih mudah dilakukan pada usia dini.Bahkan, ada yang berpendapat bahwa usia dini merupakan usia emas
(golden age)
yang
hanyaterjadi sekali
selama kehidupan seorang manusia.Apabila
usiadini
tidak
dimanfaatkan dengan menerapkanpendidikan dan
penanamannilai
sertasikap
yang baik,
tentunyakelak ketika ia dewasa
nilai-nilai
moral yang berkembang juganilai-nilai
moral yang kurangbaik.
Oleh karena itu, pendidikan anak usiadini
adalah investasi yang sangat mahal harganya bagi keluarga danjuga bangsa.
Mengingat pentingya
pendidikanuntuk
anak
usia dini,
di
negara-negara maju pendidikan anak usia
dini
sangat mendapatkanperhatian
yang
seriusdari
pemerintah. Taman Kanak-kanak(TK)
dipandang sebagai bagianintegral
dari
sistem pendidikan nasional sehingga sederajat dengan SD atau jenjang pendidikan lainnya. GuruTK
tidak
dipandang
lebih
mudah
dari
guru
SD
atau
jenjangIURNAL KEPENDIDIKAry VofLne 38i Nornor z,Noaewber zoo8
pendidikan
,di
atasnya.
Banyak
perguruan
tinggi
yang mengembangkan program master dandoktoiunnrk
pendidikananak usia dini. Tidak sedikit pula guru
TK
yangrnemiliki
ielar
master dandoktor
dalam bidang pendidikan anak us-iadini.
eeibeda
dengan
di
Indonesia, kondisi pendidikan anak usia
dini
belumtergarap dengan baik.
_Perhatian pemerintah untuk mengembungkun
p"o?idikan
anak usiadini
masihjauh
dari harapan. Uampirsetriltr
ff
1t"Uina*i
el
%)
adalahTK
swasta yang dikembangkanoleh
musyarakat secaraswadaya. Para guru
TK
pun pada umLtmnyatidak
rnemferoleh gajiyang pantas. Selain itu, jumlahnya kurang
I
%
yang berstatus pNS.l:Tl*,li"o.
I":.*.mensenyam
pendidikanrr
jugi
sangat rendah,yartu sekirar 12 % (Slamet Suyanto, 2005:2_3).
Taman Kanak-kanak adalah salah
satu bentuk
satuanpendidikan anak_ usia
dini
padajalur
formal yang_".ryei"nggurukuo
ljosram
pendidikan
bagi anak usia 4_6 tahun. Dalam
Standar KompetensipAUD
dinyatakan bahwa fungsi pendidikanif
Aun
na
adalah:1. Mengenalkan peraturan dan menanamkan
disiplin
pada anak
2.
Mengenalkan anak pada dunia sekitar3.
Menumbuhkan sikap dan perilaku baik4'
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi5.
Mengembangkan keterampilan, kreativitas auot"rnupoun
yuogdimiliki
anak6.
Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.Pendidikan
anak
usia
dini
berrujuan membimbing
dan mengembangkan potensi setiap anak agar duput
U".t"rrUung
secaraoptimal
sesuaitipe
kecerdasannya Otehkaiena
iu
p.nOlAit
u,uuguru harus memahami kebutuhan khusus atau kebututian
inAividual
anak. Akan tetapi,
perlu
disadari pulab.hlvu
"d;
f;k;;;-faktor
yangsulit
atau.tidak
dapatdiubah
dalamdiri
*"k
y"ir"
i;;;r
generis.Karena
itulah
pendidikan
anak
usia Oini
Aiu.uif.uo
urrtut
memfasilitasi setiap anak dengan lingkunguo AurUmffin
Mukhqmad Murdiono; Metode penanaman ... (halaman: 167- 186)
yang tepat agar anak dapat berkembang sesuai kapasitas genetisnya.
Anak
usia
dini
dipandang sebagai
individu
yang
baru
mulai mengenaldunia.
Ia
belum
mengetahuitata krama,
sopan santun,aturan, norma,
etika, dan
berbagaihal
lain yang terkait
dengankehidupan
duniawi.
Usia dini
merupakan masabagi
seorang anakuntuk belajar berkomunikasi dengan orang
lain
sefla memahaminya.Oleh
karena
itu
seorang
anak
perlu
dibimbing agar
mampu memahami berbagai hal tentang kehidupan dunia dan segala isinya.Dalam membimbing dan mengernbangkan potensi anak usia
dini
perlu memilih
metode
yang
tepat. Pemilihan metode
yangdilakukan pendidik atau guru semestinya dilandasi alasan yang kuat
dan faktor-faktor pendukungnya seperti karakteristik tujuan kegiatan
dan karakteristik anak yang diajar. Karakteristik tujuan
adalah pengembangankognitil
pengembangan kreativitas, pengembanganbahasa,
pengembangan
emosi,
pengembangan
motorik,
dan pengembangannilai
serla pengembangan sikap dan perilaku.Untuk
mengembangkan
nilai
dan sikap anak dapat dipergunakan metode-metode yang rnernungkinkan terbentuknya kebiasaan-kebiasaan yangdidasari
oleh
nilai-nilai
agama
dan moralitas agar anak
dapatmenjalani kehidupan sesuai dengan norrna
yang
berlaku
dimasyarakat.
Setiap
guru
akrn
rnenggunakan rnetode sesuai dengan gayamelaksalakan kegiatar.r.
Yang
harusdiingat
bahwa TamanKanak-kanak
memiiiki
cara yarlg khas. Oleh karenaitu
ada metode-metodeyang lebih
sesuaibagi anak
Taman Kanak-kanak
dibandingkandengan metode-rnetode
lain.
Misalnya
saja,guru
TK
jarang
sekaliyang menggunakan metode ceramah. Orang akan segera menyadari bahwa metode ceramah tidak sesuai dan tidak banyak berarti apabila
diterapkan
untuk
anak
TK.
Metode-metodeyang
memungkinkan anak dapat n.relakukan hubur.rgan atau sosialisasi dengan yanglain
akan
lebih
sesuai dengan kebutuhan
dan tninat anak.
Melalui
kedekatan hubungan
guru
dan anak,
seorangguru
akan
dapatIURNAI KEPENDIDIM\ Vo{ane 39, Nowor
t,
Nouewber lzooSmengembangkan
kekuatan
pendidik yang
sangat
penting (Moeslichatun, 1998:7).
Dalam
pelaksanaan penanamannilai
uroral pada anakusia
dini
banyak metode yang dapat digunakanof"f,
guru;;
pendidik.Namun
sebelummemilih
dan menerapkanmet&e
yan!
ada perludjketahui bahwa
guru
ataupendidik
harus memahami_'"tod"
yuogakan dipakai, karena
ini
akan.berpengaruf,t"rfr"J"p
"ptir"al
tidaknyakeberhasilan penanaman
nilai
moral
tersebutl fr,f*ioO"
AuU_
penanaman
nilai
moral
kepada. anak usiadini
sangatlah bervariasi,
f:il-*t,
bercerira. bemyanyi. bermain. Uerralak Ean karya wisata.ruasrng-masrng
metode mempunyai
kelemahan
dan
kelebihan. Penggunaan salah satu metode penanaman
nilai
morai
yangdipilih
tentunya
disesuaikan dengan
kondisi
sekolah
atau
t"_u_puuo
seorang guru,dalam menerapkannya. penjelasan lebihrinci
-urirrg-masing metode tersebut sebagaiberikut:
-Pertama, metode bercerita. Bercerita dapat diiadikan
metode
untuk
menyampaikannilai_nilai yang
berlaku
dahm
Lasyaratat
(Otib
Satibi Hidayat, 2005 : 4.121. Dalam cerita utuu Oo,rg"ngAuput
ditanamkan berbagai macam
nilai
moral,
nilai
ugu_uf
"ifui
,oriuf,
::,::,o:*ll
o:,n- sebagainya.Ketika
berceritai-.ornng
g*
;uguoapar.menggunakan alat peraga
unfuk
mengatasi keterb-atasan anak
yang belum mampu berpikir_secara abstrak.-Alat peraga
fang
dapatpiguytan
aolrtaratain,
boneka, tanaman,b";J;;;";
iiruurr,
duo ]1,1:1^'l.^t.tril
itu,gurujuga
bisamemantaatr.un't.-urpuuo
otut:-"XilJ^"1-{,,dirnitiknya
unruk
membuar
cerita
iru
teUih
n;Aup, sentngga tebrh menarik perhatian siswa.Kedua,
metodebernv4lyi.
Metode bemyanyi
adalah suatu pendekatan pembelajaran secara nyatayang mampu membuat anak
selang
dan bergembira.Anak
diarahkanp'ra,
,,t"".i
a"n
kondisil:]lrj
'T.*
membangunjiwa
yang
bahagia,,"nu.rg-..oltruti
Mukhamad Murdiono: Metode penqnaman (halaman: 167-186)
kepada anak tentunya
tidak
mudah
untuk
diterima dan
dipahamisecara
baik.
Oleh karenaitu
kata-kata dalam laguperlu
dijelaskan secara mudah bagi anak.Anak tidak
dapat disamakan dengan orang dewasa. Anak merupakan pribadi yangmemiliki
keunikan tersendiri'Pola
pikir
dan kediwasaan seorang anak dalam menentukan sikapdan
perilakunya
juga
masih
jauh
dibandingkan dengan
orangdewasa. Anak
iiaai
cocot
hanya dikenalkan tentangnilai
dan moral melalui ceramah atau tanya jawab saja.Ketiga,
metode bersajak atau syair' Pendekatan pembelaj aranmelaiui kegiatan membaca sajak merupakan salah satu kegiatan yang
akan menimbulkan
rasa senang,gembira, dan
bahagiapada
diri
anak.
Secarapsikologis anak
Taman Kanak-kanak sangat
hausdengan dorongan rasa
ingin
tahu,ingin
mencoba se€ala-sesuatu' daningii
melalartan sesuatu
yang
belum,
pemah
dialami
ataudiierkukannya.
Melalui
metode sajakguru bisa
menanamkannilai-nilai
morai
kepada anak. Sajakini
merupakan metodeyang juga
membuat anak merasa senang, gembira dan bahagia'Melalui
sajak anak dapat dibawake
dalam suasana indah, halus, dan menghargaiu.ti
t"Uuutt seni. Disamping
itu
anak
juga
bisa dibawa
untuk
menghargai makna
dari
untaiankalimat
yang ada dalam sajakitu'
S."ia
ttilui
moral,
melalui
sajak anak akanmemiliki
kemampuanuntuk
menghargai perasaan,
karya
serta
keberanian
untuk
mengungkap sesuatu
melalui
sajak sederhana(Otib
Satibi Hidayat' 2005:4.29)
Keempat,
metode
karyawisata.
Metode
karya
wisata bernrjuan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak TamanKanai-kanak
yang
sesuai dengan
kebutuhannya'
Misalnyapengembangan
asp& kognitif,
bahasa, kreativitas, emosi, kehidupanL".iuty.ufut,
dan penghargaan padakarya
ataujasa orang lain'
Tujuan
berkaryawisata
ini
perlu
dihubungkan d€ngan tema-temayaig
sesuai
iengan
pengembanganaspek
perkembangan anakIURNAL KEPENDIDIKANi Volrne
t/
N0wnr LtNu)enlrJr ro(sTaman Kanak-kanak.
Tema yang
sesuaiadalah
tema:
binatang, pekerjaan, kehidupan kota atau desa, pesisir, dan pegunungan.,
Kelima,
pembiasaandalarn berperilaku.
Kurikulum
yangberlaku
di
TK
terkait
dengan
penanamanmoral,
lebih
banyai
dilakukan
melalui
pembiasaan-pembiasaantingkah
laku
dalamproses pembelajaran.
Ini
dapat
ditihat
misalnya,
pada
berdoasebelum
dan
sesudah belajar, berdoa sebelum makan dan minum, mengucap salam kepada guru dan teman, merapikan mainaa setelahbelajar, berbaris sebelum masuk kelas dan sebagainya- pembiasaan
ini
hendaknyadilakukan
secara konsisten.Jika
anak
melanggar segera diberi peringatan.Keenam, metode bermain. Dalam bermain temyata banyak
sekali
terkandung
nilai
moral,
diantaranya
mau
-"oguiuh,
kerjasama,
tolong
menolong, budaya
antri,
menghormati
teman.Nilai
_moral mau mengalahtet'adi
manakalasiswa
mau mengalah terhadap temanlainnya
yanglebih
membutubkanuntuk
satulenis
rnainan. Pengertian
dan
pemahamanterhadap
nilai
moral
mau menerima kekalahan atau mengalah adalah salah satu hal yang harusditanamkan sejak
dini.
Seringkalite{adi
sikap moral
tidaklerpuji
seperti perusakan dan tindakan anarkis lainnya yang dilakukan olehoklum
tertentuketika ia
kalah
dalam srrutup".salng-,
misalnya dalampemilihan
kepala desa, bupati, gubemur, atau6ahlan
dalampemilihan presiden.
Oleh
karena
itu
betapa
penting
unfukmenanamkan
nilai
moral untuk mau menerima kekalahan sJ;ak usia dini.Ketujuh, metode outbond. Metode Outbond merupakan suatu
f9g,tuJu"
yang
memungkinkan anak
untuk
bersatu
dengan alam.Melalui
kegiatan outbond siswa akan
dengan leluasaitenikmati
segala bentuk tanaman, hewan, dan mahluk ciptaanAllah
yang lain.Cara
ini
dilakukan
agar
anak
tidak
hanya memahami upu
y-g
diceritakan atau dituturkan oleh guru atau
pendidik
di
dalam kelas.Mukhqmad Murdtono: Metode penanaman ... (halaman: 167-186)
sesuatu
yang
sebelumnya
pemah diceritakan
di
dalam
kelas, sehingga apa yang terjadidi
kelas akan ada sinkronisasi dengan apa yang tarnpak di lapangan atau alam terbuka.Kedelapan, bermain peran. Bermain peran merupakan salah satu metode yang digunakan dalam menanamkan
nilai
moral kepada anakTK.
Dengan bermain peran anak akan mempunyai kesadaran merasakanjika ia
menjadi
seseorangyang
dia
perankan
dalam kegiatan bermain peran.Misahya
tema bermain peran tentang kasih sayang dalam keluarga.Anak
akan merasakan bagaimana seorangayah harus menyayangi anggota keluarga, bagatmana seorang ibu harus menyayangi keluarga,
begitu
juga
bagaimana dengan anak-anaknya.Kesembilan, metode diskusi.
Diskusi
yang dimaksuddi
siniadalah mendiskusikan tentang suahr
peristiwa.
Biasanya dilakukandengan cara siswa
diminta untuk
memperhatikan sebuah tayangandari CD,
kernudian setelah selesai siswadiajak berdiskusi
denganguru
tentangisi
tayanganCD
tersebut.Isi
diskusinya
antaralain
mengapa ha1 tersebut dilakukan, mengapa anak
itu
dikatakan baik,mengapa harus menyayangi dan sebagainya.
Kesepuluh, metode teladan. Menurut Cheppy
lJari
Cahyono(1995: 3('4-310)
guru moral yang ideal
adalah nrerekayang
dapat menempatkandirinya
sebagaifasilitator. pemimpin,
orangtua
dall b,ahkan tempat nrenyanda;:k:rn kepcrca.vairn, serta nirimbannl ol anglarn dalarn meiakukan
reflcksi.
Guru hendakryam;njadi figur
yang dapat dicontoh. dalam berlingkah laku oleh sriswanya. Secara kodtati manusia merupakanmakhluk
peuiru atau suka melaknkanhal
I'anqsama terhadap sesuatu
yang
dilihat. Apalagi
anak-anak,ia
akatt senantiasa dan sangat mudahmeniru
sesuatu yang barrr dan belum pemah dikenalnya, baik itu perilaku n.raupun ucapan orang lain.JI'RNAT KEPENDIDIKAN/ volrne J8l Noro t L)No:.,evher Locf
Cara Penelitian
_
Penelitianyang
dilakukan merupakanpenelitiaa deskriptif
dengan menggunakan pendekatankualitatif.
Sudek penelitian adalah para gruudi
5(lima)
Taman Kanak-kanak,Aisyiyah
BustanulAthfal
(ABA)
Muhammadiyah
yang ada
di
wilayah
Kota
yogyakarta.K9lim9
TK
tersebutmeliputi:
TK ABA
Dukuh
Gedongkiwo,TK
ABA
Karangkajen,TK ABA
Karangkunhti,TK ABA
pandeyanII,
danTK
ABA
Kzlranganyar.Data
dikumpulkan
melalui
observasi,
wawancara,
dandokumentasi.
Wawancara digunakan
untuk
menjaring
data
atavinformasi yang berkaitan
dengan metode penanamannilai
moral,pengaruh terhadap
keberhasilan penanaman
nilai
moral,
dan kendala-kendala yang dihadapi.Teknik
pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalahteknik
triangulasi,yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang laindi
luar dataitu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap dataitu.
Teknik triangulasi
yang digunakan dalam penelitianini
adalahtriangulasi
metode,yaitu
dengan cara mengecekulang
informasihasil
pengamatandan
wawancara dengan
dokumentisi.
Teknik
analisis data
yang
digunakan dalam penelitian
ini
adalah teknik
analisisinduktif,
yaitu analisis yang bertolak dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan umum.Hasil Penelitian
dan PembahasanBerdasarkan
penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa metode yang dipakai dalam menanamkannilai
moral
tepadasiswanya adalah sebagai
berikut:
bercerita, bemyanyi, karyawiiata,syair,
bermain, outbond, bermain peran,
aiinsi,
pembiasaanperilaku, dan teladan.
Dari
berbagai macam metode penanarnannilai
moral tersebut yang paling sering digunakan adalah metode berceritaMukhamad Murdiono: Metode penanaman ... (halaman: 167-186)
Terna yang disajikan dalam cerita sangat bemgam, misalnya
tema tentang kejujuran, kasih sayang, kedisiplinan, kerj a sama, suka
menolong, dan
lain-lain.
Tema-temaitu
kemudiandiramu
melaluicerita yang
dapat dikarangoleh guru sendiri
ataumengambil
daricerita yang
sudah
ada
di
buku. Melalui
penyajian
cerita
yangmenarik
anak akan mengikutijalannya
cerita dengan seksama dan guru dapat menanamkannilai-nilai
moral dalam cerita tersebut.Nilai
moral
yang dapat ditanamkanmelalui
cerita berupakejujuran,
suka menolong, kerja sama, kedisiplinan, kasih sayang, dan lain-lain.Guru dapat
juga
menyisipkannilai
moralmelalui
bemyanyi'Misalnya
nilai
moral kasih
sayang,melalui lagu
"satu-satu
aku sayang ibu, dua-dua aku sayang bapak, tiga-tiga sayang adik-kakak,satu
dua
tiga
sayang semuanya".Melalui
karyawisataguru
juga dapat menanamkannilai
moral.
Karyawisata yangdilakukan tidak
harus mengeluarkan biaya banyak, misalnya guru mengajak siswa ke
tempat pembuatan tahu dan tempe yang tempatnya
tidak
jauh
darilingkungan
sekolah.Nilai
moral yang
dapat ditanamkan melalui karyawisata sepertiini
berupanilai
moral
kerja keras, kedisiplinan,dan
ke{a
sama.Metode penanaman
niiai
moral yang lain yaitumelalui
syair.Guru
dapat menciptakansyair
sendiri yang
di
dalamnya memuatnilai
moral. Misalnya
nilai
moral untuk
bisa berbagi,tidak
serakahyang terdapat dalam syair seperti
"di
hari
mingguku pergi ke
laut,memancing ikan yang gendut-gendut, sampai
di
rumah adik berebut,akhimya kudapat buntut". Metode
iain
yang
digunakan
yairubermain. Dunia anak merupakan dunia bermain, sehingga guru dapat
menciptakan pennainan
yang
menyenangkanbagi
anak. Melalui
bermainguru
dapat menanamkannilai
moral, misalnyanilai
moraluntuk
dapat menerima kekalahan dengan lapang dada.Ketika
anakdiminta untuk
melakukan suatu permainan, gurujuga
menjelaskan bahwa dalam suatu permainan ada yang menang dan ada yang kalah.Bagi
yang menang tidak boleh sombong dan yang kalahtidak
bolehIURNAL KEPENDIDIKAry volrure 38/ Nomor \Noae'/thet rwJS
berkecil
hati
dan harus dapat menerima kekalahan tersebut dengan lapang dada.Melalui
outbondgwu
juga
dapat menanamkannilai
moral,misalnya
nilai
moral untuk bekerja sama dalam satutim. Melalui
tim
yang solid pekerjaan apapun akan mudah untuk diselesaikan, begitu sebaliknya suatu pekerjaan apabila dikerjakan sendiri tanpa bantuan
orang
lain
akan
sulit untuk
diselesaikan.Metode
lain
yang
dapat diterapkan dalam penanamannilai
moralyaitu
bermain peran. Guru dapat menanamkannilai
moral melalui
metodeini,
misalnyanilai
moral kejujuran.
Dengan
memerankantokoh
tertentu anak
akanmenjiwai
perannya, misalnya sebagaitokoh
yang memegang teguhniiai-nilai
kejujuran.Diskusi
juga
merupakan salah satu metode yang digunakanguru
dalam
menanamkanniiai
moral. Diskusi
sebagai salah satu metode penanamannilai
moral bagi anak usiadini
tentunya berbedapenerapaffrya dengan
diskusi yang dilakukan
orang dewasa. Guru dapat menanamkannilai
moral
melalui
metodeini,
misalnyanilai
moral
bekerja sama
dan tolong
menolong.
Cara
yang
dapatdilakukan
guru
daiam
menerapkanmetode
ini
misalnya
dengan memutarkanfilm
pendek. Kemudian guru menanyakan kepada anaktentang
karakter
atauwatak yang
dimiliki
oleh
tokoh
atau karhrn yang adadi
fiim.
Masing-masing siswa tentu akanmemiliki
persepsiyang
bermacam-macammengenai
tokoh
yang
dia
lihat
dalam tayanganfilm
pendek tersebut. Perbedaan-perbedaan persepsi itulahyang kemudian
dapatdidiskusikan dalam kelas.
Selanjutnya gurumenyimpulkan
dari
hasil
diskusi
yang
dilakukan siswa
untukmenunjukan
nilai
moral yang baik.Metode selanjutnya yang dapat diterapkan dalam penanaman
nilai
moral
yaitu
pembiasaanperilaku. Metode
ini
merupakanMukhamad Murdiono: Metode penanqman ... (halaman: 167-186)
dibiasakan
untuk
melangkah dengan
menggunakankaki
kananterlebih dahuiu, memulai pelajaran dengan berdoa, antri ketika akan
mengambii makan siang, mengawali dan mengakhiri makan dengan berdoa, menggunakan tangan kanan
ketika
makan, berjabat tangandengan
guru
ketika
akan pulang
sekolah,
dan
pembiasaan-pembiasaan lain yang dilakukan oleh gurudi
sekolah.Metode
lain
yang
digunakanoleh guru
dalam
penanamannilai
morai
adalah metode keteladanan.Metode
ini
lebih
banyakmenuntut peran serta
aktif dari
guru
di
sekolah.Nilai
moral
yangdapat
ditanamkan
misalnya kasih
sayang,
kerja
sama, disiplin,
menolong,
kejujuran,
dan
lain-lain.
Anak 'biasanya
akanmengidolakan
para
gurunya.Apabila guru berperilaku
baik
dalamkegiatan sehari-hari, biasanya anak
juga
akanmengikutinya.
Olehkarena
itu,
keberhasiian metodeini
sangat tergantung padadiri
guruitu
sendiri.Artinya,
guru harus dapat menjadi teladan yang baik bagi para siswa dalam segala hal.Metode
penanamannilai
moral
di
atasbanyak
membawa pengaruh yangpositif
terhadap perkembangarmoral
anak. Adapun metodeyang
digunakanoleh
masing-masing sekolahtidak
sama.Artinya ada
penonjolan
atau
petgutamaan
penggunaan metode-metode tertenfudi
sekolah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanguru
dalam melaksanakan metode tersebut. Selainitu
penggunaanmetode dalam
penanamannilai
moral
tersebut
disesuaikanjuga
dengan karakteristik masing-masing anak
di
sekolah tersebut.Misalnya
nilai
moral yang
ditanamkanmelalui
cerita.
Jika dibawakan dengan baik oleh sang guru,nilai
moral yang terkandungdi
dalam
cerita
tersebut dapatdipahami
oleh
anak
dengan baik.Sebaliknya,
apabila
guru
ataupendidik kurang
menguasaiteknik
bercerita maka
nilai
moral yang hendak disampaikan kurang berhasildengan
baik,
bahkan
anak
cenderung
bermain
sendiri
tidakmemperhatikan cerita yang disampaikan oleh guru. Oleh karena
itu
dalam
penyampaian
nilai
moral melalui cerita
seorang
guruJURNAf KEPENDIDiKAN, Volunre
l,
Nomot 4Noaewber zoo|disamping
harus paham
dengan
nilai
moral yang
hendakdisampaikan,
ia juga
harus
menguasai denganbaik teknik
dalambercerita. Dengan
demikian
lambat laun dengan berjalannya waktu anak akan merubahperilakunya yang
semulatidak
sesuai dengannilai
yang ada menjadi
lebih
baik
sesuai dengan
tokoh ying
diperankan dalam cerita.
Dengan
pembiasaan-pembiasaanberperilaku
juga
lambatlaun anak akan mengubah perilaku kurang baik yang kadang-kadang dibawa dari lingkungan rumahnya menjadi perilaku yang baik sesuai
dengan
yang
diharapkan.
Demikian pula
dengan metode-metodeyang
lainnya.
Akan tetapi, dari
metode-metode penanamannilai
moral
yangdilakukan
tersebut menurutguru
dari
kelima
TK
yangmenjadi
subjek
penelitian
metodebercerita
adalahmetode
yangpaling efektif.
Metode cerita dianggap paling efektif karena anak-anak lebih
tertarik
dengan
metode tersebut
dibandingkan
dengan
metode penanamannilai
moral yang lain. Meskipun
dengan menggunakanmetode
ini
seorangguru
haruslebih
memahami dahulunilai
moralyang
hendak ditanamkan dan penguasaanteknik
becerita. Teknikbercerita
ini
misalnya dapatdilihat
ketika seorang guru mengisahkantokoh
yalg
sedang bersedih, maka ia harus mampu membawa siswauntuk, menghayati
dan
hanyut
dalam perasaansedih
seperti yangdirasakan
oleh
tokoh yang
sedang diceritakan. Sebaliknya, ketikaseorang
guru
menceritakan
tokoh
yang
sedang
memiliki
rasagembira, maka
guru
harus dapat membawa siswauntuk
turut
serta merasakan kegembiraan yang dirasakan oleh seorang tokoh.Metode yang
telah dilakukan guru dari kelima
TK
tersebut dalam menanamkannilai
moral
kepada siswanya tentunya tidaklah berjalan secara mulus.Dalam
suatu prosestidak
akan terlepas dari!9{agai
kendala.Adapun
kendala
yang dihadapioleh
guru_guruTK di
lapanganketika
akan menerapkan metode penanamannilai
Mukhamad Murdiono: Metode penanaman ... (halaman: 167-186)
guru
itu
sendiri(faktor intemal)
dan adajuga
kendala yang datangdari luar (faktor
ekstemal).
Termasukdalam
faktor
eksternalini
misalnya sarana dan prasarana yangdimiliki
oleh sekolah, hubunganyang
tidak
selalu serasi antaraTK
dengan orang tua tentangnilai-nilai
moral yang
hendak
dikembangkan,dan
termasuk
pula
di
dalamnya faktor lingkungan sekitar.
Dalam penggunaaan metode bercerita guru harus senantiasa
mencari cerita-cerita yang
baru
guna menghindari kebosanan pada siswanya.Guru
harusmampu
membawakancerita
yang
menarikbagi
siswanya. Sementaratidak
semuaguru
mampu membawakanceiitu
d"ttgutt baik. Kendalaini
termasuk dalam kendala ataufaktor
intemal.
Hal inilah
yang kemudian menjadikan cerita kadang hanyadimonopoli oleh kelas yang gurunya pandai bercerita.
Selain kendala yang datang dari guru itu sendiri (intemal) ada
juga faktor lain yaitu
kurangnya sarana atau mediauntuk
bercerita'fr4isalnya, dengan menggunakan boneka
kecil
yang dimasukkan kedalam tangan
atau
benda-benda
lain
sebagai
media
untuk memudahkandan menarik
perhatian siswa.
Melalui
penggunaanmedia
dalam bercerita
sebenarnya
nilai
moral yang
hendakditanamkan
kepada siswa
akan
mudah
untuk
dijelaskan
dandipahami oleh siswa. Karena
tidak
tersedianya media bercerita yangadi
terkadang cerita yang disampaikan oleh guru kurang dimengertioleh siswa.
Untuk
mengatasi
berbagai kendaia
dalam
menerapkan metode bercertia dalam menanamkannilai
moral
kepada anakTK,
para
guru
telah
melakukan berbagaiupaya.
Misalnya guru
yangt
r.ang-u-pu
atau beium menguasai teknik bercerita merekatidak
segan-seganuntuk
senantiasabelajar,
baik
kepada
guru
yangdianggap
lebih
mampu
atauke
lembagadi
luar
sekolah-Melalui
saling keterbukaan
di
antara para guruini
mereka saling mengoreksikekuiangan
grru
lain,
dan menjadikan kekurangan atau kelemahanyang
dimiliki
dapat diminimalisir. Selain
itu
untuk
mengatasiIURNAL KEPENDIDU(AN/ Volrne 38l Nolr,rot llNo.oerllhr j:ooS
kendala kurangnya penguasaan terhadap
teknik
bercerita, para guru juga beiajar melalui berbagai sumber buku tentang bercerita.Kendala lain yang dihadapi adalah ketika guru atau pendidik
menerapkan metode pembiasaan dalam berperilaku. Kendala yang dihadapi
misahya
kurangnya konsistensi sikap orang tua dengan apayang
diajarkan
di
sekolah.Demikian
pula
denganperilaku
yangterjadi
di
lingkungan rumah
si
anak.Di
sekolah sudah diajarkankebiasaan-kebiasaan
yang baik,
namun
hal
itu
menjadi
terputusketika
anak
di
rumah.
Terkadang
di
rumah orang
tua
kurang mendukung apa yang telah dilakukan oleh gurudi
sekolah. Padahal antara waktu anak di rumah dandi
sekolah jauh lebih banyak anakdi
rumah.Demikian pula ketika
di
sekolah dandi
rumah
sudah adakonsistensi dalam kebiasaan berperilaku,
tetapi lingkungan
sekitardimana anak
tinggal
kurang
mendukung
atau
tidak
memiliki
konsistensi
dalam
berperilaku.
Upaya
yang
dilakukan
untukmengatasi
hal
itu
adalah dengan
mengadakanpertemuan
rutin
dengan orang fuawali
dalam kurun wakhJ tertentu secara kontinyu.Kesimpulan
Dari
uraian
yang telah
dikemukakan
di
atas
dapatdisimpulkan
bahwapendidikan
untuk
anakusia
dini
perlu
untukmendapatkan
perhatian
yang
lebih
khusus. Pendidikan
yangdiberikan
untuk
anakusia
dini
berbeda denganpendidikan
yangdiberikan untuk orang dewasa. Kekhususan yang perlu mendapatkan
perhatian, misalnya
dalam
menerapkan
metode
pembelajaran, termasuk di dalamnya pemilihan metode penanamannilai
moral.Berdasarkan
hasil
penelitian
yang telah
dilakukanmenunjukkan bahwa metode penanaman
nilai
moral yang digunakanpada beberapa
TK ABA
di
Kota
Yogyakarta
meliputi:
bercerita,bermain,
karyawisata,
bernyanyi,
outbond,
pembiasaan, teladan,Mukhqmad Murdiono: Metode penanctman... (halaman: I 67- I 86)
digunakan adalah metode bercerita da:r pembiasaan perilaku. Metode
penanaman
nilai
moral yang diterapkan banyak membawa pengaruhpositif
terhadap perkembangan moral anak.Melalui
penghayatanisi
cerita,
lambatlaun
anak akan mengubah perilakunyayang
semulatidak
sesuai dengannilai
yang ada menjadi lebihbaik
sesuai dengantokoh yang
diperankan
dalam cerita.
Dengan
pembiasaan-pembiasaan
berperilaku
juga
lambat laun anak akan
mengubahperilaku
kurangbaik
yang kadang-kadang dibawadari
lingkungan rumahnyamenjadi periiaku yang
baik
sesuai dengannilai
moralyang diharapkan.
Adapun
kendala
yang dihadapi oleh guru-guru
TK
di
lapangan
ketika
akan menerapkan metode penanamannilai
moralsangat beragam. Ada kendala yang datang atau berasal dari guru
itu
sendid
(faktor
internal) dan adajuga
kendala yang datangdari
luar(faktor
ekstemal).
Untuk
mengatasi berbagai kendala
dalam menerapkan metode berceritapara guru telah
melakukan berbagaiupaya.
Misalnya guru
yangkurang
mampu ataubelum
menguasaiteknik
bercerita, merekatidak
segan-segan untuk senantiasa belajar,baik
kepada guru yang dianggaplebih
mampu atauke
lembagadi
luar sekolah.
Kendala
lain
yang dihadapi adalahketika
guru menerapkanmetode
pembiasaan
dalam
berperilaku. Kendala
itu
berupainkonsistensi sikap orang tua dengan apa yarng diajarkan
di
sekolah.Demikian pula dengan perilaku yang
terjadi
di
lingkungan rumah sianak. Terkadang
di
rumah orangtua
kurang mendukung^pa y^ng telah dilakukan oleh guru
di
sekolah. Padahal antarawaktu
anakdi
rumah dan
di
sekolahjauh
lebih
banyakarak di
rumah. Demikianpula ketika
di
sekolah dandi
rumah
sudah ada konsistensi dalam kebiasaan berperilaku, tetapi lingkungan sekitar dimana anak tinggalkurang
mendukrurg
atau
tidak
memiliki
konsistensi
dalamberperilaku. Upaya yang dilakukan
untuk
mengatasihal
itu
adalahJURNAL KEPENDIDIKAN./ vo[tffle 38l No]110t 4Noaer,lkr 2oo8
dengan mengadakan pertemuan
rutin
dengan orang tuawali
dalamkurun waktu tertentu secara kontinyu.
Daftar
PustakaCheppy Haricahyono.
(1995).
Dimensi-dimensipendidikan
moral.Semarang:
IKIP
Press.Darmiyati Zuchdi.
(2003).
Humanisasi
pendidikan
ftumpulanmakalah
dan
artikel
tentangpendidikan
nilai).
Yogyakarta: Program PascasarjanaUNY.
Depdiknas. (2003).
Standar
kompetensipendidikan anak usia
dini
t aman kanak-knnak dan raudhatul athfal. I akafta:Depdiknas. Kirschenbaum,H.
(1995). 100 ways to enhance values andmorality
in
schools andyouth
settings. Massachusetts:Allyn
&
Bacon.Koyan,
I
Wayan.
(2000).
Pendidikan
moral
pendekatan
lintasbu d ay a. J akafia: Depdiknas.
Kurtines,
William
M.
dan Gerwitz
Jacob
L.
(L992)
Moralitas,perilaku moral,
dan perkembanganmoral.
Peneqemah:M.I.
Soelaeman. Jakarta: III-Press.Moeslichatoen R.(1999). Metode pengajaran
di
taman kanak-Kanak. Jakarta: RinekaCiipta
Otib
Satibi Hidayat. (2000). Metode pengembangan moral dannilai-nilai
agama. Jakarta: Universitas Terbuka.Poerwadarminta, W.J.S. (2007) Kamus umum
bahasa indonesia edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.Slamet
Suyanto.(2005).
Dasar-dasarpendidikan anak
usia
dini.Yogyakarta: Hikayat.
JURNAL
I(EPENDIDII(AN
ISSN 0125_992X
Terb i
t
dua
kali
setahun
setiap bulan
Mei
dan November
JURNAL
ILMIAH
PENELITIAN
PENDIDIKAN
DAFTAR
ISI
Respons Siswa dalam Pembelajaran Matemadka Realistik
pada Topik Fungsi di SMpK Santa Agnes Surabaya Haniek Sri Partini ...
Konsentrasi dan Kualitas perguruan Tinggi Sn asta di Kopertis Wilayah
XII
Elia Radianta
Pemberdayaan Kemampuan Berwirausaha Kelompok
Pengangguran Perkotaan Ibnu Syamsi
Metode Penanaman Nilai Moral untuk Arak Usia Dini
Mukhamad Murdiono
...
Databas e untttk Mengembangkan Sistem Informasi Sekolah
Ahmad Abu Hamid ... . .. . . .. .. . .
Kecerdasan Emosional Dosen Ditinjau dari Jenis Kelamin Regina Tutik
f e18e1lanqan fUedia Pembelajaran Berbantuan Komputer dalam Mendukung Perkuliahan Metrologi
Wagiran ... ...
Halaman
113-132
133-150
151-166
167-186
187-208
209-224