• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Rapat pada hari Rabu, 16 Juli 2007 dengan Menko Ekonomi Dr. Boediono dan para menteri ekonomi terkait serta para pejabat senior lainnya, bertujuan untuk mendiskusikan keprihatinan dan berusaha menjawab berbagai pertanyaan dari komunitas dunia usaha nasional maupun perwakilan Kadin asing di Indonesia khususnya mengenai Daftar Negatif Invetasi yang di keluarkan Pemerintah pada 4 Juli 2007 lalu.

Kadin Indonesia mewakili komunitas dunia usaha menyampaikan pandangannya dan mengangkat 3 persoalan utama yang menjadi keprihatinan yaitu:

1. Adanya “gray areas” yang sangat membutuhkan kejelasan informasi yang lebih tegas dan jernih.

• Sebagai contoh, dalam DNI terdapat berbagai kasus dimana industri yang sama memiliki tingkatan kepemilikan modal asing yang berbeda. Atau pada industri yang sama terdaftar sebagai bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal pada lampiran yang pertama, sedangkan pada lampiran yang lainnya dinyatakan sebagai bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu.

2. Dunia usaha masih diliputi berbagai pertanyaan berkenaan dengan dasar pemikiran rasional atau filosofi yang melatarbelakangi keputusan penentuan kriteria pada DNI ini.

• Sebagai contoh, dalam DNI terdapat sejumlah 11 persentase yang berbeda untuk kepemilikan modal asing maksimum yang diijinkan. (Persentasai pada DNI dimulai dengan 99% kememilikan modal asing yang diijinkan dan 1% local atau 99/1 hingga 95/5, 85/15, 80/20, 75/25, 65/35, 60/40, 55/45, 50/50, 49/51, 25/75 hingga 100% tertutup.)

• Masyarakat dunia usaha juga bertanya mengenai banyaknya perbedaan persentase dan apa yang melatarbelakangi perbedaan persentase ini? Beberapa perbedaan persentase ini tidak menyediakan insentif bagi dunia usaha dan mungkin tidak memberikan daya tarik bagi ekonomi nasional. Ini tentunya hak pemerintah untuk menyusun dan menetapkan tingkat kepemilikan modal asing, tetapi kami dunia usaha harus pula memahami landasan filosofi ini.

3. Ketidakpastian mengenai proses perubahan dan transisi serta bagaimana perubahan DNI ini dapat diaplikasikan dimasa depan.

• Sebagai contoh, apa yang terjadi bila sebuah perusahan yang telah berdiri ingin melakukan ekspansi? Apakah mereka harus mengikuti peraturan DNI yang baru atau mengikuti peraturan yang berlaku pada saat perusahaan tersebut berdiri?

Pandangan Umum Kadin Indonesia dengan terbitnya DNI

Posisi Kadin Indonesia terhadap

DAFTAR NEGATIF LIST / DNI (4 July 2007)

Disampaikan oleh Mohamad S. Hidayat

Rabu 16 Juli 2007

(2)

Posisi Kadin Indonesia mengenai DNI

Masyarakat dunia usaha Indonesia akan mendukung pemberlakuan keputusan pemerintah mengenai DNI, namun demikian pemerintah perlu memberikan kejelasan, kepastian dan tranparansi yang lebih baik bagi investor. DNI ini merupakan satu langkah maju untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik di Indonesia.

Namun demikian, DNI harus memiliki kejelasan dan konsistensi, yaitu:

• Harus memiliki penafsiran tunggal, tidak terjadi multi tafsir.

• Harus mudah diimplementasikan.

• Harus memberikan kepastian di masa depan.

• Harus mempunyai konsistensi dengan standard peraturan dan norma internasional.

Pemerintah memberikan resposn positif, saat ini telah menetapkan personalia PEPI yang akan bekerja full time, menampung dan mengkaji lebih dalam berbagai masukan dari dunia usaha Nasional maupun Chamber Asing yang hadir. Kami sangat berterima kasih atas respon cepat yang diberikan oleh pemerintah mengenai isu terkait.

Dalam hal untuk memberikan kepastian bagi investor asing dan domestik, kami meminta pemerintah untuk dapat memberikan klarifikasi atas perubahan-perubahan ini melalui sebuah amandemen yang dilanjutkan dengan pengembangan dokumen-dokumen pendukung formal. DNI harus sedemikian jelas, dan juga berlaku sebagai ”dokumen hidup” yang terus menerus dapat membangun keseimbangan antara kebutuhan untuk mendorong investasi dengan kepentingan pembangunan ekonomi nasional. Kadin Indonesia juga telah merekomendasikan agar pemerintah dan dunia usaha segera menjalin proses konsultasi untuk menangani dan mengatasi persoalan-persoalan ini begitu pula dengan pelaksanaan peraturan-peraturannya di lapangan, untuk memastikan bahwa seluruh paket perubahan akan mencapai hasil yang maksimum untuk memperbaiki iklim investasi di Indonesia.

16 Juli 2007

Kamar Dagang dan Industri Indonesia

Mohamad S. Hidayat Ketua Umum

Kadin Indonesia_Tim RUU Penanaman Modal / 1 June 2006 2

DNI perlu kejelasan dan konsistensi untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik

Referensi

Dokumen terkait

(3) Direksi, pejabat atau pegawai Penyedia Jasa Keuangan, pejabat atau pegawai PPATK serta penyelidik/penyidik yang melakukan pelanggaran atas ketentuan sebagaimana dimaksud pada

Yang dimaksud dengan ”sumber­sumber lainnya yang sah” adalah dapat berupa dana yang berasal dari masyarakat/swasta untuk

TIM KOORDINASI PROGRAM AKSI PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF.. MENTERI KOORDINATOR

TIM EKSTERNAL PEMANTAU FOKUS PROGRAM EKONOMI TAHUN 2008 – 2009.. MENTERI KOORDINATOR

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36/M-IND/PER/6/2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28/M-IND/3/2007 tentang Harga Resmi Tabung Baja Gas LPG

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 123/MPP/KEP/4/2000 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 585/MPP/Kep/ 10/1999 tentang

perusahaan harus memikirkan kepentingan stakeholder lainnya diatas kepentingan

Dari sisi konsumen, keberadaan retail modern yang semakin banyak justru menguntungkan mereka, karena masing-masing retail berusaha memuaskan konsumen. Dikatakan oleh