Menimbang
Mengingat
Menteri Perindustrian Republik Indonesia
PERATURAN
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 08jM- IND/PER/l/2009
TENTANG
PEMBUBARAN LEMBAGA PEMBINAAN TERPADU INDUSTRI KECIL DAN DAGANG KECIL (LPT-INDAK)
DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,
: a. bahwa Lembaga Pembinaan Terpadu Industri Keeil dan Dagang Keeil (LPT-INDAK)yang dibentuk dengan Keputusan Menteri Perindustriandan Perdagangan Nomor 253/MPP/Kep/ 6/1999, mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan pengelolaan dana bergulir, pembinaan dan pengembangan seeara terpadu kepada industri keeil dalam aspek produksi, permodalan, pemasaran,. promosi dan informasi, serta peningkatan sumber daya nianusia, dan dampingan kepada
industri keeil yang mendapat bantuan;
b. bahwa pengelolaandana bergulir yang dilakukan LPT-INDAK sebagian besar mengalamikemaeetan;
e. bahwa saat ini sudahterdapat lembaga pembiayaan yang berkompeten dalam menangani dana bergulir dan instansi daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsinya melakukan pembinaan industri, sehingga keberadaan LPT-INDAK perlu dibubarkan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada hurup a, b dan e perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perindustrian;
: 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 3274);
Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor :08/M-IND/PER/l/2009
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor4355);
4. Undang-UndangNomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
2
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33~0);
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan LembaranNegara
Republik Indonesia Nomor 4212) sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor4418);
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 77/P Tahun 2007;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun
2006; .
9. PeraturanPresiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007;
10.Peraturan Menteri PerindustrianNomor 01/M-IND/PER/3/2005 tentang Organisasidan Tata Kerja Departemen Perindustrian;
Menetapkan
3 Peraturan Menteri Perindustrian RI Nemer: 08jM- IND/PER/l/2009
MEMUTUSKAN:
: PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PEMBUBARAN LEMBAGA PEMBINAAN TERPADU INDUSTRI KECIL DAN DAGANG KECIL (LPT-INDAK).
Pasal 1
Membubarkan LPT-INDAK dan LPT-INDAK Provinsi.
Pasal2
(1) Dengan pembubaran LPT-INDAK dan LPT INDAK Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 segala kekayaan LPT-INDAK dan LPT-LPT-INDAK Provinsi menjadi Kekayaan Negara yang dikelola oleh Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Kekayaan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola dengan ketentuansebagai berikut :
a. Uang Kas disetorkanke Kas Negara;
b. Piutang lancar dan Piutang kurang lancar, hak tagih
dilakukan oleh Direktorat Jenderal IKM .setelah
mendapatkan pengalihan hak tagih dari LPT-INDAK Provinsi;
c. Piutang macet, hak tagih dilimpahkan kepada Departemen Keuangan;dan
d. Aset bergerak dan tidak bergerak diserahkan kepada DepartemenKeuangan.
(3) Apabila penagihan piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terjadi kemacetan, hak tagih diserahkan kepada Departemen Keuangan.
(4) Dalam pengelolaan dan penyelesaian Kekayaan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Direktur Jenderal IKM membentuk tim.
(5) Direktur Jenderal IKM melaporkan hasil pelaksanaan pembubaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Menteri Perindustrian.
Pasal3
4 Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor : 08/M- IND/PER/l/2009
Pasal4
Dengan dibubarkan LPT-INDAK dan LPT-INDAK Provinsi :
1. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 253/MPP/Kep/6/1999 tentang Lembaga Pembinaan Terpadu Industri Keeil dan Dagang Keeil (LPT-INDAK);
2. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 585/MPP/KEP/10/1999 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 253/MPP/Kep/ 6/1999 tentang Lembaga PembinaanTerpadu Industri Keeil dan Dagang Keeil (LPT-INDAK);
3. Keputusan. Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 123/MPP/KEP/4/2000 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 585/MPP/Kep/ 10/1999 tentang Perubahan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 253/MPP/Kep/6/1999 tentang Lembaga Pembinaan Terpadu Industri Kecil dan dagang Keeil (LPT-INDAK); dan
4. Keputusan Ketua LPT-IINDAK Nomor 01/LPT-INDAKlKepNIlI/
1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pembinaan Terpadu Industri Keeil dan Dagang Kecil (LPT-INDAK) Provinsi;
dieabut dan dinyatkan tidak berlaku.
Tembusan Peraturan Menteri ini disampaikan kepada:
1. Menteri Keuangan; 2. Menteri Dalam Negeri;
3. Kepala Badan Pemeriksa Keuangandan Pembangunan; 4. Para Pejabat eselon I di lingkunganDep. Perindustrian; 5. Kepala Biro Hukum dan Organisasi;