• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.04/2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.04/2010"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

.

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-1-PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 191 / PMK.04 / 2010

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR 200/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN, PEMBEKUAN, DAN PENCABUTAN NOMOR POKOK PENGUSAHA BARANG KENA CUKAI

UNTUK PENGUSAHA PABRIK DAN IMPORTIR HASIL TEMBAKAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengatur kewajiban melakukan kegiatan menjalankan

usaha sebagai pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 tentang Tata Cara T'ernberian, Pembekuan, Dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai Untuk Pengusaha Pabrik Dan Importir Hasil Tembakau;

b. bahwa dalam rangka mevujukan iklim usaha industri hasil tembakau yang kondusif dan dalam rangka mengamankan penerimaan negara dari upaya penghindaran tarif cukai, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud daIarn huruf a dan huruf b, serta dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2008 tentang Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai, perlu menetapkan Peraturan Menteri .

Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200 /PMK.04/2008 tentang Tata Cara Pemberian , Pembekuan, dan Pcncabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai untuk Pengusaha Pabrik dan Irnpartir Hasil Tembakau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Ncgara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia (Nomor - 3613) sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nom or 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2008 tentang Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai;

(2)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-2-

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Pemberian, Pembekuan, dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai untuk Pengusaha Pabrik dan Importir Hasil Tembakau;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 200/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN, PEMBEKUAN, DAN PENCABUTAN NOMOR POKOK PENGUSAHA BARANG KENA CUKAI UNTUK PENGUSAHA PABRIK DAN IMPORTIR HASIL TEMBAKAU

Pasal I

Diantara Pasal 21 dan Pasal 22 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Pemberian, Pembekuan dan Pencabutan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai untuk Pengusaha Pabrik dan Importir Hasil Tembakau disisipkan satu oasal, yakni Pasal 21A yang berbunyi :

Pasal 21A

(1) Pengusaha pabrik ang memiliki keteriaktan dari aspek permodalan,

penguasaan melalui manajemen dan/atau penguasaan melalui bahan baku barang kena cukai berupa hasil tembakau, dianggap memiliki hubungan istimewa dengan pengusaha pabrik lainnya.

(2) Pengusaha pabrik dianggap memiliki hubungan istimewa dari aspek permodalan dengan pengusaha pabrik lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal pengusaha pabrik memiliki:

a. penyertaan modal langsung atau tidak langsung sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada pabrik lainnya;

b. hubungan antara pabrik dengan penyertaan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada dua pabrik atau lebih; dan/atau

(3)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-3-

(3) Pengusaha pabrik dianggap memiliki hubungan istimewa dari aspek penguasaan manajemen dengan pengusaha pabrik lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal terdapat hubungan antara pengusaha pabrik yang menguasai pabrik lainnya, atau dua pabrik atau lebih, berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung, baik penguasaan melalui manajemen maupun melalui penggunaan teknologi.

(4) Pengusaha pabrik dianggap memiliki hubungan istimewa dari aspek penguasaan bahan baku barang kena cukai berupa hasil tembakau dengan pengusaha pabrik lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal terdapat hubungan antara pengusaha pabrik yang menguasai pabrik lainnya, atau dua pabrik atau lebih, berada di bawah penguasaan yang sama, baik langsung maupun tidak langsung, melalui penguasaan bahan baku barang kena cukai berupa hasil tembakau.

(5) Dalam hal Pejabat Bea dan Cukai dapat membuktikan bahwa

pengusaha pabrik memiliki hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan pengusaha pabrik lainnya, produksi pabrik dihitung sebagai satu kesatuan golongan pengusaha pabrik. (6) Penghitungan produksi pabrik sebagaimana dimaksud pada ayat (5),

dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pengelompokkan dalam satu kesatuan golongan dilakukan sesuai ketentuan mengenai penggolongan pengusaha pabrik;

b. penghitungan dilakukan berdasarkan pemesanan pita cukai dari masing-masing jenis hasil tembakau.

Pasal II

1. Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini:

a. terhadap pengusaha pabrik yang telah mempunyai NPPBIKC

sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini; dan

b. terhadap pengusaha pabrik yang mengajukan permohonan

untuk mendapatkan NPPBKC sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini dan belum mendapatkan keputusan,

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21A mulai berlaku setelah 2 (dua) tahun sejak tanggal Peraturan Menteri Keuangan ini diundangkan.

2. Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal

(4)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-4-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 23 November 2010

MENTERI KEUANGAN

Ttd,-

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 23 November 2010

ttd,-

PATRIALIS AKBAR

Referensi

Dokumen terkait

Data D2 yang tidak masuk pada D3 Serdos Gelombang 201601 ini akan dicek kembali pada database di PDPT untuk penyusunan data D3 Serdos sel anjutnya.. PT dapat m engusulkan dosen

- Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung

Berdasarkan hasil dari analisis pekerjaan yang telah dilakukan dan SOP yang diterapkan CV Spirit Wira Utama dalam proses produksi komoditi selada, serta tambahan

3) Budaya merantau pada masyarakat Minangkabau. Merantau tidak hanya dilakukan oleh anggota kaum akan tetapi juga oleh mamak kepala waris. Dengan perginya mamak kepala

Dalam kegiatan praktik mengajar, mahasiswa dibimbing oleh guru pembimbing. sesuai dengan jurusan

Sesuai dengan surat nomor : 027/ 27.13/ POKJA70.BB-PS/ DI SBUN/ 2017/ Adm.PPBJ-C tanggal 26 Mei 2017 hal Berita Acara Hasil Pelelangan Sederhana Paket/ Pekerjaan tersebut di atas

Tetapi hasil penelitian ini, tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilkukan oleh Olowe F.T (2013) menemukan, jangka waktu pinjaman ber- dampak tidak signifikan terhadap

Termasuk dalam kategori ini ialah perhatian mereka yang sangat besar untuk menyingkirkan dosa-dosa kecil dan melalaikan dosa-dosa besar yang lebih berbahaya, baik dosa-dosa