• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Volume Kecepatan Dan Kepadatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Volume Kecepatan Dan Kepadatan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Volume

Volume 7 7 No 1No 1,, Juni 2006Juni 2006

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME,

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME,

DAN

DAN

KERAPATAN LALU LlNTAS DENGAN

KERAPATAN LALU LlNTAS DENGAN

MENGGUNAKAN

MENGGUNAKAN

MODEL GREENSHIELDS, GREENBERG, DAN UNDERWOODS

MODEL GREENSHIELDS, GREENBERG, DAN UNDERWOODS

The Study on

The Study on

Traffic Speed, Flow, and Density Relationship

Traffic Speed, Flow, and Density Relationship

s

s

using 

using 

Greenshields, Greenberg, and Underwoods's

Greenshields, Greenberg, and Underwoods's

Model 

Model 

Rohani

Rohani ••

 ABS

 ABSTRAK TRAK 

Da/am

Da/am suatu pergerakan suatu pergerakan arus lalu lintas di arus lalu lintas di ja/an ja/an raya terdapat tiga raya terdapat tiga variabel utama yang variabel utama yang 

digunakan untuk menggambarkan karakteristik arus lalu lintas yaitu kecepatan

digunakan untuk menggambarkan karakteristik arus lalu lintas yaitu kecepatan ,, volume, danvolume, dan

kerapatan

kerapatan.. Kecepatan didifinisikan sebagai jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan persatuanKecepatan didifinisikan sebagai jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan persatuan

waktu

waktu,, volume didifinisikan volume didifinisikan sebagai sebagai jumlah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tertentu da/amkendaraan yang melewati suatu titik tertentu da/am

satuan

satuan waktu tertentu, dan waktu tertentu, dan kerapatan yang didifinisikan sebagai kerapatan yang didifinisikan sebagai jumlah jumlah kendaraan persatuankendaraan persatuan

 panjang jalan

 panjang jalan tertentu yang biasanya dinyatakan sebagai kendaraan per mtertentu yang biasanya dinyatakan sebagai kendaraan per mi i l atau per kml atau per km.. Studi ini

Studi ini dilakukan di dilakukan di ruas ja/ruas ja/an an MT MT Haryono dHaryono dan ja/an Mondoroko Ma/ang an ja/an Mondoroko Ma/ang .. Da/am studi ini Da/am studi ini 

diukur dan dianalisa hubungan antara ketiga variabel utama arus tersebut da/am tiga pendekatan

diukur dan dianalisa hubungan antara ketiga variabel utama arus tersebut da/am tiga pendekatan

model 

model  mmatematis atematis yaitu yaitu modellinier modellinier oleh oleh GreenshieldsGreenshields,, modellmodellogaritogaritma ma oleh oleh GreenGreenberg berg ,, dandan

model

model exponensialoleh exponensialoleh Underwoods.Underwoods.

Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana dan korelasi 

Berdasarkan hasil analisa regresi sederhana dan korelasi ,, ja/an  ja/an MT MT Haryono Haryono dilihat dilihat dari dari 

koefisien determinasinya ( r2 ), model Underwoods memberikan hasil yang lebih baik dari model 

koefisien determinasinya ( r2 ), model Underwoods memberikan hasil yang lebih baik dari model 

lain

lain,, sedangkan untukja/an sedangkan untukja/an Mondoroko dilMondoroko dilihat dari ihat dari koefisien determinasinya ( r2), model Greenberg koefisien determinasinya ( r2), model Greenberg 

memberikan hasil yang lebih baik dari model lain, namun dari tinjauan terhadap keadaan

memberikan hasil yang lebih baik dari model lain, namun dari tinjauan terhadap keadaan

sebenarnya di lapangan model greenshields merupakan model yang paling sesuai untuk 

sebenarnya di lapangan model greenshields merupakan model yang paling sesuai untuk 

menggambarkan karakteristik lalu lintas kedua ja/an yang diamati.

menggambarkan karakteristik lalu lintas kedua ja/an yang diamati.

Terdapat perbedaan kecepatan yang cukup signifikan pada kedua ruas ja/an yang diemeti 

Terdapat perbedaan kecepatan yang cukup signifikan pada kedua ruas ja/an yang diemeti ,,

akibat perbedaan

akibat perbedaan karakteristikJtype karakteristikJtype geometrik geometrik ja/an ja/an tersebut tersebut dan dan juga juga akibat dari pengaruhakibat dari pengaruh

hamb

hambatan atan sampinsampingnya. gnya. Di Di mana mana ja/an MT ja/an MT HaryonHaryono tido tidak ak terpiterpisahkan sahkan oleh oleh mediamedian n dandan

hambatan

hambatan sampingnya tinggi, sedangkan sampingnya tinggi, sedangkan ja/an ja/an Mondoroko Mondoroko hambatan hambatan sampingnya rsampingnya rendah danendah dan

terpisahka

terpisahkann oten medianoten median.. .. Kata kunci: Kecepatan

Kata kunci: Kecepatan,, VolumeVolume,, Kerapatan, Kerapatan, GreenshieldsGreenshields,, Greenberg Greenberg ,,

Underwoods

Underwoods..

 ABS

 ABSTRATRACT CT 

The operational characteristics of traffic stream on the road is commonly expressed by 

The operational characteristics of traffic stream on the road is commonly expressed by 

three primary variables, which is usually uses to describe the traffic flow characteristic 

three primary variables, which is usually uses to describe the traffic flow characteristic ,, these arethese are..

traffic speed 

traffic speed ,, flow, and density. Traffic speed is defined flow, and density. Traffic speed is defined as as aa rate of motion expressed rate of motion expressed asas distancedistance

 per

 per unit of unit of timetime,, while traffic flow is defined while traffic flow is defined asas total number of vehicle that pass over total number of vehicle that pass over aa given point given point 

or road section during 

or road section during aa given time interval, and traffic density is defined given time interval, and traffic density is defined asas the number of vehiclethe number of vehicle

occupying 

occupying aa given length of the road segment, which is usually expressed given length of the road segment, which is usually expressed asas number of vehiclesnumber of vehicles

 pet

 pet mile or kilometer.mile or kilometer.

This study was conducted on MT Haryono and Mondoroko Streets, Ma/ang 

This study was conducted on MT Haryono and Mondoroko Streets, Ma/ang .. The objectiveThe objective

of this study is to measure and analyze the relationships of three primary variables using three

of this study is to measure and analyze the relationships of three primary variables using three

mathematic models; these are

mathematic models; these are aa linear model of Greenshields,linear model of Greenshields, aa logarithm model of Greenberg,logarithm model of Greenberg,

and an exponential model of Underwoods

and an exponential model of Underwoods.. Based on

Based on

a

a

correlation and simple regression analysis, by looking at the detecorrelation and simple regression analysis, by looking at the deter r minant minant 

coefficient (r2), Underwoods's model generally gave better result than the two others on MT 

coefficient (r2), Underwoods's model generally gave better result than the two others on MT 

Heryono s,treet c.e.')e

Heryono s,treet c.e.')e.. While on Mondoroko Street While on Mondoroko Street ,, based on determinant coefficient (r based on determinant coefficient (r 2 2  ) ),,

Greenberg 

Greenberg ' ' S model generally gave better result than the two others. However, by considering theS model generally gave better result than the two others. However, by considering the

• RohanRohani,i, STST.,., MTMT.,., Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakullas Teknik UniversitasPengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakullas Teknik Universitas

Malaram

Malaram

Sanggahan dan diskusi lentang tulisan ini harus sudah d

(2)
(3)

Volume 7 No 1, Juni 2006

actual f i eld ' s c onditions, it was found that Greenshields' s model is the most suit abl e f or d escnblng  t he traffic characteristic on both streets.

It was found that there is a different speed characteristic on those two streets, w hich w as caused by the different geometric conditions and the different side friction. MT Haryono Street is an undiv i ded highway and the side friction condition is high. While Mondoroko Street  is a divided  highway and the side frictionislow .

Keywords: speed , flow, density , Greenshields, Greenberg , Underwoods.

PENDAHULUAN

Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara negara yang telah maju dan juga oleh negara yang sedang berkembang seperti Indone sia,

baik di bidang transportasi perkotaan t uroen t rensporteticni  maupun transportasi antar kota ( rufal trensoortetioni. Terciptanya suatu

sistem transportasi yang menjamin

pergerakan manusia, kendaraan dan atau barang secara lancar , aman, cepat, murah, nyaman dan sesuai dengan lingkungan sudah merupakan tujuan pembangunan dalam sektor  transportasi

Dalam perencanaan, perancangan dan penetapan berbaqai kebijaksanaan sistem transportasi, teori pergerakan arus lalu lintas

memegang peranan sangat penting.

Kemampuan untuk menampung arus lalu lintas sangat bergantung pada keadaan fisik dari jalan tersebut, baik kualitas maupun kuantitasnya, serta karakteristik operasional lalu lintasnya. Teori pergerakan arus lalu lintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan kebijaksanaan atau pemilihan sistem yang paling tepat untuk menampung lalu lintas yang ada, Untuk mempermudah penerapan teori pergerakan lalu lintas digunakan pendekatan matematis untuk menganalisa gejala yang berlangsung dalam arus lalu lintas. Salah satu cara pendekatan untuk memahami perilaku lalu

lintas tersebut adalah dengan

rnen jabarkannya dalam bentuk hubungan matematis dan graf is, Suatu peningkatan dalam volume lalu lintas akan menyebabkan ber ubahnya perilaku lalu tintas. Secara teoritis ter dapat hubungan yang mendasar antara volume ( flow  ) dengan kecepatan ( speed) serta kerapatan (density  ),

Hubungan antara kecepatan dan volume ini dipakai sebagai pedoman untuk menentukan nilai matematis dar i kapasitas

80

 jalan untuk kondisi ideal. Dengan

menggunakan hubungan antara kecepatan dengan volume lalu lintas, maka dapat diketahui peningkatan arus dan hasil kecepatan pada ruas jalan tertentu sampai ter  jadinya kemacetan pada jalur jalan tersebut. Dengan demikian dapat dipakai sebagai dasar dalam penerapan Manajemen lalu lintas (Traffi c Manajemen),

Studi ini bertujuan untuk :

1, Mencoba menggambarkan hubungan

variabel volume, kecepatan, dan kerapatan

dengan cara matematis dengan

menggunakan beberapa studi model pendekatan yaitu studi model linier  menurut Greenshields, studi model logaritma menurut Greenberg, dan studi model exponensial menurut Underwcods. Dari ketiga studi analisis model tersebut kemudian dianalisa sehingga didapatkan

model yang mendekati keadaan di

lapangan berdasarkan analisa statistik yang memberikan hasil dengan tin'gkat akurasi terbaik

2, Mengetahui karakteristik arus lalu lintas di  jalan Mondor oko dan MT. Haryono

Malang

T1NJAUAN PUSTAKA

Menurut Martin dan Brian (1967). dalam sebuah aliran lalu lintas pada suatu ruas jalan raya terdapat 3 (tiga) var iabel utama yang digunakan untuk mengetahui karakteristik ar us lalu lintas yaitu:

a, volume ( flow  ) adalah  jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tin jau tertentu pada suatu ruas jalan persatuan waktu

tertentu dan satuannya adalah

kendaraan/ jam, kendaraan Ihari,

b. kecepatan ( speed) adalah jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan pada suatu ruas jalan persatuan waktu dan satuannya adalah km/jam, atau m/dt

(4)

=

Volume 7 No 1, Juni 2006

C. kerapatan (density) adalah jumlah

kendaraan persatuan panjang jalan tertentu dan satuannya adalah kendI km.

Hubungan antara Kecepatan, Volume, dan

'Kerapatan

Hubungan dasar dari ketiga variabel lersebut selanjutnya dinyatakan dalam suatu hubunqan matematis sebagai berikut :

V =

O.Us

(1)

dimana:

V

=

Volume (kend/jam)

Us

= Space mean speed (km/jam)

o = Kepadatan (kend/km)

Hubungan antara kecepatan, volume, dan kerapatan tersebut dapat digambarkan secara grafis sebagaimana diperlihatkan pada

Gambar 1.

Volume

Hubungan antara kecepatan dan kerapatan menunjukkan bahwa kecepatan akan menurun apabila kerapatan bertambah, kecepatan arus bebas

(Uf  )

akan terjadi apabila kerapatan sama dengan nol, dan pada saat kecepatan sama dengan nol rnaka terjadi kemacetan ijem density).

Hubungan antara volume dan

kerapatan memperlihatkan bahwa kerapatan akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Volume maksimum (Vm) terjadi pada saat kerapatan mencapai titik Om (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah rnencapai titik ini volume akan rner.urun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titik OJ.

Model Linier Menurut Greenshields

Model ini adalah model paling awal yang tercatat dalam usaha mengamati perilaku lalu-lintas. Greenshields mengadakan studi pada jalur jalan di luar  kota Ohio, dimana kondisi lalu lintas memenuhi syarat karena tanpa gangguan dan bergerak secara bebas (steady state condition). Greenshields mendapatkan hasil bahwa hubungan antara kecepatan dan kerapatan bersifat linier . Model ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

- -

-Us

Uf-(Uf/Oj)O

(2)

dimana:

Us

=

Kecepatan rata-rata ruang

Uf 

=

Kecepatan rata-rata ruang keadaan

Om OJ

Kecepatan(0)

Vm Volume (V)

arus bebas

OJ

=

Jam density  (kerapatan pada saat

macet)

Gambar 1. Hubungan Oasar Antara Kecepatan (Us), Volume (V), dan Kerapatan (0)

Dari kurva terlihat bahwa hubungan mendasar antara volume dan kecepatanya adalah: dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangannya akan berkurang sampai volume maksimum tercapai. Setelah tercapai volume maksimum rnaka ~~cepatan rata-rata ruang dan volume akan berkurang. Jadi kurva ini menggambarkan dua kondisi yang berbeda dimana lengan atas untuk kondisi stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisi arus padat.

Hubungan antara volume dan

kerapatan didapat dengan merubah

persamaan (1) menjadi

Us

=

V/O kemudian disubstitusikan ke persamaan (2), maka diperoleh:

V

= Uf.

0 -

(Uf 

10j ) 02 ... .. ... (3)

Bila 0

=

V/ Us,

yang diperoleh dari persamaan (1) disubstitusikan ke persamaan (2), maka didapatkan hubungan volume dan kecepatan adalah:

(5)

- -.;. - ",,: .

.- ----

-Model Logaritma Greenberg.

Gee, ber g mendaoatkan hubungan

antara kecepatan dan kerapatan berbentuk

iogaritma dengan persamaan sebaga i berikut:

-

-Us

=

Um.ln(Dj/O)

(5)

di mana:

Urn

= Kecepatan pada saat volume

rnaksirnum

Dj

= Kerapatan pada saat mace!

Hubungan antara volume dengan kerapatan,

didapat dengan memasukkan Us

=

V

10 

ke

persamaan (5), maka akan diperoleh:

V

=

Urn.D.ln(D jlD).

. ..

(6)

Dan untuk hubungan antara volume dengan

kecepatan, maka

D

=

V I 

Us

disubstitusikan

ke peaan (5) didapat

-

--V

=

Us.Djexp.o-Us/Urn)

...

(7)

Model Eksponensial Underwood

Underwood mengemukakan suatu

hipotesis bahwa hubungan antar a kecepatan

dan ker apatan adalah merupakan hubungan

eksponensial dengan bentuk per samaan

sebagai berikut :

-

-METODE PENELITIAN Lokasi Survey

Pemilihan lokasi yang tepat akan

memberikan hasil yang baik, untuk itu kr iter ia di dalam memilih lokasi survey tersebut antara lain

a. Lokasi yang mempunyai hambatan

samping yang tinggi sehingga ada

kecendrungan pada  jalan tersebut

ker apatan lalu lintasnya tinggi sehingga

akan ter  jadi kemacetan (arus tidak sabil)

 Akhirnya  jalan yang dipilih adalah 'jalan

MT Haryono karen a jalan tersebut

mempunyai kr iter ia seperti di atas.

b. Setelah itu dilakukan pada bagian r uas

 jalan yang lur us di mana arus lalu

lintasnya berupa aliran konstan, pengar uh

akibat adanya persimpangan dan

gangguan lainnya adalah sekecil mungkin dan ditetapkan jalan Mondoroko.

Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan dan

lapangan adalah:data kecepatan ber upa

pencatatan waktu tempuh kendaraan selama

melewati panjang jalan yang diamati, yang

dilakukan secara manual dengan

menggunakana alat bantu stop w atch. Data

Us

=

Uf .

exp ( - D/Dm )

di mana

... (8) volume setiap jenis kendaraan yang dilakukan

secara manual dengan meng gunakan c ounter 

Uf 

= Kecepatan pada kondisi arus bebas

Dm . kerapatan pada saat volume maksimum.

Bila persamaan Os = V/D disubstitusikan ke

persamaan (8) maka hubungan volume dan

kerapatan didapat:

V = D.Of exp (-D/Dm ) '"  (9)

Sedangkan untuk mendapatkan hubungan

antara volume dan kecepatan , persamaan D

=

V I  Os disubstitusikan ke persamaan (8)

didapat:

V

=

Os.Dm.ln (Of/Os) (10)

Analisa Regresi dan Korelasi

Bila variabel tidak bebas y dan

var iabel bebas x mempunyai hubungan linier ,

maka f ungsi regresinya adalah :

y = a + bx (11)

Pengukuran untuk mengetahui seja uh mana

ketepatan fungsi regresi adalah dengan

melihat nilai koefisien determinasi (~) yang

didapat dengan mengkuadratkan nilai

koef isien korelasi.

82

Peri ode survey

Dalam penelitian ini untuk  jalan

Mondoroko survey dilaksanakan selama lima

har i yaitu hari senin, rabu,  jurnat, sabtu,

dan hari minggu, selama 14  jam per har i

(06.00 - 20.00). Sedangkan untuk  jalan MT

Haryono dilaksanakan satu yaitu hari sabtu.

selama 14 jam juga mulai dari pukul 06 .00 -20.00.

HA~LDANPEMBAHASAN

Hasil perhitungan antara kecepatan.

volume, dan kerapatan lalu lintas dengan

ketiga model seperti y";,~lg tele::n diuraikan

diatas adalah seperti pada Tabel 1 dan Tabe:

2. Di samping rumus model hubungan

terse but diatas, didapat  juga besarnya volume

maksimum (Vm), kecepatan saat volume

maksimum (Urn), kerapatan saat volume

maksimum (Drn), dan kerapatan pada saat

(6)

Volume 7 No 1, Juni 2006 Tabel 1, Model hubungan antara kecepatan, volume, dan kerapatan di Jalan MT. Haryono

Model

Greenshields

Geenberg 

Underwoods

 Arah Malang - Batu Us =,42,763 - 0.359. D V = 11.117 Us -2.786 US2 V = 42.763 0 - 0.359 Q2 r2 = 0.909 Us = 14.480. In (267 .640  / 0  ) - -V = 267.640 Us exp (- Us 114.480   ) V = 14.480 O. In ( 267.640 10   ) r> = 0.903 Us = 49.156.exp(-0/69.930) V = 69.930 Us . In ( 49.156 1 Us ) V = 49.1560.exp(-0/69.930) r2 = 0.937

 Arah Batu - Malang Us = 40.552 - 0.320 . D V  = 126.736 Us - 3.125 Us 2 V  = 40.5520- 0.320 .0 2 .r2 = 0.846 Us = 13.216.ln(313.5098/0) V = 313.5098 Us exp (-US 113.216) V = 13.2160.ln(313.5098/0) r2 = 0.845 Us = 46.063. exp (- 0  / 77.519 ) V :: 77.519 Us . In (46.0631 Us ) V = 46.0630.exp(-0/77.519) r2 = 0.868

Sumber : Hash analisis

Tabel 2. Model hubungan antara kecepatan, volume, dan kerapatan di jalan Mondor oko Model

Greenshields

Geenberg 

Underwoods

 Arah Malang - Singosar i Os = 60.550 - 0.273 . 0

V  = 221.960 Us - 3.666 US2

V = 60.550 0 - 0.273 Q2

r2 = 0.495 .

Os = 7.196. In (42835.615/0)

V :: 42835.615 Os. exp (-Os 1 7.196) V = 7.1960. In (42835.615 10) r2 = 0.501 Os = 61.004.exp(-0/195.695) V :: 195.6950s.1n(61.004 / 0s) v,. :: 61.004. Oexp (-01 195.695) ·r2 = 0.496

 Arah Singosar i - Malang Os = 58.823 - 0.236 . 0

V = 249.009 Os - 4.233 052

V  = 58.8230 - 0.236 . 0 2

r 2 = 0.496

Os = 6.334. In ( 103198 .590/0)

V :: 103198.59 Os. exp (-Os 1 6.334) V :: 6.334 O. In ( 103198 .590  / 0) f  = 0.572 Os :: 59.078. exp ( - 0/225 .989 ) V = 225.989 Os . In ( 59.0777 1 OS) V = 59.07770. exp ( - 0  / 225 .989 ) f  = 0.498

Sumber : Hasil analisis

Tabel 3. Vm, Urn, Om, OJ, dan Uf  Model Greenshields Malang - Batu Vm 1273.450 Um 21.3815 Om 59.5585 OJ 119.117 Uf  42.763 Batu - Malang 1284.850 20.276 63.368 126.736 40.552 Model Greenberg Vm Um Om OJ Uf  Malang - Batu 1425.685 14.480 98.459 267.640 "" Batu - Malang 1524.214 13.216 115.334 313.5098 "" Model Underwoods Vm Um Om OJ Uf  Malang - Batu 1264.580 18.084 69.930 "" 49.156 Batu - Malang 1313.595 16.063 77.519 "" 46.063 Sumber : Hasil Analisis

(7)

Model Greenshilds Malang - Singosari Vm 3359.946 Um 30.275 Om 110.980 OJ 221.960 Uf  60.550 Singosari - Malang 3661.886 29.412 124.504 249.009 58.823 Model Greenber  Vm Um Om Dj Uf   Malang - Singosari 113401.088 7.1962 15758.345

'"

"" Singosari - Malang 240477.566 6.334 37964.647 Model Vm Um Om OJ Uf  Underwoods Malang - Singosari 4391.802 22.442 195.695

'"

61.004 Singosari - Malang 4911.517 21.733 225.989

'"

59.078

Sumber: Hasil Analisis

Uf (kmljam) 42.763 40.552 Dj(smp/km) 119,117 126.736 Vm (smp/jam) 1273.450 1284.850 Um (km/jam) 21.3815  20.276 Om (smp/km) 59,5585 63.363 Volume 7 No 1, Juni 2006

Tabel 4. Vm, Om, Om, OJ, dan

Uf 

'"

'"

Selanjutnya penggambaran hubungan antara ketiga varia bel yang dianalisis berdasarkan ketiga model yang ditinjau.

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Jalan MT. Haryono

Oari tin jauan statistik ketiga model

pendekatan, harga koefisien determinasi (r 2)

model Underwoods memberikan hasil yang

paling besar yaitu 0.937 dan 0.868 sehingga

terdapat korelasi yang cukup baik, namun

kerapatan pada sa at macet (OJ) yang tidak

terhingga, maka model Underwoods dapat

dikatakan lernah. Oengan demikian meskipun dan tinjauan statistik koefisien determinasi kurang baik (0,909 dan 0.846) maka pada  jalan MT, Haryono, model Greenshields yang dapat dikatakan paling sesuai dibandingkan kedua model lainnya.

Berdasarkan model yang paling

sesuai pada kedua arah pergerakan yaitu

model Greenshields, maka karakteristik lalu

lintasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 5, Vm, Um, Om, Uf , OJJalan MT, Haryono

kerapatan pada saat mC!.c~t(OJ) ~1i1ainyajuga hampir sama. Jadi bisa dikatakan bahwa tidak

terdapat perbedaan kecepatan rnaup.m

kerapatan lalu lintas yang cukup rnendasar 

pada kedua arah pergerakan pada jalan MT.

Haryono. Begitu juga dengan volume

maksimum, kecepatan pada saat volume

maksimum (Om), dan kerapatan pada saat

volume maksimum (OJ) nilainyapun hamoir 

sama.

b. Jalan Mondoroko

Oari hasil yang diperoleh diatas dapat

dilihat bahwa data yang dikumpulkan dari

lapangan belum bisa mewakili semua

keadaan yang mungkin ditemui dalam suatu arus lalu lintas yang lengkap, Oari gambaran data tersebut terlihat bahwa data untuk kondisi

kerapatan tinggi tidak pernah didapat. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam studi ini, kondisi lalu lintas di jalan Mondoroko belum pernah mengalami masalah yang berkaitan dengan tingginY<3kerapatan lalu lintas. Dan hal ini juga

telah ditunjukkan oleh Harnen (1997), yang

menyimpulkan bahwa pada jalan Mondoroko kondisi arus lalu lintas masih dalam batas arus

 Arah Pergerakan Malang

-Balu

Batu -Malang

'

stabil. Sehingga akibatnya data yang

terkumpul tidak bisa mewakili keseluruhan

kondisi lalu lintas yang mungkin timbul yang

pad a akhirnya juga mempengar uhi ketepatan

analisis regresi data dan ketepatan ketiga

model yang ditinjau.

Oari tinjauan statistik ketiga model

Sumber: Hasil anal isis

Oari tabel di atas terlihat bahwa

kecepatan arus bebas (

Uf )

pada kedua arah

pergerakan nilainya hampir sama yaitu

42,763 km/jam dan 40,552 km/ jam serta

84

pendekatan harga koefisien determinasi (r2)

model Greenberg memberikan hasil yang

paling besar sehingga terdapat korelasi yang cukup baik, namun kerapatan jenuh (OJ) yang tidak terhingga maka model Greenberg dapat

(8)

..

dikatakan Iernah. Begitu juga dengan model Underwoods, walaupun koefisien determinasinya lebih besar dari model Greenshields, tapi kerapatan jenuhnya (Dj)  juga tidak terhingga. Dengan demikian walaupun dari tinjauan statistik korelasainya kurang baik maka sesuai karakteristik lalu lintas pada jalan tersebut, model Greenshields yang dapat dikatakan paling memenuhi dibandingkan kedua model lainnya.

Berdasarkan model yang memenuhi pada kedua arah pergerakan yaitu model Greenshields, maka karakteristik lalu tintas

pada jalan Mondoroko adalah sebagai berikut:

Tabel 6, Vm, Um dan Om, Uf, dan OJ

Volume 7 No 1, Juni 2006

Haryono). Untuk menguji hal ini perlu dilakukan studi lebih lanjut pada beberapa lokasi dengan kondisi geometrik jalan yang berbeda dan hambatan - samping yang berbeda pula,

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dengan menggunakan tiga model pendekatan pada kedua arah pergerakan  jalan Mondororko dan jalan MT. Haryono dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebaqai berikut:

1. Pada jalan MT. Haryono, model

 Arah Pergerakan SingosariMalang - Singosari -Malang Greenshields yang dapat dikatakan paling

memenuhi dibandingkan model

Uf (kmljam) 60.550 58.823

OJ(smp/km) 221.960 249,009

Vm (smp/jam) 3359.946 3661.886

Um (km/jam) 30 .276  29.412

Om (smp/km) 110.980 124,504

Sumber : Hasil analisis

Seperti pada jalan MT. Haryono,

Uf'

,

Dj, Vm, Om, maupun Dm besarnya hampir  sama, sehingga tidak terdapat perbedaan kecepatan maupun kerapatan lalu lintas yang cukup mendasar pada kedua arah perqerakan.

Pada model Greenberg, arus maksimum (Vm) dan kerapatan pada saat volume maksimum (Um) sangat besar , maka kecepatan rata-rata pada kondisi tersebut sangat rendah sehingga kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapanqan .

Berdasarkan besarnya kecepatan rata-rata yang telah didapat dan juga dapat dilihat pada gambar model hubungan kecepatan - volume, kecepatan - kerapatan, terlihat bahwa ada perbedaan kecepatan rata rata yang cukup mendasar pada kedua ruas  jalan yang diamati. Pada jalan Mondoroko

kecepatan rata-rata yang ter  jadi lebih tinggi dari jalan MT. Haryono. Hal ini disebabkan karena perbedaan karakteristik geometrik  jalan dan juga akibat dari hambatan samping  jalan tersebut, di '11":masecara umum ruas  jalan yang terpisahkan oleh median dan hambatan sampingnya rendah Galan Mondoroko) kecepatannya lebih tinggi dari  jalan yang tidak terpisahkan oleh median dan hambatan sampingnya tinggi Galan MT.

Greenberg dan Underwoods.

2, Berdasarkan model yang memenuhi di [alan MT. Haryono yaitu model Greenshields, maka karakteristik lalu lintas pada kedua arah pergerakan rata rata adalah sebagai berikut: volume maksimum (Vm) sebesar 1280 smp/jam, kecepatan dan kerapatan pada saat volume maksimum (Um dan Dm) masing masing sebesar 21, km/jam dan 60 smp/km, kecepatan arus bebas (Uf) adalah 41 km/jam, dan kerapatan pada saat macet (Dj) sebesar 125 srnp/krn.

3. Pada jalan Mondoroko yang dapat dikatakan paling memenuhi dibandingkan kedua model lainnya adalah model Greenshields.

4, Karakteristik arus lalu lintas di jalan Mondoroko menurut model yang paling memenuhi yaitu model Greenshields rata rata adalah sebagai berikut: volume maksimum (Vm) sebesar 3500 smp/jam, kecepatan dan kerapatan pada saat volume maksimum (Um dan Om) masing masing sebesar 30 km/jam dan 115 smp/km, kecepatan arus bebas (Uf) adalah 60 km/jam, dan kerapatan pada saat macet (OJ)sebesar 235 smp/km.

5. Tidak terdapat perbedaan kecepatan maupun kerapatan lalu lintas yang cukup mendasar pada kedua arah pergerakan , baik pada jalan Mondoroko maupun jalan MT. Haryono.

6, Adanya perbedaan kecepatan yang cukup mendasar pada kedua jalan yang diamati, di mana pada jalan Mondoroko

(9)

 Aplikasi . Biro Pusat Statistik, Penerbit Erlangga Jakarta

Volume 7 No 1, Juni 2006

kecepatannya lebih tinggi daripada jalan

MT Haryono. Saran

Perlu dilakukan studi lebih lanjut pada

beberapa lokasi dengan kondisi geometrik

 jalan yang berbeda dan hambatan

samping (side friction) yang berbeda pula.

2. Per lu juga dilakukan studi pad a lokasi

 jalanyang berbeda yaitu jalan di pusat

kota dan jalan di luar kota. DAFT AR PUST AKA

Bampfylde dkk (1979) Speed / Flow 

Relationships in Road Tunnel. Transport and Road Research Laboratory (TRRL), Crow Thorne, Berkshire.

Daniel, L.G, and Matthew, J.H. (1975)

Traffic Flow Theory  A Monograph,

Transportation Research Board, Washington

DC.

86

Duncan, N.C. (1974) Rural Speecl I 

Flow Relat i ons. Transport and Road Resear cr 

Laboratory (TRRL), Crow Thorne.

Directorate General Bina Mar g:;;

(1997). Indonesian Highway Capacity ManuE 

Directorate of Urban Road Development.

Mannering F.L., and Kilareski WF

(1990) Principle of Highway Engineering etv:

Traffic Analysis. John Wiley & Sons.

Martin,

w.,

and Brian V.M. (1967

Traffic System Analysis McGraw-Hili Book Company.

May,  A.D. (1990) Tracfic Flow 

Fundamental . Prentice Hall International Inc. New Jersey, USA.

Salter, RJ. (1976) Traffic Analysis

and Oesign. The Macmillan Press LTD., London.

Sudjana. (1996) Metoda Statistik 

Penerbit Tarsito Bandung

Gambar

Tabel  1,  Model  hubungan  antara  kecepatan, volume, dan  kerapatan  di  Jalan  MT.  Haryono Model
Tabel  4. Vm,  Om, Om, OJ, dan Uf 

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis hubungan antara volume dan kerapatan lalu lintas ini, diperoleh volume maksimum lajur tiga sebesar 337 smp / jam, dan untuk lajur empat sebesar 202 smp /

Tujuan dari penelitian adalah untuk studi hubungan antara kecepatan, volume, kerapatan dengan menggunakan model Northwestern dan dibandingkan dengan model Greenberg pada ruas

Dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,898, maka nilai koefisien determinasinya (KD) sebesar 0,8064 hal ini menunjukkan bahwa 80,64% motivasi kerja guru SMA Hasanuddin Lagoa

Dengan melihat karakteristik jalan yang berbeda, antara Jalan Tol Wiyoto Wijono dengan Jalan Padjajaran namun mendapatkan model yang sama, dapat disimpulkan bahwa

Penelitian dilakukan pada Jalan Darussalam Kota Lhokseumawe yaitu membuat hubungan matematis kecepatan, kepadatan dan volume lalu lintas dengan model Greenshields

Gambar 4.4 Hubungan antara Kecepatan dan Kerapatan Lalu Lintas Lajur Empat

lingkup pembahasan dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini difokuskan untuk lokasi penelitian dilakukan di ruas Jalan Slamet Riyadi Samarinda (2 arah),

Arus lalu-lintas (flow) adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik pada penggal jalan tertentu, pada periode waktu tertentu, diukur dalam satuan kendaraan